KABUPATEN SUMENEP
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
MOH. SOLEH
NPM 716.5.1.0884
i
PENGEMBANGAN ASRAMA YAYASAN SENDANG PELAN
KABUPATEN SUMENEP
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Fakultas Teknik Universitas Wiraraja
Sumenep
OLEH
MOH. SOLEH
NPM 716.5.1.088
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing I,
Pembimbing II,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Penguji,
( )
( ) ( )
Mengesahkan, Mengetahui,
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-
pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
Wiraraja Sumenep.
2. Bapak Subaidillah Fansuri, MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dedi
4. Ahmad Suwandi, MT. Selaku Ketua Prodi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik
vi
5. Kedua orang tuaku, serta semua keluargaku yang selalu memberikan
skripsi ini;
7. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu yang telah
Penyusun berharap semoga hasil dari penyusunan proposal skripsi ini dapat
Pelan pada khususnya, serta terhadap masyarakat Desa Pagar Batu pada
umumnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.2.3 Dimensi Kolom ................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tebal minimum balok tanpa prategang atau pelat satu arah bila
Periode 1 detik.................................................................................... 15
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
muslim yang lahir ditanah Madura sebagian besar tercipta dari pesantren
salah satu tempat tinggal yang digunakan oleh santri yang masih berstatus
2014 berdasarkan akta notaris dan memiliki luasan ±1,7 Hektar serta
sampai pada tingkat SMA berdasar . Bahkan Yayasan sendang pelan juga
1
2
sebelumnya atau yang sekarang masih ditempati oleh santri sudah tidak
Pelan?
Sendang Pelan?
Pelan?
analisis struktur gedung dan desain gedung serta rencana anggaran biaya
Pelan
Sendang Pelan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dimulai dengan perencanaan, agar diperoleh hasil yang sesuai dengan apa
rencana anggaran biaya (RAB) agar dapat menghemat waktu dan biaya.
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
dan mutu tertentu sedemikian rupa sehingga struktur dapat menahan beban-
5
6
Tinggi minimum balok non prategang dan ketebalan keseluruhan pelat h tidak
Tabel 2.1
Tebal minimum balok tanpa prategang atau pelat satu arah
bila lendutan tidak dihitung
komponen struktur tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau
Yogyakarta: Graha Ilmu) balok sebagai salah satu dari elemen struktur
gedung
7
Gambar 2.1
Tulangan Balok
(Sumber: Ali Asroni. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang : 33)
1
H = x Bentang terbesar
16
1
L = xH
2
“H”.
2) Balok yang berlaku sebagai balok anak, pada tumpuan antara joint 1 dan
dengan kedua ujung menerus dimana L/21 dan harus lebih kecil dari pada
balok induk.
struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang arah
horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut.
1) Untuk pelat satu arah (SNI 2847:2019) tebal minimal pelat dapat dilihat
2) Untuk pelat dua arah (Pasal SNI 2847:2019), tebal minimal pelat dua
arah lainnya yang didesain sesuai dengan ketentuan pasal 8.3.1.1 dan
memenuhi persyaratan dari 8.5.2.2. tebal pelat tanpa balok interior yang
denah, sehingga dicari luas ruangan terbesar dan bentang terbesar. Sehingga
1) Menentuka Ln Y, Ln X dan β
1
Ln Y = Panjang bentang terbesar – ( 2x Lebar Balok)
2
1
Ln X = panjang bentang terpendek – ( 2x Lebar Balok)
2
9
ln y
Β =
ln x
fy
ln 0,8
1400
Hmin =
36 5βαm 0,2
fy
ln 0,8
1400
Hmax =
36 9β
Gambar 2.2
Balok T
(Sumber : Kukuh, S. P. Perencanaan Struktur Gedung 21 Lantai
Tahan Gempa Pada Lippo Mixed USE Building Jember 2015)
1
be 1 = x Lo
16
be 2 = 8 x Hf
1
be 3 = x Bo
16
10
4) Mencari titik berat pada balok dan pelat dilakukan dengan rumus
berikut :
y =
A1.y1 A2.y2
A
1
Momen inersia balok = .be.H3 A1dl +
12
2
1 3
.be.H A1dl
12
2
1
Momen inersia plat = . b . hf3
12
dan Hamax. Jika Hmin < H check < Hmax maka hasilnya Aman
fy
ln 0,8
1400
H =
36 5β αm 0,2
3) Untuk αm > 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
fy
ln 0,8
1400
H =
36 9β
11
Dimana :
beban hidup dan beban mati yang bekerja pada struktur sehingga ditemukan
berat total sterktur. Penentuan dimensi kolom didapat dari rumus berikut :
W = 1,2 D + 1,6 L
W
A =
φ f' c
S x S = Ag
Ag
S =
12
Dimana :
W : Berat total
D : Beban mati
L : Beban hidup
Ag : Dimensi kolom
struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
1) Bahan bangunan
2) Komponen gedung
b) Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m3 bidang atap
50 kg/m3
c) Penutup lantai dari keramik, tegel dan beton (tanpa adukan) per cm
tebal 24 kg/m3
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung dan dapat diganti selama hidup dari gedung itu, sehingga
dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup pada bangunan ini
terdiri dari :
Tabel 2.2.
Koefisien Reduksi Beban Hidup
Koefisien Reduksi beban Hidup
Penggunaan Gedung Peninjauan Peninjauan
Beban Beban
Gravitasi Gempa
PERUMAHAN/HUNIAN
tersendiri dalam (SNI 1726 tentang Tata Cara Ketahanan Gempa untuk
menentukan data Periode pendek (Ss), Periode 1 detik (S1), Kelas situs, Fa
SMS = Ss x Fa
SM1 = S1 x Fv
Ts = SD1/ SDS
Tabel 2.3
Kategori Desain Seismik berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek
Kategori risiko
Nilai SDS I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D
(Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 1726 -2019
pasal 6.5)
Tabel 2.4
Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Percepatan pada
Periode 1 detik
Kategori risiko
Nilai SD1 I atau II atau III IV
SD1 < 0,167 A A
Tabel 2.5
Faktor Keutamaan gempa
Kategori risiko Faktor Keutamaan gempa
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
(Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 1726 -2019
pasal 4.1.2)
Ta = Ct . hnx
T = Ta . Cu
Untuk Ct dan Cu di dapat dari tabel 14 dan tabel 15 (SNI 1726 -2019
pasal 7.8.2.1)
SDR
Cs = ...............................(SNI1726 - 2019 pasal 7.8.2 (31)
R
le
SD1
Cs max = .......... .......... .........( SNI 1726 - 2019 pasal 7.8.2 (31)
R
T.
le
Berdasarkan SNI 1726 pasal 7.8.3, gaya gema lateral Fx (kN) yang
Fx = CVX . V
w x .h kx
CVX =
n
ix
w i .h kx
Dimana :
meter (m)
berikut:
(manual) atau dengan bantuan software. Secara garis besar, semua metode
bahan dan momen inersia (I) yang tergantung dari ukuran dan posisi
penampang
hal yang harus dilakukan dengan ketelitian tinggi melalui perhitungan yang
konsentrasi, tenaga yang dibutuhkan. Selain itu jika ada perubahan nilai
dengan menghitung momen dan jumlah tulangan yang akan dipakai pada
adalah kombinasi pembebanan menurut SNI 2847:2019 pasal 5.3 tabel 5.3.1
ada 4, yaitu;
Dimana :
D = beban mati
L = beban hidup
R = beban hujan
E = beban gempa
20
a. Tulangan tunggal
b. Tulangan Rangkap
1) Lebar efektif
be 1 = 1/12 Lo
be 2 = 6 Hf
be 3 = ½ Bo
2) Cek balok
Asumsi a = Hf ; lebar be
MR1 =∅CZ
Asumsi a = Hf ; lebar bw
Bw = 250 mm
MR2 =∅CZ
Mu
Mn =
φ
fy
m =
0,85 x fc'
1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1 – 1 )
m fy
As = ρ x b x d efektif
As
n =
1
. .D 2
4
Mu
Rn =
b.d 2
fy
m =
0,85xfc'
22
1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1 – 1 )
m fy
As = ρ x b x d efektif
As
n =
1
. .D 2
4
V d
0,16 λ fc + 17 p b .d
( 4h − d)
M .N 8
Vu
Vn =
Gambar 2.3
Gaya Geser yang Ditanggung Tulangan
(sumber: Ali Asroni. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang)
L = 1/3 bentang
Vs = Vn – Vc
Vs1 = Vs x ( L2 : Bentang)
Vs2 = Vs x ( L1 : Bentang)
1) Luas sengkang minimal per meter panjang balok (Av,u) yang besar :
1
Av =2x л d2
4
Av x fy x d
S =
Vs
U = 1,2 DL . 1,6 LL
1,4
ρmin =
fy
fy
0,003 ( )
ρ max = Es ) pb
0,009
Mu
Rn =
. b . d.
2) Menentukan ρ hitung
fy
m =
0,85 x fc'
Mu
Rn =
φ . b.d
2 . m . Rn
as = 0,85 (1- 1 )
fy
fc
ρ hitung = as x
fy
Jika ρ hitung < dari 𝜌 maka yang dipakai 𝜌
Asp =Pxbxd
25
1
∅S = ( x π x D 2 xb)/Asp
4
1
As = ( x π x D 2 xb)/ s
4
As’ = 20%. b . d
As’ ≥ 0,0014.b.h
1
. π . D 2 .b
s ≤ 4
As, u
5) Kontrol nilai ρ
ρ = As/(b.d)
catatan :
As.fy
a =
0,85.Fc'.b
a
Mn = A s .fy.(d )
2
Mr = ∅ Mn
Dari perhiyungan SAP 2000 diperoleh momen perlu (Mu), berikut adalah
a. Menghitung nominal
Mu
Mn =
1,4
𝜌 =
fy
0,85xβ,85x' 600
ρb = ( )
fy 600 fy
fy
(0,003 ( )
ρ max = ( Es ) ρb
0,009
fy
m =
0,85 x Fc'
Mu
Rn =
.b.d
27
3) Menentukan ρ hitung
1
ρ hitung = (1 – √(1 – (2 . m . Rn)/fy))
m
As =Pxbxd
As
n =
1
. . D2
4
6) Jarak Tulangan 1 m
1000
Jarak Tulangan 1 m =
n
Mu
Mn =
b) Menentukan ρ hitung
fy
m =
0,85xfc'
1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1 1 )
m fy
As = ρ x b x d efektif
28
As
n =
1
. .D 2
4
Mu
Rn =
φ . b. d
b) Menentukan ρ hitung
Fy
m =
0,85 x fc'
1 2 . m. Rn
ρ hitung = (1 1 )
m fy
As = ρ x b x d efektif
antara kolom panjang dan kolom pendek dengan suatu batas yang jelas.
sebagai berikut :
29
bukan oleh portal itu sendiri. Portal tak bergoyang jika portal tersebut
konstruksi lain yang tidak dapat bergoyang, dan nilai k (faktor pengaruh
k.λ n, k M
kontrol kelangsingan : 34 12 1
r M2
goyangan dicegah oleh portal itu sendiri. Portal bergoyang, jika beban
yang tidak simetris yang bekerja pada portal yang simetris atau tidak
simetris, beban simetris yang bekerja pada portal yang simetris atau
k.λ n,k
22
r
r = I/A
dimana :
Gambar 2.4
Faktor Panjang Efektif (k)
(Sumber: Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung SNI
2847:2019 pasal 6.2.5.1)
Bd = 0,25
EC = 4700√F'c
3) Mencari nilai Kb
L = Tinggi Kolom
1
Ig = xbxh
12
0.4x EC x lg
EI =
1 Bd
L = Panjang Balok
1
Ig = xbxh
12
0.4 x EC x lg
EI =
1 Bd
EIK/LK
ΨA =
EIB/LB
ΨB = 0 ( Tumpuan Jepit )
d) Mencari nilai Cm
M1b
Cm = 0,6 + 0,4 > 0,4
M2b
32
6.6.4)
r = 0,3 h
k.Lu
< 22
r
π 2 x EI
Pc =
(K, Lu) 2
Cm
𝛿b = > 1,0
Pu
1
PC
Cm
𝛿s = > 1,0
Pu
1-
φ PC
Mc = 𝛿b x M2b + 𝛿s + M2s
Mu
e =
Pu
e min = 10 % x h
As
𝜌 = 𝜌′ = = 𝜌𝑔 = 3 % masing – masing 1,5 %
b.d
As = ρ.b.h
As = As’
As = 3 π . D
4
As
ρ akt =
b.d
33
Ast = 2 . As
Ag = b.h
h) Cek apakah eksentrisitas (e) lebih besar atau lebih kecil dari
600.d
Cb =
600 fy
ab = β1 . Cb;
C d'
F’s = 600 b
Cb
, a
= 0.65 0,65.0,85.f c.b.Ab. d b
2
6
0,65 . F’s . As. (d - d’)].10
eb = M nb
Pnb
φPn= Pn x 0,65
MR = φPn x e
𝜌 =
Syarat :
untuk bahan dan upah, serta biaya – biaya lain yang berhubungan dengan
dengan menggunakan harga satuan yang ada dipasaran dan biaya-biaya lain
dengan teliti, cernat dan memenuhi syarat. Berikut adalah cara penyusunan
anggaran biaya :
b. Volume pekerjaan
e. Rekapitulasi biaya
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan melalui data yang didapatkan oleh lapangan yang berupa gambar
dan angka sebagai data awal dalam penelitian dan jenis data hasil dari
penelitian ini dari awal hingga akhir. Berikut ini adalah diagram sistematika
START
Pengumpulan Data
Primer Sekunder
Gambar Data Perencanaan
Lay Out bangunan Tabel Penulangan
SAP Data RAB
Pengolahan Data
36
37
Analisis Struktur
Kesimpulan
FINISH
Skema 3.1
Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
(Sumber : Peneliti)
Gambar 3.2
Peta Lokasi Penelitian
(Sumber: Google.maps)
a. Data Primer
Data yang didepatkan berupa hasil pengukuran, peta lokasi, dan sketsa
gambar rencana.
b. Data Sekunder
Umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang telah tersusun dalam
b. Pembeban
beban gempa (quake load), dan beban angin (wind load) yang bekerja pada
(PPIUG 1983) dan SNI 1727 : 2019 tentang Beban minimum untuk
c. Analisa Struktur
2000.
e. Perencanaan Tangga
bertulang ini peneliti mengacu terhadap buku ali asroni, 2010 (balok dan
f. Biaya
satuan yang ada dipasaran dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
sebagainya.
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN
dengan penelitian Skripsi ini tersusun dari identifikasi masalah sampai pada
ditentukan dipedoman Skripsi, Adapun Road Map Skripsi ini sebagai berikut
Tabel 4.1.
Jadwal Kegiatan Penelitian
41
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang, Yogyakarta : Graha Ilmu
Badan Standarisasi Nasional. (2019) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Bertulang untuk Bangunan Gedung,(SNI 2847:2019. Bandung)
Jakarta : Erlangga
Ibrahim, H. B. 2001. Rencana dan Estimate Real Cost, Jakarta : Sinar Grafika
offset