Technology
Homepage: https://journal.ilmudata.co.id/index.php/ijmst
Vol. 1 No. 2 ( 2023) pp: 50- 60
P- ISSN: 2986 -6790 , e- ISSN: 2986 -6782
Abstrak
Perusahaan pertambangan sudah membekali tingkat keamanan yang terkait dengan K3, namun masih terjadi kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, ledakan, longsoran, dan pencemaran lingkungan. Penyebab kecelakaan kerja
disebabkan oleh tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan lingkungan atau kondisi
tidak aman (unsafe condition). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi bahaya pada kegiatan penambangan dan
mengetahui pengendalian resiko pada kegiatan penambangan. Penelitian ini dilaksanakan di PT Vale Indonesia Tbk yang
berada di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode HIRARC
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control). Pengambilan data mengenai identifikasi bahaya dan pengendalian
resiko dengan analisis semi kuantitatif. Pengambilan data mengenai identifikasi bahaya dan pengendalian resiko dengan
analisis semi kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 14 potensi bahaya dan 2 kecelakaan. Pengendalian resiko
dilakukan dengan pengendalian hirarki yang terdiri atas metode eliminasi, subtitusi, rekayasa, administratif, dan APD.
Kata kunci: : Potensi Bahaya, Pengendalian Resiko, HIRARC.
Studi Potensi Bahaya Dan Pengendalian Risiko Pada Area Penambangan Bijih Nikel Menggunakan Metode
Hirarc di PT Vale Indonesia Tbk
50
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
Program Keselamatan Kerja, dibuat dan akan digunakan yaitu SOP K3 PTVI, Risk Assesment,
dilaksanakan untuk mencegah kecelakaan, kejadian Risk Matriks.
berbahaya, kebakaran, dan kejadian lain yang
Tahap Pengolahan Data
berbahaya dan menciptakan budaya keselamatan kerja.
Kejadian berbahaya merupakan kejadian yang dapat Tahapan pengolahan data menggunakan analisis
membahayakan jiwa atau terhalangnya produksi. penilaian risiko kemudian membuat rancangan
Kecelakaan atau kejadian berbahaya dilaporkan sesaat pengendalian risiko dan menganalisa risiko sisa setelah
setelah terjadinya kecelakaan atau kejadian berbahaya. mengendalikan risiko. Nilai yang sudah dibobot,
Program keselamatan kerja disusun dengan mengacu dilakukan pembobotan total dengan cara sesuai dengan
kepada peraturan perundang-undangan, kebijakan, persamaan berikut:
kebutuhan, dan proses manajemen resiko [1].
Nilai risiko = probability x severity
Penulis tertarik untuk melakukan analisis risiko
bahaya menggunakan metode HIRARC pada kegiatan Total dari nilai akan menetukan pengklasifikasian
bahaya dan risiko kedalam tingkatan pengendalian.
penambangan bijih nikel di PT Vale Indonesia Tbk,
Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan Dapat dilihat sebagai berikut:
untuk mengetahui potensi bahaya pada kegiatan Tabel 1. Severity/keparahan (standar AS/NZS 4360:2004)
penambangan bijih nikel PTVI dan mengetahui
Level Penjelasan
pengendalian risiko pada kegiatan penambangan bijih
nikel PTVI. 2 Minor
Tidak terjadi cidera, kerugian materi kecil,
tidak ada waktu yang hilang.
2. Metode Penelitian 4 Moderate
Kecelakaan cidera ringan, P3K,
penanganan di lakukan tanpa bantuan
Penelitian ini menggunakan metode Hazard pihak luar, dan kerugian materi sedang.
Identification Risk Assessment and Risk Control Kecelakaan cidera berat, cacat sementara,
(HIRARC) yaitu serangkaian proses mengidentifikasi 8 Serious
memerlukan perawatan medis, penanganan
bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun ditempat dengan bantuan pihak luar,
kerugian materi sedang.
non rutin di perusahaan kemudian melakukan
penilaian risiko dari bahaya tersebut lalu membuat Kecelakaan cidera berat, cacat
16 Criticalpermanen/kehilangan kemampuan
program pengendalian bahaya tersebut agar dapat produksi, penanganan luar area tanpa efek
meminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah negative, kerugian materi besar.
[4]. Kecelakaan berakibat kematian,
32 Catastrophic terhentinya produksi secara total, kerugian
Metode pengambilan data pada rencana penelitian materi sangat besar.
ini dimulai dari tahap pendahuluan, tahap pengambilan
data, tahap pengolahan data, tahap penyusunan laporan Tabel 2. Probability/kemungkinan (standar AS/NZS 4360:2004)
penelitian, tahap seminar dan evaluasi. Level Penjelasan
2 Minor 4 6 10 18 26
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
51
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
52
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
53
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, Februari 2023
Tabel 5. Identifikasi bahaya dan risiko tertimpa pohon Penilaian risiko sisa
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
54
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
Tabel 11. Identifikasi bahaya dan risiko mengenai kabel jaringan Hasil data pengamatan langsung pada
Penilaian risiko aktifitas merebahkan pohon di lahan penambangan
menghasilkan data penilaian risiko adapun data yang
Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat dihasilkan berupa probability (P) 5, severity (S) 16,
P S R Risiko
setelah itu dilakukan perkalian untuk mengetahui nilai
Pengupasan Mengenai risiko maka dihasilkan risk score (R) 80, hasil dari
Tersenga
tanah penutup kabel 5 16 80 High
(Stripping) jaringan.
t listrik proses penilaian risiko dapat dikategorikan dalam
tingkat risiko high. Pada saat dilakukan pengendalian
Hasil data pengamatan langsung pada risiko tingkat keparahannya berkurang menjadi 4
aktifitas merebahkan pohon di lahan penambangan dengan nilai risiko 20 tingkat risiko low pada tabel 13.
menghasilkan data penilaian risiko adapun data yang memperlihatkan hasil identifikasi bahaya dan tabel 14.
dihasilkan berupa probability (P) 5, severity (S) 16, pengendalian risiko dan risiko akhir.
setelah itu dilakukan perkalian untuk mengetahui nilai
Tabel 14. Pengendalian dan risiko sisa.
risiko maka dihasilkan risk score (R) 80, hasil dari
proses penilaian risiko dapat dikategorikan dalam Penilaian risiko sisa
Pengendalian risiko saat ini Nilai Risiko
tingkat risiko hight. Pada saat dilakukan pengendalian Tingkat
P S R Risiko
risiko tingkat keparahannya berkurang menjadi 4
dengan nilai risiko 20 tingkat risiko low pada tabel 11. Tutup kaca cabin shovel.
memperlihatkan hasil identifikasi bahaya dan tabel 12. (ADMINISTRATIF)
pengendalian risiko dan risiko sisa. Menggunakan kaca mata safety. 5 4 20 Low
(ADMINISTRATIF)
Tabel 12. Pengendalian dan risiko sisa. Menggunakan dust mask.
Penilaian risiko sisa (ADMINISTRATIF)
Pengendalian risiko saat ini Nilai Risiko Tingkat
P S R Risiko 6. Material di area OB lunak/lembek.
Tidak terburu-buru saat bekerja, Tabel 15. Identifikasi bahaya dan risiko material di area OB
selalu memperhatikan kabel listrik lunak/lembek
agar boom dan arm tidak mengenai 5 4 20 Low Penilaian risiko saat ini
kabel listrik pada saat Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat
menggali/memarkir unit.
(ADMINISTRATIF) P S R Risiko
Shovel
Pengupasan
5. Debu Material di amblas
tanah
area OB di 5 8 40 Medium
penutup
lunak/lembek. loading
(Stripping) point.
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
55
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
7. Material jatuh dan mengenai Shovel. mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R)
Tabel 17. Identifikasi bahaya dan risiko terlalu dekat dengan tebing.
80, hasil dari proses penilaian risiko dapat
Penilaian Risiko dikategorikan dalam tingkat risiko high. Pada saat
Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya
P S R Risiko berkurang menjadi 4 dengan nilai risiko 20 tingkat
Terlalu Material risiko low pada tabel 19. memperlihatkan hasil
Penggalian dekat jatuh dan
5 8 40 Medium identifikasi bahaya dan Tabel 20. pengendalian risiko
(Mining) dengan mengenai
tebing. Shovel. dan risiko akhir.
Tabel 20. Pengendalian dan risiko sisa.
Hasil data pengamatan langsung pada Penilaian risiko sisa
kegiatan loading menghasilkan data penilaian risiko. Pengendalian Nilai Risiko Tingkat
Adapun data yang dihasilkan berupa probability (P) 5, P S R Risiko
severity (S) 8, setelah itu dilakukan perkalian untuk Tidak mendekat atau menjaga jarak
mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R) pada saat dump truck melakukan 5 4 20 Low
dumping. (ADMINISTRATIF)
40, hasil dari proses penilaian risiko dapat
dikategorikan dalam tingkat risiko medium. Pada saat 9. Memaksakan alat bekerja
dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya
Tabel 21. Identifikasi bahaya dan risiko memaksakan alat bekerja.
berkurang menjadi 2 dengan nilai risiko 10 tingkat Penilaian Risiko
risiko low pada tabel 17. memperlihatkan hasil Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat
identifikasi bahaya dan table 18. pengendalian risiko P S R Risiko
dan risiko akhir. Penggalian Memaksakan
Rod
silinder 5 8 40 Medium
Tabel 18. Pengendalian dan risiko sisa. (Mining) alat bekerja
patah.
Penilaian risiko sisa
Pengendalian Nilai Risiko Tingkat Hasil data pengamatan langsung pada
P S R Risiko kegiatan mining menghasilkan data penilaian risiko.
Memastikan alat tidak terlalu dekat Adapun data yang dihasilkan berupa probability (P) 5,
dengan tebing. (ADMINISTRATIF) severity (S) 8, setelah itu dilakukan perkalian untuk
Selalu memperhatikan material yang 5 2 10 Low mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R)
berpotensi jatuh/longsor di area loading. 40, hasil dari proses penilaian risiko dapat
(ADMINISTRATIF)
dikategorikan dalam tingkat risiko medium. Pada saat
8. Jarak pengawas terlalu dekat dengan shovel. dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya
berkurang menjadi 2 dengan nilai risiko 10 tingkat
risiko low pada tabel 21. memperlihatkan hasil
identifikasi bahaya dan Tabel 22. pengendalian risiko
dan risiko akhir.
Tabel 22. Pengendalian dan risiko sisa.
Penilaian risiko sisa
Pengendalian Nilai Risiko Tingkat
P S R Risiko
Tidak mendorong arm maksimum keluar
(end stroke) pada saat menggali. 5 2 10 Low
(ADMINISTRATIF)
10.Over speed
Tabel 19. Identifikasi bahaya dan risiko jarak pengawas terlalu dekat
dengan shovel.
Penilaian Risiko
Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat
P S R Risiko
Jarak pengawas
Penggalian Tertimpa
terlalu dekat 5 16 80 High
(Mining) dengan unit. material.
Tabel 23. Identifikasi bahaya dan risiko over speed mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R)
Penilaian Risiko
Nilai Risiko
40, hasil dari proses penilaian risiko dapat
Kegiatan Bahaya Risiko Tingkat
P S R Risiko dikategorikan dalam tingkat risiko medium. Pada saat
Kerusakan dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya
Over
mesin karena berkurang menjadi 4 dengan nilai risiko 20 tingkat
Pemuatan terjadi engine risiko low pada tabel 25. memperlihatkan hasil
speed 5 16 80 High
(loading) over speed pada
saat melewati
identifikasi bahaya dan tabel 26. pengendalian risiko
jalan menurun. dan risiko akhir.
Tabel 26. Pengendalian dan risiko sisa.
Hasil data pengamatan langsung pada
Penilaian risiko sisa
kegiatan loading menghasilkan data penilaian risiko. Pengendalian risiko saat ini Nilai Risiko Tingkat
Adapun data yang dihasilkan berupa probability (P) 5, P S R Risiko
severity (S) 8, setelah itu dilakukan perkalian untuk Menjaga jarak sekitar 40 meter dari unit
mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R) yang berada di depan. 5 4 20 Low
40, hasil dari proses penilaian risiko dapat (ADMINISTRATIF)
dikategorikan dalam tingkat risiko medium. Pada saat
dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya 12.Debu
berkurang menjadi 2 dengan nilai risiko 10 tingkat
risiko low pada tabel 23. memperlihatkan hasil
identifikasi bahaya dan tabel 24. pengendalian risiko
dan risiko akhir.
Tabel 24. Pengendalian dan risiko sisa.
Penilaian risiko sisa
Pengendalian Nilai Risiko Tingkat
P S R Risiko
Pastikan kecepatan tidak lebih dari 40
km. (ADMINISTRATIF)
Gunakan ARC (automatis retarder 5 4 20 Low
control) atau retarder manual untuk
mempertahankan kecepatan engine.
(REKAYASA ENGINEERING) Gambar13. Debu
11. Jarak beriringan antar dump truck terlalu dekat. Tabel 27. Identifikasi bahaya dan risiko debu
Penilaian Risiko
Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat
P S R Risiko
Iritasi pada
Hauling ke Debu. mata dan
gangguan 5 8 40 Medium
stockpile.
pernapasan.
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
57
8
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, 2023
16. Jarak antar dozer dan dump truck terlalu dekat. Hauling nikel ke stockpile, aktivitas tersebut meliputi
Pembersihan Lahan (Land Clearing), Pengupasan
Tanah Penutup (Stripping), Penggalian (Mining),
Pengisian (Loading), Pemuatan (Hauling).
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan perkalian antara nilai
kemungkinan (Probability) dan nilai keparahan
(Severity) dari suatu kejadian yang membahayakan
yang terjadi pada kegiatan penambangan di PT Vale
Indonesia Tbk.
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko yang digunakan adalah dengan
Gambar 16. Jarak antar dozer dan dump truck terlalu dekat. hirarc pengendalian yang meliputi Eliminasi seperti
Tabel 35. Identifikasi bahaya dan risiko Jarak antar dozer dan dump Menyirami jalan yang berdebu, maintenance atau
truck terlalu dekat. perawatan jalan hauling oleh motor grader, dozer dan
Penilaian Risiko compactor. Subtitusi seperti Mengganti material lunak
Kegiatan Bahaya Risiko Nilai Risiko Tingkat
menjadi material keras. Rekayasa Engineering seperti
P S R Risiko Gunakan ARC (automatis retarder control) atau
retarder manual untuk mempertahankan kecepatan
Dump truck
Jarak antar menabrak
engine. Administrasi seperti Pelatihan dan pengawasan
dozer dan dozer ketika K3, program P2H (Pemeriksaan dan Perawatan
Pengisian dump truck melakukan
5 8 40 Medium
Harian) pada setiap unit, pemasangan rambu-rambu
(Loading) terlalu manuver dan bekerja sesuai SOP. APD seperti Helm untuk
dekat. sebelum
dump
melindungi kepala dari benturan, kacamata anti silau
material . untuk melindungi mata dari paparan debu dan sinar
matahari, masker untuk melindungi organ pernafasan
Hasil data pengamatan langsung pada dari paparan debu, reflective vest untuk memudahkan
kegiatan hauling menghasilkan data penilaian risiko. seseorang terlihat, safety shoes untuk melindungi kaki
Adapun data yang dihasilkan berupa probability (P) 5, dari benda-benda yang bisa menyebabkan cedera, dan
severity (S) 8, setelah itu dilakukan perkalian untuk lain-lain.
mengetahui nilai risiko maka dihasilkan risk score (R)
4. Kesimpulan
40, hasil dari proses penilaian risiko dapat
dikategorikan dalam tingkat risiko medium. Pada saat Pada saat penelitian potensi bahaya pada area
dilakukan pengendalian risiko tingkat keparahannya penambangan bijih nikel di PT Vale Indonesia Tbk
berkurang menjadi 2 dengan nilai risiko 10 tingkat sebanyak 14 potensi bahaya dan 2 kecelakaan, antara
risiko low pada tabel 35. memperlihatkan hasil lain: tertimpa pohon, orang tersandung/terpeleset,
identifikasi bahaya dan tabel 36. pengendalian risiko binatang buas, mengenai kabel jaringan, debu, material
dan risiko akhir. di area OB lunak/lembek, terlalu dekat dengan tebing,
Tabel 36. Pengendalian dan risiko sisa
jarak pengawas terlalu dekat dengan unit, memaksakan
alat bekerja, over speed, jarak beriringan antar dump
Penilaian risiko sisa
truck terlalu dekat, jalan hauling bergelombang, jalan
Pengendalian Nilai Risiko hauling licin akibat hujan, kelelahan pada saat hauling,
Tingkat
P S R Risiko jarak antar dozer dan dump truck terlalu dekat. Hasil
penilaian risiko (Risk Assessment) tingkat risiko pada
Ketika mundur pastikan tidak ada area penambangan PT Vale Indonesia, yaitu Very
orang/alat di belakang dengan High 0%, High 25%, Medium 30%, Low 45%.
melihat kaca spion dan 5 2 10 Low
membunyikan klakson sebanyak 3x Untuk mengurangi tingkat resiko pada area produksi
sebagai isyarat. pengendalian yang dapat digunakan yaitu Eliminasi,
Substitusi, Rekayasa engineering, Administratif, Alat
pelindung diri (APD).
Pembahasan
1. Identifikasi Bahaya Reference
Identifikasi bahaya dilakukan langsung di lapangan, [1] N. Wahyuni, B. Suyadi, and W. Hartanto, “Pengaruh
mulai dari aktivitas Land Clearing sampai pada Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
59
Mila Lestari1, Firdaus2, Andi Fahdli Heriansyah3
Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology Vol. 1 No. 2, Februari 2023
DOI: https://doi.org/10.31004/ijmst.vli2.118
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
60