OLEH:
M. NUR KHOLID
NPM: 17510027
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021
ii
PENGGANTIAN JEMBATAN WAY TIPO
KECAMATAN GUNUNG SUGIH
LAMPUNG TENGAH
OLEH:
M. NUR KHOLID
NPM: 17510027
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021
iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh:
M. Nur Kholid 17510027
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Praktik Lapangan yang berjudul “PENGGANTIAN JEMBATAN WAY TIPO
KECAMATAN GUNUNG SUGIH LAMPUNG TENGAH”. Laporan kerja praktik ini
dibuat sebagai laporan pertanggung jawaban terhadap kerja praktik selama 90
hari kalender selama berada di lokasi proyek. Selain itu, laporan ini dibuat untuk
memenuhi penilaian mata kuliah kerja praktik dan sebagai salah satu syarat
mengikuti tugas akhir (TA).
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan doa dari berbagai pihak
laporan ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis juga berterima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam proses kerja praktik
serta pembuatan laporan ini, diantaranya yaitu :
1. Bapak Kemas Ridhuan, S.T., M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Metro.
2. Bapak Septyanto Kurniawan, S.T., M.T selaku Ketua Progam Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro.
3. Bapak Dr. Dadang Iskandar, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Laporan
Kerja Praktik.
4. PT. Bora-Bora Teknik Indonesia. yang telah memberikan kesempatan untuk
kerja praktik, dan ilmu serta pengalaman di dunia kerja.
5. Orang Tua saya yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada
saya.
6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 di Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Metro yang telah memberikan dorongan dan bantuan
kepada penulis.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan Mahasiswa Fakultas Teknik khususnya, kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk mencapai kesempurnaan laporan ini dan laporan yang akan
datang.
Metro, …. Desember 2021
Penulis
M. Nur Kholid
17510027
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
LOGO
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
E. Metode Penulisan......................................................................................3
G.Data Proyek...............................................................................................5
I. Fungsi Bangunan.......................................................................................7
L. Batasan Masalah.......................................................................................9
A. Pengerian Jembatan................................................................................11
vi
E. Klasifikasi Jembatan................................................................................17
F. Beton Prategang......................................................................................18
A. Pekerjaan Abutment.................................................................................25
BAB IV PENUTUP.............................................................................................91
A. Kesimpulan..............................................................................................91
B. Saran.......................................................................................................92
DAFTAR LITERATUR
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Berat Tulangan Pekerjaan Breas Wall25
13. Berat Tulangan Pekerjaan Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas...............59
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Lokasi Proyek Penggantian Jembatan Way Tipo4
20. Beton Ready Mix Dimasukkan Dalam Bak Penampung Concrete Pump37
ix
25. Pelepasan/Pembongkaran Bekisting39
48. Diafragma57
x
52. Detail Penulangan Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas60
53. Detail Bar Bending Diagram Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas61
57. Beton Ready Mix Dimasukkan Dalam Bak Penampung Concrete Pump66
69. Detail Bar Bending Diagram Tulangan Plat Lantai Arah Memanjang78
70. Detail Bar Bending Diagram Tulangan Plat Lantai Arah Melintang79
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan merupakan suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Jembatan
Way Tipo ini menghubungkan daerah yang tepisah oleh sungai. Selama ini
masyarakat menyebrangi sungai tersebut menggunakan 2 jembatan lama yang
berbeda jalur yaitu jembatan arah dari Tegineneng - Bandar Jaya, dan satu
jembatan lagi dari Bandar Jaya – Tegineneng yang masih sangat efisien untuk
dilintasi yang dibangun pada tahun 2015 dengan sumber dana APBN. Jembatan
yang kini sudah mengalami kerusakan dan saat ini sedang dibangun jembatan
baru yaitu jembatan Jalur Tigeneng - Bandar Jaya, Proyek pembangunan
penggantian jembatan Way Tipo ini merupakan pekerjaan yang sangat penting
dalam arus transportasi. Selanjutnya hal ini tentu mempengaruhi pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Dengan pembangunan jembatan
ini, proses mobilisasi masyarakat Kota setempat menjadi lebih lancar dan aman.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sarana
transportasinya. Sarana transportasi yang memadai memudahkan mobilisasi
masyarakat dalam berbagai aktivitas kehidupan. Sarana transportasi berupa
jalan yang baik, jembatan yang kuat dan aman, serta sarana-sarana lainnya
hendaknya menjadi perhatian pemerintah guna untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Sarana transportasi yang baik sangat menunjang terciptanya
iklim ekonomi yang baik bagi masyarakat setempat. Menyadari akan pentingnya
hal ini, Pemerintah Provinsi Lampung melakukan pembangunan “Penggantian
Jembatan Way Tipo” ruas (Gunung Sugih – Tegineneng).
Mengingat sangat bermanfaat dan strategisnya jembatan ini, maka
pembangunan jembatan Way Tipo yang berada di Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah ini yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi
Lampung dilatar belakangi oleh kemampuan jembatan lama yang sudah tidak
memungkinkan lagi untuk dilakukan tendon stressing ulang, pada jembatan
existing (model rangka baja) yang sudah mengalami defleksi maksimum pada
balok utamanya yaitu lebih dari 2,32 %, Selain itu untuk mengurangi beban mati
tambahan pada struktur jembatan atas yang diakibatkan oleh perbaikan
1
2
penambalan maka jembatan ini diganti dengan jembatan baru dengan struktur
utamanya model girder PCI agar elevasi struktur atas menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya, selain itu jembatan ini di desain lebih lebar dari jembatan existing
yaitu dengan lebar perkerasan 11 m.
Pembangunan jembatan ini juga dimaksudkan untuk membantu mengurangi
beban kendaraan yang melewati jembatan baru arah Bandar Jaya – Tegineneng
yang terus mengalami peningkatan, untuk struktur jembatan akan memberikan
keuntungan yang lebih terhadap perkembangan serta kelancaran sarana
transportasi antar daeraah maupun maupun antar kota yang ada di Kabupaten
Lampung Tengah.
Tujuan dibangunnya jembatan ini untuk menggati jembatan lama yang telah
rusak serta memperoleh struktur bangunan bawah dan struktur bangunan atas
yang kuat dan ekonomis, serta realisasi waktu dan biaya pengerjaan yang sesuai
dengan jadwal rencana. Pembangunan jembatan ini dimaksudkan karena
jembatan existing (model rangka baja) sudah mengalami defleksi maksimum
pada balok utamanya.
Adapun manfaat dari pembangunan jembatan ini ialah dapat
menghubungkan jalan yang terpotong oleh sungai dikarenakan jembatan existing
yang telah mengalami defleksi maksimum pada balok utamanya, dengan adanya
jembatan ini diharapkan jarak tempuh menjadi lebih singkat, dapat menjadi jalan
alternative, memberikan kelancaran dan kemudahan untuk berlalulintas degan
rasa aman dan nyaman serta membuat arus lalulintas serta perekonomian dari
kota dan ke daerah yang dihubungkan oleh jembatan tersebut menjadi lebih
lancar, sehingga hal ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
E. Metode Penulisan
Laporan Kerja Praktik Penggantian Jembatan Way Tipo, Kec. Gunung
Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, disusun dalam 4 (empat) Bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan pelaksanaan pekerjaan, tujuan kerja
praktek, manfaat kerja praktik, metode penulisan, lokasi pelaksanaan kerja
praktik, uraian singkat pekerjaan yang dilaksanakan, data umum kegiatan, fungsi
bangunan, dan struktur organisasi pelaksanaan kegiatan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
4
Bab ini berisi tinjauan teori umum dan tinjauan teori pembahasan perencanaan
yang ada di tempat kerja praktik.
BAB III METODE PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pekerjaan yang diamati selama kerja praktik yang
mencakup metode pelaksanaan yang digunakan dalam proyek yang dikaji.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan dan saran sebagai akhir dari laporan kerja praktik
ini.
Lokasi Proyek
Lokasi Jembatan
G. Data Proyek
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara umum proyek
Penggantian Jembatan Way Tipo.
b. Data Teknis
Data teknis mengenai proyek pembangunan Jembatan Way Tipo Adalah
sebagai berikut:
1. Panjang jembatan : 30 m
2. Lebar jembatan : 12,60 m
3. Lebar jalan : 11 m
4. Lebar Trotoar : 0,80 m
5. Tinggi Sandaran : 0,50 m
6. Jenis Jembatan : Gelagar Beton Pracetak (PCI)
b) Agregat A
c) AC-Base
d) AC-BC
e) AC-WC
18. Kelengkapan pendukung jembatan
a) Sandaran / Railing
b) Siar Muai
c) Rel pengaman
d) Marka Jalan
e) Rambu lalulintas
f) Lampu penerangan jalan umum (LPJU)
I. Fungsi Bangunan
Jembatan Way Tipo berfungsi sebagai akses alternative kabupaten
Lampung Tengah menuju Tegineneng dan juga sebagai akses penduduk menuju
antara desa ke desa demi mendukung aktivitas penduduk sehari-hari, seperti
pergi kepasar, ke sekolah, dll. Dari segi teknis jembatan ini berfungsi mengurangi
angka kemacetan pada pusat kota pemerintah kabupaten gunung sugih.
Direktur Utama
Hendrik Antoni
Manager Teknik
Rifki Ananda Saputro., S.T
Pemilik Proyek:
PPK 1.4 PROVINSI LAMPUNG
L. Batasan Masalah
Pelaksanaan Kerja Praktik pada proyek penggantian jembatan Way Tipo ini
dilaksanakan dengan dibatasinya kondisi pada pelaksanaan bahwa pekerjaan
penggalian tanah dan pondasi (pemancangan tiang pancang) sampai dengan
lantai kerja telah selesai dikerjakan serta pekerjaan pile cap telah memasuki
tahap pengecoran. Oleh karena itu selama kegiatan kerja praktik pekerjaan yang
berlangsung telah memasuki pekerjaan struktur pembesian abutment,
pengecoran abutment, pemasangan perancah baja, pemasangan girder PCI,
stressing PC strand girder, pemasangan diafragma, stressing PC strand
diafragma, pemasangan dek plate, penimbunan oprit, Pekerjaan back wall, plat
injak, pekerjaan talud, pekerjaan struktur atas, dan kelengkapan pendukung
jembatan. Sehingga pada laporan ini pembahasan dibatasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Teknik pengawasan dilapangan
a) Pengawasan pengendalian mutu bahan dan alat
b) Pengawasan terhadap pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan
2. Teknik pelaksanaan dilapangan
a) Pembesian abutmen
b) Pengecoran abutmen
c) Pemasangan Perancah
d) Pemasangan girder PCI – Stressing PC strand girder
10
A. Pengerian Jembatan
Menurut Struyk 1984 jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang
memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan
kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain. Jembatan
mempunyai arti penting bagi setiap orang sebab jembatan menjadi tempat
penyeberangan yang dipandang perlu dan sangat dibutuhkan bagi setiap orang,
seiring dengan perkembangan zaman jembatan menjadi bagian dari infrastruktur
transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai
penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Sebagai suatu prasarana transportasi jembatan yang merupakan bagian jalan yg
sangat penting harus memenuhi persyaratan (BSP) yaitu:
1. keamanan,
2. kenyamanan,
3. estetika,
4. keawetan,
5. kemudahan pengerjaan &
6. ekonomis.
11
12
3. Lantai trotoar merupakan lantai yang berada ditepi dari plat jembatan, yang
berfungsi sebagai penahan beban yang terjadi yang disebabkan oleh tiang
sandaran, pipa sandaran, beban trotoar dan beban pejalan kaki.
4. Lantai kendaraan merupakan bagian yang berada diatas jembatan yang
memiliki fungsi sebagai tempat melintasnya kendaraan. Lebar untuk jalur
kendaraan dirancang sesuai untuk perlintasan dua kendaraan besar, hal ini
ditujukan agar setiap kendraan yang melintas dapat menggunakan jembatan
dengan aman dan nyaman.
5. Gelagar induk atau girder adalah balok yang terhampar melintang atau
memanjang yang berfungsi sebagai penerima dan penyalur beban yang
bekerja pada struktur atas jembatan serta meneruskannya kebagian bawah
jembatan.
6. Balok diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan
ikatan antara PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing
PCI Girder dalam arah horisontal.
7. Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung
pilar – pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup
(Angin, kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatan dan
meneruskannya ke bawah atau pondasi.
8. Karet Bantalan jembatan atau elastomer bearing pads adalah untuk
menampung atau menerima beban dari pergerakan yang disebabkan oleh
deformasi geser dan juga deformasi rotasi pada struktur jembatan.
9. Plat Injak (Approach slab) Plat injak adalah suatu konstruksi beton pada
jalan pendekat di ujung bibir jembatan (oprit) yang berfungsi untuk
meratakan beban akibat kendaraan di bibir jembatan sehingga mengurangi
tekanan tanah terhadap dinding abutment.
10. Oprit Jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di belakang abutment
yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.
11. Pondasi (Foundation)
Pondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan ke
tanah dasar. Jenis pondasi abutmen atau pier jembatan diantaranya :
a. Pondasi setempat (Spread footing)
b. Pondasi sumuran (Caisson)
c. Pondasi tiang (Pile foundation)
1) Tiang pancang kayu (Log Pile)
13
4. Jembatan baja
bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih
ekonomis.
5. Jembatan komposit
merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan
memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut,
sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.
Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda tergantung
kegunaan dan kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini beberapa jenis bangun
jembatan berdasarkan jenis strukturnya. (Bambang Supriyadi, 2007:18)
Ada beberapa jenis girder atau gelagar yang digunakan pada infrastuktur
Indonesia:
1. I-Girder
I-Girder adalah salah satu girder yang paling umum digunakan dalam
konstruksi jembatan. Jembatan I-girder lebih ekonomis, mudah untuk dirancang
dan dibangun. di Indonesia, setiap produsen pabrikasi girder pasti mempunyai
cetakan untuk jenis I-girder.
2. Box Girder
Box girder merupakan girder yang berbentuk box dengan sayap di bagian
atas. Box girder sering digunakan dalam pembangunan jalan layang dan
jembatan yang memiliki bentang yang panjang. Proses produksi box girder ini
terbilang lebih rumit dibandingkan pembuatan i-girder.
3. U-Girder
16
E. Klasifikasi Jembatan
1. Berdasarkan lebar jembatan Trotoar + Badan jalan + Trotoar :
17
Bentang
Bentang pendek : 6 – 30 m
Bentang sedang : 30 – 100 m
Bentang panjang : > 100 m
Di Bina Marga dibuat standar bangunan atas jembatan dengan bentang
sebagai berikut:
Gelagar beton bertulang dengan bentang mulai dari 5 m – 25 meter
Gelagar beton prategang, bentang mulai dari 16 m – 40 meter
Rangka baja, bentang mulai dari 40 m – 100 meter
F. Beton Prategang
Beton prategang menurut ACI 2005 ialah beton yang merasakan tegangan
internal yang memiliki nilai yang besar dan penyaluran sedemikian sehingga bisa
menyeimbangi sampai mencapai batas tertentu tegangan yang terjadi karena
beban eksternal. Pada pengertian lain, beton prategang ialah sebuah beton
bertulang yang telah ditambahkan tegangan tekan didalam dengan tujuan
mengurangi tegangan tarik dalam akibat beban kerja. Dapat diartikan juga
sebagai sebuah beton yang dimana tegangan tariknya pada kondisi
pembebanan dihilangkan ataupun dikurangi sampai batas yang aman dengan
memberikan gaya tekan permanen, serta baja prategang yang dipergunakan
sebagai kebutuhan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah
beton mengeras (pasca tarik). Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah
suatu material yang tahan terhadap tekanan, akan tetapi tidak tahan terhadap
tarikan. Sedangkan baja adalah suatu material yang sangat tahan terhadap
tarikan. Dengan mengkombinasikan antara beton dan baja dimana beton yang
menahan tekanan sedangkan tarikan ditahan oleh baja akan menjadi material
yang tahan terhadap tekanan dan tarikan yang dikenal sebagai beton bertulang
(reinforced concrete). Jadi pada beton bertulang, beton hanya memikul tegangan
tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan (rebar).
Sehingga pada beton bertulang, penampang beton tidak dapat efektif 100 %
digunakan, karena bagian yang tertarik tidak diperhitungkan sebagai pemikul
tegangan. Pada beton pratekan, kombinasi antara beton dengan mutu yang
tinggi dan baja bermutu tinggi dikombinasikan dengan cara aktif, sedangan beton
bertulang kombinasinya secara pasif. Cara aktif ini dapat dicapai dengan cara
menarik baja dengan menahannya kebeton, sehingga beton dalam keadaan
19
tertekan. Karena penampang beton sebelum beban bekerja telah dalam kondisi
tertekan, maka bila beban bekerja tegangan tarik yang terjadi dapat di-eliminir
oleh tegangan tekan yang telah diberikan pada penampang sebelum beban
bekerja.
7. Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
9. Jumlah penggunaan baja jauh lebih sedikit dari pada jumlah berat besi
penulangan pada konstruksi beton konvensional biasa.
MPa untuk beton pratarik. Ini dibutuhkan untuk penahan tegangan kondisi tekan
saat pengangkuran tendon supaya tidak terjadi retakan.
Ec = (wc )1,5 x 0,043 fc'
Dimana :
Ec : modulus elastisitas beton ( MPa )
wc : berat voluna beton ( kg/m3 )
fc' : tegangan tekan beton ( MPa )
2. Baja Prategang
Baja prategang yang digunakan untuk mengantisipasi suatu kehilangan yang
diakibatkan oleh rangkak serta susut pada beton sehingga suatu prategang yang
efektif dengan mengenakan mutu yang sangat tinggi hingga nilai 270.000 Psi
atau lebih (1862 MPa atau lebih tinggi lagi). Baja bermutu tinggi bisa
mensejajarkan kehilangan dibeton dan memiliki tegangan sisa yang bisa
menopang gaya prategang sesuai kebutuhannya. Nilai kehilangan suatu
prategang dapat dipertimbangkan di dalam selang nilai 35.000 sampai dengan
60.000 Psi (atau setara dengan 241 sampai dengan 414 MPa).
3. Baja Non Prategang
Tulangan baja pada suatu beton memiliki bahan yang terdiri dari batang,
jalinan kawat yang dilas dan kawat, yang semua bahannya dibuat mengikuti
syarat ASTM. Nilai yang digunakan pada baja tulangan ialah:
a. Modulus Young, E
b. Kuat leleh
c. Kuat ultimit
d. Notasi mutu baja
e. Ukuran atau diameter batang atau kawat
Agar dapat menaikan eratan di antara beton dan baja, gambaran yang
dijelaskan dengan deformasi dilakukan penggilasan pada permukaan suatu
batang yang mengikuti syarat ASTM. Deformasi yang terjadi wajib mengikuti
syarat ASTM A616-76 supaya batang bisa dikatakan dengan deformed. Kawat
deformed atau yang disebut berulir memiliki pergeseran yang dilakukan gaya
tekan ke dalam kawat tersebut yang diharapkan memiliki fungsi deformasi.
4. Selongsong Tendon
Ialah saluran penempatan kabel prategang yang terbuat dari lapisan tipis dan
tetap ditempat. Material saluran tersebut harus dapat menembus semen serta
24
A. Pekerjaan Abutment
Abutment merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan. Fungsi abutment adalah sebagai penerus beban
seluruh jembatan ke pondasi. Pekerjaan abutment ini terdiri beberapa tahap
pekerjaan dari breas wall – kepala abutment dan corbel sekaligus wing wall
Abutment ini membentang sepanjang 14,4 m, dan tinggi dari pile cap sampai
dengan Kepala abutment 2,5 m, Pekerjaan (1 Sisi) abutment ini memiliki volume
sebagai berikut:
Breas Wall :
Volume beton : Panjang = 14,4m, Lebar = 1m, Tinggi = 1m
: 14,40 m3
Volume Besi : 7059,04 Kg
Table 1. Berat Tulangan Pekerjaan Breas Wall
DAFTAR PENULAGAN BREAS WALL
Type A15.1 A15.2 A16 A17 A18 Keterangan
DIA. SAT. 22 22 22 13 13
a Cm 13,20 13,20 13,20 20,00 7,80
b Cm 80,00 80,00 80,00 1167,14 81,30
c Cm 341,10 331,10 341,10 7,80 7,80
d Cm 20,00 20,00 20,00 7,80
e Cm 367,14
f Cm 20,00
g Cm
25
26
Wing Wall :
Volume beton : ((((0,4+0,9)/2)*3,9)+(((0,6+0,4)/2)*0,2)+(0,6*0,6))*2,5
: 7,49 + 7,49 = 14,98 m3
Volume Besi : 979,39 + 106,00 = 1085,39 Kg
Table 3. Berat Tulangan Pekerjaan Wing Wall
DAFTAR PENULAGAN WING WALL
Type B1 V1 V2 H H1 Keterangan
DIA. SAT. 16 16 13 13 13
a Cm 9,60 9,60 7,80 7,80 7,80
b Cm 38,70 411,11 408,89 252,30 37,85
c Cm 45,13 9,60 7,80 7,80 7,80
d Cm 53,08
e Cm 9,60
f Cm
g Cm
Panjang (m) 1,56 4,30 4,24 2,68 0,53
NOS (Jumlah) 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Jumlah Batang 17,00 17,00 17,00 64,00 141,00
Panjang Total (m) 53,08 146,31 144,33 342,91 150,73
Berat (Kg/m') 1,578 1,578 1,042 1,042 1,042
Total Berat (Kg) 83,76 230,87 150,39 357,31 157,06 979,39
Total Berat Tulangan Ulir (Kg) 979,39
Total Berat Tulangan Polos (Kg)
Huruf yang dicetak miring adalah panjang rata-rata
Gambar 14. Detail Bar Bending Diagram Kepala Abutment Dan Corbel
30
1 Besi
2 Kawat Bendrat
3 Papan Plywood
4 Kasau
5 Paku
34
6 Benang
Ready mix fc 30
7
Mpa
8 Meteran
1 Palu
2 Tang Gegep
35
3 Gergaji
4
Mobil Concreate
Pump (CP)
5
Concrete Vibrator
6
Kunci Besi
2. Metode Pelaksanaan
a. Penulangan Abutment
Penulangan pada abutment dalam proyek jembatan ini menggunakan
tulangan ulir/deform D13, D16, D22. Tulangan ulir/deform adalah tulangan besi
dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip.
Pekerjaan penulangan abutment ini membutuhkan 6-7 orang pekerja.
Adapun proses pekerjaan pembesian atau penulangan dalam proyek ini adalah :
1) Pemotongan dan pembengkokan tulangan, Proses pemotongan besi
menggunakan alat blender dan pembengkokan secara manual dengan kunci
besi.
2) Selanjutnya adalah perakitan tulangan dilapangan dengan jarak sesuai
dengan gambar rencana penulangan yang telah dibuat. Setiap pertemuan
antara tulangan diikat dengan menggunakan kawat bendrat.
3) Setelah itu pastikan tulangan terpasang pada posisinya dan tegak lurus dan
sudah terikat kawat bendrat semua.
36
1. Pemasangan Bekisting
Setelah penulangan abutment selesai, tahap selanjutnya adalah
pemasangan bekisting. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan
untuk menahan beton selama pengecoran dan dibentuk sesuai dengan bentuk
yang telah ditentukan. Tahap-tahap pemasangan bekisting adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan bahan bekisting diantaranya papan playwood, balok kasau, palu,
paku, dan kawat bendrat yang dilakukan oleh 4 orang pekerja.
2. Pembentukan dan perakitan bekisting sesuai dengan bentuk abutment.
3. Pembersihan bekisting sebelum dipasang. Adanya kotoran pada bekisting
akan menimbulkan hasil cor tidak rapi bahkan retak
4. Pemasangan papan bekisting oleh 6 orang pekerja.
5. Pemasangan sabuk bekisting dan balok kasau untuk mengunci papan
bekisting. Bekisting dipastikan kuat dan tidak ada celah yang dapat
memungkinkan kebocoran pada saat dilakukan pengecoran.
Gambar 18. Proses Pemasangan Bekisting Abutment (M. Nur Kholid, 2021)
b. Pemberian Lem Beton
Sebelum dilakukan nya pengecoran abutment, tulangan-tulangan abutment
serta serta beton lama diberi lem silika beton yang berfungsi untuk merekatkan
antara beton lama dan beton baru. Sehingga pada saat pengecoran nanti beton
37
lama dan beton baru dapat saling mengikat dengan sempurna. Pemberian lem
beton ini dilakukan oleh 2 orang pekerja.
Gambar 20. Beton Ready Mix Dimasukkan Dalam Bak Penampung Concrete
Pump (M. Nur Kholid, 2021)
2. Concreate Pump Truck memompakan beton segar ke area pengecoran
abutment yang di operasikan oleh 1 orang operator.
38
e. Pembongkaran Bekisting
1. Pelepasan bekisting bisa dilakukan 1 hari setelah pengecoran. Pelepasan
dikerjakan secara manual dan dibutuhan 3-4 orang pekerja.
2. Pelepasan penyangga bekisting satu-persatu secara manual mengunakan
alat palu, Setelah penyangga terlepas selanjutnya pelepasan sabuk
bekisting dan kawat bendrat diluar bekisting. Pelepasan bekisting dikerjakan
secara hati-hati agar tidak merusak beton.
abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan. oprit bisa
terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk membuat oprit berdiri
kestabiltas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit jembatan berada pada lokasi
berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar desain
oprit yang dihasilkan nantinya dapat aman dan kuat sesuai dengan umur rencana
yang telah ditentukan. Timbunan jalan pendekat jembatan (oprit) yaitu segmen
merupakan segmen sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu
ketentuan DAMIJA yang merupakan bagian dari DAMIJA, timbunan pilihan dari
sumber galian oprit pada jembatan ini memiliki volume untuk 1 sisi
No Material Dokumentasi
1 Tanah Urug
2 Base
No Alat Dokumentasi
1 Exavator
2 Vibrator Roller
3 Stamper
Gambar 27. Proses Penghamparan Timbunan Oprit (M. Nur Kholid, 2021)
c. Proses Pemadatan
Setelah tanah dan base yang telah di blending dihamparkan, proses
selanjutnya ialah memadatkan hamparan tresebut menggunakan alat berat jenis
vibro roller dan untuk daerah yang tidak dapat di jangkau oleh vibro roller
dipadatkan menggunakan stamper sampai kepadatannya dirasa cukup.
Gambar 29. Pemadatan Menggunakan Alat Stamper (M. Nur Kholid, 2021)
d. Quality Control
Peninjauan pada timbunan ini dilakukan oleh Kontraktor pelaksana dan
diketahui/disetujui oleh pengawas lapangan (konsultan MK dan dinas PU) yang
telah ditunjuk pihak Owner yaitu PPK 1.4 Direktorat Jendral Bina Marga Provinsi
Lampung sebagai pengawas lapangan. Kegiatan ini Meliputi kegiatan peninjauan
dan pesertujuan mutu timbunan atas kepadatannya dengan melakukan uji
kepadatan dilapangan (sand cone) pada timbunan yang telah dipadatkan
tersebut. Uji Sand Cone ini dilaksanakan bermaksud untuk mengetahui
kepadatan pada timbunan tersebut apakah memenuhi spesifikasi Bina Marga-
2018.
Pengujian Sand Cone ini menggunakan acuan ASTHO-T-191 sebagai
berikut:
1. Kalibrasi permukaan (berat jenis pasir dalam corong) (gram)
4. Timbang botol uji yang telah terisi pasir otawa (sebelum diuji)
5. Pasang plat pembatas dilokasi yang akan diuji kepadatannya
6. Gali tanah dilokasi yang sudah dipasang plat pembatas sedalam kurang
lebih 10-15cm
7. Ambil sampel tanah hasil galian sampai bersih dan letakan didalam wadah
8. Timbang tanah + wadah
44
11. Ambil tanah yang lolos saringan untuk pengujian kadar air
12. Masukkan pasir dalam lubang buka kran botol uji dan biarkan pasir otawa
sampai terisi penuh kedalam lubang
13. Setelah Terisi penuh tutup kran kemudian botol uji ditimbang
Gambar 30. Pengujian Sand Cone Test (M. Nur Kholid, 2021)
1 Pipa Besi 5”
2 Seling Baja
3 Baja WF 500x300
No Alat Dokumentasi
1 Mobil Crane
2 Blender Potong
3 Katrol
46
4 Mesin Las
Gambar 34. Proses Pemasangan Kaki Perancah (M. Nur Kholid, 2021)
No Alat Dokumentasi
3 Angkur Blok
4 Wedges
6 Gerinda Potong
No Alat Dokumentasi
1 Mobil Crane
2 Hidrolik Pump
3 Katrol
Jack
4
Hydroulic
Gambar 37. Proses Setting Mobil Craine (M. Nur Kholid, 2021)
b. Pemindahan Potongan girder keatas perancah sesuai dengan urutan
Potongan,
Setelah proses seting craine selesai, proses selanjutnya adalah
pengangkatan dan penggeseran balok girder ke atas perancah yang
sebelumnya sudah di setting sesuai dengan bentang jembatan yang
direncanakan.
Gambar 40. Proses Memasukkan Kabel Strand (M. Nur Kholid, 2021)
Gambar 43. Proses Pemasangan Stressing Jack Hydroulic (M. Nur Kholid, 2021)
h. Pemberian lem sika secara merata pada sambungan segmen girder, setelah
semua perlengkapan stessing dipasang dan dilakukan stessing setiap
sambungan segmen girder diberi lem secara merata yang nantinya ketika
balok girder distressing maka balok-balok girder dapat melekat dengan
sempurna.
i. Stressing girder sampai dengan batas yang telah ditentukan yaitu 28,5 Mpa.
Gambar 44. Proses Penarikan Kabel Strand (M. Nur Kholid, 2021)
j. Setelah proses stessing selesai, lepaskan jack hammer dan potong sisa
kabel strand kemudian tutup angkur dan sisa potongan kabel pada girder
dengan adukan semen.
56
Gambar 46. Proses Penggeseran Balok Girder (M. Nur kholid, 2021)
Gambar 47. Pemasangan Elastomer Bearing Pad (M. Nur kholid, 2021)
Pekerjaan pemasangan diafragma dan deck plate ini dilakukan oleh 4-5
orang pekerja dan 1 orang operator crane. Tahap-tahap dalam pemasangan
balok diafragma adalah sebagai berikut:
1. Balok diafragma dipindahkan menggunakan mobil craine ke tengah antar
girder
2. Setelah balok diafragma berada ditengah antara 2 girder, diafragma digeser
perlahan dan diikat menggunakan seling baja
3. Diafragma yang sudah terikat kemudian digeser dan digantung
menggunakan katrol dengan tumpuan katrol diikat pada pipa baja
4. Setelah Diafragma tergantung, balok dimarking pada lubang yang sudah
ada pada balok girder kemudian setelah lubang center balok diafragma
Diberi ganjel balok kayu pada sisi bawah kiri dan kanannya yang fungsinya
agar balok diafragma tidak bergeser
5. Setelah balok terpasang semua, balok diafragma dimasukkan kabel strand
yang sudah dipotong sesuai kebutuhan yang direncanakan.
6. Dan dilanjutkan ke pemasangan deck plate
Table 13. Berat Tulangan Pekerjaan Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas
DAFTAR PENULAGAN BACK WALL BAWAH DAN BACK WALL ATAS
Type A1 A2 A3 A4 A5 A6 Keterangan
DIA. SAT. 13 13 13 16 13 13
A Cm 7,80 20,00 7,80 9,60 20,00 7,80
B Cm 204,10 1167,14 13,70 36,20 1167,14 35,90
C Cm 13,70 7,80 7,80 192,91 7,80 7,80
D Cm 244,10 7,80 9,60 7,80
E Cm 7,80 367,14 367,14
F Cm 20 20,00
G Cm
Gambar 53. Detail Penulangan Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas
63
Gambar 54. Detail Bar Bending Diagram Back Wall Bawah Dan Back Wall Atas
64
No Material Dokumentasi
1 Besi
2 Kawat Bendrat
3 Papan Plywood
4 Kasau
5 Paku
65
6 Benang
8 Meteran
1 Palu
66
2 Tang Gegep
3 Gergaji
4
Mobil Concreate Pump
(CP)
5
Concrete Vibrator
6
Kunci Besi
Gambar 55. Proses Penulangan Back Wall (M. Nur Kholid, 2021)
b. Pemasangan Bekisting
Setelah penulangan Back wall selesai, tahap selanjutnya adalah
pemasangan bekisting. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan
untuk menahan beton selama pengecoran dan dibentuk sesuai dengan bentuk
yang telah ditentukan. Tahap-tahap pemasangan bekisting adalah sebagai
berikut :
6. Persiapan bahan bekisting diantaranya papan playwood, balok kasau, palu,
paku, dan kawat bendrat yang dilakukan oleh 4 orang pekerja.
7. Pembentukan dan perakitan bekisting sesuai dengan bentuk Back wall.
8. Pembersihan bekisting sebelum dipasang. Adanya kotoran pada bekisting
akan menimbulkan hasil cor tidak rapi bahkan retak
9. Pemasangan papan bekisting oleh 5 orang pekerja.
10. Pemasangan sabuk bekisting dan balok kasau untuk mengunci papan
bekisting. Bekisting dipastikan kuat dan tidak ada celah yang dapat
memungkinkan kebocoran pada saat dilakukan pengecoran.
Gambar 56. Proses Pemasangan Bekisting Back Wall (M. Nur Kholid, 2021)
c. Pemberian Lem Beton
Sebelum dilakukannya pengecoran back wall, tulangan-tulangan Back wall
serta serta beton lama diberi lem silika beton yang berfungsi untuk merekatkan
antara beton lama dan beton baru. Sehingga pada saat pengecoran nanti beton
68
lama dan beton baru dapat saling mengikat dengan sempurna. Pemberian lem
beton ini dilakukan oleh 2 orang pekerja.
Gambar 57. Pemberian Lem Beton Pada Back Wall (M. Nur Kholid, 2021)
Gambar 58. Beton Ready Mix dimasukkan dalam bak penampung Concrete
Pump (M. Nur Kholid, 2021)
2. Concrete Pump Truck memompakan beton segar ke area pengecoran
abutment yang di operasikan oleh 1 orang operator.
69
Gambar 62. Pengujian Slump Test Back Wall (M. Nur Kholid, 2021)
f. Pembongkaran Bekisting
1. Pelepasan bekisting bisa dilakukan 1 hari setelah pengecoran. Pelepasan
dikerjakan secara manual dan dibutuhan 3-4 orang pekerja.
2. Pelepasan penyangga bekisting satu-persatu secara manual mengunakan
alat palu, Setelah penyangga terlepas selanjutnya pelepasan sabuk
bekisting dan kawat bendrat diluar bekisting. Pelepasan bekisting dikerjakan
secara hati-hati agar tidak merusak beton.
wall atas Dimensi untuk pekerjaan ini yaitu lebar 11 m dan Panjang 5 m, tinggi
0,20 m untuk pekerjaan 1 sisi plat injak ini memiliki volume sebagai berikut :
Plat Injak :
Volume beton : 0,20 * 5 * 11
: 11 m3
Volume Besi : 1591,12 Kg
Table 16. Berat Tulangan Pekerjaan Plat Injak
DAFTAR PENULAGAN PLAT INJAK
Type P1 P2 Keterangan
DIA. SAT. 16 13
a Cm 9,60 7,80
b Cm 10,40 7,50
c Cm 490,40 1090,70
d Cm 9,60 7,80
e Cm
Panjang (m) 5,20 11,14
NOS (Jumlah) 2,00 2,00
Jumlah Batang 74,00 34,00
Panjang Total (m) 769,60 757,38
Berat (Kg/m') 1,042 1,042
Total Berat (Kg) 801,92 789,19 1591,12
Total Berat Tulangan Ulir (Kg) 1591,12
Total Berat Tulangan Polos (Kg)
No Material Dokumentasi
1 Besi Ulir
2 Paku
3 Kawat Bendrat
4 Kasau
6 Benang
No Material Dokumentasi
1 Mobil CP
2 Concreate Vibrator
3 Blender pemotong
besi
75
4 Kunci besi
5 Tang gegep
6 Waterpass
7 Gergaji
8 Roskam
76
9 Cangkul
5. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Tambahan Plat Injak
1. Pemotongan besi ulir/deform D13 dan D16 sesuai ukuran yang telah
ditentukan
2. Besi yang telah dipotong kemudian disusun sesuai jarak yang telah
ditentukan kemudian diikat menggunakan kawat bendrat
Gambar 67. Pemasangan Bekisting Plat Injak (M. Nur Kholid, 2021)
Gambar 70. Detail Bar Bending Diagram Tulangan Plat Lantai Arah Memanjang
81
Gambar 71. Detail Bar Bending Diagram Tulangan Plat Lantai Arah Melintang
82
No Material Dokumentasi
1 Besi Ulir
83
2 Paku
3 Kawat Bendrat
4 Papan Plywood
5 Kasau
10 Benang
No Material Dokumentasi
1 Mobil CP
2 Concreate Vibrator
3 Blender pemotong
besi
4 Kunci besi
85
5 Tang gegep
6 Waterpass
7 Gergaji
8 Roskam
9 Cangkul
Gambar 72. Pembuatan Rangka Bekisting Plat Lantai (M. Nur Kholid, 2021)
Gambar 73. Pemasangan Rangka Bekisting Plat Lantai (M. Nur Kholid, 2021)
b. Pekerjaan Penulangan Plat Lantai dan Trotoar
4. Setting mobil CP
5. Proses penyiapan beton yang akan digunakan yang dibawa oleh truck mixer
Gambar 76. Proses pengecoran Plat Lantai (M. Nur Kholid, 2021)
8. Setelah pengecoran selesai dan beton sudah mengeras, plat lantai jembatan
dipasang geotextile yang tujuannya untuk perawatan beton agar beton tidak
mengalami keretakan dan mengering sempurna.
10. Pemasangan Pipa Utilitas, pipa ini berfungsi untuk saluran kabel lampu dan
lainnya agar terlihat rapi
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan kerja praktik yang dilaksanakan pada pekerjaan
penggantian jembatan Way Tipo, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten
Lampung Tengah adalah dapat mengetahui tahapan-tahapan pekerjaan dan
pelaksanaan. Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penggunaan alat, matrial
serta metode pelaksanaan akan penulis jabarkan dibawah ini.
Alat yang digunakan dalam pelaksaanaan pembangunan jembatan ini
secara garis besar sudah memadai dengan banyaknya jumlah pekerja yang ada
dilapangan, mulai dari alat berat hingga peralatan-peralatan pendukung lainnya
sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Sedangkan
untuk material yang digunakan sudah memenuhi spesifikasi teknis pekerjaan
serta dilakukan quality control untuk menjaga mutu beton, dan sudah diuji di
laboratorium yang telah ditunjuk dan disetujui oleh PPK 1.4 selaku Owner,
pengujian tersebut diantaranya yaitu pengujian kuat tarik baja, kuat tekan beton,
dll. Untuk metode pelaksanaan dilapangan dilaksanakan sedikit tidak sesuai time
schedule yang telah dibuat disebabkan beberapa permasalahan yang ada di
lapangan diantaranya keterlambatan matrial yang akan di pasang, karena matrial
yang akan dipasang tidak dilokasi pekerjaan dikarenakan beberapahal yang
harus diperhatikan jika matrial-matrial disiapkan dilapangan jauh-jauh hari seperti
kondisi cuaca yang tidak menentu serta meminimalisir kerugian yang disebabkan
oleh faktor lingkungan lainnya.
Kurangnya perhatian pada keselamatan kerja karena masih banyak pekerja
yang tidak menggunakan perlengkapan safety. Namun dalam pelaksanaan
pekerjaan ini beberapa pekerja tidak menggunakan perlengkapan yang safety,
tidak ada kecelakaan selama pelaksanaan pekerjaan, dan tetap menjaga mutu
bahan pada saat pekerjaan berlangsung.
Setiap hari pekerja diawasi langsung oleh mandor serta direktur operasional
lapangan dan pengawas lapangan secara langsung, apa bila terdapat kesalahan
dalam pelaksanaan pekerjaan pekerja dapat ditegur secara langsung, dan
apabila terdapat suatu permasalahan dapat dipecahkan dengan musyawarah
untuk mencari solusi yang efektif.
90
91
B. Saran
Dari pengamatan penulis selama kerja praktik lapangan yang dilaksanakan
pada pekerjaan penggantian jembatan Way Tipo, Kecamatan Gunung Sugih,
Kabupaten Lampung tengah penulis dapat memberikan saran dari beberapa hal
yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan saran antara lain:
1. Mengenai keterlambatan matrial sebaiknya kontraktor memiliki tempat
penyimpanan matrial yang setidaknya memiliki jarak yang tidak cukup jauh,
sehinga keterlambatan bisa diatasi.
2. Rapat mingguan sudah dilaksanakan dan berjalan baik namun perlu
diadakan secara rutin, sehingga pihak kontraktor bisa langsung mengatasi
bila ada permasalahan yang dihadapi saat pekerjaan proyek berlangsung.
3. Perlunya sosialisasi yang lebih kepada masyarakat, sehingga proyek dapat
berjalan secara lancar, aman, dan nyaman.
4. Pengadaan perlengkapan alat pelindung diri (APD) harus lebih diperhatikan.
Mengingat pekerjaan ini ini pada elevasi yang tinggi, adanya alat berat yang
menyebabkan kecelakaan kerja yang beresiko tinggi serta matrial yang
dapat membahayakan para pekerja.
5. Untuk rambu-rambu peringatan yang ada dilokasi pekerjaan sudah
terpasang namun sebaiknya ditambahkan rambu peringatan covid 19
mengingat waktu dilaksanakannya pekerjaan sedang gencarnya penyebaran
virus covid 19.
6. Dalam proses pelaksanaan pekerjaan khusunya pekerjaan pengecoran
sebaiknya dilakukan briefing untuk para pekerjan untuk menghindari
kesalahan dalam proses pelaksanaan pekerjaan yang dapat merugikan
perusahaan
DAFTAR LITERATUR
Http://ilmu-teknik-sipil-indonesia.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-jenis-
struktur-jembatan.html 29 Oktober 2021 ( 09:45)
Https://www.academia.edu/6332626/Jenis_-_jenis_Jembatan.html. 29 Oktober
2021 (10:12)
92
LAMPIRAN
93
94