Anda di halaman 1dari 39

PENETAPAN GARIS SEMPADAN

SUNGAI DAN DANAU


PERMEN-PUPR NOMOR : 28/PRT/M/2015

OLEH

Ir. HARUN EFFENDY, Sp-PSDA, MT


BBWS POMPENGAN JENEBERANG
NARASUMBER : HUKUM-SDA (PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR)
A. Latar Belakang
Bahwa sejalan dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1974 Tentang Pengairan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diberi


wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola dan
mengembangkan pemanfaatan sumber-sumber air.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah.

Membagi kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada


pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang


Sungai.
A. Latar Belakang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai
wewenang dan tanggung jawab dalam menetapkan garis sempadan
sungai dan danau.

Sungai adalah alur atau wadah air mulai dari hulu sampai muara
dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

Garis sempadan adalah garis maya di kanan dan kiri palung sungai
yang ditetapkan sebagai batas kawasan lindung tepi sungai yang
menjadi satu kesatuan dengan sungai.

Sempadan sungai (riparian zone), merupakan zona penyangga


antara ekosistem perairan sungai dan daratan sepanjang kanan
kiri sungai, umumnya di dominasi oleh tumbuhan, semak, rumput,
pepohonan (flora) dan binatang (fauna).

Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan


berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai
kawasan pelindung danau.
B. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan.
2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.
4) Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan
Wilayah Sungai.
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04
Tahun 2015 Tentang kriteria dan penetapan wilayah sungai.
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
09/PRT/M/2015, Tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor;
28/PRT/M/2015, Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan
Danau.
DASAR HUKUM (PIRAMIDA TATA URUTAN
PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA)
C1. SASARAN C2. MANFAAT

• Agar komunitas • Agar komunitas


peduli sungai dan peduli sungai dan
masyarakat di 4 masyarakat dapat
wilayah sungai mengetahui batas-
mendapatkan batas sempadan
peningkatan sungai sebagai fungsi
kapasitas Sumber sungai dan wadah air
Daya Manusia (SDM) yang perlu dijaga
dalam pengelolaan bersama.
Sumber Daya Air.
C3. Lokasi Kegiatan
Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, memiliki
kewenangan atas 4 wilayah sungai, untuk kegiatan ini akan diarahkan
pada ke 4 (empat) wilayah sungai yaitu ;
a. Wilayah Sungai (WS) Jeneberang
b. Wilayah Sungai (WS) Walanae-Cenranae
c. Wilayah Sungai (WS) Saddang
d. Wilayah sungai (WS) Pompengan-Larona
C4. MAKSUD DAN TUJUAN (Pasal 3)
• Maksud
Garis sempadan sungai dan danau, dimaksudkan sebagai upaya agar
kegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya
yang ada pada sungai dan danau dapat dilaksanakan sesuai tujuannya.
• Tujuan
Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan
agar;
a) Fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang
berkembang disekitarnya.
b) Kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber
daya yang ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau.
c) Menjaga daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya
dapat dibatasi pada kanan dan kiri sempadan sungai.
d) Sebagai upaya melindungi agar fungsi sungai dapat berlangsung
secara berkelanjutan, bagi keidupan manusia, sebagai penyedia air
dan wadah air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, air baku,
industri, parawisata, olahraga. transportasi, pertahanan, perikanan,
pembangkit tenaga listrik, dan kebutuhan lainnya.
D. Kriteria Penetapan Garis Sempadan (Pasal 4)
1) Sempadan sungai meliputi ruang di kiri dan kanan palung sungai
antara garis sempadan dan tepi sungai untuk sungai tidak bertanggul.
2) Diantara garis sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai
bertanggul.
3) Garis sempadan sebagaimana yang dimaksud ditentukan pada ;
a) Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
b) Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
c) Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
d) Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
e) Sungai yang terpengaruh pasang air laut
f) Sungai yang terpengaruh oleh mata air
F. Pembahasan Garis Sempadan
1) Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam
kawasan perkotaan yang dimaksud dalam (pasal 5)
ditentukan ;
a) Paling sedikit berjarak 10 meter dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan
3 meter.
b) Paling sedikit berjarak 15 meter dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman sungai lebih dari 3 meter sampai
dengan 20 meter.
c) Paling sedikit berjarak 30 meter dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman dari 20 meter.
F. Pembahasan Garis Sempadan
2) Garis sempadan sungai yang tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan sebagaimana yang dimaksud dalam (pasal 6)
ditentukan ;
a) Sungai besar dengan luas DAS (Daerah aliran sungai) < 500
km2, maka garis sempadan sungai berjarak 100 meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
b) Sungai kecil dengan luas DAS (Daerah Aliran Sungai) ≥ 500
km2, maka garis sempadan sungai berjarak 50 meter dari tepi
kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
F. Pembahasan Garis Sempadan
3) Garis sempadan sungai yang bertanggul di dalam kawasan
perkotaan sebagaimana yang dimaksud dalam (pasal 7)
ditentukan, paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki
tanggul sepanjang alur sungai.
4) Garis sempadan sungai yang bertanggul di luar kawasan
perkotaan sebagaimana yang dimaksud dalam (pasal 8)
ditentukan sedikit berjarak 5 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
Tabel 1. Kriteria Penetapan Lebar Sempadan Sungai
Menurut Permen PUPR 28/2015
F. Pembahasan Garis Sempadan
5) Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul
untuk mengendalikan banjir, ruang antara tepi palung
sungai dan tepi dalam kaki tanggul merupakan
bantaran sungai yang berfungsi sebagai ruang
penyalur, banjir (Pasal 9).
6) Penentuan garis sempadan sungai yang terpengaruh
pasang air laut sebagaimana dimaksud, dilakukan
dengan cara yang sama dengan penentuan garis
sempadan sungai sesuai pada pasal 5,6,7 dan 8 yang
diukur dari tepi muka air pasang rata-rata (pasal 10).
F. Pembahasan Garis Sempadan
7) Garis sempadan mata air
sebagaimana dimaksud; ditentukan
mengelilingi mata air paling sedikit
berjarak 200 meter dari pusat mata
air (Pasal 11).

8) Garis sempadan danau (pasal 12)


a) Ditentukan mengelilingi danau
paling sedikit berjarak 50 meter
dari tepi muka air tertinggi yang
pernah terjadi
b) Muka air tertinggi yang pernah
terjadi sebagai mana dimaksud,
menjadi batas badan danau.
c) Badan danau sebagaimana
dimaksud merupakan ruang yang
berfungsi sebagai wadah air.
Tabel 2. Kriteria Penetapan Lebar Sempadan Mata Air dan
Danau Menurut Permen PUPR 28/2015
G. Tata Cara Penetapan Garis Sempadan (Pasal 13)

Penetapan garis sempadan sungai dilakukan oleh;


1) Menteri, untuk sungai pada wilayah sungai lintas
provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah
sungai strategis nasional.
2) Gubernur, untuk sungai pada wilayah sungai lintas
Kabupaten/ Kota.
3) Bupati/ walikota, untuk sungai pada wilayah sungai
dalam satu Kabupaten/ Kota.
H. Penetapan Garis Sempadan Sungai Melalui Kajian (Pasal 14)

1) Dalam penetapannya harus di pertimbangkan


karakteritik geomorfologi sungai, kondisi sosial
budaya masyarakat, jalan akses peralatan, bahan dan
sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan
operasi dan pemeliharaan sungai.
2) Kajian penetapan garis sempadan sungai memuat
batas ruas sungai, letak garis sempadan, rincian jumlah
dan jenis bangunan yang terdapat di dalam sempadan.
3) Kajian penetapan garis sempadan sungai dilakukan
oleh tim yang dibentuk oleh menteri, gubernur, atau
bupati/walikota, sesuai kewenangannya dalam
pengelolaan sumber daya air.
4) Tim kajian penetapan garis sempadan sungai
beranggotakan wakil dari instansi teknis dan unsur
masyarakat.
I. Hasil Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai (Pasal 15)
1) Menunjukkan terdapat bangunan dalam sempadan
sungai, maka bangunan tersebut dinyatakan dalam
status quo dan secara bertahap harus ditertibkan
untuk mengembalikan fungsi sempadan sungai.
I. Hasil Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai (Pasal 15)
2) Tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat dalam sempadan
sungai untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi ;
a) Bangunan prasarana sumber daya air
b) Fasilitas jembatan dan dermaga
c) Jalur pipa gas dan air minum
d) Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi
e) Bangunan Ketenagalisrikan
J. Penetapan Garis Sempadan Danau Dilakukan oleh (Pasal 17)

1) Menteri untuk danau yang berada pada wilayah


sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara
dan wilayah sungai strategis nasional
2) Gubernur, danau yang berada pada wilayah sungai
lintas kabupaten/ kota.
3) Bupati/walikota, danau yang berada pada wilayah
sungai dalam satu kabupaten/ kota.
K. Penetapan Sempadan Danau (Pasal 18)

1) Dilakukan berdasarkan kajian penetapan danau


2) Dilakukan berdasarkan pola pengelolaan sumber daya
air dan harus mempertimbangkan karakteristik danau,
kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan
kegiatan operasi dan pemeliharaan danau.
3) Dalam hal danau berada dalam kawasan hutan,
dilakukan koordinasi dengan instansi kehutanan
4) Batas garis sempadan danau ditentukan paling sedikit
berjarak 50 meter dari tepi badan danau.
5) Dalam hal terdapat pulau di tengah Danau, maka
seluruh luasan pulau merupakan daerah tangkapan air
danau dengan sempadan danau.
L. Hasil Kajian Sempadan Danau (Pasal 20)

1) Dalam hal hasil kajian menunjukkan terdapat bangunan dalam


sempadan danau, maka bangunan tersebut dinyatakan dalam
“Status quo” dan secara bertahap harus ditertibkan untuk
mengembalikan fungsi sempadan danau.

2) Tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat dalam sempadan


danau untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi;

a) Prasarana sumber daya air


b) Jalan akses, jembatan dan dermaga
c) Jalur pipa gas dan air minum
d) Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi
e) Prasarana pariwisata, olahraga, dan keagamaan
f) Prasarana dan sarana sanitasi
g) Bangunan ketenagalisrikan
M. Pemanfaatan Daerah Sempadan Sungai (Pasal 22)
a) Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara
terbatas untuk;
1. Bangunan prasarana sumber daya air
2. Fasilitas jembatan dan dermaga
3. Jalur pipa gas dan air minum
4. Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi
5. Kegiatan lain sepanjang tidak menagnggu fungsi sungai,
antara lain kegiatan menanam tanaman sayur-mayur
6. Bangunan ketenagalistrikan

b) Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul untuk


kepentingan pengendali banjir, perlindungan badan tanggul
dilakukan dengan larangan.
1) Menanam tanaman selain rumput
2) Mendirikan bangunan
3) Mengurangi dimensi tanggul
N. Pemanfaatan Daerah Sempadan Danau (Pasal 23)
a) Sempadan danau hanya dimanfaatkan untuk kegiatan
tertentu dan bangunan tertentu.

b) Kegiatan meliputi;
1) Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
2) Pariwisata
3) Olahraga
4) Aktivitas Budaya dan Keagamaan

c) Bangunan meliputi;
1) Bangunan prasarana sumber daya air
2) Jalan akses, jembatan dan dermaga
3) Jalur pipa gas dan air minum
4) Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi
5) Prasarana pariwisata, olahraga dan keagamaan
6) Prasarana dan sarana sanitasi
7) Bangunan ketenagalistrikan
O. Pembatasan Pemanfaatan Sempadan Danau
Di Larang, untuk ;

1) Mengubah letak tepi danau


2) Membuang limbah
3) Mengembala ternak
4) Mengubah aliran air masuk atau keluar danau
P. Pengawasan Pemanfaatan Daerah Sempadan (Pasal 25)

1) Pengawasan atas pemanfaatan daerah sempadan


ditujukkan untuk menjamin tercapainya kesesuaian
pelaksanaan pemanfaatan daerah sempadan sungai dan
pemanfaatan daerah sempadan danau dengan ketentuan
yang berlaku.
2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh
menteri, gubernur dan bupati/ walikota, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber
daya air dengan melibatkan peran masyarakat.
3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dapat
diwujudkan dalam bentuk laporan, pengaduan dan gugatan
kepada pihak yang berwenang.
4) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud
dijadikan bahan atau masukan bagi perbaikan atau
penyempurnan dan peningkatan penyelenggaraan
pengelolaan sumber daya air.
Q. PENUTUP
KESIMPULAN

1) Sempadan sungai merupakan kawasan lindung tepi


sungai yang menjadi satu kesatuan dengan sungai.

2) Sempadan sungai melindungi sungai dari gerusan, erosi,


dan pencemaran, juga memiliki keanekaragaman hayati
dan nilai properti/ keindahan lanskap yang tinggi.

3) Sempadan sungai meliputi ruang kiri dan kanan palung sungai


diantara garis sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai
tidak bertanggul atau diantara sempadan dan tepi luar kaki
tanggul untuk sungai bertanggul.
4) Untuk melindungi batas fungsi sungai dari
peruntukan lain dilakukan pemanfaatan pada
sempadan sungai melalui penetapan batas
sempadan sungai dan danau dengan tanda atau
patok batas sempadan sungai dan danau.
Q. PENUTUP
KESIMPULAN

5) Tahapan penyusunan kajian penetapan sempadan


sungai dan danau meliputi ruas sungai kawasan
yang berkembang, perkotaan dan pedesaan,
bekas sungai, jenis flora dan fauna.

6) Pembentukan tim kajian penetapan garis


sempadan terdiri dari unsur instansi teknis dan
unsur masyarakat.

7) Pelaksanaan teknis kajian garis sempadan yaitu


topografi, potongan melintang dan memanjang
sungai, geometri sungai, tanggul, dasar sungai
tinggi tebing sungai.
SARAN

1) Garis Sempadan sungai hendaknya ditetapkan berbentuk


kontinyu menerus (streamline) tidak patah-patah mengikuti
alur sungai dan berjarak aman dari tepi palung sungai.

2) Sempadan sungai di kawasan pemukiman atau perkotaan


dapat diperluas fungsinya menjadi ruang terbuka hijau kota
yang menyatu menjadi ruang publik.

3) Dalam penetapan garis sempadan sungai selain harus


mempertimbangkan karakteristik geomorfologi sungai, juga
perlu memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat, serta kelancaran operasi dan pemeliharaan.
Contoh Hasil Kajian Sempadan Sungai No.1
Contoh Hasil Kajian Sempadan Sungai No.2
Contoh Hasil Kajian Sempadan Sungai No.3
Contoh Hasil Kajian Sempadan Sungai No.4
Contoh Hasil Kajian Sempadan Sungai No.5
PEDULI SUNGAI - PEDULI AIR

Tertib Sempadan
Sungai

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai