SKRIPSI
A. Latar Belakang
Proyek konstruksi merupakan serangkaian kegiatan saling berkaitan yang
dilakukan untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan dan infrastuktur
dengan batasan waktu, biaya dan mutu. Proyek konstruksi biasanya dikerjakan
oleh perusahaan kontraktor pelaksana yaitu sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri jasa konstruksi.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki
risiko tinggi dalam pekerjaanya. Proses penyeleseaian proyek konstruksi yang
dikerjakan oleh kontraktor harus memenuhi spesifikasi waktu, biaya dan mutu
yang telah direncanakan. Oleh karena itu, kontraktor pelaksana sebuah proyek
memegang peranan penting dalam tahapan proyek konstruksi agar proyek
konstruksi dapat mencapai tujuan utama yaitu keberhasilan proyek yang ditandai
dengan ketepatan spesifikasi waktu, biaya dan mutu yang telah direncanakan.
Risiko merupakan suatu hal yang sering muncul dan bahkan pasti terjadi
pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dimana pekerjaan konstruksi merupakan
pekerjaan yang bersifat fluktuatif dan cenderung mengandung risiko. Terjadinya
risiko ini merupakan suatu hal yang tidak terduga dan terjadinya risiko sangat
berdampak pada produktivitas, kinerja, kualitas, dan biaya pada suatu proyek
konstruksi.
Manajemen risiko merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi risiko,
penilaian risiko dominan dan merespon risiko yang bertujuan untuk mengurangi
atau bahkan menghilangkan dampak dari risiko yang terjadi yaitu dengan
menganalisa risiko yang dilakukan melalui wawancara dengan pihak terkait atau
observasi langsung.
Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto merupakan
fasilitas kota yang sedang dibangun di Kawasan Kota Baru Purwokerto. Gedung
Convention Hall ini nantinya akan digunakan sebagai sentra kuliner dan UMKM
yang berada di kota Purwokerto mempunyai tujuan untuk mengendalikan dan
menertibkan pedagang tiban atau Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di
kota Purwokerto. Selain itu juga untuk mengembangkan dan memajukan UMKM
di wilayah kabupaten Banyumas. Sedangakna Menara Pandang merupakan
sebuah Menara yang nantinya akan dijadikan sebagai ikon baru yang berada di
kota Purwokerto. Menara ini dirancang dengan ketinggian 99 meter yang terdiri
dari 2 bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas dan dalamnya dilengkapi
dengan lift naik ke bagian atas yang terdapat pada ketinggian 65 meter.
Proyek Convention Hall dan Proyek Menara Pandang Purwokerto
merupakan proyek yang berisiko tinggi mengingat tingginya struktur yang akan
dibangun dan besarnya biaya yang dianggarkan. Sehingga kemungkinan
terjadinya risiko pada proyek tersebut juga besar. Terlebih lagi Proyek
Convention Hall dan Proyek Menara Pandang Purwokerto dibangun pada masa
Pandemi sehingga selama pelaksanaan konstruksi berlangsung sangat berpotensial
menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut pada akhirnya akan
memunculkan berbagai macam risiko dan masalah dari berbagai sumber seperti
risiko yang disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu dan sumber risiko lainnya,
seperti yang dijelaskan oleh Flagnan dan Norman (1993) dalam Candra Yuliana
dan Gawit Hidayat (2017), yang mengatakan bahwa risiko-risiko yang terjadi
pada proyek konstruksi seperti kegagalan penyelesaian, kegagalan memperoleh
rencana dan izin, kondisi tanah yang tidak terduga, cuaca yang sangat buruk,
pemogokan tenaga kerja, kenaikan harga yang tidak terduga, dan kecelakaan kerja
yang terjadi pada suatu proyek.
Risiko-risiko itu sendiri sering terjadi saat proses pelaksanaan proyek
konstruksi berlangsung dan waktu terjadinya tidak terduga. Oleh karena itu pihak
yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi memiliki peran penting yaitu
dengan menerapkan manajemen risiko yaitu dengan mengidentifikasi risiko dan
merencanakan respon dari risiko yang terjadi agar selama proses kegiatan
konstruksi berjalan sesuai dengan perencanaan. Pernerapan respon risiko yang
tepat dapat mengurangi dan terhindar dari dampak buruk risiko yang ditemukan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan pentingnya
penerapan manajemen risiko pada sebuah proyek konstruksi maka peneliti
bermaksud untuk menganalisis manajemen risiko pada Proyek Gedung
Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto dengan mengidentifikasi,
menentukan risiko dominan dan mengetahui respon dari risiko-risiko yang terjadi
pada Proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto
menggunakan metode Severity Index (SI) dan metode Matriks Probabilitas dan
Dampak (Probability Impact Matrix).
B. Rumusuan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
berkaitan dengan penelitian meliputi:
1. Apa saja variabel risiko yang paling dominan terjadi pada Proyek Gedung
Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
2. Apa saja risiko yang paling dominan terjadi pada pada Proyek Gedung
Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
3. Bagaimana penanganan respon risiko untuk mengatasi risiko yang paling
dominan terjadi pada Proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang
Purwokerto.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini mempunyai batasan masalah yang mencangkup:
1. Penelitian hanya menganalisis manajemen risiko berupa mengidentifikasi,
penilaian risiko dominan, dan menanggapi respon risiko yang terkait dengan
dampaknya terhadap kinerja waktu proyek.
2. Penelitian hanya dilakukan terhadap risiko-risiko yang terjadi pada Proyek
Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
3. Penilaian risiko hanya menggunakan metode Severty Index (SI) dan Matriks
Probabilitas dan Dampak (Probability Impact Matrix) sebagai metode
pengolahan data untuk mengetahui risiko dominan yang terjadi pada Proyek
Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
4. Penelitian dilakukan hanya dari sudut pandang PT Krakatau Indah sebagai
kontraktor pelaksana Proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang
Purwokerto.
D. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini meliputi:
1. Menegtahui variabel risiko apa saja yang paling dominan terjadi pada
Proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
2. Menegtahui risiko apa saja yang paling dominan terjadi pada pada Proyek
Gedung Convention Hall dan Menara Pandang Purwokerto.
3. Mengetahui tindakan penanganan respon risiko untuk mengatasi risiko yang
paling dominan terjadi pada Proyek Gedung Convention Hall dan Menara
Pandang Purwokerto.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini bisa dimanfaatkan untuk:
1. Manfaat bagi penulis
Mengetahui faktor risiko, besar level risiko dan tindakan penanganan yang
tepat terhadap risiko yang terjadi pada proyek konstruksi.
2. Manfaat bagi institusi
Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu manajemen resiko pada sebuah
proyek konstruski
3. Manfaat bagi pihak ke tiga
Sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian di
bidang yang sama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi Risiko
Klasifikasi Risiko
Analisis Risiko
Menyikapi Risiko
Mitigasi/Respon Risiko
Gambar 2.1. Kerangka Manajemen Risiko
Sumber: Falnagan dan Norman, 1993, dalam Norken, et.al, 2015
Sumber Sumber
Faktor Resiko
Resiko Referensi
1. Kondisi cuaca yang tidak menentu SR4, SR5,
saat pelaksanaan proyek SR6, SR8
Alami atau
SR3, SR4,
kondisi tidak 2. Bencana alam (banjir, gempa, dll)
SR5
terduga
SR3, SR4,
3. Kebakaran atau ledakan
SR5
1. Terjadinya inflasi yang SR2, SR4,
mengakibatkan terjadinya kenaikan SR5, SR6
harga bahan, material dll.
2. Kenaikan suku Bunga pinjaman dan SR4, SR5,
pajak SR9
SR1, SR2,
3. Kenaikan harga bahan dan material
Ekonomi dan SR6
Finansial 4. Permintaan, persaingan, SR4, SR5
ketidakpuasan dan komplain dari
pelanggan (owner)
5. Kebangkrutan SR4, SR5
6. Kesalahan estimasi biaya dan waktu SR3, SR6
7. Kondisi keuangan yang buruk SR8
8. Permintaan kenaikan upah lembur SR1
SR1, SR2,
1. Susah atau terlambatnya pengiriman
SR3, SR8,
bahan dan material
SR9
2. Terkendalanyanya Mobilisasi alat SR1, SR2,
berat dan peralatan kostruksi SR8, SR9
SR1, SR2,
3. Ketidaksesuaian volume, jumlah dan
SR3, SR6,
spesifikasi material
SR8
SR1, SR3,
Alat dan
4. Rusak dan hilangnya alat dan bahan SR4, SR5,
Bahan
SR8
(Material)
5. Tempat penyimpanan alat dan bahan SR1, SR3
yang tidak memadai
6. Pemutusan merk atau spesifikasi SR2
bahan dan material yang lambat oleh
owner
7. Spesifikasi bahan dan material yang SR2
sulit ditemukan di pasaran
8. Kesulitan dalam penggunaan alat atau SR3, SR8,
teknologi baru SR9
Sumber Daya SR1, SR2,
1. Kurang atau berlebihnya jumlah
Manusia SR3, SR6,
tenaga kerja
SR8
2. Kurangnya produktifitas tenaga kerja SR1, SR3,
SR8
SR1, SR2,
3. Konflik antar tenaga kerja
SR3, SR8
SR1, SR3,
4. Pemogokan tenaga kerja
SR8
SR1, SR2,
5. Adanya pekerja yang kurang
SR3, SR4,
kompeten dan kurang berpengalaman
SR5, SR6,
(ahli) atau tidak sesuai dengan
SR7, SR8,
kompetensi
SR9
6. Kinerja subkontraktor yang buruk SR3, SR8
b) Analisis Risiko
Menurut Flanangan dan Norman, (1993), dikuitp dalam Norken,
et.al, (2015), yang harus dilakukan dalam melakukan analisis risiko adalah
mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang mungkin terjadi, kemudian
memberi penilaian risiko untuk pengetahui pengaruhnya terhadap biaya,
waktu dan kualitas dari berbagai jenis aktivitas yang dilakukan.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran terhadap risiko tersebut yang bisa
dilakukan dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif.
Menurut Norken, et.al, (2015), analisis risiko kualitatif merupakan
metode yang dapat menentukan risiko dominan dengan mengalikan
kemungkinan (probability) dengan konsekuensi/ dampak dari risiko yang
telah teridentifikasi apabila frekuensi tinggi dan konsekuensi tinggi maka
akan meningkatkan tingkat deraja risiko yang tinggi pula. Sebaliknya
apabila frekuensi rendah dan konsekuensi rendah maka akan menghasilkan
derajat risiko yang rendah pula. Setelah itu dilanjutkan dengan merespon
risiko atau melakukan mitigasi risiko terhadap risiko dominan.
Menurut Priyono (2016, h45) penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan asumsi pendekatan positivis.
MenurutuMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode campuran. Penelitian metode campuran adalah gabungan antara
metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan bersama-
sama dalam suatu kegiatan penelitian guna memperoleh data yang lebih
lengkap, valid, andal, dan objektif.
Norken, et.al, (2019), Penelitian metode campuran (mix methods)
merupakan gabungan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif
untuk digunakan bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian guna
memperoleh data yang lebih lengkap, valid, andal, dan objektif.
Kode Tidak
Variabel Risiko Setuju
Risiko Setuju
Risiko Terhadap Proses Proyek Konstruksi
V1 Cuaca yang tidak menentu
Probabilitas SI
No Variabel Risiko Total Kategori
SJ J C S SS (%)
a b c d e f
Cuaca yang tidak
V1
menentu
Terjadinya bencana
V2
alam
Tabel 2.4. Tabel Penilaian Metode Severtiy Index (SI) Terhadap Dampak
Dampak SI
No Variabel Risiko Total Kategori
SJ J C S SS (%)
a b c d e f
Cuaca yang tidak
V1
menentu
Terjadinya bencana
V2
alam
Keterangan tabel
Kolom a = Kode Risiko
Kolom b = Variabel Risiko
Kolom c = Jumlah responden yang menilai sesuai dengan skala
Kolom d = Total jumlah responden
Kolom e = hasil analisis menggunakan SI
Kolom f = Kategori risiko dari SI
Menurut Majid dan MoCffer, (1997) dalam Benhart E.
Situmorang, et.al, (2018) menjelaskan skala penilaian probabiliats dan
dampak (SI) adalah sebagai berikut
Sangat Jarang/ Sangat rendah (SJ/SR) = 0,00 ≤ SI < 12,5
Jarang/Rendah (J/R) = 12,5 ≤ SI < 37,5
Cukup/Sedang (C/S) = 37,5 ≤ SI < 62,5
Sering/Tinggi (S/T) = 62,5 ≤ SI < 87,5
Sangat Sering/Tinggi (SS/ST) = 87,5 ≤ SI < 100
Perhitungan data menggunakan metode Severity Index (SI) menggunakan
rumus sebagai berikut:
ai. xi
SI ¿ x 100 (Rumus.....................................................................2.1)
4 xi
Dimana,
a i = Konstata Penilaian
x i = Frekuensi Respoden
i = 0, 1, 2, 3, 4, . . . . . ,n
Dengan
a0 = 0 x 0 = untuk jawaban SJ (Sangat Jarang)
a1 = 1 x 1 = untuk jawaban J (Jarang)
a2 = 2 x 2 = untuk jawaban C (Cukup)
a3 = 3 x 3 = untuk jawaban S (Sering)
a4 = 4 x 4 = untuk jawaban SS (Sangat Sering)
R=PxI (Rumus…………………………………….……………..2.2)
Keterangan
R = Tingkat Risiko
P = Kemungkinan risiko terjadi
I = Tingkat dampak risiko yang terjadi
Skala Indeks pada metode ini tertera pada tabel 2.4.
Tabel 2.5. Tabel Skala Indeks PIM (Probability Impact Matrix)
Dampak
Skala Probabilitas
(Waktu, Mutu, biaya)
ST dampak yang sangat signifikan
>70%
(Sangat Tinggi) terahdap waktu, mutu dan biaya
T dampak signifikan pada keseluruhan
51% – 70%
(Tinggi) waktu, mutu dan biaya
S
21% – 51% beberapa dapmapk diarea utama
(Sedang)
R dampak kecil pada keseluruhan
5% – 20%
(Rendah) waktu, mutu dan biaya
SR
1% – 4% dampak kecil pada area skunder
(Sangat Rendah)
0.9 ST
0.7 T
Probabilitas 0.5 S
0.3 R
0.1 SR
SR R S T ST
0.05 0.1 0.2 0.4 0.8
Dampak
C. Kerangka Pemikiran
Dari landasan teori yang telah diuraikan diatas terlihat bahwa manajemen
risiko sangat penting diterapkan oleh kontraktor pelaksana sebagai perusahaan
yang bergerak dalam bidang industri jasa konstruksi. Penerapan manajemen risiko
yaitu dengan mengidentifikasi sumber-sumber risiko, menganalisa dan memberi
tanggapan atau respon dari risiko yang terjadi. Dimana manajemen risiko
diterapkan dengan tujuan untuk meminimalisir, mengurangi atau bahkan
menghilangkan dampak risiko yang terjadi pada suatu pelaksanaan proyek
konstruksi sehingga proyek konstruksi dapat mencapai kesuksesan/keberhasilan
membangun bangunan atau infrastuktur.
Keberhasilan suatu proyek kontruksi ditandai dengan kesesuaian
penggunaan waktu, mutu dan biaya yang telah direncanakan. Waktu, mutu dan
biaya merupakan suatu batasan-batasan yang telah direncanakan untuk dapat
diterapkan dalam pelaksanaan proyek kontruksi. Ketiga batasan tersebut bersifat
tarik menarik satu sama lain, dimana apabila waktu proyek tidak sesuai maka akan
berakibat naiknya biaya proyek, tetapi apabila biaya proyek ditekan maka akan
berdampak pada kualitas/mutu dan waktu proyek.
Dalam penelitian ini hanya membahas satu dari tiga unsur penunjang
keberhasilan proyek, yaitu unsur waktu.dengan berbekal manajemen risiko dan
teori-teori diatas penulis menganggap bahwa penerapan manajemen risiko dapat
meningkatkan kinerja waktu proyek kontruksi.
(X1) Alam
(X2) Ekonomi dan Finansial
(X3) Alat dan Bahan PX
Kinerja Waktu
(X4) Sumber Daya Manusia
(X5) Perencanaan dan Pelaksanaan Proyek
Pekerjaan
(X6) Politik, Sosial danLingkungan
(X7) Manajemen
(X8) Kontrak dan Perizinan
(X9) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keterangan:
X = Sumber Risiko
PX = Pengaruh dampak dari sumber-sumber risiko terhadap kinerja waktu proyek
D. Hipotesis
Dari pembahasan diatas, maka hipotesis yang sesuai dengan judul
penelitian “Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek Gedung Convention Hall
Dan Menara Pandang Purwokerto” terhadap kinerja waktu proyek konstruksi
adalah “Dampak dari sumber risiko berpengaruh terhadap kinerja waktu
proyek kontruksi”
Menurut Labombang, Mastura. (2011), Jika risiko itu terjadi, maka akan
berdampak pada gangguan kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada biaya, waktu dan kualitas pekerjaan.
Menurut Deddy Kurniawan, (2018) dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa terdapat berbagai risiko yang mempunyai dampak terhadap waktu
pelaksanaan konstruksi Gedung secara swakelola pada proyek pembangunan RKB
sekolah di Bukittinggi. Risiko dominan tersebut adalah:
1. Kemampuan dan kecakapan pelaksanaan
2. Terbatasnya waktu pelaksanaan proyek
3. Manajemen proyek yang kurang berpengalaman
4. Perpanjangan
5. Gangguan cuaca
6. Tenaga kerja dan produktifitas peralatan
7. Perkiraan Bill of Quantity yang kurang akurat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor
risiko dominan pada proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang
Purwpkerto dengan menggunakan metode Severity Index (SI) dan Matriks
Probabilitas dan Dampak yaitu dengan menentukan penanganan untuk
memprediksi faktor risiko yang dominan. Penentuan kriteria yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan studi literatur atau referensi yang
mengacu pada penelitian yang sama yang akan dilakukan.
B. Data Proyek
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Gedung Convention Hall dan Menara Pandang
Purwokerto
Sumber: Google Earth, 2022
Mulai
A
A
Selesai
G. Variabel Penelitian
Tujuan dari variabel penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
risiko yang dominan yang terjadi pada saat pelaksanaan Proyek Gedung
Convention Hall dan Menara Padang Purwokerto.
Variabel dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur menggunakan
jurnal ilmiah penelitian terdahulu, observasi, dan wawancara semi terstruktur
tentang manajemen risiko pada proyek Gedung Convention Hall dan Menara
Padang Purwokerto. Yang nantinya digunakan sebagai identifikasi risiko
kuesioner dan disebarkan kepada responden sebagai penyebaran kuesioner Tahap
1.
H. Sumber Data
Data adalah fakta-fakta yang masih mentah dan belum dianalisis seperti
angka, nama, uraian dan sebagainya. Adapun jenis data yang dibutuhkan dalam
untuk menunjang keakuratan hasil penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung
dari objek yang diteliti. Adapun data primer yang digunakan pada penelitian
ini yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, penyebaran
kuesioner kepada responden terpilih mengenai risiko-risiko yang terjadi pada
proyek Gedung Convention Hall dan Menara Padang Purwokerto.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dari pihak lain. Adapun
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu:
a) Time schedule
b) Struktur organisasi proyek
Kode Tidak
Variabel Risiko Setuju
Risiko Setuju
Risiko Terhadap Proses Proyek Konstruksi
V1 Cuaca yang tidak menentu
0.9 ST
0.7 T
Probabilitas 0.5 S
0.3 R
0.1 SR
SR R S T ST
0.05 0.1 0.2 0.4 0.8
Dampak