Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ASPEK HUKUM

Diajukan untuk memenuhi UTS Aspek Hukum

Disusun Oleh :
Faisal Noviansyah
41155020190024

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. atas berkat limpahan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurah limpah kepada Nabi
Muhammad saw. para sahabat hingga sampai kepada kita sebagai umatnya.

laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Aspek Hukum. Saya mengambil tema ini
dengan tujuan untuk mengetahui peraturan yang dilanggar, aturan yang seharusnya dan
bagaimana penyelesaian terhadap yang melanggar aturan yang mudah – mudahan positif bagi
masyarakat banyak.

Penyusunan laporan ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dan partisipasi dari
semua pihak. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan terimakasih kepada Ibu Fauzia
Mulyawati selaku dosen saya yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya, sehingga
laporan ini dapat di selesaikan.

Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan laporan ini dikesempatan
yang akan datang.

Bandung, 13 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

Peraturan Yang Dilanggar........................................................................................ 1

Foto Di lapangan ...................................................................................................... 2

Peraturan Yang Sebenarnya ..................................................................................... 2

Penyelasaian ............................................................................................................. 3

ii
1.1 Peraturan Yang Dilanggar
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/Prt/M/2015 PASAL 5 :
Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, ditentukan:
a. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;
b. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh)
meter; dan
c. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.

2. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 PASAL 8 :


Dalam pasal 8 Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 menyampaikan bahwa
terdapat aturan jarak minimal bangunan fisik yang ada pada daerah sempadan maupun badan
sungai terkait dengan garis sempadan sungai, daerah manfaat sungai, daerah penguasaan
sungai, dan bekas sungai.
Batas area sungai dan daerah manfaat sungai sempadan sungai tak bertanggul di wilayah kota
memiliki jarak 10 (sepuluh) meter dari tepi sungai dan di wilayah luar kota adalah 15 (lima
belas) meter dari tepi kota
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 pasal 22
Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk:
1. Bangunan prasarana sumber daya air;
2. Fasilitas jembatan dan dermaga;
3. Jalur pipa gas dan air minum;
4. Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;
5. Kegiatan lain sepanjang tidak menganggu fungsi sungai, antara lain kegiatan menanam
tanaman sayur, dan
6. Bangunan ketenaga listrikan.

1
1.2 Foto Dilapangan
Bangunan permukiman di tepi sungai daerah pamengpeuk

1.3 Peraturan Yang Sebenarnya


1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/Prt/M/2015 PASAL 5 :
Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, ditentukan:
a. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;
b. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh)
meter; dan
c. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.

2. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 PASAL 8 :

Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada
kriteria:
a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnva 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.

2
b. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh)
meter, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi
sungai pada waktu ditetapkan.
c. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada
waktu ditetapkan
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 PASAL 22 ayat 1 :
Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk:
a. bangunan prasarana sumber daya air;
b. fasilitas jembatan dan dermaga;
c. jalur pipa gas dan air minum;
d. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi; e. kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu
fungsi sungai, antara lain kegiatan menanam tanaman sayur-mayur; dan
f. bangunan ketenagalistrikan.

1.4 Penyelesaian
Untuk menertibkan permukiman yang berada di pinggir sungai tidak bisa dengan
menggusur begitu saja disebabkan melanggar aturan karena bagaimanapun mereka sudah
tinggal bertahun – tahun. Menurut saya penyelesaian yang dapat dilakukan dengan cara
disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat secara bertahap tentang pentingnya fungsi
sempadan sungai dan peraturan yang sudah berlaku, kemudian dicarikan atau di pindahkan ke
tempat permukiman yang seharusnya misalnya rumah susun atau yang lain.

Anda mungkin juga menyukai