Anda di halaman 1dari 53

PENGEMBANGAN ASRAMA YAYASAN SENDANG PELAN

DI DESA PAGAR BATU-SARONGGI

KABUPATEN SUMENEP

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

MOH. SOLEH
NPM 716.5.1.0884

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2020

i
PENGEMBANGAN ASRAMA YAYASAN SENDANG PELAN

DI DESA PAGAR BATU-SARONGGI

KABUPATEN SUMENEP

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Fakultas Teknik Universitas Wiraraja
Sumenep

OLEH

MOH. SOLEH

NPM 716.5.1.088

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi oleh Moh. Soleh, NPM 716.5.1.0884 ini,

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Sumenep, ... Maret 2020

Pembimbing I,

(Subaidillah Fansuri, ST., MT.)

Sumenep, ... Maret 2020

Pembimbing II,

(Dedi Falahuddin, ST., MT.)

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Skripsi oleh Moh. Soleh NPM 716.5.1.0884 ini,

Telah dipertahankan di depan penguji

Pada tanggal …….

Ketua Penguji,

( )

Aggota Penguji I, Anggota Penguji 2,

( ) ( )

Mengesahkan, Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi

(Cholilul Chayati, MT) (Ahmad Suwandi, MT.)

iv
ABSTRAK

Moh. Soleh (716.5.1.0884), 2020. Pengembangan Asrama yayasan Sendang


Pelan Di Desa Pagar Batu Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Fakultas
Teknik, Universitas Wiraraja Sumenep.
(Pembimbing: Dwi Deshariyanto, MT.)
Yayasan Sendang Pelan merupakan yayasan yang berbasis islami yang
menyediakan Lembaga Pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai pada
Sekolah Menengah Atas (SMA ), Yayasan yang berdiri pada 2014 dan memiliki
luasan ± 1,7 Hektar dipimpin oleh K. Moh. Amir Ma’ruf, Perencanaan Asrama
yayasan Sendang Pelan merupakan pengembangan Infrastruktur yang sebelumnya
belum ada dengan tujuan untuk menfasilitasi santri dalam belajar baik ilmu agama
dan sebagainya, Hal tersebut untuk menciptakan Sumber daya demi tercapai dan
terselenggaranya pengembangan Yayasan dan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitar dalam penyediaan sarana untuk belajar Santri pada umumnya,
dan kepada seluruh pihak baik pengurus, Ustad, Siswa dan Santri yang sudah ada
pada khususnya di Yayasan Sendang Pelan.
Metode yang digunakan dalam penyusunan proposal ini yaitu metode
kuantitatif. Design gambar 2d dan 3D menggunakan Autocad dan Sketchup serta
Analisis struktur yang digunakan dalam perencanaan ini menggunakan program
SAP 2000. Metode analisis dalam perencanaan struktur bangunan gedung yaitu
mengacu pada SNI 2847:2019 dan (PPUG 1983). dan Rencana anggaran biaya
menggunakan metode konseptual dengan Estimate Real Cost (Anggaran Nyata)
Kata kunci: Perencanaan, struktur Beton Bertulang. Dan Anggaran Biaya

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul

Pengembangan Asrama yayasan Sendang Pelan Di Desa Pagar Batu kecamatan

Saronggi Kabupaten Sumenep Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja Sumenep.

Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan

pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Wiraraja Sumenep.

Penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Cholilul Chayati, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Wiraraja Sumenep.

2. Bapak Subaidillah Fansuri, MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dedi

Falahuddin.,MT. Selaku Pembimbing ke dua, yang telah memberikan

bimbingan, serta meluangkan waktunya, untuk memberikan sumbangsih

pemikiran dalam peyusunan penulisan proposal skripsi ini;

3. Ach. Desmantri Rahmanto, MT. Selaku Kepala Laboratorium Fakultas

Teknik Universitas Wiraraja.

4. Ahmad Suwandi, MT. Selaku Ketua Prodi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik

Universitas Wiraraja Sumenep;

vi
5. Kedua orang tuaku, serta semua keluargaku yang selalu memberikan

dorongan, motivasi, semangat, dan doanya demi terselesaikannya proposal

skripsi ini;

6. Semua sahabat-sahabat mahasiswa Prodi Teknik Sipil atas dukungan dan

kerjasamanya selama menimba ilmu di Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Wiraraja Sumenep;

7. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu yang telah

memberikan bantuan guna menyelesaikan proposal skripsi ini.

Penyusun berharap semoga hasil dari penyusunan proposal skripsi ini dapat

memberikan sumbangsih pemikiran terhadap perkembangan yayasan Sendang

Pelan pada khususnya, serta terhadap masyarakat Desa Pagar Batu pada

umumnya.

Sumenep, Maret 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................ 2

1.3. Cakupan Masalah ............................................................ 3

1.4. Rumusan Masalah ........................................................... 3

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................ 3

1.6. Kegunaan Penelitian ........................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Umum ........................................................... 5

2.2. Preliminary design .......................................................... 5

2.2.1 Dimensi Balok ..................................................... 6

2.2.2 Dimensi Pelat ...................................................... 8

viii
2.2.3 Dimensi Kolom ................................................... 11

2.3. Jenis Pembebanan ........................................................... 12

2.3.1 Beban Mati (Dead Load) .................................... 12

2.3.2 Beban Hidup (Live Load) .................................... 13

2.3.3 Beban Gempa (Quake Load) …………................ 14

2.4. Analisis Struktur ............................................................. 18

2.5. Desain Struktur ............................................................... 20

2.5.1 Desain Penulangan Balok ................................... 20

2.5.2 Desain Penulangan Pelat …………...…………... 23

2.5.3 Desain Penulangan Tangga …………………….. 26

2.5.4 Desiain Penulangan Kolom .................................. 28

2.6. Rencana Anggaran Biaya ................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian ...................................................... 36

3.2. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 37

3.3. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 38

3.4. Teknik Analisis Data ....................................................... 39

BAB IV JADWAL PELAKSANAAN

4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………. 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tebal minimum balok tanpa prategang atau pelat satu arah bila

lendutan tidak dihitung ....................................................................... 6

Tabel 2.2 Koefisien Reduksi Beban Hidup ........................................................ 14

Tabel 2.3 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

Percepatan Pada Periode Pendek........................................................ 15

Tabel 2.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Percepatan pada

Periode 1 detik.................................................................................... 15

Tabel 2.5 Faktor Keutamaan Gempa .................................................................. 16

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tulangan Balok ............................................................................... 7

Gambar 2.2 Balok T ............................................................................................ 9

Gambar 2.3 Gaya Geser Yang Ditanggung Tulangan....................................... 23

Gambar 2.4 Faktor Panjang Efektif (k) ............................................................. 30

Gambar 3.1 Skema Perencanaan Struktur Bangunan Gedung ......................... 37

Gambar 3.2 Peta lokasi Penelitian .....................................................................38

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Madura merupakan kota santri terbukti dengan banyaknya cendekiawan

muslim yang lahir ditanah Madura sebagian besar tercipta dari pesantren

yang ada dimadura khususnya di Kabupaten Sumenep. Asrama merupakan

salah satu tempat tinggal yang digunakan oleh santri yang masih berstatus

siswa/siswi, dengan tujuan agar siswa dan siswi dapat menempuh

pendidikan yang maksimal khusunya di bidang keagamaan.

Jawa timur memiliki 6800 Asrama yang sudah terbangun dianataranya

334 asrama yanga ada di Kabupaten Sumenep, salah satunya adalah

Yayasan Sendang Pelan Desa Pagarbatu Kecamatan Saronggi Kabupaten

Sumenep, (http://sumenepkab.go.id) Dan yayasan ini Berdiri pada tahun

2014 berdasarkan akta notaris dan memiliki luasan ±1,7 Hektar serta

terletak di desa Pagar Batu, Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

69467. yayasan ini tepatnya di koordinat 7°07'56.8" Selatan(S) 113°51'24.2"

Timur (E) (https://www.google.comsg/maps,2020).

Yayasan sendang pelan menurut Ketua yayasan K. Ma’ruf Amin

menyediakan berbagai lembaga pendidikan, dari TK (taman kanak-kanak)

sampai pada tingkat SMA berdasar . Bahkan Yayasan sendang pelan juga

menyediakan tempat tinggal santri atau siswa yaitu asrama. Asrama di

yayasan sendang pelan belum mempunyai tempat permanen, setelah asrama

sebelumnya tidak dipergunakan karena mengalami kerusakan total.

1
2

Bertambahnya santri pada dua tahun terakhir di yayasan sendang pelan

memungkinkan untuk membangun Gedung asrama permanen. Arama yang

sebelumnya atau yang sekarang masih ditempati oleh santri sudah tidak

memungkinkan untuk menampung santri yang ada. Mengaca pada tahun

sebelumnya jumlah santri akan semakin banyak.

Berdasarkan hal tersebut Ketua yayasan sendang pelang Desa

pagar batu Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep berinisiatif akan

melakukan pengembangan infrastruktur baru Asrama dua lantai dengan

luasan tanah 22 x 33 meter untuk santri putra. Dengan tujuan dapat

dijadikan tempat tinggal santri yang layak huni, agar memaksimalkan

kebutuhan santri dalam meningkatkan mutu pendidikan disana.

Bersarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dijadikan dasar dalam menyusun skripsi dengan judul “ Pengembangan

Asrama Yayasan Sendang Pelan Desa Bagar Batu Kecamatan

Saronggi Kabupaten Sumenep”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar yang telah tertulis diatas, masalah yang dapat

diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Perhitungan Struktur Asrama Yayasan Sendang Pelan.?

b. Desain Gambar Bangunan 2D Dan 3D Asrama Yayasan Sendang

Pelan?

c. Bagaimana Membuat Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) Pada

Rencana Struktur Gedung ?


3

d. Bagaimana Menghitung Rencana Anggaran Biaya Keseluruhan Pada

Rencana Sruktur Gedung?

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah yang akan dibahas terdiri dari beberapa bagian :

a. Bagaimana Perhitungan struktur atas bangunan Asrama yayasan

Sendang Pelan?

b. Bagaimana Gambar bangunan 2D Dan 3D asrama yayasan Sendang

Pelan?

c. Berapa biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan gedung Asrama

yayasan Sendang Pelan ?

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan cakupan masalah yang telah di

bahas diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana perhitungan

analisis struktur gedung dan desain gedung serta rencana anggaran biaya

yang dibutuhkan untuk pembangunan asrama di Yayasan Sendang Pelan ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui perhitungan struktur asrama yayasan Sendang Pelan

b. Mengetahui gambar bangunan 2D Dan 3D asrama yayasan Sendang

Pelan

c. Mengetahui besar aggaran biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan

Asrama yayasan Sendang Pelan.


4

1.6 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

Pembangunan Asrama yayasan Sendang Pelan. Baik secara pembacaan

desain, struktur, Skechul maupun aggaraan biaya. Juga diharapkan

mempermudah dalam pelaksanaan pengembangan Asrama Diyayasan

Sendang Pelan.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum

Proses pelaksanaan dalam pekerjaan bangunan gedung pada umumnya

dimulai dengan perencanaan, agar diperoleh hasil yang sesuai dengan apa

yang diharapkan. Perencanaan yang matang seperti penyusunan gambar

rencana, analisa struktur bangunan, jadwal pelaksanaan (time schadule) dan

rencana anggaran biaya (RAB) agar dapat menghemat waktu dan biaya.

Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan

sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya (Imam

Suharto, 1997). Bangunan gedung menurut PPRI no 35 tahun 2005, adalah

wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat

kedudukannya. Dalam perencanaannya suatu bangunan memiliki tahapan

mulai dari pre – eliminary Design, pembebanan, Analisis Struktur, Desain

Struktrur, Perencanaan Tangga, Perencanaan Pondasi setelah semua hal

tersebut selesai baru masuk pada perencanaan gambar bangunan serta

Rencana Anggaran Biaya Bangunan.

2.2 Pre-eliminary Design

Pre-eliminary Design adalah proses memodelisasikan suatu struktur

bangunan, menganalisanya sehingga didapat bentuk struktur dengan dimensi

dan mutu tertentu sedemikian rupa sehingga struktur dapat menahan beban-

beban yang bekerja pada struktur tersebut (Bachrudin S, 2017).

5
6

Dimensi pelat dan balok berdasarkan SNI 2847-2019 Tabel 9.3.1.1

Tinggi minimum balok non prategang dan ketebalan keseluruhan pelat h tidak

boleh kurang dari batas minimum

Tabel 2.1
Tebal minimum balok tanpa prategang atau pelat satu arah
bila lendutan tidak dihitung

Kondisi perlekatan Minimum h[1]


Perlekatan sederhana ℓ/16
Menerus satu sisi ℓ/18,5
Menerus dua sisi ℓ/21
Kantilever ℓ/8
(Sumber: Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung 2019)

Tinggi penampang balok minimal (hmin) berdasarkan SNI dengan

komponen struktur tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau

konstruksi lain yang memungkinkan terjadi lendutan yang besar.

2.2.1 Dimensi Balok

Menurut (Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang,

Yogyakarta: Graha Ilmu) balok sebagai salah satu dari elemen struktur

portal dengan bentang yang arahnya horizontal, sedangkan portal

merupakan kerangka utama dari struktur bangunan, khususnya bangunan

gedung
7

Gambar 2.1
Tulangan Balok
(Sumber: Ali Asroni. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang : 33)

Untuk menentukan dimensi balok luas diperlukan adanya denah,

sehingga dicari luas ruangan terbesar dan bentang terbesar. Sehingga

dimensi balok diketahui sebagai berikut :

1
H = x Bentang terbesar
16

1
L = xH
2

Tulangan balok Ukuran lebar penampang balok dinyatkan dengan

notasi “L”, sedangakan ukuran tinggi penampang balok dinyatakan dengan

“H”.

Ketentuan Perencanaan kostruksi bangunan gedung dalam

menentukan dimensi balok (Berdasarkan SNI 2847:2019) :

1) Komponen struktur balok dua tumpuan sederhana untuk perencanaan

tebal minimum (h) menggunakan L/16

2) Balok yang berlaku sebagai balok anak, pada tumpuan antara joint 1 dan

2 dan seterusnya, maka dipilih tinggi minimal dengan dua tumpuan


8

dengan kedua ujung menerus dimana L/21 dan harus lebih kecil dari pada

balok induk.

2.2.2 Dimensi Pelat

Menurut (Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang,

Yogyakarta: Graha Ilmu). Yang dimaksud pelat beton bertulang yaitu

struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang arah

horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur

tersebut.

Tabel tebal minimum pelat (h) (SNI 2847:2019) :

1) Untuk pelat satu arah (SNI 2847:2019) tebal minimal pelat dapat dilihat

pada tabel 7.3.1.1.

2) Untuk pelat dua arah (Pasal SNI 2847:2019), tebal minimal pelat dua

arah lainnya yang didesain sesuai dengan ketentuan pasal 8.3.1.1 dan

memenuhi persyaratan dari 8.5.2.2. tebal pelat tanpa balok interior yang

membentang diantara tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi

salah satu ketentuan dari pasal 9.5.3.2. atau 9.5.3.4.

Untuk menentukan dimensi pelat/tebal pelat diperlukan adanya

denah, sehingga dicari luas ruangan terbesar dan bentang terbesar. Sehingga

dimensi balok diketahui sebagai berikut :

1) Menentuka Ln Y, Ln X dan β

1
Ln Y = Panjang bentang terbesar – ( 2x Lebar Balok)
2

1
Ln X = panjang bentang terpendek – ( 2x Lebar Balok)
2
9

ln y
Β =
ln x

2) Menentukan H min dan H max seperti berikut :

 fy 
ln  0,8  
 1400 
Hmin =
36  5βαm  0,2 

 fy 
ln  0,8  
 1400 
Hmax =
36  9β

3) Mencari lebar efektif dengan rumus :

Gambar 2.2
Balok T
(Sumber : Kukuh, S. P. Perencanaan Struktur Gedung 21 Lantai
Tahan Gempa Pada Lippo Mixed USE Building Jember 2015)

1
be 1 = x Lo
16

be 2 = 8 x Hf

1
be 3 = x Bo
16
10

4) Mencari titik berat pada balok dan pelat dilakukan dengan rumus

berikut :

y =
A1.y1  A2.y2
A

5) Mencari momen inersia balok dan pelat

1 
Momen inersia balok =  .be.H3   A1dl +
 12 
2
 
1 3
 .be.H   A1dl
 12 
2
 
1
Momen inersia plat = . b . hf3
12

6) Check ketebalan pelat dengan mengetahui αm

αm1  αm2  ..αmn


Αm =
n

Perhitungan untuk check ketebalan pelat digunakan rumus Hmin

dan Hamax. Jika Hmin < H check < Hmax maka hasilnya Aman

Syarat yang digunakan (SNI 2847 :2019 pasal 8.3.1.2) yaitu :

1) Untuk αm yang sama atau lebih kecil dari 0,2

2) Untuk αm > 0,2 < 2,0, h tidak boleh kurang dari ;

 fy 
ln  0,8  
 1400 
H =
36  5β αm  0,2

3) Untuk αm > 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

 fy 
ln  0,8  
 1400 
H =
36  9β
11

Dimana :

λn = panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari


konstruksi dua arah

 = rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah

memendek pada pelat dua arah

 m = nilai rata-rata  untuk semua balok pada tepi-tepi dari


suatu panel

Fy = mutu tulangan baja (Mpa)

2.2.3 Dimensi Kolom

Untuk menentukan dimensi kolom dilakukan dengan cara menghitung

beban hidup dan beban mati yang bekerja pada struktur sehingga ditemukan

berat total sterktur. Penentuan dimensi kolom didapat dari rumus berikut :

a. Menghitung beban terfaktor

W = 1,2 D + 1,6 L

b. Menentukan dimensi kolom yang akan dipakai

W
A =
φ f' c

c. Jika kolom yang dipakai berbentuk persegi

S x S = Ag

Ag
S =
12

Dimana :

W : Berat total

D : Beban mati

L : Beban hidup

∅ : Faktor Reduksi (SNI 2847:2019 Pasal 21.2.1) tabe l21.2.1

F’c : Mutu beton

Ag : Dimensi kolom

2.3 Jenis Pembebanan

Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan

struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup

maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.Beban-

beban tersebut adalah :

2.3.1 Beban Mati (Dead Load)

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang

bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian,

mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari gedung itu.

1) Bahan bangunan

a) Beton bertulang ........................................................ 2400 kg/m3

b) Pasir .......................................................................... 1800 kg/m3

c) Beton ........................................................................ 2200 kg/m3

2) Komponen gedung

a) Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa


13

penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :

(1) Semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis),dengan tebal

maksimum 4 mm .................................................. 11 kg/m3

(2) Kaca dengan tebal 3-4 mm .................................. 10 kg/m3

b) Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m3 bidang atap

50 kg/m3

c) Penutup lantai dari keramik, tegel dan beton (tanpa adukan) per cm

tebal 24 kg/m3

d) Adukan semen per cm tebal 21 kg/m3

2.3.2 Beban hidup (Live Load)

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau

penggunaan suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada

lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah,mesin-mesin

serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

gedung dan dapat diganti selama hidup dari gedung itu, sehingga

mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.

Beban hidup yang bekerja pada pada bangunan ini disesuaikan

dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup pada bangunan ini

terdiri dari :

1) Beban atap 100 kg/m2

2) Beban tangga dan Borders 200 kg/m2

3) Beban lantai 250 kg/m2


14

Tabel 2.2.
Koefisien Reduksi Beban Hidup
Koefisien Reduksi beban Hidup
Penggunaan Gedung Peninjauan Peninjauan
Beban Beban
Gravitasi Gempa
PERUMAHAN/HUNIAN

Rumah tinggal, asrama, hotel, rumah sakit 0,75 0,30

(Sumber: Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983))

2.3.3 Beban Gempa (Quake Load)

Pengaruh beban gempa terhadap struktur bangunan telah diatur

tersendiri dalam (SNI 1726 tentang Tata Cara Ketahanan Gempa untuk

Struktur bangunan Gedung dan Non Gedung. 2019, 29-37) dengan

menentukan data Periode pendek (Ss), Periode 1 detik (S1), Kelas situs, Fa

dan Fv sehingga untuk mengetahui beban lateral di setiap lantai didapat

dari rumus berikut :

1) Menghitung SMS dan SM1 sebagai berikut

SMS = Ss x Fa

SM1 = S1 x Fv

2) Menghitung SDS dan SD1

SDS = 2/3 x SMS

SD1 = 2/3 x SM1

3) Setelah adanya nilai-nilai diatas, kita sudah bisa menggambarkan

grafik respon spektranya

To = 0,2 x SD1/ SDS


15

Ts = SD1/ SDS

4) Kategori desain saismig (KDS)

Kategori desain saismik di dapat dari tabel 2.3 di bawah ini

Tabel 2.3
Kategori Desain Seismik berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek
Kategori risiko
Nilai SDS I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D
(Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 1726 -2019
pasal 6.5)

Tabel 2.4
Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Percepatan pada
Periode 1 detik
Kategori risiko
Nilai SD1 I atau II atau III IV
SD1 < 0,167 A A

0,067 ≤ SD1 < 0,133 B C

0,133 ≤ SD1 < 0,20 C D


0,20 ≤ SD1 D D
(Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 1726 -2019
pasal 6.5)

5) Sistem struktur dan parameter struktur berdasarkan KDS dapat

ditentukan di (SNI 1726 -2019 pasal 6.5)


16

6) Faktor keutamaan (I)

Tabel 2.5
Faktor Keutamaan gempa
Kategori risiko Faktor Keutamaan gempa
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
(Sumber : Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 1726 -2019
pasal 4.1.2)

7) Periode fundamental (T) dapat ditentukan sebagai berikut :

Ta = Ct . hnx

T = Ta . Cu

Untuk Ct dan Cu di dapat dari tabel 14 dan tabel 15 (SNI 1726 -2019

pasal 7.8.2.1)

8) Faktor Respon Gempa

SDR
Cs = ...............................(SNI1726 - 2019 pasal 7.8.2 (31)
R
le

Cs min = 0,044 x SD1 x Ie …… (SNI 1726 -2019 pasal 7.8.2)

SD1
Cs max = .......... .......... .........( SNI 1726 - 2019 pasal 7.8.2 (31)
R
T.
le

9) Gaya geser gempa

V = Cs x Wt .................................. (SNI 1726 -2019 pasal 8.8.1(81)

10) Distribusi beban lateral pada setiap lantai

Berdasarkan SNI 1726 pasal 7.8.3, gaya gema lateral Fx (kN) yang

timbul di semua tingkat harus dihitung dengan persamaan berikut :


17

Fx = CVX . V

w x .h kx
CVX =

n
ix
w i .h kx

Dimana :

Cvx : faktor distribusi vertikal

V : gaya lateral desain total atau geser didasar struktur (KN)

Wi dan Ws : gaya lateral atau geser di dasar struktur, dinyatakan

dalam kilonewton (kN)

hi dan hx : tinggi dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam

meter (m)

K : eksponen yang terkait dengan periode struktur sebagai

berikut:

a. Untuk struktur yang mempunyai periode sebesar 0,5

detik atau Kurang, k =1

b. Untuk struktur yang mempunyai periode sebesar 2,5

detik atau lebih, k = 2

c. Untuk struktur yang mempunyai periode antara 0,5

dan 2,5, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan

dengan interpolasi linier antara 1 dan 2


18

2.4 Analisis Struktur

Setelah mendapatkan dimensi yang sesuai, dilakukan pemodelan

struktur, pembebanan, dan analisis gaya dengan menggunakan konvensional

(manual) atau dengan bantuan software. Secara garis besar, semua metode

dalam analisis struktur tersebut melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menentukan geometri model struktur

b. Menetapkan beban yang bekerja pada model struktur

c. Menentukan angka kekakuan berdasarkan pada modulud elastisitas (E)

bahan dan momen inersia (I) yang tergantung dari ukuran dan posisi

penampang

d. Menghitung momen primer

e. Analisis struktur dengan metode tertentu

f. Menghitung momen maksimum

g. Menggambarkan bidang momen, geser, dan aksial

Analisis konvensional bisa menggunakan metode seperti misalnya,

Clayperon, Cross, Takabeya, Mutoh, Matrix, dan lain-lain. Salah satu

kelemahan dari perancangan struktur secara konvensional adalah banyaknya

hal yang harus dilakukan dengan ketelitian tinggi melalui perhitungan yang

cukup rumit terutama pada bagian analisis struktur meskipun

sudah diambil beberapa penyederhanaan. Banyaknya tahapan ini akan

menghabiskan waktu yang lama juga melelahkan sehingga menjadi

rawan kesalahan (human error). Semakin rumit model struktur, semakin

rumit pula analisis strukturnya, sehingga semakin banyak pula waktu,


19

konsentrasi, tenaga yang dibutuhkan. Selain itu jika ada perubahan nilai

koefisien, perubahan nilai beban misalnya, maka perhitungan harus diulang

lagi dari awal. Sedangkan Analisis dengan bantuan software bisa

menggunakan seperti SAP 2000, ETABS, STAAD PRO, dan lain-lain.

Penulis menganalisa struktur dengan menggunakan bantuan

software SAP 2000 yang merupakan software perhitungan struktur bangunan

dengan menghitung momen dan jumlah tulangan yang akan dipakai pada

perencanaan beton bertulang.

Kombinasi pembebanan yang digunakan dalam software SAP 2000

adalah kombinasi pembebanan menurut SNI 2847:2019 pasal 5.3 tabel 5.3.1

ada 4, yaitu;

U = 1,4 D ........................................................................................... (5.3.1.a)

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( L atau R) .................................................... (5.3.1.b)

U = 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L ................................................................... (5.3.1.e)

U = 0,9 D ± 1,0 E................................................................................ (5.3.1.g)

Dimana :

D = beban mati

L = beban hidup

R = beban hujan

E = beban gempa
20

2.5 Desain Struktur

2.5.1 Desain Penulangan Balok

Untuk menentukan desain balok tulangan. Sedangkan tulangan untuk desain

balok ada 2 yaitu :

a. Tulangan tunggal

Tulangan tunggal adalah ini digunakan jika Mr ≥ Mu

b. Tulangan Rangkap

Tulangan tunggal adalah ini digunakan jika Mr ≤ Mu

Sehingga untuk menentukan jenis tulangan yang digunakan tergantung hasil

perhitungan MR atau cek balok.

a. Perhitungan tulangan balok

1) Lebar efektif

be 1 = 1/12 Lo

be 2 = 6 Hf

be 3 = ½ Bo

2) Cek balok

Asumsi a = Hf ; lebar be

MR1 =∅CZ

= 0,85 x 0,85 x fc’ x be x a x ( d – 1/2a)

Asumsi a = Hf ; lebar bw

Bw = 250 mm

MR2 =∅CZ

= 0,85 x 0,85 x fc’ x bw x a x ( d – 1/2a)


21

3) Perhitungan tulangan lapangan dan tumpuan pada balok

a) Perhitungan Tulangan Lapangan

(1) menentukan faktor momen pikul sebagai berikut :

Mu
Mn =
φ

(2) Menentukan ρ hitung

fy
m =
0,85 x fc'

1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1 – 1  )
m fy

(3) Menentukan nilai luas tulangan tarik As dan tekan As’(mm2) :

As = ρ x b x d efektif

As’ = (ρ min / ρ max ) x As

(4) Menentukan jumlah tulangan yang dipakai :

As
n =
1
. .D 2
4

b) Perhitungan Tulangan Tumpuan

(1) menentukan faktor momen pikul sebagai berikut :

Mu
Rn =
 b.d 2

(2) Menentukan ρ hitung

fy
m =
0,85xfc'
22

1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1 – 1  )
m fy

(3) Menentukan nilai luas tulangan tarik As dan tekan As’(mm2) :

As = ρ x b x d efektif

As’ = (ρ min / ρ max ) x As


(4) Menentukan jumlah tulangan yang dipakai :

As
n =
1
. .D 2
4

b. Menentukan Tulangan Geser balok

Pada perencanaan tulangan geser balok Vu didapat dari analisis sap

2000, maka Untuk menentukan gaya geser balok sebagai berikut :

1. Menentukan Gaya geser yang di tahan oleh beton (Vc)

V d
0,16 λ fc + 17 p b .d
( 4h − d)
M .N 8

2. Menentukan Kuat geser Nominal Beton (Vn)

Vu
Vn =

Jika Vn > Vc maka perlu tulangan geser


23

3. Menentukan Gaya Geser yang Ditanggung Tulangan

Gambar 2.3
Gaya Geser yang Ditanggung Tulangan
(sumber: Ali Asroni. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang)

L = 1/3 bentang

Vs = Vn – Vc

Vs1 = Vs x ( L2 : Bentang)

Vs2 = Vs x ( L1 : Bentang)

c. Menentukan Jarak Sengkang

1) Luas sengkang minimal per meter panjang balok (Av,u) yang besar :

1
Av =2x л d2
4

2) Menghitung jarak sengkang

Av x fy x d
S =
Vs

2.5.2 Desain Penulangan Pelat

Berikut adalah prosedur perhitungan penulangan pelat :

a. Menentukan Beban Terfaktor (U)

U = 1,2 DL . 1,6 LL

Mlx = 0,001 . U . lx2 . X


24

Mly = 0,001 . U . lx2 . X

b. Batasan Penulangan Pelat

1,4
ρmin =
fy

0,85 x β1 x fc' 600


ρb = ( )
fy 600  fy

fy
0,003  ( )
ρ max = Es ) pb
0,009

c. Menghitung tulangan lapangan dan tumpuan pada pelat

1) menentukan faktor momen pikul

Mu
Rn =
 . b . d.

2) Menentukan ρ hitung

fy
m =
0,85 x fc'
Mu
Rn =
φ . b.d

2 . m . Rn
as = 0,85 (1- 1  )
fy
fc
ρ hitung = as x
fy
Jika ρ hitung < dari 𝜌 maka yang dipakai 𝜌

3) Menghitung Luas Tulangan Lapangan dan Tumpuan pada Pelat

dengan syarat b = 1000 mm

Asp =Pxbxd
25

1
∅S = ( x π x D 2 xb)/Asp
4

1
As = ( x π x D 2 xb)/ s
4

As’ = 20%. b . d

fy ≤ 300Mpa, maka Asb ≥ 0,0020.b.h

fy = 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h

fy ≥ 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h.(400/fy)

As’ ≥ 0,0014.b.h

4) Menghitung jarak tulangan

1
. π . D 2 .b
s ≤ 4
As, u

s ≤ 5.h dan s ≤ 450mm

5) Kontrol nilai ρ

ρ = As/(b.d)

syarat : ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks

catatan :

jika ρ < ρmin maka pelat diperkecil

jika ρ > ρmaks maka pelat diperbesar

6) Kontrol keamanan dari hasil tulangan yang dipakai yang berkaitan

dengan momen rencana Mr harus ≥ Mu. Dengan menghitung luas

tulangan As, selanjutnya nilai luas tulangan As dimasukkan ke

dalam rumus berikut;


26

As.fy
a =
0,85.Fc'.b

a
Mn = A s .fy.(d  )
2

Mr = ∅ Mn

2.5.3 Desain Penulangan Tangga

Dari perhiyungan SAP 2000 diperoleh momen perlu (Mu), berikut adalah

perhitungan tulangan tangga dan bordes

a. Menghitung nominal

Mu
Mn =

Dimana ∅ = 0,9 (SNI 2847 – 2019)

b. Menghitung luas tulangan

1) Menentukan Batas Tulangan

1,4
𝜌 =
fy

0,85xβ,85x' 600
ρb = ( )
fy 600  fy

fy
(0,003  ( )
ρ max = ( Es ) ρb
0,009

2) Menentukan faktor momen pikul

fy
m =
0,85 x Fc'

Mu
Rn =
 .b.d
27

3) Menentukan ρ hitung

1
ρ hitung = (1 – √(1 – (2 . m . Rn)/fy))
m

ρmin < ρhitung < ρmax

4) Luas Tampang tulangan

As =Pxbxd

5) Menentukan Jumlah tulangan

As
n =
1
.  . D2
4
6) Jarak Tulangan 1 m

1000
Jarak Tulangan 1 m =
n

Jarak Maksimum Tulangan =2.h

c. Perhitungan tulangan lapangan dan tumpuan pada balok

1) Perhitungan Tulangan Lapangan

a) menentukan faktor momen pikul sebagai berikut :

Mu
Mn =

b) Menentukan ρ hitung

fy
m =
0,85xfc'

1 2 . m . Rn
ρ hitung = (1  1  )
m fy

c) Menentukan nilai luas tulangan tarik As dan tekan As’(mm2) :

As = ρ x b x d efektif
28

As’ = (ρ min / ρ max ) x As

d) Menentukan jumlah tulangan yang dipakai :

As
n =
1
. .D 2
4

2) Perhitungan Tulangan Tumpuan

a) menentukan faktor momen pikul sebagai berikut :

Mu
Rn =
φ . b. d

b) Menentukan ρ hitung

Fy
m =
0,85 x fc'

1 2 . m. Rn
ρ hitung = (1  1  )
m fy

c) Menentukan nilai luas tulangan tarik As dan tekan As’(mm2) :

As = ρ x b x d efektif

As’ = (ρ min / ρ max ) x As


d) Menentukan jumlah tulangan yang dipakai :
As
n =
1
. .D 2
4
2.5.4 Desain Penulangan Kolom

Pada pasal 6.6.4.5 dan pasal 6.6.4.6 SNI 2847:2019 membedakan

antara kolom panjang dan kolom pendek dengan suatu batas yang jelas.

Suatu kolom disebut sebagai kolom pendek apabila memenuhi persyaratan

sebagai berikut :
29

a. Untuk kolom yang tidak dapat bergoyang

Portal yang tidak dapat bergoyang merupakan portal dimana tekuk

goyangan dicegah oleh elemen - elemen topangan struktur tersebut dan

bukan oleh portal itu sendiri. Portal tak bergoyang jika portal tersebut

simetris yang bekerja beban simetris, mempunyai kaitan dengan

konstruksi lain yang tidak dapat bergoyang, dan nilai k (faktor pengaruh

jepitan) ≤ 1. Berikut merupakan SNI 2847:2019 pasal 6.2.5b rumus

k.λ n, k M 
kontrol kelangsingan :  34  12 1 
r  M2 

b. Untuk kolom yang dapat bergoyang

Portal yang dapat bergoyang merupakan portal dimana tekuk

goyangan dicegah oleh portal itu sendiri. Portal bergoyang, jika beban

yang tidak simetris yang bekerja pada portal yang simetris atau tidak

simetris, beban simetris yang bekerja pada portal yang simetris atau

tidak simetris, dan nilai k (faktor pengaruh jepitan) > 1 dimana

ditentukan menggunakan nilai E dan I. Berikut merupakan rumus

kontrol kelangsingan SNI 2847:2019 pasal 6.2.5a dan 6.2.5.1a :

k.λ n,k
 22
r
r = I/A

dimana :

k = faktor panjang efektif kolom

λ n,k = panjang bersih kolom

r = radius jari-jari inersia penampang kolom, m


30

= 0,3 .h (jika kolom berbentuk persegi), m

M1 dan M2 = momen kecil dan besar pada ujung kolom,kNm

I dan A = momen inersia dan luas penampang kolom, m4 dan


m2Jika persyaratan diatas tidak terpnuhi, maka kolom
tersebut termasuk jenis kolom panjang.
Jika persyaratan diatas tidak terpenuhi, maka kolom tersebut
termasuk jenis kolom panjang

Gambar 2.4
Faktor Panjang Efektif (k)
(Sumber: Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung SNI
2847:2019 pasal 6.2.5.1)

a. Perhitungan Penulangan Kolom

1) Pemeriksaan Kolom panjang atau pendek

a) Kolom pendek terjadi :

(1) jika tidak ada bahaya tekuk

(2) Tinngi kolom < 3x dimensi kolom (lebar/ panjang)


31

b) Kolom panjang terjadi :

(1) jika ada bahaya tekuk

(2) Tinngi kolom > 3x dimensi kolom (lebar/ panjang)

2) Direncanakan menahan gaya gempa

Bd = 0,25

EC = 4700√F'c

3) Mencari nilai Kb

a) Kolom (SNI 2847:2019 pasal 6.6.3.1.1)

L = Tinggi Kolom

1
Ig = xbxh
12

0.4x EC x lg
EI =
1  Bd

b) Balok (SNI 2847:2019 pasal 6.6.3.1.1)

L = Panjang Balok

1
Ig = xbxh
12

0.4 x EC x lg
EI =
1  Bd

c) Mencari nilai Garpu Tala

EIK/LK
ΨA =
EIB/LB

ΨB = 0 ( Tumpuan Jepit )

d) Mencari nilai Cm

M1b
Cm = 0,6 + 0,4 > 0,4
M2b
32

e) Menentukan angka kelangsingan kolom (SNI 2847:2019 pasal

6.6.4)

r = 0,3 h

k.Lu
< 22
r

π 2 x EI
Pc =
(K, Lu) 2

Cm
𝛿b = > 1,0
Pu
1
 PC

Cm
𝛿s = > 1,0
  Pu 
1-  
 φ PC 
 

Mc = 𝛿b x M2b + 𝛿s + M2s

f) Perhitungan Penulangan Kolom

Mu
e =
Pu

e min = 10 % x h

g) Menentukan ukuran kolom dengan 𝜌g 3%

As
𝜌 = 𝜌′ = = 𝜌𝑔 = 3 % masing – masing 1,5 %
b.d

As = ρ.b.h

As = As’

As = 3 π . D
4

As
ρ akt =
b.d
33

(1) luas tulangan total

Ast = 2 . As

(2) Luas Penanpang Kolom

Ag = b.h

h) Cek apakah eksentrisitas (e) lebih besar atau lebih kecil dari

pada eksentrisitas balance (eb)

(1) Pemeriksaan Eksentrisitas Kolom

600.d
Cb =
600  fy

ab = β1 . Cb;

 C  d' 
F’s = 600  b 
 Cb 

∅𝑃 = 0,65 0,85.F' c .b.ab+A's .F's -As .Fy .10-3

Mnb = ND1 + ND2

 ,  a 
= 0.65 0,65.0,85.f c.b.Ab. d  b  
  2 

6
0,65 . F’s . As. (d - d’)].10

eb = M nb

Pnb

i) Pemeriksaan kekuatan penampang Persamaan Whitney untuk

kolom persegi gagal tekan menentukan :


As ' f y Ag f ' c
Pn = 
e 3he
 0,5 1,18
d  d ' d 2
34

φPn= Pn x 0,65

Jika φPn > Pu maka AMAN

MR = φPn x e

Jika MR > Mu maka AMAN

Maka 0,01 < 𝜌 < 0,08

𝜌 =

j) Menghitung kuat kolom maksimum :

𝑃 = 0,80 ∅ (0,85.fc' Ag -Ast +fy.Ast )

Syarat :

Jarak spasi tulangan sengkang tidak boleh lebih besar dari

nilai yang terkecil berikut ini :

48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48 (diameter)

6. kali diameter batang tulangan memanjang = 16 (diameter)


35

2.6 Rencana Anggaran Biaya

Menurut Ibrahim, H. B. 2001. Rencana dan Estimate Real Cost,

Jakarta : Sinar Grafika offset. Rencana anggaran biaya (Brgrooting) suatu

banguna atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan

untuk bahan dan upah, serta biaya – biaya lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. dalam estimasi biaya, penelitian

ini menggunakan metode konseptual Estimate Real Cost (Anggaran Nyata)

dengan menggunakan harga satuan yang ada dipasaran dan biaya-biaya lain

yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukkan,

Sedangkan anggaran biaya adalah harga dari bangunan yang dihitung

dengan teliti, cernat dan memenuhi syarat. Berikut adalah cara penyusunan

anggaran biaya :

a. Gambar beserta spesifikasinya

b. Volume pekerjaan

c. Menentukan harga satuan asli yang ada dipasaran

d. Menghitung jumlah biaya pekerjaan

e. Rekapitulasi biaya

f. Teme schedule (rencana kerja)


36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana analisis yang

dilakukan melalui data yang didapatkan oleh lapangan yang berupa gambar

dan angka sebagai data awal dalam penelitian dan jenis data hasil dari

literatur. Agar mempermudah pemahaman dalam menyusun laporan

penelitian ini, maka perlu adanya diagram untuk mempermudah sistematika

penelitian ini dari awal hingga akhir. Berikut ini adalah diagram sistematika

penelitian yang akan dilaksanakan :

START

Identifikasi dan Perumusan


Masalah Yang Terjadi

Pengumpulan Data

Primer Sekunder
 Gambar  Data Perencanaan
 Lay Out bangunan  Tabel Penulangan
 SAP  Data RAB

Pengolahan Data

36
37

Analisis Struktur

Desain Perencanaan Struktur

Analisis Anggaran Biaya

Kesimpulan

FINISH
Skema 3.1
Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
(Sumber : Peneliti)

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penyusun skripsi ini dilakukan dengan objek penelitian perencanaan

struktur gedung Asrama Yayasan Sendang Pelan, Desa Pagar Batu,

Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Tepatnya di titik Ko ordinat

7°07'56.8" Selatan(S) 113°51'24.2" Timur (T)


38

Gambar 3.2
Peta Lokasi Penelitian
(Sumber: Google.maps)

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang pokok dan penting untuk

menemukan solusi untuk penyelesaiyan suatu masalah ilmiah. Pengumpulan

data dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis data yaitu:

a. Data Primer

Data primer data yang diperoleh berdasarkan survey lapangan

untuk mengetahui kondisi yang ada dilapangan dan kondisi disekitarnya.

Data yang didepatkan berupa hasil pengukuran, peta lokasi, dan sketsa

gambar rencana.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data peneitian yang tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat orang lain).

Umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang telah tersusun dalam

arsip. Seperti SNI, analisis pekerjaan, Harga Satuan dan bahan .


39

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang diterapkan oleh penulis dalam penyusunan

skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Desain Awal ( Preliminary Desain )

Preliminary design adalah desain awal dalam sebuah perencanaan

struktur bagunan gedung. Dalam Premilnary design menghitung dimensi

balok, pelat, kolom berdasarkan SNI 2847:2019

b. Pembeban

Perhitungan beban mati (dead load), beban hidup (live load),

beban gempa (quake load), dan beban angin (wind load) yang bekerja pada

struktur berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

(PPIUG 1983) dan SNI 1727 : 2019 tentang Beban minimum untuk

perancang bangunan gedung.

c. Analisa Struktur

Pemodelan struktur dalam perencaaan struktur gedung beton

bertulang ini menggunakan bantuan program aplikasi, yaitu aplikasi SAP

2000.

d. Desain Penulangan Balok, Kolom, dan Plat

Komponen – komponen struktur desain sesuai atuaran yang

terdapat pada SNI 2847:2019


40

e. Perencanaan Tangga

Model struktur tangga dalam perencanaan struktur gedung beton

bertulang ini peneliti mengacu terhadap buku ali asroni, 2010 (balok dan

pelat beton bertulang)

f. Biaya

Estimasi biaya dalam penelitian ini meggunakan konseptual dengan

metode Estimate Real Cost (Anggaran Nyata) dengan menggunakan harga

satuan yang ada dipasaran dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukkan, biaya-biaya tersebut

diantaranya, keuntungan, biaya perencanaan (Design Cost), Biaya

Pengawasan (Direksi Furing), Izin mendirikan bangunan (IMB) dan

sebagainya.
BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Setiap kegiatan pasti mempunyai jadwal pelaksanaan begitupun

dengan penelitian Skripsi ini tersusun dari identifikasi masalah sampai pada

kesimpulan yang diinginkan dengan mengacu pada jadwal yang sudah

ditentukan dipedoman Skripsi, Adapun Road Map Skripsi ini sebagai berikut

Tabel 4.1.
Jadwal Kegiatan Penelitian

januari Februari Maret April Mei Juni Juli


Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II IIIIV
Identifikasi
Masalah
Pengumpulan
Data
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Desain awal
Analisis
Struktur
Desain
Struktur
Gambar
Rencana
RAB
Seminar
Progres
Revisi
Ujian Skripsi
Penyerahan
Skripsi
(Sumber : Peneliti)

41
DAFTAR PUSTAKA

Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang, Yogyakarta : Graha Ilmu
Badan Standarisasi Nasional. (2019) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Bertulang untuk Bangunan Gedung,(SNI 2847:2019. Bandung)

Badan Standarisasi Nasional.(2019) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Gedung, (SNI 1726:2019. Bandung)

Departemen Pekerjaan Umum. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk


Gedung (PPIUG 1983).

Fakultas Teknik Univ. Wiraraja Sumenep. (2020) Pedoman Penyusunan Skripsi,

Kusuma, Gideon H. 1993. Grafik Dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang.

Jakarta : Erlangga

Ibrahim, H. B. 2001. Rencana dan Estimate Real Cost, Jakarta : Sinar Grafika

offset

Anda mungkin juga menyukai