Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENINJAUAN STRUKTUR PONDASI DAN SLOOF PADA


PEMBANGUNAN DAN RENOVASI LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS
III TERNATE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Akademis Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Sarjana Srata-1 Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

WISNA LA JALIA
NPM. 121052220117031

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
TERNATE FEBRUARI 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENINJAUAN STRUKTUR PONDASI DAN SLOOF PADA
PEMBANGUNAN DAN RENOVASI LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS
III TERNATE

Disusun dan diajukan oleh:


WISNA LA JALIA
NPM : 121052220117031

Telah diseminarkan pada tanggal 27 Februari 2021


Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji I Penguji II

Mohammad Usamah, ST.MT Muhammad Said, ST. MT


NIDN. NIDN. 1227078701

Mengetahui; Mengetahui;

Pembimbing Ketua Program Studi Teknik Sipil

Rajaman Siauta, ST.MSi M. Syafril Rustam, ST.MT


NIDN. NIDN. 1204107701

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Telah diterima dan disahkan oleh Pengawas Lapangan Kerja Praktek, guna
melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Tanggal Disetujui, 27 Februari 2021

PENGAWAS LAPANGAN

CV. MANUGGAL PERSADA

Ruhasto

iii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiwa : Wisna La Jalia
Nomor Pokok Mahasiswa : 121052220117031
Program Studi : Teknik Sipil

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Kerja Praktek yang saya susun
dengan judul: PENINJAUAN STRUKTUR PONDASI DAN SLOOF PADA
PEMBANGUNAN DAN RENOVASI LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS
III TERNATE sebagai syarat untuk memenuhi salah satu persyaratan pada
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara seluruhnya benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan Kerja Praktek yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika peniulisan karya ilmiyah.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan Laporan Kerja Praktek ini merupakan hasil karya orang lain, saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Ternate, 27 Februari 2021


Yang membuat pernyataan,

(Wisna La Jalia)

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan Kerja
Praktek (KP) serta pembuatan laporan kerja praktek (KP) ini dapat diselesaikan
sesuai dengan yang penulis harapkan.
Dalam pelaksanaan kerja praktek (KP) dan penyusunan laporan, penulis
mendapat banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada ibu, adik dan kakak serta seluruh keluarga tercinta yang selalu
memberikan doa dan dukungan, yang tak pernah lelah untuk memberikan
semangat perhatian dan kasih sayang yang begitu besar kepada penulis
sehingga penulis mampu sampai di tahap ini.
2. Bapak Dr. Saiful Deni, M. Si., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara
3. Bapak M. Marshus Hi. Ibrahim, S.Si, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
4. Bapak M. Syafril Rustam, ST.,MT Selaku ketua program studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
5. Bapak Rajaman Siauta, ST.,MSi selaku dosen pembimbing selama kerja
praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
6. CV. MANUNGGAL PERSADA yang telah memberi kesempatan untuk kerja
praktek ini.
7. Terima kasih kepada angkatan 2017 dan STUDY CLUB RUMAH IJO
sebagai tempat penulis untuk bertukar pikiran selama proses penyusunan
laporan kerja praktek ini.

Dengan keterbatasan kemampuan penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan


KP maupun penyusunan laporan terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga laporan penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

v
Harapan selaku penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Ternate, 27 Februari 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................ i
Lembaran Pengesahan Pembimbing dan Penguji....................................... ii
Lembaran Pengesahan Pengawas Lapangan............................................... iii
Pernyataan Keaslian Laporan Kerja Praktek.............................................. iv
Kata Pengantar............................................................................................ v
Daftar Isi..................................................................................................... vii
Daftar Gambar............................................................................................ ix
Daftar Tabel................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek ........................................... 2
1.2.1. Maksud Kerja Praktek.................................................... 2
1.2.2. Tujuan Kerja Praktek...................................................... 2
1.3. Latar Belakang Proyek............................................................... 3
1.4. Manfaat Kerja Praktek............................................................... 3
1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek.................................................... 3
1.6. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK


2.1. Deskripsi Proyek................................................................. 5
2.1.1. Lokasi Proyek................................................................. 5
2.1.2. Data Proyek.................................................................... 6
2.1.3. Ruang lingkup pekerjaan proyek.................................... 6
2.2. Persiapan Proyek................................................................. 7
2.3. Organisasi Proyek............................................................... 8
2.3.1. Pemilik Proyek (owner).................................................. 9
2.3.2. Perencana (Konsultan)................................................... 9
2.3.3. Pengawas Proyek (Konsultan Pengawas)....................... 11
2.3.4. Pelaksana Proyek (Kontraktor)...................................... 11
2.3.5. Struktur Organisasi Proyek............................................ 13
2.4. Rencana Pelaksanaan.......................................................... 14

vii
2.4.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)................................... 14
2.4.2. Time Schedule................................................................. 15
2.4.3. Volume Pekerjaan.......................................................... 16

BAB III PERENCANAAN DAN TEKNIS KERJA PRAKTEK


3.1. Landasan Teori.................................................................... 18
3.1.1. Pengertian Pondasi......................................................... 18
3.1.2. Jenis-jenis Pondasi ......................................................... 19
3.1.3. Fungsi Pondasi................................................................ 20
3.1.4. Pekerjaan Sloof .............................................................. 20
3.1.5. Pengertian dan Fungsi Sloof........................................... 20
3.2. Analisis Struktur................................................................. 22
3.2.1. Pekerjaan Pondasi........................................................... 22
3.2.2. Pekerjaan Sloof............................................................... 29

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN


4.1. Bahan......................................................................................... 34
4.2. Alat-alat yang digunakan........................................................... 41
4.3. Sumber Daya Manusia.............................................................. 47
4.4. Tahapan Pelaksanaan................................................................ 49

BAB IV PENUTUP
7.1. Kesimpulan .............................................................................. 50
7.2. Saran......................................................................................... 51

DAFTAR PUTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta lokasi Pembangunan Lapas Kelas III Ternate di Kelurahan
kastela (Sumber Google Earth Pro).......................................................... 5
Gambar.2.2. Struktur Organisasi Pembangunan Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas III Ternate.............................................. 13
Gambar.3.1 Macam-macam Pondasi.......................................................... 19
Gambar.3.2 Hubungan Pondasi dan Sloof.................................................. 21
Gambar.3.3 Pondasi Telapak 100 x 100 (t = 1,25 m )................................ 22
Gambar 3.4 Pondasi Telapak 100 x 100 (t = 1,5 m ).................................. 24
Gambar 3.5 Detai Pondasi Jalur.................................................................. 27
Gambar 3.6 Det. Tulangan Sloof S1........................................................... 29
Gambar 3.7 Det. Tulangan Sloof S2........................................................... 31
Gambar 4.1 Semen Conch.......................................................................... 34
Gambar 4.2 Agregat Kasar......................................................................... 35
Gambar 4.3 Agregat Halus (pasir).............................................................. 36
Gambar 4.4 Penampung Air....................................................................... 37
Gambar 4.5. Besi Tulangan........................................................................ 38
Gambar 4.6. Kawat Bendrat........................................................................ 39
Gambar 4.7 Paku ........................................................................................ 39
Gambar 4.8. Kayu....................................................................................... 40
Gambar 4.9 Triplek..................................................................................... 40
Gambar 4.10. Dump Truk........................................................................... 41
Gambar 4.11. Truk Pompa beton................................................................ 42
Gambar 4.12. Truk Aduk Beton................................................................. 42
Gambar 4.13. Bar Cutter............................................................................. 43
Gambar 4.14. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)....................... 44
Gambar 4.15. Sekop.................................................................................... 45
Gambar 4.16 Gerobak................................................................................. 45
Gambar 4.17 Ember.................................................................................... 46
Gambar 4.18 Catok (Tropol)....................................................................... 46
Gambar 4.19 Pacul Sekop........................................................................... 46

ix
Gambar 4.20 Meteran................................................................................. 47

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rekapitulasi Perhitungan Volume dan pembesian kolom ….................33

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Secara umum proyek diartikan suatu usaha atau suatu pekerjaan dapat juga
diartikan sebagai badan usaha atau suatu kawasan, dimana dalam bidang teknik
sipil merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu ide atau gagasan
menjadi suatu bangunan konstruksi fisik melalui suatu tahapan tertentu, di dalam
penyelenggaraannya memerlukan perencanaan dan pengendalian dari berbagai
aspek termasuk sumber daya.

Berkembangnya ilmu baik itu teknologi, informasi, dan metode pada


bidang pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi tetaplah dibutuhkan suatu
pengalaman dalam pekerjaan lapangan.

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu implementasi secara langsung yang dimana
mensinkronkan antara program pendidikan di perkuliahan dengan kegiatan yang
terjadi secara langsung dilapangan yang bertujuan untuk mencapai suatu tingkat
keahlian tertentu.

Pemerintah Provinsi Maluku Utara dituntut untuk memiliki fasilitas sarana


dan prasarana sebagai penunjang jalannya pembangunan. Oleh karena itu
Pemerintah Provinsi Maluku Utara memiliki mempunyai wewenang dalam
pembangunan dan pemeliharaan serta merawat bangunan gedung dalam hal ini
adalah Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga
Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate.

Di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Program Studi Teknik Sipil


mengharuskan mahasiswa untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan. Hal ini
bertujuan agar mahasiswa mendapatkan suatu pembelajaran yang berguna
sehingga kedepannya lulusan Teknik Sipil memiliki kualitas individu yang baik
dalam bekerja nantinya.

1
Dalam perkuliahan mahasiswa mendapatkan teori-teori yang cukup
mengenai sebuah bangunan. Tetapi tidak semua teori dapat diimplementasikan di
lapangan. Dibutuhkan suatu pengalaman yang cukup untuk dapat menyelesaikan
suatu permasalahan yang terjadi dilapangan.

Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu syarat untuk
menjadi calon sarjana teknik sipil. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini,
mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang telah dipelajari di perkuliahan
dengan keadaan secara langsung dilapangan. Mahasiswa juga dituntut untuk aktif
dalam mencari informasi yang berguna agar kedepannya mahasiswa dapat
menentukan suatu tindakan yang tepat dilapangan jika terjadi suatu permasalahan.

1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1. Maksud Kerja praktek

Adapun maksud Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan dan Renovasi


Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III
Ternate, ialah:

a. Menambah pengetahuan pada dunia kerja proyek


b. Bisa lebih mengenal kegiatan-kegiatan pekerjaan dalam pembangunan kerja
praktek, membantu kita nantinya di saat kita sudah bekerja
c. Menjadikan salah satu untuk menganalisis suatu kegiatan proyek dengan
mengawasi maupun mengamatinya serta mengetahui kendala apa yang akan
dihadapi dalam sebuah proyek

1.2.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan dan Renovasi


Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III
Ternate, adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui vulome pada pekerjaan pondasi telapak dan sloof.


b. Untuk mengetahui kebutuhan tulangan pada pondasi telapak dan sloof.

2
c. Untuk memperoleh pengalaman, pengamatan visual secara langsung
mengenai kondisi yang ada di lapangan sebagai bekal untuk kemudian hari.

1.3. Latar Belakang Proyek

Berdasarkan UUD No 12 Tahun 1995 mengenai permasyarakatan pada


pasal 1 ayat 2 mengenai tujuan lembaga permasyarakatan adalah suatu tatanan
mengenai arah dan batas serta cara Pembinaan Warga Binaan Permasyarakatan
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang
dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga Binaan
Permasyarakatan agar menyadari kesalahan,memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindakan pidana sehingga dapat di terima kembali oleh lingkungan
masyarakat.

1.4. Manfaat Kerja Praktek

Adapun manfaat yang didapatkan melalui kerja praktek ini adalah:

a. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah cakrawala pandang dalam


dunia konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
b. Belajar bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses
pekerjaan proyek tersebut.
c. Menambah informasi aktual mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengatahuan dan ketrampilan.

1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di perusahan-perusahan atau instansi-


instansi pemerintah yang suda berbadan hukum dan di akui keberadaannya baik
oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Dalam hal ini penulis memilih
instansi pemerintah untuk melaksanakan kerja praktek, karena selain mudah
dalam pengajuan kerja praktek dan mudah untuk diajak berdiskusi mengenai
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja praktek ini.

3
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek yaitu dimulai dari bulan
September dan berakhir pada bulan November 2020, sesuai dengan waktu yang
telah diberikan program studi.

Untuk tahapan pekerjaan yang akan di tinjau adalah sebagai berikut:

1) Pekerjaan pondasi
2) Pekerjaan sloof

1.6. Teknik Pengumpulan Data

Laporan Kerja Praktek ini menggunakan beberapa metode untuk


memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan. Adapun
metode-metode yang digunakan untuk memperoleh data antara lain adalah

1) Metode Wawancara, yaitu metode pendekatan yang yang dilakukan dengan


bertanya secara langsung kepada pihak terkait yang terlibat dan bertanggung
jawab di lapangan, seperti mandor, pelaksana, pengawas (supervisor), dan
Site Manager.
2) Metode Observasi, yaitu metode pendekatan yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
3) Dokumentasi, yaitu metode yang berhubungan dengan aspek
pendokumentasian yang berupa foto atau gambar hasil pengamatan di
lapangan.
4) Studi Pustaka, yaitu metode pendekatan dengan cara menggunakan berbagai
literature atau sumber diluar pihak lapangan yang biasa digunakan untuk
memperkuat isi tulisan, seperti buku, jurnal, dan berbagai literature lain
yang berkaitan dengan proses akhir bangunan.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Deskripsi Proyek

2.1.1. Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung dan Bangunan


Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate ini berlokasi Di Jalan
Batu Angus Kelurahan Kastela, dengan luas 6700 m2

Gambar 2.1. Peta lokasi Pembangunan dan Renovasi Lanjutan


Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III
Ternate. (sumber Google Earth 2018)

5
Batas-batas lokasi proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
dan Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan area perkebunan masyarakat
b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan perumahan warga
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan area perumahan
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan Batu Angus

2.1.2. Data Proyek

a. PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DAN RENOVASI


LANJUTAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LEMBAGA
PERMASYARAKATAN PEREMPUAN
KELAS III TERNATE
b. PELAKSANA : CV. MANUNGGAL PERSADA
c. LOKASI : KEL.KASTELA, KEC. TERNATE
SELATAN
d. SUMBER/TAHUN : APBN-2020
e. NILAI KONTRAK : Rp 4.659.901.236.02 (Empat Milyar Enam
RatusLima Puluh Sembilan Juta Sembilan
Ratus Satu Ribu Dua Ratus Tiga Puluh
Enam Rupiah)
f. JANGKA WAKTU :150 (Seratus Lima Puluh) HARI
KALENDER KERJA
g. TAHUN ANGGARAN : 2020

2.1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek

Ruang lingkup proyek meliputi, tata cara untuk menentukan waktu proyek
dimulai dari perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, pendefinisian

6
ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta, kontrol atas perubahan yang
mungkin terjadi pada saat proyek tersebut dimulai.

Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain


sebagai berikut:

1. Pembangunan fasilitas baru, artinya merupakan kegiatan yang benar-benar


baru dan belum ada sebelumnya
2. Perbaikan fasilitas yang suda ada, merupakan kelanjutan dan usaha yang ada
sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang
diinginkan.
3. Penelitian dan pengembangan, merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan
untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat, lalu dikembangkan
sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2.2. Persiapan Proyek

1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan bowplank
b. Pembuat kantor proyek (direksi keet)
c. Pekerjaan tanah
d. Pekerjaan P3K, Keselamatan kerja dan air kerja
e. Pembuatan pagar keliling
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah
b. Urugan tanah
c. Urugan pasir
3. Pekerjaan Pondasi
a. Galian tanah pondasi
b. Penulangan pondasi dan bekisting
c. Pengecoran
d. Urugan tanah pondasi
e. Lantai kerja
f. Pekerjaan pondasi batu kali
4. Pekerjaan Lantai 1

7
a. Pekerjaan balok dan plat lantai
b. Pekerjaan kolom
c. Pekerjaan bongkar bekisting
5. Pekerjaan Atap
a. Pekerjaan kuda-kuda baja
b. Pekerjaan kaso 5/7 dan reng 3/5
c. Pekerjaan penutup atap
6. Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan plesteran
b. Pasang kaca rayband
c. Kusen pintu dan jendela
d. Pekerjaan plafond dan langit-langit
e. Pekerjaan dinding bata
f. Pasang daun pintu dan jendela
g. Pekerjaan cat dan keramik
h. Pekerjaan mekanikal dan elektronikal
i. Pekerjaan sanitasi
j. Pekerjaan drainase
k. Pekerjaan plumbing
l. Jalan paving block
m. Tamanisasi (Landscaping)

2.3. Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik, diperlukan suatu


organisasi pelaksanaan yang baik pula. Struktur organisasi pelaksanaan proyek
harus ditata sedemikian rupa sehingga setiap unsur yang terlibat akan terlihat
batas wewenang dan tanggung jawabnya. Unsur-unsur tersebut harus
melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing sesuai yang terdapat dalam
kontrak agar pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana dan memperoleh hasil
yang baik.

8
Adapun hubungan kerja, fungsi serta tugas serta unsur-unsur yang terlibat
dalam Proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga
Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate, adalah sebagai berikut:

2.3.1. Pemilik Proyek (owner)

Pemilik proyek (owner) adalah instansi yang memiliki proyek dan


memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan
perjanjian kontrak kerja. Dalam proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan
Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate.

Adapun tugas pemilik proyek (owner)

a. Menyediakan biaya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan


pekerjaan proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate.
b. Mengadakan biaya administrasi proyek.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
proyek.
d. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor

Wewenang yang dimiliki pemilik (owner) dalam proyek Pembangunann


dan Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan
Kelas III Ternate, adalah sebagai berikut:

a. Membuat surat perintah kerja (SPK)


b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.

9
c. Meminta pertanggung jawaban kepada pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi bangunan.
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian
kontrak.

2.3.2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana proyek merupakan suatu badan perorangan atau


badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek dalam hal ini Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Kota Ternate, untuk melakukan perencanaan.

Pada proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan


Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate, adapun tahapan-tahapan
perencanaan yaitu:

a. Perencanaan arsitektur
1) Membuat gambar atau desain dan dimensi bangunan secara lengkap
dengan
spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.
2) Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan
proyek ini.
3) Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara
administrasi untuk pelaksanaan proyek.
4) Membuat perencanaa dan gambar-gambar ulang atau refisi bilamana
diperlukan.
5) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuat apa
bila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
b. Perencanaan struktur

Konsultan perencana struktur bertugas merencanakan dan merancang struktur


yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek melalui kontraktor, baik struktur
atas struktur bawah dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: kondisi
tanah, fungsi bangunan (Segi Arsitektur), dan kondisi lahan.

Tugas dan wewenang konsultan perencana struktur antara lain:

10
1) Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah
ditetapkan sebelumnya
2) Membuat rencana detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail
serta rincian volume pekerjaan
3) Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa
konstruksi
c. Perencanaan Mechanical Electrical (ME)

Merupakan badan atau organisasi yang ahli dalam bidang Mechanical,


electrical, dan plumbing adalah:

Tugas dan wewenang konsultan perencana Mechanical, electrical, dan


plumbing adalah:

1) Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta


berbagai perlengkapan seperti misalnya, AC, perlengkapan penerangan,
plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan soundsystem
sesuai dengan keadaan fungsi bangunan.
2) Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen
pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkan pada
kontraktor utama.

2.3.3. Pengawasan Proyek (Direksi)

Pengawasan proyek adalah perseorang atau badan hukum yang diberi


tanggung jawab setelah melalui proses tender. Bertanggung jawab terhadap mutu
pekerjaan yang dihasilkan sehingga dapat memenuhi syarat dalam kontrak atau
bestek. Untuk pekerjaan proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate di Kelurahan
Kastela Kota Ternate Selatan dimenangkan oleh CV. Manunggal Persada.

Adapun tugas dan wewenang pengawas proyek yaitu:

a. Mengawasi proyek secara rutin untuk menghindari kesalahan pelaksanaan


dan target pelaksaan dapat terawasi dengan baik.
b. Memberi saran dan pertimbangan terhadap pekerjaan yang dilaksanankan
pemilik proyek.

11
c. Mengingatkan pelaksana agar proyek harus berpedoman dengan kontrak kerja
konstruksi yang telah ditentukan agar tidak terjadi penyimpangan.
d. Pengawas proyek berhak mengoreksi gambar rencana (shop drawing) dari
pihak kontraktor.

2.3.4. Kontraktor Pelaksana

Pelaksana (kontraktor) adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek


sebagai pelaksana proyek, pihak yang ini yang akan melaksanakan proyek dengan
proses perencanaan yang sudah disiapkan oleh konsultan perencana untuk
dihasilkan ke wujud yang nyata

Kontraktor pelaksana terdiri dari:

a. Kordinator Pelaksana (site manager)


Tugas dan fungsinya adalah mengkordinir smua staf yang berada dibawahnya
demi kelancaran dari pekerjaan tersebut.
b. Tim Pelaksana
Tugas dan fungsinya adalah menjalankan dan melaksanakan apa yang telah di
tugaskan oleh koordinator pelaksana sesuai perencanaan dan gambar kerja
yang ada dan mengkordinir langsung bawahan sesuai dengan organisasi yang
telah dibuat.
c. Asisten Pelaksana
Tugas dan fungsinya menjalankan tugas-tugas pelaksana secara khusus di
lapangan untuk selanjutnya ak an dibuatkan laporan harian pekerjaan
d. Engineering
Tugas dan fungsinya membuat gambar-gambar detail dan perhitungan teknik
di lapangan.
e. Struktur Organisasi Proyek
Struktur Organisasi pada proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan
Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate
yang dikerjakan oleh CV. MANUNGGAL PERSADA.

12
2.3.5. Struktur Organisasi Proyek (Kontraktor)
Struktur organisasi pada Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung
Dan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate di bawah
ini.

Luther Sarira ST
Kepala Pelaksana
Mohammad Ridjal
Bahri, ST
Asisten Staf Teknik

Yurdi Biot Fisher Billy Roring


Pelaksana Pelaksana

Aswin Mokodompit
Hairina Komaryanti
Ahli K3 Rudini M. Patty Juru Ukur

Logistik dan
Administrasi

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pembangunan Lembaga


Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate.

13
2.4. Rencana Pelaksanaan
2.4.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-
biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja (H.Bachtiar Ibrahim, 1993;
3).
Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya
yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai
fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan
sumber daya seperti: material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun
kegunaannya sama, namun untuk masing-masing organisasi peserta proyek
mempunyai penekanannya yang berbeda-beda atau fungsi estimasi antara lain
sebagai berikut:
a. Bagi Owner: adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang
akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu

14
investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation
(OE).
b. Bagi Konsultan: adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Owner)
sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai
perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya
terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga
estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).
c. Bagi Kontraktor: adalah angka finansial yang diajukan dalam proses lelang
guna memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntunga.

15
dimana angka tersebut tergantung kepada seberapa kecakapannya dalam
membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan didalam proses
lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan
mengalami kekalahan dalam lelang. Sebaliknya, bila memenangkan lelang
dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari.
Harga yang diajukan oleh kontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering
(EE).
2.4.2. Time Schedule
Pada suatu proyek, pihak pengawas diberikan waktu oleh pemilik proyek
untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah ditentukan.Untuk dapat
mengendalikan serta mengontrol suatu proyek ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya, maka dibuat time schedule dan diagram kurva S.
Time schedule merupakan rencana waktu yang digunakan untuk memulai
kegiatan pembangunan sampai bangunan tersebut selesai dibangun, dimana ini
menjadi pedoman bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya
agar pekerjaan berjalanlan cardanefisien. Mengadakan konstultasi dengan
pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule adalah sebagai berikut:
a. Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
b. Peraturan dan syarat sesuai bestek.
c. Waktu yang tersedia.
d. Jenis pekerjaan.
e. Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja dan ahlinya.
Data pelaksanaannya memiliki dua time schedule yang didalamnya terdapat
diagram kurva S:
a. Diagram kurva S rencana, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan
yang direncanakan untuk dicapai setiap minggunya.
b. Diagram kurva S pelaksanaan, yaitu diagram kurva S dari prosentase
pekerjaan yang dilaksanakan setiap minggunya.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule, yaitu:
a. Kemampuan untuk kebutuhan tenaga manusia.
b. Peralatan dan fasilitas.

16
c. Urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.
d. Material yang dibutuhkan.
e. Biaya yang tersedia
Adapun tujuan dari pembuatan time schedule adalah:
a. Untuk mencapai waktu pelaksanaan yang telah diatur dengan efektif dan
efisien.
b. Untuk pelaksanakan urut-urutan pekerjaan dan penyediaan tenaga dan
bahan secara sistematis.
c. Untuk mencapai hasil fisik.
Sedangkan fungsi time schedule adalah:
a. Sebagai pegangan bagi kontraktor.
b. Sebagai sarana pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
c. Sebagai sarana pengontrol /pengendali terhadap pencapaian prestasi dan
penentuan sanksi.
2.4.3. Volume Pekerjaan
Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung
jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.Volume juga disebut
sebagai kubikasi pelerjaan.Volume (kubikasi) yang dimaksud dalam pengertian
ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu
harus membaca gambar bestek berikut gambar-gambar detail (penjelasannya).
Penguasaan dalam membaca gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat
mempengaruhi tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing- masing
pekerjaan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume pekerjaan
adalah antara lain menguraikan masing-masing volume pekerjaan (uraian volume
pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-masing harus dihitung volume
pekerjaanya.
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan
secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar
volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.

17
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan berdasarkan
urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume pekerjaan disusun sedemikian
rupa secara sistematis dengan lajur-lajur tabel, dengan sistem pengelompokan
mulai dari pekerjaan pondasi sempai dengan pekerjaan perlengkapan luar.

18
BAB III

PERENCANAAN DAN TEKNIS KERJA PRAKTEK

3.1. Landasan Teori

Pelaksanaan adalah merupakan realisasi dari perencanaan yang telah


dilakukan sebelumnya, yang meliputi berbagai macam pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finishing. Sumber daya yang harus
dimanfaatkan seefektif mungkin agar tercapainya keberhasilan proyek.

Sebelum melaksanakan pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop


Drawing), tujuannya adalah untuk memperjelas gambar agar dengan mudah
dapat dimengerti pelaksana pekerjaan. Pada shop drawing diberi penjelasan
tambahan untuk hal-hal yang tidak termasuk pada gambar rencana dan
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan atau jika ternyata ada perubahan maka
perubahan tersebut dicantumkan dalam shop drawing tersebut atau shop
drawing yang telah direvisi sesuai dengan perubahan yang telah disetujui.

3.1.1. Pengertian Pondasi

Pondasi adalah struktur bagian paling bawah dari suatu konstruksi


(gedung, jembatan, jalan raya, tanggul, menara, terowongan, dinding penahan
tanah, dan lain-lain) yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya
(kolom) maupun beban horizontal ke tanah (Pamungkas dan Harianti, 2013:1).

Struktur atas merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan


bagian-bagian dari system rekayasa yang membawa beban kepada pondasi atau
struktur dibawahnya. Istilah struktur atas mempunyai arti khusus untuk
bangunanbangunan dan jembatan-jembatan, akan tetapi, pondasi tersebut dapat
juga hanya menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa,
manara, tangka), bertindak sebagai alas atau papan iklan dan sejenisnya. Karena
sebab inilah maka lebih baik menggambarkan pondasi sebagai bagian dari satu
system rekayasa pendukung beban yang mempunyai bidang antara (interfacing)
terhadap tanah (Joseph E. Bowles, 1997: 1).

19
3.1.2. Jenis-jenis Pondasi

Terdapat dua klasifikasi pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi


dalam. Pondasi dangkal di definisikan sebagai pondasi yang mendukung
bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang, dan
pondasi rakit. Pondasi dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan
beban bangunan ke tanah keras atau batu yang relative jauh dari permukaan,
contohnya pondasi sumruran dan pondasi tiang. Macam-macam contoh tipe
pondasi yaitu:

a. Pondasi memanjang
b. Pondasi telapak
c. Pondasi rakit
d. Pondasi sumuran
e. Pondasi tiang

Gambar 3.1. macam – macam pondasi

3.1.3 Fungsi Pondasi

Fungsi dari pondasi adalah untuk menopang suatu struktur bangunan serta
menahan/mendukung bangunan diatasnya, sehingga meneruskan beban yang

20
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kedalam tanah dan batuan yang
terletak dibawahnya.
3.1.4. Pekerjaan Sloof
3.1.5 Pengertian dan Fungsi Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan.
Jenis konstruksi beton bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan rumah atau
gedung, dan posisinya biasanya pada lantai 1 atau orang-orang bisa menyebutnya
lantai dasar. Inilah sebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat
bangunan sudah “berdiri” tegak. Walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi
sloof sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.
Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof sebagai
berikut:
 Konstruksi sloof dari beton bertulang. Konstruksi sloof ini bisa digunakan di
atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah
atau gedung (bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis
pada jarak dinding kurang dari 3 m. Untuk ukuran lebih/tinggi sloof beton
bertulang adalah >15/20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
 Konstruksi sloof dari batu bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang
dipasang dengan cara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1
bagian Portland semen: 4 bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi
syarat untuk membagi beban.
 Konstruksi sloof dari kayu. Konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang
kayu (misalnya di atas pondasi setempat). Sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau
beton, maka dipilih balok tunggal.
Sloof ini berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding
tersebut “BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan
pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak atau pecah.
Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pengikat kolom
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.

21
3. Menahan gaya beban dinding
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.
Jadi bisa dikatakan sloof juga merupakan salah satu pondasi bagi
rumah/gedung. Spesifikasinya adalah mendukung beban dinding rumah/gedung
tersebut. Bila dikategorikan sloof adalah termasuk pondasi menerus.

3.2 Gambar hubungan pondasi dan sloof

Cara menhitung kebutuhan volume sloof beton perkubik pada gambar


dibawah ini yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Volume beton = L x t x Panjang keseluruhan sloof................................ 1.3

22
3.2. Analisis

3.2.1. Pekerjaan Pondasi Telapak dan Pondasi Jalur

3.1.1.1. Menghitung Volume Pondasi Telapak Ukuran (100x100)

1. Volume Pondasi Telapak PT

Gambar 3.3 Pondasi telapak 100 x 100 ( t = 1,25 m )

a. Galian Tanah Pondasi


Panjang galian = 1,2 m

Tinggi galian = 1,25 m

Lebar galian = 1,2 m

Volume = Panjang x lebar x tinggi

= 1,2 x 1,2 x 1,25

= 1,80 m3

b. Urugan Pasir Bawah Pondasi


Panjang pondasi = 1,2 m
Lebar bawah pondasi = 1,2 m
Tebal urugan = 0,05 m
Volume = 1,2 x 1,2 x 0,05

23
= 0,072 m3

c. Lantai Kerja/Rabat Beton


Panjang pondasi = 1,2 m
Lebar bawah = 1,2 m
Tebal = 0,05 m
Volume = 1,2 x 1,2 x 0,05
= 0,072 m3
d. Urugan Kembali ¼ Galian
Volume galian = 1,80
1
Urugan kembali = x volume galian
4
1
= x 1,80 m
4
= 0,45 m2

e. Volume Keseluruhan Pondasi Telapak PT, adalah

= (1,80 + 0,072 + 0,072 + 0,45 )

= (2,39) x 62

= 148,428 m3

f. Pondasi Telapak Beton Bertulang

Besi Tul.utama (ø) = 12 mm → = 0,12 m


Banyak besi = 22 buah
Panjang pondasi = 1,2 m
Lebar pondasi = 1,2 m
Tinggi pondasi = 0,3 m
Jumlah kolom = 62 buah
Panjang besi per staff = 12 m

Volume besi = 22 buah x 0,3 m = 6,6 m


= 62 x 6,6 m
= 409, 2 m2

24
409,2
Maka kebutuhan besi =
12
= 34 staff
Volume besi ø12(Vtotal) = ( ¼ x π x ø2 ) x panjang besi x
panjang tulangan
= ( ¼ x 3,14 x 0,122) x 0,3 x 22
= 0,0746064 m3 x 62
= 4,6255968 m3
Berat besi ø12 = (Vtotal) x berat jenis besi kg/m3
= 4,6255968 x 7850
= 36310,935 kg
2. Volume Pondasi Telapak PT1

Gambar 3.4 Pondasi telapak 100 x 100 ( t = 1,5 m )

a. Galian Tanah Pondasi

Panjang galian = 1,2 m

Tinggi galian = 1,5 m

Lebar galian = 1,2 m

Volume = Panjang x lebar x tinggi

25
= 1,2 x 1,2 x 1,5

= 2,16 m3

b. Urugan Pasir Bawah Pondasi

Panjang pondasi = 1,2 m

Lebar bawah pondasi = 1,2 m

Tebal urugan = 0,05 m

Volume = 1,2 x 1,2 x 0,05

=0,072 m3
c. Lantai Kerja/Rabat Beton

Panjang pondasi = 1,2 m

Lebar bawah = 1,2 m

Tebal = 0,05 m

Volume = 1,2 x 1,2 x 0,05

= 0,072 m3
d. Urugan Kembali ¼ Galian

Volume galian = 2,16 m

1
Urugan kembali = x volume galian
4

1
= x 2,16 m
4
= 0,54 m2

e. Volume Keseluruhan Pondasi Telapak PT1, adalah

= (2,16 + 0,072 + 0,072 + 0,54 )


= (2,84 ) x 29
= 82,476 m3

26
f. Pondasi Telapak Beton Bertulang

Besi Tul.utama (ø) = 12 mm → = 0,12 m

Banyak besi = 22 buah

Panjang pondasi = 1,2 m

Lebar pondasi = 1,2 m

Tinggi pondasi = 0,3 m

Jumlah kolom = 29 buah

Panjang besi per staff = 12 m

Volume besi = 22 buah x 0, 3 m = 6,6 m

= 29 x 6, 6 m
= 191, 4 m2

191,4
Maka kebutuhan besi =
12

= 16 staff

Volume besi ø12 (Vtotal) = (¼ x π x ø2) x panjang besi x panjang

tulangan

= (¼ x 3, 14 x 0,122) x 0, 3 x 22
= 0, 0746064 m3 x 29
= 2, 1635856 m3
Berat besi ø12 = (Vtotal) x berat jenis besi kg/m3
= 2,1635856 x 7850
= 16984,147 kg

27
3.2.1.2. Pekerjaan pondasi batu kali / pondasi lajur
1. Pekerjaan pondasi batu kali

Gambar 3.5 Detail pondasi jalur

a. Galian tanah pondasi


Panjang galian pondasi = 235,88 m
Tinggi galian = 0,75 m
Lebar galian = 0,8 m
= 235,88 x 0,75 x 0,8
Volume = 141,528 m3

b. Urugan pasir bawah pondasi


Panjang pondasi (P) = 235,88 m
Lebar bawah (L) = 0,8 m
Tinggi urugan = 0,05 m

Volume = 235,88 x 0,8 x 0,05


= 9,4352 m3
c. Astampang batu kosong
Panjang pondasi (P) = 235,88 m
Lebar atas (L) = 0,8 m

28
Penampang = 0,15 x 0,8
= 0,12 m2

Volume = 235,88 x 0,12


= 28,3056 m3
d. Pasangan batu kali
Panjang pondasi (P) = 235,88 m
Lebar atas (L) = 0,3 m
Lebar bawah (L) = 0,8 m
Tinggi (t) = 0,55

Lebar atas+lebar bawah


= xt
2

0,3+0,8
= x 0,55
2
= 0,52 m2
Volume = 235,88 x 0,52
= 122,6576 m3

e. Urugan kembali ¼ galian


Volume galian = 235,88 m
1
Urugan kembali = x volume galian
4
1
= x 235,88
4
= 58,97 m2

29
3.2.1.3 Pekerjaan Sloof
3.2.1.3. Beton Sloof (S1) bertulang (25x30)
a. Menghitung volume sloof

Panjang Sloof = 495.15 m


Penampang Sloof = 0.25 x 0.3
= 0.075 m2
Volume Sloof = 495.15 x 0.075
= 37.14 m3

b. Menghitung Kebutuhan Besi Sloof

2 Ø 14

2 Ø 14

30
BEGEL Ø 8-15CM

3 Ø 14

25

DET. BALOK SLOOF S1

Gambar 3.6 Tulangan Sloof (S1)

 Besi Tulangan Utama Ø 14

Diameter besi (D) = 14 mm

30
Banyak besi = 8 buah
Panjang besi tulangan = 12 mm
Volume besi Ø 14 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.142 x 37.41
= 0.5716682 m3
Berat besi Ø 14 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.5716682 x 7850
= 4487.595 kg
Volume besi (m) = 8 x 495.15
= 396.12 kg
396.12
Maka kebutuhan besi Ø = = 33 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 14 Volume Besi (m)
= 4487.595 x 396.12
= 1777626 Kg/m

 Besi Tulangan Begel Ø 8

Jarak = 0.15 m
Diameter besi (D) = 8 mm
Panjang sloof = 495.15 m
Panjang besi per staff = 12 m
Selimut beton = 0.04 m
Panjang Tul. Begel = 27 + 27 + 22 + 22 + 3 + 3
=104 cm
Volume besi Ø 8 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.082 x 37.14
= 0.1866672 m3
Berat besi Ø 8 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.1866672 x 7850
= 1465.3371 kg
495.15
Jumlah Tul. Begel =
0.15

31
= 33 buah
Total Tul. Begel = 33 x 1.04
= 34.33 m
34.33
Kebutuhan besi Tul. Begel = = 3 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 8 x Volume Besi (m)
= 41465.3371 x 34.33
= 50306 kg/m
Dari perhitungan di atas maka kebutuhan besi penulangannya adalah:
 Besi Ø 14 = 33 Staff = 1777626 kg
 Besi Ø 8 = 3 Staff = 50306 kg

3.2.1.4 Beton Sloof (S2) Bertulang (15 x 20)

a. Menghitung volume sloof

Panjang sloof = 64.71 m


Penampang sloof = 0.15 x 0.2
= 0.03 m2
Volume Sloof = 64.71 x 0.03
= 1.94 m3

b. Menghitung kebutuhan besi sloof

32
15
2 Ø 12

20 BEGEL Ø 8-15CM

2 Ø 12

DET. BALOK SLOOF S2

Gambar 3.7. Tulangan Sloof (S2)

 Besi Tulangan Utama Ø 12

Diameter besi (D) = 12 mm


Banyak besi = 4 buah
Panjang besi tulangan = 12 mm
Volume besi Ø 14 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.122 x 1.94
= 0.0219556 m3
Berat besi Ø 14 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.0219556 x 7850
= 172.351 kg
Volume besi (m) = 4 x 64.71
= 258.84 kg
258.84
Maka kebutuhan besi Ø = = 22 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 12 Volume Besi (m)
= 172.351 x 258.84
= 44611 Kg/m

 Besi Tulangan Begel Ø 8

33
Jarak = 0.15 m
Diameter besi (D) = 8 mm
Panjang sloof = 64.71 m
Panjang besi per staff = 12 m
Selimut beton = 0.3 m
Panjang Tul. Begel = 18 + 18 + 13 + 13 + 3 + 3
= 68 cm
Volume besi Ø 8 (Vtotal) = ¼ x π x D2 x Total Panjang Besi
= ¼ x 3.14 x 0.082 x 1.94
= 0.0097580 m3
Berat besi Ø 8 = Vtotal x BJ kg/m3
= 0.0097580 x 7850
= 76.6006 kg
64.71
Jumlah Tul. Begel =
0.15
= 431 buah
Total Tul. Begel = 431 x 0.68
= 29.335 m
29.335
Kebutuhan besi Tul. Begel = = 2 Staff
12
Berat besi total (Kg) = Berat Besi Ø 8 x Volume Besi (m)
= 76.6006 x 29.335
= 2247 kg/m

Dari perhitungan di atas maka kebutuhan besi penulangannya adalah:


 Besi Ø 12 = 22 Staff = 44611 kg
 Besi Ø 8 = 2 Staff = 2247 kg

Tabel 3.1 Rekapitulasi hasil dari perhitungan Sloof S1 dan S2


Kebutuhan
Type Diameter Ø Volume Berat Jenis Berat Tulangan
Sloof Besi Sloof (m3) (kg/m3) (kg) (Staff)

34
Sloof S1 14 37.14 7850 1777626 33
25 x 30 8 50306 3

Sloof S2 12 1.94 7850 44611 22


15 x 20 8 2247 2

35
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

3.3. Bahan
Bahan yang harus dipakai di proyek harus melalui persetujuan
pengawasan sehingga sesuai dengan yang di syaratkan dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan, bahan yang
akan di pakai menggunakan bahan yang masi baru dan terjaga mutunya.
Penyimpanan bahan bangunan harus diperhatikan, agar bahan bangunan
yang dipakai tetap dalam kondisi yang layak pakai. Bahan-bahan yang dipakai
dalam proyek ini merujuk pada peraturan yang berlaku di Indonesia.
Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PBUI) 1982 NI-3

2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIG)1993

3. Peraturan Semen Portland Indonesia (PSPI) 1972 NI-5

4. Standar Industri Indonesia (SII)

Jenis bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Proyek Pembangunan dan


Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan
Perempuan Kelas III Ternate, adalah sebagai berikut:

a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Conch merupakan hasil
produksi dalam negri.

1. Persyaratan umum.
- Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Portland Cement Indonesia.
- Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan .Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat
dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

36
- Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk
menghindari dari kelembaban.
2. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau
diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka konsultan pengawas dapat memerintahkan
membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen.
3. Tempat Penyimpanan Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan
yang sesuai untuk semen.

Gambar 4.1 Semen Conch


b. Agregat Kasar
Agregat kasar dipakai di peroleh dari gunung merapi. Untuk
pembuatan beton yang digunakan untuk struktur seperti pembuatan kolom
dan balok. Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut
ini:

37
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SNI
2843:2013 “Mutu dan Cara Uji Beton”. Bila tidak tercakup didalam SNI
2843:2013, maka agregat tesebut harus memenuhi ketentuan agregat
normal: ASTM CC3M “Specification for Concrete Aggregates”.
2. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat-syarat berikut:
a. 1/5 jarak terkecil antar bidang samping dari cetakan beton. Sepertiga
dari tebal plat.
b. 3/4 jarak bersih minimum antar tulangan atau kawat, bundel
tulangan, atau tendon prategang, atau selongsong.
Penyimpangan dari batasan-batasan inni diijinkan jika menurut
penilaian tenaga ahli, kemudahan pekerjaan, dan metode konsolidasi.
Sehingga beton dijamin tidak akan terjadi sarang krikil atau rongga.
Agregat kasar yang digunakan pada proyek ini di ambil dari ternate.

Gambar 4.2 Agregat Kasar

c. Agregat Halus
Agregat halus (pasir) adalah bahan batuan yang berukuran kecil,
yang lolos ayakan 5 mm dan tertinggal dalam ayakan 0,75 mm. kualitas
pasir digunakan untuk campuran adukan beton harus memenuhi
persyaratan tertentu yaitu:
1. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya.
2. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak.

38
3. Butiran-butiran pasir harus bersifat kekal, dalam arti tidak hancur atau
pecah oleh pengaruh cuaca misalnya oleh pengaruh kelembaban hujan
dan terik matahari.
4. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5% apabila lebih dari itu maka
pasir harus dicuci.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk semua mutu beton. Kecuali
dengan petunjuk lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
6. Syarat-syarat tersebut harus di buktikan dengan pengujian di
laboratorium.
Pasir sebelum digunakan sebaiknya disimpan dalam bak dengan alas
lantai ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah, pasir yang
digunakan pada proyek ini berasal dari pasir merapi.

Gambar 4.3 Agregat Halus (pasir)


d. Air
Air adalah bahan dasar pembangunan beton. Berfungsi membuat
semen bereaksi dan sebagai bahan pelumas antar butir-butir agregat. Pada
umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton.air yang
mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam,
minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai untuk campuran beton
akan sangat menurunkan kekuatan dan dapat juga mengubah sifat-sifat
semen. Selain itu air yang demikian dapat mengurangi afinitas antara

39
agregat dengan pasta semen dan mungkin pula mempengaruhi kemudahan
pengerjaan. Air yang diperlukan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:

1. Ukuran agregat maksimum diameter membesar maka kebutuhan air


menurun.
2. Bentuk butir: bentuk bulat, maka kebutuhan menurun (batu pecah perlu
banyak air).
3. Gradasi agregat : gradasi baik, makka kebutuhan air menurun untuk
kecelakaan yang sama.
4. Kotoran dalam agregat : makin banyak slit, tanah liat dan lumpur, maka
kebutuhan air meningkat.
5. Jumlah agregat halus (dibandingkan agregat kasar) : agregat halus lebih
sedikit, maka kebutuhan air menurun.

Gambar 4.4 Penampung Air

e. Baja/Besi Tulangan
Baja atau besi untuk pekerjaan sloof dan kolom yang dipakai pada
proyek Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate menggunakan besi
tulangan Ø14mm, Ø12mm, Ø8mm.

40
Gambar 4.5. Besi Tulangan

f. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar
dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang
digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga
lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja
tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang digunakan harus
mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus.

Gambar 4.6. Kawat Bendrat

g. Paku
Paku yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan
menembusi kedua-duanya. Contoh dalam pekerjaan ini digunakan untuk
merangkai bekisting, bauwplank, dan lain-lain.

41
Gambar 4.7 Paku

h. Kayu
Kayu merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk menunjang
Proses penyelesaian sebuah konstruksi, kayu bisa digunakan untuk
bekisting bauwplank, rangka plafond dan sering juga dipakai untuk rangka
atap.

Gambar 4.8. Kayu

i. Triplek

Triplek yang dipakai untulk bekisting dalam proyek Pembangunan


Puskesmas Gambesi di Kelurahan Sasa Kota Ternate ini makai triplek
dengan ukuran 122 cm x 244 cm dan tebal 7 mm.

42
Gambar 4.9 Triplek

4.1. Alat-alat yang digunakan


Alat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
menciptakan hasil kerja yang memuaskan. Kontraktor harus
menggandakan semua peralatan atau perlengkapan kerja yang lengkap
untuk melaksanakan pekerjaan. Pemilihan dari jumlah kebutuhan
ditetapkan berdasarkan macam pekerjaan, rencana kerja, keadaan
lapangan, dan volume pekerjaan yang akan dikerjakan. Alat tersebut harus
cukup memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, agar dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi saling pinjam akibat kurangnya alat
serta harus memperbaiki alat terlebih dahulu karena alat tersebut rusak.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, baik itu alat
berat maupun ringan bertujuan menunjang kelancaran pekerjaan proyek,
beberapa secara umum:

a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan.


b. Meningkatlan kualitas dan kuantitas pekerjaan.
c. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan.
d. Menghemat biaya.

43
Dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek
harus disesuaikan dengan besar volume pekerjaan yang ada, dengan kata
lain harus ada keseimbangan antara jumlah pekerjaan yang ada dengan alat
yang akan dioperasikan dengan hasil yang optimal. Beberapa alat yang
digunakan dalam Proyek ini yaitu:

1. Dump Truk

Dump truk digunakan untuk mengangkut material tanah dan pasir


dalam pekerjaan pengurugan dan pengangkutan material lainnya.

Gambar 4.10. Dump Truk

2. Truk Pompa Beton (Concrete Pump)


Mobil yang dilengkapi dengan pompa dan pipa yang digunakan untuk
memompa dan mengalirkan beton ke area yang tidak terjangkau truk aduk
beton.

44
Gambar 4.11. Truk Pompa Beton (Concrete pump)

3. Truk Aduk Beton (Concrete Mixer Truck)


Truk aduk beton adalah truk beton yang di lengkapi dengan mesin
gerak pengaduk beton (drum type concrete mixer) yang terpisah dengan
mesin truknya. Truk aduk beton ini berguna untuk mengangkut adukan
beton ready mix. Selama truk berjalan membawa adukan beton dari tempat
percampuran sampai kelokasi proyek, slinder berputar terus menerus
searah jarum jam dengan kecepatan balapan sampai dua belas kali
permenit. Untuk mengeluarkan adukan di dalam slinder diputar
sedemikian rupa sehingga jika slinder diputar berlawanan dengan arah
jarum jam, adukan beton terangkat keluar. Truk aduk beton dengan
kapasitas bak pengaduk/molen maksimal 7 m3.

Gambar 4.12. Truk aduk beton (Concrete Mix Truck)

4. Bar Cutter
Alat pemotong besi yang pemotongannya dikerjakan dengan
menggunakan mesin. Penggunaan mesin pemotong ini mempermudah cara
kerja pemotongan besi di dalam pengerjaan di proyek dan berbagai
peralatan lainnya, Contohnya seperti sekop, pacul, tang, meteran, gergaji,
palu, cangkul, load, dan lain-lain yang mendukung pembangunan proyek.

45
Gambar 4.13. Bar Cutter
5. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)
Mesin aduk beton digunakan untuk mencampur atau mengaduk
beton hingga diperoleh adukan yang homogen dalam jumlah besar. Data
Concrete Mixer Molen
1. Merek : Tiger
2. Kapasitas : 0,23 m3
3. Bahan Bakar : Solar
Cara kerja mesin adukan beton:
a. Pasir, split, semen dengan jumlah perbandingan tertentu dimasukan ke dalam
drum aduk.
b. Kontruksi di dalam drum dibuat sedemikian rupa, sehingga dengan
berputarnya drum maka campurkan beton akan teraduk dengan rata.
c. Setelah pencampuran sempurna (homogen) maka campuran beton siap
dituangkan ke dalam bak penampungan beton dengan cara memutar kemudi,
sehingga akan terbalik dan isinya akan tertuang.

46
Gambar 4.14. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)

4. Sekop

Sekop merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material-


material seperti pasir dan lain-lain, dan juga sebagai alat untuk pengaduk
material yang sudah tercampur dan yang sudah menjadi campuran beton.

Gambar 4.15. Sekop


5. Gerobak Dorong

Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton dari


bak penampungan ke tampat pengecoran dan untuk pengangkutan material
lainnya. Dengan menggunakan alat tersebut pengangkutan material dari
satu tempat ke tempat lain dapat lebih mudah dan lebih ringan. Gerobak
dorong ini juga digunakan untuk mengangkut adukan beton yang akan
diuji dan mengangkut benda uji yang sudah keras untuk direndam dalam
air.

47
Gambar 4.16 Gerobak
6. Ember

Ember adalah suatu alat yang terbuat dari bahan plastik yang
fungsinya untuk memindahkan material yang sudah menjadi campuran
dari tempat pengadukan campuran ke tempat item pekerjaan yang
dikerjakan.

Gambar 4.17 Ember


7. Catok (Tropol)

Catok adalah alat yang sangat kecil yang mempunyai fungsi dan
manfaat sangat besar, disaat pekerjaan seperti penyusunan batu bata,
finishing pada permukaan plat saat pengecoran, pekerjaan lantai dan
pekerjaan lainya yang membutuhkan cetok.

48
Gambar 4.18 Catok (Tropol)
8. Pacul Sekop

Pacul sekop adalah alat yang digunakan oleh para pekerja


bangunan untuk mencampur adonan pasir, gamping dan semen.

Gambar 4.19 Pacul Sekop

9. Meteran

Meteran di gunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan


tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-macam 1 m - 5 m.
Meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dari kotak kecil
sebagai pelindungnya.

49
Gambar 4.20 Meteran

3.5. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan


sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk memperoleh hasil
yang optimal. Sumber daya manusia dapat berupa human (tenaga kerja, tenaga
ahli dan tenaga terampil), yang terdiri atas pedoman peningkat dan profesionalitas
sumber daya manusia.

1. Tenaga Kerja Konstruksi

Tenaga kerja konstruksi merupakan peran yang paling penting dari suatu
proyek konstruksi. Sumber daya manusia adalah pelaku pekerjaan di bidang
konstruksi yang terdiri atas perencana, pelaksana, dan pengawasan. Sesuai
struktur ketenagakerjaan yang pada umumnya berbentuk piramida, sumber daya
manusia mencakup:

a. Pekerja yang mencakup pekerja tidak terampil, pekerja semi terampil, dan
pekerja teknis.
b. Teknis terampil yang mencakup teknisi terampil administrasi dan teknisi
terampil teknis.
c. Teknisi ahli dan teknisi profesional.
d. Tanaga material yang biasa di kelompokan menjadi tenaga manejerial
terampil dan tenaga manejerial ahli.
e. Tenaga profesional.

2. Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur tenaga kerja SDM kontruksi pada
umumnya adalah sebagai berikut :

a. Pekerja : SD, SLTP

b. Teknisi terampil : SMU

c. Teknisi ahli : D3 atau S1

d. Tenaga manejerial terampil, tenaga manejerial ahli D3 atau S1

50
e. Tenaga Profesional : S2 dan S3

Untuk memperhatikan kebutuhan tenaga kerja harus memperhatikan usaha


untuk menyeimbangkan antara jumlah tenaga dan pekerja yang tersedia,
umumnya kontrak memilih untuk mengkombinasikan tenaga kerja. Langsung
dengan tenaga kerja borongan. Sedangkan untuk pengawas yang terampil tetap
dipertahankan meskipun volume pekerjaannya rendah.

3. Perencanaan Tenaga Kerja Konstruksi

Dalam penyelenggaraan proyek, sumber daya manusia yang berupa tenaga


kerja merupakan faktor penentu keberhasilan suatu proyek. Jenis dan intensitas
kegiatan proyek berubah dengan cepat sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan
jumlah tenaga kerja harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja
diperlukan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka
penyediaan sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas menjadi lebih baik
dan efesien.

3.6. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan adalah merupakan realisasi dari perencanaan yang


telah dilakukan sebelumnya, yang meliputi berbagai macam pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finishing. Sumber daya yang harus
dimanfaatkan seefektif mungkin agar tercapainya keberhasilan proyek.

Sebelum melaksanakan pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing),


tujuannya adalah untuk memperjelas gambar agar dengan mudah dapat dimengerti
pelaksana pekerjaan. Pada shop drawing diberi penjelasan tambahan untuk hal-hal
yang tidak termasuk pada gambar rencana dan diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan atau jika ternyata ada perubahan maka perubahan tersebut dicantumkan

51
dalam shop drawing tersebut atau shop drawing yang telah direvisi sesuai dengan
perubahan yang telah disetujui.

Selama pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan dan


Renovasi Lanjutan Gedung Bangunan Lembaga Permasyarakatan Perempuan
Kelas III Ternate. Proyek tersebut telah berjalan kurang lebih 35%, maka
penyusunan laporan ini hanya pada pekerjaan pondasi dan sloof.

52
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengambilan data pada proyek Pembangunan dan
Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
Kelas III Ternate di Kelurahan Kastela maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk volume dan tulangan pondasi dan sloof
a. Volume pondasi telapak PT daan PT1
a. Volume pondasi telapak PT = 148,428 m3
b. Volume pondasi telapak PT1 = 82,476 m3
b. Volume pondasi jalur
a. Volume galian tanah pondasi = 141,528 m3
b. Volume urugan pasir bawah pondasi = 9,4352 m3
c. Volume astampang batu kosong = 28,3056 m3
d. Volume pasang batu kali = 122,6576 m3
e. Volume urugan kembali = 58,97 m2
c. Volume sloof
a. Volume sloof S1 25 x 30 adalah 37.14 m3
b. Volume sloof S2 15 x 20 adalah 1,94 m2
2. Kebutuhan besi pondasi telapak PT
a. Besi ø12 = 34 staf = 36310,935 kg
b. Besi ø8 = 13 staf = 5756800 kg
3. Kebutuhan besi pondasi telapak PT1
a. Besi ø12 = 16 staf = 16984,147 kg
b. Besi ø8 = 59 staf = 2692697 kg
4. Kebutuhan besi sloof
a. Besi ø12 = 22 staf = 44611 kg
b. Besi ø8 = 2 staf = 2247 kg

53
5.2. Saran
Dari hasil pengamatan dan analisa dapat ditemukan beberapa saran sebagai
alternatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proyek
Pembangunan dan Renovasi Lanjutan Gedung Dan Bangunan Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Ternate, saran dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Perlu adanya manajemen proyek (tenaga kerja, time schedule dan bahan)
yang mampu mengatasi adanya kesalahan-kesalahan pekerjaan di
lapangan.
2. Perlu peningkatan koordinasi dan pengawasan proyek, sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan proyek yang dapat menambah waktu
pekerjaan sampai malam hari yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan para pekerja.
3. Perlu ditingkatkan kualitas kerja dari para pekerja mulai kepala proyek
hingga kuli bangunan.
4. Penempatan material di lokasi agar benar-benar diperhatikan jangan
sampai mengganggu keberlangsungan pelaksanaan pekerjaan.
5. Kepada pihak pekerja perlu diperhatikan pada saat pembongkaran
bekisting supaya dilakukan dengan hati-hati agar bahan tersebut bisa
digunakan kembali.
6. Terapkan pemakaian alat-alat keselamatan kerja di lapangan kepada
setiap pekerja seperti helem proyek, sepatu, dan sarung tangan agar
dapat meminimalkan angka kecelakaan kerja.

54

Anda mungkin juga menyukai