Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAMPAK RISIKO TERHADAP PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM (GLT) 4 ITERA


Medlin Reekiya1, Rajiman2, Anita Lestari Condro Winarsih3

ABSTRAK

Ketidakpastian tidak luput pada proyek konstruksi, hal ini dikarenakan proyek konstruksi bersifat
kompleks, unik, dan dinamis. Ketidakpastian pada proyek konstruksi dapat berdampak, yaitu berupa
risiko. Risiko pada setiap proyek mempunyai perbedaan, dikarenakan proyek konstruksi mempunyai
bentuk khusus dan perbedaan karakteristik. Perihal risiko proyek, beberapa sumber penelitian mengkaji
tentang berbagai faktor risiko yang mungkin timbul dalam proyek. Tentu saja ada satu faktor risiko yang
mendominasi dan berdampak signifikan di antara sekian banyak faktor risiko yang dapat muncul dalam
suatu proyek. Demikian dengan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA,
diperlukan manajemen risiko yang tepat agar dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap proyek
tersebut. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi risiko dan analisis risiko pada pelaksanaan proyek
dan respon risiko terhadap risiko yang dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perhitungan Severity Index (SI) dan probability and impact matrix. Pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner dan wawancara. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih
responden dalam penyebaran kuesioner, yaitu penentuan responden yang mempunyai keahlian di
bidang yang sesuai dengan penelitian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat 12 variabel
risiko yang terjadi pada pelaksanaan pembangunan gedung dan risiko yang dominan. Risiko dominan
yaitu pekerja tidak menggunakan alat keselamatan saat bekerja dengan kategori high (14%) dan nilai
severity index sebesar 52,5%. Respon dan penanganan terhadap risiko dominan yaitu dengan mitigasi
risiko. Mitigasi risiko berupa dengan diadakannya briefering atau persiapan sebelum pekerjaan dimulai
untuk meminimalisir risiko.

Kata kunci : Analisis Risiko, Identifikasi Risiko, Severiy Index

ABSTRACT
Uncertainty is not escaped in construction projects, this is because construction projects are complex,
unique, and dynamic. Uncertainty in construction projects can have an impact, in the form of risk. The
risks in each project are different, because construction projects have special forms and different
characteristics. As for project risk, some research sources examine the various risk factors that may
arise in projects. There is certainly one risk factor that dominates and has a significant impact among
the many risk factors that can arise in a project. Accordingly, the project for the construction of the
Engineering Laboratory Building 4 Sumatera Institute of Technology needs proper risk management to
ensure that appropriate action can be taken on the project. Aim of this research is to identify risks and
to analyze risks in project implementation and risk response to dominant risks. The method used in this
research is the calculation of Severity Index (SI) and probability and impact matrix. The data was
collected by distributing questionnaires and interviews. The purposive sampling method is used to
select respondents in distributing questionnaires, which is to determine respondents who have
expertise in fields that are in accordance with the research. The results of this research obtained are
that there are 12 risk variables that occurred in the implementation of building construction and
dominant risks. The dominant risk is that workers do not use safety equipment when working with a
high category (14%) and a severity index value of 52.5%. The response and handling of the dominant
risk is risk mitigation. Risk mitigation in the form of briefering or preparation before work begins to
reduce risk.

Keywords : Risk Analysis, Risk Identification, Severity Index


123

1
Medlin Reekiya S.; E-mail: medlin.21116102@student.itera.ac.id
2
Dr. Ir. Rajiman, S.T., M.T., M.M., IPM., ASEAN Eng.; E-mail: rajiman.mt@gmail.com
3
Anita Lestari Condro Winarsih, S.Pd., M.Eng.

1
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proyek konstruksi (construction project) tidak luput akan ketidakpastian, hal ini dikarenakan
proyek konstruksi bersifat kompleks, unik, serta dinamis (El-Sabek & McCabe, 2018).
Ketidakpastian pada proyek konstruksi ini dapat berdampak, yaitu berupa risiko. Risiko setiap
proyek mempunyai perbedaan, dikarenakan proyek bangunan mempunyai bentuk khusus
dan perbedaan karakteristik. Demikian dengan proyek pembangunan Gedung Laboratorium
Teknik (GLT) 4 ITERA yang sedang berlangsung, setiap proses pekerjaan dapat
mengakibatkan berbagai macam risiko. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan manajemen
risiko yang efesien pada proyek konstruksi, agar bisa dilakukan tindakan mitigasi atau
mereduksi risiko terhadap proyek yang gagal dan dapat menentukan pihak-pihak yang
sesuai untuk pengalokasikan risiko proyek konstruksi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana analisis risiko yang paling dominan terhadap pelaksanaan pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA?
2. Bagaimana respon atau penanganan terhadap risiko dominan pada pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Menganalisis risiko yang paling dominan pada proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA.
2. Mengetahui respon dan penanganan risiko terhadap yang dominan pada pelaksanaan
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi adalah serangkaian pekerjaan saling berhubungan demi memperoleh
rencana tertentu (bangunan atau konstruksi) dalam batasan waktu, biaya, dan mutu. Sumber
daya yang akan dibutuhkan proyek konstruksi, yaitu (1) manusia (human), (2) material
(material), (3) peralatan (machine), (4) metode pelaksanaan (method of execution), (5) dana
(money), (6) informasi (informationi) dan (7) waktu (time). Aspek waktu (time), biaya (cost)
dan mutu (quality) merupakan aspek penting pada pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi.
Sebagian mutu (quality) konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dipelihara terus-
menerus sesuai dengan perencanaan.

2.2. Risiko
Project Management Institute (PMI) (2017) menyatakan bahwa “Risiko (Risk) adalah
kegiatan atau keadaan yang tidak tetap yang berpengaruh positif atau negatif terhadap satu
atau lebih dari tujuan proyek”. International Organization of Standardizaton (ISO)
mendefenisikan ketidakpastian sebagai “keadaan, sebagian, kurangnya informasi yang
berkaitan, pemahaman atau pengetahuan tentang suatu peristiwa, konsekuensi, atau
kemungkinannya”.
Jenis – jenis risiko yang umumnya diklasifikasikan dijelaskan di bawah ini:
1. Pure Risk (risiko murni) merupakan sebuah risiko bila terjadi maka akan menyebabkan
kehilangan dan apabila tidak terjadi risiko, maka tidak akan terjadi keuntungan.
2. Speculative Risk (risiko spekualatif) merupakan risiko yang mampu menerima
keuntungan maupun kerugian.
3. Risiko particular atau khusus merupakan risiko yang muncul yang memiliki sumber
individu dan dampak lokal.

2
4. Risiko fundamental merupakan risiko yang dapat berdampak banyak, sumber dari risiko
ini yaitu dari alam.
2.3. Manajemen Risiko
Manajemen risiko (Risk Management) merupakan tahap yang berpengaruh dalam
manajemen proyek, karena mampu meprediksi terjadinya peristiwa yang berdampak negatif
pada proyek konstruksi dan mengidentifikasi tindakan yang dapat meminimalkan
dampaknya. Manajemen risko mengacu pada metode yang terperinci dan sistematis untuk
menentukan, menilai, dan mengurangi risiko untuk mencapai tujuan proyek (Enshassi et al.,
2014). Manfaat dari proses manajemen risiko meliputi identifikasi dan analisis risiko, serta
peningkatan proses manajemen proyek konstruksi dan penggunaan sumber daya secara
efektif.

2.4. Tahapan Manajemen Risiko


Pada buku Risk Management and Constrution, Flagan dan Norman menyampaikan kerangka
dasar manajemen risko seperti mana pada gambar berikut:

Gambar 1. Framework Risk Management


1. Identifikasi Risiko
Tahap ini adalah bagian awal dan dapat menjadi komponen penting dalam proses
manajemen risiko, karena upaya untuk mengidentifikasi sumber dan jenis risiko. Ada
berbagai instrumen dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko sebagai berikut:
teknik berbasis bukti, misalnya checklist dan ulasan penelitian sebelumnya; pendekatan tim
yang sistematis di mana tim ahli mengikuti suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi
risiko berdasarkan seperangkat ide atau pertanyaan terstruktur; brainstorming, metodologi
Delphi, survei kuesioner.
2. Analisis Risiko
Penilaian terhadap kemungkinan – kemungkinan risiko setelah mengidentifikasi risiko yang
merupakan pengertian analisis risiko. Inti dari analisis risiko adalah untuk menganalisis
berbagai hasil dari setiap keputusan. Umunya dua kategori besar, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif dibedakan dalam literatur tentang penilaian risiko. Qulitative risk analysis (analisis
risiko kualitatif) adalah metode memprioritaskan risiko untuk analisis atau tindakan lebih
lanjut berdasarkan kemungkinan terjadinya dan dampaknya. Quantitative risk analysis
(analisis risiko kuantitatif) merupakan proses menganalisis pengaruh risiko yang
teridentifikasi pada tujuan umum proyek secara keseluruhan.
3. Respon Risiko
PMI mendefenisikan respon risiko adalah cara mengoptimalkan pilihan atau tindakan untuk
meningkatkan peluang dan menurunkan risiko. Pemilihan tindakan risiko harus sebanding
dengan tingkat keseriusan risiko, realistis dan hemat biaya dalam kaitannya dengan jadwal
proyek, serta tindakan yang dipilih harus disepakati oleh pihak-pihak yang ikut serta dalam
proyek. PMI mengusulkan empat cara yang berbeda untuk menanggapi risiko, yaitu:
a. Pencegahan: tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan risiko peoyek melalui
menghilangkan sumber atau penyebab risiko tersebut.
b. Pengalihan: tindakan ketika dampak atau konsekuensi risiko bergeser ke pihak ketiga.

3
c. Mitigasi atau pengurangan: strategi yang bertujuan untuk menemukan cara untuk
mengurangi atau meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko.
d. Penerimaan: stretegi ketika tim proyek memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa
sampai risiko terjadi. Itu adalah strategi umum ketika kemungkinan terjadinya risiko
rendah, ini adalah yang paling efektif ketika konsekuensi risiko lebih murah daripada
tindakan perbaikan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

3.2. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan pada Pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4
ITERA yang berlokasi di Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kabupaten Lampung Selatan,
Provinsi Lampung.

4
Gambar 3. Lokasi Penelitian

3.3. Data Penelitian


Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer.
Ada pun data tersebut sebagai berikut:
1. Data Umum Proyek
2. Time Schedule
3. Struktur Organisasi
4. Survei Kuesioner
5. Survei Wawancara

3.4. Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data dan dilakukan berdasarkan data yang
berasal dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. Hal pertama yang harus dilakukan
dalam peneiltian ini adalah mengidentifikasi risiko yang muncul dalam proyek dengan studi
literatur, jurnal, observasi, dan wawancara, di mana peneliti akan menyusun kuesioner
pendahuluan berupa variabel – variabel risiko yang mungkin terjadi pada pelaksanaan
pembangunan.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menghitung keakuratan atau validitas suatu alat ukur, yaitu
kuesioner. Alat ukur yang dimaksud merupakan pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam
kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya
sebagai alat pengumpulan data, serta untuk mengetahui konsistensi tanggapan responden
terhadap pernyataannya dari waktu ke waktu.
Setelah mendapatkan variabel – variabel risiko yang relevan pada proyek pembangunan
tersebut dilakukan survei kuesioner utama (Kuesioner Frekuensi dan Dampak) untuk
melakukan analisis risiko. Tahap analisis risiko dimulai dengan penyebaran kuesioner utama
pada responden yang berperan dalam pelaksanaan pembangunan. Setelah data tersebut
didapatkan, selanjutnya hasil utama dianalisis menggunakan analisis Severity Index (SI).
Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur severity index dan mengukur
tingkat risiko, yang menggunakan angka risiko dari 1 sampai dengan 5. Skala likert yang
digunakan untuk mengukur risiko yaitu:
1=¿ Sangat Rendah (SR)
2=¿ Rendah (R)
3=¿ Sedang (S)

5
4=¿ Tinggi (T)
5=¿ Sangat Tinggi (ST)
Rumus yang digunakan pada perhitungan severity index sebagai berikut:
a

∑ ai x i
i=0
SI = 4 ¿
4 ∑ xi
i =0
Keterangan:
a i=¿ Konstanta Penilaian
x i=¿ Frekuensi Partisipan
i=¿ 0, 1, 2, 3, 4, …, n
x 0 , x 1 , x 2 , x 3 , x 4 adalah frekuensi tanggapan partisipan
a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
x 0=¿ frekuensi partisipan “sangat rendah”, maka a 0=0
x 1=¿ frekuensi partisipan “rendah”, maka a 1=1
x 2=¿ frekuensi partisipan “cukup tinggi’, maka a 2=2
x 3=¿ frekuensi partisipan “tinggi”, maka a 3=3
x 4 =¿ frekuensi partisipan ‘sangat tinggi’, a 4=4
Klasifikasi skala penilaian kemungkinan (probability) dan dampak (impact) ditunjukkan pada
Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Tabel Klasifikasi Severity Index Terhadap Probabilitas (Probability)
Nilai Persentase SI (%) Kategori
1 0,00 ≤ SI ≤ 12,5 Sangat Jarang (SJ)
2 12,5 ≤ SI ≤ 37,5 Jarang (J)
3 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 Cukup (C)
4 62,5 ≤ SI ≤ 87,5 Sering (S)
5 87,5 ≤ SI ≤ 100 Sangat Sering (SS)

Tabel 3.2. Tabel Klasifikasi Severity Index Terhadap Dampak (Impact)


Nilai Persentase SI (%) Kategori
1 0,00 ≤ SI ≤ 12,5 Sangat Kecil (SK)
2 12,5 ≤ SI ≤ 37,5 Kecil (K)
3 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 Sedang (S)
4 62,5 ≤ SI ≤ 87,5 Besar (B)
5 87,5 ≤ SI ≤ 100 Sangat Besar (SB)

Setelah mendapatkan kategori penilaian terhadap probabilitas dan dampak berdasarkan


nilai severity index, dilakukan perhitungan tingkat risiko. Tingkat risiko merupakan perkalian
dari skor probabilitas dan skor dampak yang diperoleh dari partisipan. Kategori risiko
didapatkan dengan mengeplotkan nilai risiko yang diperoleh ke dalam matriks probabilitas
dan dampak (probability matrix and risk impact) pada Gambar 4. Untuk mengetahui
bagaimana tanggapan dan penanganan diberikan ketika ada risiko dominan, dilakukan
wawancara respon risiko pada tenaga ahli.
Perhitungan terhadap tingkat risiko dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
R=P × I ……………….................(3.2)
Keterangan:
R : Risk

6
P : Kemungkinan (probability) risiko yang terjadi
I : Dampak (impact) risiko yang terjadi

Gambar 4. Probability Matriks and Risk Impact

4. PEMBAHASAN
4.1. Responden Penelitian
Dalam penentuan responden pada pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4
ITERA menggunakan purposive sampling, yang di mana memilih responden yang
mempunyai keahlian di bidangnya. Responden yang disertakan dalam penelitian ini
sebanyak 30 orang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda – beda berdasarkan lama
bekerja dan pendidikan terakhir. Identitas responden dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah
ini.
Tabel 4.1. Identitas Responden Penelitian
Responden Jabatan Lama Bekerja Pendidikan Terakhir
1 SOM 10 Tahun S1
2 SEM 8 Tahun S2
3 HSE 5 Tahun S1
4 Staff Teknik 5 Tahun S1
5 Engineering 5 Tahun S1
6 QC 5 Tahun S1
7 Staff Pengadaan 4 Tahun S1
8 Engineering 12 Tahun S1
9 Tenaga Ahli 30 Tahun S1
10 Engineering 12 Tahun S1
11 SAM 12 Tahun S1
12 Pelaksana 8 Tahun S1
13 Pelaksana 12 Tahun S1
14 Staff HSE 10 Tahun S1
15 Staff 1 Tahun S1
16 Staff 1 Tahun S1
17 Quantity 20 Tahun S1
18 Wasdal 8 Tahun S1
19 Quantity 5 Tahun S1
20 Site Manager 12 Tahun S1
21 Operasi 5 Tahun S1
22 Quantity 6 Tahun S1
23 Projek Manajer 10 Tahun S1
24 Admin Proyek 1 Tahun S1
25 Drafter 5 Tahun S1
26 Surveyor 5 Tahun S1
27 Tenaga Ahli 29 Tahun S1
28 Engineering 10 Tahun S1

7
29 Tenaga Ahli 10 Tahun S2
30 Pelaksana 5 Tahun S1

4.2. Identifikasi Risiko


Pada proses identifikasi risiko hal pertama yang dilakukan adalah dengan studi literatur dan
melakukan wawancara dengan pakar di lapangan. Keadaan ini untuk mengetahui risiko apa
saja yang pernah terjadi pada pembangunan gedung. Proses identifikasi risiko pada
pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA adalah dengan memberikan
kuesioner kepada responden. Pada kuesioner pendahuluan, uji relevansi variabel risiko
menggunakan skala Guttman. Skala Guttman ini digunakan untuk mempermudah responden
dalam pengisian kuesioner, karena responnya dibagi menjadi dua pilihan, hal ini akan
mempermudah dalam proses pengolahan data. Kuesioner terdiri dari 30 variabel penelitian
yang telah disusun berkaitan dengan risiko pelaksanaan pembangunan. Responden
penelitian diberikan pernyataan berisiko atau tidak berisiko terhadap variabel risiko tersebut.
Di mana keterangan “Berisiko” menjelaskan bahwa variabel risiko tersebut sudah pernah
terjadi pada proyek, sedangkan “Tidak Berisiko” artinya variabel risiko tersebut tidak pernah
terjadi pada proyek. Untuk jawaban “Berisiko” diberikan skor 1 dan untuk jawaban “Tidak
Berisiko” diberikan skor 0. Dari uji validitas dan reliabilitas terdapat 12 variabel risiko yang
valid dan akan digunakan pada kuesoner selanjutnya, yaitu Kusioner Utama (Frekuensi dan
Dampak).

4.3. Analisis Risiko Frekuensi dan Dampak


Tahap selanjutnya yang dilakukan ketika nilai skala frekuensi atau kemungkinan terjadinya
risiko diketahui dari hasil kuesioner, maka 12 variabel di atas diolah menggunakan metode
perhitungan severity index. Severity index menggabungkan presepsi dari responden
penelitian serta menentukan nilai probabilitas dan dampak untuk mengkategorikannya
berdasarkan besar nilai tersebut.

Tabel 4.2. Hasil Kuesioner Mengenai Frekuensi Risiko

Perhitungan yang digunakan dalam Severity Index (SI) dapat dilihat pada rumus berikut:
a

∑ ai x i
i=0
SI = 4 (100 %)
4 ∑ xi
i =0

Yang di mana:
a i=¿ Koefisien Penilaian

8
x i=¿ Jumlah Responden
i=¿ 0, 1, 2, 3, 4, …, n
x 0 , x 1 , x 2 , x 3 , x 4 adalah respons frekuensi
a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
x 0=¿ respons “sangat jarang”, maka a 0=0
x 1=¿ respons “jarang”, maka a 1=1
x 2=¿ respons “cukup sering’, maka a 2=2
x 3=¿ respons “sering”, maka a 3=3
x 4 =¿ respons “sangat sering”, a 4=4
Sebagai contoh penilaian frekuensi variabel X11 yaitu “Pekerja tidak menggunakan alat
keselamatan saat bekerja”. Dengan data sebagai berikut, yaitu pada pernyataan frekuensi
risiko Sangat Jarang (SJ) 4 responden, risiko Jarang (J) 11 respoden, risiko Cukup sering (C)
11 responden, dan risiko Sering (S) 4 responden. Maka diketahui:
Koefisien a 0=0 , a1=1, a 2=2 , a3=3 , a 4=4
Nilai x 0=4 x 1=11, x2 =11, x 3=4 , a 4=0
Sehingga,
{( 0 × 4 )+ (1 ×11 ) + ( 2× 11) + ( 3 × 4 ) + ( 4 × 0 ) }
SI = (100 %)
4 ×(30)
SI = 37,5%
Selanjutnya, nilai severity index yang didapatkan dari perhitungan dikonversikan terhadap
skala penilaian Frekuensi dan Dampak menurut (Majid dan McCffer, 1997) pada Sofiyah
et.al (2020), yaitu sebagai berikut:
Sangat Jarang (SJ) : 0,00 ≤ SI ≤ 12,5
Jarang (J) : 12,5 ≤ SI ≤ 37,5
Cukup (C) : 37,5 ≤ SI ≤ 62,5
Sering (S) : 62,5 ≤ SI ≤ 87,5
Sangat Sering (SS) : 87,5 ≤ SI ≤ 100
Persentase nilai SI berada pada rentang nilai 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 maka probabilitas atau
frekuensi risiko “Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan saat bekerja” termasuk pada
kategori risiko yang frekuensi kejadiannya “Cukup (C)”. Cara yang sama juga digunakan
pada variabel risiko yang lainnya.

Tabel 4.3. Kategori Penilaian Frekuensi Berdasarkan Severity Index

9
Tabel 4.4. Kategori Penilaian Dampak Berdasarkan Severity Index

4.4. Tingkat Risiko


Berdasarkan hasil perhitungan nilai Severity Index terhadap kategori berdasarkan penilaian
frekuensi atau probabilitas dan dampak. Analisis selanjutnya dilakukan dengan mengubah
kategori risiko dari tiap variabel yang ada sebelumnya ke dalam skala likert dengan kategori
berikut:
Kategori Frekuensi atau Probabilitas (F):
Sangat Jarang (SJ) =1
Jarang (J) =2
Cukup (C) =3
Sering (S) =4
Sangat Sering (SS) =5
Kategori Dampak (D) risiko:
Sangat Kecil (SK) =1
Kecil (K) =2
Sedang (S) =3
Besar (B) =4
Dari hasil skala risiko berdasarkan kategori probabilitas dan dampak, maka dapat dilakukan
analisis risiko dengan perhitungan frekuensi atau probabilitas × dampak atau impact (P × I).
Melalui hasil analisis risiko pada tabel di atas, lalu diplotkan ke dalam Matriks Probabilitas
dan Dampak untuk menentukan tingkat risiko dari masing – masing variabel risiko yang
memiliki 3 kategori risiko yang berbeda. Kategori risiko tersebut, yaitu low, moderate, dan
high, masing-masing memiliki skor yang berbeda-beda.

Tabel 4.5. Kategori Skala Risiko

4.5. Respon Risiko

10
Setelah didapatkan risiko – risiko dominan yang terjadi dan menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4
ITERA, maka dilakukan wawancara kepada responden untuk mengetahui faktor penyebab
risiko dan respon yang harus diberikan terhadap risiko dominan tersebut. Penyebab dan
respon risiko yang berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan proyek sebagai berikut:
Penyebab dari risiko dominan yaitu tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja
adalah pekerja kurang acuh terhadap keselamatan di saat bekerja. Respon yang diberikan
adalah dengan diadakannya briefering atau persiapan dalam menggunakan alat keselamatan
kerja sebelum melakukan kegiaan pekerjaan. Respon tersebut termasuk dalam mitigasi risiko
untuk meminimalisir risiko dominan pada pelaksanaan pembangunan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian analisis dampak risiko proyek konstruksi terhadap kinerja
pelaksanaan pada studi kasus Gedung Laboratorium Teknik (GLT) 4 ITERA adalah sebagai
berikut:
1. Dari analisis risiko terdapat risiko dominan terhadap pelaksanaan pembangunan, yaitu
risiko pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja dengan tingkat
risiko high (14%) dengan nilai severity index pada dampak sebesar 52,5%. Risiko
dominan tersebut berdampak pada kinerja pekerja dan dapat menyebabkan tingkat
angka kecelakaan kerja.
2. Berdasarkan hasil analisis terdapat risiko dominan yang berdampak pada pelaksanaan
pembangunan, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk penanganan risiko tersebut.
Respon dan penanganan risiko tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja
dengan cara mitigasi risiko yang di mana mengurangi atau meminimalisir risiko.
Tindakan mitigasi risiko yaitu dengan diadakannya briefering atau persiapan sebelum
melakukan kegiatan pekerjaan.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat diambil saran sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengambil sampel responden lebih banyak lagi agar informasi yang
diperoleh lebih objektif.
2. Untuk dapat merencanakan tindakan mitigasi yang tepat untuk risiko – risiko yang
mempunyai probabilitas kejadian tinggi dan dampak yang sangat besar.
3. Untuk menambahkan variabel – variabel risiko yang akan diteliti berdasarkan dari jenis –
jenis risiko.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Karim, M. S. B. A., Mosa El Nawawy, O. A., & Abdel-Alim, A. M. (2017). Identification
and assessment of risk factors affecting construction projects. HBRC Journal, 13(2),
202–216.
Abdulhussein, H. (2016). RESEARCH ARTICLE RISK MANAGEMENT IN CONSTRUCTION
PROJECTS IN IRAQ : CONTRACTORS ’ PERSPECTIVE MSc Construction
Management , Coventry University International Journal of Engineering Research-
Online. 4(3).
Afiq, M. (2021). Manajemen Risiko Pada Proyek Gedung Asrama Mahasiswa UIN Walisongo
Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 3(1), 70–80.
Apriliyani, M. A. (2020). Analisa Keterlambatan Berbasis Manajemen Risiko Pada Proyek
Warehouse Lazada Tahap 2. Rekayasa Sipil, 8(2), 58.
Boateng, A., Ameyaw, C., & Mensah, S. (2020). Assessment of systematic risk management
practices on building construction projects in Ghana. International Journal of
Construction Management, 0(0), 1–10.
El-Sabek, L. M., & McCabe, B. Y. (2018). Coordination Challenges of Production Planning in
the Construction of International Mega-Projects in The Middle East. International
Journal of Construction Education and Research, 14(2), 118–140.
Kawulusan, J. A., Dundu, A. K. T., & Rumayar, A. L. E. (2021). Analisis Risiko Pada Proyek
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Unaya, 7(2), 73–86.
Ketut Wirawan, I. G., Sudarsana, I. K., & Purbawijaya, , IBN. (2015). Manajemen Risiko Pada
Proyek Konstruksi Dengan Metode Fast Track Studi Kasus Proyek Qunci Villas Dan
Putri Naga Komodo. Jurnal Spektran, 3(2), 29–36.
Muchlis Prayoga, D., Tri Wahyuningtyas, W., & Nurtanto, D. (2021). Jurnal Rekayasa Sipil
Dan Lingkungan. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Dan Lingkungan, 4, 121–128.
Putri, M. N., Zaidir, & Hasan, A. (2015). Analisis Manajemen Resiko Proyek Pembangunan
Rumah Sakit Universitas Andalas. Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National
Conference, 59–69.
Saputro, C. D. (2022). Analisis manajemen risiko proyek bangunan gedung bertingkat
dengan metode severity index. Journal of Civil Engineering, Building and
Transportation, 6(September), 140–147.
Setiawan, M. A., Sucita, I. K., & Sarwono, B. (2021). PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Proyek Apartemen Apple 3
Condovilla – Jakarta Selatan). Construction and Material Journal, 3(3), 197–205.
Situmorang, B. E., Arsjad, T. T., Tjakra, J., Sipil, T., Sam, U., Manado, R., Manado, J. K. B.,
& Ratulangi, S. (2018). Analisis Risiko Pelaksanaan Pembangunan Proyek Konstruksi
Bangunan Gedung. Tekno, 16(69), 31–36.
Wally, S. N., Jamlaay, O., & Marantika, M. (2022). Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Dan Perpustakaan Man 1 Maluku
Tengah. Menara: Jurnal Teknik Sipil, 17(2), 61–69.
Widianto, T., & Huda, M. (2019). Analisa Risiko Proyek Pembangunan Universitas Ciputra
Tahap 4. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Konstruksi, 7(1), 17–24.
Yuliana, C., & Hidayat, G. (2017). Manajemen Risiko pada Proyek Gedung Bertingkat di
Banjarmasin Risk Management in Multi-storey Building Project in Banjarmasin). Info
Teknik, 18(2), 255–270.

12

Anda mungkin juga menyukai