Anda di halaman 1dari 22

A.

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

PENGESAHAN

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN KONSTRUKSI DALAM PELAKSANAAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN (STUDI KASUS:
PROYEK PEMERINTAH PROVINSI ACEH)

Diusulkan oleh:

Nama Mahasiswa : SM.HAMZAH SUBHAN


NIM : 2004101010088
Jurusan : Teknik Sipil
Bidang Studi : MRK

Darussalam, 29 September 2023

Disetujui oleh,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ir. Ibnu Abbas, M.Sc. Dr. Ir. Mubarak,S.T., M.T.


NIP. 196203281989031002 NIP. 197505062000121001

Diketahui/disahkan oleh
Koordinator Prodi Sarjana Teknik Sipil

Ir. Amir Fauzi, S.T., M.Sc.


NIP. 197808282003121001
B. RINGKASAN PROPOSAL
Infrastruktur jalan dan jembatan memiliki peran yang sangat vital dalam
pengembangan ekonomi suatu daerah. Pembangunan infrastruktur ini melibatkan
penyelengaraan proyek konstruksi dengan standar keselamatan yang tinggi. Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah kerangka kerja yang dirancang
untuk memastikan bahwa keselamatan menjadi prioritas dalam semua tahap proyek
konstruksi. Provinsi Aceh, sebagai suatu daerah yang sering mengalami perubahan
cuaca ekstrim dan memiliki kondisi geologi yang beragam, seringkali menghadapi
tantangan ekstra dalam memastikan keselamatan pada proyek-proyek konstruksi jalan
dan jembatan. Namun demikian, penerapan SMKK pada proyek konstruksi di Provinsi
Aceh belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kecelakaan kerja
yang mencapai angka 80.392 kasus (BPJS Ketanagakerjaan, 2018). Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat
efektivitas implementasi SMKK pada proyek jalan dan jembatan di Aceh, serta untuk
menilai dampak implementasi SMKK terhadap tingkat keselamatan konstruksi pada
proyek jalan dan jembatan di Aceh dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 10 Tahun 2021 tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK). Rencana hasil dari penelitian ini dapat berupa deskripsi
responden, analisis implementasi SMKK, analisis tingkat keselamatan konstruksi,
gambaran umum implementasi SMKK dalam proyek tersebut, faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi SMKK, dampak implementasi SMKK terhadap
keselamatan konstruksi, hubungan antara implementasi SMKK dan keselamatan
konstruksi.

Kata Kunci: Infrastruktur, Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK),


Konstruksi Jalan dan Jembatan
1

C. OUTLINE PROPOSAL
1. PENDAHULUAN
Infrastruktur jalan dan jembatan memiliki peran yang sangat vital dalam
pengembangan ekonomi suatu daerah. Pembangunan infrastruktur ini melibatkan
penyelengaraan proyek konstruksi dengan standar keselamatan yang tinggi. Proyek
konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap
seperti, pembangunan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
(Peraturan Menteri PUPR No 10 tahun 2021). Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) adalah kerangka kerja yang dirancang untuk memastikan bahwa
keselamatan menjadi prioritas dalam semua tahap proyek konstruksi. Sebagaimana
disebutkan pada Peraturan Pemerintah No 14 tahun 2021 bahwa SMKK wajib
diterapkan pada setiap proyek baik dalam skala kecil, menengah, maupun dalam skala
besar. Namun, efektivitas penerapan SMKK pada proyek-proyek konstruksi jalan dan
jembatan di Aceh masih perlu dievaluasi secara menyeluruh.

1.1 Latar Belakang


Proyek konstruksi berskala besar memiliki kompleksitas pengerjaan yang
sangat tinggi dan hal ini berdampak terhadap tingkat kecelakaan kerja (Drajdad , 2019).
Tingginya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi merupakan permasalahan yang
dihadapi oleh para pengusaha jasa konstruksi. Hal ini sesuai dengan laporan oleh
kementrian PUPR (2018) bahwa pada proyek konstruksi menyumbang kecelakaan
kerja yang tinggi yaitu sebesar 32% dari total proyek tahunan. Kecelakaan kerja yang
signifikan pada proyek konstruksi disebabkan oleh beberapa hal seperti penerapan
sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK) pada pelaksanaan pekerjaan
proyek kurang maksimal. Sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK) pada
proyek konstruksi adalah suatu bagian dari sistem manajemen dalam rangka menjamin
terwujudnya keselamatan konstruksi (BPSDM Kementerian PUPR, 2019).
Provinsi Aceh, sebagai suatu daerah yang sering mengalami perubahan cuaca
ekstrim dan memiliki kondisi geologi yang beragam, seringkali menghadapi tantangan
2

ekstra dalam memastikan keselamatan pada proyek-proyek konstruksi jalan dan


jembatan. Namun demikian, penerapan SMKK pada proyek konstruksi di Provinsi
Aceh belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kecelakaan kerja
yang mencapai angka 80.392 kasus (BPJS Ketanagakerjaan, 2018). Selain itu
berdasarkan penilitian Muhammad (2020) penerapan SMKK berpengaruh terhadap
keberhasilan proyek Jalan Tol Cipali dengan angka kecelakaan kerja yang minimum.
Hasil tersebut semakin memperkuat urgensi dari perlunya mengkaji efektivitas
penerapan SMKK proyek-proyek konstruksi jalan dan jembatan di wilayah ini.
Evaluasi ini akan membantu menilai sejauh mana SMKK dapat mencapai tujuannya
dan mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian permasalahan dilatar belakang, maka dapat dirumuskan
menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat efektivitas
implementasi SMKK pada proyek jalan dan jembatan di Aceh?
2. Bagaimana dampak implementasi SMKK terhadap tingkat keselamatan
konstruksi pada proyek jalan dan jembatan di Aceh?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau
menghambat efektivitas implementasi SMKK pada proyek jalan dan
jembatan di Aceh.
2. Untuk menilai dampak implementasi SMKK terhadap tingkat keselamatan
konstruksi pada proyek jalan dan jembatan di Aceh.
3

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang efektivitas SMKK pada
proyek jalan dan jembatan di Aceh.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi SMKK,
yang dapat digunakan untuk perbaikan.
3. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan konstruksi pada
proyek-proyek konstruksi.

1.5 Batasan Masalah


Secara spesifik lingkup materi penelitian dibatasi pada:
1. Penelitian ini akan berfokus pada proyek jalan dan jembatan yang
dilaksanakan di Provinsi Aceh.
2. Terbatas pada analisis efektivitas implementasi SMKK dan dampaknya
terhadap keselamatan konstruksi.

1.6 Sistematika Penulisan


Pembahasan dalam proposal penelitian ini terangkum dalam sistem penulisan
sebagai berikut:
• BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
• BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pemecahan
rumusan masalah, dan studi terdahulu yang dapat membantu penelitian ini.
4

• BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk penelitian ini
berdasarkan teori-teori yang ada dan kenyataan yang ada di lapangan.
• BAB IV RENCANA DAN HASIL PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan data hasil penelitian yang akan disajikan meliputi hasil
Deskripsi Responden, Analisis Implementasi SMKK, Analisis Tingkat Keselamatan
Konstruksi, Gambaran Umum Implementasi SMKK dalam Proyek-proyek tersebut,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi SMKK, Dampak Implementasi
SMKK terhadap Keselamatan Konstruksi, Hubungan antara Implementasi SMKK dan
Keselamatan Konstruksi.
• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
berguna bagi semua pihak, yang akan diperlukan sebagai masukan dan pengembangan
penelitian selanjutnya.
5

II. STUDI KEPUSTAKAAN


2.1 Konsep Keselamatan Konstruksi
Keselamatan kosntruksi sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 10 Tahun 2021 adalah kegiatan keteknikan untuk mendukung jalannya proyek
konstruksi dalam mewujudkan standar keamaanan yang tinggi, keselamatan kesehatan
dan keberlanjutan. Hal ini bertujuan untuk menjamin keselamatan dan Kesehatan para
pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar (Pusdiklat SDA dan Konstruksi,2019c).
Tujuan utama keselamatan konstruksi untuk mencegah terjadinya cedera, kematian,
atau kerusakan properti selama proses konstruksi. Faktor-faktor seperti perencanaan
yang matang, pemantauan, pelatihan, dan pengunaan peralatan yang tepat adalah inti
dari keselamatan konstruksi (Adi,A, 2021)

2.2 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah suatu sistem yang
digunakan untuk mengelola dan memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan
proyek berlangsung. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10
Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
Bab II Pasal 2 Ayat 2 menerangkan bahwa penerapan SMKK dilaksanakan,
berdasarkan tugas, tanggung jawab dan wewenang. Penyedia jasa dan pengguna jasa
wajib menerapkan SMKK sesuai dengan Pasal 84 I Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021. Penerapan SMKK bertujuan untuk melindungi tenaga kerja maupun orang
lain dari kecelakaan akibat kerja konstruksi serta menjamin proses kerja secara aman,
lancar dan efektif (Dradjad, 2019).
Penerapan elemen dan kriteria SMKK ialah langkah efektif dalan mewujudkan
pencegahan kecelakaan kerja pada proyek konstruksi (Lazuardi, 2021). Berdasarkan
PP Nomor 14 Tahun 2021, terdapat lima elemen SMKK yaitu kepemimpinan dan
partisipasi Tenaga Kerja dalam keselamatan konstruksi, perencanaan keselamatan
konstruksi, dukungan keselamatan konstruksi, operasi keselamatan konstruksi dan
evaluasi kinerja keselamatan konstruksi. Penerapan lima elemen SMKK dilakukan
6

pada setiap tahap dalam proyek konstruksi, dimulai dari tahap pemilihan penyedia jasa
sampai tahap operasi dan pemeliharaan.

2.3 Implementasi SMKK dalam Proyek Konstruksi


Tahapan dalam pelaksanaan SMKK berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 10 Tahun 2021 diantaranya adalah tahapan pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan. Untuk mencapai tingkat
implementasi SMKK yang optimal, konsisten, dan sesuai standar, dibutuhkan
komitmen yang kuat, alokasi dana yang memadai, serta penerapan sistem dan prosedur
yang terstandarisasi. Untuk memastikan komitmen ini dijalankan dengan sungguh-
sungguh, penting untuk memiliki bukti konkret melalui penandatanganan bersama oleh
semua pihak yang terlibat dalam komitmen tersebut. Tujuannya adalah untuk mencapai
target nol angka kecelakaan (zero accident).
Implementasi sistem manajemen keselamatan konstruksi dalam proyek
konstruksi juga akan membawakan beberapa dampak positif, seperti : mempercepat
jadwal proyek, menurunkan biaya proyek, meningkatkan nama baik perusahaan, dan
meningkatkan kualitas proyek. Tantangan dalam menerapkan sistem manajemen
keselamatan tingkat pertama ialah rendahnya prioritas terhadap keselamatan akibat
perbedaan budaya di dalam organisasi, tingginya pergantian pekerja, jadwal proyek
yang ketat, penggunaan sub-kontraktor, kurangnya keterlibatan anggota tim proyek,
hanya memenuhi persyaratan minimal hukum/kontrak, kurangnya pemahaman tentang
keselamatan atau konsep risiko di kalangan tim proyek, dan minimnya motivasi dari
tim proyek atau sub-kontraktor (Yiu, et al., 2019).
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti
seperti Endang dan Devi (2018), Tannya, Pingkan, dan Jantje (2017), Elfitria (2010),
Rudi (2018), Candra, Sien, dan Astawa (2018), serta Jajang dan rekan (2018), terdapat
berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya implementasi SMKK pada proyek
konstruksi. Faktor-faktor ini dapat digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu
7

pemenuhan peraturan perundangan, komitmen kebijakan, kondisi manusia dan


lingkungan kerja, keuangan, dan dukungan dari pemerintah.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan Konstruksi


Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan di industri konstruksi merujuk
pada hasil penelitian dan kontribusi sejumlah ahli serta peneliti di bidang tersebut.
Berikut adalah faktor-faktor keselamatan konstruksi yang didasarkan pada penelitian
beberapa ahli dan peneliti:
1. Pemerintah dan Regulasi Keselamatan: Peraturan dan kebijakan pemerintah
terkait keselamatan kerja, seperti Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) di Amerika Serikat, mempengaruhi praktik
keselamatan di industri konstruksi. Faktor ini mencakup kepatuhan terhadap
regulasi dan standar yang telah ditetapkan oleh badan pengatur.
2. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan: Penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan dan pelatihan yang baik terkait keselamatan kerja memainkan peran
penting dalam mengurangi kecelakaan di tempat kerja konstruksi (Menches et
al., 2013).
3. Budaya Keselamatan Organisasi: Faktor budaya organisasi, termasuk sikap dan
perilaku pekerja serta manajemen terkait keselamatan, berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kecelakaan di industri konstruksi (Fernández-Muñiz et al.,
2007).
4. Manajemen Risiko: Penelitian menekankan perlunya manajemen risiko yang
efektif untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko-risiko yang
terkait dengan proyek konstruksi (Loosemore et al., 2003).
5. Desain yang Aman dan Ergonomi: Desain yang mempertimbangkan aspek
keselamatan dan ergonomi adalah faktor penting dalam mengurangi cedera dan
kecelakaan di tempat kerja konstruksi (Salvendy, 2012).
8

6. Pengelolaan Proyek yang Efektif: Manajemen proyek yang baik dan efektif,
termasuk alokasi sumber daya dan waktu dengan bijak, dapat mempengaruhi
keselamatan selama pelaksanaan proyek konstruksi (Hinze et al., 2013).

2.5 Penelitian terdahulu


Penilitian terdahulu merupakan penilitian yang terkait yang penulis temukan
untuk dijadikan sebagai referensi dan perbandingan dalam penilitian ini. Beberapa
penilitian terhadulu seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penilitian Terdahulu
No Peneliti, (Tahun) Judul Penilitian Hasil Penilitian
1 - Firdausi Nuzula Analisis Sistem Varian yang paling
- Sofyan M. Saleh Manajemen Keselamatan dominan yang
- Yusria Darma Konstruksi Pada Proyek mempengaruhi penerapan
(2023) Preservasi Jalan BTS. SMKK adalah faktor audit
Aceh Tengah/Nagan Raya- dan evaluasi K3.
Lhok Seumot-Jeuram

2 Arif Fadhillah Identifikasi Risiko pada Didapat faktor risiko yang


(2017) Proyek Pembangunan memiliki nilai Frequency
Gedung Banda Aceh Index yang paling besar
Madani Education Center berupa risiko tenaga kerja
sebesar 0,71, risiko
kontraktual 0,68 dan
risiko manajemen 0,64.
Nilai dari faktor risiko
tersebut menunjukkan
bahwa proyek ini
9

Tabel 2.3 Penilitian Terdahulu (lanjutan)


No Peneliti, (Tahun) Judul Penilitian Hasil Penilitian
memiliki potensi
terjadinya risiko.
3 -Rudi Wijaya Analisa faktor-faktor yang Terdapat faktor dominan
-Johan Paing mempengaruhi yang mempengaruhi
(2018) keselamatan kerja Keselamatan dan
karyawan Perusahaan Kesehatan Kerja, yaitu:
kontraktor di surabaya pekerja harus bertanggung
jawab terhadap K3,
peraturan dan prosedur K3
sangat diperlukan,
peraturan K3 mudah
diterapkan dengan
konsisten, hasil pekerjaan
memenuhi standar quality.
4 Muhammad Bagja Faktor-faktor penyebab Faktor – faktor penyebab
Kurnia rendahnya penerapan rendahnya penerapan
(2020) SMK3 pada Perusahaan Sistem Manajemen
bidang pekerjaan Keselamatan dan
kosntruksi Kesehatan Kerja (SMK3)
pada perusahaan bidang
pekerjaan konstruksi
tersebut yaitu pemenuhan
peraturan perundangan,
komitmen kebijakan K3,
manusia dan lingkungan,
anggaran atau keuangan,
10

Tabel 2.3 Penilitian Terdahulu (lanjutan)


No Peneliti, (Tahun) Judul Penilitian Hasil Penilitian
serta dukungan dari
pemerintah
5 -Kartika Hapsari Penerapan SMKK Faktor utama penghambat
Sutatiningrum Pekerjaan bored pile SMKK ialah keterbatasan
-Trias wiriyanto proyek fasilitas anggaran dana
(2022) perkeretaapian keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3), dan
elemen yang menjadi
hambatan adalah evaluasi
kinerja keselamatan
kosntruksi , dukungan
keselamatan, dan
perencanaan kosntruksi.
11

III. METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan
untuk menganalisis efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
pada proyek konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Aceh. Penilitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi sejauh mana implementasi SMKK berkonstribusi pada
peningkatan keselamatan pada lingkungan proyek konstruksi jalan dan jembatan di
Aceh. Instrumen penilitian ini berupa Survei Kuesioner. Adapun proses pada penelitian
ini diperlihatkan pada bagan alir halaman 16.

3.1 Objek Penilitian


Penilitian ini adalah penilitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
dan menguraikan suatu keadaan atau fenomena, baik pada individu, kelompok, atau
objek tertentu. (Suryabrata, S. 2017). Objek dari penelitian ini adalah pelaksana proyek
konstruksi jalan dan jembatan pada Provinsi Aceh.

3.2 Jenis Data Penelitian


Data-data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pembagian kuesioner kepada
30 orang responden yang terdiri dari project manager, site manager, site engineer,
engineer, pelaksana dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam manajemen proyek
konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Aceh.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh
peneliti dengan cara membaca, melihat dan mendengarkan, yang tidak diperoleh
langsung dari lapangan. Data sekunder pada penelitian ini adalah studi literatur yang
berhubungan dengan penilitian.
12

3.3 Pengambilan Data Primer


a. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang memiliki kualifikasi dan karakteristik
tertentu yang menjadi sumber data dalam penelitian (Sugiyono,2017). Populasi dalam
penilitian ini adalah penyedia jasa, tukang dan stakeholder yang berkaitan dengan
proyek konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Aceh.
Sampel adalah Sebagian dari suatu populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti (Kuntjojo,2010). Pada penelitian ini akan dipilih 30 orang responden yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan jembatan yang ada di Provinsi
Aceh, yang berperan sebagai responden akan diminta untuk mengisi kuesioner.
Kuesioner ini akan diisi oleh project manager, site manager, site engineer, engineer,
pelaksana dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam manajemen proyek konstruksi jalan
dan jembatan di Provinsi Aceh.
Mengingat kendala-kendala terkait dengan kapasitas, keterbatasan waktu, dan
anggaran, metode yang digunakan dalam menentukan sampel adalah metode purposive
sampling. Penggunaan metode purposive sampling mengacu pada seleksi sampel
dengan pertimbangan tertentu atau seleksi yang spesifik (Huda, 2016). Penelitian ini
berupaya memastikan bahwa sampel mencakup perwakilan dari kontraktor yang
beroperasi pada proyek jalan dan jembatan di Provinsi Aceh.

b. Desain Kuesioner
Desain kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
- Profil responden
- Faktor yang mempengaruhi SMKK
- Efektivitas penerapan SMKK dan dampaknya
- Saran dan masukan
13

c. Distribusi Kuesioner
Distribusi kuesioner akan diberikan secara langsung ke alamat responden guna
untuk memastikan ketepatan responden dalam mengisi kuesioner, sekaligus
memungkinkan adanya interaksi langsung dengan responden. Hal ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan tambahan, membantu memberikan penjelasan apabila
diperlukan selama proses pengisian, Interaksi langsung ini diharapkan dapat
meningkatkan tingkat partisipasi dan akurasi tanggapan dari para responden dalam
penelitian ini.

3.4 Uji Instrumen


a. Uji Validitas
Pengujian validitas adalah untuk mengukur keakuratan setiap pertanyaan atau
pernyataan yang terdapat dalam kuesioner (Murniati, 2014). Metode pengujian
validitas dalam studi ini melibatkan penggunaan uji korelasi Product Moment, di mana
dilakukan korelasi antara skor setiap item dengan skor total. Rumus korelasi Product
Moment yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi sebagai berikut :

Keterangan:
n = Banyaknya pasangan data x dan y
∑𝑥𝑖 = Total jumlah dari variabel x
∑𝑦𝑖 = Total jumlah dari variable y
∑𝑥𝑖 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel x
∑𝑦𝑖 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel y
∑𝑥𝑖 𝑦𝑖 = Kuadrat dari total jumlah variabel
Dalam uji validitas data menunjukkan valid jika r hitung(nilai koefisien
korelasi) > r tabel (df = n – 2, dengan n = jumlah sampel).
14

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen pengukuran
konsisten dan dapat diandalkan dalam menghasilkan hasil yang serupa jika diulang
pada subjek yang sama. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen dengan
menggunakan Teknik alpha croncbach untuk mengidentifikasi seberapa baik item-item
dalam kuesioner berhubungan antara satu dengan lainnya. Rumus Cronbach Alpha
sebagai berikut :

Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan yang diuji
2
∑𝜎
𝑏
= Jumlah varians butir
2
𝜎
𝑏
= Varians total
Adapun kategori koefisien reliabilitas menurut Guilford (1956) yang dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kategori Koefisien Reliabilitas Guilford
Koefiesien Kategori
0,80≤ 𝑟11 ≤1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60≤ 𝑟11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40≤ 𝑟11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,20≤ 𝑟11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,00≤ 𝑟11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah ( tidak reliabel )
15

IV. RENCANA DAN HASIL PEMBAHASAN


Data hasil penelitian yang akan disajikan meliputi hasil Deskripsi Responden,
Analisis Implementasi SMKK, Analisis Tingkat Keselamatan Konstruksi, Gambaran
Umum Implementasi SMKK dalam Proyek-proyek tersebut, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Implementasi SMKK, Dampak Implementasi SMKK terhadap
Keselamatan Konstruksi, Hubungan antara Implementasi SMKK dan Keselamatan
Konstruksi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan laporan akhir yang dibuat.
Adapun isi dari bab ini adalah kesimpulan yang dari hasil penelitian dan saran yang
dapat berguna untuk peningkatan implementasi SMKK bagi semua pihak terkait, baik
di dalam lingkungan Universitas Syiah Kuala maupun di lingkungan masyarakat
umum. Saran akan disampaikan berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang
telah diperoleh, yang akan diperlukan sebagai masukan dan pengembangan penelitian
selanjutnya.
16

Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian yang dilaksanakan


17

DAFTAR RESPONDEN
18

DAFTAR KEPUSTAKAAN:

Adi, A. (2021). Keselamatan Konstruksi: Prinsip dan Implementasi. Penerbit XYZ.


BPSDM PUPR (2019). Modul Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Jakarta
Dradjad, Kusomo (2019). Buku Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Jakarta:
Halaman Moeka Publishing.
Fernández-Muñiz, B., et al. (2007). Safety climate in OHSAS 18001-certified
organisations: Antecedents and consequences of safety behaviour. Accident
Analysis & Prevention, 39(3), 674-682.
Hinze, J., et al. (2013). Safety performance functions for US construction sites. Journal
of Construction Engineering and Management, 139(12), 1385-1393.
Humas Aceh (2018). Pengawasan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang optimal serta perilaku K3 di tempat kerja akan mampu
meminimalisir angka kecelakaan kerja. Tanggal Akses 12 Februari 2018.
Kuntjojo, 2010. Metodologi Penelitian, Lecture Handout: Metodologi Penelitian,
Kediri.
Kusuma, B. (2022). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan: Panduan Praktis
untuk Proyek Konstruksi. Penerbit ABC.
Loosemore, M., et al. (2003). The effect of safety climate on safety performance of
small and medium-sized construction businesses. Construction Management
and Economics, 21(3), 257-266.
Menches, C. L., et al. (2013). Improving construction safety performance through
effective leading indicators. Journal of Construction Engineering and
Management, 139(3), 312-320.
Muhammad, Prasetya (2020) Faktor Kunci Keberhasilan Penerapan K3 Dalam Proyek
Jalan Tol Cipali. Tugas Akhir (S1) - thesis, Universitas Bakrie.
Nurdin, Lazuardi (2021) Penerapan SMKK dan Pelaksanaan Rencana Keselamatan
Konstruksi. Jakarta
19

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta
Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undangundang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Pusdiklat SDA dan Konstruksi. (2019c). Modul 4 Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK). BPSDM Kementerian PUPR.
Salvendy, G. (2012). Handbook of Human Factors and Ergonomics in Health Care and
Patient Safety. CRC Press.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Suryabrata, S. (2017). Metodologi Penilitian. PT Raja Grafindo Persada.
Suryadi, C. (2020). Aplikasi SMKK dalam Industri Konstruksi Modern. Jurnal
Keselamatan Konstruksi, 5(2), 45-58.
20

D. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

JADWAL (BULAN) 2023-2024


NO KEGIATAN
JULI AGU SEP OKT NOV DES JAN
1 Studi Literatur
Penyusunan
2
Proposal
Seminar
3
Proposal
Survei
4
Penelitian
Pengolahan
5
Data
Penyusunan
6
Skripsi
7 Sidang Skripsi

Darussalam, 29 September 2023


Penulis,

SM.HAMZAH SUBHAN
NIM. 2004101010088

Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

LAMPIRAN A (Bagan Alir)


Ir. Ibnu Abbas, M.Sc. Dr. Ir. Mubarak, S.T., M.T.
NIP. 196203281989031002 NIP. 197505062000121001

Anda mungkin juga menyukai