ABSTRAK
Pelaksanaan proyek normalisasi sungai di daerah perkotaan khususnya di Sulawesi Utara tidak lepas
dari suatu risiko apakah itu risiko berdampak besar maupun kecil terhadap waktu, sumberdaya dan
biaya. Untuk mitigasi hal tersebut biasanya para pelaksana proyek selalu mempersiapkan dana
kontingensi. Umumnya, penentuan besarnya presentase biaya kontingensi didasarkan pada intuisi
dengan melihat pengalaman-pengalaman masa lalu serta catatan historis kontraktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor–faktor risiko apa saja yang sering terjadi pada
setiap tahapan proyek dan dampaknya terhadap biaya proyek, dan untuk memodelkan perhitungan
biaya kontingensi berbasis risiko pada proyek normalisasi sungai yang ada di daerah perkotaan.
Identifikasi risiko diperoleh dari survei pendahuluan dan literatur. Bobot risiko dianalisa dengan
Analytic Hierarchy Proces. Aspek risiko dianalisa dengan skala pengukuran Pd T-01-2005-B untuk
menentukan tingkat risiko dan kategori risiko. Tahap selanjutnya adalah estimasi presentase biaya
kontingensi berdasarkan nilai probabilitas rata-rata yang dihasilkan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara frekuensi kejadian
terhadap pengaruh/dampak pada biaya kontingensi. Karena itu perlu mendalami tahapan-tahapan
dalam proyek konstruksi sehingga jenis-jenis risiko dapat dikumpulkan secara menyeluruh dengan
penanganan yang tepat dan pemodelan estimasi biaya kontingensi berbasis risiko pada penelitian ini
dapat menjadi acuan dalam menentukan status risiko pada tiap proyek konstruksi yang akan diteliti.
Kata Kunci: Biaya Kontingensi, Analisis Risiko, Model Perhitungan, Normalisasi Sungai
35
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
suatu proyek secara sistematis dan mengevaluasi menggunakan pendekatan persentase determinis-
dampak potensial yang berhubungan dengan tic/tradisional untuk memperkirakan biaya
risiko dan ketidakapastian. Biaya kontingensi kontingensi proyek. Selanjutnya, 46% responden
telah menjadi salah satu bagian penting dari bekerja di organisasi yang tidak memiliki
manajemen proyek dalam membuat estimasi kebijakan kontingensi dan 36% tidak mengelola
anggaran biaya proyek. penggunaan biaya kontingensi. Hal ini
Biaya kontingensi didefinisikan sebagai menunjukkan ada ruang yang signifikan untuk
cadangan biaya atau perkiraan biaya untuk perbaikan dalam pemahaman, estimasi dan
mengantisipasi kondisi uncertainty yang pengelolaan biaya kontingensi proyek.
dialokasikan pada item pekerjaan berdasarkan Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam
pengalaman dan pelaksanaan proyek–proyek penelitian ini peneliti hendak memberikan
sebelumnya dan merupakan biaya yang masukkan terhadap praktisi tentang berapa besar
terintegral dari estimasi biaya proyek. Menurut nilai biaya kontingensi dalam pelaksanaan
Mak dan Picken (2000), biaya kontingensi adalah proyek normalisasi sungai di daerah perkotaan
sejumlah dana yang disediakan sebagai cadangan didasarkan terhadap risiko–risiko yang akan
untuk menghadapi ketidakpastian dan risiko yang terjadi dalam pelaksanaan proyek tersebut.
berkaitan dengan proyek konstruksi.
Tujuan pengalokasian biaya kontingensi Rumusan Masalah
adalah untuk memastikan anggaran biaya proyek Sesuai dengan latar belakang diatas, maka
yang diperkirakan proporsional dan realistis serta dapat dirumuskan permasalahan yang ada adalah:
cukup untuk menutup biaya yang ditimbulkan 1. Faktor–faktor risiko apa saja yang berpenga-
oleh risiko-risiko akibat ketidakpastian yang ruh terhadap biaya proyek.
disebabkan oleh kekurangan informasi dan 2. Bagaimana model perhitungan biaya konti-
kesalahan dalam menginterpretasikan informasi/ ngensi berbasis risiko pada proyek
data proyek yang diperoleh. (PMBOK, 2012). Normalisasi Sungai di daerah perkotaan.
Menurut Al-bahar (1990), metode yang
sering digunakan untuk menghitung biaya Batasan Masalah
kontingensi adalah berdasarkan subjective Batasan masalah dalam penelitian ini
judgment dan predertemined precentage. Namun, adalah:
metode-metode tersebut tidak dapat mengukur/ 1. Proyek yang diteliti adalah proyek Normalisasi
mempresentasikan kondisi ketidakpastian yang Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah
dihadapi secara sistematis selama proyek perkotaan.
berlangsung. Selain itu, besarnya biaya 2. Tinjauan proyek akan dianalisa pada tahap pra
kontingensi biasanya dinyatakan sebagai suatu konstruksi dan konstruksi.
persentasi markup atas estimasi dasar yaitu
sekitar 10% dari nilai kontrak oleh sebagian Tujuan Penelitian
besar perusahaan kontraktor. Tujuan dari penelitian ini adalah:
Penentuan besarnya prosentase biaya 1. Untuk mengidentifikasi faktor–faktor risiko
kontingensi didasarkan pada intuisi dengan apa saja yang sering terjadi pada setiap
melihat pengalaman-pengalaman masa lalu serta tahapan proyek dan berdampak terhadap
catatan historis kontraktor (Baccarini, 2005). biaya proyek.
Tidak ada rumusan yang baku untuk menentukan 2. Untuk memodelkan perhitungan biaya konti-
besarnya biaya kontingensi suatu proyek karena ngensi berbasis risiko pada proyek
setiap proyek memiliki karakteristik dan normalisasi sungai yang ada di daerah
keunikannya masing-masing. Besarnya biaya perkotaan.
kontingensi tergantung pada perilaku terhadap
risiko, pemahaman dan pengalaman estimator. Manfaat Penelitian
Melalui pendekatan statistik dapat diperoleh nilai Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu variabilitas yang lebih realistis sehingga manfaat sebagai berikut:
dapat ditetapkan biaya kontingensi secara lebih 1. Dapat menjadi referensi untuk penelitian
proporsional dibandingkan dengan metode berikutnya yang berhubungan dengan
konvensional yang berdasarkan intuisi atau pengembangan Manajemen Risiko didalam
pengalaman yang lalu (Partawijaya.Y, 2001) proyek konstruksi.
Dalam penelitian David Baccarini 2. Dapat menjadi masukkan kepada pihak-pihak
ditemukan bahwa mayoritas praktisi (77%) terus yang terkait proyek konstruksi dalam
36
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
menentukan besarnya biaya kontingensi di Pada pengendalian banjir dengan cara ini
suatu pelaksanaan proyek. dapat dilakukan pada hampir seluruh sungai-
sungai di bagian hilir. Pada pekerjaan ini
diharapkan dapat menambah kapasitas peng-
TINJAUAN PUSTAKA aliran dan memperbaiki alur sungai. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan pada cara ini
Proyek Konstruksi adalah penggunaan penampang ganda dengan
Sebuah proyek adalah usaha yang debit dominan untuk penampang bawah,
kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, perencanaan alur stabil terhadap proses erosi dan
anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja sedimentasi dasar sungai maupun erosi tebing
yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan dan elevasi muka banjir.
pelanggan. Tujuan utama sebuah proyek adalah
memenuhi/memuaskan kebutuhan (needs) Manajemen Risiko
pelanggan. Kebutuhan ini dapat berasal dari Proses-proses manajemen risiko dalam
beberapa sumber seperti rencana pemerintah, Project Management Body of Knowledge
permintaan pasar, dari dalam perusahaan (PMBOK, 2012) adalah:
tersebut, kegiatan penelitian dan pengembangan 1. Plan Risk Management – Proses mendefinisi-
dan lain sebagainya. kan bagaimana melakukan kegiatan
Pada tahap konseptual dan kelayakan manajemen risiko untuk sebuah proyek.
(feasibility study) setiap alternatif dan skema 2. Identify Risks – Proses menentukan risiko
pembayaran terhadap alternatif tersebut akan mana yang dapat mempengaruhi proyek dan
dinilai dan dibandingkan agar dapat dipilih mendokumentasikan karakteristiknya.
proyek yang terbaik. Setelah lingkup proyek di 3. Perform Qualitative Risk Analysis – Proses
definisikan secara jelas, maka rancangan teknik memprioritaskan risiko untuk analisis atau
(design) yang rinci akan dilakukan beserta tindakan lebih lanjut dengan menilai dan
rencana anggaran yang menjadi dasar kontrol. menggabungkan kemungkinan terjadinya dan
Selanjutnya tahap pengadaan dan konstruksi dampaknya.
(procurement and construction) dalam hal 4. Perform Quantitative Risk Analysis - Proses
pemilihan calon pelaksanan konstruksi dan menganalisis secara numerik pengaruh
dalam pengiriman material dan alat yang akan identifikasi risiko pada tujuan proyek secara
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi. keseluruhan.
Setelah bangunan tersebut terbangun 5. Plan Risk Responses - Proses mengembangkan
pemilik mempersiapkan penggunaan bangunan opsi dan tindakan untuk meningkatkan
tersebut (Start up) dan mengatur rencana peluang dan untuk mengurangi ancaman
operasional dan pemeliharaannya (operation and terhadap tujuan proyek.
mantanance). Selanjutnya, penyelesaian dari 6. Control Risks - Proses penerapan rencana
seluruh fasilitas untuk siap digunakan (disposal respons risiko, pelacakan risiko yang
of facility). teridentifikasi, pemantauan risiko residual,
mengidentifikasi risiko baru, dan
Sistem Pengendali Banjir mengevaluasi efektivitas proses risiko di
Salah satu cara pengendalian banjir dengan seluruh proyek.
perbaikan dan pengaturan sistem sungai adalah
normalisasi sungai. Pengendalian banjir dengan Komponen Biaya Konstruksi
normalisasi alur sungai dimaksudkan untuk Rekayasa biaya konstruksi (cost
memperbesar kapasitas pengaliran saluran. engineering) adalah area dari kegiatan
Kegiatan tersebut meliputi: engineering dimana pengalaman dan
1. Normalisasi cross section pertimbangan engineering dipakai pada aplikasi
2. Perbaikan kemiringan dasar saluran prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan
3. Memperkecil kekasaran dinding alur saluran dalam masalah perkiraan biaya, rencana bisnis
4. Melakukan rekonstruksi bangunan disepanjang dan pengetahuan manajemen, analisa keuangan,
saluran yang tidak sesuai dan mengganggu manajemen proyek, perencanaan dan
pengaliran banjir penjadwalan (AACE International, 1992).
5. Menstabilkan alur saluran Menurut AACE International tahun 1992,
6. Pembuatan tanggul banjir struktur dari biaya konstruksi terdiri dari dua
37
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
komponen utama, yaitu biaya langsung (direct dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). risiko yang berpengaruh terhadap biaya
kontingensi proyek pada tahap pelaksanaan
Biaya Kontingensi konstruksi, dan bagaimana cara memodelkan
Kontingensi adalah jumlah yang risiko tersebut pada proyek normalisasi sungai di
ditambahkan pada nilai estimasi untuk daerah perkotaan.
memungkinkan terjadinya perubahan yang Penelitian ini dilakukan dengan langkah-
mungkin akan diperlukan. Nilai ini dapat langkah di bawah ini:
diperoleh melalui analisis statistik terhadap biaya
proyek masa lalu atau dengan menerapkan
pengalaman yang diperoleh dari proyek serupa
dimasa lalu. (AACE, 1992). Dana kontingensi
dibuat untuk mengkaver risiko proyek, yang
telah di identifikasi maupun yang belum
diketahui. (Gray dan Larson, 2007).
Menurut Mak dan Picken (2000), Biaya
Kontingensi adalah sejumlah dana yang
disediakan sebagai cadangan untuk menghadapi
ketidakpastian yang berkaitan dengan proyek
konstruksi. Biaya Kontingensi adalah biaya yang
ditambahkan pada suatu estimasi biaya proyek
yang dapat dilakukan dengan analisis statistik
terhadap biaya proyek dan pengalaman proyek
serupa di masa lalu, untuk menghadapi
ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu
proyek tersebut.
Konsep Model
Model juga didefinisikan sebagai suatu
representasi dalam bahasa tertentu dari suatu
sistem yang nyata. Sebuah model dimaksudkan
untuk mendapatkan citra imajinasi mengenai
permasalahan nyata yang dihadapi dan biasanya
melalui upaya-upaya penyederhanaan.
Berdasarkan pada format dan bahasa yang
digunakan model dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis (Dipohusodo, 1996) yaitu:
1. Model fisik yang berupaya menggambarkan
keadaan fisik sesungguhnya dalam wujud
model fisik berskala. Biasanya dibuat
hubungan dengan perencanaan yang
diusulkan atau gambaran mengenai
bangunan-bangunan yang telah diselesaikan.
Gambar 1. Langkah–Langkah Penelitian
2. Model grafis yang berupa gambar-gambar
skema atau grafik.
3. Model matematis yang menggambarkan
Variabel Penelitian
masalah dalam bentuk ungkapan atau
Identifikasi variabel-variabel bebas dalam
hubungan matematik.
penelitian ini ditemukan berdasarkan penelitian
dilapangan, kemudian dilanjutkan dengan
METODOLOGI PENELITIAN wawancara dengan pihak kontraktor dan balai
atau dinas terkait. Selanjutnya dilakukan studi
Penelitian ini dilakukan di proyek literatur berdasarkan penelitian-penelitian
normalisasi daerah perkotaan khususnya di terdahulu, maka didapat variabel-variabel
daerah Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini sebagaimana dalam tabel 1,
38
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
39
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
HASIL DAN PEMBAHASAN Cronbachs Alpha yang berasal dari data lebih
besar dari 0,6 (Sujerweni, 2014). Dalam
Pengujian Uji Mann-Whitney Test dan penelitian ini nilai koefisien Cronbachs Alpha
Kruskal-Wallis Test ini dihitung dengan program SPSS 22. Uji ini
Uji Mann-Whitney Test dilakukan untuk dilakukan pada dampak resiko terhadap biaya,
melihat apakah ada perbedaan persepsi untuk keseluruhan peristiwa risiko.
responden ditinjau dari segi pendidikan dan
pengalaman kerja. Ditemukan bahwa umumnya Tabel 2. Hasil Perhitungan Reliabilitas
tidak ada perbedaan persepsi responden yang
berbeda latar belakang tingkat pendidikan. Dan Reliability Statistics
umumnya juga, tidak ada perbedaan persepsi Cronbach's
responden yang berbeda latar belakang Alpha N of Items
pengalaman kerja. Uji Kruskal-Wallis Test .958 59
dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan
persepsi responden ditinjau dari segi latar Dapat dilihat nilai koefisien Cronbachs Alpha
belakang tingkat jabatan/posisi. Ditemukan dari peristiwa risiko yang berdampak pada biaya
bahwa umumnya tidak ada perbedaan persepsi lebih besar dari 0,6 sehingga instrumen yang
responden yang berbeda latar belakang tingkat digunakan dalam mengambil data tersebut
jabatan/posisi. dikatakan reliabel.
Uji Validitas Analisis Deskriptif
Uji validitas dilakukan untuk melihat Tujuan dari analisa deskriptif yaitu untuk
apakah instrumen yang digunakan dalam menganalisa data berdasarkan nilai mean dan
kuesioner valid atau tidak. Valid atau tidaknya modus dari tingkat dampak dan frekuensi risiko
data dapat dilihat dengan cara membandingkan yang berasal dari data responden. Nilai mean dan
nilai r hitung dan nilai r tabel. Perhitungan nilai r modus didapat dengan cara terlebih dahulu
hitung dalam penelitian ini dilakukan dengan menjumlah semua jawaban responden untuk
bantuan program SPSS 22. Untuk nilai r tabel tingkat pengaruh dan frekuensi terhadap masing-
dengan nilai jumlah responden 77 orang, masing variabel. Berdasarkan tingkat
dihitung degree of freedom (df). Setelah dihitung pengaruh/dampak ditemukan bahwa variabel
didapatkan nilai df =75, kemudian ditentukan nomor 1 – 34 merupakan variabel yang
nilai r tabel berdasarkan nilai df=75 dan taraf berdampak sedang sampai sangat besar pada
signifikansi 5% dengan merujuk pada tabel nilai- biaya proyek, Peristiwa risiko tersebut adalah
nilai r product moment (Sugiyono, 2017) didapat proses pembebasan lahan berlarut-larut, stabilitas
nilai r tabel sebesar 0,227. keamanan yang kurang baik, timbulnya
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan kerusuhan, konflik atau perang, lambatnya
terhadap frekuensi dan tingkat pengaruh/dampak. pencairan termin pembayaran (oleh owner),
Berdasarkan frekuensi terdapat 1 variabel yang estimasi biaya yang terlalu rendah, metode
nilai r hitungnya < nilai r tabel, yaitu variabel pelaksanaan pekerjaan yang kurang sesuai,
A1A (Perubahan Kebijakan/Peraturan Pemerin- pengelolaan biaya yang terlalu rendah, gambar
tah mengenai pengadaan material, standar desain, kerja/spesifikasi yang tidak lengkap, kerawanan
standar produksi, harga, dll). Sehingga tidak keamanan di lokasi proyek, keterlambatan
dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. pengiriman material/peralatan/ BBM, kenaikan
Sedangkan yang lainnya nilai r hitungnya > r tarif pajak dan bea masuk, kenaikan harga
tabel sehingga dapat digunakan dalam analisis material, gangguan cuaca, bencana alam (banjir,
berikutnya. Berdasarkan pengaruh/dampak gempa bumi) dll, kurangnya koordinasi proyek,
semua variabel nilai r hitungnya > r tabel rendahnya kualitas Safety Plan, rendahnya
sehingga dapat digunakan dalam analisis kualitas pelaksanaan K3, pemogokan tenaga
berikutnya. kerja, kesalahan pengukuran dimensi dalam
pekerjaan, rendahnya kualitas pengawasan K3,
Uji Reliabilitas minimnya perlengkapan K3, kontrak pekerjaan
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan melihat yang berat sebelah (owner-subkontraktor),
nilai koefisien Cronbachs Alpha. Sebuah terjadinya inflasi, penyusunan master schedule
instrumen dikatakan reliabel dalam mengambil yang terlalu optimis, hambatan patent suatu
data yang diinginkan apabila nilai koefisien
40
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
41
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
Analisa Nilai Faktor Risiko dan Kategori 27 C2R 0.316 0.274 0.503 Sedang
Setelah didapatkan nilai rata-rata frekuensi 29 B1C 0.370 0.190 0.490 Sedang
dan dampak risiko, selanjutnya dilanjutkan 30 C2B 0.303 0.262 0.486 Sedang
dengan mencari nilai faktor risiko. Persamaan 31 D2E 0.390 0.154 0.484 Sedang
Faktor Risiko didefinisikan sebagai perkalian 32 C2K 0.301 0.252 0.477 Sedang
antara besaran dampak dan probabilitas kejadian 33 D1B 0.322 0.223 0.473 Sedang
risiko. Kategori risiko merupakan cara untuk 0.299 0.248 0.473 Sedang
34 C2J
menentukan kategori risiko kedalam kelompok- 0.338 0.195 0.467 Sedang
35 D1A
kelompok berdasarkan tingkat risikonya. Untuk 0.288 0.246 0.463 Sedang
36 D1G
menentukan kategori variabel risiko tersebut 0.327 0.199 0.461 Sedang
37 D1I
adalah menggunakan tabel dibawah ini. 0.292 0.238 0.460 Sedang
38 B1A
0.301 0.224 0.458 Sedang
39 D1D
0.299 0.226 0.457 Sedang
Tabel 7. Kategorisasi Risiko 40 D3F
42
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
Tabel 9. Presentase Kenaikan Biaya Akibat Adanya Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat
Risiko Pada Tahap Prakonstruksi dimodelkan estimasi biaya kontingensi berbasis
No
Komponen Probabilitas Besaran
% risiko pada proyek normalisasi sungai didaerah
Risiko (L) Dampak (I) perkotaan, seperti gambar dibawah ini:
Tahap Prakonstruksi
1 Perijinan 0.233 0.335 7.82%
2 Studi 0.243 0.440 10.71%
3 Disain 0.272 0.279 7.58%
Pembebasan
4
Lahan 0.416 0.437 18.19%
7.58
43
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
tenaga ahli dan pengamatan dilapangan. Hasil dengan mengalikan antara nilai bobot elemen
yang ditemukan adalah ditemukan 60 risiko yang didapatkan pada langkah 3 dengan
yang di kategorikan pada masing-masing jumlah nilai responden pada masing-masing
tahap baik pada tahap prakonstruksi maupun faktor risiko sehingga akan ditemukan nilai
tahap konstruksi. rata-rata probabilitas masing – masing risiko.
3. Perhitungan Bobot Pair Wise Comparasion; 6. Tingkat Faktor Risiko & Besaran Dampak;
setelah didapatkan hasil kuisioner yang di isi pada tahap ini hasil pada langkah 5 yaitu nilai
oleh 77 orang responden, selanjutnya rata-rata probabilitas frekuensi dikalikan
dilakukan pengolahan data kuisioner dengan dengan nilai rata-rata probabilitas dampak
menggunakan metode Analytic Hierarchy sehingga didapatkan hasil yaitu nilai faktor
Process (AHP) dan akan didapatkan matriks risiko dan kategori risiko tinggi, sedang dan
berpasangan dan perhitungan bobot elemen rendah (seperti pada tabel 8)
yang akan digunakan untuk menentukan nilai 7. Estimasi Biaya Kontingensi; setelah
rata-rata probabilitas. didapatkan hasil nilai probabilitas frekuensi
4. Risiko dominan; sementara itu juga dapat dan dampak maka dapat dilakukan estimasi
dilakukan analisis deskriptif dengan melihat kenaikan biaya kontingensi berdasarkan risiko
nilai mean dari hasil pengolahan kuisioner dengan menggunakan persamaan %BC=L x I.
sehingga diperoleh faktor-faktor dominan apa Hasil dari persamaan tersebut. dikalikan
saja yang sering terjadi dan berdampak pada dengan besaran biaya per komponen
biaya kontingensi proyek. Pada proyek ini berdasarkan data rencana anggaran proyek
risiko yang dominan adalah proses yang ada maka akan didapatkan berapa persen
pembebasan lahan yang berlarut-larut, biaya kontingensi tiap komponen pekerjaan
rendahnya pengawasan K3 dan perubahan berdasarkan risiko (seperti pada tabel 11.
disain dan lingkup pekerjaan. dibawah ini).
5. Estimasi probabilitas risiko; perhitungan
probabilitas risiko pada proyek ini dilakukan
Tabel 11. Hasil Penerapan Model Estimasi Biaya Kontingensi Berbasis Risiko Pada Proyek River Improvement
of Lower Reaches of Tondano River Segment II (Package 6-A)
Tahap Konstruksi
1 Pembiayaan 150,000,000.00 0.191 0.404 11,574,306.02 0.518 Sedang
Pembangun 54,216,574,127.
2
an 00 0.225 0.346 4,215,986,963.22 0.493 Sedang
3 Peralatan 992,800,000.00 0.238 0.284 66,957,197.62 0.454 Sedang
Force
4 350,000,000.00
Majeur 0.208 0.412 30,038,601.28 0.535 Sedang
55,709,374,127.
Sub Total 00 4,324,557,068.14 0.500 Sedang
Total Kenaikan Biaya Akibat Adanya Risiko 7.76%
44
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahar, J. F., Crandall, K.C., 1990. Systematic Risk Management Approach for Construction
Projects. Journal of Construction Engineering and Management. 116 (3): 533-546.
Baccarini, David., 2005a. Estimating Project Cost Contingency – Beyond the 10% Syndrome. Curtin
University of Technology.
Baccarini, David., 2005b. Understanding Project Cost Contingency – A Survey. Curtin University of
Technology.
Dipohusodo, Istimawan., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi – Jilid 2. Kanisius. Yogyakarta.
Gray, Clifford F., Larson, Erik W., 2007. Manajemen Proyek – Proses Manajerial. Andi, Yogyakarta.
45
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (35-46), ISSN: 2087-9334
Kangari, R., 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construction, Journal of
Construction Engineering and Management. 121 (4):422-429.
Mak, S., Picken, D., 2000. Using Risk Analysis to Determine Construction Project Contingencies.
Journal of Construction Engineering and Management. 126: 130-136
Partawijaya, Y., 2001. Analisis Variabel Ketidakpastian pada Estimasi Harga fs Satuan Pekerjaan
Proyek Konstruksi, ITB. Bandung
Puslitbang PU, 2005. Pedoman Analisis Resiko Investasi Jalan Tol (Pd T-01-2005-B). Jakarta.
Smith, R. G., Bohn, C. M., 1999. Small to Medium Contractor Contingency and Assumtion of Risk.
Journal of Construction Engineering and Management. ASCE. 125.
Sujarweni, V. W., 2014. Metode Penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah dipahami., Pustaka Baru
Press, Yogyakarta.
46