ABSTRAK
Dalam pelaksanaan proyek tidak semua dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan. Ada kemungkinan-kemungkinan terjadi risiko selama proyej
berlangsung. Walaupun risiko tidak dapat dihilangkan namun risiko dapat
diminimalisir dengan cara melakukan manajemen risiko yang tepat. Proyek
gedung bertingkat memiliki kompleksitas yang tinggi dalam pengerjaannya
sehingga penting dilakukan analisis risiko pada proyek untuk mengantisipasi dan
mengurangi potensi dampak negatif yang dapat menghambat tujuan proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko-risiko yang dominan
terjadi dan berdampak terhadap waktu penyelesaian pembangunan proyek dan apa
respon yang diambil untuk risiko-risiko tersebut sehingga dapat
mengantisipasinya.
Pada penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pihak
owner dan kontraktor untuk mengetahui risiko yang paling berpeluang terjadi dan
dampaknya terhadap waktu penyelesaian proyek. Hasil jawaban responden
kemudian diolah dengan pengujian validitas dan reliabilitas, kemudian dianalisis
menggunakann metode Severity Index (SI). Data yang diperoleh dari kuesioner dan
wawancara digunakan untuk menarik kesimpulan tentang peluang terjadinya risiko
dan respon terhadap risiko tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 variabel risiko yang kemungkinan
terjadi dan berdampak terhadap waktu penyelesaian proyek yaitu adanya
perbedaan gambar dan desain, cuaca tidak menentu, produktivitas tenaga kerja
yang rendah, kenaikan harga material dan peralatan kerja dan konflik keuangan
dalam perusahaan. Variabel-variabel risiko tersebut kemudian diberi respon oleh
stakeholders untuk mengantisipasi risiko-risiko tersebut terjadi.
Kata Kunci: Manajemen Risiko, Indeks Severitas, Tingkat Risiko, Respon Risiko
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan banyak proyek konstruksi
yang sedang berjalan. Meningkatnya frekuensi proyek konstruksi ini dipicu oleh
kebutuhan masyarakat yang beragam, terutama kebutuhan dasar seperti tempat
tinggal, sementara lahan yang tersedia semakin terbatas. Dalam situasi di mana
kebutuhan ruang terus meningkat sementara lahan semakin terbatas, solusi yang
sangat diperlukan adalah pembangunan gedung bertingkat (high rise building)
terutama di kota-kota besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat
tinggal.
Pembangunan gedung bertingkat merupakan proyek konstruksi yang
kompleks dan memerlukan sumber daya yang besar. Seiring dengan pertumbuhan
perkotaan dan tuntutan masyarakat akan fasilitas yang lebih modern, pembangunan
gedung bertingkat menjadi semakin penting. Namun, proyek seperti ini juga
memiliki tingkat risiko yang tinggi yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek
dan bahkan menyebabkan kerugian yang signifikan.
Risiko adalah suatu kejadian (event) di mana manusia yang mengelolanya
tidak dapat memperhitungkan dengan pasti dampak maupun besaran yang
ditimbulkan. Risiko diukur dengan melihat konsekuensi yang mungkin terjadi dan
besarnya probabilitas terjadinya risiko, sehingga konsep risiko selalu mencakup dua
elemen yaitu frekuensi atau probabilitas dan konsekuensi atau dampak. Setiap
proyek konstruksi memiliki risiko yang dapat menghambat tercapainya tujuan suatu
proyek. Risiko merupakan suatu ketidakpastian, sehingga risiko pada suatu proyek
tidak dapat dihindari, namun dapat diantisipasi.
Risiko merupakan elemen yang kompleks. Risiko dalam proyek konstruksi
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti faktor alam, teknis, manusia dan hal-hal
lainnya. Ketidakpastian dalam proyek konstruksi dapat mengakibatkan peningkatan
biaya, penundaan atau bahkan kegagalan proyek. Oleh karena itu, langkah-langkah
analisis risiko yang komprehensif menjadi esensial dalam pengelolaan proyek
konstruksi. Dengan melakukan analisis risiko yang cermat, proyek dapat
mengidentifikasi risiko potensial, mengantisipasi dampak negatif yang mungkin
terjadi dan mengambil tindakan proaktif untuk mengurangi risiko tersebut.
Proyek pembangunan Apartemen DELFT & KANTO Makassar adalah
salah satu proyek high rise building yang saat ini sedang berjalan di Makassar dan
merupakan lokasi di mana penulis menjalani Kuliah Kerja Praktek (KKP).
Mengingat rumitnya pembangunan gedung bertingkat karena memiliki
kompleksitas pekerjaan yang berbeda dengan proyek konstruksi pada umumnya,
tentu dibutuhkan analisis risiko yang efektif dan efisien dalam proyek
konstruksinya.
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan analisis risiko untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat memengaruhi waktu penyelesaian
proyek, mengetahui faktor-faktor risiko yang paling dominan dalam memengaruhi
waktu penyelesaian proyek dan menentukan respon yang perlu dilakukan dalam
menghadapi risiko-risiko yang dapat terjadi selama pelaksanaan proyek
pembangunan Apartemen DELFT & KANTO Makassar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Risiko pada Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Gedung Bertingkat” pada proyek pembangunan Apartemen DELFT
& KANTO Makassar.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Proyek Konstruksi
Menurut Ervianto (2006), proyek konstruksi adalah serangkaian kegiatan
yang hanya dilakukan sekali dan biasanya memiliki jangka waktu yang singkat.
Dalam serangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengubah sumber
daya proyek menjadi bangunan. Pada proses menyelesaikan proyek konstruksi,
penting untuk mematuhi tiga kendala utama (triple constraint), yaitu memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan, mengikuti jadwal waktu dan menjaga biaya sesuai
rencana. Ketiga aspek ini harus dikelola secara bersamaan.
Proyek konstruksi memiliki 3 karakteristik, yaitu: (Ervianto, 2006)
1. Bersifat unik, artinya tidak ada proyek yang identik dengan proyek yang
lain. Proyek hanya dikatakan sejenis karena proyek bersifat sementara dan
selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.
2. Membutuhkan sumber daya, artinya setiap proyek konstruksi memerlukan
alokasi sumber daya dalam penyelesaiannya. Sumber daya tersebut
termasuk penggunaan tenaga kerja bersama dengan berbagai elemen
lainnya seperti uang, peralatan, metode dan material.
3. Membutuhkan organisasi, artinya diperlukan koordinasi dalam konteks
organisasi, di mana setiap organisasi memiliki berbagai tujuan yang
beragam dan melibatkan individu dengan beragam keterampilan, minat,
kepribadian serta tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda.
3. PEMBAHASAN
3.1 Uji Validitas
Metode yang digunakan untuk uji validitas dalam penelitian ini melibatkan
perhitungan nilai Pearson untuk setiap variabel dalam kuesioner.
Hasil uji validitas probabilitas menunjukkan bahwa dua variabel dianggap
tidak valid karena memiliki nilai korelasi yang lebih rendah dari batas kritis.
Variabel yang diidentifikasi sebagai tidak valid adalah kenaikan harga material
dan peralatan kerja, serta kesalahan estimasi biaya proyek. Di sisi lain, dari 17
variabel lainnya, semuanya dianggap valid. Hasil ini membedakan variabel yang
dapat diandalkan sebagai alat ukur yang baik dalam mengukur risiko dalam
konteks proyek.
Dari hasil uji validitas mengenai dampak risiko yang berpotensi
memengaruhi waktu penyelesaian proyek, ditemukan bahwa empat variabel
dianggap tidak valid. Variabel-variabel ini mencakup kesalahan desain, gempa
bumi, ketidakstabilan lingkungan dan kenaikan upah pekerja. Sementara itu, lima
belas variabel lainnya dianggap valid karena nilai korelasi mereka melebihi batas
kritis yang telah ditetapkan. Hasil ini mencerminkan perbedaan dalam validitas
variabel-variabel yang relevan dengan waktu penyelesaian proyek.
B. Lingkungan
B. Faktor Lingkungan
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu:
1. Penggunaan Berdasarkan sumber risiko, ditemukan 5 faktor yang dapat
menyebabkan risiko dalam proyek konstruksi. Faktor-faktor tersebut antara
lain, yaitu faktor teknis dan desain, faktor lingkungan, faktor manusia dan
organisasi, faktor keuangan dan ekonomi serta faktor hukum dan regulasi.
2. Dari hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan 4 variabel risiko yang
masuk dalam kategori medium yaitu adanya perbadaan gambar dan
spesifikasi, produktivitas tenaga kerja rendah, kenaikan harga material dan
peralatan serta konflik keuangan dalam masyarakat. Sedangkan yang
masuk dalam kategori high ditemukan 1 variabel risiko, yaitu cuaca tidak
menentu.
3. Respon terhadap risiko yang yang masuk dalam kategori medium dan high
yaitu mitigate (mitigasi), accept (penerimaan) dan avoid (penghindaran).
PUSTAKA
Al-Hammad, A.-M. (1996). Assessment of Work Performance of Maintenance
Contractors in Saudi Arabia. Journal of Management in Engineering, 44-
49.
Anastasia, A., & Urbina, S. (1997). Psychological Testing (7th Edition). New
Jersey: Prentice Hall.
Basari, I. (2017). Estimasi Risiko Proyek High Rise Building pada Kontraktor .
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Ervianto, W. I. (2006). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Fernanda, M. C. (2021). Analisis Risiko pada Proyek Pembangunan Gedung
Bertingkat di Makassar . Makassar: Universitas Atma Jaya Makassar.
Institute, P. M. (2013). Project Management Book of Knowledge. Pennsylvania:
Project Management Institute.
Maliki, I. N. (2016). Evaluasi Faktor-faktor Dominan Risiko Teknis Pelaksanaan
Proyek Jember Icon Tahap Dua dengan Metode Severity Index . Jember:
Universitas Jember.
Nunnally, J. C. (1978). Psychometric Theory (2nd Edition). McGraw Hill.
Sholeh, M. N. (2023). Manajemen Risiko Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pranala.
Standardization, I. O. (2018). Risk Management Guidelines. Swiss.
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syaputra, R. (2011). Analisa Resiko Proyek Pembangunan Gedung Kuliah 4
(Empat) Lantai FKIP Universitas Islam Riau. Pekanbaru: Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Wicaksono, A. A. (2016). Analisa Manajemen Resiko Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan terhadap Biaya Pada Pembangunan Gedung RSUP Dr.
Kariadi Kota Semarang. Semarang: Universitas Semarang.