Anda di halaman 1dari 20

Drainase perkotaan Kelompok

TUGAS DRAINASE PERKOTAAN


Kelompok III

Dosen pembimbing;
Amri Syakban ST.MT

Disusun oleh:
RD. Chairurroziqin (1500822201081)
Abdullah Muizzu (1500822201084)
Muhammad Ali A.M (1500822201083)
Maidita Ajizah Prastika (1500822201047)
Bertha Cahya Caroline (15008222010)
Mirna Novriani (1500822201102)
Dodi Irawan (15008222010)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
TAHUN AJARAN
2016/2017

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

DAFTAR ISI
Lembar Keterangan Selesai Tugas……………………………………………………………………………………………..

Lembar Asistensi………………………….................................................................................................

Kata Pengantar..............................................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................................

BAB I . Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………….

I.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………….

I.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………….

I.3 Batasan Masalah……………………………………………………………………………………………………………..

I.4 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II . Tinjauan Pustaka………………………………………………………………………………………………………….

II.1 Pengertian Drainase dan Drainase Perkotaan…………………….…………………………………………..

II.2 Sejarah Perkembangan Drainase…………………………….……………………………………………………..

II.3 Jenis drainase…………………….…………………………………………………………………………………………..

II.4 Pola Jaringan Drainase……………………….…………………………………………………………………………..

II.5 Aspek Hidrologi…………………………………………………………………………………………………………….

BAB III . Metodeologi Penelitian……………………………………………………………………………………………..

III.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………………………………………………………

III.1.1 Penjadwalan Penelitian…………………………………………………………………………………………

III.1.2 Objek Penelitian………………………………………………………………………………………………….

BAB IV . Hasil Penelitian…………………………………………………………………………………………………………

IV.1 Pengukuran Debit Saluran eksisting………………………………………………………………………………

IV.2 Solusi Dari Permasalahan yang Ada

Kesimpulan...................................................................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................................................

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga study kasus Drainase perkotaan ini dapat kami selesaikan.
Laporan ini Kami susun berdasarkan hasil surve yang dilakukan sebanyak 2 kali,
Survei Drainase perkotaan ini lakukan di JL. HOS Cokroaminoto, Simpang Kawat, Payo
Lebar, Jelutung, Kota Jambi, Jambi. untuk pengambilan data yang dibutuhkan seperti
Dimensi saluran, aspek tataguna lahan, ekologi, topografi, lingkungan, dan data yang
mendukung lainnya juga pengambilan gambar secara objektif.
Dengan selesainya penyusunan laporan Study kasus Drainase perkotaan ini
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dosen
matakuliah Drainase perkotaan Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batanghari.
Atas segala bantuan, petunjuk, bimbingan, koreksi serta sarannya sehingga
menjadi amal disisi ALLAH SWT hendaknya. Kami menyadari bahwa pada laporan ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya, dan untuk itu Kami masih mengharapkan koreksi
dan saran dari pada pembaca agar laporan ini lebih sempurna, demi kemajuan Ilmu dan
Teknologi dimasa datang.

Jambi,

Kelompok III

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan kota dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan dampak yang


cukup besar pada siklus hidrologi, sehingga berpengaruh pada sistem drainase. Jaringan
saluran drainase perkotaan meliputi alur air, baik alur alam maupun buatan yang hulunya
terletak dikota dan bermuara disungai yang melewati kota atau ke laut di tepi kota.

Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota,


mengalirkannya pada muka tanah ( surface drainage ) atau baawah muka tanah ( sub surface
drainage ). Drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir
kota dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Permasalahan drainase perkotaan serta ruang lingkupnya


2. Dalam system drainase sering dikenal atau ditemukan saluran yang berfungsi lebih
dari satu pelayanan, permasalahan yang muncul dari hal tersebut.
3. Permasalahan drainase didaerah yang mengalami perubahan tata guna lahan.

Penyelesain :

1. Permasalahan drainase perkotaan sangat kompleks karena menyangkut bukan


hanya lingkungan fisik saja melainkan terkait dengan masalah lingkungan social
budaya serta karakteristik daerah.
2. Umumnya di Indonesia sering ditemukan saluran yang berfungsi selain untuk
mengalirkan air hujan juga sekaligus tempat pembuangan air limbah domestic.
Hal ini akan berdampak tehadap kesehatan lingkungan / pencemaran air terutama
pada daerah yang terkena pengaruh pasang surut, sehingga akan berdampak pula
dengan kriteria desain saluran yang akan dibuat.
3. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya benturan system drainase mikro daerah
sekitar ( sebulum terjadi perubahan fungsi ) dengan system drainase yang baru.
Sehingga perubahan ini perlu disesuaikan dengan mereview system drainase
secara makro ataupun RUTR-nya.
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
2015
Drainase perkotaan Kelompok

1.3 BATASAN MASALAH

Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terlalu meluas, maka diberikan batasan

masalah, yaitu hanya menganalisa debit dari data hujan (yang terjadi ) dengan debit yang

ditampung saluran / drainase di simpang kawat, Kota Jambi.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah di atas maka kami membatasi permasalahan
sebagai berikut:

1. Area yang menjadi konsentrasi dari penelitian memiliki luas lebih kurang 10 km2, di
satu titik lokasi yang tentukan.
2. Analisa debit yang terjadi di area tangkapan hujan ( rain fall ) dari data curah hujan
dan topografi lokasi tersebut.
3. Analisa unsur geometrik penampang saluran, jenis saluran, dan pola aliran dari
drainase di lokasi penelitian.
4. Perhitingan debit dari saluran eksisting dengan metode yang umum.
5. Sosusi dari permasalahan yang terjadi.

1.4 TUJUAN

Tujuan dari penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Ilmu pengetahuan terutama untuk menambah khasanah bagi pembuatan atau


pembangunan drainase.
2. Sebagai bahan referensi bagi instasi yang terkait dengan pekerjaan, perencanaan dan
pelaksanaan drainase.
3. Dapat menjadi bahan masukan dan acuan serta referensi bagi peneliti atau mahasiswa
lainnya yang memiliki permasalahan yang sama .

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DRAINASE DAN DRAINASE PERKOTAAN


Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.
Drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang diterapkan mengkhususkan pengkajian pada
kawasan pekotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan social budaya yang ada
dikawasan kota.

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN DRAINASE

Drainase perkotaan awalnya tumbuh dari kemampuan manusia mengenali lembah-


lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan hidupnya yang berupa air, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi, dan kebutuhan social budaya.

Siklus ketersediaan / keberadaan air, terjadi ketersediaan air secara berlebih sehingga
mengganggu kehidupan manusia itu sendiri. Berangkat dari kesadaran akan arti kenyamanan
hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan, maka manusia mulai mengatur
lingkungan.

Harus diakui bahwa perkembangan ilmu drainase perkotaan dipengaruhi oleh


perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statistika, fisika, kimia, komputasi dan bahkan
juga ilmu ekonomi dan social budaya sebagai ibu asuhnya pertama kali. Ketika didominasi
oleh ilmu hidrologi, hidrolika, mekanika tanah, ukur tanah, metematika, pengkajian ilmu
drainase perkotaan tetap menggunakan konsep statistika. Sehingga ilmu drainase perkotaan
merupakan ilmu yang memberikan kelengkapan dari ilmu Teknik Sipil.

2.3 JENIS – JENIS DRAINASE


2.3.1 Menurut Sejarah Terbentuknya
 Drainase Alamiah ( Natural drainage )
Drainase yang terbentuk secara alami, terbentuk oleh gerusan air yang bergerak
karena gravitasi yang lambat laun membentuk saluran yang permanen seperti sungai.
 Drainase Buatan ( arficial drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan – bangunan khusus seperti selokan, gorong – gorong, pipa – pipa dan
sebagainya.
2.3.2 Menurut Letak Bangunan
 Drainase Permukaan Tanah ( surface drainage )

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

Saluran drainase yang berada diatas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya ialah analisa open chanel flow.
 Drainase Bawah Permukaan Tanah ( sub surface drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah ( pipa – pipa ).
2.3.3 Menurut Fungsi
 Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan.
 Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan
baik secara tercampur ataupun bergantian.
2.3.4 Menurut Konstruksi
 Saluran Terbuka, yaitu saluran yang memiliki permukaan bebas atau kontak langsung
dengan atmosfer.
 Saluran Tertutup, yaitu saluran yang memiliku penampang penuh atau tidak kontak
langsung dengan atmosfer, Contoh (per-pipaan).
2.4 POLA JARINGAN DRAINASE
 SIKU
Dibuat pada daerah yang mempunyai daerah topografi sedikit lebih tinggi dari sungai.
Sungai yang menjadi saluran utama (primer).
 PARALEL
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang (sekunder). Dengan saluran
sekunder yang cukup banyak dan pendek – pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran akan dapat menyesuaikan diri.
 GRID IRON
Untuk daerah yang sungainya terletak dipinggir kota, sehingga saluran-saluran
sekunder dikumpulkan dulu pada saluran penumpul.
 ALAMIAH
Sama seperti pola siku, hanya beban pada sungai lebih besar.
 RADIAL
Pada daerah berbukit, sehinga pola saluran memencar ke segala arah.
 JARING – JARING
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti jalan raya, dan cocok untuk
daerah dengan topografi datar.

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

2.5 ASPEK HIDROLOGI


A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah proses transportasi air secara kontinyu dari laut ke atmosfer dan

dari atmosfer ke permukaan tanah yang akhirnya kembali kelaut. Adapun siklus hidrologi

dapat diterangkan secara mudah sebagai berikut : (Hadisusanto, 2010 : 3 ).

Gambar 2.1.Siklus Hirologi


Sumber :Hadisusanto, 2010 : 3

1) Matahari merupakan sumber energi panas yang dapat menimbulkan penguapan

(evaporasi) pada permukaan laut, permukaan tanah, permukaan sungai dan permukaan

danau.

2) Energi panas matahari juga merupakan sumber tenaga untuk penguapan pada tumbuh -

tumbuhanyang dikenal sebagai transpirasi.

3) Selanjutnya uap air pada ketinggian tertentu akan diubah menjadi awan.

4) Dengan proses meteorologi selanjutnya akan diubah menjadi awan hujan atau mendung.

5) Setelah mengalami proses kondensasi di atmosfer dan proses selanjutnya akan terjadilah

hujan.

6) Sebagian hujan sebelum mencapai tanah ada yang diuapkan kembali.

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

7) Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian mengalir sebagai aliran permukaan

(surface run off).

8) Sedangkan sebagian lainnya meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi dan perkolasi.

9) Air tanah yang mengalami infiltrasi pada kondisi tanah yang memungkinkan mengalir

secara horizontal sebagai inter flow.

10) Sebagian air tanah akan tinggal dalam masa tanah sebagai soil moisture content dan

sisanya mengalir vertikal ke bawah secara perkolasi, hingga mencapai air tanah.

11) Selanjutnya air tanah sebagian mengalir ke danau dan sungai (effluen stream) kemudian

mengalir kelaut.

B. Data Hujan
Tabel 4.1.Data Curah Hujan Kota Jambi
JUMLA
Bulan H
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

1 2007 211 92 234 293 218 104 211 199 86 238 101 239 2226

2 2008 185 98 331 258 82 27 69 245 104 202 304 322 2227

3 2009 117 342 194 178 122 117 60 155 163 171 345 334 2298

4 2010 112 290 204 220 279 168 389 346 262 373 334 230 3207

5 2011 323 164 227 268 279 86 146 30 36 248 286 242 2305

6 2012 136 143 222 244 266 53 108 55 53 277 150 223 1930

7 2013 150 177 326 125 183 83 209 73 235 325 174 291 2349

8 2014 92 26 101 338 109 102 195 185 67 101 228 238 1782

TT 1719
9 2015 150 111 178 304 134 35 73 37 36 354 298
U
10 2016 104 195 70 234 80 76 127 199 109 130 209 140 1673
Sumber :Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabuten Bangko 2015

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

C. Pengolahan Data Hujan


1. Kala ulang hujan
Suatu data hujan adalah (X) akan mencapai suatu harga tertentu / disamai (Xi) atau
kurang dari (Xi) atau lebih, dan diperkirakan terjadi sekali dalam kurun waktu T tahun,
Ini dianggap sebagai periode ulang dari (Xi).
Menurut pengalaman, penggunaan periode ulang untuk perencanaan :
- Saluran kwarter : periode ulang 1 tahun
- Saluran tersier : periode ulang 2 tahun
- Saluran sekunder : periode ulang 5 tahun
- Salurang primer : periode ulang 10 tahun
Analisis frekuensi terhadap data hujan yang ada dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain Gumbel, Log Normal, Log person III dan sebagainya.
2. Analisa Frekwensi

a) Metode Gumbel

Persamaam yang digunakan dalam analisis statistik Gumbel dapat di lihat berikut ini :

X = x́+ KT.S…................…………….....................…..

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

Keterangan :

x́ = nilai rata - rata curah hujan N pertahun (mm)

S = standar deviasi (simpangan baku)

Faktor KT untuk harga rata - rata ekstrim gumbel dapat dinyatakan dalam persamaan :

Y t −Y n
KT = x́+ ( Sn ).S …................……..................…....

Keterangan :

XTr = besar aliran/curah hujan maksimum yang di harapkan periode selama ulang T

(mm)

Yn = reduced mean tergantung jumlah sampel/data N

Sn = reduced standar deviasi tergantung pada jumlah sampel/data N

YT = reduced variated tergantung jumlah sampel/data N

T = kala ulang (tahun)

T −1
Yt = Ln – ln ( T }). Ln …................……...........…....
{
Menghitung standardeviasi : (Suripin, 2004 : 64)

∑ ( X − X́ )2 …................……………................…....
S=
√ n−1
Menghitung Curah hujan rata - rata :

X́ =
∑ Xi …................……………...............................…....
N

Keterangan :

X́ = nilai rata - rata curah hujan N pertahun (mm)

∑ Xi = curah hujan rata - rata pertahun (mm)

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

N = jumlah data pengamatan/data curah hujan

3. Analisa intensitas hujan


Untuk menentukan Itensitas hujan selama waktu kosentrasi dapat digunakan rumus :

(Hadisusanto, 2010 : 30).

Rt
I = …................……………...............................…....
t
Keterangan :

I = itensitas curahhujan (mm/jam)

Rt = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

t = durasi lamanya curah hujan (mm/menit)

Untuk hujan yang terjadi selama 5 menit sampai 2 jam, persamaan intensitas
hujannya mengggunakan menggunakan Rumus Talbot, Ishiguro, dan Sherman.
4. Debit Rencana Dengan Metode Rasional
Asumsi dasar yang ada selama ini adalah bahwa kala ulang debit ekivalen dengan
kala ulang. Debit rencana untuk daerah perkotaan umumnya dikehendaki pembuangan
air yang secepatnya, agar jangan ada genangan air yang berarti. Maka dari itu
dibutuhkan debit rencana.
Rumus Metode Rasional :
Q = 0,00278 . C . Cs . I . A ( Ha )
= 0,278 . C . Cs . I . A ( Km2 )
Keterangan :
C = Koefisien run off / pengaliran
Cs = Koefisien tampungan
I = Intensitas curah hujan
A = Luas caetment area (Ha) / (Km2)

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

Koefisien Pengaliran ( C )

Tabel Koefisien penampungan / penyebaran hujan

BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Penjadwalan Penelitian

a. Waktu Penelitian : Penelitian dilaksanakan pada hari Sabtu, tangal 1 Oktober


2016
b. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Danau Sipin

3.1.2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Danau Sipin dengan cakupan penelitian meliputi debit aliran
danau, keadaan danau serta bangunan air yang berada di sekitar danau tersebut.

a. Teknik Pengumpulan data


- Observasi
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
2015
Drainase perkotaan Kelompok

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.


Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat semua
fakta kondisi setempat

- Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur
karena peneliti memandang model ini adalah paling luwes, dimana subyek diberi
kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan – ungkapan
pandangannya secara santai namun serius dan sesuai faktanya. Interview ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat mengenai keadaan-keadaan
kondisi daerah danau setempat.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 PENGUKURAN DEBIT AIR

Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A) saluran/aliran
dengan kecepatan (v) aliran air.

                     Q = A.V dimana:


Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)

Dikarenakan lokasi yang menjadi objek penelitian kami bukan lah sungai melainkan danau,
yang memiliki debit sangat kecil serta sulit untuk menghitung kecepatan alirannya yang
cenderung tenang, maka dalam perhitungan debitnya menggunakan rumus empiris, yang
dikenal dengan rumus Manning.

1 23 12
V= R S
n
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
2015
Drainase perkotaan Kelompok

Dimana:

V = Kecepatan aliran air (m/detik)


R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan dasar saluran (m)
n = Harga koefisien Manning

Maka:
1 2 1 A
Q = A× R 3 S 2 R=
n P
dengan,
Dimana:

A = Luas penampang (m2)

P = Keliling basah (m)

Harga n
No. Tipe saluran dan jenis bahan
Minimum Normal Maksimum

1. Beton
 Gorong-gorong lurus dan bebas dari 0,010 0,011 0,013
kotoran
 Gorong-gorong dengan lengkungan dan 0,011 0,013 0,014
sedikit kotoran/gangguan
 Beton dipoles 0,011 0,012 0,014
 Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,013 0,015 0,017
2. Tanah, lurus dan seragam
 Bersih baru 0,016 0,018 0,020
 Bersih telah melapuk 0,018 0,022 0,025
 Berkerikil 0,022 0,025 0,030
 Berumput pendek, sedikit tanaman 0,022 0,027 0,033
pengganggu
3. Saluran alam
 Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
 Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
 Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,08
 Dataran banjir berumput pendek – 0,025 0,030 0,035

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

Harga n
No. Tipe saluran dan jenis bahan
Minimum Normal Maksimum

tinggi 0,035 0,050 0,07


 Saluran di belukar
TABEL HARGA KOEFISIEN MANNING

4.1.1 Cara pengambilan data

Dari data BLHD Provinsi Jambi Tahun 2015 didapatkan data spesifikasi danau sipin sebagai
berikut :

- Luas (Ha) 132,430


- Volume (m3) 4.330.000,000
- Panjang (m) 4.500
- Elevasi (m) 10 – 30 dpl
- Kemiringan dasar/gradient (%) 2 – 8
- Kedalaman (m) 2–6
1. Kedalaman
 Kedalaman danau diukur dengan teknik pengukuran 5 titik yang dimulai dari
kedalaman 0 m (tepi danau) dengan jagaan/free board 2 m, menggunakan tali
dan pemberat yang di bantu dengan perahu kecil,dengan jarak tiap titiknya
diukur dan mewakili lebar danau keseluruhan.
 Di dapat kedalaman
 Titik 1 =0 m
 Titik 2 = 1,5 m
 Titik 3 = 3 m
 Titik 4 = 1,5 m
 Titik 5 = 0 m
2. Lebar Danau
 Untuk lebar danau, data yang kami peroleh dengan cara mewawancarai warga
sekitar yang bekerja sebagai pengayuh ojek perahu yang ada di lokasi survey.
 Juga dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap objek di
peroleh data lebar danau ±150 m.

Dari data di atas di dapat

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

Untuk memudahkan dalam perhituhan, bentuk dari penampang yang ada kita sederhanakan
dengan bentuk trapezium. Maka dengan bentuk geometris penampang trapezium, rumus
matematis yang digunakan adalah :

A= ( B+mh ) h
P=B+2 h √ m2 +1
B=P−2h √ m2 +1

Luas penampang melintang (A), dan keliling basah (P), saluran dengan penampang melintang
yang berbentuk trapesium dengan lebar dasar (B), kedalaman aliran (h), dan kemiringan
dinding (1 : m).

T = 150m
y
1 H = 3m
m
10m UNIVERSITAS BATANGHARIBJAMBI
= 2×65m X 333 ===

2015
Drainase perkotaan Kelompok

Dengan kemiringan = 1: m ,menambah kompleks perhitungan, maka kita gunakan rumus

jumlah sisi sejajar


sederhana dari luas trapezium : A= ×tinggi
2
Dan dengan rumus Phytagoras : sisi miring = √ x 2+ y 2

 PERHITUNGAN :
1. LUAS PENAMPANG (A)

150+130
A= 2
×3 = 420m2

2. KELILING BASAH (P)


P = B + 2×sisi miring
= 130 + 2×√ 102 +32 = 150,881m2
3. JARI – JARI HIDROLIK (R)
A
R= P
420
= 150,881 = 2,784m

4. DEBIT ALIRAN
1 23 12
Q = A× R S t 1−t 2
n S= ×100 %
L
dengan,

dimana :
t1= elevasi awal (mdpl)
t2 = elevasi akhir (mdpl)
L = jarak (m)
Diketahui : A = 420m 2 t1 = 2m
R = 2,784m t2 = 5m
L = 4500m
−2−(−5 )
S= ×100 %=0,000667
4500
n = 0,030 (saluran alam)
maka :

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015
Drainase perkotaan Kelompok

2 1
1
Q =420× ×2 , 7843 ×0 , 0006672
0 , 030
1
Q=420× ×1 , 979×0 , 025826
0 , 030
3
Q=715 , 535 m /det
4.2 BANGUNAN AIR
Bangunan air yang berada di daerah penelitian adalah turab.
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah juga untuk
menahan masuknya air ke dalam lubang galian.  Karena pemasangan yang mudah dan biaya yang
murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing galian
sementara, penahan longsong, stabilitas lereng, bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta
bangunan lainnya.Jenis turap yang ditemui di lokasi (danau sipin) adalah turap bronjong.
Turap bronjong adalah rangkaian kawat galvanis atau kawat pvc yang dianyam menjadi suatu
bangun ruang dengan ukuran volume dan lubang anyaman tertentu, sehingga menjadi media atau
alat pengikat batu kali pengganti turap atau pondasi batu kali. Bronjong terbuat dari 2 bahan, yaitu:
kawat galvanis dan kawat pvc. Kawat galvanis adalah kawat yang dilapisi lapisan anti karat (krom),
dan Kawat pvc adalah kawat galvanis yang dilapisi dengan bahan karet semi plastic pada bagian luar.
Kegunaan bronjong adalah sebagai penahan tanah pada tanah yang curam, sebagai penahan tanah
urugan, sebagai penahan tanah pada pinggiran sungai maupun laut/pantai untuk mencegah erosi
dan abrasi.
4.2.1 Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Danau itu Sendiri Dengan Adanya Bangunan
Pengairan Tersebut.

Dampak positif dengan didirikannya turap - bronjong sebagai penahan tanah pada tanah curam
seperti tebing agar tidak longsor. sebagai penahan tanah urugan. sebagai penahan tanah pada
pinggiran sungai untuk mencegah erosi. sebagai pelindung pelabuhan,dermaga atau areal pantai
dari ombak dan mencegah abrasi.

4.3 BANGUNAN YANG MASIH DIPERLUKAN DI DAERAH PENELITIAN

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


2015

Anda mungkin juga menyukai