Oleh :
PROGRAM DOKTORAL
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.Latar Belakang
2
Abdelgawad & Fayek, 2012), mitigation (Abdelgawad & Fayek, 2010), monitoring
(Jun-yan, Feng, & Yan, 2011), and control (Lingard, et al., 2015).
Dalam dunia konstruksi, manajemen resiko yang tidak efektif kerap kali
menyebabkan kegagalan atau mangkraknya suatu proyek (Beckers, et al., 2013),
studi yang dilakukan oleh Project Management Solutions mengungkapkan bahwa
dari 134 perusahaan yang mengerjakan lebih dari 20,821 proyek konstruksi dan
telah selesai pada tahun 2011. Menunjukan hasil 37 % dari proyek dalam resiko,
dari 37 % persen tersebut, dari 25% proyek tersebut, resiko itu dapat teratasi, dan
sisanya 12 % dapat meminimalisir kerugian rata rata 32% dari total kerugian
tersebut karena kegagalan manajemen resiko.
3
Analisa kualitatif mengevaluasi seperti terjadinya kekerapan dari kejadian
kerugian dan dampaknya dari dugaan subjektif seorang praktisi, setelah hal
tersebut kualitatif analisis tersebut dirubah menjadi kunatitatif untuk mengukur
parameter tersebut. Manajemen resiko adalah proses memprioritaskan resiko
dengan mengevaluasi dan menggambungkan antara kekerapan dan dampak (Nieto-
Morote, A. And Ruz-Vila, F., 20011). manajemen resiko menjadi trend ketika
berhasil melibatkan dan memprediksi resiko yang membuat efek negatif ketika
proyek di eksekusi dan mencari tindakan yang tepat untuk mengurangi kejadian
yang mengandung resiko tersenut ( Serpell, et al., 2015; Dedasht, et al ., 2017)
Metodologi penilaian resiko fuzzy didasarkan pada teori himpunan fuzzy, yang
dikembangkan oleh Zadeh pada tahun 1965. Metode ini lebih fleksibel dan
bermakna untuk menilai risiko. Metode ini merupakan teknik / metode yang
dipakai untuk mengatasi hal yang tidak pasti pada masalah–masalah yang
4
mempunyai banyak jawaban metode ini juga biasa disebut Fuzzy logic atau logika
samar. Logika fuzzy berguna untuk memecahkan permasalahan yang mengandung
ketidaktegasan. Logika fuzzy memungkinkan untuk membangun sistem yang lebih
peka mengolah penilaian narasumber yang cenderung sulit menilai secara tegas.
1.2 Permasalahan
Manajemen resiko dapat dipertimbangkan menjadi salah satu cara kreatif dalam
manajemen resiko, resiko terdapat dalam seluruh kegiatan proyek konstruksi tidak peduli
besarnya proyek dan kompleksnya rentetan pekerjaanya. Ukuran bisa menjadi salah satu
resiko yang besar dari resiko, karena kondisi politik dan ekonomi dapat berubah baik itu
secara dadakan maupun secara berkala faktor lainya yang dapat membawa resiko adalah
kompleksitas pekerjaan, lokasi, kecepatan konstruksi dan kesamaan tipe pekerjaan, banyak
dari resiko proyek yang akan terjadi tidak ditangani secara teliti dan memadai
(Tripathi,2017)
Teknik identifikasi yang paling sering digunakan digunakan untuk menghitung resiko
dalam proyek konstruksi. Bagaimanapun identifikasi tersebut tidak bisa menghitung semua
item resiko dalam proyek konstruksi (Borghesi & Gaudenzi, 2013; Tworek, 2010). Dan
juga teknik identifikasi resiko dalam industri konstruksi yang sering dikaji adalah
identifikasi resiko proyek besar (rezakhani, 2012), upaya penentuan resiko secara langsung
di lapangan merupakan bagian yang penting dari proses identifikasi resiko (salah, 2015 ).
Bedasarkan dari studi yang dilakukan oleh delloite (2012), dari 192 profesional dari
perusahaan managemen dan organisasi finansial di Amerika Serikat, 90% partisipan belum
percaya dengan teknik identifikasi yang ada saat ini, lebih dari 50 % dari partsipan perserta
yang diwawancara oleh deloitte ingin mengubah prosedur yang mereka terapkan diakhir
tahun 2015.
Proses dari kegiatan mengontrol resiko adalah yang terendah dalam menarik minat
peneliti pada saat ini , mayoritas dari studi yang beredar merekomendasi dugaan
bedasarkan pengalaman dan dugaan bedasarkan pada saat mereka berada di lokasi untuk
mengontrol resiko yang akan terjadi. (Ehsan, Alam, Mirza, & Ishaque, 2010; Dey, Kinch,
& Ogunlana, 2007; Curtis & Turley, 2007).
Dari kesimpulan diatas untuk mencari permasalahan pada dunia konstruksi kita harus:
5
1.Mencari kelebihan dan kekurangan dari fitur yang ada di metodelogi di literatur
2. pergerakan keterkaitan antara proses yang berbeda untuk membuat sebuah model
komprehensif dan efektif
3. mengerti dari proses dengan fokus mengembangkan studi praktikal yang sering
diterapkan pada saat ini dengan cara mengembangkan praktek dan inovasi dari metode
tersebut
Untuk mengetahui hal-hal tersebut berikut pertanyaan yang harus kita ketahui untuk
mengkaji literatur
6
BAB 2
KERANGKA TEORI
Lebih dari 2 dekade, peneliti membuat proposal dari P-I model, seperti prediksi
(Williams, 1999), dampak (Jannadi & Almishari, 2003), diskriminasi (Nieto Morote
& Ruz-Vila, 2011; Cervone, 2006), kualitas manajemen (Dikmen, Birgonul, & Han,
2007), Kontrol (Cagno, Caron, & Mancini, 2007), indeks faktor (Zeng, An, & Smith,
2007), kerapuhan (Vidal & Marle, 2012; Zhang J. , 2007), and simbol (Han, Kim,
Kim, & Jang, 2008).
Bagaimanapun model resiko P-I tetap menjadi primadona sampai pada saat ini,
walaupun usaha mengembangkanya baru baru ini meningkat (taroun, 2014).
Tujuan dari manajemen resiko adalah untuk menolong para stakeholders untuk
mencegah resiko dengan benar dan mengurangi dampak negatif dalam resiko tersebut.
Banyak diluar sana metodologi manajemen resiko. Cooper dan chapman (1987), dan
Chapman dan Ward (1997) menerapkan multifase analisa resiko yang mengcover
7
identifikasi, pengukuran resiko, evaluasi resiko dan evaluasi serta kontrol dan
manajemen .
Hertz dan Thomas (1983) melihat itu sebagai tahapan logis untuk melihat dengan
konsisten langkah dari identifikasi, pengukuran resiko, evaluasi resiko dan evaluasi
langkah tersebut. Bahkan mereka mengklaim bahwa manajemen resiko mempunyai
hubungan dengan perencanaan srategis dan manajemen. Dengan cara yang cukup
serupa, hayes’s (1987), definisi dari manajemen resio adalah identifikasi resiko, risk
analysisi dan respon terhadap resiko tersebut.sedangkan charlote (1989)
mempertimbangkan untuk memisahkan antara analisa resiko dan manajemen resiko.
Tidak ada garansi yang mengatakan bahwa manajemen resiko selalu dapat dihentikan
dengan sukses, tetapi ada beberapa cara yang harus diterapkan dalam proyek
konstruksi. Contohnya manajemen resiko harus diketahui setiap pihak yang
berhubungan dengan proyek tersebut (klien, kontraktor, bagian keuangan, konsultan
dan lain lain) dan setiap langkah dari kegiatan konstruksi (fase sebelum kajian studi,
masa kajian studi, desain, kontrak, pembelian, konstruksi dan operasi) dengan begitu
suksesnya proyek dapat terjadi (Sedat Han, 2005) .
Selain itu, ada beberapa mispersepsi tentang manajemen resiko. Seperti contohnya
manajemen resiko bukan berarti asuransi dan asuransi tidak memanajemen semua
resiko yang akan berdampak perusahaan. Contoh lainya penerapan prinsip manajemen
resiko ke dalam proyek bukan berarti resiko sudah terkontrol, aman dan sukses dengan
pasti (Sedat Han, 2005).
Hayes (1987) mendenifisikan dalam manajemen resiko terdapat 3 tahapan utama yang
disebut sebagai identifikasi resiko, analisis dan respon, agar lebih sistematis, harus
diterapkan metode yang berbeda dalam setiap kondisi untuk mengkondisikan dan
mencocokan pada tahapan identifikasi, analisis dan merespon aktifitas manajemen.
8
Ada variasi dari metode yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi resiko kepada
stakeholder proyek. Alat untuk menilai resiko ada berapa macam yaitu: List resiko,
Matriks resiko dan Risk Breakdown Structure (PMI, 2008; Raz & Michael, 2001;
Macgill & Siu, 2005).
(Carr and Tah (2001) dalam papernya, menginvestigasi sebuah penerapan fuzzy
kedalam perinilaian dan analisisi resiko pada proyek konstruksi.sebuah hirarki Risk
Breakdown Structure adalah model formal dari metode kualitatif untuk menilai resiko.
Beberapa dasar konsep aturan fuzzy yang bisa diaplikasikan sebagai metode untuk
metode penilaian resiko adalah sistem logika fuzzy yang murni yang didasarkan oleh
Dimana dan adalah anggota dari fungsi dari x1, x2, x3 dan y. Hasil dari
aturan rth dapat menghasilkan operasi dibawah ini
9
BAB 3
METODELOGI
3.1 Metodelogi
Metodelogi untuk mendapatkan hasil dari penelitian sesuai diagram dibawah ini,
metodelogi secara garis besar dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
1. Analisis
2. Pengembangan
3. Implementasi
4. Kesimpulan
Fase analisis dimulai dengan mencari masalah dan definisi dari tujuan penelitian. Lalu
fokus ke analisis performa dengan melakukan review secara komprehensif proses
tersebut seperti :
1. Identifikasi
2. Penilaian
3. Mitigasi
Pada Bab 1 kita akan mencari latar belakang permasalahan resiko pekerjaan pada dunia
konstruksi dan analisanya serta pengembangan dan kontribusinya fokus kepada
pengembangan model resiko.
Pada Bab 2 kita akan melakukan peninjauan fokus kepada metode yang sudah ada,
penggunaan teori fuzzy dan aplikasinya ke dalam dunia industri dan hubunganya
dengan kebijakan dan prosedural yang sedang marak digunakan dalam dunia
konstruksi. Model yang diajukan adalah model identifikasi, penilaian dan pencegahan
pada bab ke 3.
Bab ke 5 adalah ringkasan dari penelitian ini yaitu kontribusi utama dari metode
tersebut, menggambarkan kesimpulan dan mengajukan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
11
DAFTAR PUSAKA
Abdelgawad, M., & Fayek, A. (2010). Risk Management in the Construction Industry Using
Combined Fuzzy FMEA and Fuzzy AHP. Contruction Enginering and Management, 1028-
1036.
Abdelgawad, M., & Fayek, A. (2012). Comprehensive Hybrid Framework for Risk Analysis
in the Construction Industry Using Combined Failure Mode and Effect Analysis, Fault Trees,
Event Trees, and Fuzzy Logic. Journal of Construction Engineering and Management,138(5),
642-651.
Artika, Dian. 2014. Penerapan Metode Lean Project Management Dalam Proyek Konstruksi
Pada Pembangunan Gedung Dprd Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014. Palembang, Indonesia’
Beckers, F., Chiara, N., Flesch, A., Maly, J., Silva, E., & Stegemann, U. (2013). A
riskmanagement approach to a successful infrastructure project. Singapore: McKinsey &
Company
Borghesi, A., & Gaudenzi, B. (2013). Risk Management, Perspectives in Business Culture.
Verlag, Italy: Springer
Cagno, E., Caron, F., & Mancini, M. (2007). A Multi-Dimensional Analysis of Major Risks in
Complex Projects. Risk Management, 9(2007), 1-18.
Carr, V.; Tah, J. H. M. (2001). "A fuzzy approach to construction project risk assessment and
analysis: construction project risk management system". Advances in Engineering Software.
32(10-11), 847-857
Chapman, C. and Ward, S., 1997. Project Risk Management Processes, Techniques and
Insights, John Wiley, UK.
Chapman, R.J. The controlling influences on effective risk identification and assessment for
construction design management. Int. J. Proj. Manag. 2001, 19, 147–160
Charette, R. N., 1989. Software Engineering Risk Analysis and Management, Intertext
Publications, McGraw-Hill Company, USA
12
Cervone, H. (2006). Project Risk Management. OCLC Systems and Services, 22(4), 256-262.
Cooper, D. and Chapman C., 1987. Risk Analysis for Large Projects- Models, Methods and
Cases, John Wiley, UK.
Curtis, E., & Turley, S. (2007). The business risk audit – A longitudinal case study of an audit
engagement. Accounting, Organizations and Society, 32(4-5), 439-461.
Dedasht, G.; Zin, R.M.; Ferwati, M.S.; Abdullahi, M.M.; Keyvanfar, A.; McCaffer, R.
DEMATEL-ANP risk assessment in oil and gas construction projects. Sustainability 2017, 9,
1420.
Deloitte. (2012). Key Risks Not Being Continually monitored: Deloitte Survey . New York:
Deloitte Development LLC
Dey, P. K., Kinch, J., & Ogunlana, S. O. (2007). Managing risk in software development
projects: a case study. Industrial Management & Data Systems, 107(2), 284-303.
Dikmen, I., Birgonul, M., & Han, S. (2007). Using fuzzy risk assessment to rate cost overrun
risk in international construction projects. International Journal of Project Management,
25(2007), 494-505.
Dipohusodo, I. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi, jilid I, Edisi. Pertama, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Ebrahimnejad, S., Mousavi, S., & Seyrafianpour, H. (2010). Risk identification and assessment
for build–operate–transfer projects: A fuzzy multi attribute decision making model. Expert
Systems with Applications, 575-586.
Ehsan, N., Alam, M., Mirza, E., & Ishaque, A. (2010). Risk Management in construction
industry. Computer Science and Information Technology (ICCSIT), 2010 (pp. 16-21).
Chendgu, China: IEEE.
Han, Sedat, 2005, Estimation Of Cost Overrun Risk In International Projects By Using Fuzzy
Set Theory, The Graduate School Of Natural And Applied Sciences Of Middle East Technical
University. Turkey
Hassanein, A. A., & Afifi, H. M. (2007). A risk identification procedure for construction
contracts- a case study of power projects in egypt. Civil Engineering and Environmental
Sysytems, 24(1), 3-14.
13
Han, S. H., Kim, D. Y., Kim, H., & Jang, W. S. (2008). A web-based integrated system for
international project risk management. Automation in Construction, 17(2008), 342-356
Hertz, D.B. and Thomas, H., 1983. Risk Analysis and Its Applications, John Wiley, UK.
Jun-yan, L., Feng, R., & Yan, L. (2011). Research on Monitoring-based Risk Management of
Deep Excavation Engineering. Management and Service Science (MASS), 2011 International
Conference (pp. 1-4). Wuhan, China: IEEE
Lingard, H., Saunders, L., Pirzadeh, P., Blismas, N., Kleiner, B., & Wakefield, R. (2015). The
relationship between pre-construction decision-making and the effectiveness of risk control -
Testing the time-safety influence curve. Journal of Engineering, Construction and Architectural
Management, 22(1), 108 - 124.
Loosemore, M., Raftery, J., Reilly, C., & Higgon, D. (2006). Risk and Uncertainty in Projects.
New York, NY, USA: Taylor & Francis.
Macgill, S.M. & Siu, Y.L. (2005). "A new paradigm for risk analysis". Futures, 37, 1105–1131.
Makui, A.; Mojtahedi, S.M.; Mousavi, S.M. Project risk identification and analysis based on
group decision making methodology in a fuzzy environment. Int. J. Manag. Sci. Eng. Manag.
2010, 5, 108–118.
Nieto-Morote, A.; Ruz-Vila, F. A fuzzy approach to construction project risk assessment. Int.
J. Proj. Manag. 2011, 29, 220–231.
PMI (Project Management Institute) Standards Committee, (2008). A guide to the project
management body of knowledge (PMBOK® Guide), 4th ed. Project Management Institute,
Newtown Square, PA.
PMI. (2013). A Guide to the Project Management Body of Knowledge. Atlanta, USA: Project
Management Institute.
Raz, T. & Michael, E. (2001). "Use and benefit of tools for project risk management".
International Journal of Project Management, 19 (1), 9–17
Rounds, J. L., & Segner, R. O. (2011). Construction Supervision. Hoboken, NJ, USA: John
Wiley & Sons Inc.
14
Salah, Ahmad. 2015. Fuzzy Set-based Risk Management for Construction Projects. A Thesis
In the Department of Building, Civil, and Environmental Engineering. University of
Concordia. Quebec. Canada
Serpella, A. F., Ferrada, X., Howard, R., & Rubio, L. (2014). Risk management in construction
projects: a knowledge-based approach. IPMA World Congress. 119, pp. 653-662. Dubrovnik,
Croatia: ELSEVIER
Serpell, A.; Ferrada, X.; Rubio, L.; Arauzo, S. Evaluating risk management practices in
construction organizations. Procedia Soc. Behav. Sci. 2015, 194, 201–210.
Tripathi1, Er.; Shrestha, S .2017. Risk Assessment Of Boot Hydropower Projects In Nepal
Using Fuzzy Logic Approach. Journal of Advanced College of Engineering and Management,
Vol. 3, 2017.
Vidal, L. A., & Marle, F. (2012). A systems thinking approach for project vulnerability
management. Kybernetes, 41(2012), 206-228.
Zhang, J. (2007). A redefinition of the project risk process: using vulnerability to open up the
event-consequence link. International Journal of Project Management, 25(2007), 694701
Zhang, Z. & Chu, X. (2011). "Risk prioritization in failure mode and effects analysis under
uncertainty". Expert Systems with Applications. 38, 206–214.
Zeng, J., An, M., & Smith, N. J. (2007). Application of a fuzzy based decision making
methodology to construction project risk assessment. International Journal of Project
Management, Vol. 25,, 589-600
15