FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Merauke, Oktober2022
Menyetujui,
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya, penulis dapat meyelesaikan seminar skripsi ini dengan
Seminar skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan program
1. Bapak Dr. Drs. Beatus Tambaip, M.A., selaku Rektor Universitas Musamus.
2. Ibu Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono, S.E.,M.Si., selaku Wakil Rektor I
Universitas Musamus.
Musamus.
4. Ibu Yosehi Mekiuw, S.P., M.Sc., selaku Wakil Rektor III Universitas
Musamus.
Universitas Musamus.
6. Bapak Hendry Soleman Raubaba, S.T., M.T., selaku Wakil Dekan Fakultas
7. Bapak Budi Doloksaribu, S.T., M.Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Musamus.
i
8. Ibu Dewi S. Nababan, S.T., M.T., selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil
Universitas Musamus.
13. Bapak Eko Budianto, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II.
14. Ibu Chitra Utary, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji III.
15. Bapak/Ibu dosen dan staf yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
16. Ibu, Ayah, Kakak, Adik, dan Keluarga tercinta, yang telah banyak
17. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2014 yang selalu membantu dan
18. Himpunan Mahasiswa Sipil dan semua pihak yang telah membantu hingga
kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki penulis, untuk itu kritik serta saran
Merauke, Oktober2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR PERSAMAAN....................................................................................vii
DAFTAR NOTA.................................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.4 Batasan Masalah................................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA..........................................5
1.1 Landasan Teori...................................................................................................5
2.1.1 Menghitung debit banjir.............................................................................5
2.1.4 Sejarah Teknologi Saluran Resapan............................................................6
2.1.5 Hidrologi...................................................................................................10
2.1.6 Air Tanah..................................................................................................12
2.1.7 Infiltrasi, Perkolasi Dan Permeabilitas......................................................14
2.1.8 Klasifikasi Tanah.......................................................................................17
2.1.9 Karakteristik Fisis Dan Mekanis Tanah......................................................18
2.1.11 Aliran Permukaan.....................................................................................22
2.1.12 Rembesan Air Tanah.................................................................................22
2.1.13 Faktor - Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Pembuatan Saluran
Resapan 24
iii
2.2 Tinjauan Pustaka..............................................................................................25
BAB III..................................................................................................................30
METODE PENELITIAN....................................................................................30
1.1 Lokasi Penelitian..............................................................................................30
3.2 Metode Penelitian............................................................................................31
3.3 Analisis Data.....................................................................................................32
3.4 Diagram Alir Penelitian.....................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR PERSAMAAN
vii
DAFTAR NOTA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Ini mencegah air hujan menembus tanah. Kurangnya saluran drainase yang ada
kabupaten Merauke. Pemukiman ini memiliki dataran yang cukup rendah, karena
penduduk. Pada pemukiman ini juga terdapat drainase yang masih dipengaruhi
pemukiman ini rendah serta pembangunan pemukiman ini tidak didukung oleh
vertikal ke dalam tanah. Pada saat terjadi hujan, air yang ada tidak dapat dialirkan
1
Salran resapan ialah sistem karya yang sanggup menampung sekalian
meresapkan air hujan dengan sirap gedung atau peredaran dataran yang tidak
teresap oleh dataran tanah sanggup berwujud kolam resapan, saluran porous serta
sekaligus berfungsi sebagai koservasi air yang dapat menambah cadangan air
tanah. Selain itu saluran resapan dapat berfusngsi mengurangi volume genangan
permukaan akibat dapat menurunkan puncak banjir. Oleh karena itu, masalah ini
1. Berapakah debit aliran limpasan akibat air hujan dan air buangan pada
perumahan Kaliweda?
2. Berapa dimensi saluran resapan dalam mereduksi limpasan air hujan dan
2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab
1. Mengetahui besarnya debit aliran limpasan akibat air hujan dan air
2. Menghitung besarnya debit aliran limpasan akibat air hujan dan air
buangan.
kerangka masalah kedalam bab dan kemudian ke sub bab sehingga isi dari
penulisan ini lebih mudah dipahami. Secara umum, keseluruhan artikel dijelaskan
sebagai berikut:
3
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan penulisan penelitian
ini dan memberikan isi penulisan, teori dan rumus perencanaan saluran resapan
Bab ini berisi tentang metode penelitian dan data-data yang digunakan
dalam penelitian.
4
BAB II
disebabkan oleh perubahan tata guna lahan (land use) pada daerah sirkulasi sungai
Cara menghitung debit banjir dari limpasan yang terjadi adalah dengan
menggunakan metode yang masuk akal berdasarkan asumsi bahwa curah hujan
yang terjadi memiliki intensitas yang seragam dan merata di seluruh wilayah,
Dimana :
5
2.1.4 Sejarah Teknologi Saluran Resapan
pembuatan saluran resapan. Ia adalah salah satu peneliti dan sekaligus pengajar di
diluncurkan langsung oleh Rektor UNPAD Prof. Ganjara Kurnia, dikupas Trias
Nugrahadi, kering. sp. KN dan prof. dr. Johan Masjur, dr.sp. PD - KEMD, SpKN.
Mantri. Peluncuran teknologi ini merupakan cara alternatif untuk menyerap air
hujan ke tanah. Saluran resapan ini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan
alam, karena dapat mengolah sampah organik yang biasanya menimbulkan bau
tidak sedap. Selain itu, anda juga dapat menyimpan persediaan air yang dapat
mengatasi banjir dengan cara memberikan waktu tambahan untuk air bisa meresap
ke dalam tanah. Peresapan air ke dalam tanah dapat diperlancar dengan adanya
saluran resapan yang dapat diciptakan fauna tanah dan akar tanaman. Dinding
saluran atau saluran yang dapat menampung sementara aliran permukaan dan
memberi air kesempatan meresap ke dalam tanah (Brata, 2008). Saluran Resapan
6
Salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan jumlah saluran
saluran resapan secara spesifik yang sesuai pada suatu daerah tertentu dengan luas
tertentu dan intensitas curah hujan tertentu, dihitung dengan persamaan (Brata,
2008) :
I.L
n= ........................................................................................................(2.1)
k
Keterangan :
memenuhi syarat yaitu tanah harus mudah meloloskan air, dan kontur daerah
sekitar tidak terlalu curam. Secara garis besar konsep perencanaan ini memiliki
Jumlah hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah bahwa semakin
7
Intensitas curah hujan di wilayah studi dihitung menggunakan rumus
Mononobe.
R 24 24 m
I=
24 t( ) ........................................................................................(2.2)
Keterangan :
Limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir dari permukaan
ke sungai, danau, dan lautan. Limpasan terjadi ketika curah hujan melebihi
8
Tabel 2. 1 Koefisien Aliran Permukaan (C) untuk Daerah Urban
1 Daerah Perdagangan
- Pinggiran
0,50 – 0,70
2 Pemukiman
(bersinambung)
0,50 – 0,70
3 Industri
c. Jenis tanah
Jenis tanah mempengaruhi daya serap tanah terhadap air hujan. Oleh
karena itu, dalam membangun saluran resapan, sifat fisik tanah harus
9
diperhitungkan. Hubungan antara jenis tanah dan laju infiltrasi adalah
sebagai berikut:
Kecepatan infiltrasi
Tekstur tanah Kriteria
(mm/Jam)
2.1.5 Hidrologi
Secara umumnya, hidrologi ialah ilmu yang mengkaji masalah air (siklus
air) yang wujud di Bumi, dan hidrologi memberi alternatif kepada pembangunan
Studi curah hujan hidrologi terutama mencakup periode ulang hujan yang
berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan sipil
10
a. Siklus Hidrologi
menguap ke udara dari permukaan darat dan laut. Penguapan dari daratan
dihasilkan dari evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan air
dari permukaan tanah, dan transpirasi adalah proses penguapan air dari tumbuhan.
Uap yang dihasilkan mengembun dan membentuk awan. Awan nantinya bisa
kembali ke air dan jatuh sebagai presipitasi. Sebelum mencapai permukaan bumi,
(dihambat) oleh tumbuhan, dan sebagian lagi mencapai permukaan bumi. Curah
hujan yang sebagian tumbuhan telah menguap, dan sebagian mengalir ke dalam
(aliran batang) atau jatuh dari daun (trough fall) dan akhirnya mencapai
permukaan tanah..
lebih rendah (outflows), sungai, dan akhirnya lautan. Beberapa orang mengalami
penguapan dalam perjalanan mereka ke laut. Sebagian air yang masuk ke dalam
tanah muncul kembali di sungai yang disebut intraflow. Beberapa terus jatuh ke
air tanah, dan air tanah secara bertahap keluar dan mengalir ke aliran air tanah.
11
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Karena siklus air adalah sistem tertutup, air yang sama selalu mengalir
Air tanah adalah semua air yang terkandung dalam lapisan pembawa air
di bawah permukaan bumi, termasuk mata air yang sampai ke permukaan bumi.
Air tanah memegang peranan yang sangat penting karena merupakan sumber
utama air bagi kebutuhan pokok banyak orang. Diperkirakan 70% kebutuhan
penduduk akan air bersih dan 90% air teknis adalah air tanah.
mencapai lapisan tanah atau batuan dengan partikel-partikel yang sangat sempit
sehingga air tidak dapat melewatinya. Lapisan ini, yang disebut lapisan permeabel
air, tidak permeabel terhadap air. Air yang masuk kemudian akan menambah
jumlah air yang mengisi rongga-rongga di antara butir-butir dan akan disimpan di
sana.
12
Saat hujan berhenti, peningkatan volume air akan berhenti. Air yang
tidak dapat diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan.
Menurut sebuah laporan, wilayah Bogor dapat menerima hingga 60% dari total
curah hujan dalam kondisi pasca hujan. Sementara Jakarta hanya mampu
menyerap 20%. Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar air
menimbulkan banjir.
Muka air tanah disebut muka airtanah, dan lapisan tanah yang terisi
airtanah disebut zona saturasi air. Model aliran air tanah sendiri akan dimulai dari
daerah resapan air tanah, atau yang biasa disebut dengan daerah resapan. Daerah
ini merupakan daerah dimana air permukaan (baik hujan maupun air permukaan)
Dalam prosesnya aliran air tanah ini sering melewati suatu Tutup kedap
air. Hal ini menyebabkan perubahan tekanan antara air tanah di bawah penutup
dan air tanah di atasnya. Perubahan tekanan ini didefinisikan sebagai awiifer
terbatas dan air tanah bebas. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pola
sumur gali, dan air tanah pada lubang bor adalah air dari air tanah yang
ekstraksi tidak memerlukan peralatan mahal jika higienis dan sehat karena proses
filtrasi alami, cadangan dan kualitas air relatif konstan sepanjang tahun, dan air
13
Penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan sector rumah tangga,
industri, dan jasa secara berlebihan akan menimbulakn dampak negative bagi
banyaknya pengambilan air tanah lewat sumur bor, menajadi faktor utuma
mengekstrak air tanah juga menyebabkan penurunan muka tanah pada kisaran
Pengaruh tetonik juga menjadi faktor penurun muka air tanah seperti gempa
a. Infiltrasi
Dalam air tanah, mengalir secara lateral dengan interflow ke air tanah, atau yang
dikenal sebagai perkolasi. Gaya air dalam tanah melalui celah tanah dipengaruhi
oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gravitasi selalu menyebabkan air mengalir
rendah, dan kapilaritas menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler terus
Tanah kering mempunyai corak kapilari yang lebih besar daripada tanah
basah. Daya ini berkurangan dengan peningkatan kelembapan tanah. Juga, corak
kapilari berfungsi dengan lebih cekap pada tanah berbutir halus seperti tanah liat
daripada pada tanah berbutir kasar seperti pasir. apabila tanah dalam keadaan baik
kering ketika infiltrasi terjadi, kapasitas infiltraisi tinggi karena kedua gaya kapiler
14
dan gravitasi berkerja secara bersamaan menarik air kedalam tanah. Ketika tanah
basah, laju infiltrasi berkurang. Infiltasi dipengaruhi oleh bebarapa fakor seperti
hujan, serangan butir halus, tanaman penutup tanah, topografi tanah dan sifat
fisik.
b. Perkolasi
Perkolasi meruapakan gerakan air dibawah zona air tidak jenuh atau
daerah antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah kedalam daerah
yang jenuh atau daerah dibawah permukaan air. Proses perkolasi terjadi setelah
1. Permeabilitas tanah
c. Permeabilitas
Permeabilitas adalah laju penetrasi air ke dalam tanah baik dalam arah
horizontal maupun vertikal melalui pori makro atau pori mikro. Tanah adalah
kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini
memungkinkan air mengalir melalui rongga dari titik yang lebih tinggi ke titik
yang lebih rendah dalam partikel. Sifat tanah yang memungkinkan air mengalir
15
dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti air terikat dalam lempung, sifat ini
berasal dari sifat granular tanah. Oleh karena itu, tanah yang berbeda akan
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara umum, semakin kecil ukuran partikel, semakin kecil ukuran pori
dan semakin rendah koefisien permeabilitas. Artinya lapisan tanah berbutir kasar
yang mengandung butiran halus memiliki nilai k yang rendah, dan pada tanah ini
permeabilitas arus paralel akan lebih besar daripada permeabilitas arus vertikal.
Lapisan permeabel dari lempung dengan celah lebih besar dari pada lapisan
sangat penting dalam pengelolaan tanah dan air. Untuk sawah yang membutuhkan
banyak air, tanah dengan tingkat penetrasi yang lambat diinginkan. Untuk
kehilangan air dari tanah karena infiltrasi ke bawah dan lateral. Selain itu, pada
daerah yang berdrainase buruk dan tergenang, data laju infiltrasi tanah diperlukan
untuk merencanakan fasilitas drainase guna menyediakan air dan udara yang
dari tanah menentukan tingkat drainase tanah. Kelembaban dapat hilang dari
16
permukaan tanah atau melalui infiltrasi tanah. Tergantung pada kelas drainase,
tanah dinilai dari pengeringan lambat hingga pengeringan sangat cepat. Drainase
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan antara pasir, liat, dan debu yang
b. Struktur tanah
c. Porositas
oleh ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil
17
2.1.8 Klasifikasi Tanah
pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang
(gravel), pasir (sand), lanau (silt), dan lempung (clay) atas dasar ukuran butiran-
ke pekerjaan jalan khususnya untuk tanah dasar. Dalam sistem ini,jenis tanah
dibagi dalam grup: A-1 sampai A-8, tetapi A-8 tidak terdapat dalam tabel, maka
A-1, A-2, dan A-3 adalah butiran yang lolos dari ayakan 0,075 mm ≤ 35 %.
Sedangkan A-4, A-5, A-6, dan A-7 adalah apabila yang lolos dari ayakan 0,075
yang lebih besar dari 0,075mm dilakukan dengan ayakan standar, sedangkan
untuk butiran yang lebih kecil dari 0,075mm dilakukan dengan pengujian
Wt
Pt = x 100 %........................................................................................
W1
(2.3)
19
Dengan :
Berat jenis adalah perbandingan antara berat isi butir tanah dengan
berat isi air. Berat jenis tanah lempung menurut Hardiyatmo (2006),
berkisar antara 2,58 – 2,75. Specific gravity dilaporkan dalam dua angka
dibelakang koma.
W 2−W 1
Gs =
(W 4−W 1)(W 3−W 2)
.......................................................................... (2.4)
Dengan :
20
a. Batas Cair (Liquid Limit)
antara keadaan cair dan keadaan plastis. Apabila besarnya kadar air
tanah berada diatas batas cair maka tanah dalam kondisi cair dan
plastis.
pecah pada saat diameternya 1/8 inchi, maka kadar Air Tanah
PI = LL – PL ............................................................................. (2.5)
Dengan :
21
PL = batas plastis (plastic limit)
Aliran permukaan (surface flow) adalah bagain dari air hujan yang
terkonsentrasi menuju daerah dengan kontur yang lebih rendah, sehingga aliran
Q= k c x C x I x A ……...……………..………….………..….......….......…....(2.6)
Dengan :
22
I = intensitas curah hujan ( mm/jam)
pori-pori yang saling berhubungan satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari
satu titik yang mempunyai energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi
lebih rendah. Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di
dalam air yang mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi
tekanan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi. Apabila persamaan Bernoulli di atas
dipakai untuk air yang mengalir melalui pori-pori tanah, bagian dari persamaan
yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena
kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat kecil. HUKUM DARCY
digunakan untuk menghitung kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah
k = koefisien rembesan
yaitu:
a. kekentalan cairan
23
c. distribusi ukuran butir
d. angka pori
Pada tanah berlempung struktur tanah memegang peranan penting dalam dalam
rembesan tanah lempung adalah konsentrsi ion dan ketebalan lapisan air yang
menempel pada butiran lempung. Koefisien rembesan tanah yang tidak jenuh air
adalah rendah, harga tersebut akan bertambah secara cepat dengan bertambahnya
Saluran Resapan
faktor iklim, kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna lahan, dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
24
a. Faktor Iklim
besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan disuatu wilayah berarti
semakin besar atau banyak saluran resapan yang diperlukan. Besarnya curah
hujan dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu curah hujan rendah (<1.500
Kaliweda merupakan wilayah dengan kategori sedang dalam hal padat huni,
tinggi. Hal ini mempengaruhi persentase air yang meresap ke dalam tanah
dengan aliran permukaan yang cukup tinggi. Karena pada tanah yang
banyak tertutup beton bangunan, air hujan yang mengalir pada permukaan
tanah akan lebih besar dibandingkan dengan air yang meresap kedalam
tanah.
Banjir di Kupang, Air Hujan merupakan salah satu sumber air yang dapat
masalah seperti banjir. Debit akibat intensitas curah hujan dijumlahkan dengan
25
debit akibat sisa air kotor diperoleh debit rencana total (QTOTAL) sebesar 6,3796
m3 /dtk. Besar debit saluran drainase eksisting (QS) adalah sebesar 6,0696 m3
/dtk. Hasil perbandingan debit rencana total (QTOTAL) lebih besar dari debit
tidak mampu dialirkan oleh saluran drainase yang ada untuk diresapkan ke dalam
tanah sebagai salah satu alternatif pencegahan banjir yaitu dengan merencanaan
parit resapan sebanyak 38 buah dengan 2 tipe dimensi parit resapan yaitu panjang
1,2 (L1=L2) =10,00 m, lebar 1 (B1) = 8,00 m dan lebar 2 (B2) = 6,00 gm dengan
pembangunan perumahan secara tidak langsung dapat merusak daerah resapan air.
Ini dalam penurunan luas resapan air hujan yang menyebabkan air hujan
sumur digunakan untuk menampung air hujan dan menyerapnya ke dalam tanah.
limpasan 0,4 untuk karakter desa, dan curah hujan rencana 97,36 mm / hari,
26
115 sumur resapan dan 76 parit. Dengan infiltrasi sumur dan parit, total volume
Air Hujan Dalam Perumahan Sebagai Upaya Konservasi Air Tanah. Meluapnya
menjadi
salah satu pilihan untuk mengatasi pemanasan global, yaitu air hujan yang
terdiri dari tiga kelompok yaitu Sumur Resapan Air Hujan, Parit Infiltrasi dan
Lapangan Isi Ulang dan yang terakhir disebut juga Taman Bertanggul (Sujono,
tanah yang belum diberi perkerasan seperti lahan kosong atau pekarangan
permukaan air sumur eksisting dan dengan menggali rencana sumur resapan yang
limpasan air hujan akibat penutupan lahan terbuka oleh rumah dan carport
sebanyak 20 unit. Sedangkan sebagai pengganti lahan yang ditutup dengan paving
27
Rika Sylviana & Dede Hendriyana, (2018), Perencanaan Teknis
fenomena alam yang terjadi di suatu wilayah. Air hujan sangat bermanfaat buat
mengisi asal air guna keperluan pertanian, domestik serta industri, tetapi air hujan
yang tidak dikelola dapat juga menimbulkan bencana seperti banjir dan genangan.
merupakan salah satu cara menghindari bencana tadi. Perolehan data didapat
teknis atau desain bangunan Pemanenan Air Hujan Terintegrasi dengan Sumur
peresapan air hujan ke sumur resapan pada bangunan pemerintah dan pendidikan.
berbeda sehingga kapasitas suplai yang harus ditampung setiap harinya yaitu luas
atap 101 - 1000 m2 berkapasitas air hujan 6,5 m3 /hari, luas atap 1001 ± 2000 m2
unit sumur resapan dengan kapasitas @ 1 m3 . Pada lokasi sarana perkantoran dan
air hujan terintegrasi dengan sumur resapan khususnya bak pengumpul air hujan
dan sumur resapan yang dilengkapi dengan pompa air untuk memberikan tekanan
28
ke atas dan filter air untuk menyaring air hujan sebelum dimanfaatkan untuk
air tanah. Studi ini mengkaji pengelolaan air hujan untuk mengembalikan fungsi
konservasi air pada kawasan tersebut menggunakan sumur resapan dan kolam
saluran drainase dan menempatkan sumur resapan di bawah kolam retensi yang
sepanjang saluran serta 2 kolam retensi dengan luas permukaan 215 m2 yang
disertai 15 sumur resapan dan luas permukaan 480 m2 yang disertai 25 sumur
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Kaliweda Kabupaten Merauke. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar
30
LOKASI PENELITIAN
Data perlu dikumpulkan untuk survei ini. Data yang digunakan untuk
1. Data primer
a. Observasi
1. Tipe perumahan
2. Jumlah perumahan
31
3. Luasan daerah perumahan
4. Saluran eksisting
2. Data Sekunder
yang menurut hemat penulis dapat digunakan untuk mengolah data dan teori-teori
32
Mulai
Tahapan Persiapan
- Identifikasi masalah
- Studi Pustaka
Kontrol
QR≥QL
Ya
34
DAFTAR PUSTAKA
[2] K. Babakan And K. Bogor, “Rancangan Sumur Resapan Air Hujan Sebagai
Upaya Pengurangan,” Vol. 04, No. 01, 2019.