LAPORAN KP
disusun untuk memenuhi satu di antara syarat menyelesaikan pendidikan S1
Program Studi Teknik Sipil di Jurusan Teknik
Oleh:
Rd Dita Prahesti Nurjanah
NPM. 120130136
Oleh:
disetujui,
Cirebon, 13 Agustus
2024
Pembimbing Utama
Penguji
Dengan ini kami menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan
judul “Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Bawah Jembatan Pada
Proyek Penggantian Atau Duplikasi Jembatan Citanduy II - Banjar” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya penulis sendiri dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang diberikan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dalam keadaan sadar
sepenuhnya.
Bandung, 5 Agustus
2023 Yang membuat
pernyataan,
Penulis 1
Fedira Tazkiyah
Shaffana
NIM. 211121043
ii
PERNYATAAN PENULIS
Dengan ini kami menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan
judul “Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Bawah Jembatan Pada
Proyek Penggantian Atau Duplikasi Jembatan Citanduy II - Banjar” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya penulis sendiri dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang diberikan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dalam keadaan sadar
sepenuhnya.
Bandung, 5 Agustus
2023 Yang membuat
pernyataan,
Penulis 2
Rula Sabitha
NIM.
211121062
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan
Struktur Bawah Jembatan Pada Proyek Penggantian Atau Duplikasi
Jembatan Citanduy II - Banjar”. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan pada
semester 5 Program Studi D3 Teknik Konstruksi Sipil.
1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan serta doa
untuk penulis selama Praktik Kerja Lapangan;
2. Bapak Luthfi Muhammad Mauludin, SST., MSAHC., Dr.Ing. sebagai Ketua
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung;
3. Bapak Frenki sebagai koordinator Praktik Kerja Lapangan tahun 2023;
4. Ibu Shinta Novriani, ST., MT sebagai dosen pembimbing yang memberikan
bimbingan dengan ilmunya, dan koreksi dalam penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini;
5. Bapak Syahril, Dr., MT., BSCE sebagai dosen penguji pada seminar Praktik
Kerja Lapangan;
6. PT. Bukaka Teknik Utama Tbk yang telah memberi kesempatan untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan;
7. Bapak Andwi sebagai pembimbing di lapangan yang membantu dalam
pengumpulan data untuk penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.......................................3
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................4
BAB II DESKRIPSI UMUM PROYEK.........................................................5
2.1 Deskripsi Proyek...........................................................................5
2.1.1 Data Umum Proyek................................................................6
2.1.2 Data Teknis Proyek................................................................7
2.1.3 Kondisi Lapangan..................................................................8
2.1.4 Struktur Organisasi.................................................................9
2.1.5 Tugas Personil Proyek..........................................................11
2.2 Kekhususan Proyek....................................................................19
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN.....................................................26
3.1 Pepengrsiapan Pekerjaan...........................................................26
3.1.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Proyek..............................26
3.1.2 Rencana Detail Penjadwalan Proyek...................................36
3.1.3 Rencana Pengadaan Material, Peralatan, dan SDM............36
3.2 Pelaksanaan Pekerjaan..............................................................41
3.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile........................41
3.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Abutment.......................................52
3.3 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.........................................58
3.3.1 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile. .59
3.3.2 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment..................63
3.4 Permasalahan dan Solusi...........................................................67
v
3.4.1 Permasalahan......................................................................67
3.4.2 Solusi....................................................................................70
BAB IV PENUTUP....................................................................................72
4.1 Simpulan.....................................................................................72
4.2 Saran...........................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................75
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3. 20 Pemasangan Casing Temporary.......................................44
Gambar 3. 21 Pengeboran Menggunakan Auger.....................................46
Gambar 3. 22 Pembesian Tulangan untuk Bored Pile di Lapangan........48
Gambar 3. 23 Pemasangan Besi ke Dalam Lubang Bor..........................48
Gambar 3. 24 Pemasangan Pipa Tremi Pada Lubang Bor......................49
Gambar 3. 25 Pekerjaan Pengecoran......................................................50
Gambar 3. 26 Bagan Alir Pekerjaan Struktur Abutment...........................53
Gambar 3. 27 Bagan Alir 3 Tahapan Pekerjaan Struktur Abutment.........53
Gambar 3. 28 Pekerjaan Pembesian untuk Abutment di Lapangan........54
Gambar 3. 29 Pemasangan Tulangan dan Beton Decking......................54
Gambar 3. 30 Pemasangan Bekisting Pada Pekerjaan Abutment...........55
Gambar 3. 31 Pekerjaan Pengecoran Abutment......................................56
Gambar 3. 32 Pengujian Kuat Tekan Beton.............................................57
Gambar 3. 33 Flowchart Pengendalian Mutu Pekerjaan Pondasi Bored Pile 59
Gambar 3. 34 Pile Drive Analyzer (PDA) Test.........................................60
Gambar 3. 35 Data Tiang pada PDA Test................................................60
Gambar 3. 36 Kesimpulan Hasil CAPWAP pada PDA Test.....................60
Gambar 3. 37 Crosshole Sonic Logging (CSL) Test................................61
Gambar 3. 38 Dokumentasi hasil pengujian CSL.....................................62
Gambar 3. 39 Kesimpulan Hasil Pengujian CSL Test..............................62
Gambar 3. 40 Kategori Hasil Pengujian CSL Test...................................62
Gambar 3. 41 Slump Test pada Pekerjaan Pondasi Bored Pile...............63
Gambar 3. 42 Flowchart Pengendalian Mutu Pekerjaan Abutment.........63
Gambar 3. 43 Slump Test pada Pekerjaan Abutment..............................64
Gambar 3. 44 Pembuatan Benda Uji di Lapangan...................................65
Gambar 3. 45 Pengujian Kuat Tekan Beton.............................................66
Gambar 3. 46 Sand Cone........................................................................66
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
A. Surat Pengajuan Praktik Kerja Lapangan
B. Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan
C. Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan
D. Surat Penilaian Di Lapangan
LAMPIRAN II
A. Dokumentasi saat di lapangan
B. Shop Drawing
C. Pengujian
D. Kurva S
E. Struktur Organisasi Kontraktor
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jembatan Citanduy II merupakan akses penghubung jalur utama lintas
selatan yang membentang sepanjang 61,2 m yang menghubungkan tiga
kecamatan yaitu Kecamatan Banjar, Purwaharja, dan Pataruman. Jembatan ini
dibangun di atas Sungai Citanduy yang memiliki keindahan alam dan berpotensi
sebagai objek pariwisata di Kota Banjar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Pekerjaan Bangunan
Struktur Bawah Jembatan Pada Proyek Penggantian Atau Duplikasi Jembatan
Citanduy II - Banjar adalah sebagai berikut:
2
d. Membandingkan pengetahuan yang didapat selama proses perkuliahan
dengan pekerjaan aktual di lapangan.
3
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang tercakup pada Proyek Penggantian atau Duplikasi
Jembatan Callender Hamilton Di Pulau Jawa Jembatan Citanduy II - Banjar ini
meliputi pekerjaan pondasi Bored Pile dan Abutment. Adapun rincian pekerjaan
yang ditinjau sebagai berikut:
4
1.5 Sistematika Penulisan
Pokok pembahasan yang dicantumkan pada Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini ditulis secara sistematis dan tersusun atas 4 (Empat) bab
dengan penjelasan sebagai berikut:
5
BAB II
DESKRIPSI UMUM PROYEK
6
Gambar 2. 2 Timeline Pekerjaan Konstruksi
Semenjak berlangsungnya proyek penggantian atau duplikasi Jembatan
Citanduy II, arus lalu lintas yang biasa melintas melalui jembatan ini sementara
dialihkan melewati Jembatan Citanduy I yang menjadi jembatan penghubung
antara Kota Banjar menuju akses Jalan Nasional Jawa Barat - Jawa Tengah
yang terletak di Kecamatan Purwaharja. Sekitar sepanjang 250 meter sebelum
memasuki pintu proyek jembatan ini diberlakukannya jalur mati, dimana jalur
mati ini dapat dimanfaatkan bagi warga sekitar untuk melakukan aktivitas tanpa
kendaraan yang melintas di sekitarnya.
9
Gambar 2. 5 Lokasi Pekerjaan
Gambar 2.5 menampilkan peta lokasi Proyek Penggantian atau Duplikasi
Jembatan Callender Hamilton Citanduy II – Banjar Jawa Barat, pada gambar
juga menampilkan posisi abutment 1 dan abutment 2 dengan total bentang
sepanjang 61200 mm dengan masing-masing exsisting di abutment 1 dan
abutment 2 sebesar 9700 mm.
10
a. Struktur Organisasi Proyek Jembatan Citanduy II Banjar
11
berhubungan dengan berdasarkan perjanjian dan hak-hak yang sesuai
dalam hukum dan kontrak, selain itu owner proyek kepada konsultan
memiliki hubungan koordinatif untuk mencapai tujuan bersama.
Kemudian ada hubungan konsultan kepada kontraktor yang memiliki
hubungan koordinatif dan instruktif dimana kontraktor dapat
mengkonsultasikan masalah-masalah yang timbul di lapangan dengan
konsultan, lalu yang terakhir ada hubungan koordinatif dan instruktif
antara kontraktor dan sub kontraktor karena mereka saling membantu
dalam menyelesaikan proyek ini.
Uraian tugas personil proyek dari tiap jabatan yang tertera pada struktur
organisasi Proyek Penggantian atau Duplikasi Jembatan Callender Hamilton
Di Pulau Jawa Jembatan Citanduy II - Banjar adalah sebagai berikut:
13
- Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi
hal-hal di luar kontrak yang telah ditetapakan
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau
perseorangan yang diberi tugas untuk merencanakan dan mendesain
bangunan sesuai 13 dengan keinginan pemilik proyek. Adapun tugas
dan wewenangnya sebagai berikut:
- Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja, syarat-syarat, dan hitungan struktur beserta
rencana anggaran biaya
- Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek,
konsultan pengawas, dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
- Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan
- Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek
- Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-
hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan
syarat-syarat.
c. Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan manajemen konstruksi merupakan satu tim kerja yang
bertugas untuk mengawasi, mengontrol, membantu serta ikut terlibat
dalam proses pembangunan proyek. Adapun tugas dan wewenangnya
sebagai berikut:
- Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan
- Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic dalam
pelaksanaan pekerjaan
- Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar bidang agar pekerjaan berjalan lancar
- Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya
- Mengatasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan agar
tercapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
14
kuantitas, dan waktu pelaksanaan yang ditetapkan
15
- Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan
yang berlaku
- Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan)
- Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan
d. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perseorangan yang
menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar
rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Adapun
tugas dan wewenang kontraktor sebagai berikut:
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,
peraturan, syarat- syarat, dan risalah penjelasan pekerjaan yang
ditetapkan oleh pemilik proyek
- Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan manajemen konstruksi
- Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguna, dan bulanan kepada konsultan manajemen konstruksi
- Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan lokasi proyek
- Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku
e. Sub Kontraktor
Sub kontraktor adalah kontraktor khusus yang dipilih berdasarkan
penawaran yang diajukan dan disetujui oleh pemilik proyek.
Subkontraktor bertanggung jawab kepada kontraktor utama. Tugas dan
wewenang subkontraktor adalah sebagai berikut:
- Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama
sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat-
syarat yang ditetapkan
- Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama mengenai
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakannya
- Menyerahkan hasil pekerjaan kepada kontraktor utama sesuai
16
dengan batas waktu yang telah ditetapkan
17
- Menerima sejumlah biaya pelaksanaan biaya pelaksanaan
pekerjaan dari kontraktor utama berdasarkan perjanjian yang telah
disepakati
Berikut ini adalah pengertian, tugas, dan wewenang anggota kerja dari
kontraktor maupun konsultan:
a. Project Manager
Project Manager (manajer proyek) ialah orang yang telah ditunjuk
langsung oleh kantor pusat dengan tugas utama memimpin dan
menggerakan roda organisasi proyek dalam mencapai sasaran yang
telah ditentukan pada proyek tersebut. Adapun tugas dan
wewenangnya sebagai berikut:
- Mengidentifikasikan dan memilih sumber daya proyek seperti
sumber dayamanusia, material, peralatan, dan metode pelaksanaan
- Memimpin tim proyek pada setiap fase proyek
- Mengestimasi dan membuat anggaran proyek
- Mengidentifikasi dan mengelola semua isu dan risiko pada sebuah proyek.
- Membuat dan mengendalikan perencanaan proyek
- Mengelola semua perubahan yang terjadi pada sebuah proyek
- Meyakinkan bahwa semua penugasan deliverable proyek tetap berada pada
track atau jalurnya dan tidak melebihi biaya yang telah
ditetapkan
b. Construction Manager
Construction Manager adalah seorang profesional dalam industri
konstruksi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi
proyek konstruksi dari awal hingga selesai. Tugas utama construction
manager adalah memastikan bahwa proyek konstruksi berjalan lancar,
sesuai dengan jadwal, anggaran, dan spesifikasi yang ditentukan.
Adapun tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
- Perencanaan Proyek: Construction Manager terlibat dalam
perencanaan awal proyek, termasuk menyusun jadwal,
mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan, menetapkan
18
anggaran, dan mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi.
- Pengadaan sumber daya: mereka bertanggung jawa untuk
mengkoordinasi dan mengatur sumber daya yang diperlukan,
termasuk tenaga kerja,
19
peralatan,dan bahanj bangunan.
- Pengawasan Konstruksi: Construction Manager mengawasi seluruh
proses konstruksi, memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang ditentukan.
Mereka memonitor kemajuan proyek, melakukan inspeksi, dan
memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan
peraturan yang berlaku.
- Majemen tim: mereka mengelola tim proyek, termasuk kontraktor,
subkontraktor, dan tenaga kerja. Construction manager
mengoordinasikan aktivitas tim, memberikan arahan, dan juga
memfasilitasi komunikasi yang efektif.
- Komunikasi dan Koordinasi: Construction Manager berinteraksi
dengan berbagai pemangku kepentingan proyek, termasuk pemilik
proyek, arsitek, insinyur, dan pihak berwenang. Mereka
menyampaikan informasi proyek, mengkoordinasikan pertemuan,
dan menangani perubahan yang mungkin terjadi selama proses
konstruksi.
- Pengendalian Anggaran: Construction Manager bertanggung jawab
untuk mengendalikan anggaran proyek, memantau pengeluaran,
dan mengidentifikasi potensi deviasi dari estimasi anggaran.
Mereka mengelola perubahan perencanaan, negosiasi biaya
tambahan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk
memastikan efisiensi keuangan proyek.
c. Site Manager
Dalam industri konstruksi, manajer lokasi yang sering disebut
sebagai manajer konstruksi, agen lokasi atau manajer bangunan,
bertanggung jawab atas kegiatan sehari-hari di lokasi proyek
konstruksi. Adapun tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
- Membuat dan mempelajari gambar kerja
21
- Mencatat dan melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan
d. Quantity Surveyor
Quantity surveyor adalah individu yang memiliki keahlian untuk
perhitungan volume, penilai pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak,
aspek kontrak konstruksi, sehingga sebuah pekerjaan dapat dijabarkan,
dijalankan dan biaya juga dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercaya. Adapun tugas dan wewenangnya sebagai
berikut:
- Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya
pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang
ditetapkan oleh pemilik proyek (owner)
- Menangani aspek legal pelaksanaan proyek
- Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak
e. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang memeriksa atau mengawasi dan
mengamati suatu pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
sebagai berikut:
- Mengamati pengukuran awal sampai akhir proyek yang meliputi
koordinat, elevasi, dan dimensi
- Melaporkan data-data hasil pekerjaan pengukuran pada atasan
- Mendata alat ukur yang digunakan dan menjaga serta merawat
alat ukur tersebut beserta perlengkapan lainnya
- Melakukan survey dan pemetaan lahan untuk keperluan konstruksi
- Melengkapi hasil dengan bukti survey termasuk peta hingga bukti
fisik untuk memastikan data yang dibutuhkan dari survey sudah
cukup
- Bekerja sama dengan berbagai pihak di lapangan
f. Supervisor
Supervisor adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk
mengawasi jalannya suatu pekerjaan atau proyek dalam perusahaan
sesuai target atau arahan dari manajer. Adapun tugas dan
wewenangnya sebagai berikut:
22
- Mengawasi dan mengontrol parameter capaian kinerja pelaksana
- Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan harian dalam mencapai rencana
- Membuat laporan kinerja pelaksanaan pekerjaan kepada manajemen
23
- Bertanggung jawab dalam memberi arahan tepat dan akurat kepada pekerja
- Memberikan pengarahan dan motivasi kerja kepada pelaksana
- Mengelola aktivitas pekerja secara detail seperti pengaturan jadwal shift
maupun target harian yang harus dipenuhi
g. Quality Control
Quality control (QC) atau pengendalian mutu merupakan bagian
dari manajemen mutu untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang
digunakan sesuai dengan ketentuan. Adapun tugas dan wewenangnya
sebagai berikut:
- Menentukan standar produk yang sesuai dengan kebutuhan proyek
- Menjalankan serat memeriksa hasil uji atau evaluasi kelayakan hasil
di lapangan maupun laboratorium
- Menguji mutu material dan perlengkapan yang digunakan dalam proyek
- Mencegah risiko perbedaan ataupun penurunan mutu proyek
- Membuat dan mempersiapkan bahan laporan mengenai pengendalian mutu
- Melakukan pemeriksaan dan memastikan mutu pekerjaan terjaga
berdasarkan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan
h. Logistic
Logistic pada proyek merujuk pada perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aliran material dan
sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mendukung proyek
tersbeut. Adapun tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
- Melakukan pengadaan barang dalam jumlah yang tepat pada
waktu yang ditentukan
- Mengontrol ketersediaan barang agar terhindar dari terhambatnya
proses pekerjaan
- Melakukan survey harga material dari berbagai supplier atau vendor
dengan harga yang terjangkau
- Berkoordinasi dengan pelaksana terkait jumlah, jenis, jadwal bahan,
dan alat yang diperlukan
- Mengamankan dan melaporkan material sisa dan daftar peralatan ke
business unit
24
- Membuat konsep surat perjanjian kerja sub kontraktor, pembelian
material, dan sewa alat
26
2.2 Kekhususan Proyek
Pada Proyek Penggantian atau Duplikasi Jembatan Citanduy II yang
dibangun di atas Sungai Citanduy ini memiliki pekerjaan salah satunya Pekerjaan
Pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) yang menjadi
kekhususan pada proyek ini. Pemancangan dilakukan untuk melindungi sisi
dalam galian abutment dari bahaya kelongsoran tanah akibat arus Sungai
Citanduy. Material yang digunakan yaitu Concrete Sheet Pile W500.
Pemancangan CCSP ini menggunakan disel hammer dengan bantuan alat berat
crawler crane. Adapun jenis alat berat lain yang digunakan pada proyek
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
a. Excavator
27
Gambar 2. 8 Excavator Kobelco SK200-8
Spesifikasi Teknis
28
● Power Measured 2000
● Operating Weight [kg] 20010
● Max. Bucket Capacity [m³] : 1,3
b. Crawler Crane
Crawler Crane adalah alat berat yang digunakan di pekerjaan proyek yang
memiliki area yang ekstrem dan sulit serta jangkauan yang cukup pendek
dan alat berat ini berfungsi untuk mengangkat berbagai material (beban
berat) dan memindahkannya ke area yang diinginkan. Alat berat ini
digunakan di area konstruksi dalam pembangunan skala besar. Untuk
pengangkutan material bisa dilakukan secara vertikal dan horizontal.
29
1. Crawler Crane Hitachi 40T
30
● Lifting Capacity [ton] : 55
● Panjang Boom [m] : 37
● Kecepatan Swing [rpm] : 10
Rig Bored Pile adalah alat yang digunakan untuk mengebor tanah yang
akan digunakan sebagai pondasi bored pile. Rig bored pile sendiri memiliki
empat macam mata bor antara lain, soil auger, rock auger, soil cleaning
bucket, rock cleaning auger.
31
Gambar 2. 14 Rig Bored Pile
Spesifikasi Teknis
d. Concrete Pump
32
e. Truck Mixer
Truck mixer adalah alat untuk membawa beton ready mix yang sudah
dibuat di tempat pembuatan beton ke lokasi pengecoran. Truck mixer yang
bekerja dengan memutar drum atau agitasi akan menjaga agar beton tetap
cair dan tidak mengeras selama perjalanan. Pada saat pengisian dari lokasi
pembuatan, mixer harus dalam kondisi diputar dengan kecepatan antara 10-
18 Rpm dengan waktu antara 5 menit.
33
BAB III
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
35
yang dapat dilakukan. Pada Proyek Penggantian atau Duplikasi
Jembatan Callender Hamilton Di Pulau Jawa tepatnya Jembatan
Citanduy II - Banjar terdapat beberapa pekerjaan yang dilaksanakan,
berikut adalah beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan pada proyek ini Jembatan Citanduy II:
A. Pekerjaan Persiapan
36
dari proyek tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui pemilihan
jenis pagar yang sesuai berdasarkan
37
biaya dan waktu sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan berbagai jenis pagar, hal ini dilakukan untuk
keberlangsungan proyek agar sesuai dengan perencanaan
proyek tersebut.
B. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Bored Pile
39
Gambar 3. 6 Detail Penulangan Pondasi Bored Pile
Pada Proyek Penggantian atau Duplikasi Jembatan
Callender Hamilton Di Pulau Jawa khususnya pada Jembatan
Citanduy II - Banjar dalam menentukan jenis pondasi yang dipilih
pasti bergantung pada beban yang harus didukung, dan
pemilihan jenis pondasi yang digunakan pada Jembatan Citanduy
II ini adalah pondasi bored pile. Pemasangan pondasi ini
dilakukan dengan cara mengebor tanah yang kemudian akan diisi
tulangan yang telah dirancang lalu setelahnya dilakukan
pengecoran beton.
40
d. Pekerjaan pemasangan tulangan
e. Pekerjaan pengecoran
2. Pekerjaan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
41
+1.00 m di atas level rencana, karena connecting antar sheet pile
dapat mengakibatkan sheet pile yang telah terpancang ambla
sewaktu pemancangan sheet pile sebelahnya.
42
menerima beban dari kolom yang kemudian akan disebarkan ke
tiang pancang. Perencanaan dimensi pile cap dapat berbeda-
beda tergantung jumlah tiang yang tertanam, pada proyek
Jembatan Citanduy dimensi pile cap tertera seperti pada gambar.
43
jembatan dan juga sebagai penahan tanah. Pada pekerjaan ini
ada beberapa tahapan pekerjaan diantaranya yaitu pembesian,
pemasangan bekisting, dan pengecoran yang terlampir pada
gambar di bawah.
5. Pekerjaan Backwall
44
yang memiliki fungsi
45
lain sebagai penahan gelagar agar tidak bergeser ke arah
belakang abutment. Berikut hasil dokumentasi yang didapat pada
saat pelaksanaan pekerjaan pembongkaran bekisting pada back
wall yang telah dilakukan pengecoran.
6. Pekerjaan Wingwall
46
Fungsi dari wing wall pada jembatan adalah untuk menahan
longsor pada tebing sungai dan juga untuk melindungi pangkal
jembatan atau abutment.
Gambar 3. 17 Kurva S
47
perencanaan agar pekerjaan tepat
48
dengan spesifikasi rencana. Maka pada subbab ini akan dijelaskan
perencana pengadaan material, peralatan dan sumber daya manusia
yang diperlukan untuk Proyek Penggantian atau Duplikasi Jembatan
Callender Hamilton Di Pulau Jawa tepatnya Jembatan Citanduy II -
Banjar.
50
4. Beton Fungsi dari beton
Decking
decking adalah untuk
memastikan jika jarak
antara selimut beton
dan pembesian telah
sesuai dengan
perencanaan.
51
material dan
memindahkannya ke
area
yang diinginkan.
52
No. Alat Gamba Keterangan
r
4. Rig Bored Rig Bored Pile adalah
Pile
alat yang digunakan
untuk mengebor tanah
yang akan digunakan
sebagai
pondasi bored pile.
5. Truck Mixer Truck Mixer
digunakan untuk
memindahkan beton
dari bacthing plant ke
lokasi pekerjaan.
6. Pipa Tremie Pipa Tremie berfungsi
sebagai penyalur agar
beton dapat disalurkan
ke dasar pilar pier
langsung.
7. Concret Concrete Vibrator
e berfungsi sebagai
Vibrator pemadat beton yang
dituangkan ke
dalam bekisting,
bertujuan
menghilangkan
udara yang terdapat
di dalam
beton.
8. Air Air Compressor
Compress berfungsi untuk
or membersihkan dan
memastikan tidak ada
kotoran yang tertinggal.
53
No. Alat Gamba Keterangan
r
9. Bekisting Bekisting adalah
cetakan dimana beton
basah dapat
dituangkan dan
dipadatkan sehingga
akan mengalir ke
dalam
cetakan.
10. Vibro Digunakan untuk
Baby pemadatan tanah
Roller dan lapis pondasi
agregat.
54
pemotongan baja
tulangan sebagai
kebutuhan dalam
konstruksi.
55
C. Rencana pengadaan SDM
Berikut adalah rancangan pengadaan sumber daya berupa tenaga
kerja untuk pekerjaan struktur bawah jembatan dat dilihat pada tabel
berikut.
56
Gambar 3. 18 Uraian Pekerjaan Pondasi Bored Pile
57
3. Mengamankan area pekerjaan dengan memasang barikade
dan rambu-rambu informasi
4. Melakukan checklist persiapan pekerjaan
5. Perencanaan akses masuk dan keluar lokasi proyek dan
jalur truk mixer, serta perencanaan lokasi kolam sirkulasi air
dan lumpur pembuangan sementara
6. Menyiapkan mix desain beton dengan kuat tekan beton yang
disyaratkan
7. Menyiapkan denah gambar bored pile
8. Menyiapkan form monitoring dan mencatat koordinat,
kedalaman, diameter, penggunaan casing/geo gundle dan
waktu pelaksanaan
9. Menyiapkan form untuk monitoring dan pencatatan
kebersihan lubang, pemasangan besi dan pengecoran, serta
elevasi pengecoran
10. Menyiapkan form untuk monitoring pendataan dan mutu
beton ready mix sesuai spesifikasi material yang telah
ditentukan
11. Pastikan alat berat memiliki SILO (Surat Izin Layak Operasi)
dan Operator memiliki SIO (Surat Izin Operator) yang masih
berlaku, serta Operator alat berat harus menggunakan
pelindung telinga (Earmuff)
12. Semua lingkup pekerjaan harus mempersiapkan traffic
management agar tidak terjadi kepadatan di areal konstruksi
dengan membuat skema, schedule, serta symbol-simbol
safety lalu lintas
58
Gambar 3. 19 Marking dan Setting Out Posisi Pile
Sebelum memulai pengeboran, harus mengajukan approval
shop drawing terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan oleh
direksi pekerjaan. Proses approval shop drawing ini bertujuan untuk
memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah
posisi titik-titik bored pile yang akan dibor. Setelah approval shop
drawing mendapatkan persetujuan oleh direksi pekerjaan maka
surveyor melakukan pengukuran, marking dan setting out titik pile
yang akan dibor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.19.
Selanjutnya menyediakan lisensi surveyor dalam membuat setting
out poin/titik bored pile yang akan di bor. Kemudian 4 poin sebagai
referensi yang dipasang/offset tidak kurang dari 1 m dari titik posisi
pile.
59
Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bored selesai
dilakukan oleh surveyor lalu dilanjutkan dengan pekerjaan
preboring yang bertujuan untuk menghancurkan lapisan tanah
keras sebelum pemasangan casing temporary. Gambar 3.20
menunjukkan Pemasangan casing temporary yang bertujuan agar
pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi
keruntuhan pada permukaan tanah yang akan dibor tersebut.
Pemasangan casing temporary diawali dengan mengangkat casing
menggunakan crawler crane untuk menyesuaikan posisi casing
tersebut pada titik yang telah di bor. Temporary casing ini
dilengkapi dengan dua lubang pada kiri dan kanannya yang
berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk. Temporary
casing yang digunakan memiliki tinggi 6 m dengan lebar 80 cm.
61
tersebut. Verticality di check dengan menggunakan 2 plum
diletakkan secara ortogonal atau spirit level jika casing kurang dari
4 m.
62
Jembatan Callender Hamilton Jembatan Citanduy II – Banjar ini
dilakukan satu- persatu secara bertahap. Titik yang akan
dilakukan pengeboran
63
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana. Pengeboran dimulai
dari titik 4, 5, 2, 3, 8, 1, 6, dan berakhir di titik 7. Titik yang dilakukan
pengeboran terlebih dahulu sudah dipertimbangkan faktor-faktornya
sehingga pengeboran dimulai dan diakhiri di titik-titik tersebut.
Selama proses pengeboran, akan dipakai adukan bentonite
untuk menjaga agar lubang bor tidak runtuh (collapse). Disini
Bentonite berperan untuk menstabilkan lubang bor dengan
memastikan tekanan di dalam Boredhole lebih besar daripada
tekanan horizontal dari tanah dan air tanah. Jika terjadi kehilangan
bentonite secara tiba-tiba, langkah-langkah yang perlu diambil:
1. Adukan Bentonite ditambah ke lubang bor untuk menjaga
bentonite tetap di ketinggian level yang cukup.
2. Lubang bor akan diurug (backfill) dengan tanah untuk
mencegah kehilangan bentonite, kemudian dipadatkan
(compact).
3. Setelah kehilangan bentonite (Bentonite loss) dapat di
control, baru boring dapat dilanjutkan. Dalam proses
kehilangan bentonite ini apabila tidak dapat diatasi dengan
usaha diatas maka Boredhole dapat di backfill kembali dan
masalah ini lebih baik didiskusikan dan di review dengan
konsultan dan kontraktor.
Parameter dari Bentonite akan di check dan di test setiap pile
setelah proses desanding selesai dilakukan dengan mengambil
sampel dari pile. Properti dari cairan bentonite akan di check
sebelum proses casting di mulai. Sampel tanah diambil setiap 5 m
dan akan disimpan di dalam plastic dan ditulis (marking) untuk
referensi jika dibutuhkan. Setelah mencapai design level alat bored
pile akan diganti alat dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket).
Tanah hasil bor segera dibuang menggunakan alat excavator dan
dump truck ke lokasi yang telah disetujui.
Pengukuran kedalaman lubang bor dilakukan dengan
menurunkan measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung
64
measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar
memastikan measuring tape sampai dasar boredhole.
65
E. Pekerjaan Pemasangan Tulangan
67
mencukupi atau tidak. Pengangkatan (Lifting) harus diusahakan
agar tidak terjadi buckling pada steel cage.
68
ready mix.
69
Campuran beton terdiri atas agregat kasar, agregat halus, air,
dan semen. Penggunaan pipa tremi yang dimasukan kedalam lubang
bor pada saat pengecoran berfungsi agar ketika proses pengecoran
berlangsung, beton mempunyai campuran yang utuh. Jika tidak
menggunakan pipa tremi, maka agregat kasar akan jatuh terlebih
dahulu dikarenakan beratnya yang besar dari komponen beton lainnya
dan menyebabkan agregat kasar mengendap dibagian bawah dan akan
mengakibatkan keropos pada pondasi bored pile dan pondasi tersebut
tidak akan bertahan lama.
G. Pekerjaan Pengecoran
Pada Gambar 3.25 menunjukkan bahwa Metode
casting/pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi.
Ready mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong.
Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air dituang ke dalam
corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi.
Casting akan dihentikan jika concrete sudah mencapai minimum
300 mm di atas cut off level. Pipa tremi akan dibuka secara
continue, tetapi tetap dijaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam
di bawah concrete level.
71
Casing harus dicabut 2 jam setelah proses casting selesai.
Ika ada plunge column (I-Beam) yang akan dipasang ke dalam
bored pile. Setelah casing selesai dilakukan, casing terlebih dahulu
dicabut sampai toe level sedikit di atas concrete level. Dan casing
dicabut seutuhnya setelah 24 jam. Setelah Casing selesai, lubang
juga harus ditutup (backfill) kembali dengan pasir atau tanah
setidaknya 4 jam setelah casting.
Ada dua macam pipa tremi yang digunakan pada pekerjaan
pengecoran pondasi Bored Pile:
73
tersebut tidak akan bertahan lama. Pemasangan Pipa Tremi. Pipa tremi
diperlukan untuk mempertahankan tinggi jatuh beton 1,5 - 2m sehingga
tidak terjadi segregaisi beton seperti penjelasan diatas.
74
Gambar 3. 26 Bagan Alir Pekerjaan Struktur Abutment
75
1. Pekerjaan Pembesian
76
tetap terjaganya tulangan dari posisi yang sudah direncanakan
dan menghindari terjadinya geser pada saat pengecoran
berlangsung.
2. Pekerjaan Bekisting
77
3. Pekerjaan Pengecoran Beton
78
Gambar 3. 31 Pekerjaan Pengecoran Abutment
Setelah pekerjaan bekisting, selanjutnya yaitu pekerjaan
pengecoran beton. Pada pekerjaan pengecoran beton ini,
dituangkan beton segar pada struktur pile cap, abutment, dan
wingwall yang sudah diberi besi tulang dan bekisting. Beton segar
tersebut merupakan campuran dari semen, agregat, dan air. Beton
yang digunakan yaitu beton dengan mutu fc’ 30 Mpa. Pengecoran
dilakukan dengan menggunakan concrete pump dan pipa tremie
untuk mengatur tinggi jatuh beton kurang dari 1,5 meter pada saat
pengecoran. Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator
untuk menghilanngkan udara yang terdapat di dalam beton.
80
Uji Kuat Tekan
81
Beton sebagai dasar penerimaan dengan mengikuti acuan
keberterimaan sebagai berikut :
82
dan pengawasan pada setiap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan.
83
3.3.1 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile
Dalam mencapai hasil kerja yang maksimal dan profesional pada
pelaksanaan pekerjaan pondasi harus sesuai dengan rencana kerja pada
proyek, terdapat beberapa tahapan pengawasan terkait mutu material
yang digunakan, berbagai pengendalian mutu yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
84
CAPWAP (Case Pile Wave Program). Untuk tes PDA
85
pada Proyek Penggantian Atau Duplikasi Jembatan Citanduy II –
Banjar menggunakan beban sebesar 16 ton yang dijatuhkan secara
vertikal dengan ketinggian awal sebesar 50 cm.
87
Gambar 3. 38 Dokumentasi hasil pengujian CSL
c. Slump Test
Slump test merupakan sebuah parameter yang digunakan untuk
mengetahui level kelecekan adonan beton segar, yaitu kepadatan
atau keenceran adonan yang berfungsi untuk memudahkan proses
pengerjaan adukan beton.
88
Campuran beton yang tidak mencapai syarat dan ketentuan (slump)
seperti acuan yang telah ditetapkan, maka campuran beton tersebut
tidak diperbolehkan untuk dipakai pada pekerjaan konstruksi.
89
a. Pengawasan Baja Tulangan yang Digunakan
1. Pengecekan visual
2. Pengecekan ukuran, berat dan bentuk
b. Slump Test
91
digunakan untuk keperluan pengujian kuat tekan beton dan akan
didapatkan hasil apakah kekuatan beton yang digunakan sudah
sesuai dengan kebutuhan struktur yang dibangun atau tidak. Benda
uji yang dibuat yaitu berbentuk silinder.
92
Dilakukan Pengujian UPV secara acak lokasi jembatan dan
pengujian dilakukan di site. Pengujian UPV dilakukan by
case, yaitu jika ada permintaan dari pihak owner atau
pengawas dan jika ada ketidaksesuaian spek mutu beton
saat pengujian sampel.
93
f. Perawatan Beton (Curring)
g. Pengawasan K3
Untuk mengantisipasi terjadinya resiko kecelakaan kerja (Zero
Accident), maka akan diterapkan disiplin yang tinggi terhadap
pelaksanaan K3L pada saat pekerjaan struktur seperti:
1. Pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
2. Memasang rambu peringatan kerja
3. Mengikuti IK (instruksi kerja) pengoperasian alat berat
4. Pembersihan dengan peralatan yang ada. (operational control)
5. Memperhatikan keselamatan kerja di atas laut.
6. Material sesuai dengan shop drawing.
Tabel 3. 4 Permasalahan
A. Permasalahan Teknis
95
A. Permasalahan Teknis
96
B. Permasalahan Non-Teknis
3.4.2 Solusi
Dikarenakan terjadinya permasalahan, maka solusi dari
permasalahan tersebut pun dibutuhkan. Solusi dibutuhkan agar proses
pelaksanaan pekerjaan di proyek bisa berjalan dengan baik kembali.
Berikut beberapa solusi dari permasalahan-permasalahan di atas yang
terjadi di Proyek Penggantian dan Duplikasi Jembatan Citanduy II -
Banjar, Jawa Barat.
97
Tabel 3. 5 Solusi
98
BAB IV
PENUTU
P
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil tinjauan pelaksanaan pekerjaan Struktur Bawah Jembatan
Citanduy II – Banjar pada Pada Proyek Penggantian Atau Duplikasi Jembatan
Callender Hamilton, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
100
4. Pengalaman yang telah didapat selama pelaksanaan PKL sebagian tidak
didapatkan pada pembelajaran di perkuliahan, dimana pada dunia kerja lebih
banyak praktiknya sehingga penulis dapat lebih memahami apa yang terjadi di
lapangan. Dalam dunia pekerjaan khususnya pada proyek ini, penulis dapat
menyimpulkan bahwa softskill dan hardskill sangat dibutuhkan. Softskill
dibutuhkan agar kedepannya menjadi sumberdaya yang kompeten dalam
pemecahan masalah, manajemen waktu, kepemimpinan, dan kedisiplinan.
Sedangkan pada hardskill yang perlu dimiliki yaitu mampu dalam melakukan
pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuannya serta sesuai dengan apa yang
sudah menjadi ketentuannya.
4.2 Saran
Menanggapi kesimpulan yang diuraikan terkait kekurangan yang ada pada
lapangan di
atas, ada beberapa saran yang dapat dilaksanakan atau diimplementasikan
kedepannya guna menghasilkan kualitas pekerjaan proyek yang lebih baik lagi.
Saran yang penyusun berikan adalah sebagai berikut:
102
atau exca bucket untuk membuang air yang sudah menggenang di area proyek.
Tindakan pencegahan untuk masalah air sungai yang meluap adalah memasang
sheet pile untuk menahan air agar tidak masuk ke area kerja abutment.
103
DAFTAR PUSTAKA
104
LAMPIRAN I
105
B. Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan
106
C. Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan
107
D. Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan
108
109
LAMPIRAN II
A. Dokumentasi saat di
lapangan
110
B. Shop Drawing
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
C. Pengujian
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
D. Penjadwalan Proyek
163
E. Struktur Organisasi Kontraktor
164