Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

TINJAUAN SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN KARAME


KECAMATAN SINGKIL
Tigri Cicilia Runtuwarow
A. Binilang, F. Halim, E. M. Wuisan
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email:Tigri.Runtuwarow@gmail.com

ABSTRAK
Kelurahan Karame Kecamatan Singkil merupakan salah satu lokasi rawan banjir dan
genangan di kota Manado Sulawesi Utara, sehingga perlu adanya penanganan terhadap
masalah-masalah pada sistem drainase yang ada.
Melalui penelitian ini dilakukan observasi lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya
banjir dan genangan serta penanganannya, kemudian dilakukan analisis hidrologi untuk
mendapatkan debit rencana (Qrcn) serta analisis hidrolika untuk mendapatkan debit
kapasitas, jika hasil analisis Qrcn≥Qkaps untuk suatu ruas saluran maka diterapkan alternatif
penanganan yakni perubahan jalur sistem drainase, serta penyesuaian dimensi saluran untuk
ruas saluran tersebut.
Berdasarkan hasil analisis dari 167 ruas saluran dan 50 gorong-gorong, terdapat 101 ruas
saluran dan 32 gorong-gorong yang dipertahankan dan 66 ruas saluran 18 gorong-gorong
harus disesuaikan untuk memenuhi kondisi syarat Qrcn≤Qkaps, penanganan ini berimplikasi
pada perubahan arah pengaliran, pengadaan inceptor drain, penutupan 2 outlet lama,
penambahan 1outlet baru dan 1outlet rekomendasi. Untuk mempertahankan kondisi rencana
tersebut perlu adanya pemeliharaan sistem drainase secara berkelanjutan.

Kata kunci : Masalah Genangan, Qkapasitas, Qrencana, Sistem Drainase

PENDAHULUAN dimaksud tidak mengalami genangan atau


banjir, namun pada kenyataannya muncullah
Latar Belakang masalah drainase di suatu kawasan yang
Drainase merupakan salah satu fasilitas diakibatkan tidak terpenuhinya kondisi
dasar yang dirancang sebagai sistem guna tersebut di atas, yakni meningkatnya debit
memenuhi kebutuhan masyarakat dan aliran dan terjadinya penurunan kinerja
merupakan komponen penting dalam sistem drainase, demikian halnya yang
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur terjadi pada lokasi penelitian yakni di
khususnya). Secara etimologi drainase Kelurahan Karame Kecamatan Singkil,
berasal dari bahasa Inggris drainage yang berdasarkan observasi lapangan, ditemukan-
mempunyai arti mengalirkan, menguras, nya beberapa titik lokasi rawan genangan.
membuang, atau mengalihkan air dan secara Permasalahan genangan pada lokasi
umum sistem drainase didefinisikan sebagai penelitian diduga disebabkan oleh 2 faktor
serangkaian bangunan air yang berfungsi utama yakni meningkatnya debit limpasan
untuk mengurangi dan/atau membuang permukaan dan penurunan kinerja saluran
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, yang ada. Peningkatan debit yang terjadi
sehingga lahan dapat difungsikan secara bukan semata-mata oleh terjadinya curah
optimal (Suripin, 2004). hujan yang tinggi melainkan adanya
Perencanaan sistem drainase pada perubahan tata guna lahan di luar maupun di
prinsipnya dirancang untuk mengalirkan dalam kawasan penelitian sehingga kuantitas
debit aliran tertentu pada suatu kawasan, debit yang menjadi debit limpasan semakin
terutama pada saat musim hujan. Artinya tinggi sedangkan penurunan kinerja saluran
kapasitas sistem drainase sudah dapat dilihat dari adanya pendangkalan
diperhitungkan untuk dapat mengalirkan saluran oleh sedimen, penyumbatan saluran
debit air yang terjadi sehingga kawasan yang oleh sampah, kerusakan saluran, jalur

523
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

pengaliran yang berkelok serta adanya LANDASAN TEORI


tanaman dan bangunan yang mengganggu
sistem drainase yang ada. Sistem Drainase
Permasalahan banjir dan genangan air Drainase berasal dari bahasa Inggris
tentunya akan berdampak negatif pada “drainage” yang mempunyai arti mengalir-
kondisi sosial, ekonomi, keamanan, bahkan kan, menguras, membuang atau mengalirkan
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Oleh air. Drainase juga dapat diartikan sebagai
karena itu penulis merasa perlu untuk serangkaian bangunan air yang berfungsi
menganalisis kondisi-kondisi tersebut dalam untuk mengurangi dan/atau membuang
rangka penanganan masalah drainase melalui kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
penelitian dengan judul “Tinjauan Sistem sehingga lahan dapat difungsikan secara
Drainase di Kelurahan Karame Kecamatan optimal. Drainase juga diartikan sebagai
Singkil” usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas
Perumusan Masalah
Sering terjadi banjir dan genangan di Konsep dan Prinsip Dasar
beberapa titik lokasi yang ada pada Konsep utama untuk manangani masalah
kelurahan Karame kecamatan Singkil pada drainase kota adalah mengusahakan agar air
saat terjadinya hujan, sehingga aktivitas secepatnya dialirkan ke bagian hilir menuju
masyarakat menjadi terganggu. pembuangan terdekat. Prinsip dasar yang
digunakan dalam penetapan sistem jaringan
Pembatasan Masalah drainase adalah dengan menentukan daerah
Tinjauan terhadap masalah drainase tinggi kemudian daerah pembuangan. Arah
sangat kompleks, untuk itu penelitian ini aliran mengikuti kemiringan dengan melihat
dibatasi pada hal–hal berikut: kondisi daerah yang akan dilalui saluran
1. Lokasi yang ditinjau hanya di wilayah tersebut.
Kelurahan Karame Kecamatan Singkil.
2. Analisis hidrologi untuk mendapatkan Analisis Hujan Rerata Daerah.
debit rencana saluran-saluran di lokasi Rata-rata aljabar
perencanaan. Metode ini didasarkan pada asumsi
3. Analisa hidrolika untuk mendapatkan bahwa semua penakar hujan mempunyai
dimensi hidrolis saluran-saluran di lokasi pengaruh yang setara. Metode ini cocok
perencanaan. digunakan untuk kawasan yang mempunyai
4. Akibat luapan DAS Tondano tidak topografi yang rata atau datar. Jadi dapat di
dibahas. asumsikan bahwa semua penakar hujan yang
ada mempunyai pengaruh yang sama. Hujan
Tujuan Penelitian kawasan diperoleh dari persamaan:
n

 Pi
Merancang suatu sistem drainase yang
dapat mengatasi masalah banjir dan P1 P 2  P3  .......Pn i  1
genangan di Kelurahan Karame. P  (1)
n n
Manfaat Penelitian dimana:
Secara umum penelitian ini dapat menjadi P1, P2, . ...Pn adalah curah hujan yang
pedoman bagi pemerintah Kelurahan Karame tercatat di pos penakar hujan.
Kecamatan Singkil mengenai kondisi 1, 2, .... n dan n adalah banyaknya pos
drainase saat ini dan pengembangannya di penakar hujan.
kemudian hari, sehingga masalah drainase
kawasan ini dapat tertanggulangi. Periode Ulang (return period)
Secara khusus dapat memberikan Dalam perencanan drainase sangat perlu
pembelajaran baik secara teori maupun ditinjau besarnya curah hujan yang dapat
lapangan serta dapat memberikan informasi terjadi pada periode ulang tertentu. Periode
dan menambah wawasan bagi pemerhati ulang adalah interval waktu rata-rata nilai
lingkungan mengenai masalah drainase dan variant dari variabel hidrologi akan disamai
penanganannya. atau dilampaui (disamai atau tidak
dilampaui) satu kali. Kala ulang yang dipakai

524
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

berdasarkan luas daerah pengaliran saluran, Xb < X1  Xb bukan data outlier.


dan jenis kota yang direncanakan dapat dengan :
dilihat pada Tabel 1 berikut ini: CSlog = Koefisien Skewness,
Slog = Deviasi standart,
Tabel 1. Periode ulang (return period)
berdasarkan Tipologi Kota
log X = Nilai rata-rata log data
Kelas kota Luas Catcment Area (CA) [HA} pengamatan,
CA< 10<CA<100 100<CA<500 CA Kn =Nilai K (diambil dari tabel outlier
10 >
500 test K value), tergantung dari
Metropolitan 2 5 10 25 jumlah data yang dianalisis
Besar 2 5 5 15 Xh = Outlier Tinggi,
Sedang 2 5 5 10
Kecil 2 5 2 5 Xl = Outlier Rendah.
(Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum) Pemilihan Tipe Distribusi.
Secara teoritis, langkah awal penentuan
Uji Data Outlier tipe distribusi dapat dilihat dari parameter-
Sebelum data pengamatan digunakan parameter statistik data pengamatan lapa-
dalam metode-metode analisis hidrologi, ngan. Parameter-parameter yang digunakan
harus dilakukan perhitungan uji data outlier adalah CS, CV, dan CK. Kriteria pemilihan
yang gunanya untuk menilai data curah hujan untuk tiap tipe distribusi berdasarkan
yang ada. Dalam hal ini akan dilihat apakah parameter statistik adalah sebagai berikut ini.
ada data yang terlampau besar atau kecil 1. Tipe distribusi Normal.
(sudah merupakan nilai ekstrim atau nilai CS = 0 ; CK = 3
curah hujan dengan return period tertentu) 2. Tipe distribusi log-Normal.
dengan menentukan batas teratas (Xh) dan Cs = Cv3 + 3Cv ; Ck = Cv8 + 6CV6 + 15Cv4
batas terbawah (Xl). + 16Cv2 + 3
Data yang terdapat diluar batasan nilai 3. Tipe distribusi Gumbel.
tersebut dinyatakan sebagai data outlier (nilai CS =1,14 ; CK = 5,40
ekstrim bawah, atas, atau kedua-duanya) Bila kriteria 3 (tiga) sebaran di atas tidak
dapat diketahui dengan menelaah nilai memenuhi, maka kemungkinan tipe sebaran
koefisien skewness (Cs) data pengamatan yang cocok adalah: Tipe distribusi Pearson
dengan menilai koefisien skewness syarat uji III atau log Pearson III.
outlier. Namun, jika parameter-parameter statistik
Syarat-syarat untuk pengujian data outlier data pengamatan tidak memenuhi syarat-
berdasarkan koefisien skewness (Cslog ) syarat batas pada masing-masing tipe
adalah sebagai berikut: distribusi diatas, maka tinjauan kesesuaian
 Uji outlier tinggi lebih dahulu jika suatu tipe distibusi dilakukan secara grafis
........................................ Cs Log > 0,4 (digambar pada kertas probabilitas)
 Uji outlier rendah terlebih dahulu jika kemudian melakukan uji kecocokan (the
...................................... Cs Log < -0,4 goodness of fit test). Hal ini dilakukan untuk
 Uji outlier tinggi dan rendah sekaligus mendapatkan hasil kesimpulan dan
jika.........................-0,4 ≤ Cs Log ≤ 0,4 keputusan yang lebih akurat.
Persamaan untuk uji outlier tinggi dan uji
outlier rendah yang digunakan adalah Debit Rencana.
sebagai berikut : Perhitungan debit rencana dilakukan
a) Outlier Tinggi. dengan menggunakan persamaan rasional
log Xh  log X  Kn.. Slog (2) (Mullvaney, 1881 dan Kuichling, 1889).
Persamaan yang digunakan adalah:
Syarat :
Xa > Xh  Xa adalah data outlier Q 0.00278.C . I . A. (4)
Xa < Xh  Xa bukan data outlier
b) Outlier Rendah
dengan : Q = Debit rencana (m3/ det)
log Xh  log X  Kn.. Slog (3)
C = Koefisien runoff
Syarat : A = Catchment Area (Ha)
Xb > X1  Xb adalah data outlier I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

525
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

Intensitas Curah Hujan. P = Keliling basah (m)


Besarnya intensitas curah hujan yang V = Kecepatan rata-rata (m/det).
berbeda-beda disebabkan lamanya curah
hujan atau frekuensi kejadiannya. Apabila Untuk penampang berbentuk trapesium
data yang dimiliki adalah curah hujan jangka (Gambar 1.), luas penampang basah (A) dan
panjang (mm/jam), maka perlu ditransfor- keliling basah (P)
masikan kedalam curah hujan jangka pendek
(per jam atau per menit).
Dalam penelitian ini, metode yang
digunakan adalah rumus Mononobe dengan
persamaan umum sebagai berikut:
2
R24  24  3 (5)
I  
24  D 
Metode rasional dikembangkan berdasar-
Gambar 1. Saluran penampang berbentuk
kan asumsi bahwa hujan yang terjadi trapezium
mempunyai intensitas seragam dan merata
diseluruh kawasan selama paling sedikit Dimensi saluran dihitung dengan persamaan:
sama dengan waktu konsentrasi atau D ≥ tc ,
A  ( b  m. y) . y (10)
Sehingga Persamaan (5) menjadi :
2 P  b  2. y. 1  m 2 (11)
R  24  3 (6)
I  24   Tinggi total saluran adalah:
24  tc 
 
H y F (12)
dengan:
dengan:
I = Intensitas curah hujan (mm/jam), b = lebar dasar saluran (m),
D = Durasi hujan (jam), y = tinggi aliran maksimum yang diren-
R24= Curah hujan maksimum yang terjadi canakan (m),
selama 24 jam (mm), m = faktor kemiringan saluran
tc = Waktu konsentrasi (jam). F = tinggi jagaan (m).
Analisa Hidrolika Perencanaan gorong-gorong diasumsikan
Analisa hidrolika dimaksudkan untuk
sebagai saluran terbuka. Aliran yang terjadi
mencari dimensi hidrolis dari saluran
dalam gorong-gorong diasumsikan sebagai
drainase dan bangunan pelengkap. Dalam
aliran seragam. Perhitungan debit kapasitas
menentukan dimensi saluran drainase perlu Untuk gorong-gorong pendek, L<20 meter
diperhitungkan kriteria-kriteria perencanaan dengan persamaan :
berdasarkan kaidah-kaidah hidrolika.
(13)
Perencanaan gorong-gorong dapat diselesai-
Kapasitas Saluran.
kan dengan geometrik untuk saluran
Aliran yang terjadi di setiap saluran
berpenampang persegi.
belum tentu sesuai dengan yang diren-
Luas penampang basah(A) dengan pers.
canakan. Namun pada awal perencanaan
(14)
dapat diasumsikan bahwa yang terjadi adalah
Keliling basah dengan (P) dengan pers.
aliran seragam dilakukan dengan rumus
B + 2y (15)
Manning, yaitu:
Kecepatan aliran (V) dengan persamaan:
1 2
V  R 3.S 2
1 (7) 1 2 1
n V  R 3.S 2 (16)
1 2 1 (8) n
Q  . A. R 3 . S 2
n
A (9)
R
P METODOLOGI PENELITIAN
Q = Debit saluran (m3/det)
A = Luas penampang basah saluran(m2 Lokasi Penelitian
R = Jari-jari hidrolis (m) Daerah penelitian merupakan bagian dari
n = Koefisien kekasaran saluran Kota Manado, yakni terletak di Kecamatan
S = Kemiringan dasar saluran Singkil. Berdasarkan data yang di peroleh

526
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

dari kantor kelurahan, Kelurahan Karame 4. Kontrol kapasitas saluran eksisting


memiliki luas 12,33 km2 yang dibagi dalam 6 terhadap debit rencana dengan kriteria
(enam) lingkungan dan terletak pada posisi (Qkaps≥Qrenc) untuk memenuhi dan
geografis antara 10 23’ 23”-1035’39”LU dan (Qkaps≤Qrenc) untuk tidak memenuhi.
12501’43”-125018’13’BT Jika tidak memenuhi maka dilakukan
penanganan:
1.) Perubahan jalur pengaliran drainase
2.) Penyesuaian dimensi saluran
5. Penyusunan rencana sistem drainase
(layout drainase rencana)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Inventarisasi sistem jaringan drainase


eksisting
Inventarisasi sistem jaringan drainase
eksisting diperlukan untuk mengetahui
Gambar 2. Peta lokasi penelitian kondisi kapasitas, permasalahan pada saluran
termasuk dampak akibat permasalahan
tersebut. Inventarisasi permasalahan dilaku-
kan secara langsung di lapangan.
Data-data mengenai sistem saluran
drainase yang dikumpulkan adalah dimensi
saluran, kondisi saluran, permasalahan
saluran, penyebab permasalahan dan dampak
permasalahan tehadap kawasan penelitian.
Berdasarkan hasil inventarisasi ditemukan
kurang lebih 10 titik rawan genangan pada
kawasan penelitianan yaitu:
1. Area I
 Sekitar saluran primer.
Banjir yang terjadi, akibat luapan
saluran primer dimana penampang
saluran primer telah diperkecil guna
memperluas lahan pemukiman
ditambah dengan sedimen dan sampah
yang ada maka dimensi saluran
disinyalir tidak mampu lagi.
 Sekitar saluran pembawa limpasan
Gambar 3. Bagan alir Penelitian dari luar kawasan.
Kondisi saluran yang rusak dan
Metode Penelitian terumbat sampah menyebabkan air
Penelitian ini merupakan suatu studi seringkali meluap ke jalan bahkan
kasus yang berisikan tinjauan yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
didasarkan pada kondisi nyata/aktual serta  Sekitar perempatan dimana saluran
melalui pengamatan langsung/observasi lapa- ditutup. Hal tersebut disebabkan faktor
ngan yang disertai analisis berdasarkan soaial dan kekurangpahaman masya-
metode-metode yang ada antara lain : rakat tentang keberadaan drainase
1. Survei permasalahan di lokasi penelitian dimana masyarakat tidak menerima air
2. Analisis hidrologi untuk mendapatkan limpasan kawasan luar yang masuk di
debit rencana pada ruas saluran kawasan penelitian.
3. Analisis hidrolika untuk mendapatkan
kapasitas pada ruas saluran eksisting

527
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

2. Area II satu saluran yakni pada satu ruas saja


 Saluran yang ada dimensinya sehingga sering terjadi genangan.
diperkecil pada saat proyek paving  Kompleks pasar
jalan setapak, area ini juga telah Saluran di kawasan pasar ini telah
mengalami betonisasi dihampir mengalami pendangkalan, keberadaan
seluruh bagian sehingga kapasitas sampah yang relatif banyak di saluran
saluran berkurang dan debit limpasan menyebabkan penyumbatan, banyak-
meningkat. nya bangunan non permanen sebagai
3. Area III tempat berjualan yang mengganggu/
 Kompleks Gereja Maranatha menghalangi aliran air pada saluran.
Merupakan perluasan genangan di
saluran primer yang meluas, meng- Alternatif Penanganan Masalah
ingat area ini berada pada elevasi yang 1. Tetap memanfaatkan saluran eksisting
lebih rendah. Berdasarkan prinsip dasar perencanaan
 Kompleks Musolah Darul’arqam sistem drainase, kondisi eksis dari saluran
Area ini telah sepenuhnya mengalami harus tetap dimanfaatkan semaksimal
betonisasi dan saluran yang ada mungkin. Drainase eksisting dapat
dimensinya relatif kecil. dipertahankan jika, (Qkaps≥Qrenc).
 Kompleks Masjid Almaghfirah 2. Perubahan jalur sistem drainase
Dengan melihat kondisi yang ada dimana
Saluran di depan masjid ditutup oleh kawasan sekitar lokasi memberikan
masyarakat guna memperlebar jalan kontribusi debit yang sangat besar pada
sehingga aliran air terhambat dan lokasi penelitian maka perlu dibuat
melewati jalan dan menggenang. saluran yang dapat mengakomodir debit
limpasan ini sebelum masuk dalam
Area I kompleks perempatan
Area II kawasan dan memberikan beban debit
yang besar pada saluran-saluran drainase
dalam kawasan penelitian, sehingga debit
ini dapat secepatnya dibuang ke badan
Area 1II Lingkungan I sungai.
3. Penyesuaian dimensi saluran
Saluran dengan kapasitas tertentu yang
tidak mampu menampung dan mengalir-
Area I Area I
kan debit yang terjadi dimensinya
diperlebar dan atau diperdalam sesuai
kondisi lapangan yang dimungkinkan.
Area IV kantor kelurahan Area II
Analisis Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan dalam
analisis hidrologi adalah data hujan dengan
Gambar4.Dokumentasi Banjir dan Genangan panjang pengamatan selama 10 tahun yang
diperoleh dari stasiun pengamatan Badan
4. Area IV Meteorologi dan Geofisika (BMG)
 Area ini merupakan pertemuan Kayuwatu dan Winangun yang berada dekat
beberapa arah aliran dan mempunyai dengan lokasi penelitian.
kontur cekung sehingga air seringkali
meluap ke jalan, ditambah luapan air Analisis Distribusi Peluang
saluran jembatan memperluas genang- Analisis data curah hujan dilakukan untuk
an hingga ke area I. menetapkan besarnya curah hujan yang
5. Area VI mungkin terjadi pada kala ulang tertentu.
 Kompleks kantor lurah/camat. Area ini Akurasi hasil analisis tergantung seberapa
merupakan area yang memiliki kontur besar suatu kurva frekuensi peluang tipe
cekung, saluran yang ada di depan distribusi tertentu dapat mewakili suatu
kantor camat ini juga hanya memiliki distribusi data pengamatan.

528
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

Gambar 5. Peta lokasi rawan genangan

Dalam penelitian ini, metode distribusi Llahan = 45,021 m V= 0,4 m/det


yang digunakan adalah metode-metode
sebagai berikut : a. Waktu konsentrasi terdiri dari waktu
1. Distribusi Normal konsentrasi saluran dan waktu konsentrasi
2. Distribusi Log Normal lahan.
3. Distribusi Gumbel  Waktu konsentrasi Lahan
4. Distribusi Pearson III 2 n 
t 0   x 3,28 xL L x 
Dari Kriteria pemilihan awal kesesuaian 
 3 SL 

tipe distribusi berdasarkan parameter statistik 2 0,027 
serta tinjauan kesesuaian tipe distribusi dengan t 0   x 3,28 x 45,021x  / 60

 3 0,03392 

cara grafis berdasarkan hasil uji kecocokan (the
t 0  0,26726 jam
goodness of fit test) diperoleh:
 waktu konsentrasi saluran
Tabel 2.Rekapitulasi nilai td =  Ls  / 3600
60V
td = 55,423

0,000641 jam.
60 x 0,4
 Waktu konsentrasi total
tc = t0 + td
tc = 0,26726 + 0,2854 = 0,2679 jam
Berdasarkan uji kecocokan distribusi data
terhadap distribusi teoritis dengan metode b. Intensitas curah hujan dihitung dengan
Smirnov-Kolmogorof menunjukan semua metode Mononobe
tipe sebaran yang digunakan memenuhi 2
R 24  24  3 = 192,216  24 
2
3

syarat yakni D < 0,41. I    


24  tc  24  0, 2679 
Maka digunakan hasil analisis log person III
I = 160,3501 mm/jam
dengan terkecil yakni Xtr=192,216mm
c. Debit aliran yang terjadi pada saluran S1-
Analisis Debit Rencana
S2 Ka
Perhitungan debit rencana menggunakan
Q = 0,00278.C.I.A
persamaan rasional. Langkah-langkah perhi-
tungan pada saluran S1-S2 ka. adalah sebagai Q = 0,00278.0,7.160,3501. 0,1096
berikut:
Q = 0,0341997 m3/det
A = 0,1096 Ha S= 0,03392
LSaluran = 55,423 m C= 0,7

529
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

KONTUR
L lAHAN

ARAH PENGALIRAN

Gambar 6. Peta Catchment Area

Gambar 7. Jalur sistem drainase eksisting outlet 3

Gambar 8. Perubahan jalur sistem drainase eksisting outlet 3

530
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

Analisis Debit Kapasitas Perhitungan Penyesuaian Dimensi


Saluran berbentuk trapesium dengan Saluran
asumsi aliran yang terjadi adalah aliran Perhitungan penyesuaian dimensi saluran
seragam. perhitungan kapasitas eksisting pada dasarnya sama dengan langkah-langkah
saluran S1-S2 Ka adalah sebagai berikut: perhitungan dimensi saluran pada saluran
B = 0, 41 m S = 0,0339 eksisting.
n = 0,015 H = 0,45 m Tinjau untuk saluran (S1-S2 Kanan)
Ba = 0,55 m Saluran direncanakan dengan koefisien
kekasaran saluran 0,015 dengan kemiringan
a. tinggi jagaan (F) saluran 0,0339.
y = 0,45 - 0,15 = 0,3 m. Tahapan perhitungan yakni
a. Ditentukan tipe saluran
b. Hitung kemiringan dinding saluran Direncanakan saluran dengan dimensi
m =  0,41  0,55  sebagai berikut:
   0,15556
 2 x0,45  B = 0,6 m Ba = 0,8 m Y = 0,6 m
c. Hitung luas penampang basah b. tinggi jagaan (F) yang disyaratkan adalah
A = ( 0,41 + 0,15556 x 0,3 )x 0,3 = 0,137 m2 0,20m sehingga tinggi aliran dihitung :
Ykaps = 0,6 - 0,2 = 0,4 m.
d. Hitung keliling basah
c. Hitung kemiringan dinding saluran
P=0,41+2 x0,3 1  0,15556 2 =1,017216 m 1  Ba  B 
m . 
H  2 
e. Hitung jari-jari hidrolis m= 1  0,8  0,6 
R= 0,137 x   0,166667
 0,13468 0,6  2 
1,017216
d. Hitung luas penampang basah dengan
f. Hitung kapasitas debit saluran
1 2 1
A  ( B  m. y ) . y
Q kaps  . 0,137 . 0,13468 3 . 0,0339 2
0,015 A=(0,6+0,16667x0,4) x 0,4 = 0,26667m2
3 3
= 0,44198m /det≤1,053 m /det e. Hitung keliling basah
P  B  2. y. 1  m 2
Karena Qkaps≤Qrenc, dapat disimpulkan saluran
tidak memenuhi syarat kapasitas. P=0,6+2x0,4x 1 0,16667 2 =1,41103
Maka dilakukan penanganan yakni f. Hitung jari-jari hidrolis
Perubahan jalur sistem drainase. Gambar 7
R = 0,266667  0,188987
dan Gambar 8 memperlihatkan jalur sistem 1,411035
drainase yang mengalami perubahan serta g. hitung kapasitas debit saluran
debit yang berlaku. 1 2 1
Penanganan ini dimaksudkan untuk Q  . A. R 3 . S 2
n
mengarahkan debit limpasan dari luar 1 2 1
kawasan langsung ke outlet terdekat (badan Q kaps  . 0,266667 . 0,188987 3 . 0,0339 2
0,015
sungai) dengan cara perubahan arah
=1,078281 m3/det ≥1,053066 m3/det
pengaliran dari ruas saluran eksisting,
penambahan inceptor drain, penambahan
Karena ( Qkaps  Qrenc ), dapat disimpul-
outlet baru sehingga secara otomatis debit
yang bekerja pada kawasan penelitian kan saluran sudah memenuhi syarat
jaumlahnya jauh berkurang. Berdasarkan kapasitas.
hasil perhitungan ini, kontrol kembali Qrenc
terhadap Qkaps untuk melihat kemampuan Perhitungan Perubahan Dimensi Gorong-
masing-masing ruas saluran dan gorong- gorong
gorong dengan kriteria ( Qkaps  Qrenc ) untuk Gorong-gorong yang direncanakan tetap
mengacu pada jenis gorong-gorong eksisting
memenuhi dan ( Qkaps  Qrenc ) untuk yang yakni dari pasangan batu dengan pelat beton
tidak memenuhi. bertulang diatasnya sebagai penutup, dan
Penanganan selanjutnya untuk ruas merupakan jenis gorong-gorong persegi
saluran dan gorong-gorong yang tidak (duicker) namun dimensinya disesuaikan
memenuhi syarat kapasitas, dilakukan sehingga dapat menampung dan mengalirkan
penyesuaian dimensi. debit pada kawasan penelitian

531
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (523-532) ISSN: 2337-6732

Perencanaan Gorong-gorong Penampang penutupan 2 outlet lama dan penambahan


Persegi 1 outlet baru dan 1 outlet rekomendasi.
Gorong-gorong direncanakan dengan 3. Penyesuaian dimensi.
tinggi 0,7 m dan lebar 0,7 m dengan panjang Penanganan selanjutnya untuk 53 saluran
saluran yaitu 5,5 m, jagaan 0.2 m dan dengan dan 15 gorong-gorong yang tidak
nilai koefisien debit (μ) 0,8 untuk gorong- memenuhi yakni dilakukan perubahan
gorong berbentuk kotak maka diperoleh: dimensi hingga memenuhi syarat
A = (H-F) * B ( Qkaps  Qrenc ).
= 0,5 * 0,7 = 1,2 m2
Qkaps = μ * A * 1 R 2 3 . S 12 Saran
n Untuk meminimalisasi resiko genangan
= 1,093 m3/det ≥ 1,089 m3/det air serta banjir di Kelurahan Karame
Karena ( Qkaps  Qrenc ), dapat disimpulkan dikemudian hari maka dapat disarankan
gorong-gorong sudah memenuhi syarat secara teknis dan non teknis:
kapasitas. Tindakan teknis :
1. Perlu pemeliharaan saluran drainase
secara berkala meliputi pembersihan
PENUTUP saluran dari endapan pasir, tanah, sampah,
serta tumbuhan yang mengganggu, yang
Kesimpulan disertai perbaikan ruas saluran dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat gorong-gorong yang mengalami
diambil kesimpulan sebagai berikut: kerusakan.
1. Jumlah saluran dan gorong-gorong adalah 2. Pembuatan kisi-kisi penahan sampah
167 saluran, 50 gorong-gorong dan 8 disetiap pintu masuk gorong-gorong,
outlet eksisting. Berdasarkan hasil kolam endapan sedimen serta lubang
kontrol (man hole) pada jarak tertentu
analisis kapasitas saluran terhadap debit
untuk saluran yang diberi penutup.
rencana, diperoleh 66 ruas saluran dan 18 3. Pembuatan bronjong serta pemasangan
gorong-gorong yang tidak memenuhi pintu air guna mencegah masuknya
syarat (Qkaps≤Qrenc) luapan air anak sungai Tondano di
2. Penanganan ini berupa pembuatan jalur Kelurahan Karame.
sistem drainase yang mampu mengalih- Tindakan non teknis:
kan debit limpasan dari luar kawasan Perlu adanya penyuluhan kepada
penelitian sehingga tidak lagi mem- masyarakat mengenai penanganan
bebani saluran dalam kawasan penelitian. masalah drainase yang merupakan
Setelah dilakukan penanganan dengan masalah bersama, baik masyarakat di hulu
perubahan jalur sistem drainase ini, maupun hilir saluran drainase, serta pola
terdapat 53 saluran dan 15 gorong-gorong prilaku yang dapat merusak sistem
yang masih tidak memenuhi. Penerapan drainase yang ada.
penanganan ini, disertai dengan

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmodjo., 2008. Hidrologi Terapan. Beta offset. Yogyakarta.


Chow V. T., 1959. Open Channel Hydraulik. McGraw-Hill. NY.
Imam Subarka., Hidrologi Untuk Bangunan Air. Idea Dharma. Bandung.
Suripin., 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI. Yogyakarta.

532

Anda mungkin juga menyukai