LANDASAN TEORI
16
perhitungkan untuk keperluan usaha penambangan, yang di maksud biaya usaha
hanyalah biaya real atau cash di keluarkan oleh pelaku usaha penambangan bijih
emas, sedangkan biaya yang tidak real atau cash keluarkan seperti biaya tenaga
kerja biaya rumah tangga, nilai sewa lahan usaha, usaha penambangan bijih emas,
biaya konsumsi, dll tidak di hitung sebagai biaya usaha penambangan.
III.5. Pengertian Produksi dan Biaya Produksi
Produksi Menurut Nurhayati (2009:55), bahwa produktivitas kerja adalah
kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumber daya atau
faktor produksi yang di gunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang di hasilkan dalam suatu usaha. Produksi berlangsung dengan jalan
mengolah masukan (Input) menjadi keluar (Ouput). Masukan merupakan
pengorbanan biaya yang tidak dapat di hindarkan untuk melakukan kegiatan
produksi setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat
menetapkan harga pokok barang yang di hasilkan, untuk menghitung biaya
produksi terlebih dahulu harus di pahami pengertianya.
Menurut Mulyadi (2004 : 14) Biaya Produksi biaya biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produksi jadi siap untuk di jual. Biaya produksi
adalh sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus di korbankan untuk
memproduksi, yang di maksudkan dengan rencana produksi teknik pertambangan
bijih emas dalam hal ini adalh skala (volume) besarnya produksi. Hal ini penting
untuk dasar perhitungan finansial lebih lanjut, semakin besar skala biaya produksi
usaha semakin besar pula kebutuhan modal dan biaya usaha penambangan. Oleh
itu penetapan rencana skala usaha di butuhkan banyak pertimbangan baik secara
teknis maupun ekonomis.
III.6. Sistem Penambangan
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti
ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar, dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan kerja yang baik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat
ditimbulkannya.
17
Sedangkan penambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan
bahan galian pada saat itu dari dalam kulit bumi baik, penggalian yang dilakukan
dipermukaan maupun dibawah permukaan bumi. Kegiatan penambangan dapat
dilakukan secara modern dengan menggunakan alat-alat mekanis dan juga
perencanaan dan manajemen yang sistematis, atau penambangan secara
tradisional (pertambangan rakyat).
III.7. Pengolahan Bijih Emas
Pengolahan biji emas primer dilakukan dengan menggunaka tromol dan
merkuri, semua bahan sebelum di olah, terlebih dahulu di tumbuk hingga halus,
dengan harapan tidak begitu banyak emas yang terbuang. Pengolahan emas pada
penambangan rakyat biasanya dilakkukan dengan cara menggunakan
tromol/gelundung. Tromol adalah suatu alat atau cara mengolah batuan tambang
emas yang paling dasar/konvensional dengana banyak di gunakan bersamaan
dengan menggunakan air raksa (merkuri).Pengolahan emas dari sejak jaman
Belanda di Indonesia, untuk emas primer yaitu dengan menggunakan tomol
kemudian di bakar di tempat pengolahan hingga menjadi emas murni yang
terpisa dari unsure logam lainya. Untuk biji primer, proses pengolahan pada
umumnya memerlukan peremukan dan pengerusan terlebih dahulu, dan biasanya
ukuran emas sangat kecil dan bukan merupakan emas bebas.
Tahapan penting yang sering di abaikan oleh hamper seluruh
pertambangan skala kecil adalah metode konsentrasi grafitasi. Pada umumnya,
pengolahan emas secara amalgamasi maupun sianidasi melakukan ekstraksi
langsung terhadap keseluruhan umpan biji, sehingga reagen kimia yang di
butuhkan cukup besar dan pembuanganya menyulikan. Oleh karena itu, setelah
tahap kominusi seharusnya di lakukan proses konsentrasi grafitasi untuk
mendapatkan konsentrat dan langsung di lakukan proses peleburan atau jika
kadarnya terlalu kecil di lanjutkan dengan proses sianidasi (Imelda, 2004).
III.8. Pengertian Pertambangan Rakyat
Istilah tambang rakyat secara resmi terdapat pada pasal 2 huruf n, UU No.
11 Tahun 1967 tentang ketentuan- ketentuan pokok pertambangan. Dalam pasal
ini di sebutkan bahwa pertambangan rakyat adalah satu usaha pertambangan
18
bahan-bahan galian dari semua galian a b dan c yang dilakukan oleh rakyat
setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong royong dengan alat-alat
sederhana untuk pencarian sendiri. Golongan A (Bahan galian strategis, seperti
minyak bumi,bitumen cair, lilin bumi,gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit,
batubara, uranium, nikel, kobalt, dan timah), Golongan B,(Bahan galian vital,
seperti besi, mangan, tembaga, timbali, emas, perak, intan, zircon, kristal kuarsa
dan belerang) Golongan C (Bahan galian yang termasuk bahan strategis dan vital
seperti marmer, kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, tanah liat, batu
permata, dan batu setengah permata) yang dilakukan oleh rakyat setempat secara
kecil-kecilan atau secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk
pencarian sendiri.
a. Bersifat sederhana
b. Skala kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
c. Batas luas maksimal 5 Hektar
19
III.9. Kegiatan Ekonomi Masyarakat
1. Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang hidup berinteraksi suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas yang sama (Koen Jaraningrat, 2000:146) Menurut Shadily (1993:47)
masyarakat adalah Golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia,
karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu
sama lain. Masyarakat yang di maksud adalah masyarakat Desa Anggai
Kecamatan Obi terhadap suatu kegiatan usaha penambangan.
2. Penambangan
Penambangan yang di maksud adalah penambangan bahan galian
golongan B berupa bijih emas di manfaatkan masyarakat sebagai tambang rakyat
pencarian karena mempunyai nilai ekonomi di lingkungan tambang. Kegiatan
pertambangan adalah bagian pembangunan ekonomi yang mendayagunakan
sumber daya alam dan di harapkan dapat menjamin kehidupan di masa yang akan
datang. Sumber daya alam terbarukan harus di kelola dapat berkelanjutan.
Secara teknis kegiatan pertambangan meliputi proses pembersihan lahan;
pengambilan dan penimbunan top soil serta over burden penambangan bahan
galian dan penimbunan kembali sehingga dapat memberikan dampak bentang
alam pelaksanaan pertambangan yang di harapkan dapat memberikan jaminan
penambangan dalam praktek rehabilitasi serta mengaplikasikan kaidah
berkelanjutan. Persoalan yang muncul akibat kegiatan penambangan yang kurang
20
tepat dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupaya penurunan
produktivitas tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah
longsor, penurunan biodiversitas flora dan fauna serta perubahan iklim. Selain
perubahan lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan perubahan sosial,
budaya dan ekonomi. Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak
hanya bersumber pembuangan limbah, tetapi juga karena perubahan teerhadap
komponen lingkungan yang berubah atau memindahkan fungsi-fungsi sosial.
Emakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar skala kegiatan
pertambangan, makin besar pula areal dampak yang timbulkan. Perubahan
lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak
dapat di kembalikan semula. Penurunan topografi tanah termasuk mengubah
aliran sungai, bentuk danau atau bukit selama masa pertambangan, sulit di
kembalikan kepada keadaan semula.
III.10. Biaya Operasional Penambangan Bijih Emas
1. Biaya Usaha = (Biaya Tetap)
2. Biaya Pokok = (Biaya Tidak Tetap)
a. Investasi Harta Tetap
Investasi harta tetap adalah biaya yang di gunakan untuk investasi harta
tetap. Harta tetap adalah sarana atau prasarana usaha yang mempunyai jangka usia
ekonomi atau usia ekonomi atau usia pemakaian yang panjang atau berumur
tahunan. Misalnya : biaya pembangunan basecamp, biaya peralatan, biaya sarana
penunjang, dll. Di dalam analisis (perhitungan) biaya investasi harta tetap di
hitung nilai atau biaya penyusutan.
b. Biaya Operasional Usaha
Biaya operasional yang di kemukakan oleh jopie jusuf (2008:33) adalah
sebagai berikut : “Biaya operasional atau biaya operasi adalah biaya –biaya yang
tidak berhubungan langsung dengan produk perusahan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahan hari-hari’’ secara umum biaya operasional dapat
di artikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang di
lakukan perusahan dan di ukur dalam satuan uang. Yaitu seluruh biaya yang di
21
gunakan untuk pelaksanaan proses produksi suatu usaha, biaya operasional usaha
di bedakan menjadi 2 (dua ) yaitu :
1. Biaya usaha atau biaya tetap (Fixed Cost/FC) Yaitu seluruh biaya yang di
keluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang besarnya
tetap (konstan), tidak di pengaruhi jumlah produk yang di hasilkan. Dengan
demikian biaya usaha dapat di artikan sebagai biaya tetap (Fixed Cost).
2. Biaya pokok produksi (Variable Cost/VC) Yaitu seluruh biaya yang harus
di keluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang
besarnya tidak tetap dan dan di pengaruhi jumlah produk yang di hasilkan .
dengan demikian biaya pokok produksi dapat di artikan sebagai biaya tidak tetap
(Variable Cost).
c. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan di perhitungkan terhadap investasi tetap. Biaya
penyusutan adalah biaya yang harus di keluarkan dan di peruntukan sebagai
pengganti investasi tetap, yang pada waktu tertentu tidak dapat di gunakan lagi
atau rusak. Karena biaya penyusutan di perhitungkan setiap tahun masa ekonomi
suatu alat maka biaya penyusutan di hiting sebagai biaya tetap (biaya usaha).
Dalam analisis finansial biaya penyusutan di hitung sebagai biaya tetap. Biaya
penyusutan (Syafri, 2002 : 56) di hitung dengan rumus :
D=C + S
n
Keterangan :
D = Biaya Penyusutan
C = Harga Biaya Tetap
S = Harga Biaya Penyusutan
n = Umur Ekonomi
22
d. Total Biaya Cost (Total Cost=TC)
Mengetahui hasil total biaya dengan rumus : TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Total Biaya
FC = Biaya Usaha
VC = Biaya Pokok
Oleh karena itu pendapatan usaha di sebut juga sebagai Laba usaha
penambangan. Pendapatan atau laba usaha di bedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Pendapatan / Laba Kotor
Penerimaan usaha di kurangi biaya pokok produksi atau biaya tidak tetap
b. Pendapatan Laba/ Usaha
Laba kotor di kurangi Biaya Usaha dan Biaya Penyusutan.
c. Pendapatan Bersih
Laba usaha yang telah di kurangi dengan pajak-pajak, bunga bank, dan
pajak lain yang berlaku
23
Untuk mendapatkan presentasi kondisi penambang emas dapat di lakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut. Persamaan ini di olah
dengan cara frekuensi di bagi dengan jumlah responden di kali 100 persen, seperti
di kemukakan Sumber : Santoso (2001) adalah sebagai berikut :
P = F x 100%
N
Keterangan :
P = Presentase terhadap kebutuhan ekonomi
F = Frekuensi Data
N = Jumlah Data Responden
24