Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI


(Studi Kasus Pembangunan Jalan Tol Demak-Semarang)

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dosen Pengampu : Drs. Herry Koesyanto, M.S

oleh:

Ardini Mei Farisky


NIM. 6411417062

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia masih sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur jalan tol

yang berfungsi untuk mengurangi ketidakefisiensinan yang disebabkan oleh

kemacetan pada ruas jalan utama serta untuk meningkatkan pendistribusian barang

dan jasa pada wilayah-wilayah yang tingkat perkembangannya sudah tinggi dan

membantu wilayah tersebut menjadi wilayah sentra perekonomian. Pembangunan

jalan tol di Indonesia sejauh ini berjalan dengan sangat lambat. Hal ini tentu saja

relatif rendah apabila dibandingkan dengan luas daratan di Indonesia. Berdasarkan

data yang dikeluarkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), pembangunan

infrastruktur jalan tol yang sudah beroperasi dari tahun 2000-2005 baru mencapai

26,57 km atau rata-rata pertumbuhannya 5,31 km per tahun; sementara yang sudah

beroperasi dari tahun 2005-2007 sepanjang 55,69 km atau 27,85 km per tahun, atau

lahan yang sudah dibebaskan sekitar 55-80 Ha per tahun (Badan Pengatur Jalan Tol,

2007).

Proyek Pembangunan Jalan Tol Demak-Semarang sepanjang 23,99 km yang

menghubungkan wilayah Semarang ke arah Demak yang akan dilaksanakan pada

akhir januari 2020 dan direncanakan akan selesai pada akhir tahun 2021.

Pembangunan Jalan Tol Demak-Semarang juga berfungsi sebagai tanggul laut di

1
pantai utara Kota Semarang untuk mencegah banjir rob yang kerap menggenangi di

wilayah Genuk, Kaligawe dan sekitarnya.

2
2

Fungsi pembangunan jalan tol dapat dijadikan sebagai alternatif bagi para

masyarakat yang melakukan perjalanan untuk menghemat waktu tempuh serta

menikmati tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan

jalan utama atau jalan non tol. Keadaan ini tentu saja merupakan kompensasi dari

keharusan membayar biaya tol (Zuna, Hadiwaryono, & Rahadian, 2015 dalam

Santoso, 2017).

Risiko konstruksi pembangunan infrastruktur jalan tol secara umum suatu

merupakan peristiwa yang dapat mempengaruhi tujuan proyek, biaya, waktu dan

kualitas (Norke et al., 2012). Pada setiap tahapan proyek pembangunan jalan tol tidak

terlepas dari berbagai risiko dan ketidakpastian, hal ini tentu mempengaruhi baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Proyek pembangunan jalan tol juga tidak pernah

lepas dari berbagai masalah baik teknis maupun masalah non teknis. Masalah ini

disebabkan berbagai macam faktor yang dikenal sebagai risiko proyek konstruksi.

Risiko-risiko tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja proyek dan mengakibatkan

kerugian baik dari sektor biaya, mutu, dan waktu, hal tersebut dapat menentukan

keberhasilan sebuah proyek (Kangari, 1995 dalam (Norke et al., 2012)).

Kegagalan atau kerugian yang disebabkan oleh risiko dari proyek

pembangunan dapat dihindari dengan menerapkan manajemen K3 sesuai dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen

K3. PMBOK Guide 5th Edition manajemen risiko merupakan suatu proses

perencanaan, pengidentifikasian, penganalisisan, perencanaan penanganan dan

pengendalian terhadap risiko yang terdapat di suatu proyek (Fanhar, 2017). Analisis
3

risiko merupakan suatu metode analisis meliputi faktor penilaian, karakterisasi,

komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut.

Penerapan manajemen risiko yang efektif bukan berarti yang dapat menghapus semua

risiko, yang tampaknya akan menjadi pilihan termurah. Dilihat dari sudut pandang

ekonomi, pilihan ini tidak memiliki keuntungan nyata (Szymański, 2017). Tujuan

melakukan analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari kegagalan

dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila pembangunan yang

dilakukan ternyata tidak sesuai dengan rencana.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dilakukan perumusan

masalah pada studi kasus pembangunan tol yaitu:

1. Risiko apa saja yang dapat terjadi dalam proyek pembangunan jalan tol

Demak-Semarang?

2. Bagaimana tingkat peluang dan dampak dari terjadinya risiko pada kasus

pembangunan jalan tol Demak-Semarang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi dalam proyek pembangunan jalan

tol Demak-Semarang

2. Untuk mengetahui tingkat peluang dan dampak dari terjadinya risiko pada

kasus pembangunan jalan tol Demak-Semarang

1.4. Manfaat Penelitian


4

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Menjadi rekomendasi awal dalam memanajemen risiko yang mungkin muncul

dalam proyek pembangunan infrastruktur jalan tol.

2. Menjadi rekomendasi awal dalam memanajemen risiko yang mungkin terjadi

yang dapat menyebabkan gagalnya proyek pembangunan infrastruktur jalan

tol.

3. Dapat menambah pengetahuan dalam hal manajemen risiko dalam proyek

pembangunan infrastruktur jalan tol bagi penulis khususnya.

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian


Peneliti Judul Penelitian Metode Variabel Hasil
Penelitian Penelitian
Nur Cahyo Analisis Deskriptif Variable Hasil penelitian
Budi Manajemen Kualitatif bebas: menunjukkan
Santoso Risiko Pada manajemen bahwa 22 risiko
Proyek risiko ( 78,59 % ) dari 28
Pembangunan Variable risiko yang
Jalan Tol terikat: teridentifikasi pada
(Studi Kasus proyek pelaksanaan
Proyek pembangunan proyek
Pembangunan jalan tol pembangunan
Jalan Tol Solo-Ngawi jalan tol Ngawi
Solo-Ngawi Kertosono Paket 3
Kertosono Ruas masuk dalam
Ngawi-Kertosono kategori risiko
Paket 3) dominan yang
berpotensi
menghambat
pekerjaan baik dari
waktu, mutu
maupun biaya
Maulyda Analisis Risiko Teknik Variable Risiko kendala
Nur Annisa Pembangunan purpose bebas: pada pembebasan
5

Fanhar Konstruksi Jalan sampling Analisis lahan merupakan


Tol Risiko risiko yang paling
Tahap Konstruksi Pembanguna ekstrim yang
Menggunakan n Konstruksi menghambat
Metode Soft Jalan Tol kelancaran pada
System proyek Jalan Tol
Methodology Trans Sumatera
(Ssm) Bakauheni-
Studi Kasus : Terbanggi Besar
Jalan Tol Trans
Sumatera Seksi 2
Sidomulyo-
Kotabaru (Sta.
39+400 - Sta.
80+000)

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan jalan tol Semarang-

Demak

1.6.2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada Bulan September 2020

1.6.3. Ruang Lingkup Keilmuwan

Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya

dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) manajemen risiko.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung

risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas

dan batasan biaya dari proyek. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan

yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek serta jelas waktu

awal dan akhir kegiatannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses

yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan.

Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-

pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Ervianto( 2002), proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik

yang dapat dipandang secara tiga demensi yaitu :

1. Bersifat unik : tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada

proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara

dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

2. Dibutuhkan sumber daya : setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya

yaitu tenaga kerja, uang, peralatan, metode dan material.

3. Organisasi : setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di dalamnya terlibat

sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi. Langkah awal yang harus

dilakukan adalah menyatukan fisi menjadi satu tujuan yang ditetapkan organisasi.

6
7

Dalam proses mencapai tujuan proyek telah ditentukan tiga batasan/kendala (triple

constraint) yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, mutu dan jadwal yang

harus dipenuhi.

2.2. Pembangunan Jalan Tol

Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia sangat dibutuhkan karena

dapat mengurangi inefisiensi akibat kemacetan pada ruas utama, serta untuk

meningkatkan proses distribusi barang dan jasa terutama di wilayah yang sudah tinggi

tingkat perkembangannya, serta dapat mengembangkan wilayah tersebut menjadi

sentra perekonomian. Sejauh ini pembangunan jalan tol di Indonesia berjalan sangat

lambat. Jumlah ini tentunya relatif rendah bila dibandingkan dengan luas daratan

Indonesia. Berdasarkan data Industry Update Vol. 13, Juli 2009, hamper keseluruhan

proyek pembangunan jalan tol di Indonesia terlambat dari jadwal yang ditetapkan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), (2007),

pembangunan infrastruktur jalan tol yang sudah beroperasi dari tahun 2000-2005 baru

mencapai 26,57 km atau rata-rata pertumbuhannya 5,31 km per tahun; sementara

yang sudah beroperasi dari tahun 2005-2007 sepanjang 55,69 km atau 27,85 km per

tahun, atau lahan yang sudah dibebaskan sekitar 55-80 Ha per tahun.

Menurut Pedoman Konstruksi dan Bangunan (Pd T-01-2005-B) yang

dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, pengelompokan dan elemen-elemen

risiko jalan tol dibagi menjadi tiga tahap terdiri dari:

Tabel 2.1 Risiko Pembangunan Jalan Tol


No Tahap Risiko
8

Keterangan

1. Pra Konstruksi Perizinan  Proses tender


 Dokumen kontrak
Studi  Data yang digunakan
 Asumsi yang diambil
kelayakan

Disain  Standar
 Misinterpretasi

Pembebasan  Ketersediaan lahan


 Proses ganti rugi
Lahan  Penolakan masyarakat
 Banyak calo tanah

Pembiayaan  Kontinuitas sumber dana


 Bunga masa konstruksi
 Obligasi
 Pengembalian pinjaman

2. Konstruksi Pembangunan  Kondisi lapangan


 Cuaca
 Pasokan material
 Pencurian
 Spesifikasi
 Mogok
 Schedule , Estimasi biaya

konstruksi Inflasi

Peralatan  Impor
 Kinerja

Force majeur  Nasionalisasi


 Revolusi
 Bencana
3. Pasca Konstruksi Operasi dan  Sistem penyelenggaraan operasi
Pemeliharaan dan pemeliharaan
 Cacat konstruksi bangunan yang
9

cacat dan kurang baik


 Estimasi biaya operasi dan
pemeliharaan
 Inflasi biaya operasi dan
pemeliharaan
 Vandalisme
 Tingkat kecelakaan
 Kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat
Penerimaan  Estimasi volume lalulintas
Tol  Tarif awal dan penyesuaian tarif
 Persaingan
 Inefisiensi (korupsi, kolusi, dan
nepotisme)

Kewajiban  Kurs
 Bunga

Force majeur  Bencana


selama  Nasionalisasi
masa  Revolusi
pengoperasian

Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2005

2.3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap risiko

yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.

Kemudian mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang

ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi

risiko yang terjadi. Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan risiko yaitu perencanaan (planning), penilaian (assessment),


10

penanganan (handling) dan pemantauan (monitoring) risiko (Kerzner, 2001 dalam

(Labombang, 2015)).

Proses Manajemen Risiko yaitu proses sistematis untuk merencanakan,

mengidentifikasi, menganalisis, merespon, dan memonitoring risiko proyek.

Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan

mengurangi peluang dan dampak peristiwa negatif. Proses tersebut akan dijelaskan

secara rinci pada tahapan berikut:

1. Analisis Risiko

Pada tahap pertama risiko akan di analisis menggunakan metode analisis kualitatif

di mana dalam metode ini, risiko akan dikategorikan berdasarkan sumbernya

menggunakan metode Risk Breakdown Structure. Mengelompokkan risiko

berdasarkan akar permasalahannya ataupun berdasarkan kategori yang dianggap

penting dapat membantu meningkatkan efektivitas penaggulangan risiko. Setelah

hasil dari kuesioner didapatkan maka tahap selanjutnya adalah menggunakan

metode analisis kuantitatif untuk menyusun tingkat kepentingan risiko

(importance level) untuk mengetahui risiko mana yang paling berpotensi

menghambat proses pelaksanaan pekerjaan.

2. Analisis Penerimaan Risiko

Analisis terhadap penerimaan risiko (Risk Acceptability) ditentukan berdasarkan

nilai risiko yang diperoleh dari hasil perkalian antara kemungkinan (likelihood)

dengan konsekuensi (concequense) risiko.

3. Analisis Respon Risiko


11

Pada tahap ini berdasarkan hasil analisis Risk Breakdown Structure dianalisis lebih

lanjut berdasarkan pendapat para responden untuk mengetahui tindakan apa yang

diambil untuk mengatasi risiko. Keputusan dalam penanganan risiko ini akan

berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi karakteristik personal, apakah orang

tersebut risk taker atau tidak. Respon risiko dilakukan terutama untuk risiko –

risiko yang dominan yang tentunya mempunyai pengaruh yang besar terhadap

penyelesaian suatu pekerjaan.

4. Analisis Kepemilikan Risiko

Kepemilikan risiko merupakan bagian dari pengalokasian risiko terhadap pihak-

pihak yang bertanggungjawab terhadap kejadian atau kegiatan yang berpotensi

menimbulkan risiko serta respon penanganan apabila risiko tersebut terjadi

dikemudian hari (Santoso, 2017).

2.4. Penilaian dan Pengukuran Risiko

Menurut Pastiarsa (2015) penilaian dan pengukuran risiko merupakan proses

penelitian dan pengukuran terhadap peluang kejadian dan dampak yang ditimbulkan

seandainya risiko terjadi. Penilaian dan pengukuran risiko terdiri dari analisa

kualitatif, dan analisa kuantitatif. Berikut ini contoh tabel untuk menentukan peluang

terjadinya risiko:

Table 2.2 Peluang Terjadi Risiko


Peluang Terjadi Risiko Skala Kriteria

Sangat Besar 5 Frekuensi atau


presentase
kejadiannya sangat
tinggi yaitu lebih
12

dari 80%
Besar 4 Frekuensi atau
presentase
kejadiannya tinggi
yaitu >60% sampai
dengan 80%
Sedang 3 Frekuensi atau
presentase
kejadiannya cukup
yaitu 40% sampai
dengan 60%
Kecil 2 Frekuensi atau
presentase kejadiannya
tidak terlalu tinggi yaitu
>20% sampai 40%
Sangat Kecil 1 Frekuensi atau
presentase kejadiannya
tidak signifikan yaitu
sampai dengan 20%
Sumber: Pastiarsa, 2015

Table 2.3 Dampak Terjadi Risiko


Obyekti Dampak
f Risiko
Proyek Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Biaya Kenaikan biaya <5% 5-10% 10-20% >20% kenaikan
tidak signifikan kenaikan kenaikan kenaikan biaya
biaya biaya biaya
Schedule Schedule slip <5% 5-10% 10-20% >20% schedule
schedule
tidak signifikan slip schedule schedule slip slip
slip
Berkurangny
Skop Berkurangnya Skop area Skop area a Item akhir
skop tidak yang yang skop tidak proyek tidak
signifikan dipengaruhi dipengaruh bisa diterima berguna secara
cukup besar cukup besar efektif
Kualitas Penurunan mutu Penurunan Penurunan Penurunan Item akhir
13

tidak signifikan mutu perlu mutu perlu mutu tidak proyek tidak
persetujuan persetujuan bisa diterima bisa dipakai
secara efektif
Sumber: PMBOK–Guide, 2000 Edition,
p.189
Table 2.4 Matriks Risiko
Dampak
Peluang Risiko
terjadi risiko
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Rendah
Sangat Besar Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim

Besar Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sedang Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

Kecil Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


Sangat kecil Rendah Rendah Rendah Tinggo Tinggi

Sumber: Pastiarsa, 2015


Pada peneletian ini, penilaian dan pengukuran bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar tingkatan peluang risiko seandainya terjadi.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alur Pikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disusun skema alur berpikir dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Analisis manajemen
risiko pembangunan Proses Manajemen Melakukan Penilaian
jalan tol Demak- Risiko Risiko
Semarang

Risiko Dapat Dikurangi Melakukan Melakukan Pengukuran


atau Diminimalkan Pengendalian Risiko Risiko

Gambar 3.1 Alur Pikir

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian

yaitu manajemen risiko yang melatarbelakangi identifikasi bahaya pada

proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak, yang meliputi Perencanaan

Manajemen Risiko: Identifikasi Risiko, Analisis Risiko, Perencanaan Respon

Risiko, Monitoring dan Kontrol Risiko.

3.3. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian yaitu antara lain:

14
15

1. Risiko apa saja yang dapat terjadi dalam proyek pembangunan jalan tol Demak-

Semarang?

2. Bagaimana tingkat peluang dan dampak dari terjadinya risiko pada kasus

pembangunan jalan tol Demak-Semarang?

3.4. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan merupakan metode

deskriptif dengan jenis penelitian case study. Tujuan case study adalah

memberikan gambaran secara detail mengenai latar belakang, sifat, serta

karakeristik khas dari suatu kasus kemudian dari sifat khas di atas akan

dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Rancangan penelitian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan,

pengetahuan, dan informasi dari narasumber sebagai upaya untuk menemukan

faktor yang melatarbelakangi dampak/risiko dari pembangunan jalan tol

Semarang-Demak. Penelitian kualitatif ini efektif digunakan untuk

memperoleh informasi yang mendalam.

3.5. Sumber Informasi

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer dan data sekunder yang selanjutnya diolah untuk menjadi informasi

yang dibutuhkan. Adapun data-data tersebut dijelaskan sebagai berikut:

3.5.1. Data Primer


16

Data Primer didapatkan melalui survey opini dengan menggunakan

kuesioner dan wawancara mendalam. Sumber data utama dicatat melalui

perekaman, pengambilan foto dan data dari kuesioner yang diisi.

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung.

Data sekunder didapatkan pada studi kasus proyek seperti, dokumen-dokumen

proyek, dll.

3.6. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data

3.6.1. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan

wawancara mendalam dan pengisian kuesioner. Selain instrument tersebut

digunakan tape recorder, kamera foto, dan alat tulis untuk memudahkan

peneliti untuk merekam dan mencatat informasi yang diperoleh.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini

peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah

mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono bahwa

pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil wawancara mendalam, pengisian

kuesioner. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner.

1. Wawancara
17

Wawancara merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh peneliti

dimana dalam metode ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada

para informan untuk mendapatkan data yang diinginkan yang dimana data

tersebut sangat diperlukan dalam menjawab permasalahan yang ada.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2007).

Secara garis besar, pembagian jenis wawancara diantaranya

dikemukakan oleh Esterberg dalam (Sugiyono, 2009) adalah sebagai berikut:

Wawancara tak berstuktur (Unstructured interview) yaitu wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sudah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara terbuka dan tidak terstruktur. Sebab untuk menggali informasi

yang ada pada subyek dan untuk menghindari bias dengan maksud agar

penelitian ini tetap terfokus pada permasalahan, yang tentu saja disesuaikan

dengan prosedur penelitian.

Dalam proses wawancara peneliti menggunakan alat pengumpulan

data yang berupa alat tulis, hp sebagai alat perekam, blok note, dan pedoman

wawancara yaitu instrumen yang berbentuk pertanyaan yang ditujukan kepada

informan.

2. Kuesioner
18

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,

dapat diberikan secara langsung atau melalui pos atau internet. Jenis angket ada

dua, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah

kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga

responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung (Sugiyono, 2009).

Kuesioner ini ditujukan kepada kontraktor pembangunan jalan tol Semarang-

Demak untuk mengetahui persepsi responden (kontraktor) tentang dampak/risiko

yang dapat terjadi dalam pembangunan jalan tol Semarang-Demak.

3.7. Prosedur Penelitian

Pada penelitian kualitatif terdapat 3 tahapan dalam melakukan

penelitian, yaitu:

3.7.1. Tahap Pra Penelitian

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada tahap pra penelitian, antara

lain:

1. Menetapkan lokasi atau tempat penelitian, yaitu di bagian pembangunan proyek

jalan tol Semarang-Demak

2. Mengurus perizinan untuk penelitian

3. Melakukan survei pendahuluan yang dengan melakukan observasi awal dan

melalui data sekunder yang ada di perusahaan, seperti data risiko atau dampak dari

pembangunan proyek jalan tol Semarang-Demak


19

4. Melakukan diskusi dan konsultasi dengan pihak perusahaan berkaitan dengan

usulan judul penelitian yang akan dilakukan

5. Menyusun proposal penelitian

6. Membuat instrumen penelitian

7. Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk penelitian.

3.7.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data atau pasca

penelitian, antara lain:

1. Melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil pelaksanaan penelitian, lokasi

penelitian dan mempersiapkan diri

2. Melaksanakan penelitian

3. Melakukan pengamatan atau observasi lapangan

4. Mengumpulkan data sekunder yang dibutuhkan

5. Melakukan wawancara dengan informan yang sudah dipilih

3.7.3. Tahap Analisis Data atau Pasca Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan pada tahap analisis data atau pasca

penelitian, antara lain:

1. Melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil pelaksanaan penelitian

2. Menyusun laporan penelitian

3. Membuat kesimpulan dan rekomendasi di laporan penelitian

3.8. Pemeriksaan Keabsahan Data


20

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi

yang digunakan dalam pemeriksaan data, yaitu triangulasi dengan sumber,

triangulasi dengan metode dan triangulasi dengan teori (M. Djunaidi Ghony

dan Fauzan Almanshur, 2014: 322). Teknik triangulasi yang sering digunakan

adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya, yaitu dengan membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian. Teknik dapat

dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan informan satu dengan informan yang lainnya

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data mengenai

identifikasi potensi bahaya yang ada di area kerja, peneliti menggunakan

triangulasi teknik yang berupa wawancara dan pengisian kuesioner, serta

triangulasi sumber yang diperoleh dari informan utama dan informan

pendukung.

3.9. Teknik Analisis Data

Menentukan tema dan merumuskan hipotesis kerja dapat didapatkan

dari analisis data. Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Menurut
21

(Sugiyono, 2009) analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode

waktu tertentu. Pada saat wawancara, analisis data sudah dilakukan terhadap

jawaban yang diberikan oleh informan. Apabila jawaban dari informan setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang dianggap

kredibel. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data dengan model

Miles dan Huberman adalah:

3.9.1. Reduksi Data

Mereduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan dengan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya,

sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data

selanjutnya atau mencarinya bila diperlukan. Catatan lapangan berupa huruf

besar, huruf kecil, angka dan simbol-simbol yang masih berantakan dan tidak

dapat dipahami, kemudian direduksi, dengan merangkum, mengambil data

yang pokok dan penting serta membuat kategorisasi berdasarkan huruf besar,

huruf kecil dan angka (Sugiyono, 2009).

3.9.2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah analisis data berikutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,


22

flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

mempermudah dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono, 2009). Dalam

penelitian ini penyajian data yang digunakan adalah dengan tabel form

HIRARC berupa teks yang bersifat naratif.

3.9.3. Conclusion Drawing atau Verification

Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam analisis data adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara yang akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya,

namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel

(Sugiyono, 2009).

Data yang dikumpulkan dengan wawancara dan pengisian kuesioner,

dianalisa secara deskriptif kualitatif dengan metode content analysis

(deskriptif isi) karena untuk menggambarkan potensi bahaya dan penilaian

risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek pembangunan jalan tol

Semarang-Demak.
DAFTAR PUSTAKA

Fanhar, M. N. A. (2017). ANALISIS RISIKO PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

JALAN TOL TAHAP KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE SOFT

SYSTEM METHODOLOGY(SSM) STUDI KASUS : JALAN TOL TRANS

SUMATERA SEKSI 2 SIDOMULYO-KOTABARU (Sta. 39+400 - Sta.

80+000) [Universitas Lampung]. In Journal of Physical Chemistry B (Vol. 8,

Issue 1). https://doi.org/10.1016/S0009-2614(00)00764-8

Badan Pengatur Jalan Tol, (2007).

Labombang, M. (2015). Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi. Jurnal

Smartek, 20(1).

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Norke, I. N., Astana, I. N. Y., & Manuasri, L. K. A. (2012). MANAJEMEN RISIKO

PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN

JEMBRANA I Nyoman Norken 1 , I Nyoman Yudha Astana 1 , Luh Komang

Ayu Manuasri 2 1. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 16(2), 202–211.

Santoso, N. B. (2017). Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek Pembangunan Jalan

Tol ( Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Alfabeta.

Szymański, P. (2017). Risk management in construction projects. Procedia

23
Engineering, 208, 174–182. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.11.036

24
Nama : Ardini Mei Farisky
NIM : 6411417062
Rombel : K3 Reguler
UAS Seminar Proposal

1. Perbedaan kerangka teori dan kerangka konsep:

Kerangka teori: Kerangka teori dibuat berdasarkan landasan teori yang sudah ditulis dan

digambarkan dalam suatu bagan, sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu secara singkat

hubungan antar variabel yang akan dijelaskan dalam bagan. Dalam menulis kerangka teori,

harus dituliskan sumber asli darimana kerangka teori tersebut diambil.

Kerangka konsep: Kerangka konsep dibuat berdasarkan kerangka teori dan memuat variabel –

variabel yang akan diteliti. Dalam kerangka konsep, hubungan antara variabel bebas / variabel

independen, variabel terikat / variabel dependen dan variabel perancu / variabel confounding

(bila ada) harus jelas.

2. Analisis statistic:

- Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan) keadaan

yang sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian digunakan untuk penelitian deskriptif.

Penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya akan menggunakan statistik

deskriptif. Akan tetapi, penelitian yang menggunakan sampel namun tidak bermaksud

untuk membuat kesimpulan terhadap populasi dari mana sampel diambil tetap analisisnya

menggunakan statistik deskriptif.

- Analisis statistik inferensial, dibedakan menjadi 2:

a. Statistik parametric

25
Statistik Parametris digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (hubungan antar

variabel) meliputi : Korelasi Product Moment, Korelasi Ganda, dan Korelasi Parsial.

Menurut Sugiyono (2016) Statistik Parametris digunakan untuk menganalisis data

interval atau rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. 

b. Statistik non parametric

Statistik Nonparametris digunakan untuk menganalisis data nominal atau ordinal dari

populasi yang bebas distribusi/tidak normal. Dalam statistik nonarametris teknik

korelasi dan regresi sangatlah berperan sebagai Statistik Inferensial. Dalam penelitian

inferensial, teknik analisis statistik yang digunakan merujuk kepada suatu pengujian

hipotesis.

Analisis statistik yang sesuai dengan permasalahan pada proposal yang saya buat yaitu

statistik inferensial non parametric karena merujuk pada suatu pengujian hipotesis.

26

Anda mungkin juga menyukai