Anda di halaman 1dari 10

ANALISA RISIKO FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA PROYEK

PEMBANGUNAN JALAN
(STUDI KASUS : PROYEK PRESERVASI JALAN PROVINSI SULAWESI BARAT)

Grace Rongko Latanna


Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km 6 Bontomarannu, 92172 Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
E-mail : gracelatanna@gmail.com

Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D. HSE Cert Dr. M. Asad Abdurrahman, S.T., M.Eng.P.M.

Pembimbing 1 Pembimbing 2
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jalan Poros Malino Km 6 Bontomarannu Jalan Poros Malino Km 6 Bontomarannu

ABSTRAK

Project delay atau keterlambatan waktu proyek merupakan suatu peristiwa yang selalu
terjadi pada setiap proyek konstruksi. Project delay akan berakibat pada
pembengkakan biaya dimana yang akan mengurangi keuntungan yang telah
ditargetkan oleh perusahaan yang menangani proyek tersebut. Oleh sebab itu
diperlukan kajian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
keterlambatan proyek dengan memilih tingkat koreksi yang perlu dilakukan dengan
mengambil keputusan berdasarkan identifikasi dari berbagai faktor keterlambatan.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko, mengetahui besar
tingkat risiko, dan mengetahui tindakan preventif terhadap faktor risiko dominan pada
proyek pembangunan Jalan Paket Pekerjaan Konstruksi Preservasi Jalan Bts. Kab.
Mamuju-Tameroddo-Bts. Kota Majene . Adapun metode analisis yang digunakan yaitu
dengan Metode AHP dan Metode Analisa Risk Level. Faktor dominan penyebab
keterlambatan terdapat pada kategori Sumber Daya Manusia, dengan instrument
Kurangnya Tenaga Kerja (Tingkat risiko tinggi), Keahlian Tenaga Kerja (Tingkat
risiko sedang), Kedisiplinan Tenaga Kerja (Tingkat risiko sedang), dan Kurangnya
Motivasi Tenaga Kerja (Tingkat risiko sedang).

Kata Kunci : Risiko, Project Delay, Tingkat Risiko


RISK ANALYSIS OF FACTORS CAUSING "PROJECT DELAY"
ON ROAD CONSTRUCTION PROJECTS
(CASE STUDY: ROAD PRESERVATION PROJECT IN WEST SULAWESI
PROVINCE)

Grace Rongko’ Latanna


Bachelor Degree of Student Civil Engineering Study Program Departement of Civil
Engineering Faculty of Engineerig Hasanddin University
Poros Malino Street Km 6 Bontomarannu, 92172 Gowa, South Sulawesi-
Indonesia
E-mail : gracelatanna@gmail.com

Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D. HSE Cert Dr. M. Asad Abdurrahman, S.T., M.Eng.P.M.

Supervisor 1 Supervisor 2
Faculty of Engineering Hasanuddin University Faculty of Engineering Hasanuddin University
Poros Malino Street Km 6, Bontomarannu Poros Malino Street Km 6, Bontomarannu

ABSTRACT

Project delay is a circumstance that always occurs on every construction project.


Project delay will cause excess costs which will reduce the profits targeted by the
company handling the project. Therefore, a study is needed to identify the factors that
influence project delays by choosing the needed level of correction in making decisions
based on the identification of various delay factors. This final project aims to identify
risk factors, to determine the level of risk, and to find out preventive actions against the
dominant risk factors in the road construction preservation project of Bts Package. Kab.
Mamuju-Tameroddo-Bts. Majene City Road. The analytical method used is the AHP
Method and the Risk Level Analysis Method. The dominant factors that cause the delay
are the category of Human Resources, with instruments of Lack of Labor (High risk
level), Expertise in Labor (Medium risk level), Discipline of Labor (Medium risk
level), and Lack of Motivation for Workers (Medium risk level).

Keywords: Risk, Project Delay, Risk Level


I. PENDAHULUAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN
1.1. Latar Belakang JALAN”
Dalam rangka meningkatkan 1.2 Tujuan Penelitian
produktivitas rakyat dan daya saing di Tujuan dari penelitian ini adalah :
pasar internasional, dicapai salah 1. Mengidentifikasi faktor risiko
satunya dengan membangun yang menyebabkan terjadinya
konektivitas nasional untuk mencapai project delay proyek pada proyek
keseimbangan. Dukungan Kementrian pembangunan jalan
Pekerjaan Umum dan Perumahan 2. Mengetahui besar tingkat risiko
Rakyat akan dicapai melalui, sasaran yang menyebabkan terjadinya
strategis : (1). Meningkatnya dukungan project delay proyek pada proyek
konektivitas bagi penguatan daya saing, pembangunan jalan
dan (2). Meningkatnya kemantapan 3. Mengetahui tindakan preventif
jalan nasional. Sasaran strategis terhadap faktor risiko dominan
tersebut akan dicapai melalui strategi agar dampak risiko dapat
Preservasi Jalan Nasional sepanjang diminimalisir
47.017 Km. Pekerjaan Preservasi Bts. 1.3 Batasan Masalah
Kab. Mamuju – Tameroddo – Bts. Kota Permasalahan mengenai project
Majene merupakan tindakan pro-aktif delay sangatlah luas, sehingga perlu
untuk mempertahankan fungsi jalan membatasi masalah penelitian ini agar
yang mampu memberikan jaminan dapat terarah sehingga penelitian ini
terhadap umur jalan. Dalam masa fokus pada hal-hal berikut :
konstruksi, perusahaan akan berusaha 1. Untuk studi kasus dipilih proyek
meminimalkan keterlambatan. Project pembangunan Jalan Paket
delay merupakan suatu peristiwa yang Pekerjaan Konstruksi Preservasi
selalu terjadi pada setiap proyek Jalan Bts. Kab. Mamuju-
konstruksi. Tameroddo-Bts. Kota Majene
Identifikasi faktor risiko 2. Faktor risiko yang diidentifikasi
keterlambatan waktu proyek adalah keterlambatan waktu
merupakan suatu yang perlu dilakukan proyek pada pembangunan Jalan
dan tidak dapat diabaikan dalam Paket Pekerjaan Konstruksi
penyelenggaraan kegiatan konstruksi, Preservasi Jalan Bts. Kab.
yang berorientasi pada suksesnya Mamuju-Tameroddo-Bts. Kota
pelaksaan proyek. Dalam suatu Majene
penyelenggaraan kegiatan konstruksi, 3. Menentukan tingkat risiko dan
identifikasi faktor risiko penyebab respon untuk faktor risiko dominan
project delay dianggap perlu untuk pada pembangunan Jalan Paket
meninjau waktu penyelesaian proyek Pekerjaan Konstruksi Preservasi
agar tidak berdampak bagi proyek. Jalan Bts. Kab. Mamuju-
Berdasarkan uraian masalah di Tameroddo-Bts. Kota Majene
atas, maka penulis mengangkat sebuah 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tugas Akhir dengan judul : Kerzner (1995) mengatakan
”ANALISA RISIKO FAKTOR bahwa, manajemen risiko berarti
PENYEBAB PROJECT DELAY mengidentifikasi dan mengukur serta
mengembangkan, memilih dan
mengelola pilihan-pilihan untuk pekerjaan sesuai dengan kesatuan
menangani risiko tersebut aktivitas yang mudah ditangani secara
Menurut Imam Soeharto bersamaan. Tujuan memecah lingkup
(1997), identifikasi risiko merupakan aktivitas dan menyusun urutannya
suatu proses pengkajian risiko dan antara lain untuk meningkatkan akurasi
ketidakpastian yang dilakukan secara kurun waktu penyelesaian proyek
sisteatis dan terus menerus. Dalam (Clough dan Scars, 1991).
pelaksanaan kegiatan sebuah proyek, 3. METODOLOGI PENELITIAN
akan bermunculan banyak risiko. Cara 3.1 Bagan Alir
untuk menghindarinya adalah dengan Mulai
melakukan identifkasi risiko yang
paling krisis yang dapat mengganggu
Identifikasi
proyek tersebut kemudian dilakukan
pengendalian terhadap risiko tersebut.
Studi Literatur
Setelah dilakukan identifikasi risiko,
maka langkah selanjutnya adalah
Pengumpulan Data
pengukuran risiko dengan cara melihat
seberapa besar severity (kerusakan)
yang diakibatkan oleh risiko tersebut
dan probabilitas terjadinya risiko Data Data
tersebut. Hasil dari analisa risiko Primer : Sekunde
kualitatif dapat dianalisa lebih lanjut  Hasil r:
dengan analisa risiko kuantitatif atau
langsung dilakukan rencana tindakan Uji Validitas dan Reabilitas

penanganan risiko (PMBOK).


Manajemen waktu adalah Analisa Data :
proses merencanakan, menyusun dan Metode Analytic
Hierarchy Process
mengendalikan jadwal kegiatan Metode Analisa Risk Level
Analisa Risiko Metode
proyek. Manajemen waktu termasuk ke SNI
dalam proses yang akan diperlukan
untuk memastikan waktu penyelesaian
Kesimpulan dan Saran
suatu proyek. Sistem manajemen waktu
berpusat pada berjalan atau tidaknya
perencanaan dan penjadwalan proyek. Selesai
Dimana dalam perencanaan dan 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
penjadwalan tersebut telah disediakan Penelitian ini dilaksanakan di
pedoman yang spesifik untuk proyek pembangunan Jalan Paket
menyelesaikan aktivitas proyek dengan Pekerjaan Konstruksi Preservasi Jalan
lebih cepat dan efisien (Clough dan Bts. Kab. Mamuju-Tameroddo-Bts.
Scars, 1991). Kota Majene pada bulan April 2019.
Penjadwalan proyek adalah daftar 3.3 Variabel Penelitian
urutan waktu operasional proyek yang Variable dalam penelitian ini
berguna sebagai pokok garis pedoman diperoleh dari penelitian yang pernah
pada saat proyek dilaksanakan. Pada dilakuakn yaitu penelitian Sugiharto
tahap ini harus dibuat suatu daftar
Alwi dan Keith Hampson dengan judul dan Pengawas. Sementara yang
Delay Cause Project Variable. berpenddidkan S2 memiliki jabatan
1. Sumber Daya Manusia Pejabat Pembuat Komitmen, dan yang
2. Bahan (Material) berpendidikan D3 memiliki jabatan
3. Manajemen Proyek sebagai Surveyor dan Pengawas.
4. Keuangan b. Berdasarkan Pengalaman
5. Desain dan Dokumentasi Responden
6. Karakteristik Tempat
7. Faktor Eksternal Pengalaman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden
4.1 Profil Umum Responden
0-5
Penyebaran kuisioner dilakukan Tahun
36% 36%
pada proyek yang pembangunan jalan
6-10
di Sulawesi Barat dengan wawancara Tahun
langsung. Proyek yang menjadi sebaran
28% >10
kuisioner yakni, Paket Pekerjaan Tahun
Konstruksi Preservasi Jalan Bts. Kab.
Mamuju-Tameroddo-Bts. Kota Majene Gambar 4.2 Pengalaman Kerja
Responden
dengan jumlah 14 responden. Dari
Berdasarkan nilai persentase di
penyebaran kuisioner, 14 kuisioner
atas, ratio tertinggi sebesar 36% pada
valid dan lengkap untuk digunakan
pengalaman kerja responden selama 1-
sebagai input data penelitian.
5 tahun yang masih tergolong baru
4.1.1. Karakteristik Responden
dalam sebuah proyek konstruksi.
a. Berdasarkan Pendidikan
Responden dengan pengalaman kerja
Terakhir Responden
selama diatas 10 tahun juga memiliki
Pendidikan ratio yang sama yaitu 36% yang sudah
sangat berpengalaman dalam proyek
Terakhir
konstruksi dan selanjutnya responden
Responden yang memiliki pengalaman kerja 6-10
7% 13% tahun sebesar 28% yang tergolong
D3
S1
sudah berpengalaman dalam proyek
80%
konstruksi.
S2
4.2 Uji Instrumen Penelitian
Gambar 4.1. Pendidikan Terakhir 4.2.1 Uji Validitas
Responden
Untuk uji validitas, pengujian
Jika dikaitkan dengan jabatan menggunakan taraf signifikansi 0.05.
responden, yang berpendidikan S1 Kriteria pengujian adalah sebagai
memiliki jabatan General berikut (Dr. Riduwan, M.B.A, 2004):
Superintendent, Pelaksana Pekerjaan Berdasarkan uji validitas diatas,
Jembatan, Manajer Kendali Mutu, mengacu pada ketentuan r table dan r
Pelaksana Pemeliharaan Jalan, hitung, dimana r table harus lebih besar
Pelaksana Pekerjaan Jembatan, Site dari r hitung maka dari table diatas,
Engineer, Quality Engineer, Inspector, terdapat 3 instrumen dari 30 instrumen
Asisten Teknik, dan Asisten Pelaksana yang dinyatakan tidak valid, yakni X6,
dan X7, yaitu bahan/material meliputi superintendent, manajer kendali mutu,
ketersediaan bahan dan kualitas bahan site engineer, dan pejabat pembuat
yang tidak sesuai. Selain itu instrumen komitmen
lain yang tidak valid yakni X12, yaitu Sesuai dengan teori AHP yang
manajemen proyek meliputi dikembangkan Saaty, penggunaan
pengalaman manajer lapangan. AHP harus didahului dengan penetuan
Adanya ketidakvalidan data tujuan/goal. Tujuan penelitian ini
pada variabel-variabel diatas membuat adalah menentukan faktor risiko
variabel tersebut tidak dapat digunakan penyebab project delay.
untuk Analisa lebih lanjut. Tingkat teratas pada hirarki
4.2.2. Uji Reabilitas disebut tujuan (goal), tujuan (goal)
Uji reabilitas digunakan dengan adalah faktor risiko penyebab project
tujuan untuk mengetahui sifat dari alat delay. Setelah tujuan terdapat kriteria-
ukur yang digunakan dalam arti apakah kriteria yang dapat menunjang tujuan
alat ukur tersebut akurat, stabil, dan tersebut.
konsisten. Instrumen yang digunakan Bobot yang dihasilkan dari
dalam penelitian ini dikatakan reliable perhitungan dengan menggunakan
apabila memiliki cronbach’s alpha software Expert Choice dinyatakan
lebih dari 0,6. pada bagian yang diberi tanda kurung
Tabel 4.1 Reability Statistic yakni dengan symbol (L) yang berarti
Reliability Statistics bobot local terhadap bobot di atasnya.
Cronbach's N of Items
Alpha

.966 27

Sumber : Data Olahan SPSS


Berdasarkan tabel 4.1
ditunjukkan bahwa nilai Alpha
Cronbach menujukkan nilai yang lebih
besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan Gambar 4.3 Hirarki Keputusan berserta Hasil
bahwa reliabilitas kuisioner untuk Perhitungan Bobotnya
masing-masing instrumen dapat 4.3.1.1 Analisa Pembobotan Sintesis
diandalkan atau dapat dipercaya. Setelah pembobotan alterntif
4.3 Analisa Data dilakukan, selanjutnya perolehan hasil
secara keseluruhan dalam hirarki untuk
4.3.1. Analisa metode AHP dengan mengetahui masing-masing peringkat
menggunakan software Expert terhadap tujuan/goal.
Choice
Dari 14 responden, dipilih 4
rensponden yang merupakan
pengambil keputusan dan
berpengalaman dibidangnya. 4 orang
yang dipilih sebagai pakar adalah Gambar 4.8 Hasil Kombinasi Pembobotan
dengan posisi sebagai general Sintesis terhadap Tujuan
Hasil dari kombinasi Perhitungan untuk nilai lokal
pembobotan secara sintesis, dapat dampak dapat dilihat pada tabel :
dilihat bobot Sumber Daya Manusia Tabel 4.3 Nilai Lokal Dampak
sebesar 0,261 atau 26,1%,
Bahan/Material sebesar 0,164 atau
16,4%, Desain 0,157 atau 15,7%,
Manajemen Proyek sebesar 0,155 atau
15,5%, Karakteristik Tempat sebesar
0,110 atau 11%, Keuangan sebesar
0,089 atau 8,9% dan bobot terkecil
adalah Faktor Eksternal sebesar 0,064
atau 6,4%. Dengan rasio inkonsistensi
sebesar 0,00 menunjukkan bahwa
perbandingan antara subkriteria adalah
konsisten.

4.3.2. Perhitungan Rata-Rata Nilai


Frekuensi dan Dampak
Menghitung rata-rata nilai lokal
frekuensi dan dampak dengan cara
memasukkan bobot elemen masing-
masing sesuai hasil perhitungan bobot 4.3.3. Penentuan Tingkat Risiko
elemen sebelumnya. Perhitungan nilai Dari perhitungan rata-rata nilai
lokal frekuensi dapat dilihat pada tabel frekuensi dan dampak, selanjutnya
berikut : dapat ditentukan tingkat risikonya
Tabel 4.2 Nilai Lokal Frekuensi dengan persamaan faktor risiko (SNI
Risiko 2004) dihitung dengan cara
berikut :

FR = L + I – (L x I)
Dimana:
FR = Skala risiko dengan skala 0-1
L = Frekuensi kejadian risiko
I = Besaran (dampak) risiko
Dari perhitungan nilai faktor
risiko diatas, maka dapat ditentukan
tingkat risiko berdasarkan matriks
kategori risiko sebagai berikut :

Sumber : Data Olahan


Tabel 4.4 Kategori Risiko Berdasarkan hasil kombinasi
pembobotan sintesis, dengan
Nilai Kategori Langkah Penanganan menggunakan software Expert Choice
FR diketahui presentasi bobot terbesar
>0.7 Risiko Harus dilakukan faktor risiko penyebab project delay
Tinggi penurunan risiko ke adalah Sumber Daya Manusia yaitu
tingkat yang lebih sebesar 26,1%. Selanjutnya faktor yang
rendah dianggap cukup memengaruhi project
0.4 – Risiko Langkah perbaikan delay memiliki presentasi bobot yang
0,7 Sedang dibutuhkan dalam saling berdekatan yaitu Bahan/Material
jangka waktu tertentu sebesar 16,4%, Desain 15,7% dan
<0.4 Risiko Langkah perbaikan Manajemen Proyek 15,5%. Dan faktor
Rendah bila mana yang dianggap kurang signifikan
memungkinkan terhadap project delay memiliki bobot
Sumber : Risk Management Guidelines (1993)
yang juga berdekatan diantaranya
Berikut adalah tabel peringkat Karakteristik Tempat sebesar 11%,
risiko serta kategori risiko berdasarkan Keuangan sebesar 8,9% dan Faktor
nilai faktor risikonya :
Tabel 4.5 Peringkat dan Kategori Risiko
Eksternal sebesar 6,4%. Berdasarkan
hasil penentuan peringkat dan kategori
risiko diketahui 1 instrumen dengan
kategori risiko tinggi, 16 instrumen
kategori risiko sedang, dan 10
instrumen kategori risiko rendah.
Dari kedua langkah penentuan
faktor risiko, didapatkan hasil serupa,
dimana faktor yang mendominasi
terjadinya project delay pada Paket
Pekerjaan Konstruksi Preservasi Jalan
Bts. Kab. Mamuju-Tameroddo-Bts.
Kota Majene adalah Sumber Daya
Manusia.
Pada kategori sumber daya
manusia terdapat 4 variabel, yaitu
kurangnya tenaga kerja, keahlian
tenaga kerja, kedisiplinan tenaga kerja
dan kurangnya motivasi tenaga kerja.
1. Kurangnya tenaga kerja
menyebabkan proyek menjadi
terlambat dikarenakan banyaknya
jumlah tahapan pekerjaan, tetapi
tidak terpenuhinya jumlah tenaga
kerja
2. Kurangnya keahlian tenaga kerja
4.4 Pembahasan dapat mengakibatkan produktivitas
tenaga kerja yang dihasilkan rendah
sehingga butuh waktu lama dalam 3. Tindakan preventif terhadap faktor
menyelesaikan proyek. risiko penyebab project delay pada
3. Tidak dispilinnya tenaga kerja dapat pada proyek pembangunan jalan
memengaruhi durasi proyek secara Paket Pekerjaan Konstruksi
keseluruhan dan mengganggu Preservasi Jalan Bts. Kab. Mamuju-
urutan perkerjaan, sehingga Tameroddo-Bts. Kota Majene, agar
menghambat laju pekerjaan dampak risiko dapat diinimalisir,
4. Kurangnya motivasi tenaga kerja, yaitu:
menyebabkan saat bekerja menjadi a. Kurannya tenaga kerja
tidak produktif, yang Tindakan yang dilakukan agar
mengakibatkan tidak tercapai dan dampak risiko dapat diminimalisir
terwujudnya tujuan yang telah adalah dengan melakukan revisi
ditentukan. terhadap kebutuhan tenaga kerja pada
5. KESIMPULAN DAN SARAN setiap tahapan pekerjaan dan
5.1 Kesimpulan melakukan penambahan tenaga kerja
1. Terdapat 7 kriteria utama yang sesuai dengan kebutuhan dari tahapan
diidentifiksi pada proyek pekerjaan yang ada.
pembangunan jalan Paket Pekerjaan b. Keahlian tenaga kerja
Konstruksi Preservasi Jalan Bts. Untuk meminimalisir dampak
Kab. Mamuju-Tameroddo-Bts. Kota tersebut, dapat dilakukan pelatihan
Majene sebagai penyebab project secara rutin untuk tenaga kerja, dan
delay, setelah dilakukan analisa, dapat pula tenaga kerja yang ahli dan
didapatkan bahwa kriteria Sumber berpengalaman membagi ilmu kepada
Daya Manusia berada diperingkat 1, tenaga kerja lainnya agar keahlian
Bahan Material diperingkat 2, pekerja meningkat dan produktivitas
Desain diperingkat 3. bertambah.
2. Berdasarkan hasil Analisa Penetuan c. Kedisiplinan tenaga kerja
Tingkat Risiko diketahui faktor yang Tidak dispilinnya tenaga kerja
menyebabkan project delay pada memengaruhi durasi proyek secara
proyek pembangunan jalan Paket keseluruhan dan mengganggu urutan
Pekerjaan Konstruksi Preservasi perkerjaan, sehingga menghambat laju
Jalan Bts. Kab. Mamuju pekerjaan. Dapat dilakukan
Tameroddo-Bts Kota Majene, yaitu; pemantauan/pengawasan secara aktif
a. Kurangnya Tenaga Kerja, berada terhadap tenaga kerja, agar tidak
diperingkat 1, dengan kategori menghambat laju pekerjaan
risiko tinggi. d. Kurangnya motivasi tenaga kerja
b. Keahlian Tenaga Kerja, berada Upaya yang mungkin dilakukan
diperingkat 2, dengan kategori adalah dalam usaha memotivasi tenaga
risiko sedang kerja adalah memberi insentif finansial,
c. Kedisiplinan Tenaga Kerja, memperbaiki manajemen dalam proyek
berada diperingkat 3, dengan konstruksi, memperbaiki pengarahan
kategori risiko sedang kerja kepada tenaga kerja dan
d. Kurangnya Motivasi Tenaga memperbaiki arus komunikasi antara
Kerja, berada diperingkat 4, atasan dan tenaga kerja, ataupun
dengan kategori risiko sedang sesama pekerja.
5.2 Saran Construction Projects. Saudia
Dari kesimpulan yang Arabia.
diperoleh, maka saran yang dapat Saaty, 1993. Pengambilan Keputusan
diberikan dari hasil penelitian ini Bagi Para Pemimpin: Proses
adalah sebagai berikut : Hirarki Analitik untuk
1. Perlu dikembangkannya variabel Pengambilan Keputusan dalam
penelitian pada kondisi khusus, Situasi yang Kompleks. Jakarta:
dikarenakan jam kerja untuk Pustaka Binaman Pressindo.
pembangunan proyek jalan biasa Soeharto, Imam. 1999. Manajemen
dimulai pada malam hari. Proyek: Dari Konseptual
2. Melakukan penelitian serupa pada Sampai Operasional. Edisi 2,
jenis proyek lain, seperti gedung, Cetakan 1 Jakarta: Erlanga.
dan infrastruktur lainnya.
3. Melakukan penelitian serupa dengan
mengidentifikasi faktor risiko
dominan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Sugiharto, Keith Hampson. 2003.
Identifying The Important
Causes Of Delay In Building
Construction Projects. East
Asia Pasific Conference in Bali.
Alwi, S. 2002. Non Value-Adding
Activities In The Indonesian
Construction Industry Variable
And Causes. Brisbane.
Clough, Richard H and Sears, Glenn A.
1991. Construction Project
Management Canada : John
Willey and Sons Inc.
Kezner H, 1995. “Project Management:
A System Approach to
Planning, Scheduling and
Controling”, (USA, VAN
Nostraand Reinhol)
Levis dan Atherley. (1996). Delay
Construction. Langford
Project Management Institute A Guide
to the Project Management
Body Of Knowledge (PMBOK)
United States: PMI, 2000
Sadi A. Assaf, Sadiq Al-Hejji. 2005.
Causes of Delay In Large

Anda mungkin juga menyukai