Disusun Oleh
NUR KHOFIFAH
NIM : 2113054
Disusun Oleh:
NUR KHOFIFAH
NIM. 2113054
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah Asisten laporan
Konstruksi Baja
i
TUGAS BESAR
FAKULTAS TEKNIK
LEMBAR ASISTENSI
NIM : 2113054
2 1
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan judul “Laporan Desain Konstruksi Baja”.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Harriad Akbar Syarif, ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah
Konstruksi Baja yang telah menyediakan waktu untuk membimbing dan
memberikan ilmu kepada penulis sampai dengan selesainya pembuatan
laporan ini.
2. Asisten dosen praktikum yang membantu penyusunan laporan ini.
3. Seluruh teman-teman Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir
Pengaraian Angkatan 2021 yang selalu mendo’akan, mendukung dan
memotivasi yang membangun dalam pekerjaan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga segala bantuan yang tidak
ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah,
Amin.
NUR KHOFIFAH
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR ASISTENSI..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Permasalahan..................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Prinsip Perencanaan.......................................................................................3
2.2 Material..........................................................................................................3
2.3 Kombinasi Pembebanan.................................................................................4
2.4 Batang Tarik...................................................................................................5
2.5 Batang Tekan..................................................................................................8
2.6 Rangka Kuda-Kuda dan Gording.................................................................12
2.7 Sambungan Rangka Kuda-Kuda..................................................................16
BAB III PERHITUNGAN GAYA-GAYA RANGKA BATANG......................19
3.1 Perhitungan Panjang Batang Rangka Atap...................................................19
3.2 Pembebanan Kuda-Kuda..............................................................................19
3.3 Gaya-Gaya Rangka Batang..........................................................................27
BAB IV PERENCANAAN DIMENSI................................................................28
4.1 Data Perencaaan......................................................................................28
4.2 Perencanaan Struktur Kuda-Kuda...........................................................28
4.2.1 Batang Atas............................................................................................28
4.4.3 Batang Diagonal....................................................................................31
4.3 Perencanaan Gording..............................................................................33
BAB V PERENCANAAN SAMBUNGAN.........................................................37
5.1 Sambungan Kuda-Kuda..........................................................................37
5.2 Perencanaan Sambungan Kuda-Kuda :........................................................38
iv
BAB VI PENUTUP..............................................................................................40
6.1 Kesimpulan..............................................................................................40
6.2 Saran........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................42
A. Gambar Desain............................................................................................42
B. Analisis SAP 2000......................................................................................43
C. Tabel Profil Baja.........................................................................................45
D. Spesifikasi Material.....................................................................................46
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Atap merupakan salah satu bagian paling atas dari bangunan hunian,
gudang, dan masih banyak lainnya yang berfungsi sebagai pelindung ruangan
yang ada di bawahnya dari panas, hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa
jatuh masuk ke dalam ruangan yang dilindunginya. Seiring perkembangan
teknologi dan kebutuhan pada bidang konstruksi, kita di hadapkan pada berbagai
pilihan-pilihan dalam penggunaan material kontruksi bangunan. Pilihan atas suatu
material bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan dari keindahan.
Material yang digunakan untuk konstruksi atap turut menentukan kenyamanan
saat dihuni
Kuda-kuda baja menjadi tumpuan semua beban yang terjadi pada rangka
dan penutup atap, seperti beban mati (berat rangka dan penutup atap), beban hidup
(angin dan air hujan), serta beban berguna. Itu sebabnya kuda-kuda disebut bagian
dari struktur sebuah bangunan, karena semua beban-beban tersebut ia pikul
sebelum disalurkan ke struktur balok dan kolom dibawahnya.
2
sedangkan paku keling menghasilkan sambungan yang lebih kaku jika
dibandingkan dengan baut, tetapi kurang kaku jika dibandingkan dengan las tetapi
pada masalah ini abungan dengan menggunakan paku keling sudah jarang
digunakan karena kesulitan dalam pemasangan.
1.2 Permasalahan
1. Tipe Rangka :A
2. Penutup Atap : Seng
3. Mutu Baja (BJ) : 55 Mpa
4. Sambungan : Baut
5. Bentuk penampang : Kanal
6. Jarak Antar Kuda-kuda B : 4,5 m
7. Jarak Bentang Kuda-kuda L : 11,5m
8. Jumlah Kuda-kuda (n) : 8 Buah
9. Kemiringan Atap (α) : 20°
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Biaya minimum.
2. Berat minimum.
3. Waktu konstruksi yang minimum.
4. Tenaga kerja minimum.
5. Biaya produksi minimum bagi si pemilik gedung.
6. Effisiensi operasi maksimum bagi si pemilik.
2.2 Material
Persyaratan material baja yang digunakan pada struktur, secara garis besar,
menurut SNI 1729-2019, menggunakan sifat-sifat mekanis baja yang sama.
Sifatsifat tersebut adalah sebagai berikut :
4
2. Modulus Geser, G = 80.000 MPa.
3. Angka Poisson, ʋ = 0,3
4. Koefisien muai pajang, α =12 x 10-6 /°C.
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
1. 1,4D;
2. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R) + 1,0N;
3. 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5W) + 1,0N;
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R) + 1,0N;
5. 1,2D + 1,0E + L + 1,0N;
6. 0,9D + 1,0W + 1,0N; dan
5
7. 0,9D + 1,0E + 1,0N.
Keterangan:
Baja memiliki kemampuan untuk menerima gaya aksial tekan dan tarik,
Tetapi baja lebih kuat untuk menerima gaya tarik. Untuk gaya tekan baja kurang
mampu karena profil baja mempunyai bentuk tipis. Elemen struktur baja yang
terlihat "relatif langsing" dibanding elemen lainnya dapat dipastikan akan
berfungsi sebagai batang tarik. Karena mutu material baja relatif tinggi, dimensi
batang tariknya bisa sangat langsing. Secara teoritis, kondisi kelangsingan hanya
diperhitungkan untuk elemen tekan, untuk mengantisipasi tekuk. Tetapi
kelangsingan untuk batang tarik disarankan berdasarkan pengalaman praktis segi
ekonomis, kemudahan pembuatan, dan risiko rusak yang kecil selama konstruksi
maka:
L
≤300
r
Nilai r adalah jari-jari inersia penampang. Selain itu, elemen yang sangat
langsing biasanya cenderung bergoyang atau bergetar, dan itu membuat tidak
nyaman bagi penghuninya. Saran tidak berlaku jika batang tariknya struktur
penggantung (hanger) atau jika memakai penampang pejal (rod).
6
Contoh pada batang tarik, yaitu pada struktur gantung, jembatan rangka
batang (sebagian ada yang tarik), ikatan angin, dll. Pada batang tarik, Kondisi
pembebanan menyebabkan batangnya selalu mengalami prategang. ltu akan
meningkatkan kekakuannya, fenomena seperti yang terjadi pada senar gitar yang
dikencangkan. Oleh sebab itu pada struktur gantung, jembatan rangka batang,
ikatan angin dapat bekerja efektif sebagai batang tarik, dan sekaligus
mempertahankan geometrinya untuk tetap lurus.
2. Efektivitas Sambungan
7
Agar gaya dapat disalurkan maka elemen batang harus disambung ke
bagian elemen yang lain. Untuk kemudahan pelaksanaan atau
keterbatasan alat sambungnya, maka bidang permukaan penampang
batang tarik tersebut tidak semuanya tersambung secara sempurna.
Sehingga menimbulkan aliran tegangan yang tidak merata yang
disebut efek shear lag yang harus diperhitungkan.
8
Gambar 2. 4 Contoh keruntukan pada lubang staggered
Pola keruntuhan yang harus dihitung dalam perencanaan batang tarik ada
3, yaitu:
Gambar 2. 5 Contoh rangka batang yang biasa digunakan untuk kuda-kuda atap
9
2.5 Batang Tekan
10
Syarat kestabilan dalam mendesain komponen struktur tekan sangat perlu
diperhatikan, mengingat adanya bahaya tekuk (buckling) pada komponen-
komponen tekan yang langsing.
2
π EI
Pcr = 2
KL
11
Gambar 2. 7 Konsep panjang efektif dan daya dukung kolom
Penentuan nilai K untuk kolom berdiri sendiri dapat dilihat pada tabel
berikut:
12
Gambar 2. 8 Rangka tidak bergoyang
Rangka bergoyang: 1,0 ≤ K ≤ ∞
13
Inovasi yang terus dikembangkan dalam konstruksi modern, membuat
material bangunan dengan jenis baru seperti baja ringan banyak digunakan.
Penggunaan baja ringan untuk konstruksi bangunan kian populer karena lebih bisa
menekan biaya.
Dalam proyek konstruksi skala besar seperti bangunan pabrik atau gudang
membutuhkan desain atap yang tidak bisa asal-asalan. Pada umumnya, rangka
atap terdiri dari kuda-kuda, gording serta usuk dan reng. Kemudian di bagian
teratas dari susunan rangka-rangka tersebut adalah penutup atap bangunan.
Bentuk kuda-kuda cremona ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Umumnya banyak ditemukan pada rangka atap bangunan peninggalan
kolonial Belanda. Hingga kini, bentuk kuda-kuda cromona siku biasa
digunakan pada atap bangunan rumah tinggal, perkantoran, gedung
sekolah, dan atap bangunan lainnya.
14
Gambar 2. 10 Kuda-Kuda Cremona Siku
15
3. Kuda-kuda baja profil IWF
Jenis pipa yang digunakan pada kuda-kuda ini adalah pipa hitam,
bukan pipa baja atau pipa galvanis. Karena kuda-kuda rangka pipa identik
dengan bentuk atap lengkung, kubah dan kerucut sehingga mudah
dibentuk dibandingkan dengan pipa baja atau pipa galvanis.
16
Pipa hitam dapat melengkung sesuai diameter kuda-kuda yang
diinginkan
Rn = 2 db.Tp.fu
Dimana:
17
r1 = 0,5 (baut tanpa ulir dibidang geser)
= 0,4 (baut tanpa ulir dibidang geser)
Fub = Kuat tarik baut (Mpa)
Ab = Luas bruto penampang baut pada daerah tarik berulir
M = Jumlah bidang geser
db = Diameter baut pada daerah tak berulir
Tp = Tebal plat
Fu = Kuat tarik putus terendah dari baut
Batang baja merupakan salah satu komponen utama yang digunakan dalam
pembangunan konstruksi bangunan. Penyambungan batang baja memerlukan
teknik tertentu untuk menggabungkan batang-batang baja menjadi satu kesatuan.
Penggunaan alat sambung dan pemilihan cara menyambung baja adalah bagian
penting dalam menyambung baja. Penggunaan sambungan baja memiliki fungsi
antara lain :
18
Batang yang disambung
Alat sambung
Lempeng penyambung
Tiga hal di atas memiliki peran penting dalam penyambungan baja. Hal ini
berkaitan dengan penyaluran gaya yang akan terjadi. Perlunya kehati-hatian dalam
menyambung bagian struktur baja ini bertujuan menghindari kegagalan
sambungan. Apabila sambungan yang direncanakan gagal, akan berakibat buruk
pada konstruksi keseluruhan.
19
Pembuatan sambungan dilakukan serapi mungkin agar terlihat
estetis. Estetis yang dimaksud disini adalah nyaman ketika
dipandang mata.
Tidak menyulitkan pekerja dalam pembuatan maupun
penyambungannya.
Direncanakan dalam satu alat sambung dalam satu bagian
sambungan. Hal ini bertujuan untuk membuat sambungan dengan
kekakuan yang sama.
20
BAB III
PERHITUNGAN GAYA-GAYA RANGKA BATANG
a. Batang Bawah
b1 = 1,92 m b4 = 1,92 m
b2 = 1,91 m b5 = 1,91 m
b3 = 1,92 m b6 = 1,92 m
b. Batang Atas
a1 = 2,04 m a4 = 2,04 m
a2 = 2,03 m a5 = 2,03 m
a3 = 2,04 m a6 = 2.04 m
c. Batang Tegak
c1 = 0,7 m c4 = 1,39 m
c2 = 1,39 m c5 = 0,7 m
c3 = 2,09 m
d. Batang Diagonal
d1 = 2,03 m d3 = 2,37 m
d2 = 2,37 m d4 = 2,03 m
21
Asumsi dimensi profil baja yang digunakan :
22
P1 = P7 = ½ (berat batang b1 + a1)
= ½ (41,088 + 43,656)
= 42,372 kg
23
= ½ (41,088 + 41,088 + 50,718 + 50,718 + 44,726)
= 114,169 kg
24
= 66,019 kg
11,5
L = 11,5 m, di dapat jarak antar batang = = 0,88 m
13
0 , 88
Sehingga jarak antar gording = = 0,93 m
cos 20 °
Berat gording sendiri 21,40 kg/m
25
3.2.2 Beban Hidup
Beban Angin = 0
26
Tabel 3.2 1 Tabel Beban Mati pada Rangka 1-11
P1 100
P2 0
P3 0
P4 0
P5 0
P6 0
P7 100
P8 100
P9 100
P10 100
P11 100
P12 0
27
Tabel 3.2 3 Kombinasi Pembebanan pada Rangka 1-11
Kombinasi Pembebanan
Kombinasi 1 Kombinasi 2
Beban Maks
1,4D 1,2D + 1,6L
127,500 243,6214 243,6214
93,059 81,6768 95,064
133,805 92,3154 107,7013
185,036 92,3154 107,7013
133,805 81,6768 95,064
93,059 243,6214 243,6214
127,500 227,296 227,296
115,818 251,6128 251,6128
181,813 262,3408 262,3408
115,818 251,6128 251,6128
127,500 227,296 227,296
28
3.3 Gaya-Gaya Rangka Batang
29
BAB IV
PERENCANAAN DIMENSI
1) Fu = 550 MPa
2) Fy = 410 Mpa
3) E = 200.000 MPa
4) G = 8000 MPa
5) N = 0,3
H = 75 h = H-2 (tf+r) = 40 mm
B = 180 rx = 71,3 mm
tw = 7 ry = 22,4 mm
tf = 10,5 Ag = 272 mm2
r =7 L = 2040 mm
30
Karena panjang batang tekuk tumpuan rol-rol, k = 1 syarat
kelangsingan
K.L
λ= SNI 03-1729-2019
r
h 665 40 665
≤ = ≤ =5 , 71 ≤32,842
tw √ fy 7 √ 410
K . L 1× 2040
λc= = =28,611
rx 71 , 3
λcx=
λc
π √ fy 28,611
E
=
π √ 410
200.000
=0 , 41
1 , 43
w= =0,984
1 ,6−0 , 36 ( λcx )
fy 410
Nn= Ag =272 × =113333 ,3 N =113,3333 kN
w 0,984
∅ Nn=0 , 85 ×113,3333=96,3333 kN
Nv=2993 , 87 kg=29,9387 kN
Nv ≤ ∅ Nn=… ok
k . L 1 ×2040
λy= = =91,0714
ry 22 , 4
31
λcy=
λy
π √ fy 91,0714
E
=
π √ 410
200000
=1 ,31
1 , 43
w= =1,267
1 ,6−0 , 36 ( λcy )
fy 410
Nn= Ag =2040 × =660142 , 06 N=66,0142 kN
w 1,267
∅ Nn=0 , 85 ×66,0142=56,1120 kN
Nv=2993 , 87 kg=29.3598 kN
Nv ≤ ∅ Nn=… ok
H = 75 h = H-2 (tf+r) = 40 mm
B = 180 rx = 71,3 mm
tw = 7 ry = 22,4 mm
tf = 10,5 Ag = 272 mm2
r =7 L = 1910 mm
k .l
Syarat kelangsingan struktur tarik = λ= < 240 : k=1 karena
r
perletakan rol-rol.
1 x 1910
λx= =26,788<240 … o k
71 , 3
1 x 1910
λy= =85,267 <240 … o k
22 , 4
32
a. Kondisi leleh
Tu ≤ ∅ Tn … ok
An≤ 0 , 85 Ag
Tu = 27,7667 kN
ɸTn = 71362,5 kN
Tu ≤ ɸTn...ok
a. H = 75 h = H-2 (tf+r) = 40 mm
b. B = 180 rx = 71,3 mm
c. tw = 7 ry = 22,4 mm
d. tf = 10,5 Ag = 272 mm2
33
e. r =7 L = 2040 mm
K . L 1 x 2040
λx= = =¿28,611
rx 71 , 3
λcx=
λx
π √ fy 28,611
E
=
π √ 410
200.000
=¿ 0,41
K . L 1× 2040
λc= = =28,611
rx 71 , 3
π √
λcx= λc fy = 28,611
E π √ 410
200.000
=0 , 41
1 , 43
w= =1,079
1 ,6−0 , 67 ( λcx )
fy 410
Nn= Ag =272 × =103354 , 95 N=10,3355 kN
w 1,079
∅ Nn=0 , 85 ×10,3355=kN
Nv=2195 , 28 kg=21,5283 kN
Nv ≤ ∅ Nn=… ok
34
k . L 1 ×272
λy= = =12,142
ry 22 , 4
π √
λcy= λy fy = 12,142
E π √ 410
200000
=0 , 17
Nv=2993 , 87 kg=29.3598 kN
Nv ≤ ∅ Nn=… ok
H = 75 h = H-2 (tf+r) = 66 mm
B = 180 rx = 71,3 mm
tw = 7 ry = 22,4 mm
tf = 10,5 Ag = 272 mm2
r =7 L = 2040 mm
Zx = 150 cm3 Zy = 25,5cm3
Ix = 1380 cm4 Iy = 137 cm4
35
Pemeriksaan penampang profil Siku:
b 180
= = = 17,143
tf 10 ,5
p = 0,38 ×
√ E
Fy
= 0,38 ×
√
200000
410
= 8,392
r =1×
√ E
Fy
=1×
200000
410 √
= 22,086
p = 3,76 ×
√ E
Fy
= 3,76 ×
√
200000
410
= 83,044
r = 5,7 ×
√ E
Fy
= 5,7 ×
410√
200000
= 125,891
36
b. Momen nominal akibat Tekuk Lokal Sayap (FLB)
−p
Mn = Mp – (Mp – 0,7 Fy Sx) ( )
r− p
3 ,8−83,044
= 688800 – (1,4711 – 0,7.410.1500)( )
22,086−8,392
= 1802395,07 Nmm = 1,8023507 kNm
Sehingga:
𝜑𝑏Mn ≥ Mu
0,9 × 1,8023507 kNm ≥ 1,4711 kNm
1,622 kNm ≥ 1,4711 kNm (Memenuhi)
Kontrol Penampang
Syarat:
Mux Muy
+ <1 , 00
∅ Mnx ∅ Mny
1,4711 1,4711
+ <1 ,00
0 , 9× 1,622 0 , 9 ×1,622
01,459 ¿ 1 , 00 (Aman)
Cek Tegangan Profil
Mux Muy
Fb = + ≤ Fy
∅ Wx ∅ Wy
6 6
1,4711×10 1,4711×10
= 3
+ 3
≤ Fy
0 , 9× 150 ×10 0 , 9 × 25 ,5 ×10
= 10,903Mpa ≤ 410 (Aman)
37
=
4 3
5 0,196 ×sin 20 2040 1 1000× sin 23 1810
× 4
×( )+ × 4
×( )
384 200000 × 1380× 10 2 48 200000 ×137 × 10 2
= 1,094 mm
L
= √ δ x +δ y ≤
2 2
𝛿
250
2040
= √ 1,094 +0,075 ≤
2 2
250
= 1,096 mm ≤ 8,16 mm (Aman)
38
BAB V
PERENCANAAN SAMBUNGAN
39
Tahanan nominal baut:
Rn = 2,4 . db . Tp . fu
= 2,4 . 22 . 7 . 340
= 12,566 Ton
∅ Rn = 0,75 x 12,566 = 9,4248Ton
Maka tahanan geser yang menentukan ∅ Rn = 9,43Ton
Pemasangan baut
s1
s1
s1
s
Syarat 3 db < s < 15 tp
3 db = 3 x 22 = 66 mm
15 tp = 15 x 7 = 105 mm
1,5 db = 1,5 x 22 = 33 mm
4 tp + 100 =4x7 = 128 mm
a) Sambungan 1
Tn = 0,0166 Ton
Tn 0,0166
N baut = = = 0,0014 2
∅ Rn 11 ,76
baut
b) Sambungan 2
Tn = 0,013 Ton
Tn 0,013
N baut = = = 0,0011 2
∅ Rn 11,76
baut
40
c) Sambungan 3
Tn = 1,941 Ton
Tn 1,941
N baut = = = 0,165 2
∅ Rn 11,76
baut
d) Sambungan 4
Tn = 0,031 Ton
Tn 0,031
N baut = = = 0,0027 2
∅ Rn 11,76
baut
e) Sambungan 5
Tn = 0,015 Ton
Tn 0,015
N baut = = = 0,0013 2
∅ Rn 11,76
baut
f) Sambungan 6
Tn = 0,025 Ton
Tn 0,025
N baut = = = 0,0021 2
∅ Rn 11,76
baut
41
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
A. Gambar Desain
44
B. Analisis SAP 2000
1. Momen
45
Lampiran 5 Aksial pada Rangka Kuda-Kuda
3. Geser
46
C. Tabel Profil Baja
47
D. Spesifikasi Material
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
48