WISNA LA JALIA
NPM. 121052220117031
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENINJAUAN STRUKTUR PONDASI DAN SLOOF PADA
PEMBANGUNAN DAN RENOVASI LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS
III TERNATE
Penguji I Penguji II
Mengetahui; Mengetahui;
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Telah diterima dan disahkan oleh Pengawas Lapangan Kerja Praktek, guna
melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
PENGAWAS LAPANGAN
Ruhasto
iii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Kerja Praktek yang saya susun
dengan judul: PENINJAUAN STRUKTUR PONDASI DAN SLOOF PADA
PEMBANGUNAN DAN RENOVASI LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS
III TERNATE sebagai syarat untuk memenuhi salah satu persyaratan pada
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara seluruhnya benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan Kerja Praktek yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika peniulisan karya ilmiyah.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan Laporan Kerja Praktek ini merupakan hasil karya orang lain, saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
(Wisna La Jalia)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan Kerja
Praktek (KP) serta pembuatan laporan kerja praktek (KP) ini dapat diselesaikan
sesuai dengan yang penulis harapkan.
Dalam pelaksanaan kerja praktek (KP) dan penyusunan laporan, penulis
mendapat banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada ibu, adik dan kakak serta seluruh keluarga tercinta yang selalu
memberikan doa dan dukungan, yang tak pernah lelah untuk memberikan
semangat perhatian dan kasih sayang yang begitu besar kepada penulis
sehingga penulis mampu sampai di tahap ini.
2. Bapak Dr. Saiful Deni, M. Si., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara
3. Bapak M. Marshus Hi. Ibrahim, S.Si, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
4. Bapak M. Syafril Rustam, ST.,MT Selaku ketua program studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
5. Bapak Rajaman Siauta, ST.,MSi selaku dosen pembimbing selama kerja
praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
6. CV. MANUNGGAL PERSADA yang telah memberi kesempatan untuk kerja
praktek ini.
7. Terima kasih kepada angkatan 2017 dan STUDY CLUB RUMAH IJO
sebagai tempat penulis untuk bertukar pikiran selama proses penyusunan
laporan kerja praktek ini.
v
Harapan selaku penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Lembaran Pengesahan Pembimbing dan Penguji....................................... ii
Lembaran Pengesahan Pengawas Lapangan............................................... iii
Pernyataan Keaslian Laporan Kerja Praktek.............................................. iv
Kata Pengantar............................................................................................ v
Daftar Isi..................................................................................................... vii
Daftar Gambar............................................................................................ ix
Daftar Tabel................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek ........................................... 2
1.2.1. Maksud Kerja Praktek.................................................... 2
1.2.2. Tujuan Kerja Praktek...................................................... 2
1.3. Latar Belakang Proyek............................................................... 3
1.4. Manfaat Kerja Praktek............................................................... 3
1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek.................................................... 3
1.6. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 4
vii
2.4.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)................................... 14
2.4.2. Time Schedule................................................................. 15
2.4.3. Volume Pekerjaan.......................................................... 16
BAB IV PENUTUP
7.1. Kesimpulan .............................................................................. 50
7.2. Saran......................................................................................... 51
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta lokasi Pembangunan Lapas Kelas III Ternate di Kelurahan
kastela (Sumber Google Earth Pro).......................................................... 5
Gambar.2.2. Struktur Organisasi Pembangunan Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas III Ternate.............................................. 13
Gambar.3.1 Macam-macam Pondasi.......................................................... 19
Gambar.3.2 Hubungan Pondasi dan Sloof.................................................. 21
Gambar.3.3 Pondasi Telapak 100 x 100 (t = 1,25 m )................................ 22
Gambar 3.4 Pondasi Telapak 100 x 100 (t = 1,5 m ).................................. 24
Gambar 3.5 Detai Pondasi Jalur.................................................................. 27
Gambar 3.6 Det. Tulangan Sloof S1........................................................... 29
Gambar 3.7 Det. Tulangan Sloof S2........................................................... 31
Gambar 4.1 Semen Conch.......................................................................... 34
Gambar 4.2 Agregat Kasar......................................................................... 35
Gambar 4.3 Agregat Halus (pasir).............................................................. 36
Gambar 4.4 Penampung Air....................................................................... 37
Gambar 4.5. Besi Tulangan........................................................................ 38
Gambar 4.6. Kawat Bendrat........................................................................ 39
Gambar 4.7 Paku ........................................................................................ 39
Gambar 4.8. Kayu....................................................................................... 40
Gambar 4.9 Triplek..................................................................................... 40
Gambar 4.10. Dump Truk........................................................................... 41
Gambar 4.11. Truk Pompa beton................................................................ 42
Gambar 4.12. Truk Aduk Beton................................................................. 42
Gambar 4.13. Bar Cutter............................................................................. 43
Gambar 4.14. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)....................... 44
Gambar 4.15. Sekop.................................................................................... 45
Gambar 4.16 Gerobak................................................................................. 45
Gambar 4.17 Ember.................................................................................... 46
Gambar 4.18 Catok (Tropol)....................................................................... 46
Gambar 4.19 Pacul Sekop........................................................................... 46
ix
Gambar 4.20 Meteran................................................................................. 47
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara umum proyek diartikan suatu usaha atau suatu pekerjaan dapat juga
diartikan sebagai badan usaha atau suatu kawasan, dimana dalam bidang teknik
sipil merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu ide atau gagasan
menjadi suatu bangunan konstruksi fisik melalui suatu tahapan tertentu, di dalam
penyelenggaraannya memerlukan perencanaan dan pengendalian dari berbagai
aspek termasuk sumber daya.
Praktik Kerja Lapangan adalah suatu implementasi secara langsung yang dimana
mensinkronkan antara program pendidikan di perkuliahan dengan kegiatan yang
terjadi secara langsung dilapangan yang bertujuan untuk mencapai suatu tingkat
keahlian tertentu.
1
Dalam perkuliahan mahasiswa mendapatkan teori-teori yang cukup
mengenai sebuah bangunan. Tetapi tidak semua teori dapat diimplementasikan di
lapangan. Dibutuhkan suatu pengalaman yang cukup untuk dapat menyelesaikan
suatu permasalahan yang terjadi dilapangan.
Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu syarat untuk
menjadi calon sarjana teknik sipil. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini,
mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang telah dipelajari di perkuliahan
dengan keadaan secara langsung dilapangan. Mahasiswa juga dituntut untuk aktif
dalam mencari informasi yang berguna agar kedepannya mahasiswa dapat
menentukan suatu tindakan yang tepat dilapangan jika terjadi suatu permasalahan.
2
c. Untuk memperoleh pengalaman, pengamatan visual secara langsung
mengenai kondisi yang ada di lapangan sebagai bekal untuk kemudian hari.
3
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek yaitu dimulai dari bulan
September dan berakhir pada bulan November 2020, sesuai dengan waktu yang
telah diberikan program studi.
1) Pekerjaan pondasi
2) Pekerjaan sloof
4
BAB II
5
Batas-batas lokasi proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
dan Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan area perkebunan masyarakat
b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan perumahan warga
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan area perumahan
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan Batu Angus
Ruang lingkup proyek meliputi, tata cara untuk menentukan waktu proyek
dimulai dari perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, pendefinisian
6
ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta, kontrol atas perubahan yang
mungkin terjadi pada saat proyek tersebut dimulai.
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan bowplank
b. Pembuat kantor proyek (direksi keet)
c. Pekerjaan tanah
d. Pekerjaan P3K, Keselamatan kerja dan air kerja
e. Pembuatan pagar keliling
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah
b. Urugan tanah
c. Urugan pasir
3. Pekerjaan Pondasi
a. Galian tanah pondasi
b. Penulangan pondasi dan bekisting
c. Pengecoran
d. Urugan tanah pondasi
e. Lantai kerja
f. Pekerjaan pondasi batu kali
4. Pekerjaan Lantai 1
7
a. Pekerjaan balok dan plat lantai
b. Pekerjaan kolom
c. Pekerjaan bongkar bekisting
5. Pekerjaan Atap
a. Pekerjaan kuda-kuda baja
b. Pekerjaan kaso 5/7 dan reng 3/5
c. Pekerjaan penutup atap
6. Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan plesteran
b. Pasang kaca rayband
c. Kusen pintu dan jendela
d. Pekerjaan plafond dan langit-langit
e. Pekerjaan dinding bata
f. Pasang daun pintu dan jendela
g. Pekerjaan cat dan keramik
h. Pekerjaan mekanikal dan elektronikal
i. Pekerjaan sanitasi
j. Pekerjaan drainase
k. Pekerjaan plumbing
l. Jalan paving block
m. Tamanisasi (Landscaping)
8
Adapun hubungan kerja, fungsi serta tugas serta unsur-unsur yang terlibat
dalam Proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga
Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate, adalah sebagai berikut:
9
c. Meminta pertanggung jawaban kepada pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi bangunan.
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian
kontrak.
a. Perencanaan arsitektur
1) Membuat gambar atau desain dan dimensi bangunan secara lengkap
dengan
spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.
2) Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan
proyek ini.
3) Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara
administrasi untuk pelaksanaan proyek.
4) Membuat perencanaa dan gambar-gambar ulang atau refisi bilamana
diperlukan.
5) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuat apa
bila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
b. Perencanaan struktur
10
1) Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah
ditetapkan sebelumnya
2) Membuat rencana detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail
serta rincian volume pekerjaan
3) Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa
konstruksi
c. Perencanaan Mechanical Electrical (ME)
11
c. Mengingatkan pelaksana agar proyek harus berpedoman dengan kontrak kerja
konstruksi yang telah ditentukan agar tidak terjadi penyimpangan.
d. Pengawas proyek berhak mengoreksi gambar rencana (shop drawing) dari
pihak kontraktor.
12
2.3.5. Struktur Organisasi Proyek (Kontraktor)
Struktur organisasi pada Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
Dan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate di bawah
ini.
Luther Sarira ST
Kepala Pelaksana
Mohammad Ridjal
Bahri, ST
Asisten Staf Teknik
Aswin Mokodompit
Hairina Komaryanti
Ahli K3 Rudini M. Patty Juru Ukur
Logistik dan
Administrasi
13
2.4. Rencana Pelaksanaan
2.4.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-
biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja (H.Bachtiar Ibrahim, 1993;
3).
Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya
yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai
fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan
sumber daya seperti: material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun
kegunaannya sama, namun untuk masing-masing organisasi peserta proyek
mempunyai penekanannya yang berbeda-beda atau fungsi estimasi antara lain
sebagai berikut:
a. Bagi Owner: adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang
akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu
14
investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation
(OE).
b. Bagi Konsultan: adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Owner)
sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai
perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya
terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga
estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).
c. Bagi Kontraktor: adalah angka finansial yang diajukan dalam proses lelang
guna memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntunga.
15
dimana angka tersebut tergantung kepada seberapa kecakapannya dalam
membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan didalam proses
lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan
mengalami kekalahan dalam lelang. Sebaliknya, bila memenangkan lelang
dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari.
Harga yang diajukan oleh kontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering
(EE).
2.4.2. Time Schedule
Pada suatu proyek, pihak pengawas diberikan waktu oleh pemilik proyek
untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah ditentukan.Untuk dapat
mengendalikan serta mengontrol suatu proyek ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya, maka dibuat time schedule dan diagram kurva S.
Time schedule merupakan rencana waktu yang digunakan untuk memulai
kegiatan pembangunan sampai bangunan tersebut selesai dibangun, dimana ini
menjadi pedoman bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya
agar pekerjaan berjalanlan cardanefisien. Mengadakan konstultasi dengan
pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule adalah sebagai berikut:
a. Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
b. Peraturan dan syarat sesuai bestek.
c. Waktu yang tersedia.
d. Jenis pekerjaan.
e. Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja dan ahlinya.
Data pelaksanaannya memiliki dua time schedule yang didalamnya terdapat
diagram kurva S:
a. Diagram kurva S rencana, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan
yang direncanakan untuk dicapai setiap minggunya.
b. Diagram kurva S pelaksanaan, yaitu diagram kurva S dari prosentase
pekerjaan yang dilaksanakan setiap minggunya.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule, yaitu:
a. Kemampuan untuk kebutuhan tenaga manusia.
b. Peralatan dan fasilitas.
16
c. Urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.
d. Material yang dibutuhkan.
e. Biaya yang tersedia
Adapun tujuan dari pembuatan time schedule adalah:
a. Untuk mencapai waktu pelaksanaan yang telah diatur dengan efektif dan
efisien.
b. Untuk pelaksanakan urut-urutan pekerjaan dan penyediaan tenaga dan
bahan secara sistematis.
c. Untuk mencapai hasil fisik.
Sedangkan fungsi time schedule adalah:
a. Sebagai pegangan bagi kontraktor.
b. Sebagai sarana pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
c. Sebagai sarana pengontrol /pengendali terhadap pencapaian prestasi dan
penentuan sanksi.
2.4.3. Volume Pekerjaan
Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung
jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.Volume juga disebut
sebagai kubikasi pelerjaan.Volume (kubikasi) yang dimaksud dalam pengertian
ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu
harus membaca gambar bestek berikut gambar-gambar detail (penjelasannya).
Penguasaan dalam membaca gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat
mempengaruhi tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing- masing
pekerjaan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume pekerjaan
adalah antara lain menguraikan masing-masing volume pekerjaan (uraian volume
pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-masing harus dihitung volume
pekerjaanya.
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan
secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar
volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
17
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan berdasarkan
urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume pekerjaan disusun sedemikian
rupa secara sistematis dengan lajur-lajur tabel, dengan sistem pengelompokan
mulai dari pekerjaan pondasi sempai dengan pekerjaan perlengkapan luar.
18
BAB III
19
3.1.2. Jenis-jenis Pondasi
a. Pondasi memanjang
b. Pondasi telapak
c. Pondasi rakit
d. Pondasi sumuran
e. Pondasi tiang
Fungsi dari pondasi adalah untuk menopang suatu struktur bangunan serta
menahan/mendukung bangunan diatasnya, sehingga meneruskan beban yang
20
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kedalam tanah dan batuan yang
terletak dibawahnya.
3.1.4. Pekerjaan Sloof
3.1.5 Pengertian dan Fungsi Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan.
Jenis konstruksi beton bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan rumah atau
gedung, dan posisinya biasanya pada lantai 1 atau orang-orang bisa menyebutnya
lantai dasar. Inilah sebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat
bangunan sudah “berdiri” tegak. Walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi
sloof sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.
Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof sebagai
berikut:
Konstruksi sloof dari beton bertulang. Konstruksi sloof ini bisa digunakan di
atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah
atau gedung (bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis
pada jarak dinding kurang dari 3 m. Untuk ukuran lebih/tinggi sloof beton
bertulang adalah >15/20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
Konstruksi sloof dari batu bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang
dipasang dengan cara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1
bagian Portland semen: 4 bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi
syarat untuk membagi beban.
Konstruksi sloof dari kayu. Konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang
kayu (misalnya di atas pondasi setempat). Sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau
beton, maka dipilih balok tunggal.
Sloof ini berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding
tersebut “BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan
pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak atau pecah.
Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pengikat kolom
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
21
3. Menahan gaya beban dinding
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.
Jadi bisa dikatakan sloof juga merupakan salah satu pondasi bagi
rumah/gedung. Spesifikasinya adalah mendukung beban dinding rumah/gedung
tersebut. Bila dikategorikan sloof adalah termasuk pondasi menerus.
22
3.2. Analisis
= 1,80 m3
23
= 0,072 m3
= (2,39) x 62
= 148,428 m3
24
409,2
Maka kebutuhan besi =
12
= 34 staff
Volume besi ø12(Vtotal) = ( ¼ x π x ø2 ) x panjang besi x
panjang tulangan
= ( ¼ x 3,14 x 0,122) x 0,3 x 22
= 0,0746064 m3 x 62
= 4,6255968 m3
Berat besi ø12 = (Vtotal) x berat jenis besi kg/m3
= 4,6255968 x 7850
= 36310,935 kg
2. Volume Pondasi Telapak PT1
25
= 1,2 x 1,2 x 1,5
= 2,16 m3
=0,072 m3
c. Lantai Kerja/Rabat Beton
Tebal = 0,05 m
= 0,072 m3
d. Urugan Kembali ¼ Galian
1
Urugan kembali = x volume galian
4
1
= x 2,16 m
4
= 0,54 m2
26
f. Pondasi Telapak Beton Bertulang
= 29 x 6, 6 m
= 191, 4 m2
191,4
Maka kebutuhan besi =
12
= 16 staff
tulangan
= (¼ x 3, 14 x 0,122) x 0, 3 x 22
= 0, 0746064 m3 x 29
= 2, 1635856 m3
Berat besi ø12 = (Vtotal) x berat jenis besi kg/m3
= 2,1635856 x 7850
= 16984,147 kg
27
3.2.1.2. Pekerjaan pondasi batu kali / pondasi lajur
1. Pekerjaan pondasi batu kali
28
Penampang = 0,15 x 0,8
= 0,12 m2
0,3+0,8
= x 0,55
2
= 0,52 m2
Volume = 235,88 x 0,52
= 122,6576 m3
29
3.2.1.3 Pekerjaan Sloof
3.2.1.3. Beton Sloof (S1) bertulang (25x30)
a. Menghitung volume sloof
2 Ø 14
2 Ø 14
30
BEGEL Ø 8-15CM
3 Ø 14
25
30
Banyak besi = 8 buah
Panjang besi tulangan = 12 mm
Volume besi Ø 14 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.142 x 37.41
= 0.5716682 m3
Berat besi Ø 14 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.5716682 x 7850
= 4487.595 kg
Volume besi (m) = 8 x 495.15
= 396.12 kg
396.12
Maka kebutuhan besi Ø = = 33 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 14 Volume Besi (m)
= 4487.595 x 396.12
= 1777626 Kg/m
Jarak = 0.15 m
Diameter besi (D) = 8 mm
Panjang sloof = 495.15 m
Panjang besi per staff = 12 m
Selimut beton = 0.04 m
Panjang Tul. Begel = 27 + 27 + 22 + 22 + 3 + 3
=104 cm
Volume besi Ø 8 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.082 x 37.14
= 0.1866672 m3
Berat besi Ø 8 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.1866672 x 7850
= 1465.3371 kg
495.15
Jumlah Tul. Begel =
0.15
31
= 33 buah
Total Tul. Begel = 33 x 1.04
= 34.33 m
34.33
Kebutuhan besi Tul. Begel = = 3 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 8 x Volume Besi (m)
= 41465.3371 x 34.33
= 50306 kg/m
Dari perhitungan di atas maka kebutuhan besi penulangannya adalah:
Besi Ø 14 = 33 Staff = 1777626 kg
Besi Ø 8 = 3 Staff = 50306 kg
32
15
2 Ø 12
20 BEGEL Ø 8-15CM
2 Ø 12
33
Jarak = 0.15 m
Diameter besi (D) = 8 mm
Panjang sloof = 64.71 m
Panjang besi per staff = 12 m
Selimut beton = 0.3 m
Panjang Tul. Begel = 18 + 18 + 13 + 13 + 3 + 3
= 68 cm
Volume besi Ø 8 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.082 x 1.94
= 0.0097580 m3
Berat besi Ø 8 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.0097580 x 7850
= 76.6006 kg
64.71
Jumlah Tul. Begel =
0.15
= 431 buah
Total Tul. Begel = 431 x 0.68
= 29.335 m
29.335
Kebutuhan besi Tul. Begel = = 2 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 8 x Volume Besi (m)
= 76.6006 x 29.335
= 2247 kg/m
34
Sloof S1 14 37.14 7850 1777626 33
25 x 30 8 50306 3
35
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
3.3. Bahan
Bahan yang harus dipakai di proyek harus melalui persetujuan
pengawasan sehingga sesuai dengan yang di syaratkan dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan, bahan yang
akan di pakai menggunakan bahan yang masi baru dan terjaga mutunya.
Penyimpanan bahan bangunan harus diperhatikan, agar bahan bangunan
yang dipakai tetap dalam kondisi yang layak pakai. Bahan-bahan yang dipakai
dalam proyek ini merujuk pada peraturan yang berlaku di Indonesia.
Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Conch merupakan hasil
produksi dalam negri.
1. Persyaratan umum.
- Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Portland Cement Indonesia.
- Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan .Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat
dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
36
- Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk
menghindari dari kelembaban.
2. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau
diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka konsultan pengawas dapat memerintahkan
membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen.
3. Tempat Penyimpanan Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan
yang sesuai untuk semen.
37
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SNI
2843:2013 “Mutu dan Cara Uji Beton”. Bila tidak tercakup didalam SNI
2843:2013, maka agregat tesebut harus memenuhi ketentuan agregat
normal: ASTM CC3M “Specification for Concrete Aggregates”.
2. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat-syarat berikut:
a. 1/5 jarak terkecil antar bidang samping dari cetakan beton. Sepertiga
dari tebal plat.
b. 3/4 jarak bersih minimum antar tulangan atau kawat, bundel
tulangan, atau tendon prategang, atau selongsong.
Penyimpangan dari batasan-batasan inni diijinkan jika menurut
penilaian tenaga ahli, kemudahan pekerjaan, dan metode konsolidasi.
Sehingga beton dijamin tidak akan terjadi sarang krikil atau rongga.
Agregat kasar yang digunakan pada proyek ini di ambil dari ternate.
c. Agregat Halus
Agregat halus (pasir) adalah bahan batuan yang berukuran kecil,
yang lolos ayakan 5 mm dan tertinggal dalam ayakan 0,75 mm. kualitas
pasir digunakan untuk campuran adukan beton harus memenuhi
persyaratan tertentu yaitu:
1. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya.
2. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak.
38
3. Butiran-butiran pasir harus bersifat kekal, dalam arti tidak hancur atau
pecah oleh pengaruh cuaca misalnya oleh pengaruh kelembaban hujan
dan terik matahari.
4. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5% apabila lebih dari itu maka
pasir harus dicuci.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk semua mutu beton. Kecuali
dengan petunjuk lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
6. Syarat-syarat tersebut harus di buktikan dengan pengujian di
laboratorium.
Pasir sebelum digunakan sebaiknya disimpan dalam bak dengan alas
lantai ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah, pasir yang
digunakan pada proyek ini berasal dari pasir merapi.
39
agregat dengan pasta semen dan mungkin pula mempengaruhi kemudahan
pengerjaan. Air yang diperlukan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
e. Baja/Besi Tulangan
Baja atau besi untuk pekerjaan sloof dan kolom yang dipakai pada
proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate menggunakan besi
tulangan Ø14mm, Ø12mm, Ø8mm.
40
Gambar 4.5. Besi Tulangan
f. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar
dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang
digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga
lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja
tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang digunakan harus
mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus.
g. Paku
Paku yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan
menembusi kedua-duanya. Contoh dalam pekerjaan ini digunakan untuk
merangkai bekisting, bauwplank, dan lain-lain.
41
Gambar 4.7 Paku
h. Kayu
Kayu merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk menunjang
Proses penyelesaian sebuah konstruksi, kayu bisa digunakan untuk
bekisting bauwplank, rangka plafond dan sering juga dipakai untuk rangka
atap.
i. Triplek
42
Gambar 4.9 Triplek
43
Dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek
harus disesuaikan dengan besar volume pekerjaan yang ada, dengan kata
lain harus ada keseimbangan antara jumlah pekerjaan yang ada dengan alat
yang akan dioperasikan dengan hasil yang optimal. Beberapa alat yang
digunakan dalam Proyek ini yaitu:
1. Dump Truk
44
Gambar 4.11. Truk Pompa Beton (Concrete pump)
4. Bar Cutter
Alat pemotong besi yang pemotongannya dikerjakan dengan
menggunakan mesin. Penggunaan mesin pemotong ini mempermudah cara
kerja pemotongan besi di dalam pengerjaan di proyek dan berbagai
peralatan lainnya, Contohnya seperti sekop, pacul, tang, meteran, gergaji,
palu, cangkul, load, dan lain-lain yang mendukung pembangunan proyek.
45
Gambar 4.13. Bar Cutter
5. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)
Mesin aduk beton digunakan untuk mencampur atau mengaduk
beton hingga diperoleh adukan yang homogen dalam jumlah besar. Data
Concrete Mixer Molen
1. Merek : Tiger
2. Kapasitas : 0,23 m3
3. Bahan Bakar : Solar
Cara kerja mesin adukan beton:
a. Pasir, split, semen dengan jumlah perbandingan tertentu dimasukan ke dalam
drum aduk.
b. Kontruksi di dalam drum dibuat sedemikian rupa, sehingga dengan
berputarnya drum maka campurkan beton akan teraduk dengan rata.
c. Setelah pencampuran sempurna (homogen) maka campuran beton siap
dituangkan ke dalam bak penampungan beton dengan cara memutar kemudi,
sehingga akan terbalik dan isinya akan tertuang.
46
Gambar 4.14. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)
4. Sekop
47
Gambar 4.16 Gerobak
6. Ember
Ember adalah suatu alat yang terbuat dari bahan plastik yang
fungsinya untuk memindahkan material yang sudah menjadi campuran
dari tempat pengadukan campuran ke tempat item pekerjaan yang
dikerjakan.
Catok adalah alat yang sangat kecil yang mempunyai fungsi dan
manfaat sangat besar, disaat pekerjaan seperti penyusunan batu bata,
finishing pada permukaan plat saat pengecoran, pekerjaan lantai dan
pekerjaan lainya yang membutuhkan cetok.
48
Gambar 4.18 Catok (Tropol)
8. Pacul Sekop
9. Meteran
49
Gambar 4.20 Meteran
Tenaga kerja konstruksi merupakan peran yang paling penting dari suatu
proyek konstruksi. Sumber daya manusia adalah pelaku pekerjaan di bidang
konstruksi yang terdiri atas perencana, pelaksana, dan pengawasan. Sesuai
struktur ketenagakerjaan yang pada umumnya berbentuk piramida, sumber daya
manusia mencakup:
a. Pekerja yang mencakup pekerja tidak terampil, pekerja semi terampil, dan
pekerja teknis.
b. Teknis terampil yang mencakup teknisi terampil administrasi dan teknisi
terampil teknis.
c. Teknisi ahli dan teknisi profesional.
d. Tanaga material yang biasa di kelompokan menjadi tenaga manejerial
terampil dan tenaga manejerial ahli.
e. Tenaga profesional.
2. Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur tenaga kerja SDM kontruksi pada
umumnya adalah sebagai berikut :
50
e. Tenaga Profesional : S2 dan S3
51
dalam shop drawing tersebut atau shop drawing yang telah direvisi sesuai dengan
perubahan yang telah disetujui.
52
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengambilan data pada proyek Pembangunan dan
Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
Kelas III Ternate di Kelurahan Kastela maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk volume dan tulangan pondasi dan sloof
a. Volume pondasi telapak PT daan PT1
a. Volume pondasi telapak PT = 148,428 m3
b. Volume pondasi telapak PT1 = 82,476 m3
b. Volume pondasi jalur
a. Volume galian tanah pondasi = 141,528 m3
b. Volume urugan pasir bawah pondasi = 9,4352 m3
c. Volume astampang batu kosong = 28,3056 m3
d. Volume pasang batu kali = 122,6576 m3
e. Volume urugan kembali = 58,97 m2
c. Volume sloof
a. Volume sloof S1 25 x 30 adalah 37.14 m3
b. Volume sloof S2 15 x 20 adalah 1,94 m2
2. Kebutuhan besi pondasi telapak PT
a. Besi ø12 = 34 staf = 36310,935 kg
b. Besi ø8 = 13 staf = 5756800 kg
3. Kebutuhan besi pondasi telapak PT1
a. Besi ø12 = 16 staf = 16984,147 kg
b. Besi ø8 = 59 staf = 2692697 kg
4. Kebutuhan besi sloof
a. Besi ø12 = 22 staf = 44611 kg
b. Besi ø8 = 2 staf = 2247 kg
53
5.2. Saran
Dari hasil pengamatan dan analisa dapat ditemukan beberapa saran sebagai
alternatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proyek
Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate, saran dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Perlu adanya manajemen proyek (tenaga kerja, time schedule dan bahan)
yang mampu mengatasi adanya kesalahan-kesalahan pekerjaan di
lapangan.
2. Perlu peningkatan koordinasi dan pengawasan proyek, sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan proyek yang dapat menambah waktu
pekerjaan sampai malam hari yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan para pekerja.
3. Perlu ditingkatkan kualitas kerja dari para pekerja mulai kepala proyek
hingga kuli bangunan.
4. Penempatan material di lokasi agar benar-benar diperhatikan jangan
sampai mengganggu keberlangsungan pelaksanaan pekerjaan.
5. Kepada pihak pekerja perlu diperhatikan pada saat pembongkaran
bekisting supaya dilakukan dengan hati-hati agar bahan tersebut bisa
digunakan kembali.
6. Terapkan pemakaian alat-alat keselamatan kerja di lapangan kepada
setiap pekerja seperti helem proyek, sepatu, dan sarung tangan agar
dapat meminimalkan angka kecelakaan kerja.
54