Disusun Oleh :
LD. EL AMIN
NIM : 15 630 068
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR PROPOSAL
Disusun Oleh :
LD. EL AMIN
NIM : 15 630 068
Program Studi : Teknik Sipil
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Sipil
KATA PENGANTAR
v
Dengan segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
Bangunan
Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
Ikhsanuddin (UNIDAYAN).
banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, petunjuk, serta
pemberian data-data yang terkait dalam pembuatan skripsi ini, penulis sampaikan
1. Bapak Ir. H. L.M. Sjamsul Qamar., M.T., IPU selaku Rektor Universitas
Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
2. Bapak Hilda Sulaiman Nur, S.T,. M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan selaku pembimbing utama.
3. Bapak Rachmat Hidayat Dairi,S.T., M.T. selaku Dosen Program Studi Teknik
Sipil Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan selaku pembimbing
pendaming.
4. Bapak Asidin,S.T., M.T. selaku Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas
Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan selaku ketua penguji.
5. Bapak Irzal Agus, S.T.,M.T. selaku Dosen Program Studi Teknik Sipil
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan selaku anggota penguji.
6. Bapak Ahmad Gasruddin, S.T,. M.T. selaku Dosen Program Studi Teknik Sipil
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dan selaku anggota penguji.
7. Seluruh Dosen dan Staf di lingkup Program Studi Teknik Sipil, Fakultas maupun
Universitas yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada
vi
penulis sehingga menjadi bekal untuk meraih cita-cita dan masa depan yang lebih
baik.
8. Kedua orang tua penulis Ayahanda, Ibunda tercinta dan keluarga besar penulis
yang penulis banggakan. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak
pernah putus oleh ruang dan waktu yang berbeda.
9. Rekan-rekan mahasiswa di Teknik Sipil Unidayan, untuk dukungan moril,
materil, dan kebersamaan yang telah diberikan. Semua itu melahirkan spirit
dalam diri peneliti untuk terus melangkah tanpa kenal menyerah dan putus asa.
kesempurnaan hanya milik Allah, atas segala kekurangan dan kesalahan yang
mungkin ada didalam, penulis sampaikan maaf dan terima kasih atas saran dan
kritik pembaca.
Baubau,
LD. EL AMIN
NIM. 15 630 068
vii
DAFTAR ISI
SEMINAR PROPOSAL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAL TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Batasan Masalah .......................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 5
G. Keaslian Penelitian ...................................................................... 7
v
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pengukuran Luas Areal Petak Sawah............................................ 70
B. Perhitungan Kebutuhan Air Untuk Tiap Areal Sawah.................. 73
C. Perhitungan Kebutuhan Jumlah Air (Q Aktual) ........................... 76
D. Efisiensi Pemberian Air di Setiap Saluran Irigasi Tersier………. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 81
B. Saran ............................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus hidrologi ............................................................................... 8
Gambar 2. Tingkat ketersediaan air tanah, Desember 2019.............................. 12
Gambar 3. Persamaan kontinuitas...................................................................... 15
Gambar 4. Ilustrasi metode pengukuran kecepatan aliran................................. 17
Gambar 5. Penampang saluran irigasi................................................................ 18
Gambar 6. Bendungan Loko.............................................................................. 20
Gambar 7. Badan bendungan (Bendungan Loko).............................................. 26
Gambar 8. Pintu air............................................................................................ 27
Gambar 9. Sketsa isometris alat ukur Romijn.................................................... 28
Gambar 10. Bangunan pelimpah.......................................................................... 29
Gambar 11. Penampang saluran berbentuk trapesium......................................... 32
Gambar 12. Bagian keseimbangan air................................................................. 37
Gambar 13. Peta analisis curah hujan Oktober 2019........................................... 46
Gambar 14. Grafik rata-rata hujan perdekade...................................................... 46
Gambar 15. Grafik suhu rata-rata periode Januari 2012 S/D Juli 2017............... 47
Gambar 16. Grafik lama penyinaran matahari periode Juli 2012 S/d juli 2017. . 48
Gambar 17. Grafik kelembaban rata-rata periode Juli 2012 S/dJuli 2017........... 49
Gambar 18. Grafik kecepatan angin rata-rata periode Juli 2012 S/dJuli 2017.... 49
Gambar 19. Flowchart Bagan Alir Proses Penelitian........................................... 69
Gambar 20. Diagram Kebutuhan Air di Saluran dan Areal Sawah....................... 77
Gambar 21. Diagram Kebutuhan Air dan Petak Sawah........................................ 78
Gambar 22. Diagaram Efisiensi Saluran di Loko.................................................. 80
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bendung Wajah Jaya merupakan salah satu dari beberapa bendung yang ada di Kabupaten
Buton Kec Lasalimu Selatan, berlokasi di Desa Wajah Jaya, Kecamatan Lasalimu Selatan,
Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggra. Bendung ini adalah bangunan bendung yang
dibangun melintang pada Sungai Wajah Jaya untuk mengaliri Daerah Irigasi (DI) Wajah
Jaya bagian kanan dan (DI) Wajah Jaya kiri dengan area seluas 1223 Ha. Pada bulan juli
2016 tanggul Intake Bendung Pekatingan bagian sebelah kiri amblas karena gerusan air
irigasi.
Sebagai bangunan prasarana irigasi struktur bangunan bendung dipengaruhi oleh debit aliran
dan volume air sungai yang fluktuasi. Kondisi debit yang tidak stabil tersebut membuat
diperlukan perhitungan hidroulika dan hidrologi pada daerah aliran sungai untuk
perancangan struktur bangunan bendung, sehingga bendung didesain bertahan dalam jangka
waktu yang lama dalam kondisi yang ditentukan. Meskipun begitu, kondisi debit banjir yang
ekstrim maupun faktor-faktor eksternal pada bendung yang tidak diperkirakan dapat
merusak struktur bangunannya. Karena kondisi tersebut maka diperlukan suatu penilaian
penanganan yang tepat untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan bendung sebelum
B. Batasan Masalah
1.
2. Pengukuran kecepatan aliran, dimensi saluran dan perhitungan debit hanya pada
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa besar tingkat efisiensi saluran irigasi tersier dalam menyalurkan air ke
area sawah.
2. Dengan jumlah debit air yang ada apakah dapat mencukupi kebutuhan air untuk
D. Tujuan Penelitian
sawah.
3
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Untuk mengetahui kebutuhan air pada areal persawahan dan efisiensi saluran
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan acuan bagi petani setempat dalam mengelola pemberian air pada
b. Sebagai bahan acuan pembelajaran ilmu tentang optimasi alokasi air untuk
c. Bahan pertimbangan bagi Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan dan Dinas
Pertanian Kota Baubau terkhusus pada wilayah Daerah Loko dalam pengambil
kebijaksanaan.
F. Sistematika Penulisan
pengesahan, kata pengantar, abstrak dan berbagai daftar meliputi daftar isi, daftar
sistematika penulisan hasil studi diuraikan dalam komposisi yang terdiri dari 5
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini memuat teori-teori yang terpakai dalam penelitian, antara lain:
saluran aliran irigasi, kebutuhan air irigasi, tanah tekstur dan struktur tanah,
Dalam bab ini diuraikan lokasi penelitian, desain penelitian, alur penelitian,
Bab ini berisi tentang uraian data yang digunakan, hasil analisis perhitungan
5. Bab V Penutup
5
Bab ini merupakan bab terakhir dan penutup dari skripsi yang berisi
kesimpulan hasil perhitungan dan efisiensi pemberian air, serta saran yang di
G. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Studi Efisiensi Pemberian Air Irigasi Loko Kelurahan
pertama kali dilakukan dan sebelumnya belum pernah dilakukan oleh siapapun,
namun ada sedikit kemiripan dengan judul penelitian lain tetapi berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberian. Operasi jaringan
6
irigasi dalam pengertian yang sempit yaitu pengaturan pintu-pintu dan bangunan-
bangunan pengatur air untuk menyadap air dari sumber air, memasukkannya ke
Dalam pengertian luas operasi jaringan irigasi adalah tata guna air irigasi
(irrigation water management), yaitu kesatuan proses penyadapan air dari sumber
air, pengaturan pengukuran dan pembagian air didalam jaringan, serta pembagian air
ke petak-petak sawah dan pembuangan air yang berlebih secara rasional, sehingga:
1. Air yang tersedia digunakan dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
pertumbuhan tanaman.
harus dilaksanakan secara teratur dan terus menerus untuk menjamin keselamatan
Kebutuhan air meliputi masalah persediaan air, baik air permukaan maupun air
bawah tanah. Dalam pembangunan proyek irigasi untuk memperoleh hasil produksi
yang optimal pemberian air harus sesuai dengan waktu yang diperlukan tanaman
serta banyaknya air yang diperlukan untuk pertanian sehingga pemberian air irigasi
a. Siklus Hidrologi
7
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air atau perjalanan air yang
tidak pernah berhenti dari atmosfer (ruang udara) ke bumi dan kembali lagi ke
atmosfir. Di darat air mengalir baik di permukaan bumi maupun di dalam bumi
(ruang darat) menuju laut (ruang laut) secara terus menerus dari tempat yang lebih
presipitasi (hujan).
B. Pengairan
pengairan atau pengelolaan irigasi adalah segala usaha pendayagunaan air irigasi
jaringan irigasi.
yang dimaksud dengan pengairan atau pengelolaan sumberdaya air adalah upaya
8
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pengertian pengairan dalam Undang- undang No. 7 Tahun 2004 tersebut bukan
hanya sekedar suatu usaha menyediakan air guna keperluan pertanian saja tetapi
1. Irigasi, yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang kegiatan
2. Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan tanah di daerah rawa, antara lain
untuk pertanian.
kehilangan air yang terjadi selama penyaluran air irigasi perlu dibatasi dengan cara :
2. Strategi mitigasi
Strategi ini dengan cara mengelola tata air pada lahan-lahan gambut (low
3. Strategi adaptasi
pengelolaan sumberdaya air dan lahan serta sumberdaya lainnya dalam suatu wilayah
antara kepentingan bagian hulu dan kepentingan bagian hilir sungai, pengelolaan
terpadu antara kuantitas dan kualitas air, antara air tanah dan air permukaan, serta
antara sumberdaya lahan dan sumberdaya air. Konsep IWRM ini diharapkan dapat
mengatasi masalah kelangkaan air, banjir, polusi hingga distribusi air yang
berkeadilan.
pemerintah pada kesempatan memperingati Hari Air Sedunia XII tahun 2004 pada
tanggal 23 April 2004. Pada saat itu dicanangkan komitmen pemerintah dalam
Pengelolaan Air yang Efektif dalam Penanggulangan Bencana oleh 11 Menteri dalam
Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan, Menteri Sosial, Menteri Negara Riset dan
Lingkungan Hidup.
sebuah Wilayah sungai, antara lain keberadaan: Organisasi pengelola wilayah sungai
kesadaran publik, alokasi air, hak atas air, ijin pembuangan limbah, pembiayaan
peramalan banjir, rehabilitasi kerusakan akibat banjir, monitoring kualitas air, upaya
perbaikan kualitas air, konservasi lahan basah (rawa), perlindungan dan peningkatan
ikan di sungai, pengelolaan air tanah, konservasi air dan sistem informasi guna
C. Irigasi
Mawardi Erman (2007) menyatakan bahwa irigasi adalah usaha untuk memperoleh
air yang menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk keperluan penunjang
produksi pertanian.
irigasi dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air
khususnya petani (Peraturan Pemerintah tahun 2001; BAB I pasal 2). Tersedianya
6. Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.
menyeluruh dan merata, khususnya apabila ketersediaan air terbatas. pada musim
kemarau misalnya banyak areal pertanian yang tidak ditanami karena air yang
didukung oleh teknologi dan perangkat hukum yang baik. Pemanfaatan sumberdaya
1. Sistem irigasi non teknis yaitu irigasi yang dibangun oleh masyarakat dan
setempat.
13
2. Sistem irigasi teknis yaitu suatu sistem yang dibangun oleh pemerintah dan
pengelolaan jaringan utama yang terdiri dari bendung, saluran primer, saluran
sekunder dan seluruh bangunan dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini DPU
masyarakat.
Air irigasi yang masuk ke lahan pertanian dapat diketahui dari debit air yang
mengalir. Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang
melintang dalam alur, pipa, akuifer ambang per satuan waktu (liter/detik) (Soematro,
1986). Debit yang mengalir secara kontinyu melalui pipa atau saluran terbuka
bercabang, dengan tampang aliran konstan ataupun tidak konstan adalah sama di
Q1 = Q2 = Q3 + Q4..............................................................................pers.(1)
Atau
A1 x V1 = A2 x V2 = (A3 x V3) + (A4 x V4).....................................pers.(2)
Debit dapat dihitung dengan Persamaan sebagai berikut :
14
Debit Aktual
Dengan :
(m/s).
1. Pilih lokasi pengukuran pada bagian sungai yang relatif lurus dan tidak
Jarak
Vav =
Waktu
Waktu yang capai pelampung untuk mencapai jarak sejauh 3 meter diukur
15
(stopwatch) agar tingkat akurasi pengukuran tinggi, lalu diambil rata-rata dari 5 kali
Kecepatan rata-rata juga dapat diperoleh dari kecepatan (V) dikalikan dengan
koofiensi kalibrasi (k) pelampung pada saat pengukuran di lapangan, 0,85 < k <0,95
(Suyono Sosrodarsono, 2003:180), dan ditetapkan koofiensi dari alat pelampung 0,8
dengan Persamaan:
Dengan :
D. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah kesatuan dari saluran dan bangunan yang diperlukan
2001 tentang irigasi, yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan
1. Jaringan irigasi utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem
irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran sekunder, dan
2. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang
disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran
pembuang serta saluran pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas
1. Pemeliharaan rutin : Pemeliharan ringan pada bangunan dan saluran irigasi yang
saluran dibawah permukaan air, pada waktu melaksanakan pekerjaan ini saluran
kerusakan yang tidak terduga sebelumnya, misalnya karena banjir atau gempa
bumi.
E. Bendungan
Bendungan Loko adalah bendungan yang airnya bersumber dari Aliran mata air
ketersediaan air dan menahan air (non overflow dams), berdasarkan tujuan
setempat sebagai objek wisata serta di fungsikan sebagai sistem irigasi untuk lahan
puncak bendungan.
yaitu bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams) dan bendungan
bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk
pembangkit listrik atau irigasi atau pengendalian banjir atau perikanan darat,
listrik dan irigasi; pengendalian banjir dan pembangkit listrik; air minum dan
(diversion dams) dan bendungan untuk memperlambat aliran air (detension dams).
bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat
menangkap lumpur dan pasir maka disebut debris dam, check dam, atau sabo
dam.
21
Bendungan berdasar jalannya air dibagi menjadi dua tipe yaitu bendungan untuk
dilewati air (overflow dams) dan bendungan untuk menahan air (non overflow
dams).
berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu, dan pasangan batu bata.
urugan (fill dams, embankment dams), bendungan beton (concrete dams), dan
bendungan lainnya.
yang dibangun dari hasil penggalian baha (material) tanpa tambahan bahan lain
bendungan asli.
c. Bendungan lainnya
(timber dams), bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan batu bata
bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah
d. Bendungan sisi
Bendungan sisi adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan
kanan bendungan utama yang memiliki tinggi puncaknya yang sama. Ini
23
(ICOLD,1928). (Asiyanto,2011)
f. Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dams)
Bendungan terdiri dari dua bagian utama, yaitu bangunan utama dan waduk.
Bangunan utama terdiri dari badan bendungan, pintu air, bangunan pelimpah dan
intake.
1. Badan Bendungan
Badan bendungan adalah bagian bendungan yang berfungsi menahan air dan
2. Pintu air
Pintu air adalah bagian bendungan yang berfungsi mengatur, membuka, dan
dengan debit air dan tinggi tekanan (selisih tinggi air) yang akan dialiri.
(Soedibyo,1993).
Kegunaan dari pintu Romijn adalah untuk membagi air saluran induk ke
saluran sekunder atau membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier.
Pintu Romijn berguna untuk mengukur serta mengatur debit air. Kedalaman air
25
maksimum diatas ambang adalah h = 0,35 m dan alat ukur ini dapat mengukur
Lebar standar untuk pintu romijn adalah 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 dan 1,50 m
untuk harga-harga lebar standar ini semua tipe pintu, kecuali satu tipe,
mempunyai panjang standar mercu 0,50 m untuk mercu horisontal dan jari-jari
0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar sesuai
dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt. Lebar pintu
ini 0,50 m, tetapi mercu horisontalnya 0,33 m dari jari-jari 0,07 m untuk ujung
meja. Nilai-nilai besaran debit yang dianjurkan untuk standar pintu romijn
Dengan
Q : debit (m3/s)
3. Bangunan Pelimpah.
mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan
keamanan bendungan.
4. Intake
Intake adalah bangunan pengambilan air dari bendungan untuk melayani
kebutuhan air
27
1. Saluran
atau pipa yang terisi air sebagian. Saluran terbuka ditandai oleh adanya
laju aliran dalam saluran terbuka. Persamaan yang biasa digunakan adalah
1 2 1
V = R S .......................................................................................pers. (7)
n 3 2
Dimana
n : koefisien manning,
R : jari-jari hidrolik
berukuran kecil, yaitu lebar atas pada taraf banjir kurang dari 100 feet dapat
Bentuk yang paling umum dipakai untuk saluran berdinding tanah yang tidak
Menurut Erman Mawardi (2007:10) pada sistem irigasi teknis, menurut letak
1. Saluran primer yaitu saluran yang membawa air dari bangunan utama
primer.
4. Saluran kuarter yaitu saluran di petak sawah dan mengambil air secara
Adapun cara mengetahui banyaknya dan lamanya aliran air irigasi untuk
tanaman padi. Kualitas saluran irigasi adalah sangat penting bagi memenuhi air di
lahan persawahan. Saluran irigasi yang baik akan dapat memenuhi kebutuhan air
pada lahan persawahan. Kualitas saluran juga berkaitan dengan material binaan
pada saluran. Material yang banyak di gunakan untuk lapisan pada saluran berupa
beton, pasangan batu, pasangan bata, campuran tanah dan bentonite lempung alam
dengan permeabilitas rendah dengan berbagai karet, plastik susunan aspal. Air
irigasi yang masuk ke lahan pertanian dapat diketahui dengan cara menghitung
kapasitas saluran irigasi atau debit air irigasi, dengan maksud agar pembagian air
dalam suatu jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara adil dan merata sehingga
3. Bangunan Irigasi
Bangunan irigasi dalam jaringan irigasi teknis mulai dari awal sampai
pembagian air.
pengambilan bebas.
3) Bangunan pembagi untuk membagi air dari satu saluran ke saluran yang
lebih kecil.
d). Bangunan yang termasuk dalam kelompok kedua antara lain yaitu:
sebagainya.
baik. Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi. Air irigasi adalah
sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui
sistem jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di lahan pertanian.
Keseimbangan jumlah air yang masuk harus sama dengan jumlah air yang
keluar dari suatu lahan pertanian. Jumlah air yang masuk pada suatu lahan pertanian
berupa air irigasi (IR) dan air hujan (Reff). Sedangkan jumlah air yang keluar
merupakan sejumlah air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman (ETc), air
persemaian dan pengolahan tanah (Pd), maupun sejumlah air yang merembes karena
1. Pengertian Tanah
Menurut Hasan Basri Jumin (2010: 27) tanah merupakan medium alam
tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat,
34
cair, dan gas. Bahan penyusun tanah dapat dibedakan atas partikel mineral, bahan
organik, jasad hidup, air, dan gas. Untuk kehidupan tanaman, tanah mempunyai
b. Sebagai medium tumbuhan yang menyediakan hara dan pertukaran hara antara
perbandingan relatif dari partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama
a. Tanah Berpasir
Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian, terutama untuk persawahan,
karena sifat pelolosan airnya besar sekali, jadi memerlukan banyak air.
Sebaliknya, tanah ini dapat digunakan untuk dry farming atau usaha tani tanah
kering, jenis tanah ini bias digunakan. Tanah lempung berpasir atau loamy sand
Tanah jenis ini sangat baik untuk pertanian, kecuali jika tanah itu telah
membawa sifat asam pada tanah. Tanah jenis ini sangat lekat pegangannya
antara satu dengan yang lainnya, baik pada keadaan musim kering maupun
musim hujan.
Tanah dengan tekstur ini baik sekali untuk usaha tani persawahan. Apabila
tanah jenis ini digunakan untuk usaha tani yang bersifat umum atau bercocok
menjadi bentuk tertentu atau menjadi agregatagregat yang lebih besar yang
Pengaruh langsung terjadi pada akar tanaman. Apabila keadaan tanah lernah maka
akar tanaman akan bekerja dengan baik sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Apabila keadaan tanah itu padat, akar-akar tanaman akan sukar menembus
tanah. Pengaruh yang tidak langsung yaitu terhadap tata air, temperatur tanah, dan
udara.
Tanah yang memiliki kondisi remah diharapkan bagi usaha tani karena
cukup bagi pertumbuhan akar, sedangkan bahan padatnya menjadikan akar dapat
bertahan kuat.
Kondisi remah yang baik adalah kondisi remah sedang. Kondisi remah
bercerai-berai kurang baik bagi pegangan akar tanaman. Kondisi remah sedang
a. Bulk Density.
tanah mengendalikan kesarangan tanah dan kapasitas sekap air. Bobot isi (Bulk
dan air, dan penerobosan akar tumbuhan ke dalam tubuh tanah. Keadaan tanah
tidak berkembang dengan baik (Baver et al., 1987 dalam Purwowidodo 2005).
Kerapatan limbak tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari
lapisan ke lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah.
sulit meneruskan air atau sukar ditembus akar tanaman, sebaliknya tanah
(Hardjowigeno, 2003).
37
b. Vegetasi.
adalah melindungi tanah dari pukulan hujan secara langsung dengan jalan
dalam dan memiliki laju transpirasi yang cukup tinggi sehingga dapat
menghabiskan kandungan air tanah hingga jeluk-jeluk yang dalam. Hal ini
Pori tanah dapat dibedakan atas pori kasar dan pori halus. Pori kasar
berisi udara atau air grafitasi, sedangkan pori halus terdiri dari air kapiler dan
udara (Hardjowigeno, 2003). Kandungan air tanah adalah persentase air yang
dikandung oleh tanah atas dasar berat kering mutlak tanah (Arsyad, 1989).
Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil daripada
d. Porositas tanah.
Volume pori atau porositas adalah persentase dari seluruh volume tanah,
yang tidak diisi bahan padat, terdiri atas pori yang bermacam ukuran dan
primer sampai pada pori-pori besar dan lorong yang dibuat akar dan binatang
kadar air pada kondisi kapasitas lapang, di mana kandungan air dalam tanah
maksimum yang dapat ditahan oleh partikel tanah terhadap gaya tarik bumi.
Jumlah air yang diperlukan untuk mencapai kondisi kapasitas lapang disebut
e. Permeabilitas.
drainase yang sempurna, serta tidak mudah didispersikan oleh air hujan.
besar dan mempunyai lapisan kedap yang dalam maka aliran permukaan
rendah, sedangkan untuk tanah yang bertekstur halus maka penyerapan air akan
semakin lambat dan aliran permukaan akan semakin tinggi (Rahim, 2003).
6 Cepat 12,5 – 25
7 Sangat Cepat >25
Sumber: Hardjowigeno, 2003
I. Tanaman Padi
dari air hujan ataupun dari air irigasi yang dialirkan ke petak-petak sawah
memperhatikan kebutuhan air, oleh karena itu tanaman padi sebagai tanaman
penghasil beras telah lama dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat tanah air. Hal
ini amat memungkinkan karena negara kita memiliki tanah yang subur dan keadaan
Budidaya tanaman padi sudah dikenal orang sejak zaman dahulu hingga saat
ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang
semakin bertambah.
Perlu diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,32 per
Untuk itulah perlu adanya irigasi bagi tanaman padi untuk meningkatkan
produktivitas lahan dan meningkatkan intensitas panen per tahun. Air irigasi
merupakan unsur vital dalam pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman yang
40
diperlukan secara efektif dengan penggunaan teknologi yang lebih baik sehingga
dapat diperoleh hasil varietes unggul yang berdaya hasil tinggi dan berumur pendek.
faktor, menurut Kanisius (1990:34-39). Tanaman padi dapat hidup dengan baik
didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain,
padi dapat hidup di daerah yang beriklim panas dan lembab. Pengertian iklim ini
a. Curah Hujan
Curah hujan merupakan penyediaan air secara alamiah. Curah hujan yang
ketersedian air. Oleh karena itu Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang
baik merata 200.mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama empat bulan.
Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam perairan,
sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi.
2018 curah hujan di Kecamatan ini berjumlah 1.566,50 mm, dengan 138 hari
hujan. Sepanjang tahun 2018 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari
bulan dengan aktivitas hujan minimum, dengan 5 hari hujan dan Curah
Beberapa desa atau kelurahannya dilalui anak sungai yang dapat digunakan
Bungi tergolong tipe iklim D, yaitu terdapat 4,8 Bulan basah (BB), dan 3,1
menjadi delapan tipe iklim, seperti yang ada pada tabel berilkut:
Kecamatan Bungi termasuk tipe iklim D yang bersifat sedang. Daerah yang memiliki
iklim seperti ini termasuk dataran rendah.Kenyataan ini berindikasi bahwa di wilayah
pada Bulan Agustus yaitu 550 Cal/Cm², dan penyinaran rata-rata bulanan terendah
a. Suhu Udara
Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai dengan tanaman padi,
sedangkan di Kota Baubau pengaruh suhu tidak terasa sebab suhunya rata-
ratanya 27.3 °C. sepanjang tahun 2012-2017 ketersediaan data suhu rata-rata
39%.
43
Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi, yaitu dapat
Betoambari 2012-2017).
Gambar 15. Grafik Suhu Rata-Rata Periode Januari 2012 S/D Juli2017.
(Sumber.Stasiun Meteorologi Betoambari).
b. Penyinaran Matahari
energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan
Tenaga mekanik ini akan menyebabkan perputaran udara dan uap air
air yang tinggi pada permukaan. Ketersediaan air melibatkan tidak saja
jumlah air yang ada, tapi juga persediaan air yang siap untuk terjadinya
evaporasi.
44
Gambar 16. Grafik Lama Penyinaran Matahari Periode Juli 2012 S/D juli2017.
(Sumber.Stasiun Meteorologi Betoambari).
c. Kelembaban
menurut suhu. Menggingat makin tinggi suhu udara, makin banyak uap yang
uap yang terdapat dalam 1 m³ udara atau kerapatan uap. Variasi harian dari
dimana suhunya paling rendah, kelembabannya paling tinggi dan menjadi pali
rendah pada waktu suhunya tinggi. Dalam arah vertical baik siang maupun
Gambar 17. Grafik Kelembaban Rata-Rata Periode Juli 2012 S/D juli 2017
(Sumber.Stasiun Meteorologi Betoambari).
45
d. Kecepatan Angin.
Yang disebut arah mata angin adalah arah dari mana angin bertiup.
Untuk penunjuk angina ini digunakan lingkaran arah angin dan pencatat
angin. Untuk penunjuk arah mata angin biasanya digunakan sebuah panah
dengan pelat pengarah. Arah panah ini dihubungkan ke lingkaran arah angin
sehingga pergerakan arah angin dapat segera diikuti. Angin mempunyai
pengaruh yang sangat besar pada proses penyerbukan dan pembuahan
tanaman padi. Pengaruh ini sangat menguntungkan bagi tanaman padi, karena
waktu penyerbukan memerlukan angin sebagai perantaranya.
Gambar 18. Grafik Kecepatan Angin Rata-Rata PeriodeJuli 2012 S/D Juli 2017.
(Sumber. Stasiun MeteorologiBetoambari).
Air merupakan salah satu factor penting dalam bercocok tanam. Suatu system
pengaturan air yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tananan yang optimal.
Air dan tanaman padi mempunyai hubungan yang erat karena fungsi air yang
Koofisien
Fase Pertumbuhan Waktu
Tanaman
Penyiapan lahan / Nursery 15 hari 1.20
Penggenangan / Land prepanation 30 hari 1.20
Penanaman / Intial stage 45 hari 1.32
Anakan aktif 60 hari 1.40
Pertumbuhan / Developm. Stage 75 hari 1.35
Menjelang tumbuh ( Bunting ) Mid season 90 hari 1.25
Masa sudah tua / Late season 105 hari 1.12
Masa Panen 120 hari -
Total 120 hari 8,84
Sumber: Menurut Cropwat tahun 1989
matahari.
daun akan tertutup apabila kadar air kedalam daun terlalu kecil.
4. Air yang cukup diserap oleh tanaman padi sebagian besar hilang lewat
penguapan.
a. Penggenangan lahan.
Pada waktu melakukan penggenangan lahan air harus cukup agar supaya
struktur tanah menjadi lumpur baik. Sering tanah dibajak 2 kali, Jika demikian,
timbul ketika dibajak hendaknya masih selalu di atas air, hingga dapat sinar
hari, agar akar tanaman padi dapat mudah melekat pada tanah, penggenangan
sebagai berikut:
1. Topografi
miring membutuhkan air yang lebih banyak dari lahan yang datar. Karena
air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit
yang mengalami infiltrasi. Dengan kata lain kehilangan air di lahan miring
2. Hidrologi
Jumlah curah hujan mempengaruhi kebutuhan air makin banyak curah hujan
nya, maka makin sedikit kebutuhan air tanaman. Hal ini dikarenakan hujan
b. Penanaman.
Setelah tanah selesai dikerjakan dan struktur lumpur yang baik, maka
tibalah saat penanaman. Jika ditanam tidak teratur atau didalam barisan dengan
menggunakan tali penglurus, maka sawah yang akan ditanami digenangi air
setinggi kurang lebih 5 cm. Tetapi jika barisan-barisan di buat dengan alat
penggurat tanah, waktu garis-garis di buat dan selama menanam tanah agak
dikeringkan, artinya tidak boleh tergenangi air. Selesai di tanam, air tetap
banyaknya atau kalau bertanam dengan alat penggurat air ditambah hingga
48
kira- kira 5 cm tingginya. Kira kira 10-15 hari setelah padi ditanam, air
c. Pertumbuhan.
dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk
melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan
dari pemupukan ialah untuk mencukupi kebutuhan makanan. Agar padi dapat
optimal bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Faktor
lingkungan tersebut antara lain sumber makanan, air, suhu, kelembaban, sinar
matahari, populasi tanaman persataun luas serta keadaan hama dan penyakit
Agar faktor lingkungan ini baik maka dilakukan pemupukan atau pemberian
kebutuahan tanaman akan nitrogen, fosfor dan kalium harus cukup dengan
dengann saat panen untu kebutuhan benih. Hal ini berkaitan dengan kondisi
embrio yang ada dalam buah padi. Padi untuk benih memerlukan
kesempurnaan dalam pembentukan embrio, sebab embrio harus hidup dan siap
membuka air diberikan banyak lagi. Setelah padi menguning yaitu kira-kira 14
menyulitkan penentuan saat panen yang tepat, sebab petani harus menunggu
mulai sebelum memasak hingga sampai menjadi masak sempurna atau sekitar
tanaman padi.
Keterangan :
yaitu: Koefisien tanaman padi dan Evaporasi permukaan air selanjutnya kedua
variabel dikalikan maka akan diperoleh hasil kebutuhan air tanaman padi.
Kebutuhan air di petak sawah untuk tanaman padi dapat ditentukan oleh
a. Pengelolaan tanah dan persemaian, selama 1-1,5 bulan dengan kebutuhan air
10-14 mm/hari.
b. Pertumbuhan pertama (vegetatif), selama 1-2 bulan dengan kebutuhan air 4-6
mm/hari.
c. Pertumbuhan kedua (vegetatif), selama 1-1,5 bulan dengan kebutuhan air 6-8
mm/hari.
d. Pemasakan selama lebih kurang 1-1,5 bulan dengan kebutuhan air 5-7
mm/hari.
51
e. Kedalaman air di sawah yang selama ini dilakukan oleh petani yaitu:
Nedeco / Prosida
Periode 15
Varietas Biasa Varietas Unggul
hari ke
(ltr/dtk/ha) (ltr/dtk/ha)
1 1,20 1,20
2 1,20 1,27
3 1,32 1,33
4 1,40 1,30
5 1,35 1,15
6 1,25 0
7 1,12 -
8 0 -
Sumber: Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010 1985
1. Air yang digunakan untuk mengairi sawah berasal dari sumber air yang telah
ditentukan oleh yang berwenang (Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian) dengan
2. Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa mengenangi dan
merata, sehingga permukaan tanah terairi dan basah. Pada petak sawah harus
berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat merata di seluruh
lahan.
3. Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah.
Kotoran yang mengendap dapat digunakan sebagai pupuk dan lumpur sangat baik
pembuangan harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air, sehingga dapat
Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah air pada petak sawah, adalah
5) Hujan efektif
Adalah curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat
R2 R2 R2
{
ER = −0,001
ET
+0,025
ET2
+0,0016 R+ 0,6
ET }
.......................... pers (10).
Keterangan :
ER : Hujan Efektif
ET : Evoptranspirasi ( % )
penelitian yang berupa data kuantitatif sehingga akan diperoleh hasil perhitungan
Keterangan :
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing-masing sub variabel yaitu:
Koefisien tanaman padi dan Evaporasi permukaan air selanjutnya kedua variabel
7) Infiltrasi
Infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam tanah sebagai akibat gaya
kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan garvitasi (gerakan air ke arah vertikal).
Setelah keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air
tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi
dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksiamal gerakan air masuk ke dalam
apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju
Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan
memperbesar debit aliran selama musim kemarau yang penting untuk memasok
kebutuhan air pada saat kritis tersebut, untuk pergenceran kadar pencemaran air
infiltrometer. Double ring Infiltrometer merupakan suatu alat tabung baja silinder
pendek berdiameter besar (atau suatu batas kedap lainnya) yang mengitari suatu
daerah dalam tanah. Double ring Infiltrometer terdiri dari dua cicin konsentrik
menggenangi, maka disebut double ring infiltrometer tipe genangan serta terus
V
F: .................................................................................................pers (12)
t
Keterangan :
t : Waktu (menit).
tanaman, jenis tanah, cara pemberian airnya, cara pengolahan tanah, banyak turun
55
bendung dan sebagainya. Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat
Dengan :
sawah(mm/hari).
P : Perkolasi (mm/hari).
NFR
IR = .......................................................................pers (14).
EF
Dengan :
FWR).
56
Keterangan :
In : Infiltrasi (ltr/menit)
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing-masing sub variabel yaitu
harian atau bulanan setelah diperoleh dari hasil perhitungan selanjutnya dari hasil
Persamaan :
FWR
PWR = ..............................................................................pers (16).
Efp
Keterangan:
irigasi, diperoleh dari hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah di bagi
dengan efisiensi saluran irigasi selanjutnya di kalikan dengan luas areal irigasi
maka akan di ketahui hasil perhitungan kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi.
J. Efisiensi Irigasi
untuk tanaman, yang diambil dari sumber air atau sungai yang dialirkan ke areal
merupakan parameter yang susah diukur. Akan tetapi sangat penting dan di
yang dibutuhkan tanaman untuk evapotranspirasi dengan jumlah air sampai pada
irigasi dan drainase mulai dari bendung : saluran irigasi primer, sekunder, tersier
58
dan kuarter ; petak tersier dan jaringan irigasi/drainase dalam petak tersier.
mempunyai dampak yaitu berdasarkan terhadap luas areal daerah irigasi, metoda
pemberian air secara rutinitas atau kontinyu dan luasan dalm unit rotasi.
Apabila air diberikan secara kontinyu dengan debit kurang lebih konstan
maka tidak akan terjadi masalah pengorganisasian. Kehilangan air tehrjadi akibat
1. Kehilangan rembesan
2. Ukuran grup inlet yang menerima air irigasi lewat satu intlet pada sistem
petak tersier.
Saluran tersier 80
Saluran sekunder 90
Saluran primer 90
Keseluruhan 65
59
1986:10)
daerah dengan ketersediaan air yang terbatas. Kehilangan air dapat diminimalkan
melalui :
- Pemberdayaan petugas
- Penguatan institusi
- Partisipasi P3A
- Meminimalkan penguapan
K. Penelitian Sebelumnya
Efisiensi Pemberian Air Irigasi Desa Kutoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
kebutuhan air disetiap area sawah dan untuk menghiting efisiensi pada jaringan
60
digunakan dalam analisis adalah kecepatan aliran air (VAv), luas penampang
saluran (A), debit aliran di saluran (Q), kebutuhan air untuk tanaman dan
kebutuhan air tiap area irigasi, dan efisiensi pemberian air irigasi pada setiap
saluran (E). Data Pengukuran debit di setiap saluran tersier di S1, S2, S3, dan S5
debit yang ada tidak mencukupi kebutuhan air irigasi di area irigasinya. Pada
saluran S4 debit yang ada telalu berlebihan untuk mengairi tanaman padi. Hasil
dari analisis data untuk pemberian air irigasi di saluran tersier S1 dan S2 sudah
memiliki nilai efisiensi diatas standar, sedangkan S3, S4, dan S5 nilai
(2017) dengan judul analisis efisiensi saluran irigasi di daerah irigasi Boro
besarnya efisiensi dan kehilangan air disaluran. Penelitian ini di lakukan pada
saluran primer, sekumder dan tersier di daerah irigasi Boro. Efisiensi pada
saluran irigasi di analisis dengan membandingkan antara besar debit input pada
saluran dengan debit output pada saluran. Sedangkan untuk kehilangan air di
kebocoran pada saluran. Data-data yang di gunakan pada penelitian ini adalah
data primer berupa data kecepatan aliran yang di peroleh dari penggukuran
oleh infiltrasi 31,99%, evaporasi 0,21% dan karena kebocoran adalah 67,80%,
saluran yang rusak, adanya sedimendasi disaluran serta penggunaan aliran untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kebutuhan air bagi pertumbuhannya. Penelitian yang saya lakukan di saluran irigasi
62
Loko kelurahan Kampeonaho ini memiliki mata air yang di tampung pada bangunan
bendungan sehingga pada musim kering pun masyarakat tidak kekurangan air. tetapi,
akhir ini yang berada di Bendungan Loko pada saluran tersier dan area sawah terletak
di Lingkungan Loko yang mempunyai luas area irigasi seluas 135 Ha dan
Dalam penelitian ini waktu pelaksanaan dalam penyusunan tugas akhir ini
1. Pengumpulan data
1. Observasi Lapangan
63
dan data yang tidak diperoleh dari pustaka serta membuktikan kebenaran data-
kegiatan.
2. Dokumentasi
Metode ini dapat dipelajari dari buku dan referensi yang ada hubungannya
dengan materi dalam penelitian ini. Data-data yang didapat yaitu data
mengenai: Data debit, dan kebutuhan air pada tiap petak sawah.
3. Wawancara
4. Pengukuran
debit saluran.
pelampung.
3. Variabel Penelitian
kebutuhan air tiap petak, dan kebutuhan air aktual di saluran dan petak.
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada studi penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. GPS
2. Camera
4. Rol meter
65
5. Meteran 4 m
8. Patok
Selain itu alat bantu yang digunakan dalam pengolahan data untuk studi
penelitian ini adalah perangkat keras dan perangkat lunak (application software)
1. Perangkat Keras :
a. Laptop 14 inch,CPU Intel(R) Core(TM) i3, RAM 4.GB, Hdd 350 GB.
2. AutoCad 2D versi.2017
4. Google Earth.
Mulai
Pembahasan
nn
Selesai
BAB IV
Hasil Penelitian
Dari hasil pengukuran didapat luas areal sawah yang dijadikan bahan
penelitian di lapangan untuk Daerah Loko dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
Pada Tabel 12 menunjukkan bahwa luas petak sawah terbesar dari hasil
Kode saluran yang akan menyuplai air ke tiap-tiap petak sawah dapat dilihat pada
Tabel 13.
Pada Tabel 13 dapat diketahui untuk kode areal 1 yang airnya bersumber dari
kode saluran SI menyuplai air dari petak 1 sampai petak 3 yang mempunyai total
jumlah luas areal sebesar 15,840 Ha, kode areal 2 yang airnya bersumber dari
saluran S2 menyuplai air ke petak A jumlah luas areal sebesar 4,17 Ha, petak C
Pada Tabel 14 menunjukan bahwa kecepatan aliran air pada saluran S2 adalah
Pada Tabel 15 menunjukan bahwa kecepatan aliran air rata rata pada saluran S2
Pada Tabel 16 menunjukan bahwa Luas Penampang Saluran (A) pada saluran S2
Keterangan :
Hs : Tinggi saluran.
Kebutuhan air untuk tanaman padi dilihat pada Tabel 18 sampai tabel 24 dari
kebutuhan air dari masing-masing areal sawah pada umur padi berusia 0,5 bulan
sampai 4 bulan.
Tabel 17. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 0,5 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Umur 0,5 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 1.200 11.67 14,004 0,0140
2 S2 1.200 4.17 5,004 0,0050
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 18 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
Tabel 18. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 1 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Saat Umur 1 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 1.200 11.67 14,004 0,0140
2 S2 1.200 4.17 5,004 0,0050
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 19 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
Tabel 19. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 1,5 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kode Kebutuhan Air Saat Luas Areal
No Salura Areal
Umur 1,5 Bulan
n
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
71
Pada Tabel 20 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
Tabel 20. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 2 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Umur 2 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 1.400 11.67 16,338 0,0163
2 S2 1.400 4.17 5,838 0,0058
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 21 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
saluran S1 adalah yang tertinggi adalah 16,338 ltr/dtk. Kebutuhan air maksimal
Tabel 21. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 2,5 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Umur 2,5 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 1.350 11.67 15,755 0,0158
2 S2 1.350 4.17 5,630 0,0056
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 22 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
saluran S1 adalah yang tertinggi adalah 15,755 ltr/dtk.
Tabel 22. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 3 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Umur 3 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
72
Tabel 23. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 3,5 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
N Kode Areal
Areal
o Saluran Umur 3,5 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 1.120 11.67 13,070 0,0131
2 S2 1.120 4.17 4,670 0,0047
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 24 menunjukan bahwa kebutuhan air tiap areal sawah pada
Tabel 24. Kebutuhan Air Tiap Areal Sawah Umur Padi 4 Bulan.
Kebutuhan Air Tiap
Kebutuhan Air Saat Luas
Kode Areal
No Areal
Saluran Umur 4 Bulan
(ltr/dtk/ha) (Ha) (ltr/dtk) (m³/dtk)
1 S1 0 11.67 0 0
2 S2 0 4.17 0 0
Sumber:Hasil Perhitungan
Pada Tabel 25 menunjukan bahwa Pada umur empat bulan sawah tidak
membutuhkan air dan merupakan Kebutuhan air terendah berdasarkan usia padi.
Kebutuhan debit air disetiap kode saluran tersier dan areal sawah pada
penelitian ini diambil jumlah debit maksimal yaitu saat padi berusia 2 bulan
saluran tersier dan areal sawah dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
( Ltr/Dtk )
25 ( Kebutuhan air )
15
10
9 ( Q Aktual )
8
tk)
6
ir(Ltr/D
5
Keterangan
ebutuhanA
4
S1
K
2 S2
( Ha )
0 2 4 6 8 10 11 12
Petak Sawah ( Ha )
untuk areal 1 sebesar 16,338 ltr/dtk untuk debit aktual pada kode saluran S1
74
sebesar 9,313 ltr/dtk, dan jumlah nilai kebutuhan air untuk areal 2 sebesar 5.838
ltr/dtk untuk debit aktual pada kode saluran S2 sebesar 12,534 ltr/dtk.
Kebutuhan debit air disetiap petak sawah pada penelitian ini dapat dilihat
( Ha )
10
6
awah(Ha)
4
PetakS
( Ltr/Dtk )
0 2 4 6 8 10 11 12
Kebutuhan Air ( Ltr/Dtk )
`
Gambar 21. Diagram Kebutuhan Air dan Petak Sawah.
petak 1 luas areal 0,930 Ha dengan kebutuhan air 1,302 ltr/det, petak 2 luas
areal 2,260 Ha dengan kebutuhan air 3,164 ltr/det, petak 3 luas areal 8.480 Ha
dengan kebutuhan air 11,872 ltr/det,dan petak C luas areal 4,170 Ha dengan
Jumlah air yang dilepaskan dari bangunan sadap ke areal irigasi mengalami
dengan :
E = Efisiensi pengairan
jumlah efisiensi pengairan pada saluran S1 yaitu 43% dan pada saluran S2 sebesar
61% yang masih belum memenuhi standar efisiensi yang sudah di tentukan oleh
60% 61 %
50%
43 %
40%
30%
20%
10%
0
10% 20% 30% 40% 50% 60%
Keterangan
S1
S2
saluran S1 dengan nilai efisiensi 43 % dan S2 dengan nilai efisiensi 61% .Nilai
persentase ini belum memenuhi standart efisiensi pengaliran air irigasi Tersier
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada saluran S1 dengan nilai efisiensi 43 % dan S2 dengan nilai efisiensi 61%
Nilai persentase ini belum memenuhi standar efisiensi pengaliran air irigasi
air irigasi Tersier yaitu lebih besar dari 80%. Pada saluran S1 dan S2 tingkat
efisiensi pengaliran masih dibawah standar hal ini disebabkan oleh terdapatnya
2. Berdasarkan penelitian ini debit disaluran irigasi tersier S1 yaitu 9.313 ltr/s
sedangkan debit yang dibutuhkan pada S1 adalah 16,338 ltr/s jadi pada saluran ini
kebutuhan air belum memenuhi tanaman padi dan pada saluran S2 yaitu 12,534
ltr/s dan kebutuhan air yang dibutuhkan pada saluran ini yaitu 5,838 ltr/s dari
hasil penelitian ini pada saluran S2 telah mencukupi kebutuhan air untuk tanaman
padi.
78
B. Saran
Mengacu pada hasil penelitian ini, maka penulis ingin memberikan beberapa
saran yaitu :
1. Bagi Para petani pemakai air (P3A) hendaknya meninjau kebocoran dasar
mengaturan pola tanam. Hal ini perlu dilakukan mengacu pada debit yang ada
agar areal sawah tidak kekurangan air yang dapat menyebabkan gagal panen.