Anda di halaman 1dari 22

Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No.

2, Oktober 2022

Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase pada Ruas Jalan


Amabi, Kota Kupang
Fransiskus Randiri1, Agustinus H. Pattiraja2, Frederikus P. Ndouk3
1,2,3)
Program Studi Teknik Sipil Universitas Widya Mandira
Jln. Jendral Achmad Yani No. 50-52 Kupang – NTT
E-mail : asistorandiry99@gmail.com

ABSTRAK – Permasalahan genangan ini juga terjadi pada ruas Jalan Amabi, Kota Kupang
dimana genangan tersebut sudah sangat memprihatinkan dan sangat mengganggu aktivitas
lalulintas pada ruas jalan tersebut. Kondisi ini menimbulkan perlunya untuk
mengidentifikasi penyebab utama terjadinya debit limpasan drainase untuk menemukan
solusi yang efektif untuk menanggulangi permasalahan genangan tersebut. Data yang
diperlukan dalam penulisan skripsi ini adalah data curah hujan, data tata guna lahan, data
catchment area dan data eksisting kondisi saluran di lokasi studi. Data curah hujan
dianalisis dengan metode Log Person III dan metode Gumbel, kemudian diuji dengan Chi
Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov untuk memilih distribusi statistik yang diterima. Data
curah hujan tersebut dianalisis ke dalam intensitas hujan jam-jaman menggunakan metode
Monnobe. Intensitas hujan dianalisis menggunakan metode Rasional untuk mendapatkan
debit banjir rencana (Qrencana). Selanjutnya (Qrencana) tersebut dibandingkan dengan
(Qeksisting). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan saluran sekunder kiri 1
Qeksisiting>Qrencana = 0.039 m3/dtk>0.021 m3/dtk, untuk saluran sekunder kiri 2
Qeksisiting>Qrencana = 0.018 m3/dtk>0.004 m3/dtk, untuk Saluran sekunder kiri 3
Qeksisiting<Qrencana = 0.010 m3/dtk<0.013 m3/dtk, dan untuk saluran sekunder kiri 4
Qeksisiting<Qrencana = 0.010 m3/dtk< 0.023 m3/dtk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penyebab limpasan drainase adalah adanya kondisi (Qeksisting) tidak dapat menampung
(Qrencana) yang disebabkan karena dimensi yang terlalu kecil.

Kata kunci: drainase, genangan, evaluasi, jalan amabi

ABSTRAK – This condition raises the need to identify the main causes of runoff discharge
in order to find an effective solution to overcome the inundation problem. The data needed
in writing this thesis are rainfall data, land use data, catchment area data and existing
channel condition data at the study site. Rainfall data were analyzed using the Log Person
III method and the Gumbel method, then tested with Chi Square and Smirnov Kolmogorov to
select the accepted statistical distribution. The rainfall data were analyzed into hourly
rainfall intensity using the Monnobe method. Rain intensity was analyzed using the Rational
method to obtain the planned flood discharge (Qplan). Then (Qplan) is compared with
(Qeksisting). Based on the calculation results, it is found that the left secondary channel 1
Qexisiting>Qplan = 0.039 m3/s>0.021 m3/s, for the left secondary channel 2
Qexisiting>Qplan = 0.018 m3/s>0.004 m3/s, for the left secondary channel 3
Qexisiting<Qplan = 0.010 m3/s<0.013 m3/s, and for left secondary channel 4
Qexisiting<Qplan = 0.010 m3/s< 0.023 m3/s. So it can be concluded that the cause of
drainage runoff is the condition (Qeksisting) cannot accommodate (Qplanned) due to too
small dimensions. Therefore, planning (modification) of channel dimensions is carried out
and based on the results of calculations (Qmodification) > (Qplan), so that the solution by
modifying or re-planning drainage channel dimensions is very effective.

Keywords: drainage, inundation, evaluation, jalan amabi


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

I. PENDAHULUAN kecepatan untuk menghindari cipratan air dan


1.1. Latar Belakang kemungkinan adanya lubang pada jalan. Selain itu
Drainase adalah bangunan air yang genangan tersebut dapat menyebabkan kerusakan
ditunjukkan untuk mengendalikan kelebihan jalan yang berpotensi membentuk lubang atau
air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, cekungan yang membuat jalan tidak rata sehingga
aliran air dari hulu dan hilir, pada suatu rawan kecelakaan.
kawasan seperti kawasan pemukiman, Dari uraian di atas, maka diperlukan suatu
perdagangan, perindustrian, perkantoran, studi kasus dengan judul penelitian “Evaluasi
bandara, lapangan olahraga, dan kawasan Kapasitas Saluran Drainase Pada Ruas Jalan
pertanian (Kamiana, 2011:2). Drainase berasal Amabi, Kota Kupang”. Sehingga dapat diketahui
dari bahasa inggris “drainage” mempunyai kapasitas saluran tersebut memadai atau tidak
arti mengalirkan, menguras, membuang, atau dalam menampung debit air hujan dan tidak
mengalirkan air. Dalam bidang teknik sipil pengguna jalan atau kendaraan bermotor di
drainase secara umum dapat didefinisikan sekitar wilayah tersebut.
sebagai suatu tindakan teknis untuk 1.2. Tujuan Penelitian
mengurangi kelebihan air, baik yang berasal
Tujuan dari penelitian ini, adalah sebgai
dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan
berikut :
air irigasi dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak 1. Mengetahui hasil analisis debit banjir rencana
terganggu. Secara umum drainase dapat (Qrencana) dan debit eksisting (Qeksisting) pada
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan saluran drainase di ruas Jalan Amabi,
air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau Kelurahan Oebufu-Kota Kupang.
membuang kelebihan air dari suatu 2. Mengetahui hasil evaluasi kapasitas debit
kawasan/lahan, sehingga lahan dapat eksisiting (Qeksisting) terhadap debit banjir
difungsikan secara optimal, (Suripin, 2004:7). rencana (Qrencana) pada saluran drainase di ruas
Salah satu permasalahan Kota Kupang adalah Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu-Kota
timbulnya genangan air pada ruas jalan saat Kupang.
turun hujan. 3. Mengetahui Solusi Yang efektif Dalam
Permasalahan genangan air di Kota Menanggulangi Permasalahan Genangan pada
Kupang sudah sangat memprihatinkan, karena ruas Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu- Kota
pada saat musim hujan, hampir sebagian besar Kupang.
jalan raya di Kota Kupang mengalami II. KAJIAN PUSTAKA
genangan air. Genangan air diruas jalan dapat
menyebabkan berkurangnya ruas jalan yang Drainase adalah prasarana yang berfungsi
dapat dilalui kendaraan. Beberapa daerah mengalirkan kelebihan air dari suatu tempat ke
yang sering terjadi luapan air antara lain: tempat lain, dan sebagai fasilitas dasar untuk
Kelurahan Oebufu, Kelurahan Oesapa, memenuhi kualitas hidup penduduk yang berada
Kelurahan Bimoku, dan beberapa Kelurahan di wilayah permukiman dan meningkatkan
lainnya di Kota Kupang. Dalam penelitian ini ketentraman masyarakat karena genangan air,
yang menjadi daerah tinjauan yaitu Jln. banjir, dan pembuangan limbah dapat diatasi
Amabi, Kelurahan Oebufu (depan Toko dengan baik. Menurut Suhardjono ( 1948 : 1 )
Mutiara Bangunan), Kota Kupang. Genangan drainase adalah suatu cara pembuangan
tersebut sudah sangat memprihatinkan, karena kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
genangan yang terjadi bisa mencapai daerah, serta cara – cara penanggulangan akibat
ketinggian ± 5 𝑐𝑚, sehingga sangat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
mengganggu aktivitas lalulintas di lokasi
tersebut. Genangan air diruas jalan ini sering 2.1. Analisa Hidrologi
menyebabkan kemacetan karena kendaraan 1. Curah Hujan Maksimum
yang melewatinya harus mengurangi
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

a) Estimasi Data Curah Hujan Yang curah hujan yang hilang adalah Metode
Hilang Normal Rasio.
Dalam penelitian ini, metode yang Rumus yang digunakan untuk metode
digunakan untuk memperkirakan data normal rasio adalah
𝐴𝑛 𝑥
menimbulkan genangan air maupun banjir yang 𝐷𝑥 = ∑𝑛 𝑖=1 𝑑𝑖 …………………(2.1)
1

dapat meresahkan masyarakat 𝑛 𝐴𝑛𝑖

termasuk
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Dimana :
A1, A2, A3 .......An = luas daerah pengaruh
sta 1,2,3,........n
Dx = Data tinggi hujan harian
C = koefisien Thiessen
maksimum distasiun x
Ai = luas daerah pengaruh dari stasiun
n = Jumlah stasiun di sekitar x untuk
pengamatan
mencari data di x
di = Data tinggi hujan harian
3. Perhitungan Dispersi
maksimum di stasiun i a) Parameter Statisik
Anx = Tinggi hujan rata – rata tahunan Perhitungan parameter statistik dilakukan
di stasiun x sebelum perhitungan dispersi.Perhitungan
Ani = Tinggi hujan rata – rata tahunan parameter statistik dimaksudkan untuk
di stasiun sekitar x memperoleh nilai dari beberapa dispersi
b) Uji Konsistensi parameter statistik, seperti deviasi standar
(S), koefisien swekness (Cs),pengukuran
Metode yang digunakan untuk
Kurtois (Ck), dan koefisien variasi (Cv).
menguji konsistensi data adalah Metode
b) Parameter Logaritma
Kurva Massa Ganda (Double Mass
Untuk pengukuran besarnya dispersi
Curve) dimana metode berupa
Logaritma dilakukan melalui perhitungan
pendekatan analisis data yang dilakukan
parametrik statistik untuk (LogXi-Log
untuk menguji konsisten atau tidaknya
Xrt ), (LogXi-Log Xrt)², (LogXi-
data curah hujan. Selain itu dilakukan
LogXrt)³, (LogXi-LogXrt)⁴ terlebih
korelasi data hujan dengan cara analisis
dahulu. Pengukuran dispersi ini
korelasi sehingga memperoleh
digunakan untuk analisa distribusi Log
Koefisien korelasi
Pearson Type III.
(R) yang mendekati angka 1. Uji
konsistensi akan terus dilakukan sampai
4. Analisis Distribusi Frekuensi Curah
koefisien korelasi mendekati angka
Hujan
satu.
a) Metode Gumbel
2. Perhitungan Hujan Rata-Rata Suatu
Menghitung hujan atau debit rancangan
Daerah
dengan rumus :
Persamaan metode Poligon Thiessen 𝑠
𝑋𝑡 = 𝑋 + 𝑥(𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)……….(2.4)
untuk menghitung hujan rata-rata DAS, 𝑠𝑛
yaitu: Besarnya koefisien Thiessen Dimana :
tergantung dari luas daerah pengaruh XT = curah hujan rencana dengan
stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon- periode ulang T
poligon yang memotong tegak lurus pada X = rata-rata data
tengah- tengah garis penghubung stasiun. YT = (reduced varieties) yang
Setelah luas pengaruh tiap-tiap stasiun
didapat, maka koefisien Thiessen dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Soemarto, 1999) :

𝐴
∑𝑛=
A1d1+A2d2+A3d3+∙∙∙∙∙∙∙∙∙Andn
=
𝐴𝑖𝑑𝑖
…(2.2) nilainya berdasarkan periode
A1+A2+A3+∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 𝑖=1 𝐴 kala ulang
An
𝐴𝑖
𝐶 = ............................................................ Dimana:
(2.3) A = luar areal
𝐴
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

d = tinggi curah hujan rata-rata T = kala ulang


areal d1, d2, d3 ........ dn = tinggi Yn = reduced mean yang nilainya
curah hujan berdasarkan jumlah data
pada sta 1,2,3,.....n S = standar deviasi dari data
Sn = (reduced standar deviation) yang
nilainya berdasarkan jumlah data
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

b) Metode Log Person III


Distribusi hujan jam- jaman merupakan
Untuk distribusi Log Pearson III
salah satu pola distribusi yang digunakan
perhitungan curah hujan rencana
dalam perhitungan hujan rancangan. Dalam
menggunakan persamaan berikut ini :
perhitungan hujan rancangan yang
𝑌𝑇 −𝑌̅
𝐾𝑇 = ……………….(2.4) menggunakan pola distribusi curah hujan
𝑆 jam-jaman, hujan rancangan harus diubah
dimana: kedalam hujan jam- jaman. Untuk dapat
𝑌𝑇 = 𝑌̅ + 𝐾𝑇 𝑥𝑆………....(2.5) mengubah hujan rancangan kedalam besaran
hujan jam – jaman perlu didapat terlebih
Keterangan :
dahulu suatu pola distribusi hujan jam –
𝑌𝑇 = Perkiraan nilai yang jaman.Pola distribusi untuk keperluan
diharapkan terjadi dengan periode perancangan bisa didapat dengan melakukan
ulang T-tahunan, pengamatan dari kejadian – kejadian hujan
besar. Dengan meratakan pola distribusi hujan
𝑌̅ = Nilai rata-rata hitung
hasil pengamatan tersebut, kemudian
variant, S = Deviasi standar
didapatkan pola distribusi rerata yang
nilai variant,
selanjutnya dianggap mewakili kondisi hujan
𝐾𝑇 = Faktor frekuensi
dan dipakai sebagai pola untuk
mendistribusikan hujan rancangan menjadi
5. Pengujian Kecocokan Distribusi besaran hujan jam – jaman.
a) Uji Chi Kuadrat
Untuk menguji keselarasan sebaran
7. Analisis Debit Banjir Rencana (Qr)
Metode Gumbel, digunakan Uji a) Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc)
Sebaran Chi Kuadrat (Chi Square Test)
(Soewarno,1995). sebagai berkut :
2 𝑛 (𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
X = ∑ 𝑖 ≤ x 2……….(2.6) Dalam perhitungan waktu konsentrasi ini
= 𝐸𝑖
1
menggunakan rumus :
cr 𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑…………………………(2.7)
Dimana :
X2 = harga chi-kuadrat, 2 𝑁𝑑 0.167
n = jumlah sub kelompok, 𝑡𝑜 = (( ) × 3.28 × 𝐿𝑜 × ) …..(2.8)
3 √𝑠
Oi = frekuensi yang terbaca 𝐿𝑑
pada
kelas yang 𝑡𝑑 = ……………………….…..(2.9)
60 𝑉𝑑
sama,
Ei = frekuensi yang diharapkan didapat jarak penyimpangan terbesar
sesuai pembagian kelasnya. merupakan nilai Δmaks dengan
b) Uji Smirnov Kolmogorov kemungkinan didapat didapat nilai lebih
Uji kecocokan Smirnov Kolmogorov kecil dari nilai Δkritik maka jenis
juga disebut uji kecocokan non distribusi yang dipilih sebelumnya dapat
perametik. Karena digunakan
pengujiannya
tidak menggunakan 6. Distribusi Hujan Jam-Jaman
fungsi distribusi tertentu, namun
dengan memperhatikan kurva dan
penggambaran data pada kertas
probabilitas. Jika dalam penggambaran
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Dimana:
Tc = Waktu Konsentrasi (menit)
To = Waktu pengaliran air pada saluran
(menit)
Td = Waktu pengaliran air pada saluran
(menit)
Lo = Jarak antara titik terjauh ke fasilitas
drainase (m)
Nd = Koefisien kekasaran Manning
S = kemiringan daerah pengaliran
V = Perkiraan kecepatan rata – rata
disaluran (m/dtk)
L = Panjang saluran
b) Perhitungan Intensitas Hujan (I)
Berdasarkan hasil perhitungan waktu
konsentrasi kemudian dihitung
persamaan Intensitas Curah Hujan
dengan rumus Moonobe :
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

2
Untuk menentukan jumlah air
X24 ……………(2.10) limbah dapat dilakukan dengan mengacu
I=
243
4
x t
pada besaran People Equivalent (PE) yaitu
Dimana :
untuk rumah biasa perkiraan jumlah air
I : Intensitas Hujan (mm/jam)
X24 : Hujan Harian Maksimum (mm) limbah adalah 150 liter/orang / hari. Debit
air limbah rumah tangga didapat dari 60%
t : Durasi Hujan Atau
- 70% suplai air bersih setiap orang,
Waktu Konsentrasi (jam)
diambil debit limbah rumah tangga 70%
c) Perhitungan Koefisien Pengaliran
dan sisanya dipakai pada proses industri,
(C) Koefisien pengaliran (run-off
penyiraman kebun-kebun dan lain - lain.
coefficient) adalah perbandingan
Debit air kotor ini dapat dihitung
antara jumlah air hujan yang mengalir
menggunakan persamaan:
atau melimpas di atas permukaan
tanah (surface run-off) dengan jumlah Qrerata=(70 % x konsumsi air bersih
orang
air hujan yang jatuh dari atmosfer x jlh penduduk x Fp) ltrhar
(hujan total yang terjadi). Besaran ini Q =
Qrata−rat (ltr⁄dtk)
a
3
(m )
dipengaruhi oleh tata ⁄
guna lahan, kemiringan lahan, jenis
dan Limbah detik dtk
(
kondisi tanah. Pemilihan koefisien 1000 . 24.60.60) hari
3
pengaliran harus memperhitungkan Qtotal = Qrencana + QLimbah (m ⁄dtk)
kemungkinan adanya perubahan tata Dimana :
guna lahan dikemudian hari. (mm/jam) A = Catchment area
(km2)
Tabel 1. Nilai Koef. Pengaliran e) Limbah Pemukiman

Sumber : Pd. T-02-2006-B Perencanaan


sistem Drainase Jalan, Departemen PU

d) Pehitungan Debit Banjir Rencana


(Qr)
Dalam penelitian ini, perhitungan
debit banjir rencana menggunakan
metode Rasional dengan rumus
sebagai berikut :
C×I×A
Q =
r
= 0.278 × C × I × A …….(2.11)
3.6

Keterangan :
Q = Debit banjir rencana
(m3/dt) C = Koefisien run-off
I = Intensitas hujan
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = debit air hujan atau


limpasan (m3/det)
𝑄𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ = debit limbah buangan
rumah tangga (m3/det)

2.2. Analisa Hidrolika


1. Perhitungan luas penampang basah
(A)
A = b . h................(2.12)
Dimana :
A : Luas penampang
saluran b : Lebar
penampang saluran h :
Tinggi penampang
saluran

2. Perhitungan Keliling Basah (P)


P = b + 2h.............(2.13)
Dimana :
P : Keliling basah saluran
b : Lebar penampang
saluran h : Tinggi
penampang saluran

3. Perhitungan Radius Hidraulik ( R )


R = A / P................(2.14)
Dimana :
R : Radius Hidraulik
A : Luas penampang
saluran P : Keliling
basah saluran

4. Perhitungan kecepatan rata-rata


saluran (V)
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

V = 1/n.R2/3.s1/2……(2.15)
Dimana :
V : Kecepatan rata-rata saluran
n : Koefisien kekasaran manning
R : Radiushidraulik
S : Kemiringan dasar saluran

5. Perhitungan debit penampang saluran


(Qs)
Q = A . V.................(2.16)
Dimana :
A : Luas penampang saluran
V : kecepatan rata-rata
saluran Gambar 2. Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth
3.2. Metode Penelitian
Tabel 2. Koef. Kekasaran Manning (n)
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif Evaluatif, yaitu
metode studi yang mengevaluasi kondisi obyektif
/ apa adanya pada suatu keadaan yang sedang
menjadi obyek studi
(Supriharyono,2002). Obyek studi yang
dimaksud adalah saluran drainase pada ruas Jalan
Amabi, Kelurahan Oebufu. Kapasitas dan atau
Sumber : Wesil, 2008
peningkatan debit, kondisi ini mengakibatkan
terjadinya genangan pada waktu hujan yang
2.3. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase mengganggu aktifitas masyarakat.
Evaluasi kapasitas saluran drainase
3.3. Diagram Alir Penelitian
dilakukan untuk mengetahui kemampuan
saluran drainase yang ada terhadap debit
rencana hasil perhitungan. Apabila kapasitas
saluran drainase lebih besar dari debit banjir
rencana maka saluran tersebut masih layak
dan tidak terjadi luapan air.
Untuk mengevaluasi kapasitas saluran
drainase terhadap debit banjir rencana maka
digunakan rumus :
Q = Qs – Qr.................(2.17)
Dimana :
Qs = debit saluran
eksisiting Qr = debit
banjir rencana

III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Lokasi Penelitian
Lokasi survei berada pada Ruas Jalan
Amabi, Kelurahan Oebufu-Kota Kupang.
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Gambar 1. Diagram Alir


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

3.3.1. Penjelasan Diagram Alir Tabel 3. Data Curah Hujan Maksimum


Berdasarkan diagram di atas, tahap
pertama yang dilakukan adalah pengumpulan
data yang dimana terdiri dari data primer dan
data sekunder. Dengan data primer berupa
data saluran eksisiting dan data sekunder
beupa data curah hujan, data tata guna lahan
dan data catchment area. Selanjutnya
dilakukan analisis data yang terdiri dari
analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Sumber : Hasil Analisis, 2021
Setelah dilakukannya analisis data selanjutnya
dilakukan evaluasi kapasitas saluran drainase a) Estimasi Data Curah Hujan Yang Hilang
berupa perbandingan antara analisis hidrologi Dalam penelitian ini, perhitungan estimasi
dan analisis hidrolika dan selanjutnya data curah hujan yang hilang yaitu pada
dilakukan perhitungan ulang penampang Stasiun Belo Kupang, dengan hasil
saluran drainase yang tidak memenuhi perhitungan sebagai berikut:
kapasitas.
Tabel 4. Estimasi Data Curah Hujan
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Hodrologi

1. Curah Hujan Maksimum

Tabel 1. Data Curah Hujan Maksimum


Sumber : Hasil Analisis, 2021

b) Uji Konsistensi
Berikut merupakan perhitungan uji
konsitensi data curah hujan dengan data curah
hujan stasiun eltari sebagai contoh
perhitungan.

Sumber : Hasil Analisis, 2021 Tabel 5. Data Curah Hujan Maksimum

Tabel 2. Data Curah Hujan Maksimum

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Sumber : Hasil Analisis, 2021


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Tabel 6. Data Uji Konsistensi


Tabel 7. Koefisien Thiessen

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Tabel 8. Perhitungan Rerata Curah Hujan

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 1. Grafik Uji Konsistensi


Sumber : Hasil Analisis, 2021
Selanjutnya dilakukan perhitungan Sumber : Hasil Analisis, 2021
analisa korelasi.
Berdasarakan analisa korelasi, Dari Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa
diperoleh koef. Korelasi (R) = 0,9988. rata-rata curah hujan daerah untuk wilayah
Dimana nilai tersebut sudah menyatakan kelurahan oebufu adalah 245.97 mm.
hubungan yang sangat kuat antara variable
x dan y dimana dapat dilihat dari nilai 3. Perhitungan Dispersi
koef. Korelasi sudah mendekati satu (1).
a) Parameter Statistik
2. Perhitungan Rata-Rata Hujan Dari hasil perhitungan parameter statistik,
Suatu Daerah didapat bahwa : untuk standar deviasi (sd) :
66.89, koefisien skewness (Cs) : 0.76,
a) Metode Polygon Thiessen koefisien kurtois (Ck) : 1.73 dan koefisien
variasi (Cv) : 0.27

b) Parameter Logaritma
Berdasarkan hasil perhitungan parameter
logaritma didapat bahwa : untuk standart
deviasi (Sd) : 0.11, koefisien skewness (Cs) :
0.04, koefisien variasi (Cv) : 0.05 dan
koefisien kuortosis (Ck) : 3.02

4. Analisis Distribusi Frekuensi Curah


Gambar 2. Peta Polygon Thiessen Hujan
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

a) Metode E.J Gumbel 6. Distribusi Hujan Jam-jaman

Tabel 9. Curah Hujan Rancangan

Sumber : Hasil Analisis, 2021

b) Metode Log Person Tipe III

Tabel 10. Curah Hujan Rancagan

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Tabel 11. Syarat Distribusi Curah Hujan

Sumber : Hasil Analisis, 2021

5. Uji Pemilihan Hujan Rancangan


a) Uji Chi Kuadrat
Dari hasil perhitungan didapat nilai
X2hitung = 1,00 dengan nilai X2 kritis =
3.841. Nilai ini lebih kecil apabila
dibandingkan dengan nilai X2 kritis yang
ditunjukkan oleh tabel uji chi-kuadrat pada
Bab II yaitu dengan derajat kebebasan
(Dk) sebesar = 2 dan derajat kepercayaan
(α) = 5
%, maka didapat nilai X2 kritis = 5,991.
Dilihat hasil perbandingan di atas bahwa
ternyata X2 hitungan < X2cr, Maka dari
pengujian kecocokan penyebaran
Distribusi Log person Tipe III DAPAT
DITERIMA.

b) Uji Smirnov Kolmogorov


Dari hasil perhitungan, untuk nilai n
=10 dan Derajat kebebasan Dk = 5%.
Syarat yang harus dipenuhi Dmax < Do
kritis ( 0,20< 0,41 ). Dilihat dari
perbandingan di atas bahwa Dmaks < Do
kritis, maka metode sebaran yang diuji
yaitu Log Person Tipe III DAPAT
DITERIMA.
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Tabel 12. Curah Hujan Jam-Jaman

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 3. Grafik Hujan Jam-


jaman
Sumber : Hasil Analisis, 2021
7. Analisis Debit Banjir Rancangan

a) Waktu Konsentrasi (Tc)

Tabel 13. Perhitungan Waktu Konsentrasi

Sumber : Hasil Analisis, 2021

b) Intensitas Curah Hujan (I)


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Tabel 14. Perhitungan Intensitas Curah Hujan


Tabel 15. Perhitungan Debit Banjir Rencana

Sumber : Hasil Analisis, 2021

e) Debit Air Kotor (Limbah Pemukiman)

Tabel 16. Perhitungan Debit Air Limbah


Sumber : Hasil Analisis, 2021

c) Koefisien Pengaliran (C)


Meningkat sukarnya unsur - unsur yang
mempengaruhi ini dirumuskan dengan
terperinci, maka besarnya koefisien aliran
diasumsikan 0,50. Koefiosien air aliran (C)
adalah bilangan yang menunjukan
perbandingan antara besarnya air aliran
terhadap curah hujan. Koefisien aliran yang
diasumsikan adalah 0,50 hal ini berarti 50%
dari total curah hujan yang akan menjadi
aliran. Angka C yang besar berarti sebagaian
besar air hujan menjadi air aliran, maka
anacaman erosi dan banjir akan besar.
Besarnya nilai C akan berbeda – beda Sumber : Hasil Analisis, 2021
tergantung dari topografi dan penggunaan
Tabel 17. Perhitungan Debit Rencana Total
lahan. Berdasarkan topografi dan
penggunaaan lahan yang merupakan daerah
perkotaan maka koefisien pengaliran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0.95.

d) Debit Banjir Rencana (Qr)


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Sumber : Hasil Analisis, 2021


Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Tabel 18. Perhitungan Debit Banjir TIDAK


Rencana Total Berdasarkan Arah Saluran

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan Tabel 18 diatas dapat


diketahui bahwa debit banjir rencana untuk
saluran sekunder kiri 1 = 0.021 m3/det,
sekunder kiri 2 = 0.004 m3/det, sekunder
kiri 3 = 0.013 m3/det, sekunder kiri 4 =
0.023 m3/det.

4.2. Analisis Hidrolika

Tabel 19. Pehitungan Debit Eksisting Saluran

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasakan Tabel 19 diatas dapat


diketahui bahwa debit eksisting untuk saluran
sekunder kiri 1 = 0.039 m3/det, sekunder kiri 2
= 0.018 m3/det, sekunder kiri 3 = 0.010
m3/det, sekunder kiri 4 = 0.010 m3/det.

4.3. Evaluasi Kapasitas saluran Drainase

Tabel 20. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan hasil evaluasi pada Tabel


20 diatas dapat diketahui bahwa permasalahan
genangan di lokasi penelitian diakibatkan oleh
adanya kapasitas saluran drainase yang
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

MAMPU menampung debit banjir rencana


yaitu pada saluran sekunder kiri 3 dan
saluran sekunder kiri 4. Maka selanjutnya
akan dilakukan perhitungan penampang baru
saluran drainase (Modifikasi).

4.4. Perhitungan Penampang Baru


Saluran Drainase (Modifikasi)

Tabel 21. Perhitungan Debit Penampang Baru


Saluran Drainase (Modifikasi)

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat


diketahui bahwa debit penamapang baru
untuk saluran sekunder kiri 3 = 0.014 m3/det,
sekunder kiri 4 =
0.031 m3/det.

Tabel 22. Perbandingan Kapasitas Saluran


drainase Baru Terhadap Debit Banjir
Rencana

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan hasil perbandingan kapasitas


saluran drainase baru terhadap debit banjir
rencana pada tabel diatas, didapat bahwa
debit penampang baru saluran (Modifikasi)
lebih besar dari debit banjir rencana. Dengan
kata lain penampang saluran modifikasi
mampu menampung debit banjir rencana.
Jadi, dapat diketahui bahwa solusi
penanganan permasalahan genangan pada
ruas Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu-Kota
Kupang dengan perencanaan ulang saluran
drainase (Modifikasi) adalah efektif.
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

V. KESIMPULAN DAN SARAN


cara memodifikasi atau perencanaan
1. Kesimpulan
ulang dimensi saluran drainase ialah
Berdasarkan hasil penelitian, maka sangat efektif untuk menanggulangi
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : permasalahan genangan pada lokasi
penelitian.
1. Berdasarkan hasil analisis dan
perhitungan yang telah dilakukan
2. Saran
pada bab sebelumnya, diketahui Debit
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
banjir rencana dan Debit penampang
serta pengamatan di lokasi penelitian maka
eksisting saluran adalah sebagai
beberapa saran yang dapat diberikan antara lain
berikut:
:
m3/dtk dan untuk saluran sekunder kiri 4
Qmodifikasi > Qrencana = 0.031 m3/dtk >
0.023 m3/dtk. Sehingga dari perhitungan dapat
disimpulkan bahwa solusi dengan

2. Berdasarkan hasil Evaluasi debit


penampang eksisting terhadap debit
banjir rencana, didapat bahwa untuk
saluran sekunder kiri 1 debit
penampang eksisiting lebih besar dari
debit banjir rencana diperoleh
Qeksisiting>Qrencana =
0.039 m3/dtk>0.021 m3/dtk, untuk
saluran sekunder kiri 2 debit
penampang eksisiting lebih besar dari
debit banjir rencana diperoleh
Qeksisiting>Qrencana =
0.018 m3/dtk>0.004 m3/dtk, untuk
Saluran sekunder kiri 3 debit
penampang eksisting lebih kecil dari
debit banjir rencana diperoleh
Qeksisiting<Qrencana = 0.010
m3/dtk<0.013 m /dtk, dan untuk
3

saluran sekunder kiri 4 debit


penampang eksisting lebih kecil dari
debit banjir rencana diperoleh
Qeksisiting<Qrencana = 0.010 m3/dtk<
0.023 m3/dtk.
3. Berdasarkan hasil perhitungan
perencanaan ulang saluran drainase
yaitu pada saluran sekunder kiri 3 dan
saluran sekunder kiri 4 didapat bahwa
untuk saluran sekunder kiri 3 Q modifikasi
> Qrencana = 0.014 m3/dtk > 0.013
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

1. Perlu adanya pemeliharaan


secara rutin pada saluran
drainase, agar tidak terjadi
sedimentasi (endapan lumpur)
dan tumpukan sampah yang
dapat menghambat aliran air
pada saluran drainase.

2. Sebelum melakukan penelitian


hendaknya memperoleh data
teknis yang mencukupi karena
data tersebut sangat menunjang
dalam menyusun penelitian,
sesuai dengan standart dan
syarat-syarat yang berlaku. Serat
mencari refrensi perhitungan
sebagai acuan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2011). Drainase


Perkotaan.
Gunadarma, Jakarta
Edisono, dkk (1997) Drainase
Perkotaan,
Gunadarma, Jakarta.
Joko, S. (2017). Evaluasi Dan Alternatif
Penanggulangan Genangan
Berbasis Konservasi Air Di Kota
Kupang Das Dendeng – Merdeka
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Juteks.

Krisman, M. (2018). Evaluasi sistem


jaringan drainase jalan raya (studi
kasus: lingkungan jalan

nusantara raya perumnas 3 kota


bekasi. Skripsi Fakultas Teknik –
Progam Studi Teknik Bangunan,
Universitas Negeri Jakarta.
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Oktober 2022

Kamiana, I. M. (2011). Teknik Perhitungan


Susilawati. (2009). Perencanaan Drainase
Debit Rencana Bangunan Air. Graha
Perkotaan Kupang: Universitas Katolik
Ilmu, Yogyakarta.
Widya Mandira Kupang.
Akhmad, G. (2017). Evaluasi saluran
Suyono. (1999). Hidrologi Untuk Pengairan.
drainase pada jalan Ahmad Yani KM.
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
23-24 kecamatan Landasan Ulin Barat
Kota Banjar Baru Provinsi Kalimantan Triatmoddjo, B (2008). Hidrologi Terapan. Beta
selatan. Juteks Offset, Yogyakarta.
SNI 03-3424-1994 Tentang cara perencanaan Wesly. (2008). Perencanaan Drainase Perkotaan
drainase permukaan jalan. (Pertama ed). Graha Ilmu, Yogyakarta.
Soemarto. (1999). Hidrologi Teknik. :
Erlangga, Jakarta.
Suripin, M. (2004). Sistem Drainase
Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andy
Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai