Dikerjakan Oleh :
KELOMPOK II
ARIS MARISA :1805903020091
DESRA RIZANA :1805903020022
FAZLA WIRDA :1805903020030
M. IBNU HAQI :1805903020095
YUDI PERMADANI :1805903020045
LEMBAR PENILAIAN
PERENCANAAN PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN
Di Susun Oleh :
KELOMPOK II
ARIS MARISA :1805903020091
DESRA RIZANA :1805903020022
FAZLA WIRDA :1805903020030
M. IBNU HAQI :1805903020095
YUDI PERMADANI :1805903020045
Nilai :(.............)
AssalamualaikumWr.Wb
Segala puji dan puja hanya untuk Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapa t menyelesaikan tugas
besar dari mata kuliah Drainase Perkotaan. Shalawat serta salam kepada
junjungan alam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta dengan para sahabat –
sahabat setianya yang telah bersama beliau dalam suka maupun duka. Ucapan
terima kasih kepada Meylis Safriani, S.T.,M.T selaku pembimbing mata kuliah
Drainase Perkotaan ini yang telah banyak memberikan motivasi kepada kami
dalam membuat laporan tugas besar ini.
Laporan ini disusun sebagai bahan bacaan untuk kita semua dalam
melakukan desain Drainase Perkotaan,semoga laporan ini bermanfaatbagi kami
sendiridan juga pembacalainnya.
Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan –
rekan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan tugas besar ini.
Dalam penyelesaian laporan ini kami menyadari akan ada kesalahan, maka dari
itu kritik dan saran rekan – rekan semuanya sangat diharapkan untuk memperbaik
ilaporan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat khususnya buat kami sendiri dan bagi semua orang yang
membacanya.
i
DAFTAR ISI
LEMBAR KONSULTASI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................2
1.3 IdentifikasiMasalah...........................................................................2
ii
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................22
4.1 DAS (Daerah Aliran Sungai )........................................................22
4.2 Koefisien Aliran.............................................................................23
4.3 Menentukan Debit Rencana...........................................................24
4.4 Data Curah Hujan...........................................................................24
4.5 Perhitungan Debit Aliran (Q)........................................................29
4.6 Perhitungan Dimensi Saluran........................................................30
4.7 Gambar Dimensi Penampang Saluran...........................................30
4.8 Gambar Dimensi Penampang Saluran...........................................31
BABV KESIMPULAN...................................................................................34
5.1 Kesimpulan....................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
LAMPIRAN....................................................................................................36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai
aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus
ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut
genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak
akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas
masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang
sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase
juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase
merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan
air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota
yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.
Drainase Perkotaan 1
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat
mengerti dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa
mengaplikasikannya di lapangan.
Tujuan dari tugas ini juga untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa
sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk
merancang sistem penyaluran air hujan, dimana perhitungan-perhitungan yang
berkaitan dengan rancangan disesuaikan dengan kriteria disain (berdasarkan
literature) dan mempresentasikannya rancangan tersebut dalam bentuk gambar
teknik yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
3. Identifikasi Masalah
Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis curah hujan.
b. Perhitungan limpasan air hujan
c. Perhitungan dimensi sistem drainase
d. Studi kasus dilakukan di Jalan. Keubon Pasi.Gampong Seunebok,
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
e. Rancangan dibuat untuk masa waktu 10 tahun
f. Melampirkan langkah dan contoh perhitungan
g. Perhitungan desain meliputi perhitungan dimensi saluran dan bangunan
pelengkap yang meliputi konstruksi dan peralatannya
Drainase Perkotaan 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Drainase perkotaan adalah suatu bentuk jaringan saluran yang mengaliri air
hujan dan air buangan masyarakat dikawasan perkotaan.
4. Banjir adalah air yang melimpah dari badan air / sarana pengendali banjir
yang tidak mampu mengalirkannya sehingga menggenangi kawasan tertentu.
Drainase Perkotaan 3
2.2. Drainase Perkotaan
Semua kota besar mempunyai sistem drainase untuk pembuangan air hujan
dimana itu memerlukan biaya yang cukup besar. Aliran permukaan yang
terkumpul dijalan dialirkan melalui lobang-lobang pemasukan(Inlet) kedalaman
saluran riool air hujan dibawah permukaan jalan, untuk kemudian di buang
kedalam sungai, danau atau laut. Pembuangan dapat dilakukan secara
gravitasional, apabila tidak mungkin maka digunakan sistim pemompaan.
Desain akhir memerlukan peta rinci dari daerah perkotaan yang memuat
semua sarana dibawah tanah yang telah ada saluran gas, air, listrik, telepon dan
air kotor, juga lokasi bangunan gedung, saluran air, jalan kereta api dan lain–
lain.
2. Drainase Buatan
Adalah drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu atau
beton gorong-gorong dan pipa.
Drainase Perkotaan 4
Sistem drainase bawah tanah tertutup menerima limpasan daerah yang
diperkeras maupun daerah yang tidak diperkeras dan membawanya kesebuah
pipa/roil keluar dari posisi tapak (saluran permukaan atau sungai) kesistem
drainase kota.
Keuntungan utama sistem drainase ini adalah bahwa volume dan kecepatan
limpasan menimbulkan erosi pada tapak. keterbatasan utama sistem ini adalah
bahwa kecepatan limpasan meningkat dan biasa tidak tersaring dari limpasan.
akibat dari hal tersebut limpasan yang dikeluarkan dari sistem dapat
mengakibatkan sistem akan rentan terhadap erosi dan sedimen.
4. Sistem kombinasi drainase tutup untuk daerah yang diperkeras dan drainase
untuk daerah yang tidak diperkeras.
Pada sistem ini limpasan ruang terbuka dikumpulkan didalam saluran
drainase tertutup. Karena sistem drainase tertutup menerima limpasan dari daerah
yang luasnya terbatas, maka resiko erosi dan
sedimentasi pada titik pelepasan akan cenderung kurang dibandingkan dengan
sistem tertutup untuk menyalurkan air dari sebuah tapak. Limpasan dan
saluran tertutup dapat dialirkan ke sistem drainase permukaan. Sistem drainase
yang dipilih berpengaruh langsung terhadap pengendalian erosi dan sendimentasi.
2.5. Banjir
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air
dalam jumlah yang begitu besar. Banjir merupakan salah satu masalah yang
seriusbagi sebagian kota Indonesia. Khususnya pada musim hujan.
Terutama hujan-hujan besar sehingga kota menjadi tergenang yang sangat
mengganggu aktivitas sosial dan pemerintahan serta menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan pemerintah kota.
a. Penyebab Banjir
Menurut kodoatie dan sugiyanto, 2002, banjir dan genangan yang terjadi
di suatu lokasi di akibatkan oleh :
Drainase Perkotaan 6
Penanggulangan banjir bertujuan untuk mengurangi dan memperkecil resiko
kerugian yang timbul akibat peristiwa banjir. Upaya Penanggulangan banjir
dibutuhkan dukung biaya besar. Karena itu setiap sistem pengendalian yang
direncanakan mempunyai keterbatasan pada tingkat banjir tertentu
berdasarkan kelayakan pertimbangan teknis, ekonomi dan lingkungan.
2. Pengendalian Banjir
Upaya pengendalian banjir yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan
membuat dan merencanakan bangunan pengendalian banjir atau dengan
melengkapi bangunan pengendalian banjir sedemikian rupa sehingga dapat
mengantisipasi apabila debit air melebihi target desainnya.
Drainase Perkotaan 7
adalah saluran lokal yang dapat berbentuk saluran terbuka dan tertutup agar tidak
menggangu aktipitas manusia yang sangat pesat.
Permasalahan yang timbul berkaitan dengan drainase dapat dilihat pada halaman
berikut :
1. Berkurang atau tidak mempunyai saluran drainase yang ada mengalirkan agar
limpasan air permukaan. Karena berubahnya fungsi atau guna lahan dan
pesatnya pertumbuhan daerah pemukiman.
2. Saluran drainase yang ada tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena ada
bagian saluran yang tertutup atau saluran yang menyempit.
3. Timbul genangan air di bawah permukaan.
Drainase Perkotaan 8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi. Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es
dan salju, hujan gerimis atau kabut. pada perjalanan menuju bumi beberapa
presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah,
siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dnegan tiga cara yang berbeda :
Evaporasi / transpirasi ; air yang ada dilaut, didaratan, disungai, di tanaman
dang sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfir) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bitik
– bitnik yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan,
salju, dan es.
Infiltrasi / pekolasi ke dalam tanah ; air yang bergerak ke dalam tanah melalui
celah – celah dan pori – pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air permukaan ; air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau, makin landau lahan dan makin sedikit pori – pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar.
Drainase Perkotaan 9
intensitas hujan, kemudian intensitas hujan ini digunakan untuk mengestimasi
debit rencana.
Dalam perancangan sistem drainase data hujan yang diperlukan tidak
hanya data hujan harian, tetapi juga distribusi jam jaman atau ,menitan. Hal ini
akan membawa konsekuen dalam pemilihan data, dan dianjurkan untuk
menggunakan data hujan hasil pengukuran dengan alat ukur otomatis.
Dalam perencanaan saluran drainase periode ulang (retum period) yang
dipergunakan tergantung dari fungsi saluran serta daerah tengkapan hujan yang
akan dikeringkan.
1) Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
Perhitungan curah hujan rencana menurut metode distribusi normal, mempunyai
persamaan sebagai berikut :
= + (1)
Dimana :
= (2)
Drainase Perkotaan 10
Keterangan :
= Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T- tahunan
= Nilai rata – rata hitung variat
= Fakor frekuensi, merupakan fungsi dan peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang.
= + (3)
= (4)
Dimana :
= perkiraan niali yang diharapkan terjadi dnegan periode ulang T-tahun
= nilai rata – rata hitung variat
S = deviasi standar nilai variat dan
= factor frekuensi merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang.
Drainase Perkotaan 11
log = ∑
(5)
- Hitung Harga simpangan Baku
∑( ̅)
=[ ] .
(6)
- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :
log = log + . (8)
Dimana :
K = Variabel standar (standardized Variable) untuk X besarnya
tergantung koefisien kemencengan G
4) Distribusi Gumbel
Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel mempunyai
perumusan sebagai berikut :
= + (9)
Dimana :
= harga rata – rata sampel
= standar deviasi
Dimana :
= reduced mean yang tergantung jumlah sampel
= reduced standard deviation yang tergantung jumlah sampel
= reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan
= − ln{ − ln } (11)
Drainase Perkotaan 12
3.4 Debit Rencana (QT)
dimana :
Q = Debit puncak rencana (m3/detik)
I = Intensitas (mm/jam) diperoleh dari IDF curve berdasarkan
waktu konsentrasi
A = Luas catchment area
(Ha) C = Koefisien Pengaliran
Cs = Storage Cofficient
Dimana C C1 A1 C2 A2 .............Cn An
= Atotal (13)
Keterngan :
A1, A2 ………. An = Luas masing masing kawasan
Drainase Perkotaan 13
C1, C2 ……….. Cn =Nilai C pada tiap kawasan dari table 2.1
Drainase Perkotaan 14
Tabel 3.1 : Besarnya Koefisien Pengaliran
KOEFISIE
KONDISI KARAKTERISTIK KOEFISIEN
N
Pusat Perdagangan 0,70 – 0,95 Permukaan Aspal 0,70 - 0,95
Lingkungan Sekitar 0,50 – 0,70 Permukaan Beton 0,80 – 0,95
Rumah-rumah Tinggal 0,30 – 0,50 Permukaan Batu 0,70 – 0,85
Kompleks Perumahan 0,40 – 0,60 Buatan 0,15 – 0,35
Daerah Pinggiran 0,25 – 0,40 Permukaan Kerikil 0,10 – 0,85
Apartemen 0,50 – 0,70 Alur Setapak 0,75 – 0,95
Indusrti Berkembang 0,50 – 0,80 Atap
Industri Besar 0,60 – 0,90 Lahan Tanah 0,05 – 0,10
Taman Pekuburan 0,10 – 0,25 Berpasir : 0,10 – 0,15
Taman Bermain 0,10 – 0,25 Kemiringan 2% 0,15 – 0,20
Lapangan dan Rel 0,25 – 0,40 Kemiringan 2-7%
Kereta 0,10 – 0,30 Bertrap 7% 0,13 – 0,17
Daerah Belum Lahan Tanah Keras : 0,18 – 0,22
Berkembang Kemiringan 2% 0,25 – 0,35
Kemiringan 2-7%
Bertrap 7%
Sumber : Urban Drainage Guidelines and Design Standards
Drainase Perkotaan 15
tc = waktu pengumpulan total (waktu konsentrasi)
td = waktu pengaliran pada saluran sampai titik yang ditinjau
Keterangan :
Rumus Rasional Method sesuai digunakan untuk daerah pengaliran yang kecil
dengan batasan 20 sampai 300 Ha, sedangkan untuk Rasional Modifikasi dapat
digunakan untuk daerah pengaliran sampai 1300 Ha. Sedangkan untuk daerah
pengaliran yang lebih besar dari itu maka digunakan Snyder Synthetic Unit
Hydrograph Method.
0,77
Lo
td = Ls/v dan to = 0,0195 So (16)
Drainase Perkotaan 16
Keterangan :
tc = waktu konsentrasi (menit)
to = waktu pengaliran air pada permukaan tanah dapat
dianalisa dengan gambar
td = waktu pengaliran pada saluran, besarnya dapat dianalisa
dengan rumus
Ls = jarak aliran dari tempat masuknya air sampai ke tempat yang
di tuju (m)
v = kecepatan aliran (m/detik)
Lo = Jarak antara aliran terjauh diatas permukaan tanah yang
dilalui aliran diatasnya
So = Kemiringan dasar saluran
S1 = Kemiringan dasar saluran yang direncanakan
Drainase Perkotaan 17
3.5 Analisa Hidrolika
Zat cair dapat diangkut sari suatu tempat lain melalui bangunan pembawa
alamiah maupun buatan manusia. Bangunan pembawa ini dapat terbuka maupun
tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya disebut saluran
tertutup (closed conduits). Sedangkan yang tertutup bagian atasnya disebut
saluran terbuka (open channel).
Pada sistem pengaliran melalui saluran terbuka terdapat permukaan air
yang bebas (free surface) dimana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh tekanan
udara luar secara langsung, saluran terbuka umumnya digunakan pada lahan yang
masih memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan kakinya relative jarang, beban kiri
dan kanan saluran efektif ringan. Pada sistem pengaliran melalui saluran tertutup
(pipa flow) seluruh pipa diisi dengan air sehingga tidak terdapat permukaan yang
bebas, oleh karena itu permukaan tidak secara langsung dipengaruhi oleh tekanan
udara luar, saluran tertutup umumnya digunakan pada daerah yang lahannya
terbatas (pasar, perkotaan), daerah yang lalu lintas pejalan kakinya relative padat,
lahan yang dipakai untuk lapangan parker.
Berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan kemiringan dasarnya
saluran terbuka dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Saluran prismatic (prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
penampangnya melintang dan kemiringan dasarnya tetap.
b. Saluran non prismatic (non prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
penampang melintang dan kemiringan dasarnya berubah – ubah.
Aliran pada saluran terbuka terdiri dari saluran alam (natural channel),
seperti sungai – sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di
muara, dan saluran buatan (artificial channel), seperti saluran pembuangan,
saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply
air minum, dan saluran banjir. Saluran buatan dapat berbentuk segitiga, trapezium,
segiempat, bulat, setengah lingkaran, dan bentuk tersusun.
Drainase Perkotaan 18
Gambar 3.1 Bentuk Bentuk Saluran Drainase
Drainase Perkotaan 19
2) Penampang Berbentuk Trapesium yang Paling Ekonomis Saluran dengan
penampang melintang bentuk trapezium dengan lebar dasar B, kedalaman
aliran h, dan kemiringan dinding I : , luas penampang melintang A dan
keliling basah P, dapat dirumuskan sebagai berikut :
A = (B + mh)h (21)
P = B + 2h √ +1 (22)
= − 2ℎ √ + 1 (23)
Atau
A= ℎ√3 + ℎ √3 ℎ = ℎ √3 (24)
Drainase Perkotaan 20
Setemgah
4 /2.Y2 Y ½Y 2Y
Linngkaran
QS ≥ Qr (25)
Debit yang mampu ditampung oleh saluran (Qs) dapat diperoleh dengan
rumus dibawah ini :
Qs = As . V (26)
Dimana :
As = luas penampang saluran (m2)
V = kecepatan rata – rata aliran didalam saluran (m/det)
Kecepatan rata – rata aliran di dalam saluran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Manning sebagai berikut :
(27)
=
(28)
Mak
a
QS = 12/√3.n3.V4 / S3/2 (29)
Dimana :
V = kecepatan rata – rata aliran didalam saluran (m/det)
Drainase Perkotaan 21
N = Koefisien kekasaran Manning
R = jari – jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
As = luas penampang saluran (m3)
P = keliling basah saluran (m)
Drainase Perkotaan 22
BAB IV
PEMBAHASAN
Menentukan batas DAS yang ditinjau dari peta digital. Kemudian batas
batas DAS ditentukan dengan menggunakan AUTOCAD untuk menghitung
luas daerah tinjauan.Di bawah ini adalah peta digital Perumahan yang ada di
Jalan Keubon Pasie, Desa Pasie Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan,
Kabupaten Aceh Barat.
Drainase Perkotaan 23
4.2. Koefisien Aliran
Drainase Perkotaan 24
4.3 Menentukan Debit Rencana
Daerah Aliran A1
Daerah Aliran A2
Daerah Aliran A3
Drainase Perkotaan 25
adalah hujan total yang terjadi dalam 1 hari. Untuk berbagai kepentingan
perancangan drainase tertentu data hujan yang diperlukan tidak hanya data curah
hujan harian , akan tetapi juga distribusi jam jaman atau menitan. Dalam
pemilihan data dianjurkan untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran
dengan alat otomatis.
/ /
I= =
Di mana:
I = Intensitas hujan(mm/jam);
Drainase Perkotaan 26
No Tahun X X - Xbar (X - Xbar)2 (X - Xbar)3 (X - Xbar)4
1 2006 109 -37,687 1420,28 -53525,80 2017209,04
2 2007 137 -9,687 93,83 -908,91 8804,35
3 2008 167 20,313 412,63 8381,92 170264,76
4 2009 109 -37,687 1420,28 -53525,80 2017209,04
5 2010 156 9,313 86,74 807,82 7523,51
6 2011 107 -39,687 1575,03 -62507,75 2480724,26
7 2012 108,5 -38,187 1458,22 -55684,62 2126409,98
8 2013 87,5 -59,187 3503,06 -207334,53 12271439,95
9 2014 179 32,313 1044,15 33740,02 1090252,38
10 2015 128 -18,687 349,19 -6525,23 121934,71
11 2016 191 44,313 1963,67 87016,83 3856005,80
12 2017 157,5 10,813 116,93 1264,38 13672,20
13 2018 186,8 40,113 1609,08 64545,54 2589136,87
14 2019 125 -21,687 470,31 -10199,49 221192,92
15 2020 252 105,313 11090,90 1168019,46 123008022,39
Jumlah 2200,300 0,000 26614,32 913563,84 151999802,17
Rata - rata 146,687 0,000 1774,29 60904,26 10133320,14
Sebaran Normal
deviasi standar : s = 43,601
koef. variansi : Cv = 0,297
Kemencengan : a = 75293,723
Koef. Kemencengan : Cs = 0,908
Koef. Kurtosis : Ck = 4,333
b = 187911843,337
(y -
No Tahun Q y = ln Q (y - ybar) (y - ybar)2 (y - ybar)3
ybar)4
1 2006 109 4,691 -0,258 0,0666 -0,0172 0,0044
2 2007 137 4,920 -0,029 0,0009 0,0000 0,0000
3 2008 167 5,118 0,169 0,0284 0,0048 0,0008
4 2009 109 4,691 -0,258 0,0666 -0,0172 0,0044
5 2010 156 5,050 0,100 0,0101 0,0010 0,0001
6 2011 107 4,673 -0,277 0,0765 -0,0211 0,0058
7 2012 108,5 4,687 -0,263 0,0690 -0,0181 0,0048
8 2013 87,5 4,472 -0,478 0,2282 -0,1090 0,0521
9 2014 179 5,187 0,238 0,0566 0,0135 0,0032
Drainase Perkotaan 27
10 2015 128 4,852 -0,097 0,0095 -0,0009 0,0001
11 2016 191 5,252 0,303 0,0917 0,0278 0,0084
12 2017 157,5 5,059 0,110 0,0121 0,0013 0,0001
13 2018 186,8 5,230 0,281 0,0788 0,0221 0,0062
14 2019 125 4,828 -0,121 0,0147 -0,0018 0,0002
15 2020 252 5,529 0,580 0,3365 0,1952 0,1132
Jumlah 2200,300 74,241 1,776E-14 1,146 0,080 0,204
Rata - rata 146,687 4,949 1,184E-15 0,076 0,005 0,014
c. Metode Gumbel
Sebaran Gumbel
deviasi standar : s = 43,601
Drainase Perkotaan 28
koef. variansi : Cv = 0,297
Kemencengan : a = 75293,723
Koef. Kemencengan : Cs = 0,908
Koef. Kurtosis : Ck = 4,333
σn = 0,9497
Yn = 0,4952
deviasi standar :
= 0,124
s
koef. variansi :
= 0,058
Cv
Kemencengan : a = 0,001
Koef. Kemencengan : Cs = 0,2826
Koef. Kurtosis :
= 3,135
Ck
Drainase Perkotaan 29
Tabel 4.3 Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi
Jenis
No Syarat Perhitungan Kesimpulan
Distribusi
Tidak
Cs ≈ 0
1 NORMAL 0,908 0 memenuhi
Ck ≈ 3 4,333 3 mendekati
Tidak
Cs = Cv3 + 3Cv
LOG 0,283 0,174 memenuhi
2
NORMAL Ck = Cv + 6Cv + 15Cv + 16Cv +
8 6 4 2
4.4 Tabel Hasil Perhitungan Rancangan Berdasarkan Metode Log Pearson III
T PT XT
KT KT x s Log XT
(tahun) (%) (mm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2 50 -0,047 -0,006 2,144 139,194
5 20 0,825 0,103 2,252 178,669
10 10 1,308 0,162 2,312 205,102
25 4 1,844 0,229 2,379 239,096
50 2 2,202 0,274 2,423 264,938
100 1 2,532 0,315 2,464 291,117
3) Tentukan jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (Lo), panjang saluran (L),
Drainase Perkotaan 30
dan kemiringan lahan antara elevasi maksimum dan minimum (S) seperti
4) Hitung waktu konsentrasi (Tc) dengan menggunakan persamaan (15) dan (16).
angka waktu konsentrasi (Tc) dan Intensitas Curah Hujan Periode Ulang 5
7) Tentukan luas daerah pengaliran (A), didapatkan luas daerah pengaliran lokasi
panjang saluran
Persegi Panjang
Drainase Perkotaan 31
2) Setelah mendapat kan Luas Penampang maka untuk Menentukan nilai Y dan
3.1.
Saran :
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa saluran asli berdimensi lebih kecil dari saluran
yang sudah cari.
Dan di simpulkan saluran asli harus diperbesar agar air yang mengalir lebih mudah mengalir, dan
mengurangi banjir di tempat tesebut.
Drainase Perkotaan 32
Drainase Perkotaan 33
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Drainase Perkotaan 34
DAFTAR PUSTAKA
Drainase Perkotaan 35
Drainase Perkotaan 36