Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN DAN MITIGASI RISIKO BERUPA TINDAKAN PREVENTIF DAN

RECOVERY PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL.

Reza Ardiyawan, Bambang Purwanggono(1), Naniek Utami Handayani(2)


Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

ABSTRAK
Industri konstruksi pada umumnya memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan
bisnis lainnya karena rumitnya koordinasi berbagai kegiatan. Unsur inti dari keberhasilan
proyek adalah untuk memenuhi waktu, biaya, dan kualitas sesuai target. Manajemen risiko
merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen proyek. Salah satu proyek konstruksi
yang sedang berjalan adalah pembangunan jalan tol Semarang – Batang. Selama pelaksanaan
proyek pembangunan tersebut, terdapat beberapa risiko kritis yang mengganggu kelancaran
proyek seperti cuaca buruk, force majeure, lahan yang belum bebas dan perubahan desain. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis risiko menggunakan metode Relative Importance Index (RII)
yang menilai risiko dengan mempertimbangakan bobot probabilitas dan dampak risiko.
Penilaian dilakukan oleh para ahli yang ahli proyek yakni owner, kontraktor, dan konsultan.
Selanjutnya mengidentifikasi risiko berdasarkan sebab akibat terjadinya risiko tersebut dengan
menggunakan metode bow tie analysis lalu digambarkan ke dalam bow tie diagram terhadap
risiko yang tergolong significant dan high.Selain itu penelitian ini menggunakan Risk Allocation
untuk mengetahui pembebanan risiko yang paling tepat tantara owner, kontraktor atau shared.
Indikator penilaian risiko menggunakan indikator dari jurnal dan modifikasi proyek
pembangunan jalan tol dengan 26 risiko dari jurnal serta 2 risiko penambahan dari stakeholder
proyek. Dari 28 indikator risiko didapatkan 3 risiko high dan 5 risiko significant untuk dampak
terhadap waktu,biaya dan kualitas.

Kata Kunci : Manajemen Risiko;Relative Importance Index;Risk Allocation;Bowtie Analysis

ABSTRACT
[RISK ASSESSMENT AND MITIGATION IN THE FORM OF PREVENTIVE AND RECOVERY MEASURES
IN TOLL ROAD DEVELOPMENT PROJECTS]. Industrial construction has higher risk than others business
in general cause of its difficult coordination. The main point of a success project is coordination about
time, cost and quality appropriately. The risk management is one of main part in project management. One
of construction project held is construction of Semarang-Batang Highways. In the practical its
construction, there are some problems that can be some obstacles, such as: the bad weather, force majeure,
the deliverance area and the concept changing. Because of those reasons, it is needed to use Relative
Importance Index (RII) method that has concept about risk which consider between probability and effect
of risk itself in risk analysis activity. The assessment is held by the owner, the contractor, and the consultant
by using bow tie analysis which is described by bow tie diagram that shows either the significant and high
risk. Hence, the research that using Risk Allocation has a purpose to know the right risk imposition for the
owner, the contractor and the consultant. The indicators used are from some journals and modification the
highways project which has the 26 risks that form its journals and the 2 risks that are from added by the
project stakeholders. From that assessment, there are 28 indicators that are divided to the 3 high risks and
5 significant risks for time, cost and quality effects

Key words : Risk Relative Importance Index Management, Risk Allocation, Bowtie Analysis.

1. PENDAHULUAN sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari


Pertumbuhan pembangunan maraknya pembangunan berbagai fasilitas
infrastruktur menjadi wacana yang penting infrastruktur di berbagai sektor, mulai dari
di era masyarakat yang serba modern sistem energi, transportasi jalan raya,
bangunan-bangunan perkantoran dan aspek kondisi lapangan maupun aspek
sekolah, hingga telekomunikasi, rumah komersial. Menurut Khalif (2018)) contoh
peribadatan dan jaringan layanan air bersih, variabel yang dapat mempengaruhi
yang kesemuanya itu memerlukan adanya kelancaran proyek adalah adanya beberapa
dukungan infrastruktur yang handal keterlambatan dari pihak terkait baik
(Soemardi, 2006). Di era kepemerintahan pembayaran dari pihak pemilik (owner)
presiden Jokowi – Jusuf Kalla di periode terhadap pihak kontraktor ataupun pihak lain
2014 – 2019 gencar membangun yang ada di lingkungan proyek.
infrastruktur di berbagai macam sektor. Keterlambatan pembayaran mengakibatkan
Salah satu yang sedang dalam proses adalah pihak kontraktor tidak bisa membayar
pembangunan jalan tol Semarang – Batang mandor dan para pekerja sehingga mereka
yang diproyeksikan akan selesai pada akhir bekerja dengan kondisi belum menerima
tahun 2018. bayaran dan menurut kontraktor
Dalam pelaksanaan pembangunan jalan menyebabkan penurunan kinerja pekerja
tol Semarang – Batang terdapat beberapa lapangan. Oleh karena itu adanya risk
masalah yang sering dijumpai yaitu pekerja management terhadap variabel-variabel
konstruksi yang ada di lapangan tidak risiko selain aspek teknis dan K3 sangat
menerapkan kaidah K3 seperti masalah dibutuhkan dalam pembangunan jalan tol
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yang Semarang – Batang.
tidak dipakai secara lengkap sehingga Dalam melakukan penelitian, peneliti
banyak kecelakaan kerja yang akan melakukan identifikasi risiko yang
mengakibatkan pekerja konstruksi dapat terjadi dalam proyek konstruksi jalan
mengalami cedera dan berdampak pada tol. Kemudian peneliti akan melakukan
terlambatnya pengerjaan konstruksi karena sebuah penilaian risiko guna menentukan
kekurangan pekerja, yang kedua adalah risiko yang paling signifikan dengan metode
masalah terkait pembebasan lahan yang pengumpulan data menggunakan interview
belum selesai pada saat masa konstruksi pada stakeholder terkait proyek
sehingga menganggu pekerjaan konstruksi pembangunan jalan tol seperti owner,
yang dilakukan, hal ini disebabkan oleh contractor dan consultant (El Sayegh,
rumitnya proses negosiasi terhadap 2008). Untuk menentukan risiko yang paling
masyarakat pemilik tanah dan tanah wakaf signifikan peneliti menggunakan metode
yang berupa sekolah, tanah pemakaman dan relative important index (RII). Pada
tempat ibadah. Masalah yang ketiga adalah penelitian ini peneliti akan
mengenai karyawan maupun pekerja mengelompokkan risiko menggunakan
konstruksi lapangan yang merangkap metode risk allocation untuk mengetahui
pekerjaan, hal ini berdampak keterlambatan pihak mana yang dapat melakukan
proyek terkait mengenai manajemen penanganan terhadap risiko antara owner
konstruksi maupun pekerjaan konstruksi di dan contractor maupun tanggung jawab
lapangan karena kurangnya sumber daya risiko yang dapat dibagi. Selanjutnya
manusia yang memiliki spesialisasi peneliti mengidentifikasi suatu risiko
pekerjaan. berdasarkan sebab akibat terjadinya risiko
Dalam melakukan penyusunan tersebut dengan menggunakan metode bow
identifikasi risiko, konsultan dalam hal ini – tie diagram. Dari metode tersebut akan
PT. Virama Karya dinilai owner proyek didapatkan strategi untuk melakukan
kurang merinci atau dapat dikatakan bahwa pengendalian risiko tersebut baik secara
identifikasi risiko yang dilakukan hanya preventif berdasarkan penyebab risiko
memperhatikan aspek teknis dan K3. maupun recovery berdasarkan akibat risiko.
Dimana hal ini dinilai kurang memiliki Untuk menentukan sarana rekomendasi
lingkup yang luas mengingat pada proyek untuk menanggulangi dampak dari risiko-
pembangunan jalan tol memiliki berbagai risiko yang mungkin terjadi dengan
macam indikator risiko yang berkaitan merumuskan mitigasi sesuai dengan studi
dengan aspek lain seperti aspek politik, literatur.
aspek lingkungan, aspek sosial ekonomi,
2. METODE PENELITIAN permasalahan dalam proyek konstruksi.
2.1 Alur Penelitian Selain itu juga bertujuan untuk
Alur penelitian merupakan salah satu mengidentifikasi alternatif tindakan
bagian dari sebuah kerangka pikir yang penanganan risiko proyek. Metode
bertujuan memberi informasi mengenai penelitian yang digunakan adalah penelitian
langkah – langkah pada sebuah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif
dibuat. Berikut ini adalah alur dalam digunakan saat peneliti melakukan studi
penelitian ini : pendahuluan berupa studi komunikasi
dengan melakukan wawancara terhadap
pihak proyek dilapangan dan pada saat
mengidentifikasi alternatif tindakan dalam
penanganan risiko proyek. Metode
kuantitatif digunakan saat peneliti
melakukan penilaian risiko menggunakan
metode relative importance index untuk
menentukan risiko yang kritis dan dalam
penentuan alokasi risiko.

2.3 Teknik Pengumpulan Data dan


Pemilihan Sampel
Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu pengumpulan data primer.
Data primer didapatkan dari proses
wawancara dan mencatat hasil-hasil
wawancara yang telah dilakukan. Kemudian
juga data primer didapatkan dari hasil
pembagian kuesioner kepada pihak-pihak
dilapangan. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling
karena kuesioner diisi oleh expert yang
memahami tentang kondisi riil dari awal
berlangsungnya proyek. Terdapat dua teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data
pada penelitian ini, diantaranya : Riset
Kepustakaan, dimana data diambil secara
teoritis dari mempelajari jurnal bacaan
dengan topik yang berkaitan dengan
penerapan Relative Importance Index (RII),
Risk Allocation dan metode bow-tie
diagram. Riset Lapangan, data didapatkan
Gambar 1 Alur Penelitian dari cara langsung mengunjungi objek
2.2 Desain Penelitian penelitian guna memperoleh data-data yang
Desain penelitian bertujuan untuk dibutuhkan dalam penyusunan laporan
menuntun serta menentukan arah penelitian seperti wawancara dengan tanya
berlangsungnya proses penelitian secara jawab secara langsung kepada narasumber
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang serta pemberian kuesioner mengenai
telah ditetapkan. Berdasarkan derajat identifikasi risiko kritis dan mitigasinya.
kristalisasi pertanyaan penelitian maka Sampel dalam penelitian ini adalah
penelitian ini termasuk dalam exploratory staff dari pihak owner, consultant dan
study karena penelitian tidak bermaksud contractor yang memahami keadaan proyek
untuk menguji suatu hipotesis, namun untuk dari awal proyek berjalan hingga saat ini.
mengeskplor pemahaman terhadap Sampel yang akan mengisi kuesioner
berjumlah 10 orang staff yang terdiri dari 5 atau risiko, pengendalian preventif dan
orang owner, 2 orang consultant dan 3 recovery terhadap risiko
orang contractor. Sedangkan untuk (Alizadeh, 2015).
menetukan alokasi risiko peneliti
menggunakan tiga responden dengan level 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
project manager dari ketiga stakeholder 3.1 Probabilitas dan Dampak
yaitu dari PT. JasaMargaSemarangBatang, Probabilitas dan dampak adalah
PT. Waskita Karya dan PT. Virama Karya. kriteria dalam penilaian risiko yang
2.4 Penilaian Risiko ditentukan oleh pihak responden untuk
Dalam melakukan penilaian risiko, menilai risiko pada proyek pembangunan
peneliti menggunakan metode relative jalan tol Semarang – Batang 2018.
importance index (RII). RII bertujuan untuk Responden dalam penelitian ini terdiri dari
menentukan tingkat kepentingan atau pihak owner, contractor dan consultant yang
besaran menurut munculnya (occurance) dianggap memahami kondisi proyek dari
risiko maupun keparahan (severity) risiko awal berlangsungnya proyek konstruksi.
dari pendapat beberapa pihak (Gündüz dkk, Probabilitas yang dimaksud dalam
2012). Nilai relative importance index penelitian adalah tingkat frekuensi atau
dihitung untuk setiap probabilitas seberapa sering risiko dapat terjadi dalam
(probability) dan dampak (impact). proyek terkait. Sedangkan dampak adalah
Selanjutnya mengalikan nilai relative tingkat keparahan sebagai akibat dari risiko
importance index probabilitas dengan tersebut yang terdiri dari dampak biaya,
relative importance index dampak, sehingga dampak waktu, dan dampak kualitas.
dapat diketahui peringkat risiko tiap variabel Penilaian probabilitas dan dampak pada
atau project risk rating (PRR). penelitian ini menggunakan lima skala dapat
Setelah diketahui klasifikasi risiko, dilihat pada tabel di bawah ini:
peneliti juga melakukan perhitungan risk
allocation dengan tujuan mengetahui pihak Tabel 1 Penilaian probabilitas
yang paling tepat untuk menangani risiko.
Dalam perhitungan alokasi risiko Skala Kategori Kriteria
menggunakan presentase yang didapatkan Sangat Frekuensi kejadian
1
dengan cara responden yang mengisi jarang tidak signifikan
kuesioner melakukan pemilihan dalam Frekuensi kejadian
2 Jarang
kuesioner alokasi risiko. Pilihan yang 20-40%
disediakan ada tiga yaitu alokasi risiko Frekuensi kejadian
3 Sedang
kepada pihak kontraktor, pihak pemilik 40-60%
ataupun alokasi risiko secara bersama Frekuensi kejadian
4 Sering
(shared) dengan ketentuan alokasi risiko 60-80%%
sebaiknya dibebankan kepada pihak yang Sangat Frekuensi
5
mendapat presentase lebih dari 50% baik itu sering kejadian>80
pemilik, kontraktor dan dibebankan bersama (Sumber: Bacarini & Archer, 2001)
(shared). Jika tidak ada pihak yang
mendapat presentase tersebut,maka alokasi Tabel 2 Klasifikasi rentang nilai PRR
risiko termasuk kategori undecided (El- Score Kategori
Sayegh, 2015). 1-5 Low
5-10 Moderate
2.5 Strategi Mitigasi 10-15 Significant
Selanjutnya peneliti mencari berbagai 15-25 High
pilihan strategi mitigasi yang tepat dengan (Sumber: Bacarini & Archer, 2001)
menggunakan metode bow tie analysis.
Metode bow tie analysis menggambarkan Pada kriteria penilaian probabilitas,
secara jelas hubungan antara penyebab risiko diberi nilai 1 jika risiko tersebut
kegagalan atau penyebab risiko, kejadian masuk dalam kategori sangat jarang terjadi
dengan frekuensi kejadian tidak signifikan 3.1.1 Relative Importance Index (RII)
atau kurang dari 3 kali. Kemudian risiko Relative importance index adalah
diberi nilai 2 jika risiko tersebut masuk suatu analisis yang memungkinkan suatu
dalam kategori jarang terjadi dengan kuantitatif relatif, di mana semakin tinggi
frekuensi kejadian 3-5 kali. Risiko diberi peringkat (rating) semakin tinggi pula
nilai 3 jika risiko tersebut masuk dalam pengaruh yang diberikan oleh variabel yang
kategori sedang (cukup) dengan frekuensi dimiliki. RII digunakan untuk mengetahui
kejadian 6-7 kali. Risiko diberi nilai 4 jika peringkat risiko. Perhitungan RII digunakan
risiko tersebut masuk dalam kategori sering untuk menghitung probabilitas, dampak, dan
terjadi dengan frekuensi kejadian 8-10 kali. peringkat risiko. Formula yang digunakan
Dan risiko diberi nilai 5 jika risiko tersebut untuk menghitung RII mengacu pada rumus
masuk dalam kategori sangat sering terjadi di bawah ini:
dengan frekuensi kejadian lebih dari 10 kali.
Pada kriteria penilaian dampak yang ∑5𝑖=1 𝑊𝑖 𝑋𝑖
terdiri dari dampak biaya, waktu, dan 𝑅𝐼𝐼 =
∑5𝑖=1 𝑋𝑖
kualitas. Skala penilaian terhadap dampak
biaya terdiri dari skala 1 dengan kategori
sangat rendah jika penambahan biaya dalam Keterangan:
proyek tidak signifikan, 2 dengan kategori RII = Relative Importance Index
rendah jika penambahan biaya dalam proyek 𝑊𝑖 = bobot yang diberikan untuk respons
kurang dari 10%, 3 dengan kategori sedang ke-i;
jika penambahan biaya dalam proyek Wi = 1,2,3,4, dan 5
berkisar antara 10% sampai 20%, 4 dengan 𝑋𝑖 = frekuensi respon ke-i
kategori tinggi jika penambahan biaya I = kategori respons index = 1,2,3,4, dan 5
dalam proyek berkisar antara 20% sampai untuk sangat rendah, rendah, sedang, dan
40%, dan 5 dengan kategori sangat tinggi sangat tinggi
jika penambahan biaya dalam proyek lebih
dari 40%. 3.1.2 Relative Importance Index
Skala penilaian dampak terhadap Probabilitas
waktu terdiri dari skala 1 dengan kategori Pada hasil penilaian RII untuk
sangat rendah jika penambahan waktu tidak probabilitas, seperti pada tabel 3 dapat
signifikan, 2 dengan kategori rendah jika dilihat bahwa variabel dengan nilai RII
penambahan waktu dalam proyek kurang probabilitas tertinggi dengan nilai
dari 5%, 3 dengan kategori sedang jika probabilitas > 4 adalah variabel 14 atau
penambahan waktu dalam proyek berkisar Force Majeure, variable 16 atau
antara 5% sampai 10%, 4 dengan kategori Keterlambatan pembayaran oleh owner
tinggi jika penambahan waktu dalam proyek kepada kontaktor, variable 17 atau Alternatif
berkisar antara 10% sampai 20%, dan 5 metode pembangunan/desain, variable 27
dengan kategori sangat tinggi jika atau Lahan konstruksi yang belum bebas dan
penambahan waktu dalam proyek lebih dari variable 28 atau Perubahan lingkup kerja.
20%. Skala penilaian dampak terhadap
kualitas terdiri dari skala 1 dengan kategori Tabel 3 RII Probabilitas
sangat rendah jika terjadi penurunan kualitas Skala frekuensi
Var RII
kurang dari 1%, 2 dengan kategori rendah 1 2 3 4 5
jika terjadi penurunan kualitas berkisar 1 0 1 6 3 0 3,2
antara 1% sampai 3%, 3 dengan kategori
2 0 1 7 2 0 3,1
sedang jika terjadi penurunan kualitas
berkisar antara 3% sampai 5%, 4 dengan 3 1 2 5 2 0 2,8
kategori tinggi jika terjadi penurunan 4 0 1 3 3 4 3,9
kualitas berkisar antara 5% sampai 10%, dan 5 1 4 5 0 0 2,4
5 dengan kategori sangat tinggi jika terjadi 6 3 4 3 0 0 2,0
penurunan kualitas lebih dari 10%.
7 2 2 6 0 0 2,4
Tabel 3 RII Probabilitas (lannjutan) (4𝑥2) + (3𝑥1) + (4𝑥4) + (5𝑥1)
𝑅𝐼𝐼 =
Skala frekuensi 10
Var RII
1 2 3 4 5 = 3,2
8 3 3 3 1 0 2,2
Tabel 4 RII Dampak Biaya
9 2 2 4 2 0 2,6
10 3 5 1 1 0 2,0 Skala Dampak
Var RII
1 2 3 4 5
11 0 2 3 3 2 3,5
1 0 4 1 4 1 3,2
12 0 0 1 2 7 4,6 2 0 5 3 2 0 2,7
13 2 2 4 2 0 2,6 3 0 1 2 2 5 4,1
14 0 6 3 1 0 2,5 4 3 3 3 1 0 2,2
15 0 0 1 2 7 4,6 5 0 2 7 1 0 2,9
16 0 4 5 1 0 2,7 6 1 3 0 5 1 3,2
7 0 2 3 1 4 3,7
17 9 1 0 0 0 1,1
8 3 3 3 1 0 2,2
18 1 7 2 0 0 2,1 9 2 2 4 2 0 2,6
19 1 5 1 3 0 2,6 10 3 5 1 1 0 2,0
20 0 0 6 4 0 3,4 11 0 2 3 3 2 3,5
21 0 4 4 2 0 2,8 12 3 3 3 1 0 2,2
13 1 0 1 5 3 3,9
22 4 2 4 0 0 2,0
14 1 3 2 3 1 3,0
23 3 5 1 1 0 2,0 15 0 5 3 2 0 2,7
24 0 2 3 3 2 3,5 16 1 3 4 1 1 2,8
25 0 0 1 2 7 4,6 17 3 3 1 2 1 2,5
26 2 2 4 2 0 2,6 18 0 1 2 7 0 3,6
27 0 0 1 2 7 4,6 19 0 1 3 4 2 3,7
20 1 2 1 5 1 3,3
28 0 0 1 2 8 4,8
21 0 4 1 4 1 3,2
22 1 5 1 3 0 2,6
3.1.3 Relative Importance Index Dampak
23 0 0 6 4 0 3,4
Penilaian RII dampak terdiri dari
24 0 4 4 2 0 2,8
dampak terhadap biaya, waktu, dan kualitas.
Hasil penilaian pertama adalah dampak dari 25 1 5 1 3 0 2,6
risiko terhadap biaya yang ditampilkan pada 26 0 5 3 2 0 2,7
tabel 4 Nilai RII tertinggi dari dampak 27 0 1 2 2 5 4,1
terhadap biaya adalah pada variabel 3 atau 28 0 0 1 3 6 4,5
Penyediaan material, pekerja dan
perplengkapan proyek konstruksi. 3.2 Alokasi Risiko
Selanjutnya yaitu variabel 14 atau force Alokasi risiko adalah suatu isu
majeure. Kemudian hasil penilaian kedua penting yang menunjukkan pengalokasian
adalah dampak dari risiko terhadap waktu. risiko yang tepat kepada pihak yang terlibat
Nilai RII tertinggi dari dampak terhadap dalam kontrak terutama owner dan
waktu adalah pada variabel 5 atau kontraktor. Terkadang risiko-risiko yang
keterlambatan persiapan submittials, lalu muncul tidak bisa hanya ditangani oleh satu
variabel 15 yaitu alternative metode pihak saja, sehingga kedua pihak berbagi
pembangunan/perubahan desain. untuk saling menangani risiko tersebut (El-
Selanjutnya variabel 22 atau kondisi cuaca Sayegh, 2008). Rekomendasi alokasi risiko
buruk. Kemudian hasil penilaian kedua adalah kepada pihak yang mendapatkan
adalah dampak dari risiko terhadap kualitas persentase suara lebih dari 50% dari jawaban
yaitu variabel 17 mengenai kulitas responden. Hasil dari perhitungan alokasi
konstruksi. risiko ditampilkan pada tabel 5 dapat dilihat
bahwa risiko yang arus ditangani bersama
(shared) antara kontraktor dan owner.
Terdapat 5 risiko yang dibebankan terhadap
owner lalu 9 risiko yang dibebankan
terhadap kontraktor dan 14 risiko
dibebankan secara shared.

Tabel 5 Alokasi Risiko


Alokasi
Persentase (%) Keterangan
Var Risiko
O K S O K S Gambar 2 Bowtie untuk penyediaan
3 0 0 Owner material, alat dan pekerja
1 100 0 0
2 1 2 0 30 70 0 Kontraktor
3.3.1 Kualitas Konstruksi
3 1 2 0 30 70 0 Kontraktor Risiko mengenai kualitas konstruksi
4 0 3 0 0 100 0 Kontaktor termasuk dalam risiko yang signifikan.
5 1 2 0 30 70 0 Kontraktor Risiko ini berdampak pada kualitas
1 2 0 Kontraktor pengerjaan proyek yang direkomendasikan
6 30 70 0
ditangani, hal ini berdampak pada tingginya
7 0 0 3 0 0 100 Shared
biaya dan waktu apabila terjadi
8 1 1 1 33 33 33 Shared permasalahan mengenai kualitas konstruksi.
9 2 1 0 70 30 0 Owner Terjadinya permasalahan ini disebabkan
10 0 0 3 0 0 100 Shared oleh adanya kesalahan dalam melakukan
11 1 1 1 33 33 33 Shared perencanaan yang ditekankan pada
0 0 3 Shared
kesalahan kontraktor dan konsultan,
12 0 0 100
kesalahan perencanaan yang dimaksud
13 0 0 3 0 0 100 Shared
adalah dalam penyusunan submitttials selalu
14 0 0 3 0 0 100 Shared terdapat hal – hal
15 1 2 0 30 70 0 Kontraktor yang dinilai kurang tepat seperti
16 3 0 0 100 0 0 Owner perencanaan pada jumlah pekerja, estimasi
1 2 0 0
biaya, estimasi waktu hingga berupa
17 30 70 Shared
persiapan gambar struktur dan gambar
18 2 1 0 0 70 30 Kontaktor
teknik. Yang kedua adalah karena pada hal
19 2 1 0 0 70 30 Kontraktor ini owner menetapkan waktu yang cukup
20 2 1 0 0 70 30 Kontraktor ketat pada kontraktor dan konsultan hal ini
21 1 1 1 33 33 33 Shared menyebabkan pekerjaan mulai dari
0 0 3 0 0 100 perencanaan hingga instalasi menjadi
22 Shared
terburu – buru, owner menerapkan jadwal
23 0 0 3 0 0 100 Shared
ketat karena proyek yang sedang berjalan
24 0 0 3 0 0 100 Shared adalah proyek pemerintah yang berarti
25 0 0 3 0 0 100 Shared segala sesuatunya di pantau langsung oleh
26 1 1 1 33 33 33 Shared pusat yaitu Kementrian Pekerjaan Umum
27 3 0 0 100 0 0 Owner dan Perumahan. Lalu terdapat juga masalah
1 1 1 Shared
mengenai banyak pekerja yang merangkap
28 33 33 33
pekerjaan lainnya dalam hal ini yang
ditekankan adalah kurangnya sumber daya
manusia yang dibutuhkan karena kurangnya
3.3 Bow Tie Analysis dana untuk membayar terlalu banyak
Analisis bow tie dilakukan terhadap 8 risiko pekerja. Hal – hal yang berkaitan dengan
yang masuk dalam kategori signifikan dan pencegahan masalah yang terjadi adalah
tinggi. Dalam membentuk bow tie analysis memperketat atau membuat pekerjaan lebih
penulis berdiskusi dengan pihak kontraktor, disiplin mengenai perencanaan dan proses
pengawas, dan ahli sekaligus praktisi dalam konstruksi yang sedang berjalan lalu
manajemen konstruksi. Diagram bow tie melakukan pemnbahasan lebih lanjut
dapat dilihat pada gambar 2 mengenai proses konstruksi yang sedang
berlangsung sehingga masalah yang terjadi khusus untuk peralatan, material dan pekerja
dapat diselesaikan secara optimal, lalu yang bekerja di area terbuka sehingga dapat
melakukan sosialisasi, pendekatan dan tetap melakukan pekerjaannya selama hujan.
berdiskusi dengan semua karyawan Kontraktor juga dapat memasang penutup
konstruksi maupun non konstruksi agar (terpal) di area tertentu yang dikhawatirkan
memiliki paham berfikir yang sependapat. akan rusak atau membahayakan jika terkena
Sementara itu, tindakan recovery juga perlu hujan. Tindakan selanjutnya adalah
dilakukan yaitu dengan memastikan segala mempersiapkan mantel hujan untuk pekerja
sesuatu perencanaan hingga instalasi yang akan digunakan jika pekerja harus tetap
dipersiapkan dengan matang, kemudian bekerja dalam kondisi hujan, dan pembuatan
melakukan revisi terhadap pekerjaan yang saluran drainase untuk mengalirkan air
memiliki prioritas atau pengaruh besar hujan sehingga tidak membuat genangan
terhadap kualitas konstruksi terlebih dahulu. pada area proyek, kemudian mempercepat
pengerjaan pada saat kondisi cuaca normal
3.3.2 Cuaca buruk tak terduga dan penerapan kerja lembur. Selain itu untuk
Cuaca buruk yang tidak terduga pekerjaan yang berkaitan yang memiliki
termasuk dalam risiko signifikan yang darurat tinggi dan sangat mendesak
berdampak pada waktu dan terkadang owner dan kontraktor
direkomendasikan untuk ditangani bersama menggunakan pawang hujan untuk
antara kontraktor dan pemilik. Diagram bow membantu pekerjaan mereka.
tie untuk risiko ini berbeda dengan risiko-
risiko lainnya, karena risiko cuaca buruk 3.3.3 Penyediaan material, pekerja dan
yang tidak terduga termasuk dalam risiko perlengkapan proyek konstruksi
fundamental yang disebabkan oleh faktor Penyediaan material, pekerja dan
alam. Sehingga tidak bisa dilakukan perlengkapan proyek konstruksi termasuk
tindakan pencegahan agar kemungkinan dalam risiko yang berkategorikan tinggi dan
timbulnya risiko dapat dikurangi. Beberapa berdampak pada biaya serta
akibat dari cuaca buruk yang tidak terduga direkomendasikan ditangani oleh
adalah pekerjaan di area terbuka yang harus kontraktor. Beberapa akibat dari adanya
dihentikan. Penghentian pekerjaan akan risiko mengenai penyediaan material,
dilakukan pada kondisi cuaca hujan. Dengan pekerja dan perlengkapan konstruksi adalah
dihentikannya pekerjaan maka dapat mengalami kehabisan stok material di
berakibat pada berkurangnya produktivitas proyek, pekerjaan proyek menjadi terhambat
pekerja yang menyebabkan progres proyek karena ketiga hal ini adalah hal yang sangat
menjadi terhambat. Namun jika tetap fundamental dalam sebuah proyek.
memaksakan untuk melanjutkan pekerjaan Lalu,kurangnya peralatan dan pekerja juga
pada saat kondisi cuaca yang buruk akan membuat proyek menjadi terhambat,
berpengaruh terhadap mempengaruhi kemudian masalah mengenai kinerja
kualitas dari hasil pekerjaan yang sedang pemasok material yang buruk karena
dilakukan. pemasok bahan material tidak langsung
Tindakan recovery yang bisa melakukan pengiriman material ke area
dilakukan antara lain yaitu memanfaatkan proyek setelah dilakukan pemesanan oleh
hasil prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, kontraktor. Beberapa tindakan recovery
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk dilakukan yaitu seperti lain jika pemasok
membantu pertimbangan menyusun tidak bersedia mengirim material, sehingga
perencanaan pengerjaan proyek, kontraktor tidak bisa membeli material dari
mempercepat pengerjaan proyek pada saat pemasok tingkat satu maka kontraktor dapat
cuaca dalam kondisi yang normal dengan beralih melakukan pembelian pada pemasok
cara penetapan kerja lembur atau tingkat selanjutnya. Pada saat material yang
penambahan jumlah tenaga kerja sehingga dibutuhkan sudah tersedia, maka kontraktor
progres proyek yang terhambat bisa dapat menetapkan shift kerja untuk dapat
dipercepat. Tindakan lain yang bisa mengejar progres proyek yang terhambat.
dilakukan yaitu mempersiapkan tenda Kontraktor juga dapat melakukan pencarian
alternatif pemasok lain pada tingkatan terjadi, pekerjaan terbuka di area terbuka
pemasok yang sama dengan harapan harus dihentikan karena adanya masalah –
mempunyai kinerja lebih baik. Terakhir masalah diatas dan cuaca juga menjadi
adalah tetap melakukan pembelian material faktor masalah yang cukup mendominasi.
dalam jumlah kecil yang bisa dibeli di Beberapa tindakan recovery yang dilakukan
sekitar proyek. Hal ini bertujuan agar para adalah melakukan ganti rugi terhadap warga
pekerja proyek tidak menganggur dan yang lahannya terkena proyek dan
progres proyek masih bisa berlanjut. melakukan pendekatan atau sosialisasi
Kemudian melakukan perekrutan tenaga personal agar mereka mau menerima,
kerja borongan / tenaga kerja tidak tetap agar kemudia untuk masalah cuaca yaitu
progress proyek tetap terkejar dengan baik. melakukan peramalan cuaca oleh BMKG
Lalu, untuk masalah mengenai kurangnya dan mempersipkan segala sesuatunya lebih
peralatan konstruksi yaitu dengan cara awal ketika cuaca baik.
mencari pinjaman lain melalui vendor 3.3.6 Alternatif metode
penyedia jasa rental alat konstruksi agar pembangunan/perubahan desain
pekerjaan dapat terus berjalan dan tidak ada Risiko selanjutnya adalah
waktu tunggu yang besar dan proyek bisa mengenai adanya perubahan desain
selesai tepat waktu. konstruksi. Perubahan desain konstruksi
termasuk dalam risiko significant yang
3.3.4 Keterlambatan Persiapan berdampak pada waktu. Beberapa akibat
Submittials dalam adanya risiko ini adalah
Risiko selanjutnya adalah mengenai terhambatnya pekerjaan sehingga progress
keterlambatan persiapan submittials proyek proyek menjadi terhambat, menyebabkan
konstruksi. Risiko ini termasuk dalam risiko adanya pekerjaan ulang karena ada
signifikan terhadap biaya. Beberapa sebab perubahan desain yang tidak memakan
dari keterlambatan submittials adalah karena waktu sebentar (rework), penurunan tingkat
kinerja kontraktor yang buruk yaitu semangat pekerja untuk memulai pekerjaam
mengenai terlambatnya penyusunan karena pekerjaan yang tidak menambah
mengenai gambar, estimasi waktu, estimasi volume (non volume adding activities).
biaya (submittials) pada pekerjaan Beberapa Tindakan pencegahan yang dapat
konstruksi yang akan dilakukan, hal ini juga dilakukan antara lain dalam pembuatan
diperparah dengan jumlah pekerja yang desain awal, konsultan perencana yang
terbatas dan sedikit yang memiliki ditunjuk pemilik dapat melibatkan
kompetensi dalam hal melakukan kontraktor pelaksana untuk menambah
penyusunan. Tindakan recovery yang perlu pertimbangan-pertimbangan dalam desain
dilakukan adalah dengan memperketat yang dibuat. Kemudian dalam membuat
jadwal persiapan konstruksi termasuk jadwal konstruksi perlu adanya
persiapan submittials, selain itu melakukan pertimbangan-pertimbangan terkait dengan
jasa ahli perencana khusus pada pekerjaan perubahan desain pada lokasi-lokasi atau
konstruksi yang biasa. jenis pekerjaan yang sulit diprediksi
kondisinya. Selanjutnya pada tahap
3.3.5 Force Majuere perencanaan sebaiknya pemilik
Risiko selanjutnya adalah mengenai mengalokasikan dana dan waktu yang cukup
force majeure (kondisi tak terduga) yang untuk melakukan investigasi lokasi, merinci
berdampak signifikan terhadap waktu dan kondisi lahan, dan mencatat setiap batasan
direkomendasikan ditangani bersama atau larangan untuk menghindari kondisi tak
(shared). Beberapa akibat dari adanya terduga yang dapat muncul. Kontraktor juga
kondisi tak terduga ini adalah adanya demo melakukan komunikasi dengan pengawas
di area konstruksi karena masalah lahan, secara berkala terkait untuk menyoroti
jalan rusak akibat lalu lalang kendaraan potensi-potensi kesulitan yang dapat muncul
berat yang keluar masuk proyek, adanya sedini mungkin. Terakhir adalah pemilik
konflik mengenai lahan seperti konflik lahan melibatkan tenaga ahli tertentu pada tahap
musholla, kuburan dan sekolah yang kerap perencanaan untuk setiap pekerjaan yang
tidak biasa yang mungkin membutuhkan kerja untuk mencukupi kebutuhan yang
perencanaan khusus. mana berdampak pada biaya. Beberapa
Tindakan recovery yang dapat tindakan recovery yang perlu dilakukan
dilakukan antara lain kontraktor adalah melakukan perekrutan tenaga kerja
mempercepat pembuatan desain dan borongan untuk memenuhi kebutuhan SDM
pengajuan desain baru kepada pemilik, proyek.
kemudian pemilik juga perlu mempercepat
proses penilaian desain baru yang telah 4. KESIMPULAN
diajukan oleh kontraktor. Selanjutnya untuk Penilaian risiko dilakukan
pekerjaan-pekerjaan yang tertunda, maka berdasarkan tingkat probabilitas dan tingkat
kontraktor perlu untuk melakukan dampaknya yang terdiri dari dampak biaya,
pembuatan jadwal yang baru, melakukan waktu dan kualitas. Penilaian risiko
penambahan jumlah tenaga kerja, dan menggunakan metode relative importance
penerapan shift kerja untuk mengejar index (RII) untuk tingkat probabilitas dan
progres yang tertinggal. Terakhir adalah dampak dari tiap risiko. Kemudian
kontraktor dapat menetapkan lembur pada menentukan peringkat risiko dengan
pekerjaan-pekerjaan yang paling terlambat mengalikan nilai RII dari probabilitas dan
dan akan menghambat pekerjaan selanjutnya dampak. Selanjutnya diperoleh 2 risiko
(successor). kategori signifikan dari dampak biaya antara
lain penyediaan material, pekerja dan
3.3.7 Lahan konstruksi yang belum perlengkapan proyek konstruksi dan Force
bebas Majeure,. Kemudian diperoleh 2 risiko
Risiko selanjutnya adalah mengenai kategori signifikan dari dampak terhadap
lahan konstruksi yang belum bebas. Risiko waktu antara lain keterlambatan persiapan
ini termasuk dalam risiko signifikan dan submittials dan alternative metode
tinggi terhadap biaya, waktu dan kualitas. pembangunan/perubahan desain. Selain itu
Beberapa akibat dari adanya risiko ini adalah juga diperoleh 1 risiko berdasarkan kualitas
membengkaknya pada pembiayaan yaitu kualitas konstruksi. Kemudian
konstruksi yang sedang berjalan, kendaraan diperoleh 2 risiko kategori tinggi dari
pengangkut material tidak bisa masuk dampak terhadap waktu, biaya dan kualitas
mencapai proyek, kerugian biaya oleh antara lain adanya perubahan lingkup kerja
kontraktor karena adanya penundaan dan lahan konstruksi yang belum bebas serta
pekerjaan sementara pekerja harus tetap alternatif pembangunan desain
dibayar, beberapa tindakan recovery harus Alokasi risiko adalah pembebanan
dilakukan yaitu memberikan kompensasi risiko yang terdapat pada sebuah proyek
dana ganti rugi untuk warga yang terkena terhadap pihak yang tepat dalam menangani
dampak dari proyek, melakukan pendekatan risiko. Terdapat tiga pilihan alokasi risiko
terhadao warga berdasarkan ilmu sosial antara lain kontraktor, owner, dan shared.
yang ada untuk mencari solusi terbaik bagi Terdapat 4 risiko yang direkomendasikan
permasalahan yang ada. untuk ditangani oleh owner, 9 risiko yang
direkomendasikan untuk ditangani oleh
3.3.8 Perubahan lingkup kerja kontraktor serta 15 risiko yang
Risiko selanjutnya adalah mengenai direkomendasikan untuk ditangani bersama
perubahan lingkup kerja. Rsiko ini termasuk (shared)
dalam risiko tinggi yang berdampak pada Strategi mitigasi risiko diperoleh
waktu, biaya dan kualitas. Beberapa akibat menggunakan bow tie analysis. Bow tie
dari adanya masalah ini adalah progress analysis merupakan analisa menggunakan
proyek menjadi terhambat karena diagram yang menyerupai bentuk dasi kupu-
berkurangnya jumlah pekerja di lapangan kupu yang menyatakan hubungan antara
lalu, adanya tagihan pembayaran yang skenario bahaya (risiko), ancaman,
diterima kontraktor dari pemilik menjadi pengendalian (pencegahan dan recovery),
lebih sedikit karena progress proyek dan dampak. Terdapat 2 risiko dengan
terhambat, melakukan perekrutan tenaga kategori tinggi, dan 5 risiko dengan kategori
signifikan. Risiko dengan kategori tinggi
antara lain perubahan lingkup kerja,
alternatif pembangunan/perubahan desain.
Kemudian terdapat risiko signifikan antara
lain penyediaan material, pekerja dan
perlengkapan proyek konstruksi, force
majeure, keterlambatan persiapan
submittials, alternative metode
pembangunan/perubahan desain, kondisi
cuaca buruk dan kualitas konstruksi

5. SARAN
Berikut adalah saran rekomendasi
yang dapat digunakan untuk menunjang
penelitian selanjutnya :
Penelitian ini melakukan identifikasi dan
penilaian risiko secara umum sehingga
memperoleh hasil yang bersifat umum.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
dapat melakukan identifikasi dan penilaian
pada risiko-risiko yang spesifik sehingga
akan menghasilkan hasil yang spesifik.
Penelitian ini hanya sebatas memberikan
rekomendasi mitigasi, maka untuk
selanjutnya juga dapat membahas penelitian
mengenai hasil penerapan rekomendasi yang
diberikan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Alizadeh, S., & Moshashaei, P. (2015). The
Bowtie method in safety management
system: A literature review. Scientific
Journal or Review.
Baccarini, Archer. (2001). “The Risk
Ranking of Projects: A
Methodology”. Curtin University of
Technology. Australia
El-Sayegh, S. (2008). “Risk assessment and
allocation in the UAE construction
industry.” Int. J. Project Manage.,
26(4), 431–438.
El-Sayegh, & Mansour (2015). “Risk
assessment and allocation in Highway
Construction Projects in the UAE.”
Int. J. Project Manage.,
Sugiyono. (2017). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Soemardi, B.W, dkk. 2006. “Beberapa
Pelajaran dari Gempa Yogyakarta;
Tinjauan Kinerja Struktur Bangunan
Gedung,” Jurnal HAKI Volume 7
No.1. Mei 2006

Anda mungkin juga menyukai