I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini nyata dari adanya peningkatan jumlah permintaan pasokan akan
sumberdaya alam mineral bagi pemenuhan kebutuhan manusia dalam jumlah yang
mineral menjadi faktor penentu keberlanjutan dari lingkungan hidup dan aktivitas
Pada era desantralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah maka setiap daerah memiliki hak
Daerah (PAD) yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan
sebagai pihak yang memiliki modal berupa tekonologi yang tinggi diharapkan
2013).
Keberadaan sumber daya alam dimuka bumi ini sangat melimpah. Potensi
tersebut meliputi minyak, gas dan bahan-bahan mineral (Trisko, dkk., 2014).
Dioksida) yang dapat diperoleh dari silika mineral, nabati, dan sintesis kristal.
Salah satu senyawa silika mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
silicon untuk pembuatan panel surya yaitu kuarsa. Untuk keperluan ini dibutuhkan
Pasir kuarsa memegang peranan cukup penting bagi industri, baik sebagai
bahan baku utama maupun penolong. Sebagai bahan baku utama, pasir kuarsa
dipakai oleh industri semen, kaca lembaran, botol dan pecah belah, email
baik. Karena bukan tidak mungkin, dengan tidak adanya perencanaan kapasitas
produksi pada suatu industri akan membuat proses produksi menjadi tidak
memproduksi pasir silika yang bermutu sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan
4
galian yang digunakan untuk bahan pembuatan amplas, pembentuk badan keramik
bersama dengan bahan baku lainnya, bahan baku pembuatan gelas dan kaca, dan
lain-lain. Permasalahan yang terjadi yaitu PT. Mitra Prima Sulawesi melakukan
“Anilisis Kinerja Screening pada Tambang Pasir Silika Untuk Mencapai Target
B. Rumusan Masalah
dikemukakan adalah :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
5
1. Bagi Keilmuan
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi peneliti
A. Konsep Pertambangan
6
Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal (1) Butir (1) disebutkan Pertambangan
dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industri
Saat ini kegiatan pertambangan yang lebih dikenal adalah pertambangan untuk
komoditas mineral logam antara lain: emas, tembaga, nikel, bauksit dan
komoditas batubara. Selain komoditas mineral utama dan batubara ini, komoditas
Tahun 2009, menjadi batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan
C sudah tidak tepat lagi dan diganti menjadi batuan (Ricky, 2013).
B. Industri Pertambangan
7
industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan
M, 2011).
berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan
kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan semakin dalam
mencapai lapisan bumi jauh di bawah permukaan (Arif, 2007 dalam Ahyani M,
2011).
permintaan konsumen dengan baik. Karena bukan tidak mungkin, dengan tidak
adanya perencanaan kapasitas produksi pada suatu industri akan membuat proses
Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri
terutama pada manufactur dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat
tepat waktu serta dengan jumlah (kuantitas) yang sesuai dan juga dari sisi mutu
(kualitas) dari barang tersebut. Perusahaan akan selalu berusaha untuk memenuhi
2014).
C. Pasir Silika
pengertiannya dengan pasir putih, Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedirnen.
berasal dari rombakan batuan yang mengandung silikon dioksida (kuarsa - SiO2)
seperti granit, riolit, granodiorit. Endapan pasir kuarsa te{adi setelah melalui
proses transportasi, softasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa
dialam tidak pernah didapatkan dalam keadaan murni. Butir kuarsa dialam
magnetit (FeiO+), ilmenit (FeO, TiO2), limonit [FeO (OH)n H2O], pirit (FeSj),
[Ca: Na (Mg Fe2;* (Al, Fe3, Ti)3 Si8 O2r (O.OH)21, zirkon (Zr SiO+). dan bahan
organik dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkan
butiran pasir rnenjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni. Material
pengotor tersebut pada umumnya memberi warna pada pasir kuarsa, sehingga dari
pasir kuarsa diendapkan dalam penyebaran melebar, dengan ukuran butir yang
berbeda mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan fraksi ukuran kasar (2
Pasir silika atau pasir kuarsa adalah salah satu material alam yang
melimpah di Indonesia, tercatat bahwa total sumber daya pasir silika sebesar 18
miliyar ton. Permintaan pasir silika dengan kadar kemurnian yang tinggi untuk
10
pasir silika saat ini cukup pesat, seperti dalam industri ban, karet, gelas, semen,
beton, keramik, tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi, dan lain-
D. Pengayakkan (Screening)
Mesin ayak getar adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses
pengayakan, di mana prinsip kerjanya adalah putaran yang bersumber dari motor
listrik ditransmisikan ke poros dengan puli dan sabuk, kemudian poros berputar
tidak sesumbu yang disebabkan oleh gaya eksitasi dari massa tidak seimbang
dalam bentuk gaya sentrifugal. Pengaruh gaya eksitasi pada poros menyebabkan
ayakan bergetar, dan getaran dari ayakan inilah yang kemudian mengayak
bergerak secara relatif dan terjadi secara berulang-ulang dalam interval waktu
tertentu disebut getaran. Efek dari getaran dapat menimbulkan bunyi, merusak
benda yang didekatnya. Getaran terjadi karena adanya eksitasi baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar sistem, akan tetapi efek getaran yang ditimbulkan
sangat tergantung dari frekuensi eksitasi dan elemen-elemen dari sistem getaran
itu sendiri Eksitasi getaran secara praktis tidak mungkin dapat dihilangkan sama
eksitasi yang terjadi terhadap sistem. Pada umumnya getaran tidak diinginkan
karena dapat menimbulkan kerusakan. Namun demikian tidak semua getaran yang
11
dihasilkan menyebabkan efek yang tidak dikehendaki atau merugikan, tetapi ada
juga efek getaran yang dapat dimanfaatkan seperti pada sistem pengayak getar.
gaya eksitasi yang terjadi guna memisahkan material berdasarkan ukuran butir
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di
ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih dapat melintasi ayakan
bergantian sebagai operator, hal ini tentu akan membutuhkan biaya dan waktu
yang lebih untuk membuat suatu proses pekerjaan, oleh karena itu dicoba dibuat
alat pengayak pasir yang dapat meningkatkan produktifitas kerja operator dengan
suatu pekerjaan. Bagi para pekerja bangunan, proses pengayakan merupakan suatu
pekerjaan yang dilakukan untuk menghasilkan butiran yang dipilih seperti untuk
memplaster dinding, taman, dan keperluan lainnya. Saat ini, beberapa pekerjaan
biasanya membutuhkan satu atau dua orang tenaga untuk mengayak. Ayakan yang
digunakan juga sangat sederhana dan biasanya digunakan untuk beberapa kali
12
horizontal atau maju mundur. Proses ini kurang efisien baik dari segi waktu,
kondisi lapangan maupun kondisi cuaca, sehingga akan mengalami kendala secara
tidak langsung, jumlah ayakan yang dihasilkan terbatas, dan pekerjaan dilakukan
Mesin pengayak pasir adalah alat untuk mengayak material berupa pasir
maupun berupa batu yang sebelumnya tercampur. Mesin ini dapat mempermudah
pekerjaan operator dan memisahkan antara pasir dengan material lain yang
utama dan juga dapat digunakan secara manual. Beberapa jenis mesin pengayak
1. Grizzly screen, merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan
digerakkan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini
3. Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
ukuran.
13
bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran
peralatan mekanis yang terangkai menjadi satu rangkaian peralatan yang saling
berhubungan dalam operasi tersebut. Secara umum peralatan screening pasir silika
pada PT. Mitra Prima Sulawesi adalah sebagai berikut: Hopper, belt conveyor,
1. Hopper
berfungsi sebagai tempat penerima material umpan yang berasal dari lokasi
2. Feeder
Feeder adalah alat yang digunakan sebagai alat pengumpan yang berfungsi
untuk membantu atau mengatur keluarnya material umpan dari hopper yang akan
3. Belt Convayor
convayor adalah :
3. Centering devise, untuk mencegah agar belt tidak keluar dari rollernya.
4. Unit penggerak, pada belt convayor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh
adanya gesekan antara belt dengan pulley pengerak (drive pulley) karena
panjangnya belt.
6. Bending the belt adalah alat yang digunakan untuk melengkungkan belt
8. Pembersih belt convayor, adalah alat yang dipasang dibagian ujung bawah
convayor.
10. Motor pengerak adalah alat yang digunakan untuk memutar atau
4. Vibrating Screen
material berdasarkan besarnya dari lubang bukaan (opening) ppada ayakan yang
dinyatakan dalam milimeter (mm) atau dapat juga dinyakan dalam satuan mesh
(#). Pengertian mesh berdasarkkan ASTM adalah jumlah lubang bukaan (opening)
5. Rotary Screen
Rotary screen merupakan ayakan berputar dengan efisiesi yang baik dan
dan tidak jauh berbeda dengan vibrating screen. Rotary screen merupakan tahap
ayakan terakhir untuk mendapatkan ayakan ukuran lebih kecil dari 5 mm.
F. Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa relevan yang digunakan untuk sebagai
Crushint Plant Pada Tambang Andesit Untuk Mencapai Target Produksi 23000
dengan target produksi yang ditetapkan perusahaan sebesar 883 ton/hari atau 100
target produksi Antara lain yaitu upaya mengurangi waktu hambatan karena faktor
manusia maupun karena faktor alat, untuk mencapai efektifitas kerja yang
optimal, upaya penambahan umpan perlu dilakukan karena umpan yang masuk
kedalam Hopper yang terlalu sedikit sehingga target produksi tidak tercapai maka
dari itu perlu penambahan umpan sehingga tercapai target produksi yang di
inginkan, upaya perubahan setting pada alat peremuk yaitu primary jaw crusher
umpan masuk dan perbaikan pada waktu hambatan, sehingga tercapainya target
produksi yang di inginkan atau target produksi bisa di tingkatkan secara optimal.
judul “Analisis Kapasitas Produksi Pada PT. Mount Dreams Indonesia Dengan
yang ada saat ini masih dapat memenuhi besar permintaan pada tahun 2017
yang semula hanya sebesar 6950 Ton menjadi 15000 Ton. karena dengan
kapasitas gudang yang saat ini hanya sebesar 6950 Ton tidak akan mencukupi
Crushing Plant dan Alat Muat Dalam Rangka Peningkatan Target Produksi
17
maka perlu alat muat dan angkut yang besar pula untuk menyeimbangkannya.
Penggantian alat muat wheel loader 500 menjai 600 dan penambahan jumlah
dump truck yang semula 3 buah menjadi 4 buah untuk menyesuaikan dengan alat
mauat yang besar dan untuk tercapainya terget produksi sebesar 500 ton/jam.
di PT. Ometraco Arya Samanta dilihat dari waktu produksi yang tersedia dengan
metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP) dan menentukan kapasitas yang
Time), dan juga alternatif jangka panjang (penambahan mesin ditiap – tiap WS).
perubahan dalam masalah kekurangan kapasitas pada tiap – tiap WS, didapatkan 1
18
E. Kerangka Pikir
Pasir silika atau pasir kuarsa adalah salah satu material alam yang
melimpah di Indonesia, tercatat bahwa total sumber daya pasir silika sebesar 18
miliyar ton. Permintaan pasir silika dengan kadar kemurnian yang tinggi untuk
pasir silika saat ini cukup pesat, seperti dalam industri ban, karet, gelas, semen,
beton, keramik, tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi, dan lain-
penambangan pasir silika yang dikelola oleh PT. Mitra Prima Sulawesi dengan
luas IUP sebesar 176.6 HA. Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tambang
pemuatan dan pengangkutan. Pengelolaan pasir silika yang dilakukan oleh PT.
Mitra Prima Sulawesi terdiri satu unit alat screening untuk memisahkan antara
silika dengan pengotor, dengan sasaran produksi sekitar 20.000 ton/bulan. Namun,
target yang ditetapkan. Jika target produksi tidak tercapai maka perlu dilakukan
Bombana.
merupakan salah satu penghasil pasir silika dengan kadar SiO 1 tertinggi di
cadangan kami yang berusia panjang. PT. Mitra Prima Sulawesi memiliki IUP
B. Jenis Penelitian
analisis kuantitatif biasanya berupa data-data mentah untuk itu maka diperlukan
sistematis dengan fakta-fakta dengan interprestasi yang tepat, serta bukan hanya
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung
mengolah data secara langsung di lapangan yang sesuai dengan yang peneliti
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
dalam penelitian ini berupa sejarah perusahaan, letak dan kesampaian daerah,
penelitian ini.
23
Populasi dalam penelitian ini adalah produk pasir silika yang telah
Pemilihan sampel penelitian dalam purposive didasarkan atas ciri-ciri tertentu atau
Sampel dalam penelitian ini merupakan data selama satu bulan produksi.
Dalam penelitian yang di lakukan seorang peneliti mengambil data produksi pasir
Penentuan sampel yang berasal dari mesin screening, dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
E. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
berikut:
penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, sumber dan
pengaturan. Dalam penelitian perolehan data sangat luas serta mendalam, maka
perlu diklasifikasikan upaya yag dilakukan dalam penelitian ini, antara lain
sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Sugiono (2012), observasi adalah melakukan pengamatan secara
lapangan.
2. Wawancara
mua dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak
3. Dokumentasi
25
catatan dokkumen. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap dari data primer
yang diperoleh yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Data dari
dokumen akan digunakan sebagai data sekunder dan pendukung setelah observasi
dan wawancara.
4. Kepustakaan
seperti karya ilmiah, surat kabar , majalah, skripsi dan lain sebagainya untuk
menjawab masalah penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
karena faktor non-mekanis dan hambatan yang disebabkan karena faktor mekanis.
menjadi dua yaitu hambatan mekanis dan hambatan non mekanis. Hambatan ini
a. Hambatan Mekanis
26
Hambatan mekanis adalah hambatan yang berasal dari faktor mekanis alat.
penanganan kerusakan alat, servis, pengecekan alat dan antrian alat muat dan
angkut.
padahal alat dalam keadaan standby dan siap untuk digunakan (tidak ada
kerusakan). Adapun yang termasuk kedalam jenis hambatan non meknis yaitu
hujan, istirahat kerja, libur nasional, kondisi lapangan dan lain – lain.
Hopper
BC 1 aliran ke vibrating
screen
Stockpile BC 2
produk Vibrating screen
10-25 mm Pembuangan
BC overzise
Rotary Screen
BC 3
Stockpile
produk
5-10 mm
Gambar 3. Rangkaian Alat Screening
Gambar 5. hopper
2. Kinerja screening agar dapat bekerja secara optimal sehingga target dapat
tercapai.
tersebut. Jadwal kerja sangat berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan efisiensi
kerja per hari maka akan diketahui hasil yang diperoleh oleh alat tersebut. Adapun
……………………………… (1.1)
We = Wt – (Wn + Wu)
Keterangan :
……………………………………… (1.2)
E= x 100%
Keterangan :
E = Efisiensi
diantaranya yaitu :
Dengan rumus :
………………………………………………………………….. (2.1.1)
MA = x 100%
Di mana :
W = jam jalan/beroperasi
R = jam perbaikan/perawatan
Dengan rumus :
……………………………………….. (2.1.2)
PA = x 100%
Di mana :
W = jam jalan/beroperasi
S = jam standby
T = jam tersedia
30
digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat dapat digunakan
(available).
Dengan rumus :
Di mana :
W = jam jalan/beroperasi
S = jam standby
digunakan untuk beroperasi oleh suatu alat dari seluruh waktu yang tersedia.
Dengan rumus :
…………………………………….. (2.1.3)
EU = x 100%
Di mana :
W = jam jalan/beroperasi
T = jam Tersedia
Hasil data produksi perhari data ini merupakan laporan hasil kerja atau
hitungan jumlah produksi yang telah termuat di hopper. Data ini yang digunakan
untuk mengetahui berapa ton produksi yang didapat alat screening dalam 1 jam
bekerja.
pengolahan bahan galian dimana jumlah partikel umpan yang masuk dalam alat
pengolahan jumlahnya akan sama dengan jumlah material yang keluar. Jadi untuk
berikut :
Keterangan :
diambil kesimpulan setelah data tersebut selesai dianalisis sehingga didapat suatu
ANALISIS DATA
(Analisis Kuantitatif)
HASIL ANALISIS