Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Analisa Potensi Bahaya menggunakan metode Hazard and


Operability Study dan Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja
Pada Proses Penambangan Emas Tanpa Izin

Herry Djainal1*
Muhammad Djunaidi.2
Chairah Maulidyah3
Nilam Desiana Nurdin4
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara 1.2, Ternate Indonesia
Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Brawijaya 3, Malang
Program Studi Teknik Pertambangan UMMU4., Ternate Indonesia

* Corresponding author: herrydjainal01@gmail.com


Abstrak
Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Halmahera Selatan
mengakibatkan munculnya beragam permasalahan, dengan tidak menerapkan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Walaupun pemilik unit pengolahan
telah menerapkan beberapa standar atau prosedur keselamatan kerja, dalam
pelaksanaanya masih terdapat beberapa potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kasus kecelakaan kerja. Tujuan pada penelitian dilakukan untuk Identifikasi
dan pengendalian potensi bahaya dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Hazard And Operability Study (HAZOP). di Desa Manatahan Pulau
Manatahan Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Hasil obervasi
menemukan 25 potensi bahaya (hazard) dan kemudian digolongkan menjadi 5
sumber hazard. Berdasarkan penilaian level risiko, terdapat 2 sumber hazard
yang tergolong "Ekstrim", 3 sumber hazard yang tergolong "Risiko Tinggi",
dan 4 sumber hazard yang tergolong "Risiko Rendah". Penelitian ini
menghasilkan rekomendasi perbaikan berupa pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP), jadwal pelatihan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
worksheet penggunaan APD, lembar kontrol penggunaan APD, pemberian
rambu-rambu kondisi lalu lintas tambang, dan checklist keselamatan tambang.

Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, K3, Risk Analysis

34
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Abstract

Gold Mining Activities Without Permits (PETI) in South Halmahera Regency


have resulted in the emergence of various problems, by not implementing the
Occupational Health and Safety program. Even though the owner of the
processing unit has implemented several work safety standards or procedures, in
the implementation there are still several potential hazards that can lead to work
accident cases. The purpose of this research is to identify and control potential
hazards by using the Hazard And Operability Study (HAZOP) method. in
Manatahan Village, Manatahan Island, South Halmahera Regency, North Maluku
Province. The results of the observation found 25 hazard potentials (hazards) and
then classified them into 5 hazard sources. Based on the risk level assessment,
there are 2 hazard sources classified as "Extreme", 3 hazard sources classified as
"High Risk", and 4 hazard sources classified as "Low Risk". This research
resulted in recommendations for improvement in the form of a Standard
Operating Procedure (SOP), a training schedule for the use of Personal Protective
Equipment (PPE), a worksheet on the use of PPE, a control sheet for the use of
PPE, provision of signs for mining traffic conditions, and a mine safety checklist.

Keywords: Work Accidents, K3, Risk Analysis

1. Pendahuluan Sistem Manajemen


Keselamatan Kerja (SMK3) menurut
Aktivitas penambangan Emas
Kepmenaker 05 tahun 1996 adalah
Tanpa Izin (PETI) sangat berbahaya
bagian dari sistem manajemen secara
dan beresiko bagi keselamatan dan
keseluruhan yang meliputi struktur
kesehatan kerja sehingga perhatian
organisasi, perencanaan, tanggung
yang khusus harus diberikan untuk
jawab, pelaksanaan, prosedur,
mencegah insiden berbahaya yang
proses, dan sumber daya yang
dapat mengakibatkan kecelakaan
dibutuhkan bagi pengembangan,
kerja serius dan mematikan.
penerapan, pencapaian, pengkajian,
Ditemukan beberapa masalah K3
dan pemeliharaan kebijakan
yang terjadi khususnya di usaha kecil
keselamatan dan kesehatan kerja
dan Kecelakaan kerja merupakan
dalam pengendalian risiko yang
suatu kejadian yang tidak
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
direncanakan, tidak terkendali dan
terciptanya tempat kerja yang aman,
tidak dikehendaki (uplanned,
efisien, dan produktif. Sehingga
uncontrolled and undesired) pada
dengan adanya sistem menejemen
saat bekerja, yang disebabkan baik
kesehatan dan keselamatan kerja
ecara langsung maupun tidak
(SMK3) maka proses penerapan
langsung oleh tindakan tidak aman
kesehatan dan keselamatan kerja
dan atau kondisi tidak aman sehingga
(K3) dalam bidang penambangan
terhentinya kegiatan kerja.
dapat berjalan secara aman, efektif
dan efisien.

35
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Metode HAZOP merupakan perbaikan penerapan program


salah satu metode yangbanyak Keselamatan dan Kesehatan Kerja
digunakan untuk mengidentifikasi dengan pendekatan HAZOP dengan
jenispotensi kecelakaan kerja yang melakukan perangkingan OHS Risk
ada padaperusahaan. Secara Assessment and Control untuk
sistematis HAZOP bekerja mencari mengidentifikasi dan mengendalikan
berbagai faktor penyebab (cause) potensi bahaya yang terjadi pada
yang memungkinkan timbulnya pekerja Tambang Emas Tanpa Izin
kecelakaan kerjadan menentukan
konsekuensi yang merugikan sebagai Lokasi penelitian
akibat terjadinya penyimpangan Pulau Manatahan merupakan
sertamemberikan rekomendasi atau bagian pulau-pulau kecil dari Obi
tindakan yangdapat dilakukan untuk induk (Laiwui) yang berada di
mengurangi dampak daripotensi sebelah barat pulau Obi Manatahan
risiko yang telah diidentifikasi. memiliki lima Desa diaantaranya,
Menurut, Juliana, Anda Ivana Alam Pelita, Soa Sangaji, Jikohai,
(2008).. The Hazard and Operability Manatahan, dan Alam Kanangan.
Study (HAZOP) adalah standar Penelitian ini dilaksanakan di lokasi
teknik analisis bahaya yang kegiatan Penambangan Emas Tanpa
digunakan dalam persiapan Izin (PETI) Desa Manatahan.
penetapan keamanan dalam suatu
sistem baru atau modifikasi untuk
Pengumpulan Data
suatu keberadaan potensi bahaya atau
masalah operability nya. HAZOP Data untuk penelitian ini
adalah suatu metode identifikasi diperoleh dengan mencari sumber
bahaya yang sistematis teliti dan data primer dan sekunder. Data
terstruktur untuk mengidentifikasi primer didapatkan dengan cara
berbagai permasalahan yang observasi langsung di lokasi kegiatan
menganggu jalanya proses dan risiko penambangan dan pengolahan biji
yang terdapat pada suatu peralatan emas, dengan cara mengamati atau
yang dapat menimbulkan risiko mendokumentasikan hazard yang
merugikan bagi manusia/ fasilitas ditemukan di lapangan. Data
pada sistem. Dengan kata lain sekunder diperoleh dari pemerintah
metode ini digunakan sebagai upaya Desa Manatahan Kabupaten
pencegahan sehingga proses yang Halmahera Selatan dan para pekerja
berlangsung dalam suatu sistem mengenai kecelakaan yang terjadi
dapat berjalan lancar dan aman selama 3 tahun terakhir di baik di
lokasi penambangan maupun pada
2. Metode Penelitian unit pengelolaan bijih emas..
Jenis Penleltian Menurut data kecelakaan
Penelitian ini merupakan kerja terjadi, tahun 2018 - 2020
penelitian deskriptif, tentang terdapat 21 kasus kecelakaan kerja

36
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

ringan dan 3 kasus kecelakaan kerja tindakan pekerja, maupun kondisi


berat (diakibatkan oleh runtuhnya fisik pekerja, serta kualitas bahan
sistim penyangga). Kecelakaan penyangga kualitas rendah.
tersebut dipengaruhi beberapa faktor Pengolahan Data
seperti keadaan lingkungan kerja,

Untuk menentukan tingkat keparahan atau perangkingan (risk level)


dengan mempertimbangkan kriteria risiko sebagai berikut:
1. Likelihood (L) adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan ketika terpapar
dengan bahaya (kriteria likelihood dapat dilihat pada Tabel 1)

Tabel 1. Kriteria Likelihood

Likelihood
Description
Level Criteria
Kualitatif Kuantitaif
1 Jarang Dapat di pikirkan tetapi tidak Kurang dari 1
Terjadi hanya saat keadaan yang ekstrim kali per 10 tahun
2 Kemugkinan Belum terjadi tetapi bisa muncul/ Terjadi 1 kali
Kecil terjadi pada suatu waktu per 10 tahun
3 Mungkin Seharusnya terjadi dan mungkin 1 kali per 5
telah terjadi/ muncul disini atau tahun sampai
di tempat lain satu kali
pertahun
4 Kemungkinan Dapat Terjadi dengan mudah, Lebih 1 kali per
Besar mungkin muncul dalam keadaan tahun sampai
yang paling banyak terjadi satu kali
perbulan
5 Hampir pasti
Sering terjadi, diharapkan Lebih dari 1 kali
muncul dalam keadaan yang per bulan
pa;ling banyak terjadi
Sumber: UNSW Health and Safety (2008)

2. Severity atau tempat consequences (C) adalah tingkat yang menunjukkan


keparahan cidera dan kehilangan hari kerja (kriteria severity dapat dilihat pada
Tabel 2).

Tabel 2 Kriteria Consquemces Seurity

Consquemces / Seurity
Level Uraian Keparahan Cidera Hari Kerja
1 Tidak Kejadian tidak menimbulkan Tidak
signifikan kerugian atau cedera pada menyebabkan
manusia kehilangan kerja
2 Kecil Meringan /kerugian kecil dan Masih dapat
tidak menimbulkan dampak bekerja pada hari/

37
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

serius terhadap kelangsungan shift yang sama


bisnis
3 Sedang Cedera berat dan dirawat dirumah Kehilangan hari
sakit, tidak menimbulkan cacat kerja 3 hari
tetap kerugian finansial sedang
4 Berat Menimbulkan cedera parah dan Kehilangan hari
cacat tetap dan kerugian finansial kerja 3 hari
besar serta menimbulkan dampak
serius terhadap kelangsungan
usaha
5 Bencana Mengakibatkan korban meninggal Kehilangan hari
dan kerugian parah bahkan dapat kerja Selamanyai
menghentikan kegiatan usaha
Sumber: UNSW Health and Safety (2008)

Analisis Data menjadi lebih kecil. Perkalian antara


Analisis potensi bahaya serta nilai nilai likelihood dan consequenc.
pengendalian risiko pada penelitian Setelah menentukan nilai likelihood
ini mengunakan metode Hazard dan consequences dari masing –
Identification Risk Assessment and masing sumber hazard, maka
Risk Control (HIRARC). Metode diperoleh tingkat bahaya/ risk level
HIRARC di lakukan dengan beberapa pada risk matrix. Hasil dari perkalain
tahapan, yaitu: digunakan untuk melakukan
1) identifikasi bahaya yang perangkingan terhadap sumber
berpotensi dari perkerjaan hazard yang nantinya akan dilakukan
yang di lakukan, rekomendasi perbaikan.
2) identifikasi bahaya yang
mungkin terjadi dari suatu 3. Hasil dan Pembahasan
pekerjaan Penyebab kecelakaan kerja
3) melakukan analisis risiko disebabkan langsung oleh tindakan
dan dampaknya, tidak aman (unsafe act) dan kondisi
Berdasarkan ketiga analisa tidak aman (unsafe condition)
tersebut, kemudian dilakukan sehingga menyebabkan terhentinya
penilaian/ pembobotan risiko yang suatu kegiatan operasional terhadap
akan di terima yaitu dengan manusia maupun terhadap alat.
parameter Likelihood, Severity, dan Penyebab kecelakaan kerja
Exposure mengunakan standar disebabkan langsung oleh tindakan
AS/NZS 4360, 1999. Dari nilai yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi
telah dicapai kemudian dilakukan tidak aman (unsafe condition)
perencanaan pengendalian risiko sehingga menyebabkan terhentinya
dengan melihat total nilai dari suatu kegiatan operasional terhadap
parameter yang ada dan analisis dari manusia maupun terhadap alat.
dampak yang ditimbulkan sehingga Penilaian Risiko
dapat menekan angka ditimbulkan

38
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Prosedur yang ditetapkan oleh Potensi Bahaya dan Sumber


UNSW sebagai dasar penilaian risiko Bahaya
dan pengendaliannya (risk Hasil studi lapangan
assessment and control) adalah menunjukkan bahwa lingkungan
sebagai berikut (UNSW Health and kerja baik pada kegiatan
Safety, 2008): penambangan maupun pengolah bijih
emas saat, dengan penerapan sistem
1. Identifikasi aktivitas.
Tambang bawah Tanah
2. Identifikasi siapa yang mungkin
(underground) ini berpotensi
akan terkena risiko pada
mengganggu kesehatan manusia,
aktivitas tertentu.
misalnya pada tahap awal penggalian
3. Identifikasi bahaya.
untuk pembuatan tunel (terowongan)
4. Identifikasi risiko yang terkait.
dan pembuatann sistem penyanggan.
5. Memberi nilai pada risiko
Tahap penggalian ini diawali
dengan control yang ada.
dengan proses awal yaitu melakukan
6. Mengidentifikasi control
identifikasi lokasi keterdapatan bijih
tambahan yang sesuai.
emas setelah didapatkan lokasi mana
7. Menilai ulang risiko.
yang terdapat bijih emas maka tahap
8. Membuat semua daftar prosedur
selanjutnya adalah melakukan proses
keadaan darurat yang
penggalian dengan melakukan
berhubungan dengan aktivitas
lubang bukaan tambang sehingga
tertentu.
didapatkan bijih emas yang
9. Melaksanakan pengendalian
berukuran sedang. Berdasarkan hasil
risiko.
observasi lapangan terdapat beberapa
10. Membuat daftar dokumen
potensi bahaya yang diakibatkan
legislative yang terkait dengan
pada proses penambangan batu
penilaian risiko.
11. Otorisasi penilaian risiko. andesit. Potensi bahaya tersebut
digolongkan atas 3 faktor yaitu
12. Menandatangani penilaian
faktor manusia atau pekerja, faktor
risiko.
bahaya pada proses penambangan
13. Mengamati kontrol yang telah
serta faktor bahaya pada proses
dilakukan.
pengolahan bijih emas. Adapun
Tingkat bahaya (Risklevel
temuan hazard atau potensi bahaya
menurut Sumber: UNSW Health and
dapat dilihat pada tabel 3.
Safety, 2008 seperti pada gambar 1
berikut ini :

Sumber: UNSW Health


and Safety, 2008
Gambar 1. Tingkat bahaya
(Risklevel )

39
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Tabel 3. Potensi dan Sumber Bahaya di Tempat Kerja

No Potensi Bahaya Sumber bahaya Jumlah


Temuan
1 Sikap Pekerja Sikap pekerja 6
2 Penggalian Serpihan Material 3
Kebisingan 2
3 Pembuatan sistim Serpihan gergaji 1
penyangga
Reruntuhan 3
dinding
(buruknya sistim
penyangga)
4 Penambangan Kebisingan 3
5 Pengolahan Asap 1
Kebisingan 1
Bau 1

Potensi bahaya yang dapat Berdasarkan hasil wawancara


terjadi padatahap ini adalah pekerja yang dilakukan, maka jumlah tingkat
akan terkena serpihan bijih/ore akibat bahaya kecelakaan kerja yang
proses penggalian. Selain itu apabila diklasifikasikan terhadap nilai
proses pembuataan sistem penyangga Likelihood (L) dengan Concequences
tidak sesuai atau kesalahan dalam (C) sesuai dengan peluang dan resiko
prediksi kekuatan material berbahan tingkat keparahan. Penetapan nilai
kayu maka akan dapat menyebabkan Likelihood (L) dan Concequences
kematian serta kerusakan (C) pada Tabel sebagai berikut
lingkungan.
:
Tabel 4. Penetapan Nilai Likelihood (L) dan Concequences (C)

No Sumber Likelhod (L) Consecuens


Haszard (C)
1 Sikap pekerja 5 5
2 Serpihan 4 2
Material
3 Kebisingan 4 4
motor
penggerak
4 Serpihan 3 5
gergaji
5 Reruntuhan 3 2
dinding
(buruknya
sistim

40
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

penyangga)
6 Kebisingan 3 3
kegiatan
penggalian
7 Asap 3 3
8 Kebisingan 2 3
pada mesin
pengolahan
9 Bau 1 1

Setelah penetapan nilai dimasukkan kedalam matris resiko


Likelihood (L) dan Concequences sehingga akan didapatkan peringkat
(C) maka langkah selanjutnya adalah resiko serta mengetahui peringkat
mangalikan nilai Likelihood (L) dan yang berniali ekstrim untuk diberika
Concequences (C) sehingga hasil rekomendasi perbaikan, Seperti yang
perkalian nilai tersebut akan terlihat ada tabel 5.

Tabel 5. Penetapan Matriks Resiko

No Sumber Likelhod Consecuens Lx Warnah Risk


Haszard (L) (C) C Level
1 Sikap pekerja 5 5 25 Ekstrim
2 Serpihan 2 2 4 Rendah
Material
3 Kebisingan 4 4 8 Tinggi
motor
penggerak
4 Serpihan 1 3 3 Rendah
gergaji
5 Reruntuhan 3 7 21 Ekstrim
dinding
(buruknya
sistim
penyangga)
6 Kebisingan 3 3 9 Tinggi
kegiatan
penggalian
7 Asap 3 3 9 Tinggi
8 Kebisingan 2 2 4 Rendah
pada mesin
pengolahan
9 Bau 1 3 3 Rendah

Berdasarkan Tabel 5, maka ekstrim yaitu sikap pekerja,


dapat dilihat terdapat dua potensi buruknya sistem penyangga yang
kecelakaan kerja yang bernilai digunakan. Maka dari itu kedua

41
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

potensi kecelakaan kerja tersebut 3) Rutin dalam melakukan razia di


harus diprioritaskan untuk jalan angkut batubara. Menjaga
mendapatkan rekomendasi perbaikan waktu razia yang dilakukan dan
Pada kegiatan penambangan tegas tanpa memandang jabatan
EmasTanpa Izin (PETI) yang terhadap siapa sajayang
dilaksanakan oleh kelompok melanggarnya.
masyaraat di desa manatahan ini 4) Tegas dalam menerapkan aturan
Dalam proses identifikasi dan perusahaan bahwasetiap tamu
melakukan analisis potensi bahaya yang berkunjung ke perusahaan
maka dapat dilakukan dengan harusmelakukan induksi K3.
menggunakan metode Hazard and 5) Rutin melakukan evaluasi K3
Operability Study (HAZOP). Untuk sehingga segalaperkembangan
mengurangi atau menghilangkan yang menyangkut K3 yang terjadi
bahaya yang dapat menyebabkan dilokasi kerja dapat segera
kecelakaan di tempat kerja maka diketahui pimpinan dan dapat
diperlukan suatu manajemen risiko segera ditindaklanjuti.
kegiatannya meliputi identifikasi
bahaya, analisis potensi bahaya, 4. Kesimpulan
penilaian risiko, pengendalian risiko, Adapun kesimpulan pada penelitian
serta pemantauan dan evaluasi. ini adalah :
1. Potensi kecelakaan kerja pada
Manajemen Keselamatan Kerja proses penambangan adalah
Manajemen harus bergerak a. Potensi pada sikap pekerja
aktif untuk mencapai targetzero tidak memenuhi persyaratan
accident dengan melakukan standard dalam keselamatan
sosialisasi kepada parapekerja kerja dan prosedur bekerja
mengenai pentingnya K3 pada saat yang baik.
melakukan pekerjaan, melakukan b. Runtuhnya dinding lubang
pelatihan-pelaihan mengenai K3dan bukaan tambang diakibatkan
memasang poster-poster atau rambu- rendahnya kualitas mutu bahan
rambu K3 disekitar lokasi kerja. penynggaan yang digunakan.
Selain itu manajemen juga 2. Upaya pengendalian terhadap
harusmemperketat pelaksanaan potensi kecelakaan kerja adalah
aturan-aturan yang berlaku,seperti: a. Melakukan pengawasan
1) Sebelum menuju lokasi kerja, terhadap para pekerja serta
sebaiknya setiappimpinan tentang pentingnya
departemen memberikan penggunaan APD
pengarahan b. Memberikan rambu-rambu
2) kepada bawahannya mengenai tentang kondisi tempat kerja
K3, memeriksakelengkapan APD baik pada lubang bukaan
dan kelayakan unit kendaraan maupun unit pengelolaan.
yang dipakai.

42
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 34 - 43

Ucapan terimakasih Feedwater System di


Ucapan terimakasih terhadap Kepala Unit Pembangkitan
Desa Manatahan yang memberikan Paiton PT. PJB.
bantuan akomodasi (tempat tinggal) Surabaya: Politeknik
selama penulis melakukan kegiatan Perkapalan Negeri
penelitian di desa Manatahan, dan Surabaya.
atau latar belakang dilakukannya Pujiono, 2013. Analisis Potensi
penelitian (pemberi hibah/research Bahaya Serta
grant) atau nama-nama kontributor Rekomendasi Perbaikan
yang tidak masuk kualifikasi sebagai Dengan Metode Hazard
penulis utama naskah. And Operability Study
(HAZOP) Melalui
Daftar Pustaka Perangkingan Ohs Risk
Assessment And Control.
Iskandar, Muhaimin. 2010.
Jurnal Teknik Industri
Peraturan Menteri
Fakultas Teknik,
Tenaga Kerja dan
Universitas Brawijaya.
Transmigrasi Republik
P: 253-264
Indonesia Nomor
UNSW Health and Safety (2008).
PER.08/MEN/VII/2010
Risk Management
tentang Alat Pelindung
Program. Canberra:
Diri. Jakarta: Kementrian
University of New South
Tenaga Kerja dan
Wales.
Transmigrasi RI.
http://www.ohs.unsw.edu
Juliana, Anda Ivana (2008).
.au/ohsriskmanagement/
Implementasi Metode
index.html. (diakses 17
Hazops dalam Proses
Februari 2020).
Identifikasi Bahaya dan
Analisa Risiko Pada

43

Anda mungkin juga menyukai