Anda di halaman 1dari 7

24 Portal: Jurnal Teknik Sipil, Volume X, Issue X, Month 20XX

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA PROYEK KANTOR
PUSAT ASDP INDONESIA FERRY
Fadel Muhammad Akbar1, I Ketut Sucita2, Suripto3
1
Civil Engineering Department, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, 16425
2
Civil Engineering Department, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, 16425
E-Mail: akbarfadel01@gmail.com1, i.ketutsucita@sipil.pnj.ac.id2, suripto.1965@sipil.pnj.ac.id3

Abstrak — Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada. Penelitian ini akan melakukan analisis manajemen
risiko terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan identifikasi risiko K3,
penilaian risiko K3, serta saran pengendalian terhadap risiko K3 pada proyek pembangunan Gedung
ASDP Indonesia Ferry, Jakarta. Identifikasi akan dilakukan dengan studi literatur dan pengamatan
lapangan kemudian akan dilakukan penyebaran kuesioner sebagai instrumen penelitian untuk
mendapatkan penilaian dampak dan kekerapan dari suatu risiko. Selanjutnya risiko akan diberikan
saran pengendalian agar dampak dari risiko tersebut dapat ditekan sehingga kecelakaan kerja dapat
dihindari. Dari hasil penelitian ini diketahui terdapat 23 risiko dengan kategori risiko very high yang
diakibatkan oleh 7 bahaya dan 43 risiko dengan kategori risiko high yang diakibatkan oleh 12 bahaya.
Kata kunci: Identifikasi Bahaya ; Kesehatan dan Keselamatan Kerja ; Manajemen Risiko ;
Pengendalian Risiko ; Penilaian Risiko

I. PENDAHULUAN Proyek pembangunan Kantor Pusat ASDP


Suatu pekerjaan konstruksi dapat terganggu oleh Indonesia Ferry merupakan proyek pembangunan
berbagai macam hal, sehingga mengalami ulang Gedung kantor pusat BUMN ASDP
keterlambatan waktu penyelesaiannya. Salah satu Indonesia Ferry atas gedung kantor yang lama.
penyebab terganggunya suatu proyek konstruksi Proyek ini terdiri dari 10 lantai dan 1 lantai
yaitu terjadinya kecelakaan kerja yang basement serta pada strukturnya terdiri dari
mengakibatkan tertundanya pelaksanaan proyek pondasi raft, retaining wall, corewall, kolom
konstruksi. Menurut Menteri Ketenagakerjaan, segiempat, kolom bercabang, balok, dan pelat
selama tahun 2019 ada sekitar 130.923 kasus lantai dengan nilai kontrak sebesar
kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini Rp135.000.000.000 yang mana berdasarkan
menunjukkan besarnya angka kecelakaan kerja PermenPUPR No.10 Tahun 2021 termasuk
yang terjadi di Indonesia. Permasalahan ini harus konstruksi dengan kategori risiko tinggi karena
diselesaikan karena kecelakaan kerja tidak hanya nilai kontrak berada di atas Rp100.000.000.000.
mengakibatkan kematian, kerugian materi, moril Kompleksnya struktur yang dimiliki proyek
dan pencemaran lingkungan, tetapi juga dapat gedung kantor pusat ASDP Indonesia Ferry dan
memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan tingginya tingkat risiko proyek harus dilakukan
masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen risiko agar terhindar dari kecelakaan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kerja.
konstruksi. (Hartomo, 2021) Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam
Implementasi K3 diawali dengan perencanaan proyek pembangunan Gedung ASDP Indonesia
yang baik dengan identifikasi bahaya, penilaian Ferry terdapat risiko-risiko yang dapat
dan pengendalian risiko. Penilaian risiko yang menyebabkan kecelakaan kerja dan dari
dilakukan berdasarkan standar (AS/NZS penelitian ini akan dilakukan pengidentifikasian
4360:2004), kemungkinan atau likehood diberi risiko yang dapat terjadi, penilaian risiko, dan
rentang antar risiko yang jarang terjadi hingga menentukan saran pengendalian atas risiko-risiko
risiko yang sering terjadi setiap saat. (Nadhila, yang ada.
dkk, 2018).
Tuliskan nama belakang dari penulis pertama disini, Tuliskan Judul 4 kata saja disini 25

II. TINJAUAN PUSTAKA


Risiko adalah sesuatu yang menimbulkan
ketidakpastian tentang terjadinya suatu peristiwa
dalam jangka waktu tertentu yang peristiwa
tersebut menimbulkan kerugian, baik kerugian
kecil yang tidak berdampak maupun kerugian
yang besar yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha. Secara umum, risiko
dipandang sebagai sesuatu yang negatif seperti
kerugian, bahaya, dan akibat lainnya. Kerugian
tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang
harus dipahami dan dikelola dengan baik dan
benar sehingga dapat mendukung tujuan
organisasi (Soputan, 2014). Risiko yang terdapat Gambar 3. Tahapan Manajemen Risiko (Sumber : AS/NZS
dalam kegiatan konstruksi dapat dikendalikan : 4360 (2004)
dengan melakukan manajemen risiko.
Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses, Dalam proses manajemen risiko kesehatan dan
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan keselamatan kerja perlu dilakukan identifikasi
risiko dan mengembangkan strategi untuk risiko, penilaian risiko, dan menentukan saran
mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini pengendalian risiko. Tahap identifikasi risiko
manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang
metode dan teknik yang membantu manajer mempengaruhi kualitas dan kuantitas
proyek maksimumkan probabilitas dan kemungkinan dan konsekuensi dari suatu sistem
konsekuensi dari event positif dan minimasi operasi atau kegiatan (Sayih, 2012). Identifikasi
probabilitas dan konsekuensi event yang dilakukan dengan melakukan analisis risiko apa
berlawanan. (Gabby, 2014). Menurut Mok et al saja yang dapat timbul berdasarkan sumber
(dalam Hidayat, 2018) manfaat yang diperoleh bahaya yaitu material, orang, peralatan, dan
dengan menerapkan manajemen risiko antara lain lingkungan. Kemudian dapat dilengkapi dengan
berguna untuk mengambil keputusan dalam melakukan studi literatur dan melakukan
menangani masalah – masalah yang rumit,yaitu brainstorming dengan pihak kontraktor. Hasil
diantaranya memudahkan estimasi biaya, risiko yang teridentifikasi kemudian melakukan
memberikan pendapat dan intuisi dalam penilaian risiko. Penilaian risiko berdasarkan
pembuatan keputusan yang di hasilkan dalam AS/NZS : 4360 (2004) yaitu menilai dengan skala
cara yang benar, memungkinkan bagi para 1 s.d. 5 untuk nilai keparahan dan kekerapan.
pembuat keputusan untuk menghadapi risiko dan
Tabel 1 Ukuran Keparahan Risiko
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata. Tingkatan Kriteria Penjelasan
memungkinkan bagi para pembuat keputusan
Tidak terjadi cedera,
untuk memutuskan berapa banyak informasi yang 1 Insignificant
kerugian finansial sedikit
di butuhkan dalam menyelesaikan masalah,
meningkatan pendekatan sistematis dan logika Cedera ringan,
untuk membuat keputusan, menyediakan 2 Minor memerlukan perawatan,
pedoman untuk membantu perumusan masalah, kerugian finansial sedang
dan emungkinkan analisa yang cermat dari Cedera sedang, perlu
pilihan – pilihan alternatif. 3 Moderate penanganan medis,
Berdasarkan AS/NZS : 4360 (2004) tahapan- kerugian finansial besar
tahapan dalam proses manajemen risiko Cedera berat, kerugian
mencakup komunikasi dan konsultasi, penetapan 4 Mayor
besar, gangguan produksi
konteks, identifikasi risiko, analisis risiko,
Fatal, menyebabkan
evaluasi risiko, dan pengendalian risiko. Semua
tahapan tersebut dilakukan agar dapat kematian, kerugian sangat
5 Catastropic
menjalankan manajemen risiko yang besar, terhentinya
menyeluruh. kegiatan
26 Portal: Jurnal Teknik Sipil, Volume X, Issue X, Month 20XX

Medium :4–9 Risiko sedang,


memerlukan
Tabel 2 Ukuran Kekerapan Risiko tanggungjawab yang
Level Kriteria Penjelasan jelas dari manajemen
5 Almost Certain Terjadi hampir di semua High Risk : 10 – 16 Berisiko besar, perlu
keadaan
perhatian khusus dari
manajemen
4 Likely Sangat mungkin hampir terjadi Very High : 17 – 25 Sangat berisiko atau
di semua keadaan Risk tidak dapat ditoleransi
3 Possible Dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga perlu
2 Unlikely Kemungkinan terjadi jarang
penanganan segera
1 Rare Hampir tidak pernah, sangat
jarang terjadi III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Nilai indeks risiko dicari dengan melakukan analitik berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004
perkalian antara ukuran keparahan dan kekerapan dengan metode semi kuantitatif yang diawali
risiko kemudian dapat dilakukan penentuan dengan proses identifikasi risiko melalui studi
tingkat risiko. pustaka dan observasi lapangan, kemudian
melakukan analisis risiko dengan menentukan
nilai konsekuensi, paparan, dan probabilitas
Tabel 3 Tingkat Risiko kemungkinan dari setiap risiko, nilai tersebut lalu
Kekerapan dihitung dan dibandingkan dengan standar level
5 10 15 20 25 risiko untuk mendapatkan tingkatan risiko yang
Keparahan

4 8 12 16 20
3 6 9 12 15 ada pada setiap proses pekerjaan, setelah itu
2 4 6 8 10 menentukan saran pengendalian atas risiko-risiko
1 2 3 4 5 yang dapat terjadi pada pekerjaan struktur atas
proyek Gedung ASDP Indonesia Ferry di Jakarta.
Low :1–3 Risiko rendah,
ditangani dengan
prosedur rutin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 4 Hasil Manajemen Risiko Menggunakan AS/NZS : 4360 (2004)
NILAI KATEG
IDENTIFIKASI
RISIKO INDEKS ORI SARAN PENGENDALIAN REFERENSI HUKUM
BAHAYA
RISIKO RISIKO
1. Seseorang • Cedera fisik/ kematian • Menggunakan peralatan pengaman jatuh Permenakertrans
jatuh dari • Kerus akan properti dan dipakai semua orang yang terlibat No.PER.08/MEN/20
bekisting dan dalam proses erection, perubahan, atau 10 Tentang Alat
benda jatuh pembongkaran bekisting Pelindung Diri
dari bekisting • Membuat jalur keselamatan selama proses Permenakertrans
instalasi bekisting No.PER.01/MEN/19
• Menggunakan full-body harness dengan 80 Tentang
system double lanyard selama proses Keselamatan dan
erection, perubahan, atau pembongkaran Kesehatan Kerja pada
18.75 VH Konstruksi Bangunan
bekisting
• Memasang pengaman tepian area kerja, Permenaker No.9
pekerja yang mengerjakan pengaman Tahun 2016 Tentang
tepian area kerja menggunakan peralatan K3 pada Pekerjaan di
pengaman jatuh Ketinggian
• Memasang tanda zona ekslusif di sekitar
area kerja
• Memasang toe board pada area yang
memungkinkan
2. Proses • Pekerja kejatuhan material • Memastikan penggunaan APD lengkap Permenakertrans
pembongkaran bekisting selama proses pembongkaran khususnya No.PER.08/MEN/20
bekisting yang • Tertusuk benda tajam pada pembongkaran bekisting yang berada 10 Tentang Alat
18.51 VH
tidak aman • Material bekisting rusak di area tepian Pelindung Diri
akibat terjatuh • Memasang tanda zona ekslusif di sekitar Permenakertrans
area kerja No.PER.01/MEN/19
Tuliskan nama belakang dari penulis pertama disini, Tuliskan Judul 4 kata saja disini 27

• Memasang toe board pada area yang 80 Tentang


memungkinkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
Permenaker No.9
Tahun 2016 Tentang
K3 pada Pekerjaan di
Ketinggian
3. Penggunaan • Keruntuhan bekisting • Mengganti komponen bekisting yang Permenakertrans
bekisting yang • Penghentian kerja rusak agar tidak digunakan No.PER.01/MEN/19
tidak lengkap menyebabkan kerugian 80 Tentang
atau rusak finansial dan produksi Keselamatan dan
• Cedera fisikakibat jatuh Kesehatan Kerja pada
17.1 VH Konstruksi Bangunan
dan dampak benda jatuh
• Kerusakan akibat benda
jatuh yang menyebabkan
kerugian finansial /
produksi
4. Kekurangan • Runtuhnya tulangan • Tulangan dan pendukung pekerjaan harus Permenakertrans
atau salah • Penghentian kerja dirancang untuk memenuhi kebutuhan No.PER.01/MEN/19
desain menyebabkan kerugian beban dan stabilitas 80 Tentang
tulangan finansial dan produksi • Sistem tulangan harus dirancang untuk Keselamatan dan
• cedera fisik / fatal karena dapat menahan kondisi lingkungan yang Kesehatan Kerja pada
jatuh dan dampak benda merugikan seperti angin kencang Konstruksi Bangunan
jatuh • System tulangan harus diperiksa oleh
• Kerusakan akibat benda orang yang komptenen sebelum dilakukan
jatuh yang menyebabkan pengecoran beton
kerugian keuangan dan 16.64 VH • Sistem tulangan harus diadakan,
produksi direncanakan, dan dikelola sesuai dengan
standar yang berlaku untuk dapat menahan
beban dan stablitas
• Memasang bracing pendukung
• Overlap tulangan berada pada bagian atas
pengecoran beton
• Melakukan perhitungan beban tulangan
agar tidak terjadi pembengkokan di bagian
bawah tulangan
5. Erection • Perancah runtuh • Melakukan penunjukan pihak ketiga yang Permenakertrans
perancah oleh • Cedera fisik karena jatuh bersertifikat sebagai pengawas perancah No.PER.01/MEN/19
orang yang dan dampak dari benda • Hanya pekerja dari pihak ketiga yang 80 Tentang
tidak jatuh bersertifikat yang dapat melakukan Keselamatan dan
kompeten • Kerusakan akibat benda pendirian, perubahan, dan pembongkaran Kesehatan Kerja pada
jatuh yang menyebabkan perancah Konstruksi Bangunan
kerugian finansial/produksi • Pekerja yang melakukan erection, Permenaker no. 18
perubahan, atau pembongkaran perancah tahun 2016 tentang
menggunakan full body harness dengan SMK3
system double lanyard Kepmenaker 214-
15.95 VH • Hanya pihak ketiga yang bersertifikat 2017 tentang
sebagai pengawas yang dapat menyetujui Penetapan Standar
perancah dapat digunakan Kerja Nasional
• Plang nama green scaffold harus dipasang Indonesia Kategori
bila perancah sudah dapat digunakan Konstruksi Golongan
• Perancah diperiksa secara rutin dan setelah Pokok Konstruksi
terjadi cuaca buruk Khusus Bidang
Operasi Scaffolding
Permenaker no.9
Tahun 2016 tentang
bekerja di ketinggian
6. Erection • Keruntuhan bekisting • Melakukan penunjukan seorang supervisor Permenakertrans
bekisting oleh • Penghentian kerja bekisting yang kompeten No.PER.01/MEN/19
orang yang menyebabkan kerugian • Bekisting harus dibangun/dibongkar oleh 80 Tentang
tidak finansial dan produksi pekerja yang kompeten Keselamatan dan
kompeten dan • Cedera fisikakibat jatuh • Menggunakan fullbody harness dengan Kesehatan Kerja pada
kurangnya dan dampak benda jatuh double lanyard saat proses erection, Konstruksi Bangunan
inspeksi • Kerusakan akibat benda 15.78 VH perubahan, atau pembongkaran bekisting Permenakertrans
bekisting jatuh yang menyebabkan No.PER.08/MEN/20
kerugian finansial / 10 Tentang Alat
produksi Pelindung Diri
Permenaker no.9
Tahun 2016 tentang
bekerja di ketinggian
28 Portal: Jurnal Teknik Sipil, Volume X, Issue X, Month 20XX

7. Kurangnya • Runtuhnya perancah • Sistem perancah diperiksa oleh pihak Permenakertrans


inspeksi karena kegagalan untuk ketiga yang bersertifikat inspector No.PER.01/MEN/19
perancah mengelola perubahan perancah sebelum digunakan, saat 80 Tentang
kondisi digunakan secara rutin, dan setelah terjadi Keselamatan dan
• Cedera fisik karena jatuh cuaca buruk Kesehatan Kerja pada
dan dampak dari benda Konstruksi Bangunan
jatuh Kepmenaker 214-
• Kerusakan akibat benda 2017 tentang
jatuh yangmenyebabkan Penetapan Standar
15.31 VH
kerugian finansial/produksi Kerja Nasional
Indonesia Kategori
Konstruksi Golongan
Pokok Konstruksi
Khusus Bidang
Operasi Scaffolding
Permenaker no. 18
tahun 2016 tentang
SMK3
8. Keruntuhan • Penghentian kerja • Melakukan perencanaan pembebanan dan Permenakertrans
system menyebabkan kerugian stabilitas bekisting serta mengantisipasi No.PER.01/MEN/19
bekisting finansial dan produksi kesalahan. 80 Tentang
• Cedera fisikakibat jatuh • Perencanaan system bekisting harus Keselamatan dan
dan dampak benda jatuh mampu menahan kondisi lingkungan yang Kesehatan Kerja pada
14.88 H
• Kerusakan akibat benda merugikan seperti angin kencang Konstruksi Bangunan
jatuh yang menyebabkan • Menginspeksi system bekisting sebelum Permenaker No.9
kerugian finansial / dilakukan pengecoran beton Tahun 2016 Tentang
produksi K3 pada Pekerjaan di
Ketinggian
9. Runtuhnya • Cedera fisik karena jatuh • Perancah dirancang harus dapat menahan Permenakertrans
sistem dan dampak dari benda pembebanan dan memiliki stabilitas No.PER.01/MEN/19
perancah jatuh • Perancah dirancang untuk dapat menahan 80 Tentang
14.72 H
• Kerusakan akibat benda kondisi cuaca buruk seperti angin kencang Keselamatan dan
jatuh yangmenyebabkan Kesehatan Kerja pada
kerugian finansial/produksi Konstruksi Bangunan
10. Orang jatuh • Kecelakaan fisik / • Sistem perancah harus menyediakan Permenakertrans
dan benda kematian sarana yang aman dengan memiliki akses No.PER.01/MEN/19
jatuh dari • Kerusakan properti dan/atau platform kerja yang aman. 80 Tentang
perancah • Perancah didirikan sesuai dengan pedoman Keselamatan dan
yang diberikan oleh produsen dan hanya Kesehatan Kerja pada
menggunakan komponen serta aksesoris Konstruksi Bangunan
yang telah disetujui
14.5 H
• Pekerja yang melakukan erection perancah
menggunakan fullbody harness dengan
system double lanyard
• Platform perancah memiliki top rail,
midrail, dan toe board
• Peralatan pengaman jatuh dapat digunakan
pada area yang memungkinkan
11. Proses • Tangan / kaki tergores • Material diatur dengan ditempatkan pada No.PER.01/MEN/19
perakitan bendrat lokasi yang tidak menghalangi akses 80 Tentang
tulangan • Terkena ujung besi • Pekerja tidak bekerja dengan buru-buru Keselamatan dan
kolom, balok, dan waspada setiap saat Kesehatan Kerja pada
dan pelat lantai • Semua pekerja memakai APD wajib dan Konstruksi Bangunan
yang tidak 14.3 H Permenakertrans
APD tambahan untuk pekerjaan
aman • Membuat work method statement yang No.PER.08/MEN/20
disetujui dan Job Safety Analysis harus 10 Tentang Alat
ditampilkan pada tempat kerja Pelindung Diri
• Menggunakan alat angkat yang tepat
12. Penggunaan • Runtuhnya perancah • Tidak menggunakan komponen dan No.PER.01/MEN/19
perancah yang • Cedera fisik karena jatuh aksesoris perancah yang dicampur kecuali 80 Tentang
tidak lengkap dan dampak dari benda telah disetujui oleh pengawas yang Keselamatan dan
atau rusak dan jatuh berkompeten Kesehatan Kerja pada
penggunaan • Kerusakan akibat benda 14.02 H • Komponen dan aksesoris alternatif tidak Konstruksi Bangunan
komponen jatuh yang menyebabkan digunakan kecuali telah disetujui oleh
perancah non kerugian finansial/produksi produsen
standar/ • Tidak menggunakan tulangan sisa di
campuran tempat penguncian
13. Proses • Tangan/kaki pekerja • Material diatur dengan ditempatkan pada No.PER.01/MEN/19
fabrikasi terjepit lokasi yang tidak menghalangi akses 80 Tentang
13.99 H
bekisting yang • Tangan/kaki pekerja • Pekerja tidak bekerja dengan buru-buru Keselamatan dan
tidak aman tertusuk benda tajam dan waspada setiap saat
Tuliskan nama belakang dari penulis pertama disini, Tuliskan Judul 4 kata saja disini 29

• Terpapar kebisingan • Semua pekerja memakai APD wajib dan Kesehatan Kerja pada
• Terpapar serbuk kayu APD tambahan untuk pekerjaan Konstruksi Bangunan
• Membuat work method statement yang Permenakertrans
disetujui dan Job Safety Analysis harus No.PER.08/MEN/20
ditampilkan pada tempat kerja 10 Tentang Alat
• Menggunakan alat angkat yang tepat Pelindung Diri
14. Proses • Jari terjepit saat • Menunjuk pekerja yang kompeten dalam No.PER.01/MEN/19
Pemotongan mengoperasikan Mesin melakan pengoperasian mesin 80 Tentang
dan • Jari terjepit saat melakukan • Menunjuk orang yang berkompeten dalam Keselamatan dan
pembengkokan reparasi pada mesin melakukan reparasi mesin Kesehatan Kerja pada
tulangan • Kerusakan mesin yang Konstruksi Bangunan
menggunakan mengakibatkan
bar cutter & penghentian kerja yang
bar bender berdampak pada kerugian 13.44 H
yang finansial dan produksi
pemeliharanny
a kurang, dan
dioperasikan
leh orang yang
tidak
kompeten
15. Erection • Keruntuhan tulangan • Pekerja yang melakukan pekerjaan No.PER.01/MEN/19
tulangan oleh • Penghentian kerja pembesian harus berkompeten 80 Tentang
orang yang menyebabkan kerugian • Perubahan dan perapian tulangan harus Keselamatan dan
tidak finansial dan produksi dilakukan oleh pekerja yang Kesehatan Kerja pada
kompeten • Cedera fisika kibat jatuh berkompeten Konstruksi Bangunan
12.96 H Permenakertrans
dan dampak benda jatuh
• Kerusakan akibat benda No.PER.08/MEN/20
jatuh yang menyebabkan 10 Tentang Alat
kerugian finansial / Pelindung Diri
produksi
16. Bekerja • Kontak kulit yang • Menggunakan sarung tangan tahan air, No.PER.01/MEN/19
dengan beton mengakibatkan kondisi ganti jika basah atau terdapat semen di 80 Tentang
basah seperti dermatitis, luka dalam sarung tangan, mencuci tangan, Keselamatan dan
bakar dan borok kulit dan menggunakan sarung tangan baru Kesehatan Kerja pada
• Kontak mata yang • Menggunakan kacamata pelindung Konstruksi Bangunan
mengakibatkan iritasi parah • Menggunakan pelindung telinga jika Permenakertrans
• Kejatuhan beton cair menggunakan peralatan getar No.PER.08/MEN/20
• Terantuk bucket • Menilai waktu penggunaan peralatan 10 Tentang Alat
• Terantuk pipa tremi 12.96 H getar Pelindung Diri
• Terjatuh dari ketinggian • Menggunakan celana Panjang
saat pengecoran • Tutup semua bagian kulit
• Beton terbuang tidak • Memastikan kesediaan fasilitas
masuk bekisting pencucian termasuk air panas dan sabun
• Tuas bucket macet • Menggunakan APD wajib
sehingga mengakibatkan • Memasang platform kerja pada bekisting
penuangan beton terganggu • Menggunakan fullbody harness dengan
system double landyard
17. Pengadaan • Keruntuhan bekisting • Pengadaan system bekisting harus sesuai Permenakertrans
sistem • Penghentian kerja dengan perencanaan kekuatan dan No.PER.01/MEN/19
bekisting yang menyebabkan kerugian stabilitas 80 Tentang
tidak standar finansial dan produksi • Tidak menggunakan system tradisional Keselamatan dan
• Cedera fisikakibat jatuh • Sistem bekisting tidak menggunakan Kesehatan Kerja pada
dan dampak benda jatuh komponen dan aksesoris alternatif kecuali Konstruksi Bangunan
12.93 H
• Kerusakan akibat benda telah disetujui oleh produsen
jatuh yang menyebabkan • Tidak mencampur komponen atau
kerugian finansial / aksesoris bekisting kecuali telah disetujui
produksi oleh supervisor bekisting yang komptenen
• Gambar kerja dan perhitungan harus
tersedia
18. Pengadaa • Perancah runtuh • Sistem perancah, komponen, aksesoris Permenakertrans
n sistem • Penghentian kerja yang sesuai standar internasional bila diperlukan No.PER.01/MEN/19
perancah menyebabkan kerugian seperti EN39 80 Tentang
yang finansial dan produksi Keselamatan dan
tidak • Cedera fisik karena jatuh Kesehatan Kerja pada
sesuai dan dampak dari benda 12.64 H Konstruksi Bangunan
standar jatuh
• Kerusakan akibat benda
jatuh yang menyebabkan
kerugian finansial dan
produksi
30 Portal: Jurnal Teknik Sipil, Volume X, Issue X, Month 20XX

19. Proses • Kerusakan peralatan listrik • Mengecek peralatan sebelum digunakan Permenakertrans
Perapihan • Pekerja tersengat listrik • Menggunakan masker, kacamata No.PER.08/MEN/20
12.56 H
beton • Pekerja terpapar debu pelindung, dan earplug 10 Tentang Alat
• Pekerja terpapar kebisingan Pelindung Diri

melakukan safety patrol, melakukan safety


V. KESIMPULAN induction, mengurangi dampak yang terjadi
Berdasarkan hasil analisis manajemen risiko dengan pengadaan fasilitas kesehatan, ambulan,
terhadap aspek Kesehatan dan keselamatan kerja dan memastikan akses ke rumah sakit,
pekerjaan struktur atas proyek pembangunan menghilangkan risiko dengan penggunaan alat
kantor pusat ASDP Indonesia Ferry yang telah atau material yang sesuai standar, dan melakukan
dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu pengalihan risiko dengan memastikan setiap
teridentifikasi sebanyak 66 variabel potensi risiko pekerja telah dilindungi jamsostek/BPJS
yang dapat terjadi pada pekerjaan struktur atas Ketenagakerjaan.
proyek pembangunan kantor pusat ASDP
Indonesia Ferry yang jika dikelompokkan terdiri DAFTAR PUSTAKA
dari risiko kerusakan alat, material-waste, dan
kerusakan property 41%, risiko terjatuh dari AS/NZS 4360 (2004).”The Australian and New Zealand
ketinggian dan kejatuhan benda dari ketinggian Standard on Risk Management, Broadleaf Capital
27%, risiko penghentian kerja 11%, risiko International Pty Ltd, NSW Australia
gangguan Kesehatan 9%, risiko terkena benda Hidayat, Rahmat. (2018). Analisis Manajemen Risiko
Terhadap Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tajam 6%, risiko terjepit 5%, dan risiko tersengat Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Pembangunan
listrik 1%., terdapat 23 risiko yang berasal dari 7 Gedung Kuliah Terpadu Universitas Islam Negeri
bahaya yang memiliki memiliki level risiko Very Sumatera Utara). Medan : Universitas Sumatera Utara
High dan 43 risiko yang berasal dari 12 bahaya PermenPUPR No.10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi
yang memiliki level risiko High berdasarkan Sayih, Febreza Ramadhan. (2012). Identifikasi dan Analisis
analisis matriks AS/NZS 4360:2004, dan strategi Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Pemasangan
pengendalian yang dapat dilakukan untuk dan Instalasi Battery Oleh PT. X Di Gedung
mengendalikan risiko adalah menekan peluang Telkomsel Bumi Serpong Damai Tahun 2012. Depok
terjadinya risiko dengan menggunakan peralatan : Universitas Indonesia
Soputan, Gaby E. M. (2014). “Manajemen Risiko Kesehatan
sesuai standar dan tidak mengalami kerusakan, dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada
mematuhi work methode statement dan Job Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar)”. vol.4,
Safety Analysis, menjaga kondisi lingkungan no.4. diakses pada
kerja, menggunakan tenaga kerja yang http://eprints.ums.ac.id/46101/1/ARTIKEL%20
PUBLIKASI.pdf
berkompeten, memasang rambu-rambu K3,

Anda mungkin juga menyukai