BAB IV
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN
YANG AKAN DIGUNAKAN
4.1 UMUM
dari kesehatan
dari tempat peribadatan
dari sarana rekreasi
Pada sistem pengumpulan air buangan yang diperhatikan ada 2 macam air
buangan, yaitu air hujan dan air kotor (bekas). Cara atau sistem buangan
ada 3(tiga), yaitu :
Sistem terpisah
Air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing secara
terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa pertimbangan
antara lain :
a. Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama;
b. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan;
c. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air
hujan tidak perlu dan harus secepatnya dibuang ke sungai yang terdapat
pada daerah yang ditinjau.
Sistem tercampur
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran
Sistem kombinasi
Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan
dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur
dalam saluran air buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai
pengencer dan penggelontor. Kedua saluran ini tidak bersatu tetapi
dihubungkan dengan sistem perpipaan interceptor.
2. Prasarana lain
Informasi tentang prasarana lain yang dimaksud meliputi jaringan jalan,
air minum, listrik, jaringan telepon dan jairnga lain yang diperkirakan
dapat menyebabkan bottle leck. Ini dimaksudkan sebagai
pertimbangan dalam menentukan trase saluran dan untuk
mengidentifikasi jenis bangunan penunjang yang diperlukan.
3. Topograf
Informasi yang diperlukan untuk menentukan arah
penyaluran/pematusan dan batas wilayah tadahnya.
a. Interceptor drain
Saluran interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah
terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain
di bawahnya. Saluran ini biasa dibangun dan diletakkan pada bagian
yang relative sejajar dengan garis kontur. Outlet dari saluran ini
biasanya terdapat di saluran collector atau conveyor, atau langsung di
natural drainage (drainase alam)
b. Collector drain
Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul
debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan
akhirnya akan dibuang ke saluran conveyor (pembawa).
c. Conveyor drain
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air
buangan dari satu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus
membahayakan daerah yang dilalui.
Letak saluran conveyor di bagian terendah lembah dari suatu daerah,
sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai pengumpul dari anak
cabang saluran yang ada.
Ada beberapa model tata letak saluran yang akan diterapkan dalam
perencanaan nanti, meliputi :
1. Pola Alamiah
Letak conveyor drain (b) ada di bagian terendah (lembah) dari suatu
daerah (alam) yang secara efektif berfungsi sebagai pengumpul dari
anak cabang saluran yang ada (collector drain), dimana collector maupun
conveyor drain merupakan saluran alamiah.
a a a a
b b
a a a a
a: collector drain
b: conveyor drain
2. Pola Siku
Conveyor drain (b) terletak di lembah dan merupakan saluran alamiah,
sedangkan conveyor drain dibuat tegak lurus dari conveyor drain.
a: collector drain
b: conveyor drain
3. Pola Paralel
Collevtor drain yang menampung debit dari sungai-sungai yang lebih kecil,
dibuat sejajar satu sama lain dan kemudian masuk ke dalam conveyor
drain.
a: collector drain
b: conveyor drain
a: Interceptor drain
b: Collector drain
c: Conveyor drain
5. Pola Radial
Suatu daerah genangan dikeringkan melalui beberapa collector drain dari
satu titik menyebar ke segala arah (sesuai dengan kondisi topogrfai
daerah)
6. Pola Jaring-jaring
Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah
terhadap daerah lainnya, maka dapat dibuat beberapa interceptor drain
(a) yang kemudian ditampung ke dalam saluran collector (b) dan
selanjutnya dialirkan menuju saluran conveyor.
a: Interceptor drain
b: Collector drain
c: Conveyor drain
pelaksanaan.
4.4 Sosialisasi
Pengukuran ini pada base line yang dibuat disebelah saluran (pada bahu
jalan atau tanggul) melalui patok patok, prosedur sudut polygon diukur
seri ganda (biasa / luar biasa) dengan menggunakan Theodolite NT 1.
Sketsa sketsa dan koreksi data harus dilakukan pada saat itu juga agar
hal hal yang detail tidak terlewatkan atau terlupakan.
4.6.4 Pemasangan Bench Mark (BM)
Sistem drainase yang ada di Kota Barru saat ini sebagian sudah berfungsi
terdiri dari sub-sub sistem dan sebagian lagi belum berfungsi
sebagaimana mestinya. Untuk mempermudah dalam pengelolaan dan
pemeliharaan, maka sistem drainase yang ada dibagi menjadi beberapa
zone daerah pengaliran.
o Kondisi medan
o Jaringan drainase yang ada
o Eksploitasi jaringan
Q=V.A
A b.h m.h 2 h 2 (n m)
P b 2.h 1 m 2 h (n 2 1 m 2 )
A h (n m)
R
P n 2 1 m2
m=b/h
Dimana :
c. Bentuk lingkaran, parabo dan bulat telur, saluran ini berupa saluran
dari pasangan atau kombinasi pasangan dan pipa beton. Dengan
bentuk dasar saluran yang bulat memudahkan pengangkutan bahan
endapan/limbah. Saluran ini pada umumnya dipakai pada saluran air
hujan maupun saluran rumah tangga.
d. Bentuk tersusun, saluran ini dapat berupa saluran tanah maupun dari
pasangan. Tampang saluran yang bawah berfungsi mengalirkan air
rumah tangga pada kondisi tidak ada hujan, apabila terjadi hujan
maka kelebihan air dapat ditampung pada saluran bagian atas.
Tampang saluran ini membutuhkan ruang ang cukup dan dapat
digunakan untuk saluran air hujan, air rumah tangga ataupun irigasi.
I
Q = ------- A . R2/3. I1/2
N
Dimana :
Q = Debit / kapasitas saluran (m/dtk)
n = Koefisien kekasaran Manning
A = Luas penampang basah (m)
R = Jari jari hidrolis (m)
I = Kemiringan dasar saluran
(1). Inlet-tegak
(2). Inlet-datar
(3). Grill
(4). Manhole
(5). Gorong-gorong
(6). Jembatan
air melewatinya. Energi ini diambil dari beda tinggi muka air di hulu (inlet)
dan hilir (uotlet) gorong gorong. Kedalaman muka air di hulu gorong-
gorong yang diukur dari dasar pemasukan gorong-gorong disebut tinggi
kenaikan air.
Dimana :
B = lebar gorong gorong
C = koefisien konstraksi pada sisi sisi pemasukan. Apabila
ujungnya persegi, maka C = 0,9, sedangkan apabila ujungnya
dibulatkan, maka C = 1.
Dalam hal ini, debit dapat dihitung dari persamaan aliran melalui lubang
(orifce) sebagai berikut :
Q = CBD 2g(H-CD)
Dimana :
penuh atau aliran tidak penuh. Apabila aliran tidak penuh, maka aliran
bersifat subkritis. Besarnya aliran sangat tergantung pada luas
penampang, bentuk, panjang gorong-gorong, kemiringan dasar,
kehilangan energi pada gorong-gorong, dan tinggi air di hulu dan di hilir
gorong-gorong.
Perhitungan profil muka air pada gorong-gorong aliran bebas dimulai dari
kedalaman air kritis atau dengan elevasi air buritan jika kedalaman air
lebih tinggi dari kedalaman kritis. Pada gorong gorong bertekanan, tinggi
tekan air ditentukan dengan menggunakan persamaan energi antara hulu
dan hilir sebagai berikut :
Zu + Vu2/2g = Hf + Zd + Vd2/2g
Dimana :
Zu = elevasi muka air hulu (upstream) diukur dari datum
Zd = elevasi muka air hilir (downstream) diukur dari datum
Hf = total kehilangan energi antara hulu dan hilir gorong-gorong.
Dimana :
V = kecepatan aliran dalam gorong-gorong
= koefisien gesekan pada dinding gorong gorong
L = panjang gorong-gorong
D = diameter gorong-gorong
Bentuk gorong gorong terdiri dari bentuk lingkaran yang terbuat dari
pipa beton dan bentuk segi empat dari beton bertulang.
(8). Terjunan
a. Umum
Dengan bangunan terjun tegak, luapan yang jatuh bebas akan mengenai
lantai kolam dan bergerak ke hilir pada potongan U akibat luapan dan
turbulensi (pusaran air) di dalam kolam dibawah tirai luapan, sebagian dari
energi diredam di depan potongan U. Energi selebihnya akan diredam di
belakang potongan U. Sisa tinggi energi hilir yang memakai dasar kolam
sebagai bidang persaaan, Hd tidak berbeda jauh dari perbandingan Z/H1,
dan kurang lebih sama dengan 1,67H1. Harga Hd ini dapat dipakai untuk
menetukan Z untuk sebuah bangunan terjun tegak.
Z = (H + Hd) H1
Untuk perkiraan awal Hd, boleh diandaikan, bahwa :
Hd 1,67 H1
Kemudian kecepatan aliran pada potongan U dapat diperkirakan dengan
Vu = 2gZ
Dan selanjutnya :
Yu = q/vu
Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan
bilangan Froude tak berdimensi :
Fru = Vu / gyu
Kontruksi talud/pasangan
Gorong-gorong
Jalan/Jembatan
Outfalll
Bangunan terjun
Manhole
Dll.
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat sendiri
bangunan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya
- Tekanan Air
Semua struktur permanen ataupun tidak permanen yang terendam harus
direncanakan untuk tekanan hidrostatis sebesar 1000 kg/m2 per meter
kedalaman air.
- Tekanan Angkat (uplift presseru)
Tekanan angkat (uplift pressure) dipakai utnuk merancang semua
struktur yang seluruhnya atau sebagian terendam dalam air.
- Tekanan Tanah
Tekanan tanah aktif dapat dihitung dengan rumus Rankine. Diagram
tekanan diasumsikan segitiga, sam dengan tekanan air, dengan gaya
bekerja 1/3 h di atas alas diagram.
- Beban T
Beban T adalah beban yang merupakan kendaraan truk yang
mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) sebesar 10 ton dan
diperhitungkan dalam perencanaan gorong-gorong.
- Beban D
Beban D atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu
lintas yang terdiri atas beban teragi rata sebesar q dan beban garis
p.
- Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari kendaraan yang
bergerak atau lalu lintas dan pejalan kaki.
b. Beban Sekunder
Kondisi Exentrisit
Guling 1* Geser 2*
Pembebanan as 3*
Kondisi Normal 1,5 1,5 E < B/6
Kondisi Gempa 1,1 1,1 E < B/3
Dimana :
MT
1* : SF = ---------- (Stabilitas terhadap guling)
MG
fxV
2* : SF = ---------- (Stabilitas terhadap gaya geser)
H
V 6
3* : SF = 1,2 = ---------- 1 ------ (Stabilitas terhadap daya dukung)
A B
SF = Safety Faktor (Faktor keamanan)
E = Eksentrisitas
Manfaat lain dari Kolam Retensi selain untuk pengendalian banjir antara
lain adalah :
dimana :
Q .b.d 2 g ( a )
d. Konstruksi Pintu
(1) Bagian-bagian pintu
Bagian-bagian pintu terdiri dari :
- Lantai / ambang pintu
- Kerangka pintu
- Pilar pintu
- Ruang operasi pintu
- Dinding halang
- Sayap
- Lantai lindung (apron)
- Konsolidasi dasar sungai
d. Sponing :
- Untuk pintu drainasi dengan kapasitas besar akan lebih ekonomis
jika dibuat terowongan yang jumlahnya lebih dari satu, dan pada
bagian pemasukan dan keluaran dibuat sponing
(4) Dinding halang dan sayap
Dinding halang dibuat untuk mencegah tersedot keluarnya tanah bahan
tanggul dan untuk pencegahan sementara keruntuhan tanggul dan
gerusan banjir jika sayap pecah. (dinding halang dibuat pada kedua
ujung terowongan.
Sayap diperlukan untuk melindungi lereng dan kaki tanggul terhadap
gerusan, terutama pada wajtu banjir. Konstruksi sayap tidak dapat
menyatu dengan tubuh bangunan utama, untuk itu celah diantaranya
harus diisi dengan bahan yang kedap air tetapi fleksibel.
(5) Daun pintu, perapat pintu dan mekanisme pengangkat
- Untuk pintu besar digunakan daun pintu tipe roll, untuk pintu kecil
digunakan pintu geser
- Perapat pintu dipasang pada pinggir bawah dan kedua pinggir
sampingnya, untuk tipe terowongan perapat dipasang pada keempat
sisinya.
- Pembukaan dan penutupan pintu dilakukan dengan alat pengangkat,
untuk pintu berat digunakan dengan tenaga listrik, untuk pintu
ringan digunakan tenaga manual