(Studi Kasus : Pekerjaan Plafond, Kuda - Kuda dan Atap Gedung Kantor
Koramil Payangan)
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 10
Ni Made Adinda Kertyarisadi (1961121011)
Om Swastyastu,
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Perencanaan Site Layout, Analisa
Swot, WBS, OAT dan SOP Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada proyek
Pembangunan Gedung Koramil Payangan dalam memenuhi tugas Mata Kuliah
Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Penyusunan tugas ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ir. I Wayan Jawat, M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah Perencanaan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas
Warmadewa
2. Rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam pengerjaan tugas Mata Kuliah
Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi ini.
Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam
tugas ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Sebagai akhir
kata dengan penuh kerendahan hati sangat diharapkan bimbingan, saran, dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Tim Penyusun
i |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
DAFTAR ISI
ii |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2.7.3 Perhitungan RAB ............................................................................ 35
4.4 Tugas 3 Perencanaan Metode Pelaksanaan WBS, OAT dan SOP ......... 68
4.4.1 Work Breakdown Structure (WBS) ................................................ 68
iii |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.7.2 Biaya Tidak Langsung .................................................................... 96
iv |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
DAFTAR GAMBAR
v |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 18 Identifikasi Tingkat Bahaya Pada Site Layout Fasilitas Alternatif 2
Proyek Konstruksi Gedung Koramil Payangan .................................................... 57
Gambar 4. 19 Kuadran SWOT Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board pada Rangka
Plafon .................................................................................................................... 61
Gambar 4. 20 Kuadran SWOT Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja .................. 64
Gambar 4. 21 Kuadran SWOT Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik ................................................................................................................. 66
Gambar 4. 22 WBS Susunan Jabaran Pekerjaan................................................... 68
Gambar 4. 23 WBS Lingkup Pekerjaan Plafond, Kuda - Kuda dan Atap ............ 69
Gambar 4. 24 Bagan OAT .................................................................................... 70
Gambar 4. 25 SOP Pekerjaan Plafond .................................................................. 75
Gambar 4. 26 SOP Pekerjaan Kuda - Kuda .......................................................... 80
Gambar 4. 27 SOP Pekerjaan Atap ....................................................................... 83
vi |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
DAFTAR TABEL
vii |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 24 Analisis Eksternal Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik ................................................................................................................. 66
Tabel 4. 25 Matriks IFS dan EFD Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik ................................................................................................................. 67
Tabel 4. 26 Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Plafond .................... 73
Tabel 4. 27 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Plafond .............................................. 73
Tabel 4. 28 Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Kuda - Kuda ............ 76
Tabel 4. 29 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Kuda - Kuda ...................................... 76
Tabel 4. 30 Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga .................................................. 81
Tabel 4. 31 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Atap ................................................... 81
Tabel 4. 32 Identifikasi bahaya dan resiko............................................................ 84
Tabel 4. 33 Penyusunan dan jabaran program kerja ............................................. 86
Tabel 4. 34 Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (KDSM) ................. 89
Tabel 4. 35 Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Bahan (KSDB) ..................... 92
Tabel 4. 36 Kebutuhan Komposisi Sumber Daya Alat (KSDA) .......................... 93
Tabel 4. 37 Rekapitulasi Biaya Langsung dan Tidak Langsung ........................... 94
Tabel 4. 38 Biaya Langsung.................................................................................. 95
Tabel 4. 39 Biaya Upah Tenaga Kerja .................................................................. 96
Tabel 4. 40 Biaya Bahan atau Material ................................................................. 97
Tabel 4. 41 Biaya Persiapan dan Penyelesaian ..................................................... 97
Tabel 4. 42 Biaya Umum Proyek .......................................................................... 97
Tabel 4. 43 Biaya Umum Kantor .......................................................................... 98
Tabel 4. 44 Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung .................................................. 98
viii |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kerzner (2009), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan (bangunan atau konstruksi) dengan Batasan
waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi membutuhkan resources
(sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine
(peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi),
dan time (waktu). Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan
disiplin lain seperti Teknik industry, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap.
1 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
secara optimal. Perencanaan tenaga kerja, material, dan alat adalah merupakan
bagian dari perencanaan sumber daya, diantaranya adalah merencanakan jadwal
pengadaan tenaga kerja, material, dan alat untuk suatu proyek. Hasil akhir dari
perencanaan ini akan dipakai sebagai dasar dalam pengendalian tenaga kerja,
material, dan alat selama pelaksanaan proyek berjalan, sehingga diharapkan dengan
cepat diketahui adanya penyimpangan dari perencanaan tadi.
2 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
konstruksi dalam kompetisi dan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang
diharapkan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui analisis
manfaat pembangunan gedung tersebut adalah analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Sthrengths) dan peluang (Opportunities), dan secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan
(Sthrengths) dan kelemahan. (Weaknesses) yang dihadapi.
3 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
6. Bagaimana Perencanaan Rencana Biaya Pelaksana (RBP) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pada proyek Pembangunan Gedung Koramil
Payangan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada laporan ini adalah:
4 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Site Layout
Penataan site (site layout) adalah suatu rencana perletakan bangunan –
bangunan pembantu yang bersifat sementara yang diperlukan sebagai sarana
pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan proyek seperti direksi kit, workshop
pembuatan beton precast, gudang material dan peralatan maupun jalan untuk keluar
masuk. (ITS, 2015)
5 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Dalam perencanaan site layout ada tipe fasilitas yang menjadi bahan pertimbangan
untuk dipindahkan, yaitu :
Ket :
TD = hubungan antara jarak tempuh dengan frekuensi perpindahan antar
fasilitas.
n = jumlah fasilitas
dij = jarak aktual antara fasilitas i dan j
Fij = frekuensi perpindahan antara fasilitas i dan j
5. Tingkat Keamanan (Safety Index) : upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupunrohani tenaga kerja yang berhubungan
dengan mesin, alat kerja, bahan, proses pengelolaan, landasan tempat kerja,
lingkungan serta cara melakukan pekerjaan agar menghindarkan pekerja
terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Effendi merumuskan hubungan antara
nilai tingkat keamanan dengan frekuensi perpindahan antar fasilitas
kedalam persamaan, dengan rumus safety indexnya :
𝑛
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (𝑆𝐼 ) = ∑ 𝑆𝑖𝑗 𝑥 𝐹𝑖𝑗
𝑖𝑗=1
Ket :
SI = hubungan antara tingkat keamanan dengan frekuensi perpindahan
antar fasilitas
n = jumlah fasilitas
6 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Sij = tingkat keamanan antara fasilitas i dan j
Fij = frekuensi perpindahan antara fasilitas i dan j
Dengan tingkat bahaya :
1 = Tidak berbahaya
2 = Cukup Berbahaya
3 = Sangat Berbahaya
2.2 SWOT
SWOT adalah kepanjangan dari Strength, Weakness, Opportunities,
Threats. Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategi untuk bisnis atau suatu
proyek. Metode ini mempertimbangkan faktor internal dan eksternal guna
menyusun strategi bisnis yang efektif. (Populix, 2021)
7 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Sejak saat itu, akhirnya SWOT mulai digunakan oleh para pebisnis untuk
menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan mereka.
Adapun 4 komponen SWOT, yaitu :
1. S - Strenghts / Kekuatan : adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght bersifat
internal dari organisasi atau sebuah program.
2. W – Weakness / Kelemahan : adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang
tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh
organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
3. O – Opportunities / Peluang : adalah faktor positif yang muncul dari
lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita
untuk memanfaatkannya.
4. T – Threats / Ancaman : adalah sebuah ancaman eksternal yang dapat
membahayakan kelancaran aktivitas organisasi.
Manfaat analisis SWOT adalah untuk membantu dalam melakukan
perencanaan prospek bisnis secara terstruktur dengan mengetahui beberapa hal,
yaitu :
a. Bagaimana cara agar kekuatan (strengths) dapat menghasilkan keuntungan
melalui peluang (opportunities).
b. Bagaimana strategi mengatasi kelemahan (weaknesses) yang berisiko
mencegah keuntungan.
c. Bagaimana cara agar kekuatan (strengths) bisnis mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada.
d. Langkah yang harus dilakukan untuk mengendalikan kelemahan
(weaknesses) yang berisiko menimbulkan ancaman (threats).
Selain itu perlu mengetahui 2 faktor utama analisis SWOT, yaitu :
1. Faktor Internal
8 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
a. Biaya pembuatan dokumen penawaran
b. Biaya jaminan/asuransi yang biasanya terdiri dari : jaminan
penawaran, jaminan penawaran, jaminan pembayaran tenaga kerja
dan material, asuransi tenaga kerja, asuransi kerusakan bangunan
c. Biaya pelaksana pekerjaan
Secara keseluruhan modal (finansial) yang diperlukan kontraktror
untuk menangani suatu proyek antara 25 sampai 100 persen dari
nilai proyek.
3. Peralatan
Kemajuan perkembangan teknologi yang sangat cepat
berpengaruh juga terhadap perkembangan peralatan konstruksi.
Teknologi tinggi memudahkan pekerjaan dan user friendly terus
dikembangkan. Penggunaan teknologi tinggi ini harus diperhatikan
tingkat efektifitas dan efisiensinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang tergolong mudah, terutama dari segi biaya dan waktu karena ada
kemungkinan tidak efektif dan tidak efisiensinya peralatan menjadi
kerugian kontraktor.
4. Metode Kerja
Untuk mendapatkan hasil akhir dari suatu kegiatan proyek
kontruksi berupa bangunan maka diperlukan suatu metode yang
mengatur agar rangkaian kegiatan proyek dapat mencapai hasil akhir
yang optimum yang sesuai mutu, biaya, waktu yang diisyaratkan.
5. Material
Adanya persyaratan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi
menjadi syarat mutlak eksistensi kontraktor di dunia kontruksi, baik
untuk pasar lokal maupun internasional. Untuk mendapatkan kualitas
yang sesuai diperlukan pula material yang berkualitas.
9 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
6. Kerja Sama Tim (Team Work)
Salah satu struktur inti (core structure) dari organisasi
perusahaan konstruksi adalah tim proyek (proyek team work).
7. Jaringan Kerja (Network)
Dalam proyek konstruksi ada 3 pihak yang terlibat dalam
prosesnya, yaitu pemilik, konsultan dan kontraktor. Ketiga pihak harus
berada dalam suatu jaringan kerja yang mempunyai sinergi baik.
8. Pengendalian Kualitas (Quality Control)
Untuk menghasilkan produk pekerjaan konstruksi yang baik
sesuai dengan spesifikasi yang telah diisyaratkan, kontraktor harus
mempunyai suatu system pengendalian mutu.
9. Pengalaman dan Reputasi Pekerjaan
Jenis kontrak dengan tender terbuka pengalaman perusaaan
merupakan salah satu point penilaian (administrasi), sedangkan untuk
jenis kontrak dengan sistem penunjukan langsung reputasi merupakan
hal utama yang menentukan besarnya peluang kontraktor untuk
mendapatkan proyek.
2. Faktor Eksternal
10 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2.2.3 Perhitungan Analisis SWOT
Analisis Strength, Weakness, Opportunities dan Threats (SWOT) dilakukan
dengan mengembangkan matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE) dan matriks
evaluasi faktor eksternal (matriks EFE) (Rangkuti, 2006: 21-48).
11 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di
pasar industri dimana perusahaan berada, dan data eksternal relevan
lainnya. Langkah-langkah analisisnya dijelaskan sebagai berikut :
12 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
memudahkan proses pemecahan masalah pada tiap bagian-bagian yang mendetail.
(Raharja, 2022)
Pada tahun 1993 Program Management Institute (PMI) memodernisasi
PERT (Program Evaluation and Review Technique) menjadi WBS (Work
Breakdown Structure) sebagai sebuah struktur rincian kerja untuk perusahaan dan
proyek sipil lainnya.
Metode WBS secara umum berbentuk tingkatan dan pengelompokan
pekerjaan secara variative. WBS bekerja dengan elemen – elemen atau detail tujuan
tiap tingkat dari rendah ke tinggi. Adanya tingkatan detail ini dapat memudahkan
proses manajemen proyek untuk mengembangkan jadwal, perkiraan biaya, alokasi
sumber daya, dan penilaian risiko. Komponen atau elemen WBS tingkat rendah ini
umumnya menjadi tonggak berjalannya proyek dan juga manajemen sumber daya
untuk detail-detail di tingkat selanjutnya.
WBS biasanya merupakan diagram terstruktur dan hierarki berupa diagram
pohon (tree structure diagram). Penyusunan WBS dilakukan dengan cara top down,
dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap berorientasi ke tujuan
proyek.
WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan
elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka-kerangka seperti di bawah ini :
1. Kerangka penjabaran program;
2. Kerangka perencanaan detail;
3. Kerangka pembiayaan;
4. Kerangka penjadwalan;
5. Kerangka cara pelaporan;
6. Kerangka penyusunan organisasi.
Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses
penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut
hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa
paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. (Jawat, 2022)
13 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 2. 1 Contoh WBS Proyek Pembangunan Kantor 2 Lantai
14 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
memudahkan tindakan koreksi dalam melakukan pengendalian terhadap seluruh
pekerjaan. (Tanuwidjaja, 2019)
15 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2. SOP digunakan dalam organisasi karena merupakan aspek penting dalam
berkomunikasi.
3. SOP menjadi alasan konsistensi seseorang dalam melakukan tugas atau
kegiatan tertentu.
SOP disusun atau dibuat sebelum suatu pekerjaan dilakukan. SOP
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan baik atau
tidak. Sebelum dijalankan, SOP terlebih dahulu di lakukan pengujian lakukan
perubahan jika mempengaruhi lingkungan kerja. (Jawat, 2022)
SOP bisa dapat berbentuk dokumen tertulis atau diagram atau alur kerja.
Dalam penyusunan SOP adapun format yang digunakan, yaitu :
a. Nama modul
b. Tujuan
c. Ruang lingkup
d. Refrensi / pedoman
e. Sarana
f. Prosedur kerja
g. Flowchart
Flow chart / diagram alir menggambarkan sebuah algoritma yang terstruktur dan
mudah dipahami oleh orang lain. Diagram alir ini akan menunjukan alur di dalam
program secara logis. Diagram alir dibutuhkan sebagai alat komunkasi dan
dokumentasi. Diagram alir digambarkan dengan orientasi dari atas kebawah. Setiap
kegiatan dalam diagram alir dinyatakan secara eksplisit. Setiap diagram alir harus
dimulai dari satu start dan berakhir pada satu atau lebih terminal / akhir.
Symbol – symbol yang digunakan dalam diagram alir yaitu :
Mulai Dokumen
Decision Multidokumen
16 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Off Page Data
Connector
On Page Input Manual
Connector
Kartu
Penghubung Delay
Penggabungan Penguraian
17 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 2. 4 Contoh SOP Proyek
2.4 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kecelakaan kerja merupakan kesalahan yang sering terjadi dalam suatu
pelaksanaan pekerjaan kontruksi. Masalah ini adalah salah satu yang harus
diutamakan oleh perusahaan jasa konstruksi, tentunya akan menambah biaya
pengeluaran anggaran bagi pihak perusahaan dalam pekerjaan jasa konstruksi.
Kecelakaan dapat terjadi pada proses pengadaan bahan bahan baik dalam skala
kecil maupun besar. Selain itu, kondisi lapangan dimana tempat proyek terjadi juga
dapat menyebabkan berbagai masalah salah satunya penyakit. Dari kondisi-kondisi
tersebut, masih banyak lagi kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja dalam suatu proyek konstruksi, maka dari itu perlu dilakukannya
perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar nantinya para pekerja
mendapatkan perlindungan yang baik.
Perlindungan yang dilakukan senantiasa untuk menjamin keselamtan kerja
agar para pekerja dapat bekerja dengan nyaman melaksanakan pekerjaan sehari-
18 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
hari. Penerapan perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
salah satu bagian utama perlindungan tenaga kerja sehingga proses kegiatan
pembangunan berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada proyek konstruksi merupakan salah satu syarat dalam
pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dan sangat memberikan manfaat yang begitu
besar bagi kebersamaan pembangunan bangsa, kesejahteraan bagi tenaga kerja.
Pada pelaksanaan K3 khususnya dibidang konstruksi, menurut Syah, 2004: 206-
208 diantaranya :
1. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja atau kecelakaan kerja yang
membawa korban manusia (pekerja dan yang terkait) dan harta benda
berupa peralatan, material, dan bangunan.
2. Adanya kesadaran atas nilai luhur martabat manusia sebaqgai makhluk
ciptaan Tuhan dalam kebersamaan dan kesejahteraan hidup yang menuntut
peningkatan perlindungan dalam bekerja dan di tempat kerja.
3. Ada dan berlakunya peraturan dan undang-undang yang mengatur dan
mewajibkan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
4. Kewajiban moral seluruh lapisan dunia usaha dan masyarakat. Sebab,
Indonesia termasuk negara dan bangsa yang menjunjung hak-hak asasi
manusia dan telah menandatangani konvensi internasional tentang K-3.
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penerapan K-3.
6. Keinginan dari masyarakat jasa konstruksi dan dunia usaha umumnya,
untuk menciptakan dan melaksanakan kegiatan atau proyek dengan lebih
baik, yaitu lancar, benar, nyaman, dan terhindar dari kejadian kecelakaan
kerja.
Dalam suatu kemungkinan terjadinya kelecakaan kerja sudah dipastikan
adanya sebab sebab terjadinya kecelakakaan kerja. Berikut ini akan dijabarkan
klasifikasi sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja menurut data dari ILO (Syah,
2004: 210):
1. Unsafe condition (kondisi tidak aman) = 20% faktor kecelakaan
2. Unsafe action (tindakan tidak aman) = 80% faktor kecelakaan
Dan, faktor manusia menjadi sebab kecelakaan yang dominan dengan
alasan:
19 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
a. Kurang pengetahuan K-3 (kurang/tidak tahu)
b. Kurang keterampilan K-3 (kurang/tidak mampu)
c. Kurang kepedulian K-3 (kurang/tidak peduli)
2.4.1 Perencanaan K3
Penyedia jasa wajib membuat identifikasi bahaya, penilaian resiko, skala
prioritas, pengendalian resiko K3, dan penanggung jawab untuk diserahkan,
20 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
dibahas dan disetujui PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak sesuai
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada Tabel Identifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko dan Peluang terdapat beberaa komponen diantaranya; uraian
kegaiatan, diamana dijelaskan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan pekerjaan rutin dan non- rutin. Selanjutnya yaitu identifikasi bahaya dimana
menetapkan karakteristik kondisi bahaya/ tindakan bahaya sesuai dengan peraturan
terkait. Selanjutnya dampak bahaya, dimana dijelaskan paparan /konsekuensi yang
timbul akibat kondisi bahaya dan tindakan bahaya. Selanjutnya Kekerapan yaitu,
tingkat frekuensi terjadinya peristiwa bahaya Keselamatan Konstruksi (Skala 1 –
5). Selanjutnya Keparahan yaitu, Tingkat keparahan / kerugian / dampak kerusakan
yang ditimbulkan oleh bahaya Keselamatan Konstruksi (Skala 1 – 5). Selanjutnya
tingkat resiko, yaitu perpaduan Nilai Tingkat Kekerapan dan Nilai Tingkat
Keparahan. Skala prioritas, merupakan Urutan pelaksanaan pengendalian yang
menjadi prioritas berdasarkan tingkat risiko (besar, sedang, dan kecil). Perundangan
atau Persyaratan lain, merupakan acuan dalam melakukan pengendalian risiko.
Pengendalian risiko, merupakan kegiatan yang dapat mengendalikan baik
mengurangi maupun menghilangkan dampak bahaya yang timbul. Selanjutnya
yaitu peluang perbaikan dimana merupakan nilai positif yang dapat dikembangkan
berdasarkan dampak bahaya yang timbul.
21 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel diatas merupakan tabel hubungan antara keparahan dan kekerapan
dimana dari hubungan tersebut didapat tingkat risiko dari bahaya yang
diidentifikasi. Tingkat risiko tersebut dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :
Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan (Husen, 2010, 112), adalah sebagai
berikut:
22 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2.5.1 Perencanaan Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja
Untuk menyusun perencanaan jumlah tenaga kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan hendaknya diperhatikan faktor – faktor terpenting (Soeharto, I. 1995 :
161-162),sebagai berikut :
𝑉
𝑃1 = 𝑑 dan 𝐾𝑆𝐷𝑀 = 𝐾𝑡 𝑥 𝑃1
Keterangan:
V = Volume.
23 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
d = Durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan volume
pekerjaan (berdasarkan jadwal pelaksanaan yang normal)
24 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Pola distribusi sumber daya selama durasi proyek :
25 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada diantara waktu mulai paling awal
dan waktu mulai paling lambat, sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur sumber
daya yang dibutuhkan yang jumlah dan pola penyebarannya diatur
sedemikian rupa.
3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas karena kelangkaan
dengan menambah durasi proyek sehingga proyek dapat menjadi lebih
lambat dari yang direncanakan.
4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang non-kontinu
dengan mengitrupsi suatu kegiatan oleh kegiatan yang lainnya.
5. Perataan sumber daya dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas,
efektifitas dan efisiensi penggunaannya, menjaga pola penyebaran yang
logis dari segi kuantitas serta menempatkan kualitas sumber daya yang
sesuai dengan kebutuhan proyek dan diharapkan dengan durasi yang tidak
berubah.
𝑲𝑺𝑫𝑩 = 𝑲𝒃 𝒙 𝑷𝟏
Keterangan:
26 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2.5.3 Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Alat
Peralatan yang digunakan dalam suatu proyek dipengaruhi oleh
produktivitas alat terhadap volume pekerjaan yang akan dilakukan, sedangkan
jumlah peralatan yang dibutuhkan bergantung pada hal-hal berikut:
27 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain-lain.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek
didataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek
didataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material
yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
28 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Sebagai sarana acuan/pedoman dalam pengelolaan hasil usaha proyek
bagi manajer proyek dan staf proyek yang terdekat.
2. Sebagai tolak ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para personal
yang bertanggung jawab terhadap hasil usaha proyek tersebut,
khususnya manajer proyek dalam pengelolaan proyek tersebut.
3. Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan opersaional
dan hasil usaha proyek tersebut.
Dalam rencana biaya pelaksanaan (RBP) dibutuhkan beberapa kelengkapan
dokumen dalam mrencanakan biaya pelaksanaan (RBP) proyek konstruksi harus
memuat antara lain, yaitu (Syah, 2004: 154) :
1. Rekapitulasi RBP.
2. Rekapitulasi arus kas proyek (RAKP).
3. Jadwal pelaksanaan proyek/Barchart dan S-Curve.
4. Organisasi proyek.
5. Bill of Quantity (BOQ).
6. Rekapitulasi biaya umum proyek.
7. Rekapitulasi biaya persiapan dan penyelesaian proyek.
8. Project plan.
9. Metode pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan kebutuhan peralatan
proyek.
10. Analisis harga satuan pekerjaan.
11. Jadwal kebutuhan tenaga kerja.
12. Jadwal kebutuhan peralatan.
13. Jadwal kebutuhan material.
14. Penjelasan dan asumsi dalam perhitungan RBP atau lampiran yang
perlu.
15. Form-form bantu perhitungan data RBP.
29 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Biaya bahan/material.
2. Biaya upah butuh/tenaga kerja.
3. Biaya peralatan.
4. Biaya sub kontraktor.
Biaya langsung seperti biaya bahan, upah, alat dan sub kontraktor harus
dihitung dengan memperhatikan beberapa hal, seperti :
a. Bahan sisa.
b. Harga franco.
c. Cari harga terbaik yang masih memenuhi syarat bestek.
d. Cara pembayaran kepada penjualan/leveransir/supplier.
Biaya bahan (i) = jumlah bahan (i) yang dipakai × Harga satuan bahan
(i) (2.1)
Biaya upah (i) = jumlah tenaga (i) yang dipakai × Harga satuan tenaga
kerja (i) (2.2)
30 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
i. Ongkos keluar masuk garage/sewa/asuransi.
31 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Biaya operasional kantor proyek.
5. Asuransi.
6. Biaya bank.
9. Biaya pajak.
32 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
b. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang muncul berkaitan dengan kegiatan
mencari proyek atau dalam rangka mencari pasar, sehingga kelangsungan
perusahaan tetap berjalan (Asiyanto, 2010: 102).
33 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan
hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.
5. Membuat rekapitulasi.
1. Biaya Bahan
34 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Biaya bahan pekerjaan = Koef. bahan yang dipakai × Harga satuan
bahan
2. Biaya Upah
3. Biaya Alat
35 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Jumlah harga pekerjaan = ∑ Jumlah harga Pekerjaan
36 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
37 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Metode Kepustakaan
Metode pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mencari
literatur yang terkait dalam perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi
pada pembangunan struktur dan arsitektur Gedung Koramil Payangan
Kabupaten Gianyar.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari
instansi-instansi yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan proyek
pembangunan struktur dan arsitektur Gedung Koramil Payangan
Kabupaten Gianyar, seperti dokumen pengadaan (gambar dan RKS),
beserta kelengkapan lainnya.
38 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
3.4 Skema Perencanaan
39 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
BAB IV
PEMBAHASAN
40 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
b. Pekerjaan Pengukuran Tinggi Plafond
c. Pekerjaan Pasangan Rangka Plafond
2. Pekerjaan Pasangan Kuda – Kuda
a. Pekerjaan Pasang Kap Kuda – Kuda Baja IWF
b. Pekerjaan Perlindungan Kuda – Kuda Baja Ringan
3. Pekerjaan Pasangan Penutup Atap
a. Pekerjaan Pemasangan Genteng Keramik
b. Pekerjaan Pemasangan Lis Plang 3 x 20
c. Pekerjaan Pemasangan Bubungan
d. Pekerjaan Pemasangan Ikut Celedu 80 cm
e. Pekerjaan tatab 3 x 10
f. Pekerjaan Pemasangan Murda Paras 30 cm
41 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
B. Daftar Ketersediaan Sumber Daya Bahan
Untuk harga satuan bahan yang digunakan dalam perencanaan
pelaksanaan ini didapat dari harga satuan bahan.
42 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2 Mesin bor listrik Is Rp 145,000.00
3 Streager Is Rp 35,000.00
4 Mesin las bh Rp 588,000.00
5 Waterpass bh Rp 78,000.00
6 Alat bantu pertukangan Is Rp 25,000.00
7 Bor sekrup Is Rp 119,000.00
8 Tembakan paku / palu bh Rp 392,000.00
43 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 3 Ukuran Area Proyek Konstruksi Gedung Koramil Payangan
Fasilitas-fasilitas proyek yang direncanakan pada Proyek Konstruksi
Gedung Koramil Payangan terdapat pada gambar dibawah.
44 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 5 Layout Perencanaan Fasilitas Pada Proyek Konstruksi Gedung
Koramil Payangan
Keterangan :
45 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
maka desain bangunan kantor ini sebisa mungkin dibangun dengan biaya konstruksi
yang semurah mungkin. Salah satu cara adalah dengan membuat konstruksi
bangunan kantor yang dapat digunakan berulang kali (sistem rakitan).
Pembangunan direksi keet tergolong dalam kegiatan persiapan sebelum proyek
berlangsung. Dengan adanya direksi keet memudahkan pengawasan dan koordinasi
untuk kontraktor dan pengawas dalam kegiatan proyek.
46 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
pengaruh suhu, cuaca seperti material semen, triplek, perlengkapan kerja, material
finishing yang memerlukan tempat penyimpanan. Sebagai tempat penyimpanan
material, bagunan gudang harus memenuhi persyaratan antara lain kondisi ruangan
harus tetap kering dan tidak lembab, karena kondisi ruangan dalam bangunan
gudang mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan. Selain material, Gudang juga
berfungsi untuk menyimpan alat – alat ringan seperti vibrator, alat ukur, kabel
listrik dan lain sebagainya.
Gambar 4. 8 Gudang
D. Barak Kerja
Base camp dan barak pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja
proyek. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur.
Barak pekerja ini dirancang dapat menggunakan sistem rakitan, menyesuaikan
kondisi yang ada.
47 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 9 Barak kerja
E. Bangunan Utama
Bangunan utama merupakan bangunan proyek yang akan dibangun atau yang
sedang dijalankan.
48 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 11 Dapur
G. WC
Aktivitas yang dilakukan setiap orang tidak akan lepas dengan kebutuhan untuk
ke toilet. Setiap ada makanan atau minuman yang dikonsumsi akan membuat proses
pencernaan bekerja dan beberapa waktu kemudian keinginan pergi ke toilet ini
harus segera dipenuhi. Maka dari itu, pada proyek diperlukan toilet. Toilet yang
digunakan pada proyek ini adalah toilet portabel. Dengan adanya toilet portable,
dapat mempermudah akses ke toilet karena dapat diletakkan di mana saja serta
dipindahkan kapan saja.
Gambar 4. 12 WC
H. Pagar Pembatas
Pagar pembatas proyek pada umumnya menggunakan pagar seng yang dimana
agar seng tersebut dibuat sebagai pemisah antara area umum dan area proyek,
sehingga tidak setiap orang bisa keluar masuk dengan mudah. Selain itu juga
49 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
dimaksudkan agar debu dan suara bising pembangunan tidak berdampak langsung
pada lingkungan. Pagar seng atau pagar pengaman proyek, sejatinya dibuat sebelum
kegiatan konstruksi dilakukan. Pagar yang disokong oleh tiang kokoh tersebut,
bertujuan untuk menjamin keamanan kerja di dalam lingkungan proyek, termasuk
keamanan bahan bangunan dan alat-alat kerja yang ada di dalamnya. Penggunaan
pagar seng sebagai pengaman ini dipilih karena mudah dan cepat dibuatnya. Seng
terbuat dari bahan yang tahan terhadap segala cuaca, sehingga bisa digunakan
berulang kali. Namun, setiap kontraktor memiliki tampilan visual seng yang
berbeda-beda. Pagar seng ini menjadi identitas atau penanda kepemilikan
kontraktor akan suatu proyek yang sedang digarapnya.
50 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 14 Pintu Gerbang
4.2.1 Analisa Perencanaan Site Layout
Analisa perencanaan Site Layout Fasilitas ini menggunakan metode Multi
Objectives Function. Metode ini merupakan istilah dari acuan variable optimasi
yang lebih dari satu variable. Variable yang dipakai adalah Traveling Distance dan
Savety Index.
Jarak
A B C D E F G
(m)
A 0.0 10.9 7.7 13.0 16.9 23.5 28.2
51 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
B 10.9 0.0 7.6 9.8 22.8 14.7 19.3
C 7.7 7.6 0.0 15.5 24.9 9.0 13.6
D 13.0 9.8 15.5 0.0 17.8 17.6 20.7
E 16.9 22.8 24.9 17.8 0.0 35.4 35.2
F 23.5 14.7 9.0 17.6 35.4 0.0 6.7
G 28.2 19.3 13.6 20.7 35.2 6.7 0.0
Jarak
A B C D E F G
(m)
A 0.0 3.0 3.0 1.0 5.0 0.0 4.0
B 3.0 0.0 5.0 1.0 10.0 0.0 1.0
C 3.0 5.0 0.0 2.0 10.0 0.0 1.0
D 1.0 1.0 2.0 0.0 10.0 8.0 8.0
E 5.0 10.0 10.0 10.0 0.0 2.0 6.0
F 0.0 0.0 0.0 8.0 2.0 0.0 7.0
G 4.0 1.0 1.0 8.0 6.0 7.0 0.0
52 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 16 Identifikasi Tingkat Bahaya pada Site Layout Fasilitas Alternatif 1
Proyek Konstruksi Gedung Koramil Payangan
Safety A B C D E F G
A 0.0 3.0 3.0 1.0 2.0 1.0 1.0
B 3.0 0.0 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0
C 3.0 3.0 0.0 2.0 3.0 1.0 1.0
D 1.0 2.0 2.0 0.0 2.0 2.0 1.0
E 2.0 3.0 3.0 3.0 0.0 1.0 2.0
F 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0
G 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 0.0
53 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
d = jarak antar fasilitas
f = frekuensi perpindahan antar fasilitas
n = jumlah fasilitas
Pada alternatif 1 diperoleh nilai Traveling Distance sebesar 3334.2.
TD A B C D E F G
A 0.0 32.6 23.0 13.0 84.5 0.0 112.6
B 32.6 0.0 38.0 9.8 227.5 0.0 19.3
C 23.0 38.0 0.0 30.9 249.1 0.0 13.6
D 13.0 9.8 30.9 0.0 178.3 140.8 165.5
E 84.5 227.5 249.1 178.3 0.0 70.8 211.2
F 0.0 0.0 0.0 140.8 70.8 0.0 46.6
G 112.6 19.3 13.6 165.5 211.2 46.6 0.0
Jumlah 265.6 327.2 354.6 538.4 1021.4 258.2 568.9
Total 3334.2
54 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 8 Safety Index Alternatif 1
SI A B C D E F G
A 0.0 9.0 9.0 1.0 10.0 0.0 4.0
B 9.0 0.0 15.0 2.0 30.0 0.0 1.0
C 9.0 15.0 0.0 4.0 30.0 0.0 1.0
D 1.0 2.0 4.0 0.0 20.0 16.0 8.0
E 10.0 30.0 30.0 20.0 0.0 2.0 12.0
F 0.0 0.0 0.0 16.0 2.0 0.0 7.0
G 4.0 1.0 1.0 8.0 12.0 7.0 0.0
Jumlah 33.0 57.0 59.0 51.0 104.0 25.0 33.0
Total 362.0
Jarak
A B C D E F G
(m)
A 0.0 10.9 7.0 26.3 19.5 14.0 18.9
B 10.9 0.0 11.7 20.8 14.7 18.7 23.6
55 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
C 7.0 11.7 0.0 21.3 24.5 9.0 13.9
D 26.3 20.8 21.3 0.0 33.6 15.3 10.4
E 19.5 14.7 24.5 33.6 0.0 31.5 36.4
F 14.0 18.7 9.0 15.3 31.5 0.0 7.9
G 18.9 23.6 13.9 10.4 36.4 7.9 0.0
Jarak
A B C D E F G
(m)
A 0.0 3.0 3.0 1.0 5.0 0.0 4.0
B 3.0 0.0 5.0 1.0 10.0 0.0 1.0
C 3.0 5.0 0.0 2.0 10.0 0.0 1.0
D 1.0 1.0 2.0 0.0 10.0 8.0 8.0
E 5.0 10.0 10.0 10.0 0.0 2.0 6.0
F 0.0 0.0 0.0 8.0 2.0 0.0 7.0
G 4.0 1.0 1.0 8.0 6.0 7.0 0.0
56 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 18 Identifikasi Tingkat Bahaya Pada Site Layout Fasilitas Alternatif 2
Proyek Konstruksi Gedung Koramil Payangan
Safety A B C D E F G
A 0.0 3.0 3.0 1.0 3.0 1.0 1.0
B 3.0 0.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0
C 3.0 3.0 0.0 3.0 3.0 1.0 1.0
D 1.0 3.0 3.0 0.0 2.0 2.0 1.0
E 3.0 3.0 3.0 2.0 0.0 1.0 2.0
F 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0
G 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 0.0
57 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
d = jarak antar fasilitas
f = frekuensi perpindahan antar fasilitas
n = jumlah fasilitas
Pada alternatif 2 diperoleh nilai Traveling Distance sebesar 3363.7.
TD A B C D E F G
A 0.0 32.7 21.0 26.3 97.3 0.0 75.6
B 32.7 0.0 58.6 20.8 147.2 0.0 23.6
C 21.0 58.6 0.0 42.6 244.5 0.0 13.9
D 26.3 20.8 42.6 0.0 335.6 122.5 83.3
E 97.3 147.2 244.5 335.6 0.0 62.9 218.1
F 0.0 0.0 0.0 122.5 62.9 0.0 55.3
G 75.6 23.6 13.9 83.3 218.1 55.3 0.0
Jumlah 252.9 283.0 380.6 631.1 1105.6 240.7 469.8
Total 3363.7
Berdasarkan variable Savety Index dengan rumus :
Contoh perhitungan A – B
Safety Index (SI) :
SI = ∑𝑛𝑖𝑗=1 𝑆𝑖𝑗 × 𝐹𝑖𝑗
SIAB = 𝑆𝑖𝑗 × 𝐹𝑖𝑗
SIAB = 3,0 × 3,0 = 9,0
Keterangan:
SI = hubungan antara tingkat keamanan frekuensi perpindahan antar
Fasilitas
s = tingkat keamanan
f = frekuensi perpindahan antar fasilitas
n = jumlah fasilitas
Pada alternatif 2 diperoleh nilai Savety Index sebesar 378. Dimana
perhitungan lengkapnya dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
58 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 13 Safety Index Alternatif 2
SI A B C D E F G
A 0.0 9.0 9.0 1.0 15.0 0.0 4.0
B 9.0 0.0 15.0 3.0 30.0 0.0 1.0
C 9.0 15.0 0.0 6.0 30.0 0.0 1.0
D 1.0 3.0 6.0 0.0 20.0 16.0 8.0
E 15.0 30.0 30.0 20.0 0.0 2.0 12.0
F 0.0 0.0 0.0 16.0 2.0 0.0 7.0
G 4.0 1.0 1.0 8.0 12.0 7.0 0.0
Jumlah 38.0 58.0 61.0 54.0 109.0 25.0 33.0
Total 378.0
Dalam analisa Traveling Distance (TD) site layout alternatif 1 diperoleh nilai
3334.2 sedangkan dalam analisa Traveling Distance (TD) site layout alternatif 2
diperoleh nilai 3363.7. Selain itu, analisa Savety Index (SI) site layout alternatif 1
diperoleh nilai 362, sedangkan analisa Savety Index (SI) site layout alternatif 2
diperoleh nilai 378. Dari hasil kedua analisa tersebut, menunjukkan bahwa site
layout dengan alternatif 1 lebih baik digunakan karena nilai Traveing Distance (TD)
dan Safety Index (SI) relatif lebih kecil / rendah dibandingkan dengan alternatif 2.
59 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.3.1.1 Analisis Internal dan Eksternal Pekerjaan Pemasangan Gypsum
Board pada Rangka Plafond
A. Analisis Internal Variabel Kekuatan dan Kelemahan Pekerjaan
Pemasangan Gypsum Board pada Rangka Plafon
Tabel 4. 15 Analisis Internal Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board pada
Rangka Plafon
Bobot
Faktor Strategi Internal SP K SP X K
(SP x K/Total
1. Biaya yang dibutuhkan lebih
3 4 12 0.5
Kekuatan sedikit dengan kualitas yang baik.
(Strengths) 2. Mudah didapatkan di berbagai
3 4 12 0.5
daerah.
TOTAL 24 1
1. Rentan rusak apabila terkena
3 4 12 0.6
Kelemahan benturan.
(Weakness) 2. Kurang cocok untuk lokasi
2 4 8 0.4
dengan curah hujan tinggi.
TOTAL 20 1
60 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
C. Kuadran SWOT Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board pada
Rangka Plafon
61 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.3.1.2 Matriks IFS dan EFE
Tabel 4. 17 Matriks IFS dan EFE Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board
pada Rangka Plafon
IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi SO Strategi WO
Peluang (O) (1.5 ; 3.0) (0.3 ; 3.0)
(1.5 ; 0.0) (1.3 ; 0.0)
(3.0 ; 3.0) (1.6; 3.0)
Total
(Kuat ; Kuat) (Lemah ; Kuat)
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) (1.5 ; 2.0) (0.3 ; 2.0)
(1.5 ; 0.0) (1.3 ; 0.0)
(3.0 ; 2.0) (1.6 ; 2.0)
Total
(Kuat ; Lemah) (Lemah ; Lemah)
62 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 19 Analisis Internal Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja
Bobot
Faktor Strategi Internal SP K SP X K
(SP x K/Total
Kekuatan 1. Bersifat anti rayap dan anti karat. 3 4 12 0.5
(Strengths) 2. Proses pemasangannya mudah. 3 4 12 0.5
TOTAL 24 1
1. Termasuk bahan konstruksi yang
Kelemahan 3 4 12 0.6
mahal.
(Weakness)
2. Memerlukan banyak tenaga kerja. 2 4 8 0.4
TOTAL 20 1
B. Analisis Eksternal Variabel Peluang dan Ancaman Pekerjaan
Pemasangan Rangka Baja
63 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
SWOT Pekerjaan Rangka Atap Baja
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
-5.0 -3.0 -1.0
-1.0 1.0 3.0 5.0
-2.0
-3.0
-4.0
-5.0
IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi SO Strategi WO
Peluang (O) (2.3 ; 2.3) (1.8 ; 2.3)
(1.3 ; 1.3) (0.8 ; 1.3)
(3.6 ; 3.6) (2.6 ; 3.6)
Total
(Kuat ; Kuat) (Kuat ; Kuat)
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) (2.3 ; 1.5) (1.8 ; 1.5)
(1.3 ; 1.5) (0.8 ; 1.5)
(3.6 ; 3.0) (2.6 ; 3.0)
Total
(Kuat ; Kuat) (Kuat ; Kuat)
64 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.3.3 SWOT Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari Keramik
Tabel 4. 22 Analisis SWOT Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik
1. Memiliki usia pakai yang cukup panjang.
Strength
2. Tidak memerlukan perawatan khusus.
1. Bobot dari penutup atap keramik ini sangat berat.
Weakness
2. Biaya yang diperlukan lebih besar.
Opportunity 1. Tidak memerlukan tenaga ahli dalam pemasangannya.
1. Masih kalah popular jika dibandingkan dengan genteng dari
Threats
tanah liat.
4.3.3.1 Faktor Internal dan Eksternal Pekerjaan Pemasangan Genteng dan
Bubungan dari Keramik
A. Analisis Internal Variabel Kekuatan dan Kelemahan Pekerjaan
Pemasangan Genteng dan Bubungan dari Keramik
Tabel 4. 23 Analisis Internal Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik
Bobot
Faktor Strategi Internal SP K SP X K
(SP x K/Total
1. Memiliki usia pakai yang cukup
3 4 12 0.5
Kekuatan panjang.
(Strengths) 2. Tidak memerlukan perawatan
3 4 12 0.5
khusus.
TOTAL 24 1
1. Bobot penutup atap keramik
Kelemahan 2 2 4
sangat berat. 0.4
(Weakness)
2. Biaya yang diperlukan besar. 3 2 6 0.6
TOTAL 10 1
65 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
B. Analisis Eksternal Variabel Peluang dan Ancaman Pekerjaan
Pemasangan Genteng dan Bubungan dari Keramik
Tabel 4. 24 Analisis Eksternal Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan
dari Keramik
Bobot
Faktor Strategi Eksternal SP K SP X K
(SP x K/Total
Peluang 1. Tidak memerlukan tenaga ahli
2 4 8 1
(Opportunities) dalam pemasangannya.
TOTAL 8 1
1. Masih kalah populer jika
Ancaman
dibandingkan dengan genteng dari 2 4 8 1
(Threats)
tanah liat.
TOTAL 8 1
C. Kuadran SWOT Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan dari
Keramik
-2.0
-3.0
-4.0
-5.0
66 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.3.3.2 Matriks IFS dan EFE
Tabel 4. 25 Matriks IFS dan EFD Pekerjaan Pemasangan Genteng dan Bubungan
dari Keramik
IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi SO Strategi WO
Peluang (O) (2.3 ; 1.3) (1.0 ; 1.3)
(1.3 ; 2.3) (1.0 ; 2.3)
(3.6 ; 3.6) (2.0 ; 3.6)
Total
(Kuat ; Kuat) (Lemah ; Kuat)
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) (2.3 ; 0.8) (1.0 ; 0.8)
(1.3 ; 1.8) (1.0 ; 1.8)
(3.6 ; 2.6) (2.0 ; 2.6)
Total
(Kuat ; Kuat) (Lemah ; Kuat)
67 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.4 Tugas 3 Perencanaan Metode Pelaksanaan WBS, OAT dan SOP
4.4.1 Work Breakdown Structure (WBS)
68 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Gambar 4. 23 WBS Lingkup Pekerjaan Plafond, Kuda - Kuda dan Atap
69 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.4.2 Bagan Organization Analysis Table (OAT)
70 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
1. Project Manager
Tugas dari project manager pada proyek pembangunan Gedung
Koramil Payangan ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait baik internal
maupun eksternal dalam mewujudkan kelancaran pelaksanaan
proyek.
b. Melaporkan pelaksanaan progres proyek, baik dalam forum SOP
maupun dalam kegiatan pelaporan rutin bulanan.
c. Memantau pelaksanaan aktivitas site sehingga keseluruhan
aktivitas eksekusi proyek, pengelolaan administrasi dan keuangan
site terlaksana secara efektif.
d. Memantau pemenuhan hak dan kewajiban pihak pemasok sehingga
berjalan sesuai dengan komitmen para pihak.
e. Menjaga kesolidan tim proyek, dengan menerapkan kepemimpinan
yang sesuai dengan nilai-nilai dasar perusahaan.
f. Memantau kinerja arus kas proyek dalam rangka mewujudkan
proyek yang lancar secara operasional keuangan.
2. Site Manager
Tugas dari site manager pada proyek pembangunan Gedung Koramil
Payangan ini adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan evaluasi kinerja tim melalui koordinasi site secara
rutin.
b. Melaksanakan analisis permasalahan kegiatan site dan
mengupayakan solusi bagi pemecahan masalah.
c. Mempersiapkan laporan aktivitas site, yang menjadi bahan utama
dalam pelaporan aktivitas site.
d. Memonitor penanganan keamanan areal kerja.
e. Memonitor pengelolaan administrasi proyek.
3. Mandor
Tugas dari mandor pada proyek pembangunan Gedung Koramil
Payangan adalah membagi tugas dan mengkoordinir kepala tukang,
71 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
tukang, dan pekerja, bila perlu mandor juga membantu pekerjaan
dilapangan.
4. Kepala Tukang
Tugas dari kepala tukang pada proyek pembangunan Gedung Koramil
Payangan adalah sebagai berikut :
a. Memimpin para tukang bangunan agar bisa memahami dan bekerja
sesuai dengan arahan pelaksana atau pemilik bangunan.
b. Sebagai tempat penitipan gaji tukang secara keseluruhan untuk
kemudian membagikanya kembali kepada para tukang sesuai
dengan pendapatan masing-masing.
c. Merupakan tukang senior yang telah ahli dibidangnya jadi bisa
menjadi tempat bertanya dan belajar bagi tukang dengan
kemampuan dibawahnya. Apabila kepala tukang tidak bisa
menjawab maka dapat disampaikan kepada pelaksana untuk
diberikan penjelasan.
d. Memberikan contoh bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan
yang baik dan cepat.
e. Melaporkan kepada pelaksana mengenai kesulitan atau kendala
dalam pelaksanaan untuk diberikan jalan keluar.
f. Memegang keuangan harian untuk operasional tukang seperti uang
makan, pembelian minuman, dan lainya sesuai dengan kebijakan
manajemen kontraktor.
g. Memberitahukan daftar alat yang dibutuhkan oleh tukang dalam
melaksanakan pekerjaan.
72 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja termasuk metode kerja, schedule, peralatan
personil kerja pekerjaan dimulai.
b. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
c. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum.
d. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum.
e. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
pemasangan plafond.
3. Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga
Tabel 4. 26 Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Plafond
PEKERJAAN PLAFOND
Tenaga Peralatan Bahan
Supervisior 1 org Bor sekrup 1 bh Paku tripleks 1 kg
Pelaksana 1 org Tembakan paku 1 bh Tripleks 120 x 240 cm 1 lembar
Mandor 1 org Waterpass 1 bh Gypsum board 9mm 1 lembar
Kepala Tukang Kayu 1 org Alat bantu streger 1 bh Paku skrup 1 kg
Tukang 2 org List kayu profil 2m
Pekerja 2 org Paku 1 kg
WAKTU PELAKSANAAN
PEKERJAAN VOLUME DURASI
Pas. Penutup plafond gypsum 123,98 m2 3 minggu
Pas. Plafond papan lambrisering 38,68 m2 3 minggu
Pas. Rangka hollow galvalum 162,65 m2 3 minggu
Pas. List gypsum 7/10 cm 145,7 m' 3 minggu
Pas. List gypsum 1/5 cm 45,5 m' 3 minggu
Pas. Tripleks 120x240 cm 118,9 m2 3 minggu
4. Analisa K3
Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3
- Tenaga kerja
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Peralatan Alat
Pelindung Diri”
73 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
- Menggunakan APD terdiri atas : helm, sepatu safety, sarung tangan,
masker dan kaca mata kerja.
5. Metode Pelaksanaan
1. Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank;
2. Waterpaskan ketinggian tersebut pada seluruh batas pasangan plafond;
3. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm
dengan rangka hollow zinkalume;
4. Selanjutnya pasang tulangan pembagi yang terbuat dari rangka hollow
zinkalume dengan jarak tiap 60 cm;
5. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root dalam
kondisi lurus dan waterpas;
6. Kalsiboard yang sudah terpasang di compon dan di cat.
74 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEKERJAAN PLAFOND
75 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.4.3.2 Pekerjaan Kuda – Kuda
1. Lingkup Kerja
Lingkup pekerjaan ini meliputi perakitan baja ringan sampai pemasangan
rangka kuda – kuda sesuai gambar rencana.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan - bahan.
b. Pekerjaan pembuatan bagian – bagian konstruksi baja seperti sambungan,
penjelasan las sudut, maupun las penuh, sambungan dengan baut.
c. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan rangkat atap, gording, rangka ikatan angin, ikatan pengaku,
pengecatan sesuai gambar kerja.
3. Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga
WAKTU PELAKSANAAN
PEKERJAAN VOLUME DURASI
Pek. Kuda - Kuda WF 200.100.5,5.8 2.095,92 kg 4 minggu
Pek. Gording C 150.50.20.3,2 727,18 kg 3 minggu
Pek. Baut M12 392 bh 3 minggu
Pek. Angkur besi D19 mm 56 bh 3 minggu
Pek. Usuk baja ringan C 750.75 212,66 m2 3 minggu
Pek. Reng 3x4 kayu kamfer 212,66 m2 3 minggu
4. Analisis K3
Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3
- Tenaga kerja
76 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Aspek K3 :
- Menggunakan APD
- Sarung tangan
- Helm
- Sepatu safety
5. Metode Pelaksanaan
A. Pengelasan
1. Pekerjaan las harus dilakukan dibengkel (pabrik) atau bebas angin dan
dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan
keadaan baik dan teliti.
2. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
3. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang
sesuai dengan yang dibutuhkan , sehingga penyambungan dengan las
dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24 - 40
volt dan 200 - 400 Ampere.
B. Sambungan
1. Lubang bolt harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter bolt, jika bolt
dikerjakan di shop , maka cara melubangi boleh langsung dengan alat
pengerat, semua pelubangan / pengeboran untuk bolt ketat harus dapat
dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan dikerjakan
tersebut dikerjakan.
2. Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test ,
sebanyak 2 (dua ) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan
random testing. Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak
memenuhi syarat harus diulangi kembali sampai memenuhi persyaratan.
C. Perawatan dan Perlindungan
1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan
kotoran - kotoran ataupun minyak - minyak , dengan menggunakan sikat
77 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
baja atau sand blasting , sampai permukaannya memperoleh warna
metalik merata.
2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di
workshop, seluruh permukaannya harus cepat-cepat dicat dengan meni
( zinc chromate ) yang tebalnya 30 - 35 micron. Cat dasar ini harus betul-
betul merata untuk seluruh permukaan profil.
3. Cat dasar yagn tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali,
disikat kawat, digosok dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti
yang telah diuraikan.Cat dasar dilaksanakan dua kali pengecatan dan
dipakai produksi ICI.
4. Pengecatan harus sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh pabrik
dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Sebelum memulai
pengecatan kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
D. Perakitan Rangka Kap Baja Ringan
1. Terlebih dahulu memeriksa gambar-gambar pelaksanaan serta
melakukan pengukuran-pengukuran setempat termasuk jarak dan
elevasi ring balok. Metode fabrikasi harus mengikuti prosedur dan
standar yang direkomendasikan oleh pabrik produsen kap baja ringan
dan harus dilakukan oleh fabrikator pemegang lisensi.
2. Semua kuda-kuda yang sudah difabrikasi harus ditandai/dinomori
sesuai dengan gambar kerja untuk menghindari kesalahan
pemasangan/ereksi.
3. Dalam kondisi apapun, bentuk dan proses fabrikasi tidak boleh
meyimpang dari apa sudah yang dinyatakan dalam gambar kerja yang
dikeluarkan produsen kap baja ringan.
E. Pemasangan Rangka Kap Baja Ringan
1. Tahapan awal yaitu , permukaan semua ring balok harus diperiksa
kembali apakah sudah berada pada satu bidang/level. Jika tidak, harus
diberi ganjalan/dudukan sehingga tidak ada gap antara ring balok
dengan kuda-kuda. Dudukan ini dapat berupa adukan mortar khusus
ataupun potongan profil dari material yang sama sesuai dengan
78 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
rekomendasi dari pabrik. Dalam kondisi apapun tidak diperkenankan
menjadikan material kayu/balok kayu sebagai ganjalan/dudukan
permanen.
2. Kuda-kuda yang sudah dirakit dapat diangkat ke atas ring balok secara
manual ataupun dengan alat bantu crane. Bila menggunakan crane,
kuda-kuda harus diikat minimum di 2 titik sebagai titik tumpu angkut.
Pengangkutan dilakukan dengan hati-hati sehingga kuda-kuda terhindar
dari resiko lentur, terpuntir atau lepas sambungannya.
3. Semua kuda-kuda harus diereksi dalam bidang vertikal dan sejajar satu
sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat
disain. Setelah kuda-kuda naik ke atas dan duduk pada posisinya, harus
dipasang/disediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur kuda-kuda sesuai rekomendari dari pabrik.
4. Bracing sementara harus terpasang terus hingga keseluruhan kuda-kuda
terpasang/terakit kokoh dan permanen.
5. Semua kuda-kuda harus diangkut ke perletakan/ring balok dengan baik
dan kokoh sesuai disain dengan menggunakan pelat khusus atau pelat
siku penyambung yang disyaratkan oleh pabrik. Apabila kuda-kuda
duduk di atas wall plate, maka wall plate ini harus diangkur dulu ke
dalam perletakan/ring balok untuk mencegah kuda-kuda roboh atau
terangkat akibat tekanan horisontal dan uplift.
79 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
80 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.4.3.3 Pekerjaan Atap
1. Lingkup Kerja
Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan penutup atap.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan - bahan.
3. Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga
Tabel 4. 30 Kebutuhan Alat, Bahan dan Tenaga
PEKERJAAN ATAP
Tenaga Peralatan Bahan
Supervisior 1 org Waterpass 1 bh Genteng keramik kanmuri 2860 bh
Pelaksana 1 org Ember 1 bh Genteng bubungan 3 bh
Mandor 1 org Cetok 1 bh Semen portland 8 kg
Kepala Tukang Kayu 1 org Pasir pasang 1 m3
Tukang 2 org Murda paras 30cm 3 bh
Pekerja 3 org Ikut celedu 6 bh
Air 5 liter
WAKTU PELAKSANAAN
PEKERJAAN VOLUME DURASI
Pas. Atap genteng keramik kanmuri 229,74 m2 3 minggu
Pas. Lis plang 3x20 kayu kamfer 45,50 m' 3 minggu
Pas. Bubungan 50,75 m' 3 minggu
Pas. Ikut celedu 6 bh 3 minggu
Pas. Murda paras 30 cm 3 bh 3 minggu
4. Analisis K3
Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3
- Tenaga kerja
Aspek K3 :
- Menggunakan APD
- Sarung tangan
- Helm
- Sepatu safety
81 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
5. Metode Pelaksanaan
1. Dilakukan pemasangan genteng yang digunakan sebagai penutup atap
pada jarak 60 cm dari pusat ke pusat antar genteng.
2. Pemasangan lisplang
3. Pemasangan bubungan
4. Pemasangan ikut celedu
5. Pemasangan murda paras
82 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEKERJAAN ATAP
83 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.5 Tugas 4 Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Tabel 4. 32 Identifikasi bahaya dan resiko
84 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
85 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 33 Penyusunan dan jabaran program kerja
86 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
87 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
88 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.6 Tugas 5 Perencanaan Sumber Daya Proyek
Adapun yang harus dihitung dalam perencanaan sumber daya, yaitu sebagai
berikut :
89 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Kepala Tukang OH 0.0200 0.0433 0.9
Mandor OH 0.0050 0.0108 0.2
f. Pasang listplank 3 x 20 m 45.50 21
Pekerja OH 0.1000 0.2167 4.6
Tukang kayu OH 0.2000 0.4333 9.1
Kepala Tukang Satuan OH 0.0200 0.0433 0.9
Mandor OH 0.0050 0.0108 0.2
2 Pek. Penutup Atap
a. Genteng Keramik m2 229.74 21
Pekerja OH 0.1500 1.6410 34.5
Tukang kayu OH 0.0750 0.8205 17.2
Kepala Tukang OH 0.0075 0.0821 1.7
Mandor OH 0.0080 0.0875 1.8
b. Bubungan atap m 50.75 21
Pekerja OH 0.4000 0.9667 20.3
Tukang kayu OH 0.2000 0.4833 10.2
Kepala Tukang OH 0.0200 0.0483 1.0
Mandor OH 0.0020 0.0048 0.1
c. Ikut Celedu Paras 80cm bh 6.00 21
Pekerja OH 0.4000 0.1143 2.4
Tukang kayu OH 0.8000 0.2286 4.8
Kepala Tukang OH 0.0400 0.0114 0.2
Mandor OH 0.0200 0.0057 0.1
d. Murda paras 30 cm bh 3.00 21
Pekerja OH 0.4000 0.0571 1.2
Tukang kayu OH 0.8000 0.1143 2.4
Kepala Tukang OH 0.0400 0.0057 0.1
Mandor OH 0.0200 0.0029 0.1
B Pekerjaan Plafond
a. Hollow 3.5 Galvalum m2 162.65 21
Pekerja OH 0.2500 1.9363 40.7
90 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tukang Besi OH 0.2500 0.6042 12.7
Kepala Tukang OH 0.0250 0.0604 1.3
Mandor OH 0.0130 0.0314 0.7
b. Plafond Gypsum 9 mm m2 123.98 21
Pekerja OH 0.1000 0.5904 12.4
Tukang kayu OH 0.0500 0.2952 6.2
Kepala Tukang OH 0.0050 0.0295 0.6
Mandor OH 0.0050 0.0295 0.6
c. Plafond lambrisering m2 38.68 21
Pekerja OH 0.8000 1.4735 30.9
Tukang kayu OH 0.8000 1.4735 30.9
Kepala Tukang OH 0.0800 0.1474 3.1
Mandor OH 0.0400 0.0737 1.5
d. List Plafond 7/10 cm m 145.70 21
Pekerja OH 0.03 0.2081 4.4
Tukang kayu OH 0.03 0.2081 4.4
Kepala Tukang OH 0.003 0.0208 0.4
Mandor OH 0.003 0.0208 0.4
e. List Plafond 1/5 cm m 45.50 21
Pekerja OH 0.03 0.0650 1.4
Tukang kayu OH 0.03 0.0650 1.4
Kepala Tukang OH 0.003 0.0065 0.1
Mandor OH 0.003 0.0065 0.1
91 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.6.2 Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Bahan (KSDB)
Perhitungan Kebutuhan Komposisi Sumber Daya Bahan (KSDB), untuk
masing-masing pekerjaan yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan produktivitas
(P1) berdasarkan durasi (d) yang diperlukan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Kebutuhan Sumber
Volume Kebutuhan
Durasi daya per satuan
No Uraian Pekerjaan Sumber Daya
Volume (Kt)
Bahan per Hari
Satuan Volume Hari Satuan Koefisien
A Pekerjaan Atap
1 Pek. Rangka Baja
a. Pek Baja IWF 200/100 kg 2095.92 21
Besi Baja IWF Kg 1.150 114.777
b. Pek. Gording C 150/50 kg 727.18 21
Baja Profil CNP kg 1.150 39.822
c. Pek Baja C75 m2 212.66 21
Baja Canai dingin 75 kg 0.005 0.055
d. Pek. Reng 3x4 Kamper m2 212.66 21
Kaso-kaso 5x7 cm m3 0.014 0.142
Reng 3x4 cm m3 0.057 0.577
Paku 5 & 10 cm kg 0.250 2.532
e. Pasang Tatab 3 x 10 m 45.50 21
Papan kayu m3 0.005 0.012
Paku 5 dan 7 kg 0.050 0.108
f. Listplank 3x20 m 45.50 21
Papan kayu m3 0.011 0.023
Paku 5 dan 7 kg 0.100 0.217
2 Pek. Penutup Atap
a. Atap Genteng m2 229.74 21
Genteng Keramik bh 14 153.160
b. Bubungan Genteng m 50.75 21
Genteng Bubungan bh 3 7.250
Semen Portland kg 8 19.333
Pasir pasang m3 0.032 0.077
c. Ikut Celedu Paras 80cm m 6.00 21
Semen Portland kg 5 1.429
Pasir pasang m3 0.04 0.011
Util 80 cm bh 1 0.286
d. Murda paras 30 cm bh 3.00 21
Semen Portland kg 5 0.714
Pasir pasang m3 0.04 0.006
Util 80 cm bh 1 0.143
92 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
B Pekerjaan Plafond
a. Hollow 3.5 Galvalum m2 162.65 21
Hollow galvalume 3,5 m 3.3611 26.033
Wall angle m 1.2833 9.939
paku sekrup hollow bh 2.6889 20.826
paku beton bh 0.8888 6.884
b. Plafond Gypsum 9 mm m2 123.98 21
Gypsum board lbr 0.364 2.149
Paku skrup kg 0.11 0.649
c. Plafond lambrisering m2 38.68 21
Kayu papan m3 0.015 0.028
Paku tripleks kg 0.01 0.018
d. List Plafond 7/10 cm m 145.70 21
List gypsum 7/10 cm m 1.05 7.285
Compound kg 0.01 0.069
e. List Plafond 1/5 cm m 45.50 21
List gypsum 1/5 cm m 1.05 2.275
Compound kg 0.01 0.022
93 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.7 Tugas 6 Perencanaan Rencana Anggaran
Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung
dan biaya tidak langsung yang dijabarkan seperti dibawah ini:
94 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.7.1 Biaya Langsung
Tabel 4. 38 Biaya Langsung
Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
No Uraian
3 4 5 6 = 3 x5
I PEKERJAAN PLAFOND
1 Pasang penutup plafond gypsum 123.98 m2 Rp 348,370.00 Rp 43,190,912.60
2 Pasang plafond papan lambrisering 38.68 m2 Rp 1,264,340.00 Rp 48,904,671.20
3 Pasang rangka hollow galvalum 162.65 m2 Rp 611,020.30 Rp 99,382,451.80
4 Pasang plat penyambung t = 8mm 303.06 kg Rp 290,378.00 Rp 88,001,956.68
5 Pasang pengaku / stiffener 8 mm 299.38 bh Rp 201,520.00 Rp 60,331,057.60
6 Pasang list gypsum 7/10 cm 145.7 m Rp 205,051.00 Rp 29,875,930.70
7 Pasang list gypsum 1/5 cm 45.5 m Rp 284,031.00 Rp 12,923,410.50
8 Pasang ikatan angin & trackstang 12mm 126.55 kg Rp 31,900.00 Rp 4,036,945.00
9 Pasang triplek 120 x 240 cm 118.9 m2 Rp 773,630.00 Rp 91,984,607.00
II PEKERJAAN KUDA - KUDA
1 Pasang kuda - kuda WF 200x100x5.5x8 per kg 2095.92 kg Rp 4,522,023.00 Rp 9,477,798,446.16
2 Pasang gording C 150x50x20x3.2 727.18 kg Rp 459,723.00 Rp 334,301,371.14
3 Pasang baut M12 392 bh Rp 224,510.00 Rp 88,007,920.00
4 Pasang angkur besi D19mm 56 bh Rp 287,166.90 Rp 16,081,346.40
5 Pasang usuk baja ringan C 750x75 212.66 m2 Rp 1,060,969.80 Rp 225,625,837.67
6 Pasang reng 3x4 kayu kamfer 212.66 m2 Rp 735,955.00 Rp 156,508,190.30
III PEKERJAAN ATAP
1 Pasang atap genteng keramik kanmuri 229.74 m2 Rp 162,926.50 Rp 37,430,734.11
2 Pasang list plang 3x20 kayu kamfer 45.5 m Rp 182,875.00 Rp 8,320,812.50
3 Pasang tatab 3x10 kayu kamfer 45.5 m Rp 97,075.00 Rp 4,416,912.50
4 Pasang bubungan genteng keramik kanmuri 50.75 m Rp 190,806.00 Rp 9,683,404.50
5 Pasang ikut celedu paras 6 bh Rp 402,270.00 Rp 2,413,620.00
6 Pasang murda paras 30 cm 3 bh Rp 360,470.00 Rp 1,081,410.00
Jumlah Biaya Langsung : Rp 10,840,301,948.35
95 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
4.7.2 Biaya Tidak Langsung
Tabel 4. 39 Biaya Upah Tenaga Kerja
96 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 40 Biaya Bahan atau Material
97 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
Tabel 4. 43 Biaya Umum Kantor
No Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Biaya Umum Kantor
a. Biaya Operasional 1 Ls Rp 1,000,000.00 Rp 1,000,000.00
TOTAL : Rp 1,000,000.00
98 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari perencanaan metode pelaksanaan
pekerjaan Proyek Gedung Koramil Payangan didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada perencanaan site layout dengan metode Multi Ojectives Function
dengan 2 alternatif diperoleh data analisa Traveling Distance (TD) dan
Savety Index (SI). Pada alternatif 1 diperoleh nilai Traveling Distance
(TD) sebesar 3334.2, sedangkan pada alternatif 2 diperoleh sebesar
3363.7. Untuk nilai Safety Indeks (SI) yang diperoleh pada alternatif 1
sebesar 362, sedangkan pada alternatif 2 diperoleh nilai 378. Dari hasil
kedua analisa tersebut, menunjukkan bahwa site layout dengan alternatif
1 lebih baik digunakan karena nilai Traveing Distance (TD) dan Safety
Index (SI) relatif lebih kecil / rendah dibandingkan dengan alternatif 2.
2. Pada analisis SWOT untuk pekerjaan pemasangan gypsum board pada
rangka plafon, pekerjaan pemasangan rangka baja, dan pekerjaan
pemasangan genteng dan bubungan dari keramik diperoleh kesimpulan
bahwa ketiga pekerjaan tersebut setelah di analisis berada pada kuadran
I yaitu mendukung strategi agresif. Dimana kuadran I merupakan posisi
yang sangat menguntungkan. Sesuai hasil analisis, pekerjaan
pemasangan genteng dan bubungan dari keramik ini memiliki kekuatan
dari internal dan peluang dari eksternal.
3. Berdasarkan WBS diketahui urain pekerjaan meliputi pekerjaan
plafond, pekerjaan kuda – kuda, dan pekerjaan atap. Secara terperinci,
uraian pekerjaan tersebut dibagi lagi menjadi pekerjaan pengukuran
spasi, pekerjaan pengukuran tinggi plafond, pekerjaan pasangan rangka
plafond, pekerjaan pasang kap kuda – kuda, pekerjaan perlindungan
kuda – kuda, pekerjaan pemasangan genteng keramik, pekerjaan
pemasangan lis plang, pekerjaan pemasangan bubungan, pekerjaan
pemasangan ikut celedu, pekerjaan pemasangan tatab, dan pekerjaan
pemasangan murda.
4. Berdasarkan OAT, pekerjaan plafond, pekerjaan kuda – kuda dan
pekerjaan atap diperoleh bagan organisasi proyek yang dipimpin oleh
99 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
project manager, lalu dibawahi oleh site manager, lalu site engineer, lalu
pelaksana, lalu mandor, lalu kepala tukang dan terakhir pekerja.
5. Berdasarkan SOP, diperoleh lingkup kerja tiap pekerjaan, tahapan
persiapan pekerjaan, kebutuhan alat, bahan dan tenaga, analisa K3, dan
metode pelaksanaan tiap pekerjaan.
6. Berdasarkan analisa SMK3, diperoleh kesimpulan bahwa proyek
pembangunan Gedung Koramil Payangan telah berhasil menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam
upaya pencegahan kecelakaan kerja.
7. Berdasarkan hasil perencanaan sumber daya proyek diperoleh
kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan sumber daya bahan, dan
kebutuhan sumber daya alat. Hasil analisis sumber daya manusia dan
bahan berupa kebutuhan sumber daya per hari, sedangkan untuk hasil
analisis kebutuhan sumber daya alat berupa kebutuhan sumber daya alat
per hari beserta biaya yang dibutuhkan.
8. Berdasarkan analisis perencanaan anggaran biaya, diperoleh biaya total
upah pekerja sebesar Rp 126,563,119.33. Biaya bahan atau material
yang diperlukan sebesar Rp 303,378,452.80. Biaya persiapan dan
penyelesaian yang dibutuhkan sebesar Rp 4,500,000.00. Biaya umum
proyek yang dibutuhkan sebesar Rp 4,165,000.00. Biaya umum kantor
yang dibutuhkan sebesar Rp 1,000,000.00.
9. Durasi proyek pembangunan Gedung Koramil Payangan khususnya
pekerjaan plafon, pekerjaan kuda – kuda, dan pekerjaan atap
berlangsung selama 3 minggu atau 21 hari hari kalender.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan untuk digunakan sebagai
bahan pertimbangan:
100 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
tepat mutu, tepat waktu, memenuhi keselamatan kerja, dan semua pihak
yang terkait merasa puas.
2. Dalam mengalisis biaya dan waktu pelaksanaan proyek sebaiknya
disarankan perencaan pelaksanan dibuat sampai pekerjaan finishing
agar perencanaan pelaksanaan bisa lebih lengkap.
3. Dalam perencanan pelaksanaan selanjutnya untuk biaya K3 dibuat lebih
terperinci sehingga dapat melengkapi perencanaan berikutnya maka
perlu diperhitungkan biaya kesehatan dan keselamatan kerja sesuai
kebutuhan pada proyek tersebut.
101 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
DAFTAR PUSTAKA
Gie, 2020. SOP Adalah: Pengertian, Fungsi, Manfaat, Contoh, dan Tips
Membuatnya. [Online]
Available at: https://accurate.id/marketing-manajemen/sop-adalah/
[Accessed 15 4 2022].
I Wayan Jawat, M., 2022. Perencanaan Site Layout. [Online]
Available at: https://lms.warmadewa.ac.id/mod/resource/view.php?id=204038
[Accessed 2022].
ITS, T., 2015. Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan. Volume 6.
Jawat, I. W., 2022. Topic 4b Jabaran Work Breakdown Structure. [Online]
Available at: https://lms.warmadewa.ac.id/course/view.php?id=9744
[Accessed 14 4 2022].
Jawat, I. W., 2022. Topic 4c SOP (Standar Operasional Prosedur). [Online]
Available at: https://lms.warmadewa.ac.id/course/view.php?id=9744
[Accessed 15 4 2022].
Jawat, I. W., 2022. Topic 6 Sumber Daya Proyek. [Online]
Available at: https://lms.warmadewa.ac.id/course/view.php?id=9744
[Accessed 2022].
Populix, 2021. Pengertian Analisis SWOT, Tujuan, Cara Membuat, dan
Contohnya. [Online]
Available at: https://www.info.populix.co/post/analisis-swot-adalah
[Accessed 3 11 2021].
Raharja, A. D., 2022. Work Breakdown Structure (WBS): Kenali Pengertian,
Manfaat, dan Tips untuk Membuatnya. [Online]
Available at: https://www.ekrut.com/media/wbs-adalah
[Accessed 14 4 2022].
Tanuwidjaja, H., 2019. Metode Pelaksanaan Konstruksi. [Online]
Available at: https://slideplayer.info/slide/13033119/
[Accessed 15 4 2022].
102 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
DOKUMENTASI
103 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i
104 |P e r e n c a n a a n P e l a k s a n a a n P r o y e k K o n s t r u k s i