A. Dasar Hukum
minimal bangunan fisik yang ada pada daerah sempadan maupun badan
daerah penguasaan sungai, dan bekas sungai. Batas area sungai dan daerah
16
Wawancara dengan Bapak Dwi Prasetyo Wibowo, M. Eng, Bagian Pelaksana Teknis PPK
Sungai dan Pantai II Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
42
sempadan sungai dengan jarak 3 (tiga) meter dari tepi tanggul luar dan di
wilayah luar kawasan kota 5 (lima) meter dari tepi tanggul luar. Kemudian
(sepuluh) meter dari tepi tanggul dan di wilayah luar kota adalah 15 (lima
a. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan
b. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan
meter, dan
c. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan
17
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan Sungai,
Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
18
Pasal 5 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
43
Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan terdiri dari, sungai
besar dengan luas daerah aliran sungai lebih dari 500 Km2 dan sungai kecil
dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan 500 Km2.
ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan
sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
Sempadan Danau ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi
(lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.21
19
Pasal 6 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
20
Pasal 7 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
21
Pasal 8 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
44
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
22
Pasal 22 ayat (1) Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan
Danau
23
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan
Danau
45
yang didirikan tidak boleh melanggar ketentuan minimal jarak bebas
bangunan gedung dan jarak antara tepi rencana jalan dengan pagar
dengan tepi jalan, tepi sungai, jalan kereta api, dan/atau jaringan
kesehatan.24
B. Penegakan Hukum
1. Penegakan Hukum
24
Peratutan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung pada Pasal
15.
25
Ilham Bisri, Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004. Hlm.128
26
Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah. Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta:Sinar Grafika, 2005.
hlm.48
46
selalu force, bahwa penegakan hukum hanya bersangkutan dengan hukum
dengan kebiasaan menyebut dengan penegak hukum itu Polisi, Jaksa, dan
Hakim. Penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari para penegak
schouders van de politie worden gelegd. Handhaving is een taak van vele
nilai yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian
27
J.B.J.M. ten Berge, dikutip dari Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. RajaGrafindo
Persada,Jakarta,2016, hlm.292.
28
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. RajaGrafindo Persada,Jakarta,2016, hlm.291.
47
control”) kedamaian pergaulan hidup.29 Penegakan hukum secara konkret
bersifat abstrak. Dalam bidang hukum tata negara kaidah hukum berupa
kebolehan.30
perilaku atau sikap tindak yang dianggap pantas, atau yang seharusnya.
29
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum. Binacipta, Bandung, 1983, hlm.13.
30
Ibid. Hlm 14
48
pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang menyangkut
membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum,
bahwa pada hakikatnya diskresi nerada di antara hukum dan moral (etika
masyarakat dan untuk ini pemahaman tentang hak dan kewajiban menjadi
31
Soejono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali Press,
Jakarta, 1983, hlm.4
32
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Ccetakan ke-17, Edisi 7, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, tahun 2002, hlm 375
33
Ibid. Hlm 376
49
yaitu penegakan hukum administrasi, perdata, dan pidana.34 Di antara
34
Takdir Rahmadi, Hukum Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Airlangga University
Press, Surabaya: 2003. Hlm 131.
35
Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Greafika, Pekanbaru: 2009.
Hlm. 92.
36
Ibid.
37
Ibid. Hlm 93.
50
pidana dalam delik pencemaran lingkungan mungkin hanya akan
tuntutan ganti rugi yang dapat diajukan atas dasar kerugian yang diderita.38
yakni:40
38
Abdurrahman, Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1990.
Hlm 109
39
C.S.T. Kansil. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Ctk kedelapan, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, hlm.38
40
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, (Jakarta: Binacipta, 1983), hlm13.
51
ketidakserasian antara hukum tercatat dengan hukum kebiasaan,
dan seterusnya.
masyarakat.
Keempat faktor tersebut di atas, saling berkaitan dan merupakan inti dari
52
yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soejono Soekanto,
yaitu:41
mencapai tujuannya.
41
Ibid, hlm.5
53
disebut di dalam Undang-undang tersebut, serta terjadi
54
maupun pribadi, melalui pelestarian ataupun pembaharuan
undang
sebagai berikut:
Rakyat.
terkemuka.42
42
Ibid, hlm 9
55
Tidak diikutinya asas-asas Undang-undang tersebut, belum
penegakan hukum.
43
Ibid, hal 13.
56
yang isinya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu.
occupant).44
yang dimana harus bisa menentukan mana yang benar dan mana
44
Ibid. hal 15.
45
Ibid. hal 18.
57
tradisional tertentu, sehingga menarik partisipasi dari sasaran atau
efeknya.
46
Ibid. hal 20.
58
Halangan-halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan
pasangan konservatisme.
47
Ibid, hal 25.
59
tersebut tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum akan
mencapai tujuannya.48
dalam penegakannya.
60
wilayah perkotaan. Masalah-masalah yang timbul di wilayah
masyarakat.51
50
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, (Jakarta: Binacipta, 1983), hlm39.
51
Soejono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali Press,
Jakarta, 1983, hlm.42.
61
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga sempadan
sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.” untuk itu setiap
e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
62
Sebagai suatu sistem (atau subsistem dari sistem
terjadi apabila ada hambatan dari pihak lain, tidak ada pilihan lain
atau terpaksa tanpa kesalahan pihak lain, dan karena keadaan diri
52
Ibid, hlm 47.
63
keadaan tenteram ada, bila seseorang tidak merasa khawatir, tidak
kesatuan),
segalanya,
53
Ibid. hal 48.
54
Ibid, hlm 50.
64
penggunaan kekuasaan melaksanakan ketentuan yang
65
hukum dalam sistem Kontinental. Bagir Manan menyebutkan adanya
undangan;
Adanya kelemahan dalam dalam hukum tertulis ini berarti pula adanya
disampaikan oleh Bagir Manan diatas, asas legalitas tetap menjadi prinsip
utama dalam setiap negara hukum. Telah disebutkan bahwa asas legalitas
substansi asas legalitas adalah wewenang yakni “Het vermogen tot het
55
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Peraturan Perundang-undangan dalam Pembinaan Hukum
Nasional, (Bandung: Armico, 1987),hlm.16.
66
verrichten van bepaalde rechtshandelingen”, yaitu kemampuan untuk
berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak
secara keseluruhan.57
56
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. RajaGrafindo Persada,Jakarta,2016, hlm.98.
57
Ibid. Hlm.100.
67
Peran pemerintah dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
daerah manfaat sungai yang berada pada wilayah sungai yang wewenang
dengan rekomendasi teknis dari Badan Hukum tertentu dan izin diberikan
mengalir pada satu provinsi dan Direktur Jenderal atas nama menteri
58
Pasal 13 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan
Sungai, Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
68
dalam hal sungai yang bersangkutan mengalir pada lebih dari satu
provinsi.59
wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah
peran masyarakat.61
2011 tentang Sungai, sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau
59
Pasal 14 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan
Sungai, Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
60
Pasal 13 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
61
Pasal 25 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
69
buatan berupa jaringan pengairan air beserta air didalamnya, mulai dari
hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh Garis Sempadan.
jarak tertentu dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi sungai, tepi
saluran, kaki tanggul, tepi rawa atau rawa, tepi waduk atau danau, tepi
mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik dan pipas gas, dan
yang berwenang.62
62
Kamus Tata Ruang, terdapat dalam http://kamustataruang.com/?s=garis+sempadan. diakses
tanggal 26 Oktober 2018.
70
tebing sungai yang mungkin terjadi. Garis sempadan sungai ini diciptakan
pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai sumber daya yang ada di sungai
agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.
minimal bangunan fisik yang ada pada daerah sempadan maupun badan
daerah penguasaan sungai, dan bekas sungai. Batas area sungai dan daerah
63
Ibid.
71
sempadan sungai dengan jarak 3 (tiga) meter dari tepi tanggul luar dan di
wilayah luar kawasan kota 5 (lima) meter dari tepi tanggul luar. Kemudian
(sepuluh) meter dari tepi tanggul dan di wilayah luar kota adalah 15
agar fungsi sungai dan kegiatan manusia tidak saling terganggu. Dalam hal
ruang antara tepi palung sungai dan tepi dalam kaki tanggul merupakan
bantaran sungai. Meliputi ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara
garis sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau
di antara garis sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai
g. Mata air.
64
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan Sungai,
Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
65
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
72
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
a. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan
b. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan
lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter, dan
c. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan
besar dengan luas daerah aliran sungai lebih dari 500 Km2 dan sungai kecil
dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan 500 Km2.
ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan
66
Pasal 5 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
73
sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
Sempadan Danau ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi
(lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.69
daya yang ada pada sungai.70 Penetapan tersebut dengan tujuan agar fungsi
67
Pasal 6 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
68
Pasal 7 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
69
Pasal 8 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
70
Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai, Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas
Sungai.
74
menjaga fungsi sungai, serta agar daya air sungai dan lingkungannya dapat
dibatasi.71
yang bersangkutan.
jalan akses bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia untuk
71
Ibid. Pasal 3 ayat (2)
72
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan Sungai,
Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
75
melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai. Dalam menetapkan
Garis Sempadan sungai memuat paling sedikit mengenai batas ruas sungai
yang ditetapkan, letak garis sempadan, serta rincian jumlah dan jenis
sempadan sungai tersebut dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri,
sumber daya air, serta beranggotakan wakil dari instansi teknis dan unsur
masyarakat.73
(tiga) meter dari tepi tanggul luar dan di wilayah luar kawasan kota 5
(lima) meter dari tepi tanggul luar. Kemudian sempadan sungai tak
73
Pasal 14 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
74
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai, Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas
Sungai.
76
tanggul dan di wilayah luar kota adalah 15 (limabelas) meter dari tepi
kota.75
(legal acetion) yang diambil pejabat tata usaha negara yang bertanggung
lingkungan.77
75
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan dan Sungai,
Daerah Pemanfaatan Sungai, Daerah Penguasa Sungai dan Bekas Sungai.
76
Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Hukum Administrasi Lingkungan Kontemporer, Setara Press,
Malang: 2010. Hlm.139
77
Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Greafika, Pekanbaru: 2009.
Hlm. 101
77
Penerapan hukum dipandang sebagai sistem administrasi yang
terdiri dari:78
a. Teguran tertulis,
b. Paksaan pemerintah,
78
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPPLH) Pasal 76-83
78
Bangunan Gedung bahwa setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak
79
UUPLH, op. Cit., Pasal 25
80
Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Greafika, Pekanbaru: 2009.
Hlm. 101
79
dikenai sanksi denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai
dilakukan.81
Wilayah Sungai Serayu Opak dengan prosedur yang sudah ada. Adapun
pertama dan kedua masih tetap tidak mau membongar bangunan yang
81
Pasal 45 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
82
Wawancara dengan bapak Bambang selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Balai Besar
Serayu Opak Yoyakarta.
80
D. Bangunan Di Garis Sempadan Sungai Dalam Pandangan Islam
Allah.83 Al-Qur’an yang dimana telah dirukan oleh Allah SWT kepada Nabi
Sementara itu, Islam juga memberikan pengajaran pada segala hal meliputi
petunjuk, tanda-tanda, kisah para nabi, hubngan antara manusia dengan Allah,
dengan alam atau lingkungan dalam pandangan islam ialah salah satu dalam
pembahasan berikut.
hubungan yang sangat banyak dengan penghuni, banyak interaksi, dan banyak
islam tidak terlepas dari proses penciptaan Allah SWT yang tidak secara
83
Al-Qur’an Karim, Universitas Islam Indonesia Press, 2014, Al-Maidah ayat 3.
81
Artinya “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin da awan yang
yang hidup di muka bumi ini. Oleh karenanya manusia tidak dapat hidup
seperti hewan, tumbuhan, dan jasad renik maupun dengan lingkugan abiotik
relasi yang diantaranya karena terdapat interaksi antara satu dengan yang
kawan hidup yang hidup bersama secara netral dan pasif, melainkan hidup
82
manusia itu terikat erat dengan mereka. Bahkan, tanpa mereka manusia tidak
bisa hidup.84
hewan dan buah-buahan. Tidak hanya itu saja manusia juga membutuhkan air
dan sebagainya.
Artinya “Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
84
Otto Soermarwoto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pengembangan, Djambatan. Jakarta, 2004.
hlm.51
85
Ibid, hlm 51
86
Al-Qur’an Karim, Universitas Islam Indonesia Press, 2014, Al-Mulk ayat 15.
83
Katsir dalam tafsirannya menegaskan bahwa hal ini merupakan kenikmatan
yang Allah berikan bagi makhlukNya dengan menyediakan bumi bagi mereka
menetap dengan tenang, Dia alirkan air di dalamnya dari mata air, serta Dia
dengan ketentuanNya.
hidup juga mendapat perhatian dan pemelihatraan dari manusia yang bertujuan
kualitas lingkungan hidup yang dibebankan kepada manusia sebab Allah SWT
telah mencitakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan manuisa sebagai
kekerasan, tapi dengan pelajaran dan kesadaran sendiri dari manusia itu
84
lingkungan hidup dan mempertahankan produktivitas, menjaga lingkungan,
akibat dari kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan adanya campur
tersebut sangat mengganggu fungsi dari sempadan sungai salah satunya guna
bencana banjir jika terjadi hujan lebat di hulu sungai. Hal tersebut telah
85
bagaimana kesudahan orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”. Dalam
ayat tersebut sudah jelas bahwa kerusakan meluas di daratan dan lautan akibat
dari tangan manusia Allah akan mengenakan sebagian siksa dari tindakan
mereka dan mestinya mereka sadar tidak meneruskan dosanya yang merusak
87
Al-Qur’an Karim, Universitas Islam Indonesia Press, 2014, Ar Ruum ayat 41.
86