Anda di halaman 1dari 41

Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

1.1 Umum........................................................................................................3

1.2 Pengertian Drainase dan Drainase Perkotaan............................................3

1.3 Sejarah Perkembangan Drainase...............................................................4

1.4 Tujuan Drainase Secara Umum.................................................................4

1.5 Tujuan Drainase Secara Umum.................................................................5

1.6 Pola Arah Aliran........................................................................................5

1.7 Situasi dan Kondisi Fisik Kota..................................................................6

1.8 Langkah Perencanaan................................................................................6

BAB II......................................................................................................................8

2.1 Data yang dipergunakan............................................................................8

2.2 Perhitungan Curah Hujan..........................................................................8

2.3 Perhitungan Intensitas Hujan...................................................................10

2.4 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc).......................................................20

2.5 Perhitungan Debit untuk Periode Ulang 10 Tahun.................................27

2.6 Perhitungan Dimensi Saluran..................................................................30

2.7 Saluran Pembuang...................................................................................36

2.8 Gambar Potongan Melintang Jalan dengan Saluran Drainase................38

BAB III..................................................................................................................39

3.1 Kesimpulan..............................................................................................39

3.2 Saran........................................................................................................39

Drainase Perkotaan Page 1


Cahya Suryadi 02111013
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga rahmat dan
hidayah-Nya maka saya dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Drainase
Perkotaan ini dengan sebaik-baiknya, dan tepat dengan batas waktu yang telah
diberikan pada saya untuk menyelesaikan tugas ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas ini merupakan tugas besar pada Mata Kuliah Drainase Perkotaan
Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia ( ST-
INTEN ). Disamping itu juga tugas besar ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa untuk lebih memahami tetntang Mata Kuliah Drainase Perkotaan, serta
mengetahui secara langsung proses-proses atau prosedur perhitungan dalam
pendesainan saluran drainase dan pemanfaatannya seefisien mungkin.
Ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya saya sampaikan kepada Ibu
Ernawati., ST., MPSDA selaku pembimbing dan dosen Mata Kuliah Drainase
Perkotaan dalam merencanakan tugas ini.
Saya menyadari bahwa tugas yang telah saya selesaikan ini tidak luput dari
segala kekurangan kehilafan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun. Walaupun demikian tugas yang saya
selesaikan ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkannya.
Demikianlah tugas ini penyusun buat dengan menyadari sepenuhnya bahwa
tugas ini masih sangat jauh untuk dikatakan sempurna.

Penyusun

Drainase Perkotaan Page 2


Cahya Suryadi 02111013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Pertumbuhan kota dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan dampak
yang cukup besar pada siklus hidrologi, sehingga berpengaruh besar terhadap
sistem drainase. Perkembangan kawasan hujan disinyalir sebagai penyebab banjir
dan genangan di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya
perkembangan urbanisasi, menyebabkan adanya perubahan tata guna lahan.
Sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan. Oleh karena
itu setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perubahan sistem drainase.
Tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan harus meliputi
daerah sekitarnya.
Jaringan saluran drainase perkotaan meliputi alur air, baik alur alam maupu
alur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai yang melewati
kota atau ke laut di tepi kota.
Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota,
mengalirkannya melalui muka tanah (surface drainage) atau bawah muka tanah
( sub surface drainage). Drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi,
sampah, pengendalian banjir kota dan lain-lain.

1.2 Pengertian Drainase dan Drainase Perkotaan


Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang kelebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu.
Drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian
pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial
budaya yang ada di kawasan kota. Draianse perkotaan merupakan sistem
pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
1. Pemukiman.
2. Kawasan industri dan perdagangan.

Drainase Perkotaan Page 3


Cahya Suryadi 02111013
3. Kampus dan sekolah.
4. Rumah sakit dan fasilitas umum.
5. Lapangan olahraga.
6. Lapangan parkir.
7. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
8. Pelabuhan udara.
Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk
perkotaan ada tambahan variabel desain seperti :
1. Keterkaitan dengan tata guna lahan.
2. Keterkaitan dengan masterplan drainase kota.
3. Keterkaitan dengan masalah sosial budaya.

1.3 Sejarah Perkembangan Drainase


Drainase perkotaan awalnya tumbuh dari kemampuan manusia mengenali
lembah-lembah sungai yanf mampu mendukung kebutuhan pokok hidupnya.
Kebutuhan pokok tersebut berupa ketersediaan air bagi keperluan rumah tangga,
pertanian, peternakan, perikanan, transportasi dan kebutuhan sosial budaya.
Siklus ketersediaan/keberadaan air, terjadinya kesediaan air secara berlebih.
Untuk sehari-harinya terjadi air buangan dari penggunaan yang mengganggu
lingkungan. Berangkat dari kesadaran akan arti kenyamanan hidup sangat
bergantung pada kondisi lingkungan, maka manusia mulai mengatur lingkungan.

1.4 Tujuan Drainase Secara Umum


Tujuan drainase secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terkumpulnya air hujan (genangan) yang dapat mengganggu
transportasi.
2. Menjaga kadar air tanah/pondasi jalan berumur panjang.
3. Mencegah berkurangnya kekuatan bahan-bahan penutup.
4. Mengurangi berubahnya volume tanah dasar.
5. Mencegah erosi tanah.
6. Mencegah kelongsoran lereng.
7. Mencegah banjir.

Drainase Perkotaan Page 4


Cahya Suryadi 02111013
1.5 Tujuan Drainase Secara Umum
1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alami, tidak ada campur tangan manusia.
b. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat
hujan, dan dimensi saluran.
2. Menurut letak saluran
a. Drainase muka tanah (natural drainage)
b. Drainase bawah muka tanah (sub surface drainage)
3. Menurut fungsi drainase
a. Single purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan, baik secara
bercampur maupun bergantian.
4. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga
untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan.
b. Saluran tertutup
Saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan, juga
untuk saluran dalam kota.

1.6 Pola Arah Aliran


Dengan melihat peta topografi dapat ditentukan arah aliran yang merupakan
natural drainase sistem, secara alamiah, dan dapat mendata toleransi lama
genangan dari suatu area rencana.
Topografi adalah informasi yang diperlukan untuk menentukan arah
penyaluran dan batas wilayah tadahnya. Pemetaan kontur di daerah urban
dilakukan pada skala 1:5000 atau 1:10000 dan beda kontur 0,50 meter pada area

Drainase Perkotaan Page 5


Cahya Suryadi 02111013
datar dan beda kontur 1,00 pada area curam. Pemetaan kontur dengan skala
1:50000 atau 1:100000 juga mungkin diperlukan untuk menentukan luas DAS
(Daerah Aliran Sungai) di hulu kota, dengan beda kontur 25 meter.

1.7 Situasi dan Kondisi Fisik Kota


Informasi situasi dan kondisi fisik kota, baik yang telah ada (eksisting)
maupun yang sedang direncanakan, perlu diketahui data :
1. Sistem jaringan yang ada (drainase, irigasi, air minum, telepon dan listrik).
2. Batas-batas area pemilikan.
3. Letak dan jumlah prasarana yang ada.
4. Tingkat kebutuhan drainase yang diperlukan.
5. Gambaran prioritas area secara garis besar.
Data tersebut diatas dimaksudkan agar dalam penyusunan tata letak sistem
jaringan drainase tidak terjadi pertentangan kepentingan (conflict of ineterst).
Penentuan tata letak dari jaringan drainase bertujuan untuk :
1. Sistem jaringan drainase dengan sasaran dapat berfungsi sesuai
perencanaan.
2. Dampak lingkungan seminim mungkin.
3. Nilai pakai setinggi mungkin ditinjau dari segi konstruksi dan fungsi.
4. Biaya pelaksanaan seekonimis mungkin.

1.8 Langkah Perencanaan


Data perancangan yang diperlukan untuk desain drainase adalah :
1. Data masalah
a. Lokasi genangan
b. Lama genangan
c. Tinggi genangan
d. Nilai kerugian akibat genangan
2. Data topografi
3. Data tata guna lahan
Data tata guna lahan sangat berkaitan dengan besar aliran permukaan.
Aliran permukaan menjadi besaran dari aliran drainase. Besar aliran

Drainase Perkotaan Page 6


Cahya Suryadi 02111013
permukaan tergantung debit air hujan yang run off di muka tanah. Besar
air yang meresap (infiltrasi) tergantung angka pori (e0) atau porositas (n,p),
dan ini berkaitan dengan penggunaan lahan.
4. Jenis tanah : jenis tanah untuk menentukan daya tanah menyerap air.
5. Master plan kota
6. Data prasarana dan utilitas, yaitu data jaringan air minum, telepon, pipa
gas, pipa bahan bakar, kabel, listrik, dll.
7. Biaya produksi drainase.
8. Data kependudukan, dimaksudkan untuk menganlisis jumlah air buangan,
untuk pendimensian saluran pada musim kemarau.
9. Kelembagaan
Instansi pemerintah yang terkait dalam sistem drainase.
10. Peraturan penggunaan
11. Aspirasi masyarakat dan peran pemerintah
12. Data sosial ekonomi penduduk
13. Kesehatan lingkungan pemukiman
14. Banjir kiriman, jika ada
15. Peta situasi dan pengukuran jalur saluran
16. Data hujan
17. Data bahan bangunan lokal

Drainase Perkotaan Page 7


Cahya Suryadi 02111013
BAB II
PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN
2.1 Data yang dipergunakan
Data-data yang dipergunakan untuk perencanaan drainase perkotaan adalah
sebagai berikut :
1. Data curah hujan kota Sumedang (dalam mm). Dilakukan pengamatan
selama 11 tahun dan dalam tugas ini data curah hujan diberikan oleh dosen
yang bersangkutan.
2. Data peta geologi, dalam hal ini diambil peta kota Sumedang.
3. Nilai koefisien C, diambil dari Buku Dasar-dasar Perencanaan Drainase.

2.2 Perhitungan Curah Hujan


Perhitungan curah hujan cara analitis dengan metode gumbel
Rangking Xi Xi - Xa (Xi - Xa)²
Tr = (n+1)/m
(m) (mm) (mm) (mm)
1 101 11,00 -1,10 1,21
2 88 5,50 -14,10 198,81
3 88 3,67 -14,10 198,81
4 83 2,75 -19,10 364,81
5 85 2,20 -17,10 292,41
6 124 1,83 21,90 479,61
7 89 1,57 -13,10 171,61
8 83 1,38 -19,10 364,81
9 153 1,22 50,90 2590,81
10 127 1,10 24,90 620,01
∑ 1021 5282,90
n = Banyaknya data = 10
Data curah hujan rata-rata Xa :
∑ Xi 1021
Xa = = = 102,1 mm
n 10

Drainase Perkotaan Page 8


Cahya Suryadi 02111013
Standar Deviasi (Sx) :

Sx =
√ ∑ ( Xi− Xa)² =
n−1 √ 5282,90
10−1
= 24,23 mm

Dimana :
Xi = Besarnya curah hujanpada pengamatan (mm)
Xa = Curah hujan pengamatan rata-rata (mm)
n = Banyaknya tahun pengamatan

Karena jumlah data (n) = 10, maka didapat dari tabel :


Reduce mean (Yn) = 0,4952
Reduce standard deviation (Sn) = 0,9496
Sedangkan tabel harga – harga reduce variate (Yt) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Harga reduce variate
Periode Ulang ( T ) Yt
2 0,367
5 1,499
10 2,250
25 3,199
50 3,901
100 4,600
Meghitung frekuensi curah hujan maksimum menggunakan metoda
gumbel:
Yt−Yn
Xt = Xa + . Sx
Sn
Dimana :
Xt = Besarnya curah hujan dalam periode ulang T tahun
Xa = Curah hujan harian maksimum rata-rata
Sx = Standard deviasi
Yt = Reduce variate, sehubungan dengan periode ulang T, dilihat dari
tabel
Yn = Reduce mean, sehubungan dengan banyaknya pengamatan n,
dilihat dari tabel
Sn = Reduce Standard deviation, dilihat dari tabel

Drainase Perkotaan Page 9


Cahya Suryadi 02111013
Xi = Curah hujan harian maksimum 24 jam
n = banyaknya pengamatan
0,367−0,4952
X2 = 102,10 + . 24,23 = 98,83 mm/hari
0,9496
1,499−0,4952
X5 = 102,10 + . 24,23 = 127,71 mm/hari
0,9496
2,250−0,4952
X 10 = 102,10 + . 24,23 = 146,87 mm/hari
0,9496
3,119−0,4952
X 25 = 102,10 + . 24,23 = 171,08 mm/hari
0,9496
3,901−0,4952
X 50 = 102,10 + . 24,23 = 188,99 mm/hari
0,9496
4,600−0,4952
X 100 = 102,10 + . 24,23 = 208,83 mm/hari
0,9496
Tabel 2.2 Curah hujan dalam periode ulan T tahun
R (tahun) Xt
2 98,83
5 127,71
10 146,87
25 171,08
50 188,99
100 206,83

2.3 Perhitungan Intensitas Hujan


Hal yang penting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi
curah hujan. Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan jangka
waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam
setahun), curah hujan bulanan (jumlah curah hujan dalam sebulan), curah hujan
harian (jumlah curah hujan dalam 24 jam), curah hujan perjam. Harga-harga yang
diperoleh ini dapat digunakan untuk menentukan prospek dikemudian hari dan
akhirnya untuk perancangan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
Dibawah ini akan dikemukakan perhitungan debit banjir sungai dengan
daerah pengaliran yang kecil, yakni cara pemikiran dan cara perhitungan curah
hujan jangka pendek untuk penentuan volume debit konstruksi-konstruksi seperti
gorong-gorong, saluran samping dll.

Drainase Perkotaan Page 10


Cahya Suryadi 02111013
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang
disebut intensitas curah hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam t
Rt
jam (I) dinyatakan dengan rumus : It = , Dimana Rt = curah hujan selama t
t
jam.
Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh
lamanya curah hujan atau frekuensi kejadiannya. Beberapa rumus intensitas curah
hujan yang dihubungkan dengan hal-hal ini, telah disusun sebagai rumus
eksperimentil. Satu diantaranya yang sering digunakan di jepang adalah sbb :
a
It = , dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t+b
t = Lamanya curah hujan (menit)
a,b = Tetapan
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Talbot pada tahun 1881 dan disebut
jenis talbot. Rumus ini banyak digunakan karena mudah ditetapkan dimana
tetapan-tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang diukur :
[ I .t ] . [ I ² ] −[ I 2 . t ] . [ I ] [ I .t ] . [ I ] −N . [ I 2 . t ]
a= ; b=
N . [ I ² ]− [ I ] . [ I ] N . [ I ² ] −[ I ] . [ I ]
Dimana : [ ] = Jumlah angka-angka dalam tiap suku
N = Banyaknya data
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Talbot pada tahun 1881 dan disebut
jenis talbot. Rumus ini banyak digunakan karena mudah ditetapkan dimana
tetapan-tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang diukur :

Tabel 2.3 Perhitungan intensitas curah hujan periode ulang 5th – 100th
X t (menit)
P.U
(mm/hari) 5 10 20 30 40 60 80 120
5 127,71 1532,53 766,26 383,13 255,42 191,57 127,71 95,78 63,86
10 146,87 1762,46 881,23 440,61 293,74 220,31 146,87 110,15 73,44
25 171,08 2053,01 1026,50 513,25 342,17 256,63 171,08 128,31 85,54
50 188,99 2267,94 1133,97 566,98 377,99 283,49 188,99 141,75 94,50
100 206,83 2481,95 1240,97 620,49 413,66 310,24 206,83 155,12 103,41

Drainase Perkotaan Page 11


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.4 Data intensitas curah hujan untuk periode 2 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 1185,95 592,97 296,49 197,66 148,24 98,83 74,12 49,41

Tabel 2.5 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 1185,95 5929,75 1406476,58 7032382,89
2 10 592,97 5929,75 351619,14 3516191,45
3 20 296,49 5929,75 87904,79 1758095,72
4 30 197,66 5929,75 39068,79 1172063,82
5 40 148,24 5929,75 21976,20 879047,86
6 60 98,83 5929,75 9767,20 586031,91
7 80 74,12 5929,75 5494,05 439523,93
8 120 49,41 5929,75 2441,80 293015,95
∑ 2643,68 47437,99 1924748,55 15676353,53

a 5929,75
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 47437,99 ) . ( 1924748,55 ) −( 15676353,53 ) . ( 2643,68 )
= = 5929,75
8. ( 1924748,55 ) −( 2643,68 ) . ( 2643,68 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )− ( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 47437,99 ) . ( 2643,68 )−8. ( 15676353,53 )
= = 0,00
8. (1924748,55 )−( 2643,68 ) . ( 2643,68 )

Drainase Perkotaan Page 12


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.6 Data intensitas curah hujan untuk periode 5 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 1532,53 766,26 383,13 255,42 191,57 127,71 95,78 63,86

Tabel 2.7 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 1532,53 7662,64 2348643,25 11743216,23
2 10 766,26 7662,64 587160,81 5871608,12
3 20 383,13 7662,64 146790,20 2935804,06
4 30 255,42 7662,64 65240,09 1957202,71
5 40 191,57 7662,64 36697,55 1467902,03
6 60 127,71 7662,64 16310,02 978601,35
7 80 95,78 7662,64 9174,39 733951,01
8 120 63,86 7662,64 4077,51 489300,68
∑ 3416,26 61301,14 3214093,82 26177586,18

a 7662,64
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 61301,14 ) . (3214093,82 )− ( 26177586,18 ) . ( 3416,26 )
= = 7662,64
8. ( 3214093,82 )− (3416,26 ) . ( 3416,26 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )− ( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 61301,14 ) . (3416,26 )−8. ( 26177586,18 )
= = 0,00
8. ( 3214093,82 )−( 3416,26 ) . ( 3416,26 )

Drainase Perkotaan Page 13


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.8 Data intensitas curah hujan untuk periode 10 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 1762,46 881,23 440,61 293,74 220,31 146,87 110,15 73,44

Tabel 2.9 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 1762,46 8812,29 3106259,14 15531295,70
2 10 881,23 8812,29 776564,78 7765647,85
3 20 440,61 8812,29 194141,20 3882823,92
4 30 293,74 8812,29 86284,98 2588549,28
5 40 220,31 8812,29 48535,30 1941411,96
6 60 146,87 8812,29 21571,24 1294274,64
7 80 110,15 8812,29 12133,82 970705,98
8 120 73,44 8812,29 5392,81 647137,32
∑ 3928,81 70498,33 4250883,28 34621846,66

a 8812,29
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 70498,33 ) . ( 4250883,28 ) −( 34621846,66 ) . ( 3928,81 )
= = 8812,29
8. ( 4250883,28 )−( 3928,81 ) . ( 3928,81 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )−( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 70498,33 ) . ( 3928,81 )−8. ( 34621846,66 )
= = 0,00
8. ( 4250883,28 )−( 3928,81 ) . ( 3928,81 )

Drainase Perkotaan Page 14


Cahya Suryadi 02111013
 Perhitungan I untuk periode ulang 10 tahun
8812,29
I=
t +0,00
8812,29
t=5 → I= = 1762,46
5+0,00
8812,29
t = 10 → I= = 881,23
10+0,00
8812,29
t = 20 → I= = 440,61
20+0,00
8812,29
t = 30 → I= = 293,74
30+0,00
8812,29
t = 40 → I= = 220,31
40+0,00
8812,29
t = 60 → I= = 146,87
60+0,00
8812,29
t = 80 → I= = 110,15
80+0,00
8812,29
t = 120 → I= = 73,44
120+0,00

Drainase Perkotaan Page 15


Cahya Suryadi 02111013
GRAFIK INTENSITAS CURAH HUJAN
PERIODE 10 TAHUN

2000.00

1800.00

1600.00

1400.00

1200.00
I (mm/jam)

1000.00

800.00

600.00

400.00

200.00

0.00
0 20 40 60 80 100 120 140

t (menit)

Drainase Perkotaan Page 16


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.10 Data intensitas curah hujan untuk periode 25 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 2053,01 1026,50 513,25 342,17 256,63 171,08 128,31 85,54

Tabel 2.11 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 2053,01 10265,04 4214845,17 21074225,87
2 10 1026,50 10265,04 1053711,29 10537112,93
3 20 513,25 10265,04 263427,82 5268556,47
4 30 342,17 10265,04 117079,03 3512370,98
5 40 256,63 10265,04 65856,96 2634278,23
6 60 171,08 10265,04 29269,76 1756185,49
7 80 128,31 10265,04 16464,24 1317139,12
8 120 85,54 10265,04 7317,44 878092,74
∑ 4576,50 82120,35 5767971,72 46977961,83

a 10265,04
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 82120,35 ) . ( 5767971,72 )−( 46977961,83 ) . ( 4576,50 )
= = 10265,04
8. ( 5767971,72 )−( 4576,50 ) . ( 4576,50 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )−( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 82120,35 ) . ( 4576,50 )−8. ( 46977961,83 )
= = 0,00
8. (5767971,72 ) −( 4576,50 ) . ( 4576,50 )

Drainase Perkotaan Page 17


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.12 Data intensitas curah hujan untuk periode 50 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 2267,94 1133,97 566,98 377,99 283,49 188,99 141,75 94,50

Tabel 2.13 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 2267,94 11339,68 5143536,47 25717682,33
2 10 1133,97 11339,68 1285884,12 12858841,16
3 20 566,98 11339,68 321471,03 6429420,58
4 30 377,99 11339,68 142876,01 4286280,39
5 40 283,49 11339,68 80367,76 3214710,29
6 60 188,99 11339,68 35719,00 2143140,19
7 80 141,75 11339,68 20091,94 1607355,15
8 120 94,50 11339,68 8929,75 1071570,10
∑ 5055,61 90717,46 7038876,07 57329000,19

a 11339,68
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 90717,46 ) . ( 7038876,07 )−( 57329000,19 ) . ( 5055,61 )
= = 11339,68
8. ( 7038876,07 )−( 5055,61 ) . ( 5055,61 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )− ( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 90717,46 ) . ( 7038876,07 )−8. ( 57329000,19 )
= = 0,00
8. ( 7038876,07 )−( 5055,61 ) . ( 5055,61 )

Drainase Perkotaan Page 18


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.14 Data intensitas curah hujan untuk periode 100 tahun
t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
I (mm/jam) 2481,95 1240,97 620,49 413,66 310,24 206,83 155,12 103,41

Tabel 2.15 Perhitungan intensitas curah hujan metode talbot


No t I Ixt I² I² x t
1 5 2481,95 12409,73 6160055,52 30800277,61
2 10 1240,97 12409,73 1540013,88 15400138,80
3 20 620,49 12409,73 385003,47 7700069,40
4 30 413,66 12409,73 171112,65 5133379,60
5 40 310,24 12409,73 96250,87 3850034,70
6 60 206,83 12409,73 42778,16 2566689,80
7 80 155,12 12409,73 24062,72 1925017,35
8 120 103,41 12409,73 10694,54 1283344,90
∑ 5532,67 99277,84 8429971,81 68658952,17

a 12409,73
Rumus Talbot : I = I=
t+b t +0,00

Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Lamanya waktu konsentrasi (menit)

( ∑ I . t ) . ( ∑I ² ) −( ∑ I 2 . t ) . ( ∑ I )
 a =
N . (∑ I ² ) − ( ∑ I ) . (∑ I )
( 99277,84 ) .(8429971,81)−( 68658952,17 ) . (5532,67 )
= = 12409,73
8. ( 8429971,81 )−( 5532,67 ) . ( 5532,67 )

( ∑ I . t ) . ( ∑I )−N . ( ∑ I 2 . t )
 b =
N . ( ∑ I ² )− ( ∑ I ) . ( ∑ I )
( 99277,84 ) . ( 5532,67 )−8. ( 68658952,17 )
= = 0,00
8. ( 8429971,81 )−( 5532,67 ) . (5532,67 )

Drainase Perkotaan Page 19


Cahya Suryadi 02111013
2.4 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)
Tabel 2.16 Koefisien Hambatan dan Limpasan
Bag Koefisien Hambatan (nd) Koefisien Limpasan (C)
Aspal - Beton 0,013 0,800
Bahu Jalan 0,013 0,800
Daerah Perkotaan 0,200 0,800
Perhitungan :
Untuk harga I diambil harag I formula Talbot
 Ld (Panjang Saluran) = 500 m
 Lebar jalan = 39 m
Elevasi A = +12,00 m
Elevasi A = +10,00 m
+12,00

+10,00

Ld = 500 m

Elevasi A−Elevasi B 12,00−10,00


Kemiringan saluran = = = 0,004
Ld 500

 Perhitungan tof dan tdf masing-masing ruas


 nd = 0,013 → untuk aspal-beton
= 0,013 → untuk bahu jalan
= 0,200 → untuk tanah dengan rumput tipis dan gundul dengan permukaan
sedikit kasar dilihat dari tabel 2.16 hubungan kondisi
permukaan dengan koefisien hambatan.
v (kecepatan) = 0,8 m/detik

Drainase Perkotaan Page 20


Cahya Suryadi 02111013
1. Segmen 1

Ld = 50 m

12,00−11,80
Kemiringan saluran = = 0,004
50
Gambar potongan melintang segmen 1 : (Tanpa Skala)

tof 1 tof 2 tof 3

21,1 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 25,3 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Ruas 1 kiri

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 21,1 x = 2,298 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 50 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 > tof3 → diambil tc1 = 2,354 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,354 menit
Ld 50
tdf = = = 1,042
60 x V 60 x 0,8

Drainase Perkotaan Page 21


Cahya Suryadi 02111013
tc = tof terbesar + tdf = 2,354 + 1,042 = 3,396 menit
 Ruas 1 kanan

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 25,3 x = 2,369 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 50 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 < tof3 → diambil tof3 = 2,369 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,369 menit
Ld 50
tdf = = = 1,042
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,369 + 1,042 = 3,411 menit

2. Segmen 2

+11,55

Ld = 62,5 m

11,80−11,55
Kemiringan saluran = = 0,004
62,5
Gambar potongan melintang segmen 1 : (Tanpa Skala)

Drainase Perkotaan Page 22


Cahya Suryadi 02111013
tof 1 tof 2 tof 3

24 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 35,5 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Ruas 1 kiri

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 24 x = 2,348 menit
3 √0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 62,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 > tof3 → diambil tc1 = 2,354 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,354 menit
Ld 62,5
tdf = = = 1,302
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,354 + 1,302 = 3,656 menit
 Ruas 1 kanan

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

Drainase Perkotaan Page 23


Cahya Suryadi 02111013
[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 35,5 x = 2,507 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 62,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 < tof3 → diambil tof3 = 2,507 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,507 menit
Ld 62,5
tdf = = = 1,302
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,507 + 1,302 = 3,809 menit
3. Segmen 3
+11,55

+10,50

Ld = 262,5 m

11,55−10,50
Kemiringan saluran = = 0,004
262,5
Gambar potongan melintang segmen 1 : (Tanpa Skala)

tof 1 tof 2 tof 3

27,5 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 37,7 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Ruas 1 kiri

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

Drainase Perkotaan Page 24


Cahya Suryadi 02111013
[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 27,5 x = 2,402 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 262,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 < tof3 → diambil tof3 = 2,402 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,402 menit
Ld 262,5
tdf = = = 5,469
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,402 + 5,469 = 7,871 menit
 Ruas 1 kanan

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 37,7 x = 2,532 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 262,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 < tof3 → diambil tof3 = 2,532 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,532 menit
Ld 262,5
tdf = = = 5,469
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,532 + 5,469 = 8,001 menit

4. Segmen 3

Drainase Perkotaan Page 25


Cahya Suryadi 02111013
+10,00

Ld = 125 m

10,50−10,00
Kemiringan saluran = = 0,004
125
Gambar potongan melintang segmen 1 : (Tanpa Skala)

tof 1 tof 2 tof 3

13 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 40 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Ruas 1 kiri

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 13 x = 2,120 menit
3 √ 0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 262,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 > tof3 → diambil tc1 = 2,354 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,354 menit
Ld 125
tdf = = = 2,604
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,354 + 2,604 = 4,958 menit

Drainase Perkotaan Page 26


Cahya Suryadi 02111013
 Ruas 1 kanan

[ ]
0,167
2 nd
tof = x 3,28 x Lo x
3 √s

[ ]
0,167
2 0,013
tof1 = x 3,28 x 18 x = 1,418 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,013
tof2 = x 3,28 x 1,5 x = 0,936 menit
3 √ 0,04

[ ]
0,167
2 0,200
tof3 = x 3,28 x 40 x = 2,557 menit
3 √0,04
V = 0,8 m/detik, Ld segmen 1 = 262,5 m
Maka : tc1 = tof1 + tof2 = 1,418 + 0,936 = 2,354 menit
tc1 < tof3 → diambil tof3 = 2,557 menit
hasil penjumlahan tof1 dan tof2 kemudian dibandingkan dengan tof
3, pilih yang terbesar diantara keduanya, didapat :
tof terbesar kiri = 2,557 menit
Ld 125
tdf = = = 2,604
60 x V 60 x 0,8
tc = tof terbesar + tdf = 2,557 + 2,604 = 5,162 menit
Tabel 2.17 Perhitungan tof, tdf dan tc masing-masing segmen

Drainase Perkotaan Page 27


Cahya Suryadi 02111013
Ld tof V tc tc
S nd Ruas tdf
(m) Lo tof terbesar (m/dtk) (menit) (jam)
0,013 18,00 1,418
50,0 0,004 0,013 Kiri 1,50 0,936 2,354 0,8 1,042 3,396 0,0566
0,200 21,10 2,298
0,013 18,00 1,418
50,0 0,004 0,013 Kanan 1,50 0,936 2,369 0,8 1,042 3,411 0,0568
0,200 25,30 2,369
0,013 18,00 1,418
62,5 0,004 0,013 Kiri 1,50 0,936 2,354 0,8 1,302 3,656 0,0609
0,200 24,00 2,348
0,013 18,00 1,418
62,5 0,004 0,013 Kanan 1,50 0,936 2,507 0,8 1,302 3,809 0,0635
0,200 35,50 2,507
0,013 18,00 1,418
262,5 0,004 0,013 Kiri 1,50 0,936 2,402 0,8 5,469 7,871 0,1312
0,200 27,50 2,402
0,013 18,00 1,418
262,5 0,004 0,013 Kanan 1,50 0,936 2,532 0,8 5,469 8,001 0,1333
0,200 37,70 2,532
0,013 18,00 1,418
125,0 0,004 0,013 Kiri 1,50 0,936 2,354 0,8 2,604 4,958 0,0826
0,200 13,00 2,120
0,013 18,00 1,418
125,0 0,004 0,013 Kanan 1,50 0,936 2,557 0,8 2,604 5,162 0,0860
0,200 40,00 2,557

2.5 Perhitungan Debit untuk Periode Ulang 10 Tahun


Diketahui : C = 0,80 → dilihat dari tabel 9 hubungan kondisi permukaan
tanah dan koefisien pengaliran, sesuai dengan kondisi permukaan tanahnya yaitu
daerah perkotaan.
1. Menghitung intensitas curah hujan
Dari metoda gumbel didapatkan nilai R untuk periode ulang 10 tahun
adalah 146,87 mm. Untuk mendapatkan nilai intensitas curah hujan
didapatkan dengan menggunakan rumus mononobe berikut :
R
( )
2/ 3
24
I = 24 x
24 tc

Dimana :

Drainase Perkotaan Page 28


Cahya Suryadi 02111013
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : Lamanya curah hujan (menit) atau (jam)
R24 : Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

Contoh perhitungan
Segmen 1
R = 146,87 mm
 Ruas kiri
tc = 0,0566 jam

( )
2 /3
146,87 24
I= x = 345,414 mm/jam
24 0,0566

 Ruas kiri
tc = 0,0568 jam

( )
2 /3
146,87 24
I= x = 344,410 mm/jam
24 0,0568

Untuk selanjutnya perhitungan ditebelkan

Tabel 2.18 Perhitungan intensitas curah hujan


tc I
Segmen Ruas
(jam) (mm/jam)
Kiri 0,0566 345,414
1
Kanan 0,0568 344,410
Kiri 0,0609 328,811
2
Kanan 0,0635 319,961
Kiri 0,1312 197,219
3
Kanan 0,1333 195,078
Kiri 0,0826 268,377
4
Kanan 0,0860 261,287

Drainase Perkotaan Page 29


Cahya Suryadi 02111013
2. Menghitung Debit
Untuk menghitung debit air (Q) menggunakan rumus berikut :
1
Q= x C.I.A
3,6 x 106
Dimana :
Q : Debit air (m3/dtk)
C : Koefisien pengaliran dari tabel 9 hubungan kondisi permukaan
tanah dan koefisien pengaliran.
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
A : luas daerah pengaliran (m2)
: (Lo segmen x Ld segmen)

Contoh perhitungan
Segmen 1
 Ruas kiri
A = 1055 m2
C = 0,8
1
Q= x 0,8 x 345,414 x 1055 = 0,0810 m3/dtk
3,6 x 106

 Ruas kanan
A = 1265 m2
C = 0,8
1
Q= x 0,8 x 344,410 x 1055 = 0,0968 m3/dtk
3,6 x 106
Untuk selanjutnya perhitungan ditebelkan

Drainase Perkotaan Page 30


Cahya Suryadi 02111013
Tabel 2.19 Perhitungan debit (Q)
tc I A Q Rencana
Segmen Ruas C
(jam) (mm/jam) (m²) (m³/dtk) Saluran
Kiri 0,0566 0,8 345,414 1055,00 0,081 Segi empat
1
Kanan 0,0568 0,8 344,410 1265,00 0,097 Segi empat
Kiri 0,0609 0,8 328,811 1500,00 0,110 Segi empat
2
Kanan 0,0635 0,8 319,961 2218,75 0,158 Segi empat
Kiri 0,1312 0,8 197,219 7218,75 0,316 Segi empat
3
Kanan 0,1333 0,8 195,078 9896,25 0,429 Segi empat
Kiri 0,0826 0,8 268,377 1625,00 0,097 Segi empat
4
Kanan 0,0860 0,8 261,287 5000,00 0,290 Segi empat

2.6 Perhitungan Dimensi Saluran


Diketahui :
n = 0,02 → dilihat dari tabel 11 harga n untuk rumus manning
s = sesuai dengan kemiringan tiap segmen yang telah dihitung
Di sepanjang jalan aliran yang tidak dimungkinkan dibangun saluran
drainase berbentuk trapesium dan segitiga karena debit airyang ada telalu kecil,
perlu dikethui bahwa kemiringan talud bergantung pada besarnya debit (untuk
keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 10).
Ruang jagaan atau disebut juga Waking Freeboard (F) adalah tinggi yang
ditambahkan diatas air sampai dengan muka tanggul yang diperuntukkan untuk
menampung fluktuasi muka air dalam saluran akibat hujan, air limpasan dari
sungai/parit sekitar atau dekat saluran.
Nilai freeboard dapat dihitung dengan rumus : F = √c . y
dimana : F = tinggi ruang jagaan (dalam feet)
y = kedalaman (dalam feet)
c = koefisien (1,5 sampai 2,5)
1,5 untuk debit (Q) < 20 feet 3/dtk
1,5 < c < 2,5 untuk debit (Q) 20 feet 3/dtk < c < 3000 feet 3/dtk
2,5 untuk debit (Q) 3000 feet 3/dtk.
Pada perencanaan dimensi saluran jalan ini dipakai nila c = 1,5 karena nilai
debit yang diperoleh sangat kecil dibawah 20 feet 3/dtk. Bentuk saluran yang akan
direncanakan adalah segi empat.

Drainase Perkotaan Page 31


Cahya Suryadi 02111013
Rumus :
A
A=b.y ; P = b + 2y ;R=
P
1 2 /3 1 /2
V= . R . s .; Qdesign = A x V ; Qdesign = Qhitung
n
Segmen 1
 Ruas kiri
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,319 0,351 0,112 1,021 0,110 0,004 0,020 50,000 0,724 0,081 0,081

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,319 m dan nilai y = 0,351 m = 1,151 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,151 = 1,314 feet = 0,401 m
Gambar penampang saluran drainase

F= 0
.4
0 1m
5
.7
0 2m

y= 5
.3
0 1m

b = 0.319 m

 Ruas kanan
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,341 0,375 0,128 1,091 0,117 0,004 0,020 50,000 0,757 0,097 0,097

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,341 m dan nilai y = 0,375 m = 1,231 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,231 = 1,359 feet = 0,414 m
Gambar penampang saluran drainase

Drainase Perkotaan Page 32


Cahya Suryadi 02111013
F= 1
.4
0 4m
8
.7
0 9m

y= 7
.3
0 5m
b = 0.341 m

Segmen 2
 Ruas kiri
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m /dtk) (m³/dtk)
³
0,358 0,394 0,141 1,146 0,123 0,004 0,020 50,000 0,782 0,110 0,110

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,358 m dan nilai y = 0,394 m = 1,292 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,292 = 1,392 feet = 0,424 m
Gambar penampang saluran drainase
F= 2
.4
0 4m
1
.8
0 8m

y= 9
.3
0 4m

b = 0.358 m

Drainase Perkotaan Page 33


Cahya Suryadi 02111013
 Ruas kanan
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,410 0,451 0,185 1,312 0,141 0,004 0,020 50,000 0,856 0,158 0,158

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,410 m dan nilai y = 0,451 m = 1,480 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,480 = 1,490 feet = 0,454 m
Gambar penampang saluran drainase

=
F0 5
.44m
0
.9
0 5m

y= 5
.4
0 1m
b = 0.410 m

Segmen 3
 Ruas kiri
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m /dtk) (m³/dtk)
³
0,531 0,584 0,310 1,699 0,183 0,004 0,020 50,000 1,018 0,316 0,316

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,531 m dan nilai y = 0,584 m = 1,916 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,916 = 1,695 feet = 0,517 m
Gambar penampang saluran drainase

Drainase Perkotaan Page 34


Cahya Suryadi 02111013
=
F0 1
.57m
0
.1
1 1m

y= 8
.5
0 4m
b = 0.531 m

 Ruas kanan
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,596 0,656 0,391 1,907 0,205 0,004 0,020 50,000 1,099 0,429 0,429

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,596 m dan nilai y = 0,656 m = 2,151 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.2,151 = 1,796 feet = 0,547 m
Gambar penampang saluran drainase
F0
= 4
.57m
0
.2
1 3m

y= 5
.6
0 6m

b = 0.596 m

Drainase Perkotaan Page 35


Cahya Suryadi 02111013
Segmen 4
 Ruas kiri
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m /dtk) (m³/dtk)
³
0,341 0,375 0,128 1,091 0,117 0,004 0,020 50,000 0,757 0,097 0,097

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,341 m dan nilai y = 0,375 m = 1,231 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,231 = 1,359 feet = 0,414 m
Gambar penampang saluran drainase

F = 0.414 m
0.789 m

y = 0.375 m

b = 0.341 m

 Ruas kanan
b y A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,514 0,566 0,291 1,645 0,177 0,004 0,020 50,000 0,996 0,290 0,290

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai b = 0,514 m dan nilai y = 0,566 m = 1,855 feet untuk dimensi
saluran penampang segi empat.
Tinggi jagaan F = √ c . y = √ 1,5.1,855 = 1,668 feet = 0,508 m
Gambar penampang saluran drainase

Drainase Perkotaan Page 36


Cahya Suryadi 02111013
=
F0 0
.58m
7
.0
1 4m

y= 6
.5
0 6m
b = 0.514 m

Tabel 2.20 Perhitungan debit (Q) untuk masing-masing saluran


Rencana Q
Segmen Ruas
Saluran (m³/dtk)
Kiri Segi empat 0,081
1
Kanan Segi empat 0,097
Kiri Segi empat 0,110
2
Kanan Segi empat 0,158
Kiri Segi empat 0,316
3
Kanan Segi empat 0,429
Kiri Segi empat 0,097
4
Kanan Segi empat 0,290

2.7 Saluran Pembuang


Untuk perencanaan dimensi saluran pembuang dibuat pada masing-masing
ruas. Untuk besarnya debit total untuk ruas kiri sebesar 0,6039 m3/dtk.sedangkan
untuk besarnya debit total untuk ruas kanan sebesar 0,9739 m3/dtk. Dengan
rencana masing-masing ruas baik ruas kiri maupun ruas kanan menggunakan
saluran drainase berbentuk lingkaran atau gorong-gorong.
Rumus :
1 A
A= 2 ; P = 2r ;R=
8 ( ϕ−sinϕ ) d P
1 2 /3 1 /2
V= . R . s .; Qdesign = A x V ; Qdesign = Qhitung
n

Drainase Perkotaan Page 37


Cahya Suryadi 02111013
 Ruas kiri
r d A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m³/dtk) (m³/dtk)
0,396 0,633 0,394 1,989 0,198 0,004 0,014 71,429 1,534 0,604 0,604

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai D = 0,792 m dan nilai d = 0,633 m untuk dimensi saluran
penampang lingkaran. Dimana ϕ = 4,5 radial, dan n = 0,014 untuk
gorong-gorong dari beton.
Gambar penampang saluran drainase
D=0.792m

d=0.633m

 Ruas kanan
r d A P V Qhit Qrenc
R S n 1/n
(m) (m) (m²) (m) (m/dtk) (m /dtk) (m³/dtk)
³
0,474 0,758 0,563 2,379 0,237 0,004 0,014 71,429 1,729 0,974 0,974

Dihitung dengan menggunakan metoda trial and error didapatkan


nilai D = 0,947 m dan nilai d = 0,758 m untuk dimensi saluran
penampang lingkaran. Dimana ϕ = 4,5 radial, dan n = 0,014 untuk
gorong-gorong dari beton.
Gambar penampang saluran drainase
D=0.948m

d=0.758m

Drainase Perkotaan Page 38


Cahya Suryadi 02111013
2.8 Gambar Potongan Melintang Jalan dengan Saluran Drainase
 Gambar potongan melintang segmen 1 (tanpa sakala)

tof 1 tof 2 tof 3

0,319 m 0,341 m
21,1 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 25,3 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Gambar potongan melintang segmen 2 (tanpa sakala)

tof 1 tof 2 tof 3

0,358 m 0,410 m

24 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 35,5 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Gambar potongan melintang segmen 3 (tanpa sakala)

tof 1 tof 2 tof 3

0,531 m 0,596 m
27,5 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 37,7 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

 Gambar potongan melintang segmen 4 (tanpa sakala)

tof 1 tof 2 tof 3

0,341 m 0,514 m

13 m 1,5 m 18 m 18 m 1,5 m 40 m

Ruas 1 kiri Ruas 1 kanan

Drainase Perkotaan Page 39


Cahya Suryadi 02111013
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Untuk perhitungan curah hujan diambil besarnya curah hujan pada periode
ulang 10 tahun sebab daerah pengamatannya adalah daerah kota yang
pertumbuhan penduduknya pesat.
Dari hasil perhitungan BAB II, dapat disimpulkan bahwa besarnya tc
diambil yang terbesar sedangkan besarnya debit yang tertampung pada saluran
pada ruas kiri jalan sebesar 0,6039 m3/dtk, sedangkan untuk ruas kanan jalan
sebesar 0,9739 m3/dtk, sehingga dalam mendimensi untuk saluran kiri jalan akan
berbeda dengan ruas kanan jalan. Hal ini diakibatkan karena luas tangkapan titik-
titik hujan yang dialirkan pada saluran ruas kanan jalan lebih besar dari pada
saluran ruas kiri jalan
Sedangkan untuk saluran pembuang digunakan penampang saluran
berbentuk lingkaran untuk ruas kiri dengan ukuran D = 0,792 m dan d = 0,633 m.
Sedangkan untuk ruas kanan D = 0,947 m dan d = 0,758 m.

3.2 Saran
Didalam penggunaan data curah hujan sebaiknay digunakan data curah
hujan menitan yang stasiun pengamatan hujannya dekat dengan daerah yang akan
direncanakan salurn drainasenya.
Dalam perencanaan drainase sangat diperlukan ketelitian sebab didalam
perencanaan saluran drainase apabila terjadi kesalahan dalam perencanaan
penampangnya akan mengakibatkan banjir apabila penampang tidak dapat
menampung debit yang ada dan sebaliknya, apabila terlalu besar akan berakibat
pemborosan.

Drainase Perkotaan Page 40


Cahya Suryadi 02111013
LAMPIRAN

Drainase Perkotaan Page 41


Cahya Suryadi 02111013

Anda mungkin juga menyukai