TSI313 / 2 SKS
Dikerjakan Oleh :
Musthafril Rizal
NIM. 1904101010071
Dosen Pembimbing :
Nafisah Al-Huda, S.T, M.T.
NIP. 197901102008122001
Disusun Oleh :
Musthafril Rizal
1904101010071
(. ....... )
i
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222
LEMBAR KONSULTASI
B. Kegiatan Konsultasi
No Tanggal Konsultasi Paraf Keterangan
1
10
ii
11
12
13
14
15
Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME, atas limpahan berkah dan
hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas Perancangan Konstruksi
Geoteknik I (PKG I) ini. Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
dan beserta sahabatnya, yang telah menyampaikan konsep yang benar dalam kehidupan,
sehingga penulis dapat menjalani kegiatan ini dengan ikhlas.
Ucapan terima kasih yang tak terhitung banyaknya kepada kedua orang tua penulis serta
seluruh keluarga yang telah memberikan segalah hal baik materi maupu non – materi
dari segala arah sehingga penulis tetap semangat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Nafisah Al-Huda, S.T, M.T selaku dosen pembimbing atau pengampu mata kuliah
Perancangan Konstruksi Geoteknik I (PKG I) yng telah bersedia membimbing penulis.
2. Sahabat, teman dan abang / kakak letting Teknik Sipil Unsyiah yang turut andil dalam
membantu penulis menyelesaikan tugas ini.
Penulis sadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan penulis pada laporan ini, baik
dari segi tulisan maupun isinya itu sendiri. Maka, bessar harapan penulis kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan diri penulis
kedepannya.
Akhirnya, penulis sampaikan semoga laporan ini bermanfaat dan menjadi sumber
cakrawala ilmu bagi pembaca nantinya, khususnya mahasiswa teknik sipil itu sendiri.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................. i
LEMBAR KONSULTASI......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
v
C. Perhitungan Beban Mati Dinding ....................................................... 47
D. Perhitungan Beban Plafon Bawah dan Plat Lantai ............................. 50
E. Perhitungan Beban Plafon Atas .......................................................... 57
F. Perhitungan Beban Ring Balk ............................................................. 60
G. Rekap Beban Mati Lantai II ............................................................... 63
3.3 Beban Atap.................................................................................................... 65
A. Daerah Hijau....................................................................................... 66
B. Daerah Merah ..................................................................................... 79
3.4 Beban Gempa ............................................................................................... 85
3.5 Rekap Pembebanan Total ............................................................................. 90
vi
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB I
PENDAHULUAN
1
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
2
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung dekat
dengan permukaan tanah, contohnya adalah pondasi tapak. Sedangkan pondasi dalam adalah
pondasi yang meneruskan beban serta mendukungnya yang relatef jauh dari permukaan
tanah, contohnya ialah pondasi tiang pancang. Menurut Bowles (1983), pondasi dangkal
adalah pondasi dengan perbandingan nilai Df / B < 1 dan pondasi dalam ialakh pondasi
dengan nilai Df / B > 1 atau 4, dimana Df adalah kedalaman pondasi dan B adalah
lebar terkecil dasar / permukaan pondasi.
Pondasi tapak / telapak / footplate merupakan jenis pondasi dangkal yang memikul
beban kolom suatu bangunan, khususnya perumahan atau gedung, tugu, menara, pilar
jembatan, dan konstruksi sipil lainnya. Pondasi biasanya bermaterialkan beton bertulang.
Disebut pondasi tapak karena bentuk dan prinsip kerja pondasi ini seperti telapak kaki, dimana
bagian dasar pondasi yang besar kemudian bagian badan pondasi yang kecil, hal ini bertujuan
untuk membuat beban menjadi terpusat dan disalurakan ke tanah untuk luasan yang besar,
sehingga tekanan tanah sebagai reaksi tidak terlalu besar. Bentuk pondasi tapak bermacam –
macam berdasarkan geomtetrik dasar pondasi, yaitu persegi, empat persegi panjang,
trapesium, lingkaran, dan lain sebagainya. Pada perencanaan pondasi gedung Puskesmas
Meurebo, Aceh Barat ini menggunakan bentuk pondasi tapak persegi (bujur sangkar).
Prinsip kerja pondasi tapak ialah menyebarkan beban pelimpahan ke kolom secara
lateral ke tanah kemudian mendukung beban tersebut dengan mengandalkan tahanan geser /
kuat geser pada ujung / dasar pondasi.
3
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Adalah muatan / berat / gaya / tekanan / tegangan yang bekerja pada luasan tertentu
yang direncanakan akan bekerja pada suatu struktur bangunan. Beban ini dapat dikatakan
sebagai aksi / gaya luar yang harus dipikul oleh daya dukung tanah sebagai reaksi. Untuk
menentukan dan menghitung beban rencana, biasanya digunakan suatu pedoman terkait
instansi pemerintah yang ada di suatu daerah sebagai acuan. Dalam hal ini untuk Indonesia
digunakan PPI 1983 atau PPPURG 1987. Secara umum terdapat dua jenis beban, yakni beban
layan dan beban ultimit. Beban layan adalah beban pakai suatu konstruksi (beban mati, hidup,
dan sebagainya), sedangkan beban ultimit ialah beban kombinasi dari beberapa beban layan
yang mana mengandung perbesaran nilai.
Berikut ini beberapa jenis beban yang ditinjau untuk desain pondasi.
Beban mati adalah beban gravitasi yang berasal dari berat semua komponen
gedung/bangunan yang bersifat permanen selama masa layan struktur tersebut. Termasuk
pula ke dalam jenis beban mati adalah unsur-unsur tambahan, mesin serta peralatan tetap
yang tak terpisahkan dari gedung tersebut. Berikut ini beberapa bahan bangunan dan
komponen bangunan berdasarkan PPIUG 1983.
4
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Secara umum, beban mati suatu elemen bangunan / konstruksi dihitung secara
matematis sebagai berikut.
Beban hidup termasuk ke dalam beban gravitasi, yaitu jenis beban yang timbul akibat
penggunaan suatu gedung selama masa layan gedung tersebut. Beban manusia, peralatan
yang dapat dipindahkan, kendaraan bermotor, serta barang/benda lain yang letaknya tidak
5
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
permanen. Oleh karena besar dan lokasi beban hidup berubah-ubah, maka penentuan beban
hidup dengan tepat merupakan suatu hal yang sangat sulit.
6
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
7
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Vc = Sa x Ie/R x WD
9
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Keterangan :
Vc = Beban Gempa
Sa = Spectral Acceleration (Percepatan Grafitasi) rencana
R = Koefisien Modifikasi Respon
Ie = Faktor Keutamaan Gempa
WD = Beban Mati Total
10
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
11
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
𝑓𝑠
𝑓𝑟 = 𝑥 100%....................................... (7)
𝑞𝑐
Dengan :
fr = Rasio gesekan
fs = Gesekan selimut
dengan qc dalam satuan kg/cm2 untuk tanah nonkohesif. Dan untuk tanah
kohesif digunakan hubungan qc dan N-SPT C.L. Crowter (1963) dengan
persamaan:
12
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tabel 2.10 Korelasi berat jenis tanah (), unconfined compressive strength (qu),
dan sudut geser (∅) untuk tanah non kohesif dan kohesif
13
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tabel 2.11 Hubungan antara kohesi, N-SPT dan sudut geser pada tanah
lempung
14
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Gambar 4. Mekanisme daya dukung pondasi menurut beberapa ahli (Analisis dan Desain
Pondasi J. E. Bowles)
Dalam analisis daya dukung pondasi, kapasitas dukung ultimit (ultimit bearing
capacity)(qu) didefinisikan sebagai beban maksimum per satuan luas dimana tanah masih
dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan. Dinyatakan dalam persamaan :
𝑃𝑢
𝑞𝑢 = ...........................................................(12)
𝐴
Dengan:
qu = kapasitas dukung ultimit (kN/m2)
Pu = beban ultimit (kN)
A = luas pondasi (m2)
Secara umum, untuk menghitung daya dukung pondasi digunakan dua metode
yakni daya dukung menurut data laboratorium (data tanah dari pengujian di
15
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
laboratorium mekanika tanah) dan data dukung menurut data lapangan (data tanah hasil
penyelidikan tanah lapangan).
2.4.1 Daya Dukung Menurut Data Laboratorium
Kapasitas daya dukung pondasi menggunakan parameter data tanah,
dilakukan dengan menggunakan hasil pengujian data tanah di lab atau
melalui korelasi dari data lapangan. Untuk analisis ini digunakan metode
Hansen.
Hansen menyarankan persamaan daya dukung yang mirip dengan
Terzaghi, sehingga seluruh anggapan yang telah disebutkan diatas tadi sudah
termasuk kedalam metode ini. Perbedaannya terletak pada faktor yang
digunakan. Menurut Hansen, selain faktor kapasitas daya dukung, terdapat
faktor lain yang berpengaruh terhadap daya dukung, yaitu faktor bentuk
pondasi, faktor kedalaman pondasi, faktor kemiringan beban yang bekerja,faktor
kemiringan dasar fondasi, dan faktor kemiringan permukaan.
16
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar pondasi
(z < B), nilai 𝛾 pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan 𝛾𝑏 bila tanahnya
basah, dan 𝛾𝑑 bila tanahnya kering. Karena massa tanah dalam zona geser
sebagian terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam persamaan
kapasitas dukung duku ke-3 dapat didekati dengan :
𝑧
𝛾𝑟𝑡 = 𝛾′ + ( ) (𝛾𝑏 − 𝛾′).......................................... (13)
𝐵
Dengan:
𝛾𝑟𝑡 = Berat volume tanah rata-rata
17
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Dengan:
Po = Tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2)
Df = Kedalaman pondasi (m)
𝛾 = Berat volume tanah (kN/m2)
2. Kapasitas dukung ultimit netto (net ultimit bearing capacity)(qun) adalah
nilai intensitas beban pondasi saat tanah akan mengalami keruntuhan geser,
yang secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑞𝑢𝑛 = 𝑞𝑢 − 𝐷𝑓𝛾 ............................................ (15)
3. Tekanan pondasi netto (net foundation pressure)(qn) untuk suatu pondasi
tertentu ialah tambahan tekanan pada dasar pondasi akibat beban hidup dan
beban mati dari strukturnya. Secara umum, qn dapat dinyatakan oleh
persamaan:
𝑞𝑛 = 𝑞 − 𝐷𝑓𝛾.................................................. (16)
Dengan:
q = Tekanan pondasi
18
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
𝑞𝑢𝑛
𝐹= .......................................................... (17)
𝑞𝑛
2.5 Penurunan
Penurunan pondasi berarti gerakan suatu titik pondasi / bangunan ke bawah
(dalam tanah) terhadap titik referensi awal yang tetap. Dalam perancangan pondasi harus
memenuhi dua syarat utama yaitu :
1. Pondasi harus aman terhadap keruntuhan (mampu mendukung beban). Maka, dalam
perhitungan kapasitas daya dukung pondasi harus memakai angka keamanan.
2. Pondasi tidak bergerak / berpindah / turun hingga batas toleransi tertentu, dimana
penurunan izin yang diperbolehkan untuk pondasi ialah sebesar 1 inchi atau 2,54 cm.
Sebelum masuk kepada pondasi itu sendiri, terlebih dahulu dipahami adalah
distribusi tegangan / beban dalam tanah. Distribusi / penyebaran beban oleh pondasi ke tanah
dapat dianalisis melalui tambahan tegangan dalam tanah. Secara umum pada tanah akan
terjadi dua pembebanan, yakni beban akibat berat tanah itu sendiri dan beban akibat berat
pondasi atau beban konstruksi. Perlu diketahui bahwa akibat beban luar, tekanan kontak
semakin kebawah tanah semakin kecil dan akibat beban tanah sendiri (overburden),
tegangan overburden semakin kebawah semakin besar.
Penurunan pondasi pada bangunan terbagi menjadi dua macam yaitu penurunan segera
dan penurunan konsolidasi.
19
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
𝑞𝑛
𝑆𝑖 = 𝑥 4 𝑥 𝐼 𝑥 𝐵....................................... (18)
𝐸 𝑝
Dengan
𝐼𝑝 = (1 − 𝜇2)𝐹1 + (1 − 𝜇 − 2𝜇2)𝐹2............................(19)
Gambar 7. Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata fleksibel di
permukaan (Steinbrenner, 1934)
20
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Penurunan pondasi pada tanah granuler dapat dihitung dari hasil uji kerucut
statis. De Beer dan Marten mengusulkan persamaan angka kompresi (C) yang
dikaitkan dengan persamaan Buismann, sebagai berikut.
1,5 𝑞𝑐
𝐶= ....................................................(20)
𝑃0′
Dengan,
C = Angka pemampatan (angka kompresibilitas)
qc = Tahanan kerucut statis atau tahanan konus sondir
Po‟ = Tekanan overburden efektif rata-rata atau tegangan efektif di tengah-
tengah lapisan yang di tinjau.
............................................ (21)
Dengan,
Si = Penurunan akhir (m) dari lapisan setebal H (m)
P0‟ = Tekanan overburden efektif rata-rata, atau tegangan efektif sebelum
penerapan beban di tengah-tengah lapisan (kg/cm2)
∆𝑃 = Tambahan tegangan vertikal di tengah-tengah lapisan yang ditinjau
terhadap tekanan pondasi netto (kg/cm2)
𝐻 = Kedalaman tiap lapisan di bawah alas telapak pondasi (m)
21
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
22
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB III
PEMBEBANAN
Pada BAB ini akan dihitunga beban rencana berdasarkan gambar rencana proyek. Adapun
data teknis proyek ialah sebagai berikut :
1. Jenis proyek : Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kejaksaan Aceh Besar
2. Lokasi bangunan : Kabupaten Aceh Besar
3. Konsultan :-
23
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
24
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
25
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BERAT
TITIK PERHITUNGAN
(Kg)
G4 0.25 x 0.4 x 4 x 2400 960
G5 0 0
G6 0.25 x 0.4 x 4 x 2400 960
G7 0 0
total 17697.6
26
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
27
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
28
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
E6 0.25x0.4x0.5(3+4+5)*2400+0.2x0.3x0.5x3x2400 1656
E7 0 0
F1 0 0
F2 0 0
F3 0 0
F4 0 0
F5 0 0
F6 0 0
F7 0.25 x 0.40 x 0.5 (3) x 2400 360
29
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
30
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
31
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
32
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
33
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
34
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
35
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
36
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Jenis Beban
Beban Total Beban
Titik Kolom Kolom Sloof Dinding Beban Plat
Tangga lantai 1 (Kg)
(Kg) Praktis (Kg) (Kg) (Kg) Border (Kg)
(Kg)
A1 864 0 972 0 0 0 1836
1727.23851
A2 960 162.24 1711.2 8486.4 3436.992 16484.07051
1
A3 0 0 0 0 0 0 0
4478.12468
A4 960 0 1620 5928 832.3965 13818.52119
9
A5 0 0 0 0 0 0 0
A6 960 0 1080 5616 0 0 7656
A7 0 0 0 0 0 0 0
B1 0 0 0 0 0 0 0
B2 0 0 0 0 0 0 0
B3 0 0 0 0 0 0 0
B4 0 0 0 0 0 0 0
B5 0 0 0 0 0 0 0
B6 0 0 0 0 0 0 0
B7 907.2 0 360 0 0 0 1267.2
C1 864 0 1458 0 0 0 2322
C2 960 324.48 1711.2 6364.8 0 0 9360.48
C3 0 0 0 0 0 0 0
C4 960 0 1980 0 832.3965 1969.8552 5742.2517
C5 0 0 0 0 0 0 0
C6 960 162.24 1656 4992 0 0 7770.24
C7 0 0 0 0 0 0 0
D1 0 0 0 0 0 0 0
D2 0 0 0 0 0 0 0
D3 0 0 0 0 0 0 0
D4 0 0 0 0 0 0 0
D5 0 0 0 0 0 0 0
D6 0 0 0 0 0 0 0
D7 907.2 0 720 0 0 0 1627.2
E1 864 0 1458 0 0 0 2322
37
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Jenis Beban
Beban Total Beban
Titik Kolom Kolom Sloof Dinding Beban Plat
Tangga lantai 1 (Kg)
(Kg) Praktis (Kg) (Kg) (Kg) Border (Kg)
(Kg)
E2 960 0 1704 4368 0 0 7032
E3 0 0 0 0 0 0 0
E4 960 0 1980 0 0 0 2940
E5 0 0 0 0 0 0 0
E6 960 162.24 1656 4992 0 0 7770.24
E7 0 0 0 0 0 0 0
F1 0 0 0 0 0 0 0
F2 0 0 0 0 0 0 0
F3 0 0 0 0 0 0 0
F4 0 0 0 0 0 0 0
F5 0 0 0 0 0 0 0
F6 0 0 0 0 0 0 0
F7 907.2 0 360 0 0 0 1267.2
G1 864 0 972 0 0 0 1836
G2 960 0 1344 5304 0 0 7608
G3 0 0 0 0 0 0 0
G4 960 648.96 2772 14040 0 0 18420.96
G5 0 0 0 0 0 0 0
G6 960 0 1080 5616 0 0 7656
G7 0 0 0 0 0 0 0
38
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
39
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BERAT
TITIK PERHITUNGAN
(Kg)
A1 0.3 x 0.3 x 3.9 x 2400 842.4
A2 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
A3 0 0
A4 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
A5 0 0
A6 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
A7 0 0
B1 0 0
B2 0 0
B3 0 0
B4 0 0
B5 0 0
B6 0 0
B7 0.3 x 0.3 x 4.6 x 2400 0
C1 0.3 x 0.3 x 3.9 x 2400 842.4
C2 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
C3 0 0
C4 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
C5 0 0
C6 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
C7 0 0
D1 0 0
D2 0 0
D3 0 0
D4 0 0
D5 0 0
D6 0 0
D7 0.3 x 0.3 x 4.6 x 2400 0
E1 0.3 x 0.3 x 3.9 x 2400 842.4
E2 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
E3 0 0
E4 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
E5 0 0
E6 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
E7 0 0
F1 0 0
F2 0 0
F3 0 0
F4 0 0
F5 0 0
F6 0 0
F7 0.3 x 0.3 x 4.6 x 2400 0
40
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BERAT
TITIK PERHITUNGAN
(Kg)
G1 0.3 x 0.3 x 3.9 x 2400 842.4
G2 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
G3 0 0
G4 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
G5 0 0
G6 0.25 x 0.4 x 3.9 x 2400 936
G7 0 0
total 14601.6
41
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
42
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
43
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
44
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
45
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
46
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
47
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
48
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
49
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
50
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
51
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
52
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
53
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Kombinasi Beban Plafon Bawah & Plat Lantai (Wu) = 1,2 Wu +1,6 Wl
Wu (A2) 1.2*7481.25+1.6*2493.75 12728.1
titik Keterangan Perhitungan Hasil (Kg)
Beban Mati Plafon Bawah & Plat Lantai (WD)
Berat Plat Lantai 0.12*((3/2)*(5/2)+(3/2)*(4.2/2)+(5/2)*(4/2)+(1.5)*(4.2/2))*2400 4334.4
Berat Keramik +Spesi 0.06*((3/2)*(5/2)+(3/2)*(4.2/2)+(5/2)*(4/2)+(1.5)*(4.2/2))*2200 1986.6
Berat Plafon Bawah ((3/2)*(5/2)+(3/2)*(4.2/2)+(5/2)*(4/2)+(1.5)*(4.2/2))*18 270.9
Total Beban Mati 6591.9
E6
Beban Hidup Plafon Bawah & Plat Lantai (WL)
Beban Hidup ((3/2)*(5/2)+(3/2)*(4.2/2)+(5/2)*(4/2)+(1.5)*(4.2/2))*250*0.6 2257.5
Total Beban Hidup 2257.5
Kombinasi Beban Plafon Bawah & Plat Lantai (Wu) = 1,2 Wu +1,6 Wl
Wu (A2) 1.2*6772.5+1.6*2257.5 11522.28
titik Keterangan Perhitungan Hasil (Kg)
Beban Mati Plafon Bawah & Plat Lantai (WD)
Berat Plat Lantai 0.12x (4/2*2/2)*2400 576
Berat Keramik +Spesi 0.06*(4/2*2/2)*2200 264
Berat Plafon Bawah (4/2*2/2)*18 36
Total Beban Mati 876
G1
Beban Hidup Plafon Bawah & Plat Lantai (WL)
Beban Hidup (4/2*2/2)*250*0.6 300
Total Beban Hidup 300
Kombinasi Beban Plafon Bawah & Plat Lantai (Wu) = 1,2 Wu +1,6 Wl
Wu (A2) 1.2x900+1.6x300 1531.2
titik Keterangan Perhitungan Hasil (Kg)
Beban Mati Plafon Bawah & Plat Lantai (WD)
Berat Plat Lantai 0.12*((4/2)*(2/2)+(4/2)*(4.5/2))*2400 1872
Berat Keramik +Spesi 0.06*((4/2)*(2/2)+(4/2)*(4.5/2))*2200 858
Berat Plafon Bawah ((4/2)*(2/2)+(4/2)*(4.5/2))*18 117
Total Beban Mati 2847
G2
Beban Hidup Plafon Bawah & Plat Lantai (WL)
Beban Hidup ((4/2)*(2/2)+(4/2)*(4.5/2))*250*0.6 975
Total Beban Hidup 975
Kombinasi Beban Plafon Bawah & Plat Lantai (Wu) = 1,2 Wu +1,6 Wl
Wu (A2) 1.2*2925+1.6*975 4976.4
titik Keterangan Perhitungan Hasil (Kg)
Beban Mati Plafon Bawah & Plat Lantai (WD)
Berat Plat Lantai 0.12*((4.5/2)*(4/2)+(4/2)*(5/2))*2400 2736
Berat Keramik +Spesi 0.06*((4.5/2)*(4/2)+(4/2)*(5/2))*2200 1254
G4 Berat Plafon Bawah ((4.5/2)*(4/2)+(4/2)*(5/2))*18 171
Total Beban Mati 4161
Beban Hidup Plafon Bawah & Plat Lantai (WL)
Beban Hidup ((4.5/2)*(4/2)+(4/2)*(5/2))*250*0.6 1425
54
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
55
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
56
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
57
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
58
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
59
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
60
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
61
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
62
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
63
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
kolom
kolom Balok Dindi Plafon Plafon Rink Total
praktis
II Lantai II ng II bawah atas Balk beban Mati
titik II
& plat Lantai II
(kg) (kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
lantai (Kg) (Kg)
F2 0 0 0 0 0 0 0 0
F3 0 0 0 0 0 0 0 0
F4 0 0 0 0 0 0 0 0
F5 0 0 0 0 0 0 0 0
F6 0 0 0 0 0 0 0 0
F7 0 158.184 777.6 4492.8 2411.64 56.7 936 8832.924
G1 842.4 158.184 576 3744 1531.2 36 630 7517.784
G2 936 0 1291.5 4056 4976.4 117 1102.5 12479.4
G3 0 0 0 0 0 0 0 0
G4 936 632.736 2902.5 18408 7273.2 171 2617.5 32940.936
G5 0 0 0 0 0 0 0 0
10046.
G6 936 474.552 1827 3828 90 1371 18572.952
4
G7 0 0 0 0 0 0 0 0
64
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
65
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Data Kuda-Kuda
Profil Kuda-Kuda Truss C.75.100.1
Berat Profil Kuda-Kuda 1.133 Kg/m
jarak antar kuda-kuda 1m
Profil Gording Truss C.75.75.6
Berat Profil Gording 0.817 Kg/m
Jarak Antar Gording 60 cm
Kemiringan Atap 32°
66
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
67
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
68
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Untuk menghitung berat kuda-kuda K3-K9 pada area hijau dihitung dengan cara
perbandingan segitiga. Maka diperlukan data data sebagai berikut :
K1 meter
TINGGI 6.091
ALAS 6.409
K3
TINGGI 5.111
ALAS 5.212
K4
TINGGI 3.981
ALAS 4.015
K5
TINGGI 2.783
ALAS 2.818
K6
TINGGI 1.568
ALAS 1.621
Tinggi dan Berat K2 didapat pada perhitungan daerah merah yang ditampilkan pada
perhitungan berikutnya.
69
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
70
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Penjelasan :
Xn adalah nama untuk potongan potongan gording yang memiliki panjang yang
beragam. Untuk menghitung berat dari semua gording adalah dengan menghitung
panjang total gording dan dikalikan dengan berat profil gording.
71
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
72
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
73
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
74
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BEBAN HIDUP
Berdasarkan PPIUG 1983, beban hidup pada atap dan/atau bagian
atap serta pada struktur tudung yang dapat dicapai dan dibebani oleh
orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2.
Pada balok tepi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup
ditunjang oleh dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus
ditinjau kemungkinan adanya beban hidup terpusat sebesar minimum
200 kg.
1. Berat Pekerja
Tabel 3.3.39 Berat Pekerja
Beban Pekerja
titik beban (Kg)
1 200
2 100
3 100
4 100
5 100
6 100
7 100
8 100
9 100
10 100
11 100
12 100
13 200
TOTAL 1500
PERSENTASE BEBAN
TERHADAP PEKERJA BEBAN
KUDA-KUDA PERHITUNGAN PERSENTASE KUDA KUDA
KUDA KUDA 1/2 1/2 KUDA PEKERJA (Kg)
K1 KUDA K1
1 2 3 4 5=3*4
K3 PANJANG K3/PANJANG K1 *(100%) 0.839 750 629.269
K4 PANJANG K4/PANJANG K1 *(100%) 0.654 750 490.190
K5 PANJANG K5/PANJANG K1 *(100%) 0.457 750 342.678
K6 PANJANG K6/PANJANG K1 *(100%) 0.257 750 193.045
75
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BEBAN
PERSENTASE BEBAN
KUDA- PERHITUNGAN PERSENTASE KUDA PEKERJA 1/2
TERHADAP KUDA PEKERJA
KUDA KUDA KUDA KUDA
KUDA 1/2 K2 (Kg)
K2
1 2 3 4 5=3*4
K7 PANJANG K7/PANJANG K2 *(100%) 0.747 18.319 13.685
K8 PANJANG K8/PANJANG K2 *(100%) 0.511 18.319 9.357
K9 PANJANG K9/PANJANG K2 *(100%) 0.251 18.319 4.593
2. Beban Hujan
76
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
3. BEBAN ANGIN
3.1 Beban Angin Tekan
Tekanan Angin (ω) = 40 kg/m2
Sudut Kemiringan Atap = 32°
Koefisien angin tekan = 0,02 α – 0,4
= 0.02 x 32 – 0.4
= 0.24
77
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BEBAN ULTIMATE
1. Rekap beban Mati Ultimit (WU) Kuda-Kuda 3
Wu = 1.2WD +1.6 WL
TOTAL KOEFISIEN
TOTAL BEBAN MATI KOEFISIEN BEBAN
BEBAN BEBAN Wu
(WD) MATI
HIDUP HIDUP
(Kg) (Kg) (Kg)
1 2 3 4 5=1*2+3*4
4718.826 1.2 15268.087 1.6 30091.531
2. Beban Kombinasi
BEBAN ANGIN (Kg) KOMBIINASI BEBAN BEBAN ULTIMATE MAKS (Kg)
Wu (Kg)
TEKAN HISAP 2+3 2+4
1 2 3 4 5 6 7
TOTAL 30091.531 3734.185 -6223.642 33825.716 23867.889 33825.716
TITIK TOTAL BEBAN ULTIMATE MAKS (Kg) BEBAN PER TITIK (Kg)
1 2 TOTAL BEBAN ULTIMATE MAKS/16
A1 33825.716 2114.107
A2 33825.716 2114.107
A4 33825.716 2114.107
A6 33825.716 2114.107
C1 33825.716 2114.107
C2 33825.716 2114.107
C4 33825.716 2114.107
C6 33825.716 2114.107
E1 33825.716 2114.107
E2 33825.716 2114.107
E4 33825.716 2114.107
E6 33825.716 2114.107
G1 33825.716 2114.107
G2 33825.716 2114.107
G4 33825.716 2114.107
G6 33825.716 2114.107
78
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Data Kuda-Kuda
Profil Kuda-Kuda Truss C.75.100.1
Berat Profil Kuda-Kuda 1.133 Kg/m
jarak antar kuda-kuda 1m
Profil Gording Truss C.75.75.6
Berat Profil Gording 0.817 Kg/m
Jarak Antar Gording 60 cm
Kemiringan Atap 32°
79
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
80
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
= berat total kuda-kuda + berat total gording + berat total luasan Atap
= 109.915+ 57.338+ 140.013
= 307,266 Kg
81
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BEBAN HIDUP
Berdasarkan PPIUG 1983, beban hidup pada atap dan/atau bagian
atap serta pada struktur tudung yang dapat dicapai dan dibebani oleh
orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2.
Pada balok tepi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup
ditunjang oleh dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus
ditinjau kemungkinan adanya beban hidup terpusat sebesar minimum
200 kg.
1. Berat Pekerja
Tabel 3.3.39 Berat Pekerja
Beban Pekerja
titik beban (Kg)
1 200
2 100
3 100
4 100
5 100
6 100
7 100
8 100
9 200
TOTAL 1 K2 1100
TOTAL 3 K2 3300
2. Beban Hujan
82
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BEBAN ANGIN
BEBAN ULTIMATE
1. Rekap beban Mati Ultimit (WU) Kuda-Kuda 3
Wu = 1.2WD +1.6 WL
2. Beban Kombinasi
83
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
TITIK TOTAL BEBAN ULTIMATE MAKS (Kg) BEBAN PER TITIK (Kg)
1 2 TOTAL BEBAN ULTIMATE MAKS/3
B7 6105.721 381.608
D7 6105.721 381.608
F7 6105.721 381.608
84
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Vc = Sa x Ie/R x WD
Dimana :
Vc = Beban Gempa
Sa = Spectral Acceleration (Percepatan Grafitasi) rencana
R = Koefisien Modifikasi Respon
Ie = Faktor Keutamaan Gempa
WD = Beban Mati Total
Berdasarkan lokasi data sondir di Aceh Timur, Akan didapatkan spectrum Gempa
berdasarkan data PUSKIM. Namun Perlu di Indentifikasi jenis tanah pada lokasi
tersebut. Berdasarkan data Tanah didapat jenis tanah yaitu Tanah Sedang.
Untuk Mendapatkan Nilai Sa, didapat dari grafik Spektral Percepatan. Namun Untuk
mendapatkan nilai Sa diperlukan nilai Ta yaitu dengan rumus
Ta = Cv x
Dimana :
h = tinggi total gedung (12.25 m)
Semua nilai Cv dan h didapat dari Tabel pada SNI 1726 : 2012
85
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Ta = 0.0466 x
Ta = 0.444
Ie = 1
R = 3.0
86
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
87
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Maka di dapat nilai Beban Gempa masing-masing titik sebagaimana yang tercantum pada tabel
berikut ini :
88
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
89
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
90
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
91
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
92
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB IV
Konstruksi bagian bangunan bawah tanah (sub structure) yang direncanakan untuk
rehabilitasi gedung kejaksaan, Aceh Besar adalah pondasi dangkal berbentuk bujur
sangkar. Desain pondasi yang meliputi kedalaman perletakan tapak pondasi (Df) dan lebar
tapak (B) disesuaikan dengan beban yang bekerja di atas pondasi tersebut.
Data yang dibutuhkan dalam perhitungan perencanaan pondasi meliputi sudut geser
dalam (kohesi (C), berat volume tanah (𝛾) pada tiap-tiap lapisan tanah. Dari data–data
tersebut dapat dihitung berat volume tanah kering (𝛾 d), berat jenis tanah (Gs), dan berat
volume tanah efektif (𝛾’) dengan mengunakan rumus–rumus yang ada pada buku Analisis
dan Desain Pondasi Jilid 1 karangan Bowles dengan metode perhitungan daya dukung
Hansen. Data-data lain yang direncanakan sebagai berikut.
Soal:
Diketahui:
a. Kedalaman Pondasi tergantung data sondir. Dan sesuai dengan syarat untuk
pondasidangkal DF = 0,8 m
b. Kedalaman muka air tanah = 1 m dari dasar pondasi ke bawah.
93
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
1m
4,8m
2,6m
3,4 m
1,4m
4,8 m
94
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Pada sub bab ini akan dilakukan prediksi profil lapisan tanah berdasarkan data
sondirproyek, serta menganalisis parameter tanah untuk desain pondasi.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Sondir / CPT
95
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Dari data sondir terlampir, jenis tanah ditentukan dengan menggunakan bagan
klasifikasi perilaku tanah (Robertson dkk, 1986). Grafik Di bawah menunjukkan hubungan
antara tahanan konus (qc) dan rasio friksi (FR).
Gambar 4.2 Klasifikasi tanah didasarkan pada hasil uji kerucut statis
Pada gambar tersebut fr adalah rasio gesekan (friction ratio) yang merupakan
perbandinganantara gesekan selimut lokal, fs (gaya gesek yang bekerja pada selimut konus
dibagi dengan luas selimut nya atau disebut gesek satuan) dengan tahanan kunus qc atau
rasio gesekan di nyatakan olehpersamaan :
Dan untuk menentukan kerapatan dan konsistensinya menggunakan tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Hubungan nilai konsisitensi tanah dengan tahanan konus sondir (qc) untuk
tanah kohesif
Conus Resistence (qc) Friction Ratio (FR) Konsistensi
kg/cm2 %
<5 3,5 Very soft (sangat lunak)
5-10 3,5 Soft (soft)
10-35 4 Firm (teguh)
30-60 4 Stiff (kaku)
60-120 6 Very stiff (sangat kaku)
>120 6 Hard (keras)
Sumber : Terzaghi & Peck , 1984
96
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tabel 4.3 Hubungan nilai konsisitensi tanah dengan tahanan konus sondir (qc) untuk
tanah non kohesif
Conus Resistence (qc) Friction Ratio (FR) Kerapatan Relative
kg/cm2 %
<20 2 Very loose (sangat rapat)
20-40 2 Loose (lepas)
40-120 2 Medium (setengah lepas)
120-200 4 Padat (dense)
>200 4 Very dense (sangat padat)
Sumber :Terzaghi & Peck , 1984
Dari data sondir, maka dilakukan Analisa jenis tanah berdasarkan grafik dan table 4.2 dan 4.3
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
97
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Setelah dilakukan Analisa jenis tanah maka didapatlah jenis tanah sebagaimana yang
tercantum pada table 4.4
Tahanan Konsistensi
Kedalaman Rasio
Konus SF lapisan qc Rata2 SF Rata2 tanah Klasifikasi
No tanah Gesekan(Fr)
(qc) berdasarkan Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (%) nilai qc
1 0.00 0.00 0.00
2 lempung
0.20 2.00 0.30
Lapisan berlanau
3 0.40 10.00 0.50 16.40 0.56 3.41 Firm (Teguh)
1 sampai
4 0.60 35.00 1.00 lempung
5 0.80 35.00 1.00
6 1.00 45.00 1.50
7 1.20 45.00 1.50
8 1.40 50.00 1.50
9 1.60 50.00 1.50
10 1.80 50.00 1.50
11 2.00 50.00 1.50
12 2.20 50.00 1.50
13 2.40 50.00 1.50
terdrainasi
14 parsial lanau
2.60 50.00 1.50 Lapisan
54.44 1.44 2.65 Stiff(kaku) berpasir
15 2.80 50.00 1.50 2
sampai lanau
16 3.00 50.00 1.50 berlempung
17 3.20 50.00 1.50
18 3.40 50.00 1.50
19 3.60 60.00 1.00
20 3.80 60.00 1.00
21 4.00 60.00 1.50
22 4.20 80.00 1.50
23 4.40 80.00 1.50
24 4.60 185.00 2.50 pasir sampai
Lapisan Dense
185.00 2.50 1.35 pasir
25 3 (Padat)
4.80 185.00 2.50 berlanau
98
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Setelah mendapatkan jenis tanah, perlu diketahui pula berat jenis () tanah. sudut geser
dalam, dan kohesi (c) pada tiap-tiap lapisan tanah. Berat jenis tanah ditentukan dengan
menggunakan korelasi nilai uji CPT ke SPT (N). Mayerhof (1956) memberikan korelasi antara
2
qc dan nilai N-SPT dengan persamaan : qc= 4N, N=qc/4 dengan qc dalam satuan kg/cm untuk
tanah nonkohesif. Dan untuk tanah kohesif digunakan hubungan qc dan N-SPT C.L. Crowter
(1963) dengan persamaan qc= 2N. Nilai pada tanah kohesif dan non kohesif dapat
ditentukan dengan menggunakan tabel 4.5.
Tabel 4.5 Korelasi berat jenis tanah (), undrained cohesion (qu), dan sudut geser (∅) untuk
tanahnon kohesif dan kohesif
Hubungan antara kohesi c, N-SPT dan sudut geser pada tanah lempung ditunjukkan pada
table 4.6.
Tabel 4.6 Hubungan antara kohesi, N-SPT dan sudut geser pada tanah lempung
99
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
berat berat
volume volume Prediksi Jenis
Kedalaman qc rata-rata
N-SPT basah basah Sudut Geser ϕ(°) Lapisan Tanah dan Ket.
(m)
(ɣb) (ɣb) Konsistensi Tanah
(kg/cm2) (kN/m3) (t/m3)
lempung berlanau
0.0 - 0.8 8 16.40 16.49 1.68 0 Kohesif
sampai lempung
terdrainasi parsial
lanau berpasir
0.8-4.4 27 54.44 20 2.04 0 Kohesif
sampai lanau
berlempung
pasir berlanau
Non-
4.4 - 4.8 46 185.00 19.21 1.96 38.03 sampai lanau
kohesif
berpasir
Keterangan tabel :
Menghitung nilai N-SPT untuk tanah kohesif = qc rata-rata/2
Menghitung nilai N-SPT untuk tanah non-kohesif = qc rata-rata/4
( )( ) ( )
ɣb lapisan 1 = ( )
Dengan interpolasi dari tabel 4.5 didapat sudut geser lapisan 1, sudut geser lapisan 2, sudut
geser lapisan 3
100
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
4.3. Perencanaan Pondasi Bujur Sangkar Untuk Beban Titik Median di Titik E2
4.3.1. Perencanaan Pondasi dengan Menggunakan Analisa Data Sondir (CPT)Data
Rencana :
Lebar Pondasi (B) = 1.5 m
Bentuk pondasi = Bujur sangkar
Kedalaman Pondasi (Df) = 0,8 m
Tebal Pondasi = 0,3 m
Lebar Kolom = 0,3 m
= 32,816 ton
Lapisan 1
qc =16,40 kg/cm2
ɣb =1.68 t/m3
=0.3 m
B=1.5 m
Lapisan 2
qc =53,44 kg/cm2
ɣb = 2.040 t/m3
ɣsat = 2.139 t/m3
Lapisan 3
qc =185,00 kg/cm2
ɣb =1.960 t/m3
ɣsat = 2,154 t/m3
Gambar 4.5 Perencanaan Pondasi Bujur Sangkar Untuk beban Titik Median
101
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tabel 4.9 Nilai-Nilai Tipikal n, e, w, 𝛾d, 𝛾b Untuk Tanah Keadaan Asli di Lapangan
Lempung campuran
Berdasarkan data pada Tabel 4.8 Jenis tanah berdasarkan data sondir dapat
ditentukanberat jenis dan angka pori sebagai berikut :
Tabel 4.10 Berat Jenis dan Angka Pori
Kedalaman (m) Jenis Tanah Berat Jenis (Gs) Angka Pori (e)
0,00 – 0,80 lempung berlanau sampai lempung 2,68 1.9
(teguh)
0,80 – 2,80 terdrainasi parsial lanau berpasir 2,63 0.43
sampai lanau berlempung (medium)
2,80 – 4,00 pasir berlanau sampai lanau berpasir 2,65 0.43
(padat)
102
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( ) ( )
( ) ( )
Muatan Vertikal
a. Berat Pondasi Tapak (Wp)
Berat jenis beton bertulang = 2,4 t/m3
Volume pondasi tapak = (1.5 x 1.5 x 0,3) + (0,25 x 0,4 x 0,5) = 0.725 m3
Berat pondasi tapak = 0.725 x 2,4 = 1.740 ton
103
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Nilai qc dihitung pada kedalam 0,05 m – 2,45 m. Untuk masing-masing kedalaman, nilai qc diperoleh
dari interpolasi
( )
( )
Untuk mendapatkan nilai qu, diperlukan faktor-faktor dimana untuk mendapatkan faktor itu
pula dibutuhkan data data yang tertera pada table 4.11 dibawah ini.
104
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
Diketahui :
b. ( )
( )
105
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
c. ( )
( )
Diketahui :
Arah beban tegak lurus dasar pondasi
Tidak ada eksentrisitas beban arah B ( ) atau L (( )
Maka, B’= B- 2 = 1,5 -2 x 0 = 1,5
B’ = B
L’ = L
( )( )
b. ( )
( )
c. ( )
( )
*jika nilai yang didapat maka gunakan nilai yang didapat, jika maka
gunakan .
106
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui :
D = 0,8 m
B = 1.5 m
a. ( )
( )
1,213
b. ( ) ( )
( ) ( )( ( ))
c.
107
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui ;
H = komponen beban arah horizontal sejajar dasar pondasi = 0
V = komponen beban arah vertikal tegak lurus dasar pondasi = 36,449 ton
A’= luas efektif = B’xL’=BxL=1,5x1,5=2,25 m2
= c = 100 kpa
a.
( )
( )
b.
( )
c.
( )
1
108
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui :
Kemiringan dasar fondasi ( ) =
a.
b.
( )
c.
( )
109
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui :
a.
b. ( )
( )
c.
110
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tekanan Overburden
Po = Df x b
= 0,8 x 1,68
= 1,344 t/m2
𝑢 = 89.437 t/m2
111
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
qn = 17.105 t/m2
Faktor aman :
F= ( )
112
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
4.4. Perencanaan Pondasi Bujur Sangkar Untuk Beban Titik Maksimum di Titik G4
4.4.1. Perencanaan Pondasi dengan Menggunakan Analisa Data Sondir (CPT)Data
Rencana :
Lebar Pondasi (B) = 1.8 m
Bentuk pondasi = Bujur sangkar
Kedalaman Pondasi (Df) = 0,8 m
Tebal Pondasi = 0,3 m
Lebar Kolom = 0,3 m
= 63,868 ton
Lapisan 1
qc =16,40 kg/cm2
ɣb =1.68 t/m3
=0.3 m
B=1.8 m
Lapisan 2
qc =53,44 kg/cm2
ɣb =2.02 t/m3
ɣsat = 2.139 t/m3
Lapisan 3
qc =185,00 kg/cm2
ɣb =1.96 t/m3
ɣsat = 2,154 t/m3
Gambar 4.5 Perencanaan Pondasi Bujur Sangkar Untuk beban Titik Median
113
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tabel 4.9 Nilai-Nilai Tipikal n, e, w, 𝛾d, 𝛾b Untuk Tanah Keadaan Asli di Lapangan
Lempung campuran
( ) ( )
( ) ( )
114
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Muatan Vertikal
d. Berat Pondasi Tapak (Wp)
Berat jenis beton bertulang = 2,4 t/m3
Volume pondasi tapak = (1.8 x 1.8 x 0,3) + (0,25 x 0,4 x 0,5) = 1,022 m3
Berat pondasi tapak = 1,022 x 2,4 = 2,453 ton
Nilai qc dihitung pada kedalam 0,00 m – 2,78 m. Untuk masing-masing kedalaman, nilai qc diperoleh
dari interpolasi
( )
115
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Untuk mendapatkan nilai qu, diperlukan faktor-faktor dimana untuk mendapatkan faktor itu
pula dibutuhkan data data yang tertera pada table 4.11 dibawah ini.
( ) ( )
( )
116
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( ) ( )
( )
Diketahui :
b. ( )
( )
c. ( )
( )
117
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui :
Arah beban tegak lurus dasar pondasi
Tidak ada eksentrisitas beban arah B ( ) atau L (( )
Maka, B’= B- 2 = 1,8 -2 x 0 = 1,8
B’ = B
L’ = L
( )( )
e. ( )
( )
f. ( )
( )
*jika nilai yang didapat maka gunakan nilai yang didapat, jika maka
gunakan .
118
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui :
D = 0,8 m
B = 1.8 m
b. ( )
( )
1,178
d. ( ) ( )
( ) ( )( ( ))
e.
119
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Diketahui ;
H = komponen beban arah horizontal sejajar dasar pondasi = 0
V = komponen beban arah vertikal tegak lurus dasar pondasi = 69,043ton
A’= luas efektif = B’xL’=BxL=1,8x1,8 = 3,24 m2
= c = 100 Kpa
d.
( )
( )
e.
( )
f.
( )
1
Diketahui :
Kemiringan dasar fondasi ( ) =
120
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
d.
e.
( )
f.
( )
Diketahui :
d.
e. ( )
( )
f.
121
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Tekanan Overburden
Po = Df x b
= 0,8 x 1,68
= 1,344 t/m2
𝑢 = 86.953 t/m2
122
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
qn = 12,649 t/m2
Faktor aman :
F= ( )
123
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB V
KESTABILAN TERHADAP PENURUNAN
Cr (Lapisan 2) 0.03
124
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
= 32,816 ton
Lapisan 1
qc =16,40 kg/cm2
ɣb =1.68 t/m3
=0.3 m
=0.3 m
B=1.5 m
B=1.5 m Lapisan 2
qc =53,44 kg/cm2
ɣb =2.04 t/m3
ɣsat = 2.139 t/m3
0,8 m Pc’ = 125 kN/m2
Cr = 0.03
Lapisan 3
qc =185,00 kg/cm2
ɣb =1.96 t/m3
ɣsat = 2,154 t/m3
Diketahui :
B = 1,5 m
L = 1,5 m
Pult = 36,449 ton = 36449 Kg
q = 16,199 t/m2
Tekanan overburden efektif (P0’) di tengah-tengah tiap lapisan
A. Lapisan 2
125
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
B. Lapisan 3
( )
∆ =4 𝐼 𝑛
Dimana :
∆ = Tambahan tegangan vertikal di tengah-tengah lapisan yang ditinjau
terhadap tekanan pondasi netto (kg/cm2)
I = Faktor Pengaruh
qn = Tambahan Tekanan Pondasi Netto (kg/cm2)
Dimana z merupakan kedalaman tengah lapisan pada tiap-tiap lapisan di bawah alas
telapak pondasi dan nilai I diperoleh dari grafik :
126
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
D Z B L m= n= ∆P=4Iqn
I
(m) (m) (m) (m) (B/2)/Z (L/2)/Z (kg/cm2)
2.6 1.8 1.5 1.5 0.416667 0.416667 0.068 0.40392
4.6 3.8 1.5 1.5 0.197368 0.197368 0.019 0.11286
Dimana :
Si = Penurunan akhir (m) dari lapisan setebal H (m)
P0’ = Tekanan overburden efektif rata-rata, atau tegangan efektif sebelum
penerapan beban di tengah-tengah lapisan (kg/cm2)
127
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
D H qc Po' ∆P Si
c
(cm) (cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (cm)
80-440 360 54.440 0.320 255 0.404 1.152
440-
40 185.000 0.512 542 0.113 0.015
480
1.167
B. Penurunan Konsolidasi
Karena pada lapis 2 terdapat tanah dominan lanau, maka perlu dilakukan perhitungan
konsolidasi
Tekanan overburden efektif (P0’) ditengah-tengah lapisan 2
Tambahan tegangan akibat beban pondasi ditengah tengah lapisan lempung dihitung
berdasarkan gambar 5.3. maka luasan dibagi menjadi 4 bagian
B1 = L1 = 1.5/2 = 0.75
m = n = B1/z = L1/z = 0.75 (1.8) = 0.416
128
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Pc' = 125 kN/m2 > Po' = 3.203 t/m2 = 31.411 kN/m2 (termasuk lempung
overconsolidated)
Karena Pc'= 125 kN/m2 > Po' + = 3.203 + 4.041 = 7.244 t/m = 71.039 kN/m2
Maka gunakan rumus :
129
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( )
Maka
Penurunan total = penurunan segera (Si Sondir) + penurunan konsolidasi
= 1.167 cm + 2.52 cm
= 3.687 cm > 2.54 cm ( Tidak Aman)
0,75 m
0,75 m
a. Penurunan yang terjadi pada lapisan 2 (terdrainasi parsial lanau berpasir sampai
lanau berlempung)
L’/B’ = 0,75/0,75 =1
H/B’ = 3,6 / 0,75 = 4,8
qn = q – (𝛾 1 x Df)
= 16,199 − (1,68 0,8)
130
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
= 14,855 t/m2
= 1,485 Kg/cm2
131
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
F1 = 0,434
F2 = 0,032
132
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
𝑛
𝐼𝑝
b. Penurunan yang terjadi pada lapisan 3 (pasir sampai pasir berlanau) (dianggap
tanah dibawah pondasi adalah pasir samapai pasir berlanau/pasir padat)
L’/B’ = 0,75/0,75 =1
H/B’ = 4/ 0,75 = 5,333
qn = q – (𝛾 1 x Df)
= 16.199 − (1,68 0,8)
= 14,855 t/m2
= 1,485 Kg/cm2
Untuk menghitung penurunan segera pada pusat pondasi, pondasi dibagi menjadi
4 bagian dengan masing-masing :
B = 1,5 / 2 = 0,75 m
L = 1,5 / 2 = 0,75 m
0,75 m
0,75 m
133
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Gambar 5.2. Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata fleksibel dipermukaan
(Steinbrenner, 1934)
134
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
F1 = 0,451
F2 = 0,024
𝑛
𝐼𝑝
c. Penurunan yang terjadi pada lapisan 3 (pasir sampai pasir berlanau) (dianggap
tanah di lapisan 2 adalah pasir samapai pasir berlanau/pasir padat)
L’/B’ = 0,75/0,75 =1
H/B’ = 3,6/ 0,75 = 4,8
qn = q – (𝛾 1 x Df)
= 16.199 − (1,68 0,8)
= 14,855 t/m2
= 1,485 Kg/cm2
135
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Gambar 5.2. Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata fleksibel dipermukaan
(Steinbrenner, 1934)
Maka, dari Gambar 5.2 didapat nilai :
136
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
F1 = 0,434
F2 = 0,032
𝑛
𝐼𝑝
b. Penurunan Konsolidasi
137
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Karena pada lapis 2 terdapat tanah dominan lanau, maka perlu dilakukan perhitungan
konsolidasi
Tekanan overburden efektif(P0’) ditengah-tengah lapisan 2
Tambahan tegangan akibat beban pondasi ditengah tengah lapisan lempung dihitung
berdasarkan gambar 5.3. maka luasan dibagi menjadi 4 bagian
B1 = L1 = 1.5/2 = 0.75
m = n = B1/z = L1/z = 0.75 (1.8) = 0.416
138
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Pc' = 125 kN/m2 > Po' = 3.203 t/m2 = 31.411 kN/m2 (termasuk lempung
overconsolidated)
Karena Pc'= 125 kN/m2 > Po' + = 3.203 + 4.041 = 7.244 t/m = 71.039 kN/m2
Maka gunakan rumus :
139
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( )
Maka
Penurunan total = penurunan segera (Si Stainbrenner) + penurunan konsolidasi
= 0.91 cm + 2.52 cm
= 3.43 cm > 2.54 cm (Tidak aman)
140
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Lapisan 1
qc =16,40 kg/cm2
ɣb =1.68 t/m3
=0.3 m ɣsat = 1,579 t/m3
B=1.8 m
Lapisan 2
qc =53,44 kg/cm2
ɣb =2.04 t/m3
ɣsat = 2.139 t/m3
Pc’ = 125 kN/m2
Cr = 0.03
Lapisan 3
qc =185,00 kg/cm2
ɣb =1.96 t/m3
ɣsat = 2,154 t/m3
Diketahui :
B = 1,8 m
L = 1,8 m
Pult = 69,043 ton = 69043 Kg
q = 21,309 t/m2
141
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
C. Lapisan 3
( )
∆ =4 𝐼 𝑛
Dimana z merupakan kedalaman tengah lapisan pada tiap-tiap lapisan di bawah alas
telapak pondasi dan nilai I diperoleh dari grafik :
142
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
D Z B L m= n= ∆P=4Iqn
I
(m) (m) (m) (m) (B/2)/Z (L/2)/Z (kg/cm2)
2.6 1.8 1.8 1.8 0.500 0.500 0.087 0.517
4.6 3.8 1.8 1.8 0.237 0.237 0.023 0.137
Dimana :
Si = Penurunan akhir (m) dari lapisan setebal H (m)
143
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
D H qc Po' ∆P Si
c
(cm) (cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (cm)
80-440 360 54.440 0.320 255 0.517 1.357
440-480 40 185.000 0.512 542 0.137 0.017
1.374
b. Penurunan Konsolidasi
Tekanan overburden efektif(P0’) ditengah-tengah lapisan2
Tambahan tegangan akibat beban pondasi ditengah tengah lapisan lempung dihitung
berdasarkan gambar 5.3. maka luasan dibagi menjadi 4 bagian
B1 = L1 = 1.8/2 = 0.9
m = n = B1/z = L1/z = 0.9/(1.8) = 0.5
144
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Pc' = 125 kN/m2 > Po' = 3.203 t/m2 = 31.411 kN/m2 (termasuk lempung
overconsolidated)
Karena Pc'= 125 kN/m2 > Po' + = 3.203 + 5.169 = 8.372 t/m = 82.101 kN/m2
Maka gunakan rumus :
145
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( )
Maka
Penurunan total = penurunan segera (Si Sondir) + penurunan konsolidasi
= 1.374 cm + 3.24 cm
= 4.614 cm > 2.54 cm (Tidak Aman)
146
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
0,9 m
0,9 m
a. Penurunan yang terjadi pada lapisan 2 (terdrainasi parsial lanau berpasir sampai
lanau berlempung)
L’/B’ = 0,9/0,9 =1
H/B’ = 3,6 / 0,9 =4
𝑛 = − (𝛾 1 Df)
= 21,309 − (1,68 0,8)
= 19,965 t/m2
𝑛 = 1,996 Kg/cm2
147
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
F1 = 0,409
F2 = 0,042
148
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
b. Penurunan yang terjadi pada lapisan 3 (pasir sampai pasir berlanau) (dianggap
tanah dibawah pondasi adalah pasir samapai pasir berlanau/pasir padat)
L’/B’ = 0,9/0,9 =1
H/B’ = 4/ 0,9 = 4.4
𝑛 = − (𝛾 1 Df)
= 21,309 − (1,68 0,8)
= 19,965 t/m2
𝑛 = 1,996 Kg/cm2
149
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Gambar 5.2. Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata fleksibel dipermukaan
(Steinbrenner, 1934)
150
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
F1 = 0,414
F2 = 0,031
𝑛
𝐼𝑝
c. Penurunan yang terjadi pada lapisan 3 (pasir sampai pasir berlanau) (dianggap
151
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
152
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Gambar 5.2. Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata
fleksibel dipermukaan (Steinbrenner, 1934)
153
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
𝑛
𝐼𝑝
2. Penurunan Total
Penurunan total = 1,3 + 0,001 = 1,301 cm
b. Penurunan Konsolidasi
Tekanan overburden efektif(P0’) ditengah-tengah lapisan2
Tambahan tegangan akibat beban pondasi ditengah tengah lapisan lempung dihitung
berdasarkan gambar 5.3. maka luasan dibagi menjadi 4 bagian
B1 = L1 = 1.8/2 = 0.9
m = n = B1/z = L1/z = 0.9/(1.8) = 0.5
154
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Pc' = 125 kN/m2 > Po' = 3.203 t/m2 = 31.411 kN/m2 (termasuk lempung
overconsolidated)
Karena Pc'= 125 kN/m2 > Po' + = 3.203 + 5.169 = 8.372 t/m = 82.101 kN/m2
Maka gunakan rumus :
155
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
( )
Maka
Penurunan total = penurunan segera (Si Stainbrenner) + penurunan konsolidasi
= 1.301 cm + 3.240 cm
= 4.451 cm > 2.54 cm (Tidak aman)
156
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
157
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
158
PERENCANAAN KONSTRUKSI PONDASI 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Perhitungan perencanaan pondasi dangkal dilakukan berdasarkan aspek geoteknik
pada proyek pembangunan Rehabilitasi Gedung Kejaksaan, Aceh Besar. Berdasarkan dari
perhitungan data analisis yang dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan :
1. Dari hasil perhitungan pembebanan didapatkan nilai beban maksimum di titik G4
(63,868 ton) dan beban median di titik E2 (32,816 ton)
2. Bentuk pondasi bujur sangkar dengan dimensi masing-masing :
• Titik E2 = 1,5 m x 1,5 m
• Titik G4 = 1,8 m x 1,8 m
3. Dari hasil perencanaan pondasi untuk beban maksimum di titik G4 di peroleh :
• Angka keamanan SF bedasarkan analisa data sondir (CPT) didapat, SF = 8,430
> F=3,maka pondasi telah memenuhi faktor aman terhadap kapasitas dukung.
• Faktor keamanan bedasarkan persamaan Hansen diperoleh F = 6,836 > F=3,
kriteria keamanan terhadap kapasitas dukung terpenuhi. ,maka pondasi telah
memenuhi faktor aman terhadap kapasitas dukung.
4. Dari hasil perencanaan pondasi untuk beban median di titik E2 diperoleh:
• Angka keamanan bedasarkan analisa data sondir (CPT) didapat, SF = 10,919 >
F=3,maka pondasi telah memenuhi faktor aman terhadap kapasitas dukung.
• Faktor keamanan bedasarkan persamaan Hansen diperoleh F = 5,150 > F=3,
maka pondasi telah memenuhi faktor aman terhadap kapasitas dukung.
5. Dari hasil perhitungan penurunan untuk beban median di titik E2 diperoleh :
• Penurunan pondasi berdasarkan CPT, St=3,687 cm > S ijin = 2,54 cm, maka
pondasi tidak aman terhadap penurunan.
• Penurunan berdasarkan data l aboratorium, St =3,43 cm > S ijin
= 2,54 cm, maka pondasi tidak aman terhadap penurunan.
6. Dari hasil perhitungan penurunan untuk beban maksimum di titik G4 diperoleh :
• Penurunan pondasi berdasarkan CPT, St= 4,614 cm > S ijin = 2,54 cm, maka
pondasi tidak aman terhadap penurunan.
• Penurunan berdasarkan data laboratorium, St = 4,451 cm > S ijin =2,54 cm,
maka pondasi tidak aman terhadap penurunan.
159
PERENCANAAN KONSTRUKSI PONDASI 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
Berdasarkan kesimpulan di atas, terlihat bahwa daya dukung dari tiap pondasi cukup
baik ditandai dengan nilai daya dukung kedua titik yang memenuhi persyaratan Faktor aman
= 3. Namun pada bagian penurunan, kedua pondasi tidak memnuhi persyaratan, hal ini bisa
dikarenakan data Pc’ dan Cr yang tidak akurat menyebabkan nilai penurunan Konsolidasi
menjadi tinggi sehingga nilai total penurunan pun menjadi lebih besar.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil perhitungan dana analisis yang dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran yaitu:
1. Dalam perencanaan sebuah bangunan, pondasi harus direncanakan dengan sebaik
baiknya dengan mempertimbangkan segala aspek-aspek yang berkaitan, jenis pondasi
yang akan digunakan, keadaan tanah tempat direncanakannya pondasi, penurunan
yang akan terjadi.
2. Perencanaan pondasi sebuah bangunan sebaiknya didukung oleh banyaknya macam-
macam pengujian tanah yang dilakukan, baik pengujian di laboratorium maupun
pengujian di lapangan, karena semakin banyak data pengujian yang didapatkan maka
akan semakin akurat pula perencanaan suatu pondasi.
160
PERENCANAAN KONSTRUKSI PONDASI 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL”
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph E. 1983. Analisis dan Desain Pondasi Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Haerdiyatmo, H.C., Mekanika Tanah I, Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta, 2006.
161
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
LAMPIRAN GAMBAR
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK 1
“PERENCANAAN PONDASI DANGKAL