ABSTRAK
Ketidakpastian tidak luput pada proyek konstruksi, hal ini dikarenakan proyek konstruksi bersifat
kompleks, unik, dan dinamis. Ketidakpastian pada proyek konstruksi dapat berdampak, yaitu berupa
risiko. Risiko pada setiap proyek mempunyai perbedaan, dikarenakan proyek konstruksi mempunyai
bentuk khusus dan perbedaan karakteristik. Perihal risiko proyek, beberapa sumber penelitian mengkaji
tentang berbagai faktor risiko yang mungkin timbul dalam proyek. Tentu saja ada satu faktor risiko yang
mendominasi dan berdampak signifikan di antara sekian banyak faktor risiko yang dapat muncul dalam
suatu proyek. Demikian dengan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA,
diperlukan manajemen risiko yang tepat agar dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap proyek
tersebut. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi risiko dan analisis risiko pada pelaksanaan proyek
dan respon risiko terhadap risiko yang dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perhitungan Severity Index (SI) dan probability and impact matrix. Pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner dan wawancara. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih
responden dalam penyebaran kuesioner, yaitu penentuan responden yang mempunyai keahlian di
bidang yang sesuai dengan penelitian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat 12 variabel
risiko yang terjadi pada pelaksanaan pembangunan gedung dan risiko yang dominan. Risiko dominan
yaitu pekerja tidak menggunakan alat keselamatan saat bekerja dengan kategori high (14%) dan nilai
severity index sebesar 52,5%. Respon dan penanganan terhadap risiko dominan yaitu dengan mitigasi
risiko. Mitigasi risiko berupa dengan diadakannya briefering atau persiapan sebelum pekerjaan dimulai
untuk meminimalisir risiko.
ABSTRACT
Uncertainty is not escaped in construction projects, this is because construction projects are complex,
unique, and dynamic. Uncertainty in construction projects can have an impact, in the form of risk. The
risks in each project are different, because construction projects have special forms and different
characteristics. As for project risk, some research sources examine the various risk factors that may
arise in projects. There is certainly one risk factor that dominates and has a significant impact among
the many risk factors that can arise in a project. Accordingly, the project for the construction of the
Engineering Laboratory Building 4 Sumatera Institute of Technology needs proper risk management to
ensure that appropriate action can be taken on the project. Aim of this research is to identify risks and
to analyze risks in project implementation and risk response to dominant risks. The method used in this
research is the calculation of Severity Index (SI) and probability and impact matrix. The data was
collected by distributing questionnaires and interviews. The purposive sampling method is used to
select respondents in distributing questionnaires, which is to determine respondents who have
expertise in fields that are in accordance with the research. The results of this research obtained are
that there are 12 risk variables that occurred in the implementation of building construction and
dominant risks. The dominant risk is that workers do not use safety equipment when working with a
high category (14%) and a severity index value of 52.5%. The response and handling of the dominant
risk is risk mitigation. Risk mitigation in the form of briefering or preparation before work begins to
reduce risk.
1
Medlin Reekiya S.; E-mail: medlin.21116102@student.itera.ac.id
2
Dr. Ir. Rajiman, S.T., M.T., M.M., IPM., ASEAN Eng.; E-mail: rajiman.mt@gmail.com
3
Anita Lestari Condro Winarsih, S.Pd., M.Eng.
1
1. PENDAHULUAN
2. LANDASAN TEORI
2.2. Risiko
Project Management Institute (PMI) (2017) menyatakan bahwa “Risiko (Risk) adalah
kegiatan atau keadaan yang tidak tetap yang berpengaruh positif atau negatif terhadap satu
atau lebih dari tujuan proyek”. International Organization of Standardizaton (ISO)
mendefenisikan ketidakpastian sebagai “keadaan, sebagian, kurangnya informasi yang
berkaitan, pemahaman atau pengetahuan tentang suatu peristiwa, konsekuensi, atau
kemungkinannya”.
Jenis – jenis risiko yang umumnya diklasifikasikan dijelaskan di bawah ini:
1. Pure Risk (risiko murni) merupakan sebuah risiko bila terjadi maka akan menyebabkan
kehilangan dan apabila tidak terjadi risiko, maka tidak akan terjadi keuntungan.
2. Speculative Risk (risiko spekualatif) merupakan risiko yang mampu menerima
keuntungan maupun kerugian.
3. Risiko particular atau khusus merupakan risiko yang muncul yang memiliki sumber
individu dan dampak lokal.
2
4. Risiko fundamental merupakan risiko yang dapat berdampak banyak, sumber dari risiko
ini yaitu dari alam.
2.3. Manajemen Risiko
Manajemen risiko (Risk Management) merupakan tahap yang berpengaruh dalam
manajemen proyek, karena mampu meprediksi terjadinya peristiwa yang berdampak negatif
pada proyek konstruksi dan mengidentifikasi tindakan yang dapat meminimalkan
dampaknya. Manajemen risko mengacu pada metode yang terperinci dan sistematis untuk
menentukan, menilai, dan mengurangi risiko untuk mencapai tujuan proyek (Enshassi et al.,
2014). Manfaat dari proses manajemen risiko meliputi identifikasi dan analisis risiko, serta
peningkatan proses manajemen proyek konstruksi dan penggunaan sumber daya secara
efektif.
3
c. Mitigasi atau pengurangan: strategi yang bertujuan untuk menemukan cara untuk
mengurangi atau meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko.
d. Penerimaan: stretegi ketika tim proyek memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa
sampai risiko terjadi. Itu adalah strategi umum ketika kemungkinan terjadinya risiko
rendah, ini adalah yang paling efektif ketika konsekuensi risiko lebih murah daripada
tindakan perbaikan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
4
Gambar 3. Lokasi Penelitian
5
4=¿ Tinggi (T)
5=¿ Sangat Tinggi (ST)
Rumus yang digunakan pada perhitungan severity index sebagai berikut:
a
∑ ai x i
i=0
SI = 4 ¿
4 ∑ xi
i =0
Keterangan:
a i=¿ Konstanta Penilaian
x i=¿ Frekuensi Partisipan
i=¿ 0, 1, 2, 3, 4, …, n
x 0 , x 1 , x 2 , x 3 , x 4 adalah frekuensi tanggapan partisipan
a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
x 0=¿ frekuensi partisipan “sangat rendah”, maka a 0=0
x 1=¿ frekuensi partisipan “rendah”, maka a 1=1
x 2=¿ frekuensi partisipan “cukup tinggi’, maka a 2=2
x 3=¿ frekuensi partisipan “tinggi”, maka a 3=3
x 4 =¿ frekuensi partisipan ‘sangat tinggi’, a 4=4
Klasifikasi skala penilaian kemungkinan (probability) dan dampak (impact) ditunjukkan pada
Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Tabel Klasifikasi Severity Index Terhadap Probabilitas (Probability)
Nilai Persentase SI (%) Kategori
1 0,00 ≤ SI ≤ 12,5 Sangat Jarang (SJ)
2 12,5 ≤ SI ≤ 37,5 Jarang (J)
3 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 Cukup (C)
4 62,5 ≤ SI ≤ 87,5 Sering (S)
5 87,5 ≤ SI ≤ 100 Sangat Sering (SS)
6
P : Kemungkinan (probability) risiko yang terjadi
I : Dampak (impact) risiko yang terjadi
4. PEMBAHASAN
4.1. Responden Penelitian
Dalam penentuan responden pada pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4
ITERA menggunakan purposive sampling, yang di mana memilih responden yang
mempunyai keahlian di bidangnya. Responden yang disertakan dalam penelitian ini
sebanyak 30 orang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda – beda berdasarkan lama
bekerja dan pendidikan terakhir. Identitas responden dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah
ini.
Tabel 4.1. Identitas Responden Penelitian
Responden Jabatan Lama Bekerja Pendidikan Terakhir
1 SOM 10 Tahun S1
2 SEM 8 Tahun S2
3 HSE 5 Tahun S1
4 Staff Teknik 5 Tahun S1
5 Engineering 5 Tahun S1
6 QC 5 Tahun S1
7 Staff Pengadaan 4 Tahun S1
8 Engineering 12 Tahun S1
9 Tenaga Ahli 30 Tahun S1
10 Engineering 12 Tahun S1
11 SAM 12 Tahun S1
12 Pelaksana 8 Tahun S1
13 Pelaksana 12 Tahun S1
14 Staff HSE 10 Tahun S1
15 Staff 1 Tahun S1
16 Staff 1 Tahun S1
17 Quantity 20 Tahun S1
18 Wasdal 8 Tahun S1
19 Quantity 5 Tahun S1
20 Site Manager 12 Tahun S1
21 Operasi 5 Tahun S1
22 Quantity 6 Tahun S1
23 Projek Manajer 10 Tahun S1
24 Admin Proyek 1 Tahun S1
25 Drafter 5 Tahun S1
26 Surveyor 5 Tahun S1
27 Tenaga Ahli 29 Tahun S1
28 Engineering 10 Tahun S1
7
29 Tenaga Ahli 10 Tahun S2
30 Pelaksana 5 Tahun S1
Perhitungan yang digunakan dalam Severity Index (SI) dapat dilihat pada rumus berikut:
a
∑ ai x i
i=0
SI = 4 (100 %)
4 ∑ xi
i =0
Yang di mana:
a i=¿ Koefisien Penilaian
8
x i=¿ Jumlah Responden
i=¿ 0, 1, 2, 3, 4, …, n
x 0 , x 1 , x 2 , x 3 , x 4 adalah respons frekuensi
a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
x 0=¿ respons “sangat jarang”, maka a 0=0
x 1=¿ respons “jarang”, maka a 1=1
x 2=¿ respons “cukup sering’, maka a 2=2
x 3=¿ respons “sering”, maka a 3=3
x 4 =¿ respons “sangat sering”, a 4=4
Sebagai contoh penilaian frekuensi variabel X11 yaitu “Pekerja tidak menggunakan alat
keselamatan saat bekerja”. Dengan data sebagai berikut, yaitu pada pernyataan frekuensi
risiko Sangat Jarang (SJ) 4 responden, risiko Jarang (J) 11 respoden, risiko Cukup sering (C)
11 responden, dan risiko Sering (S) 4 responden. Maka diketahui:
Koefisien a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
Nilai x 0=4 x 1=11, x2 =11, x 3=4 , a 4=0
Sehingga,
{( 0 × 4 )+ (1 ×11 ) + ( 2× 11) + ( 3 × 4 ) + ( 4 × 0 ) }
SI = (100 %)
4 ×(30)
SI = 37,5%
Selanjutnya, nilai severity index yang didapatkan dari perhitungan dikonversikan terhadap
skala penilaian Frekuensi dan Dampak menurut (Majid dan McCffer, 1997) pada Sofiyah
et.al (2020), yaitu sebagai berikut:
Sangat Jarang (SJ) : 0,00 ≤ SI ≤ 12,5
Jarang (J) : 12,5 ≤ SI ≤ 37,5
Cukup (C) : 37,5 ≤ SI ≤ 62,5
Sering (S) : 62,5 ≤ SI ≤ 87,5
Sangat Sering (SS) : 87,5 ≤ SI ≤ 100
Persentase nilai SI berada pada rentang nilai 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 maka probabilitas atau
frekuensi risiko “Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan saat bekerja” termasuk pada
kategori risiko yang frekuensi kejadiannya “Cukup (C)”. Cara yang sama juga digunakan
pada variabel risiko yang lainnya.
9
Tabel 4.4. Kategori Penilaian Dampak Berdasarkan Severity Index
10
Setelah didapatkan risiko – risiko dominan yang terjadi dan menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4
ITERA, maka dilakukan wawancara kepada responden untuk mengetahui faktor penyebab
risiko dan respon yang harus diberikan terhadap risiko dominan tersebut. Penyebab dan
respon risiko yang berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan proyek sebagai berikut:
Penyebab dari risiko dominan yaitu tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja
adalah pekerja kurang acuh terhadap keselamatan di saat bekerja. Respon yang diberikan
adalah dengan diadakannya briefering atau persiapan dalam menggunakan alat keselamatan
kerja sebelum melakukan kegiaan pekerjaan. Respon tersebut termasuk dalam mitigasi risiko
untuk meminimalisir risiko dominan pada pelaksanaan pembangunan.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat diambil saran sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengambil sampel responden lebih banyak lagi agar informasi yang
diperoleh lebih objektif.
2. Untuk dapat merencanakan tindakan mitigasi yang tepat untuk risiko – risiko yang
mempunyai probabilitas kejadian tinggi dan dampak yang sangat besar.
3. Untuk menambahkan variabel – variabel risiko yang akan diteliti berdasarkan dari jenis –
jenis risiko.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Karim, M. S. B. A., Mosa El Nawawy, O. A., & Abdel-Alim, A. M. (2017). Identification
and assessment of risk factors affecting construction projects. HBRC Journal, 13(2),
202–216.
Abdulhussein, H. (2016). RESEARCH ARTICLE RISK MANAGEMENT IN CONSTRUCTION
PROJECTS IN IRAQ : CONTRACTORS ’ PERSPECTIVE MSc Construction
Management , Coventry University International Journal of Engineering Research-
Online. 4(3).
Afiq, M. (2021). Manajemen Risiko Pada Proyek Gedung Asrama Mahasiswa UIN Walisongo
Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 3(1), 70–80.
Apriliyani, M. A. (2020). Analisa Keterlambatan Berbasis Manajemen Risiko Pada Proyek
Warehouse Lazada Tahap 2. Rekayasa Sipil, 8(2), 58.
Boateng, A., Ameyaw, C., & Mensah, S. (2020). Assessment of systematic risk management
practices on building construction projects in Ghana. International Journal of
Construction Management, 0(0), 1–10.
El-Sabek, L. M., & McCabe, B. Y. (2018). Coordination Challenges of Production Planning in
the Construction of International Mega-Projects in The Middle East. International
Journal of Construction Education and Research, 14(2), 118–140.
Kawulusan, J. A., Dundu, A. K. T., & Rumayar, A. L. E. (2021). Analisis Risiko Pada Proyek
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Unaya, 7(2), 73–86.
Ketut Wirawan, I. G., Sudarsana, I. K., & Purbawijaya, , IBN. (2015). Manajemen Risiko Pada
Proyek Konstruksi Dengan Metode Fast Track Studi Kasus Proyek Qunci Villas Dan
Putri Naga Komodo. Jurnal Spektran, 3(2), 29–36.
Muchlis Prayoga, D., Tri Wahyuningtyas, W., & Nurtanto, D. (2021). Jurnal Rekayasa Sipil
Dan Lingkungan. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Dan Lingkungan, 4, 121–128.
Putri, M. N., Zaidir, & Hasan, A. (2015). Analisis Manajemen Resiko Proyek Pembangunan
Rumah Sakit Universitas Andalas. Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National
Conference, 59–69.
Saputro, C. D. (2022). Analisis manajemen risiko proyek bangunan gedung bertingkat
dengan metode severity index. Journal of Civil Engineering, Building and
Transportation, 6(September), 140–147.
Setiawan, M. A., Sucita, I. K., & Sarwono, B. (2021). PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Proyek Apartemen Apple 3
Condovilla – Jakarta Selatan). Construction and Material Journal, 3(3), 197–205.
Situmorang, B. E., Arsjad, T. T., Tjakra, J., Sipil, T., Sam, U., Manado, R., Manado, J. K. B.,
& Ratulangi, S. (2018). Analisis Risiko Pelaksanaan Pembangunan Proyek Konstruksi
Bangunan Gedung. Tekno, 16(69), 31–36.
Wally, S. N., Jamlaay, O., & Marantika, M. (2022). Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Dan Perpustakaan Man 1 Maluku
Tengah. Menara: Jurnal Teknik Sipil, 17(2), 61–69.
Widianto, T., & Huda, M. (2019). Analisa Risiko Proyek Pembangunan Universitas Ciputra
Tahap 4. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Konstruksi, 7(1), 17–24.
Yuliana, C., & Hidayat, G. (2017). Manajemen Risiko pada Proyek Gedung Bertingkat di
Banjarmasin Risk Management in Multi-storey Building Project in Banjarmasin). Info
Teknik, 18(2), 255–270.
12