Puji syukur dipanjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
melimpahkan rahmat dan Karunia-nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktunya. Tugas ini penulis buat sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan mata kuliah Estimasi, serta sebagai pembelajaran menyusun
kurva prestasi sesuai dengan ilmu-ilmu yang telah di terima selama kuliah.
Tugas ini disusun sudah maksimal atas bantuan banyak pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. I Ketut Nudja, S. MT. Selaku dosen pengajar dan dosen
pembimbing yang telah dengan sabar membimbing hingga selesainya
Tugas ini
2. Teman-teman teknik sipil yang tidak bisa di sebutkan namanya satu per
satu yang telah banyak membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga Tugas ini dapat terselesaikan.
Atas bantuan dan bimbingan, penulis mengharapkan Tugas ini mendapat
saran dan kritik membangun demi kesempurnaan dan semoga tugas ini
dapat berguna untuk pembaca.
Denpasar, 29 Juli 2016
Penulis
(Penulis)
2.9 Tabel Analisa Organisasi Proyek (Organization Analysis Table OAT) ..18
4.1.2. Daftar Data Ketersediaan Sumber Daya Manusia, Bahan dan Alat.
..................................................................................................... 74
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Kontrol (Check)
Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat
kesalahan paling minimal. Namun hasil dari perencanaan bukanlah dokumen yang
bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian,
perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk menyesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya. (Abrar Husen.
2010 : 3).
Adapun tujuan dari perencanaan pelaksanaan pada proyek ini adalah untuk
merencanakan jadwal prestasi Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sait-Suluban
1. Manfaat Akademik.
Dapat menambah wawasan penulis tentang keadaan proyek di lapangan dalam hal
perencanaan pelaksanaan khususnya pada proyek konstruksi.
1. Data Gambar
2. Data RKS
1. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah ada rangkaian kegiatan yang
sama persis (tidak ada identic, yang ada adalah jenis), proyek bersifat sementara
dan selalu terlibat grup pekerja berbeda beda.
3. Organisai
1. Bangunan gedung.
a. Rumah
b. Kantor
c. Pabrik
2. Bangunan sipil
a. Jalan
b. Jembatan
c. Bendungan
1. Penetapan Tujuan
Pada tahap ini ditentukan tujuan pelaksanaan proyek, yang diinginkan serta
waktu, biaya, dan target.
2. Urutan Kerja
Tahapan ini berbasis seluruh urutan dan deskripsi pekerjaan yang perlu dilakukan
untuk mecapai tujuan proyek.
4. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan berisi waktu pelaksanaan setiap aktifitas, dan batas selesai.
Perencanaan ini berisi jumlah anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
terlaksananya tujuan proyek.
Proses pembuatan estimasi biaya, sering diulang bila mendapat angka yang
kurang diinginkan oleh para kontraktor dalam melakukan penawaran (bid price) atau
harga penawaran, oleh karena itu prosesnya merupakan suatu siklus, seperti terlihat
pada Gambar 2.1, (Asiyanto, 2002: 45), yaitu :
Sebaiknya atau bahkan seharusnya suatu proyek baru dapat dimulai bila telah
tersedia/selesai perencanaan pelaksanaanya. Namun demikian karena biasanya titik
awal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh pemilik proyek (owner), sedang saat itu
perencanaan pelaksanaanya belum selesai (belum disahkan oleh Top Manajemen),
maka untuk kasus kasus seperti ini harus ada kebijakanbataswaktu yang masih
dapat diterima/ditolerir untuk menggunakan draft perencanaan pelaksanaan
(construction planning), terutama untuk anggaran biaya pelaksanaan sebagai
pedoman sementara.
Hal diatas merupakan merupakan wujud dari dua janji yang harus dipenuhi oleh
manajer proyek, yaitu :
a. Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas, dan lain lain).
b. Lokasi pekerjaan.
c. Jarak angkut.
d. Komposisi alat.
e. Kata kata singkat (bukan kalimat panjang, dan jelas mengenai urutan
pekerjaan).
b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu
penjelasan lebih detail.
2. Memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran biaya, yaitu sesuai dengan biaya
yang dianggarkan dalam proyek.
a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas
penyelesaian.
a. Desain bangunan.
b. Medan/lokasi pekerjaan.
Oleh karena faktor faktor yang mempengaruhi tersebut diatas, maka kadang
kadang metode pelaksanaan hanya memiliki alternatif yang terbatas. Bila kendalanya
ada pada desain bangunan, maka dapat dimintakan usulan kepada pemilik bangunan
(owner), sejauh menguntungkan semua pihak.
1. Jadwal pelaksanaan.
1. Sumber daya manusia dengan skiil yang cukup untuk melaksanakan suatu
metode pelaksanaan konstruksi.
Untuk contoh model AOT, yang disesuaikan dengan model WBS pada proyek
pembuatan jaringan air bersih, pada pembahasan sebelumnya, (Sidharta. K.dkk. 1998
: 51), adalah seperti gambar 2.5 dan gambar 2.6 berikut :
Hal yang penting diingat saat menyusun perencanaan WBS dan OAT, adalah
keduanya harus sepadan (matching). Langkah selanjutnya dalam perencanaan
jaringan kerja adalah alokasi sumber daya yang meliputi : pekerja, peralatan dan
material. Dari metode konstruksi dan sumber daya yang sudah ditetapkan dapat
dihitung durasi kegiatan dan harga satuan. Untuk jelasnya diberikan diagram alir
hubungan antara WBS, OAT, analisa harga satuan, dan perkiraan durasi kegiatan.
1. Pekerjaan Tanah
1m Pekerjaan Galian
0,027 hr. Operator
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
2. Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
0.66 hr. Pekerja
0.33 hr. Tukang Kayu
0.033 hr. Kep. Tukang Kayu
0.0033 hr. Mandor
1m Pekerjaan Bongkar Angkut
0.066 hr. Pekerja
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
0,002 hr. Pekerja
0,0002 hr. Tukang Besi
0,00035 hr. Kepala Tukang
0,0002 hr. Mandor
5. Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
0.667 hr Pekerja
0,027 hr Mandor
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
1. Pekerjaan Tanah
1m Pekerjaan Galian
0,027 hr. Operator
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
5. Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
0.667 hr Pekerja
0,027 hr Mandor
1m Pekerjaan Mengisi Pondasi Perancah
1,5 hr Pekerja
0,025 hr Mandor
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
Dimana pengertian dari daftar analisa diatas, bahwa 0,66 Mandor, 0,033
Tukang atau produktifitasnya adalah 1m3 /hari.
Untuk menentukan besarnya durasi (d) untuk masing masing jenis pekerjaan
dapat dihitung dengan rumus (Anonim, 1998 : 57), berikut :
d = ....(2.1)
atau
d = (2.2)
dimana
= x V(2.3)
dari hasil perhitungan durasi, maka durasi (d) yang dipilih adalah durasi yang
terbesar untuk menyelesaikan item pekerjaan.
Dimana :
d = Durasi
V = volume
Rencana kerja yang paling sering dan banyak digunakan adalah diagram
batang (bar chart) atau Gant chart. Diagram batang (bar chart) digunakan secara luas
dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah pembuatannya, dan mudah
dimengerti oleh pemakainya.
Diagram batang (bar chart) adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun
dalam kolom vertical, sedangkan kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu.
Saat dimulai dan akhir dari sebuah dapat dilihat dengan jelas sedangkan durasi
kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
1. Daftar item pekerjaan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada
dalam rencana pelaksanaan pembangunan.
2. Urutan pekerjaan, dari item daftar kegiatan itu, disusun urutan pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan prioritas, item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih
Bentuk dari diagram batang (bar chart) dari sebuah proyek konstruksi dapat
dilihat pada gambar 2.8, berikut :
Gambar 2. 8 bentuk dari diagram batang (bar chart) dari sebuah proyek konstruksi
Keunggulan dari diagram batang (bar chart) adalah mudah dibuat dan
dipahami. Sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi, disamping itu
diagram batang (bar chart) juga mempunyai kelemahan (Soeharto, I, 1995 : 180),
yaitu sebagai berikut :
2.13.2.1 Pengertian
Definisi diagram jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model
yang digunakan dalam menyelenggarakan proyek yang produknya adalah informasi
mengenai kegiatan kegiatan yang ada dalam jaringan kerja (network) proyek yang
bersangkutan. Informasi yang dihasilkan adalah mengenai sumber daya yang
dibutuhkan beserta jadwalnya. (Tubagus H. A, 1990 : 4)
Setiap diagram jarring panah (Arrow diagram) merupakan satu kesatuan dari
seluruh kegiatan sehingga kejadian (event) J kegiatan sebelumnya juga merupakan
kejadian (event) I kegiatan berikutnya. Bentuk diagram ini disebut dengan I-J
diagram (Wulfram I. E, 2002 : 161).
2. Menunjukkan dengan jelas waktu waktu penyelesaian yang kritis dan yang
tidak kritis, sehingga memungkinkan untuk mengatur pembagian usaha dan
perhatian.
5. Terdapatnya kepastian dalam penggunaan sumber daya tenaga, bahan, dan alat.
2.13.2.3 Simbol
1. Anak Panah ( )
2. Lingkaran ( )
Dalam menyusun urutan kegiatan pada kegiatan jaring panah (Arrow Diagram)
atau Activity on arrow (AOA) harus memperhatikan beberapa persyaratan, (Wulfram
I. E, 2002 : 162), yaitu :
3. Kegiatan disimbolkan dengan anak panah yang dapat digambarkan dengan garis
lurus atau patah.
6. Kegiatan semu digunakan garis putus putus dan jumlahnya seperlunya saja.
Saat kejadian paling awal/Earliest Event Time (EET), adalah saat paling
awal suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak mungkin terjadi sebelumnya. Untuk
menghitung nilai dari saat kejadian paling awal/Earliest Event Time (EET), dapat
dihitung dengan rumus (Syah, M.S. 2004 : 95), berikut :
= + ...(2.4)
= Durasi kehiatan i ke j
Saat kejadian paling lambat/Latest Event Time (LET), adalah saat paling
lambat suatu persiwa boleh terjadi, dan tidak boleh terjadi sebelumnya (meskipun itu
terjadi) sehingga proyek mungkin selesai pada waktu yang telah direncanakan. Untuk
menghitung nilai dari saat kejadian paling lambat/latest Event Time (LET), dapat
dihitung dengan rumus (Syah,M.S. 2004 : 95), berikut :
= + (2.5)
= Durasi kegiatan i ke j
Seperti diketahui kegiatan yang dihubungkan oleh dua kejadia kritis tidak
selalu merupakan kegiatan kritis, karena diantaranya bukan merupakan kegiatan
kritis, hal ini disebabkan oleh adanya sejumlah waktu tenggang dalam kegiatan
tersebut. Waktu tenggang ini disebut float. Float adalah sejumlah waktu yang tersedia
dalam suatu kegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat tertunda dan
terlambat secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak
menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, (Wulfram I. E, 2002 : 167 dan Syah, M.S. 2004 : 97),
yaitu :
Total Float adalah besarnya tergantung waktu yang masih dimungkinkan pada
suatu kegiatan/pekerjaan untuk terjadi keterlambatan selesainya pekerjaan
Free Float adalah besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada
suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambatan
selesainya pekerjaan tersebut (boleh ditunda), tanpa mempengaruhi waktu
dimulai kegiatan berikutnya. Free Float dapat dihitung dengan rumus :
2.13.3.1 Pengertian
Aturan dasar CPM atau AOA mengatakan bahwa suatu kegiatan boleh
dimulai setelah pekerjaan terdahulu (predesesor) selesai, maa untuk proyek dengan
rangkaian kegiatan tumpang tindih (overlapping) dan berulang ulang akan
menemukan garis dummy yang banyak sekali, sehingga tidak praktis dan kompleks.
Sebagai contoh gambar 2.9, memperhatikan jaringan AOA proyek memasang pipa
yang terdiri dari kegiatan menggali tanah, meletakkan pipa dan menimbun
kembali. Terlihat bahwa jaringan kerja yang dihasilkan seperti digambarkan
(Soeharto, I. 1995 : 241), sebagai berikut :
Bila proyek tersebut disajikan dengan metode PDM akan dihasilkan diagram
yang lebih sederhana. Oleh karena itu metode ini banyak di jumpai pada proyek
proyek engineering konstruksi yang kaya akan pekerjaan tumpang tindih dan
pengulangan, seperti pemasangan pipa, pembangunan gedung bertingkat,
pengaspalan jalan dan lain lain. Terlihat bahwa jaringan kerja yang dihasilkan
seperti dapat digambarkan 2.11, sebagai berikut :
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segi empat. Definisi kegiatan dan peristiwa sama seperti CPM. Hanya perlu
Keterangan :
Konstrain menunjukan hubungan antara kegiatan dengan satu garis dari node
yang terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua
node. Karena setiap node mempunyai dua ujung yaitu ujung awal atau mulai (S) dan
ujung akhir (F) naka ada empat macam konstain yaitu awal ke awal (SS), awak ke
akhir (SF), akhir ke akhir (FF) dan akhir ke awal (FS). Pada garis kontrain
dibutuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (Lead) atau lambat tertunda
(Lag). Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu adalah hari maka penjelasan
lebih lanjut (Soeharto, I. 1995 : 243), adalah sebagai berikut :
Catatan :
Suatu proyek terdiri tiga kegiatan yang semula disajikan dalam bentuk
diagram jarring panah (Arrow Diagram) atau Activity on arrow (AOA), (Soeharto, I,
1995 : 245) seperti terlihat pada gambar 2.12, berikut :
a) Hitungan Maju
3. Notasi (i) Bagi kegiatan terdahulu (predesesor) dan (j) kegiatan yang sedang
di tinjau.
a. Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES (j) adalah
sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES (i)
b. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j)
adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES
(j), ditambah kurun waktu kegitan yang bersangkutan D (j). atau ditulis
rumus menjadi :
3. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikutnya :
a. Hitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang
ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF
plus konstrain yang bersangkutan.
3. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling
awal dengan waktu mulai paling awal LF ES = D
4. Bila hanya sebagai dari kegiatan yang bersifat kritis, maka kegiatan tersebut
secara utuh dianggap kritis.
Float adalah sejumlah waktu yang tersedia dalam waktu kegiatan sehingga
memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat secara sengaja atau
tidak disengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan poyek menjadi
terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat dibedakan menjadi tiga jenis, (Wulfram
I. E. 2002 : 184 dan Syah, M.S. 2004 : 98), yaitu :
Total Float adalah besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu
kegiatan/pekerjaan untuk menjadi keterlambatan selesainya pekerjaan tersebut
Free Float adalah besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada sutu
kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambatan selesainya
pekerjaan tersebut (boleh tertunda), tanpa mempengaruhi waktu dimulainya
kegiatan berikutnya. Free Float dapat dihitung dengan rumus :
3. Link Lag
Link Lag adalah garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu network
planning, dan dapat dihiyung dengan rumus :
= ESj EFi.(2.13)
Atau
Atau
Langkah langkah untuk menentukan durasi tiap pekerjaan yang baru dari
program percepat (Susy Susmartini , 2007 : 37) adalah sebagai berikut:
1. Menetukan total float tiap kegiatan dengan hitungan mundur, di cari total
float paling minimum yg negatif.
2. Dari total float yang paling minimum dicari durasi yang baru dengan
menggunakan rumus:
TAbaru = TAlama + TAlama/Umur proyek x TF..................................(2.16)
Keterangan:
Sumber daya merupakan sebuah kompoen atau alat yang dibutuhkan sebagai
sarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, atau sumber daya adalah
merupakan unsur berupa sarana yang tersedia dalam organisasi (toal of manajement
atau toal of administration) yaitu manusia (man), bahan (material), mesin mesin
(machine), uang (money), metode kerja (method) dan pasar sebahai hasil produksi
(market). Ini dikenal dengan sebutan 6M (Widjaya, A.W. 1987 : 40).
Dan
= x ..(2.18)
dimana :
V = Volume
1. Pekerjaan Tanah
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr Pasir Urug
2. Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
1.05 m Seng
0.04 m Kayu Kelas III
3. Pekerjaan Bekisting Pile Cap dan Pilar
1 m2 Pekerjaan Bekisting Kayu (HSP 7394:2008)
a. Merakit dan Memasang Bekisting
0,04 m Kayu Kelas III
0,4 kg Paku 5-12 cm
0,2 Ltr Minyak Bekisting
0,35 Lbr Plywood 9 mm
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
1.05 kg Besi Beton
5. Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
1 kg Kawat Bronjong
1m Pekerjaan Mengisi Pondasi Perancah
3 m Batu Kali
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
1 m Ready Mix
= x .(2.19)
Dimana :
Dalam penyusunan jadwal sering kali hasil yang didapatkan belum memuaskan.
Ada hari hari tertentu tenaga kerja tidak mempunyai tugas, sedangkan hari lain
diperlukan banyak tenaga kerja tetapi hanya untuk waktu pendek saja, sehingga
grafik kebutuhan tenaga kerja persatuan waktu naik turun (fluktuasi), seperi terlihat
pada gambar 2.15, berikut :
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.16 distribusi tenaga kerja dan
grafik histogram (Syafriadin. 2002 : 58), yaitu :
Untuk mendapatkan Resource yang ideal perlu dilakukan perataan sumber daya
(Resouce Leveling). Dimana perataan sumber daya (Reaouce Leveling) mempunyai
arti mengusahakan penggunaan sumber daya dari hari ke hari sebatas mungkin hanya
terjadi perubahan atau fluktuasi jumlah yang tidak banyak dan untuk menghindari
terjadinya konflik sumber daya pada saat pelaksanaan nantinya. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada gambar 2.17, distribusi tenaga kerja dan grafik histogram yang
dinormalisir berikut :
Setelah jadwal sumber daya tenaga kerja diyakini sebagai jadwal yang ideal
(normal), seperti yang telah dijelaskan diatas, maka selanjutnya dapat dibuatkan
jadwal pengadaan, yaitu :
Untuk penjadwalan sumber daya alat juga dibuat setelah jadwal sumber daya
tenaga kerja diyakini sebagai jadwal yang ideal (normal)
a. Biaya Langsung.
1. Biaya bahan/material
3. Biaya peralatan
Biaya langsung seperti biaya bahan, upah, alat dan sub kontraktorharus dihitung
dengan memperhatikan nenerapa hal, (Sutjipto, R, 1985), seperti :
a. Bahan sisa
b. Harga franco
Biaya bahan (i) = jumlah bahan (i) yang dipakai x Harga satuan bahan (i).(2.20)
c. Perlu diketahui apakah tenaga dapat diperoleh dari daerah sekitar lokasi
proyek atau tidak.
Biaya upah (i) = jumlah tenaga (i) yang dipakai x Harga satuan tenaga kerja
(i)..(2.21)
4. Untuk menghitung biaya sub kontraktor perlu disesuaikan dengan jenis pekerjaan
yang akan disubkan dan dalam memilih sub kontraktor harus diperhatikan
keahlian dari para sub kontraktor tersebut.
b. Biaya pemasaran.
5. Asuransi.
6. Biaya bank.
Biaya umum kantor adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha. Biaya
umum kantor adalah biaya biaya yang diperuntukan untuk keperluan antara lain,
(Sutjipto, R, 1985), seperti :
9. Biaya pajak.
2.16.1 Pengertian
Untuk mengetahui hubungan antara bagian satu dengan yang lainnya baiklah
perhatikan gambar 2.18, berikut :
Jenis pekerjaan yang dimagsud addalah semua jenis pekerjaan yang telah
ditentukan pada Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) Proyek sebelumnya. Bila ada
penambahan jenis pekerjaan sebaiknya ditetapkan dulu metode pelaksanaan serta
waktu yang akan diperlukan seperti urutan jenis pekerjaan sebelumnya.
1. Analisa berdasar pengalaman, biasa ini dipakai untuk menghitung nilai real cost
biaya langsung sebelum ditambah biaya tak terduga yang merupakan perhitungan
lebih mendetail dan hitungan hitungan ini merupakan patokan dalam
mengendalikan pelaksanaan nanti/negosiasi.
1. Pekerjaan Tanah
1m Pekerjaan Galian
0,027 hr. Operator
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
0,3 hr Pasir Urug
2. Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
0.66 hr. Pekerja
0.33 hr. Tukang Kayu
0.033 hr. Kep. Tukang Kayu
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
0,002 hr. Pekerja
0,0002 hr. Tukang Besi
0,00035 hr. Kepala Tukang
0,0002 hr. Mandor
1.05 kg Besi Beton
5. Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
0.667 hr Pekerja
0,027 hr Mandor
1 kg Kawat Bronjong
1m Pekerjaan Mengisi Pondasi Perancah
1,5 hr Pekerja
0,025 hr Mandor
3 m Batu Kali
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
1 m Ready Mix
Adapun daftar harga satuan upah, bahan dan alat yang diperlukan berdasarkan
WBS dan perencanaan kebutuhan sumber daya serta daftar analisa, yang telah
diuraikan diatas
Volume tidak lain adalah panjang x lebar x tinggi, namun volume yang
dihitung untuk menyusun anggaran biaya, tidak selalu panjang x lebar x tinggi, yaitu
volume yang dihitung menurut satuan analisa yang akan dipakai. Hal ini dilakukan
agar tidak kesulitan dalam menghitung harga satuan pekerjaan. Apabila daftar
analisanya m2 maka volume pekerjaan tersebut dihitung dalam m2 . Dengan demikian
akan terjadi kesamaan dimensi dalam mengalikan volume dengan harga satuan
pekerjaan.
Biaya bahan, upah, dan alat yang diperlukan berdasarkan WBS dan
perencanaan kebutuhan sumber daya serta daftar analisa, yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dihitung :
Biaya bahan pekerjaan (i) = Koef. bahan (i) yang dipakai x Harga satuan
bahan(i)........(2.22)
a. Untuk menghitung upah buruh dibedakan upah harian, borongan, per unit
volume, atau borongan keseluruhan (borong dol) untuk daerah daerah tertentu.
b. Selain upah tarif perlu diperhatikan faktor faktor kemampuan dan kapasitas
kerjanya.
Biaya upah pekerjaan (i) = Koef. tenaga (i) yang dipakai x Harga satuan upah
(i)..(2.23)
Harga Satuan pekerjaan (i) = Biaya bahan + Biaya upah + Biaya alat...(2.24)
Jumlah harga pekerjaan (i) = Volume (i) x Harga satuan pekerjaan (i).(2.25)
2. Menjumlahkan masing masing jumlah harga pekerjaan dengan rumus :
2.17 Kurva S
1. Metode Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari buku atau
literature yang berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan proyek
2. Metode Survey atau Observasi
Suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat langsung ke lokasi
perencanaan, seperti data medan atau lokasi proyek
Jenis data dan sumber data yang dipergunakan dalam proses perencanaan
antara lain sebagai berikut:
1.Data primer
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi terkait atau pihak yang berkaitan
dengan obyek permasalaahan yang diangkat sebagai topic pembahasan.. Data
sekunder dalam perencanaan pelaksanaan proyek ini diperoleh dari Bina
Marga Kabupaten Badung. Data sekunder yang diperoleh dari Bina Marga
Kabupaten Badung antara lain:
1. Dokumen Tender.
a. Medan atau lokasi.
b. Jadwal waktu induk.
c. Jenis pekerjaan / Jabaran kegiatan atau Work Breakdown Structure
(WBS).
2. Daftar Ketersediaann Sumber Daya Manusia, Bahan dan Alat.
3. Daftar Analisa atau Unit Price.
4. Harga Satuan Upah, Bahan dan Alat.
Data medan atau lokasi pada proyek Jembatan Labuan Sait Suluban didapat
dari mempelajari gambar dan lokasi. Berdasarkan yang terdapat pada dokumen
tender, dimana medan pada pembangunan ini sangat curam dibutuhkan alat untuk
mempercepat proses pengerjaan sehingga selesai tepat pada waktu rencana yang
ditentukan.
Data jadwal induk pada proyek ini, berdasarkan dokumen tender adalah
selama 90 (sembilan puluh) hari kerja.
Data jenis kegiatan atau jabaran kegiatan atau Work Breakdown Structure
(WBS) sebelum ditentukan metode pelaksanaan yang akan dikerjakan pada proyek
ini didapat dari gambar rencana yang sudah ditentukan. Dalam hal ini kami
mengambil jenis pekerjaan pada proyek adapun jenis pekerjaan atau ringkasan dari
pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Tanah
3. Perkerjaan Beton
Dalam tugas ini kami hanya mengambil pekerjaan struktur bangunan bawah Pile
Cap dan Pilar dalam pekerjaan jembatan Labuan Sait-Suluban
4.1.2. Daftar Data Ketersediaan Sumber Daya Manusia, Bahan dan Alat.
4.1.2.1. Daftar Data Ketersediaan dan Upah Sumber Daya Manusia.
Tabel 4.1
Daftar data ketersediaan dan upah sumber daya manusia
Adapun bahan yang dimiliki oleh Kontraktor berdasarkan data bahan yang
diperlukan adalah seperti Tabel 4.2, berikut :
Tabel 4.2
Daftar data ketersediaan dan harga satuan sumber daya bahan.
Tabel 4.3
Daftar data ketersediaan dan harga satuan sumber daya alat.
3. Memasang 1 m2 bekisting
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
0,3 hr Pasir Urug
5. Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
0.66 hr. Pekerja
0.33 hr. Tukang Kayu
0.033 hr. Kep. Tukang Kayu
0.0033 hr. Mandor
1.05 m Seng
0.04 m Kayu Kelas III
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
0,002 hr. Pekerja
0,0002 hr. Tukang Besi
0,00035 hr. Kepala Tukang
0,0002 hr. Mandor
1.05 kg Besi Beton
5. Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
0.667 hr Pekerja
0,027 hr Mandor
1 kg Kawat Bronjong
1m Pekerjaan Mengisi Pondasi Perancah
1,5 hr Pekerja
0,025 hr Mandor
3 m Batu Kali
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
1 m Ready Mix
1. Pile Cap berfungsi untuk menerima beban dari pilar yang kemudian akan
terus disebarkan ke tiang pancang
2. Struktur pilar yaitu struktur dudukan lantai atau balok jembatan sisi tengah
Gambar 4.12 Letak Pile Cap untuk Pekerjaan Lantai Kerja dengan Kontur
Gambar 4.18 Potongan Memanjang Pekerjaan Pemasangan Bekisting pada Pile Cap
Gambar 4.19 Potongan Melintang Pekerjaan Pemasangan Bekisting pada Pile Cap
1. Pemasangan pondasi
Pondasi yang digunakan pondasi batu kali yang digunakan untuk
menopang perancah karena ketinggian perancah
2. Pemasangan perancah
Setelah pekerjaan pondasi selesai dilakukan pekerjaan pemasangan
scaffolding (perancah). Pekerjaan pemasangan perancah dilakukan
setinggi 13.6 m pada pilar yang akan dikerjakan terdapat tiga segmen yang
akan dikerjakan. Digunakan juga balok kayu untuk pijakan pekerja dan
menyangga perancah
Tabel 4.5
Jabaran Kerja atau Work Breakdown Structure (WBS)
Durasi (d)/ hr
Produk (P)
Volume
Harga
Simbol
Satuan
URAIAN PEKERJAAN KOLOM DAN
No Satuan Jumlah Rp. KET.
BALOK
(RP)
1 2 3 4 5 6 7 8 9= 5x8 10
A BIAYA LANGSUNG
I PEK. TANAH
1 Pek. Galian A m 552.16 16 34.51
2 Pek. Urugan B m 10.875 2 5.438
II PEK. TALANG
1 Pek. Merakit dan Pasang C m 21.6 2 10.8
2 Pek. Bongkar dan Angkut D m 21.6 1 21.6
Tabel Analisis Organisasi Proyek atau Organization Analysis Table (OAT) seperti
diilustrasikan pada Gambar 4.45, berikut ini :
Gambar 4.45 Tabel Analisis Organisasi Proyek / Organization Analyse Table (OAT)
Pekerjaan Pile Cap
Tabel 4.6
Daftar data ketersediaan dan upah sumber daya manusia.
UPAH (Rp)/
No Jenis Sumber Daya Jumlah PENDIDIKAN hari KET
1 2 3 4 5 6
A TENAGA KANTOR
1 Kepala Proyek 1 175.000
2 Kepala Pelaksana 3 150.000
3 Pelaksana 3 100.000
4 Pembantu Pelaksana 3 75.000
5 Pengendalian Mutu 2 75.000
6 Mekanik 2 150.000
7 Tenaga Administrasi
8 Sopir 2 75.000
9 Kernet 2 55.000
10 Surveyor 2 85.000
11 Penjaga Gudang 60.000
12 Tenaga Harian
TENAGA
B LAPANGAN
1 Pekerja - 66.000
2 Kep. Tukang - 105.000
3 Mandor - 105.000
4 Tukang besi - 70.000
5 Tukang batu - 75.000
6 Tukang kayu - 70.000
Pekerjaan Tanah
1m Pekerjaan Galian
0,027 hr. Operator
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
0.66 hr. Pekerja
0.33 hr. Tukang Kayu
0.033 hr. Kep. Tukang Kayu
0.0033 hr. Mandor
4. Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
0,002 hr. Pekerja
0,0002 hr. Tukang Besi
0,00035 hr. Kepala Tukang
0,0002 hr. Mandor
6. Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
1,036 Pondasi
1 21 0.336 0.713 1.036 22.82204
Perancah
0,713
Total Perhitungan Volume Perancah Kolom 22.82204 -
3
8 3 m x 0.9 m x 8 21.6 m Talang
0.9
2
3 2 6 Scaffolding Pada Balok
bekisting pile
2 7,5 2 - 7.5 1.5 22.5
1,5 cap
7,7
2,9 bekisting pile
2 2.9 14.5 7.7 32.19
cap
3 14,5
1,7
3,4 bekisting pile
2 3.4 7.5 3.4 18.53
cap
4 7,5
Total Volume Bekisting Kolom 116.72 -
Perhitungan Volume Bekisting Balok
Tabel 4.11 Volume Bekisting Balok
No Sketsa/ Gambar Jmlh Bekisting Tinggi (m) Panjang (m) Lebar (m) Volume (m) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
6 bekisting
1 2 - 6 1 12
1 balok pilar
6
bekisting
2 1.7 2 - 6 1.7 20.4
balok pilar
7,5
Total Volume Bekisting Kolom 32.4 -
2
3.14 x 0.85 m x 0.85 m 12 27.22 m Bekisting Pilar Segmen 2
3
3.14 x 0.85 m x 0.85 m 12 27.22 m Bekisting Pilar Segmen 3
9 2.53 + 0.9 0.13 25 3.853 3.56 6 21.36 82.30 Pembesian Pile cap
0.13
10 0.13 16 1.578 7.66 6 45.96 72.52 Pembesian Pile cap
7.4
Total 10790.83
25.12
4 13 1.04 2.512 250 628 653.12 Spiral
Total 6669.50
Total 994.65
1.7 5.032
No Sketsa / Gambar Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume (m) Keterangan
1
6 6 1.7 1 10.2 Balok Seg.1 dan Seg.2
1.7 1
trapesium
2 1,5 2 2 7.5 1.5 2 - 3.4 89.25
pada pile cap
4.7.1 Excavator
Karena dalam penggalian memakai alat Excavator maka harus dihitung
produktifitas alat untuk mengetahui durasi penggalian menggunakan alat Excavator.
=
=
Kapasitas = kapasitas bucket untuk menampung beton dalam (m)
= + + + +
=
0.9 3 1.5 3 363
= = =
0.6
=
552.16 3
= = 15.337 ~ 16
36 3 /
No Pekerjaan Volume Pekerjaan (m) Kapasitas Produktivitas Talang (m/hari) Durasi Durasi (hari)
1 Pengecoran Lantai Kerja 10.875 240 0.045313 1
2 Pengecoran Pile Cap 204.75 240 0.853125 1
3 Pengecoran Pertama Pilar Seg.1 11.42 240 0.047583 1
4 Pengecoran Kedua Pilar Seg.2 11.42 240 0.047583 1
5 Pengecoran Balok Seg.1 10.2 240 0.0425 1
6 Pengecoran Pertama Pilar Seg.1 10.29 240 0.042875 1
7 Pengecoran Kedua Pilar Seg.2 10.29 240 0.042875 1
8 Pengecoran Balok Seg.2 10.2 240 0.0425 1
9 Pengecoran Pertama Pilar Seg.3 9.16 240 0.038167 1
10 Pengecoran Kedua Pilar Seg.3 9.16 240 0.038167 1
= x V
d=
1. Menentukan Predecessor
Tabel 4.21
Ketentuan Predecessor antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya
Durasi (d)/ hr
Prodecessor
Volume
Simbol
Satuan
No URAIAN PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK KET.
1 2 3 4 5 6 7 8
A BIAYA LANGSUNG
I PEK. OPRIT
1 Pek. Galian A m 552.16 16 -
2 Pek. Urugan B m 10.875 2 A,FS
II PEK. TALANG
1 Pek. Merakit dan Pasang C m 21.6 2 B,FS
2 Pek. Bongkar dan Angkut D m 21.6 1 O,FS
= x 1
Kebutuhan komposisi sumber daya bahan :
= x 1
Kebutuhan komposisi sumber daya alat :
= x 1
Tabel 4.22
Perhitungan Produktivitas (P) dan Komposisi SDM (KSDM)
KSDM dipakai
KSDM Total
Juli Agustus September Oktober
Prod (P)/hr
Durasi (hr)
KSDM/hr
Kt per hr
No URAIAN PEKERJAAN
Volume
Satuan
Satuan
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1.63
1.63
22.68
Seng 22.68 m
204.75
6,798.22 10.88
33.04
20.58
19.36
Ready Mix 297.77 m
9.16
4,532.15
5,713.03
2,334.33
Besi Beton 19377.73 kg
113.3
23.34
57.13
Kawat Beton 193.77 kg
1.3
1.3
JUMLAH
KEBUTUHAN
37.35
31.11
23.85
10.89
Paku 5-12 cm 112.54 kg
9.34
SUMBER DAYA
BAHAN
18.67
15.55
11.92
Minyak bekisting 56.25 Ltr
4.67
5.44
32.68
11.34
11.34
159.81
29.94
29.94
KSDM dipakai
3684 KSDM Total
Juli Agustus September Oktober
Prod (P)/hr
Durasi (hr)
KSDM/hr
Kt per hr
No URAIAN PEKERJAAN
Volume
Satuan
Satuan
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
231
624
582
555
723
415
114
171
137
119
Pekerja or
13
10.3
50.1
72.2
43.5
21.8
10.8
518
309
Mandor or
61.6
391
246
Operator or
57
13
13
JUMLAH
18.2
42.2
9.43
60.7
26.2
4.32
2.88
164
KEBUTUHAN Tukang Besi or
TENAGA
5.77
6.17
24.6
3.37
3.37
Tukang Kayu or
43
30.3
24.6
51.4
18.3
6.23
2.17
163
19
53.8
46.1
123
1. Biaya Bahan/Material
Untuk biaya bahan/material untuk setiap jenis pekerjaan dapat dihitung
dengan rumus, sebagai berikut :
Biaya bahan (i) = Jumlah bahan (i) yang dipakai x Harga satuan bahan (i)
Biaya upah (i) = Jumlah tenaga (i) yang dipakai x Harga satuan tenaga kerja (i)
3. Biaya Peralatan
Untuk biaya peralatan untuk setiap jenis pekerjaan dapat dihitung dengan
cara, sebagai berikut :
Tabel 4.27
Perhitungan Biaya Langsung untukBahan
H. Satuan 230,500
375,715
375,715
751,430 751,430
Total
22.68
2 Seng m 22.68
H satuan 22,500
510,300
510,300 510,300
Total
214.84
10.88
33.04
30.78
18.32
H. Satuan 780,000
167,575,200
25,771,200
24,008,400
14,289,600
8,486,400
240,130,800 240,130,800
Total
2500.56
4060.97
6961.62
H. Satuan 11,100
27,756,216
45,076,749
77,274,001
150,106,966 150,106,966
Total
25.01
46.42
H. Satuan 16,800
420,168
779,856
1,200,024 1,200,024
Total
0.75
4.67
6 Kayu Kelas III m 8.02
1.3
1.3
H. Satuan 3,762,000
1,500,000
46.7 9,340,000
31.1 2,600,000
2,600,000
16,040,000 16,040,000
Total
10.9
10.9
7 Paku 5-12 cm kg 112.54
13
H. Satuan 16,800
784,392
522,648
182,952
217,728
182,952
1,890,672 1,890,672
Total
23.34
15.55
8 Minyak Bekisting Ltr 56.25
5.44
6.48
5.44
H.Satuan 25,200
588,168
391,860
137,088
163,296
137,088
1,417,500 1,417,500
Total
40.85
11.34
H.Satuan 120,000
4,902,000
1,360,800
1,360,800
7,623,600 7,623,600
Total
159.81
H.Satuan 25,000
3,995,250
3,995,250 3,995,250
Total
68.49
11 Batu Kali m 68.49
H.Satuan 115,000
7,876,350
7,876,350 7,876,350
Total
49.91
29.94
29.94
12 Besi Silinder m 109.79
H.Satuan 185,000
62,387,500
37,425,000
37,425,000
137,237,500 137,237,500
Total
453.7
272.2
272.2
13 Paku Sekrup bh 998.1
313,030
1,147,815 1,147,815
Total
199
11,871,600
45,076,749
78,053,857
93,555,763
38,058,070
28,350,224
52,347,670
375,715
11871600
45076749
78053857
93555763
38058070
28350224
52347670
375715
Tabel 4.28
Perhitungan Biaya Langsung untuk Tenaga Kerja
253,92
499,52
454,97
386,17
151,37
108,57
125,03
730,4
94,32
89,43
1 Pekerja
6,57
Upah 8,250 2,094,840
4,121,040
3,753,420
6,025,800
3,185,820
1,248,720
1,031,580
895,620
778,140
737,880
23,926,980 23,926,980
54,120
Total Upah
hours
2 Tukang Besi
13,43
368,4
38,57
12,17
12,72
337,400
106,400
111,300
63,000
3,959,200 3,959,200
Total Upah
hours
56,97
3 Tukang Kayu
8,63
8,63
220
Upah 9,375
2,062,500
534,000
2,758,500 2,758,500
81,000
81,000
Total Upah
hours
38,17
58,8
2,63
1,92
3,2
Upah 13,125
175,350
771,750
500,850
1,549,800 1,549,800
42,000
34,650
25,200
Total Upah
Mandor
Operator
Kepala Tukang Kayu
Total Upah
Total Upah
Total Upah
Upah
Upah
Upah
737,880 737,880
36,198,340
36,198,340
1,935,360
1,645,350
423,150
Tabel 4.29
Perhitungan Biaya Tidak Langsung
RENCANA BIAYA TIDAK LANGSUNG
Proyek : Jembatan Labuan Sait- Suluban
Pekerjaan : Pile Cap dan Pilar
Lokasi : Kec. Kuta Selatan, Kab. Badung
Harga Satuan Total Harga
NO URAIAN Durasi Satuan Volume Satuan
Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 = 3*5*7
I RINCIAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
a Biaya Penyelesaian dan Persiapan
1. Biaya mobilisasi & demobilisasi tenaga dan alat 2 hari 5 Or 20,000.00 200,000.00
2. Biaya gudang, kantor penerangan, dll 1 Ls 1 Ls 3,500,000.00 3,500,000.00
3. Biaya perlengkapan K3 86 hari 1 unit 20,000.00 1,720,000.00
4. Biaya kontrol kwalitas, seperti tes kubus, dll 3 kali 1 unit 100,000.00 300,000.00
5. Biaya ijin bangunan 1 Ls 1 Ls 1,340,000.00 1,340,000.00
6. Biaya upacara pembukaan dan peresmian 2 kali 1 Ls 1,200,000.00 2,400,000.00
Total I-a 9,460,000.00
b Biaya Umum Proyek
1. Biaya operasional kantor proyek 86 hari 1 unit 20,000.00 1,720,000.00
2. Biaya personil ( gaji karyawan proyek )
Kepala proyek 2.9 bulan 1 Or 2,500,000.00 7,250,000.00
Pelaksana 2.9 bulan 1 Or 1,500,000.00 4,350,000.00
Asisten pelaksana 2.9 bulan 1 Or 1,250,000.00 3,625,000.00
Mekanik 2.9 bulan 1 Or 1,100,000.00 3,190,000.00
Tenaga administrasi 2.9 bulan 1 Or 800,000.00 2,320,000.00
Penjaga gudang 2.9 bulan 1 Or 400,000.00 1,160,000.00
Tenaga harian lepas ( proyek ) 86 hari 1 Or 28,000.00 2,408,000.00
3. Biaya rapat - rapat lapangan dan jamuan tamu 2.9 kali 1 Ls 20,000.00 58,000.00
4. Biaya kendaraan umum proyek, dll 2.9 bulan 1 Or 550,000.00 1,595,000.00
5. Biaya asuransi 2.9 bulan 1 Or 450,000.00 1,305,000.00
6. Biaya bank 2.9 bulan 1 Or 500,000.00 1,450,000.00
7. Biaya foto dan gambar jadi 2.9 bulan 1 Or 158,000.00 458,200.00
8. Biaya pajak dan sebagainya 2.9 bulan 1 Or 1,300,000.00 3,770,000.00
9. Biaya peralatan kecil - kecil yang habis dipakai dbuang 86 hari 1 Is 25,000.00 2,150,000.00
Total I-b 36,809,200.00
c Biaya Umum Kantor
1. Biaya operasional kantor untuk keperluan administrasi,
telpon, internet, listrik, air. 2.9 bulan 1 Ls 700,000.00 2,030,000.00
2. Biaya personil ( gaji karyawan ) kantor 2.9 bulan 1 Ls 90,000.00 261,000.00
3. Biaya sewa kantor 2.9 bulan 1 Ls 450,000.00 1,305,000.00
4. Biaya rapat - rapat lapangan dan jamuan tamu 2.9 kali 1 Ls 60,000.00 174,000.00
5. Biaya kendaraan umum kantor dll 2.9 bulan 1 Ls 65,000.00 188,500.00
6. Biaya ijin usaha dan frakwalifikasi 2.9 bulan 1 Ls 160,000.00 464,000.00
7. Biaya referensi bank 2.9 bulan 1 Ls 455,000.00 1,319,500.00
8. Biaya anggota asosiasi 2.9 bulan 1 Ls 192,500.00 558,250.00
9. Biaya pajak 2.9 bulan 1 Ls 1,600,000.00 4,640,000.00
Total I-c 10,940,250.00
d. Biaya Pemasaran 2.9 bulan 1 Or 752000 2,180,800.00
Total I-d 2,180,800.00
JUMLAH I-a - I-d 59,390,250.00
Tabel 4.30
Rekapitulasi Rencana Biaya Pelaksanaan
Tabel 4.31
Daftar Analisa untuk Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
Daftar Analisa
Harga Satuan Biaya Upah Biaya Bahan Biaya Alat Harga Satuan Pek.
No Uraian Koef. Satuan
Rp Rp Rp Rp Rp
XVIII PEK. PENGECORAN KEDUA PILAR SEG.1
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
10,890.00 780,000.00 790,890.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
10,890.00 10,890.00
XIX PEK. PENGECORAN BALOK SEG.1
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
10,890.00 780,000.00 790,890.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
10,890.00 10,890.00
XX PEK. PENGECORAN PERTAMA PILAR SEG.2
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
10,890.00 780,000.00 790,890.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
10,890.00 10,890.00
XXI PEK. PENGECORAN KEDUA PILAR SEG.2
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
10,890.00 780,000.00 790,890.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 66,000 hari 10,890.00
10,890.00 10,890.00
Durasi (d)/ hr
Produk (P)
Volume
Simbol
Satuan
Harga Satuan Jumlah Biaya
No URAIAN PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK Bobot (%) KET.
(Rp) Pekerjaan (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9= 5x8 10
A BIAYA LANGSUNG
I PEK. TANAH
1 Pek. Galian A m 552.16 16 34.51 3,499.82 1932461.988 0.31
2 Pek. Urugan B m 10.875 2 5.4375 88,950.00 967331.25 0.15
II PEK. TALANG
1 Pek. Merakit dan Pasang C m 21.6 2 10.8 227,416.50 4912196.4 0.78
2 Pek. Bongkar dan Angkut D m 21.6 1 21.6 4,356.00 94089.6 0.01
1 m Pekerjaan Urugan
0,3 hr. Pekerja
Pekerjaan Talang
1m Pekerjaan Merakit dan Pasang
0.66 hr. Pekerja
0.33 hr. Tukang Kayu
0.033 hr. Kep. Tukang Kayu
Pekerjaan Pembesian
1 kg pekerjaan pembesian (HSP 7394:2008)
a. Memotong dan membengkok besi
0,002 hr. Pekerja
0,0002 hr. Tukang Besi
Pekerjaan Perancah
1kg Pekerjaan Menganyam Pondasi Perancah
0.667 hr Pekerja
0,027 hr Mandor
1m Pekerjaan Mengisi Pondasi Perancah
1,5 hr Pekerja
0,025 hr Mandor
Pekerjaan Beton
1 m3 Pekerjaan Beton
a. Pengecoran dan Pemadatan
0.165 hr. Pekerja
Tabel 4.33
Daftar harga, satuan, upah , bahan, alat
Tabel 4.34
Biaya bahan, biaya upah, dan harga satuan pekerjaan
Daftar Analisa
Harga Satuan Biaya Upah Biaya Bahan Biaya Alat Harga Satuan Pek.
No Uraian Koef. Satuan
Rp Rp Rp Rp Rp
XVIII PEK. PENGECORAN KEDUA PILAR SEG.1
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
11,550.00 780,000.00 791,550.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
11,550.00 11,550.00
XIX PEK. PENGECORAN BALOK SEG.1
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
11,550.00 780,000.00 791,550.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
11,550.00 11,550.00
XX PEK. PENGECORAN PERTAMA PILAR SEG.2
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
11,550.00 780,000.00 791,550.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
11,550.00 11,550.00
XXI PEK. PENGECORAN KEDUA PILAR SEG.2
1 1 m Pekerjaan Pekerjaan Pengecoran dan Pemadatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
Ready Mix 1 780,000 m 780,000.00
11,550.00 780,000.00 791,550.00
2 1 m Pekerjaan Finishing dan Perawatan
Pekerja 0.165 70,000 hari 11,550.00
11,550.00 11,550.00
Tabel 4.35
Rencana Anggaran Biaya
Proyek : Pembangunan Jembatan
Pekerjaan : Pile Cap dan Pilar
Lokasi : Labuan Sait, Uluwatu, Badung
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Durasi (d)/ hr
Produk (P)
Volume
Simbol
Satuan
Harga Satuan Jumlah Biaya
No URAIAN PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK Bobot (%) KET.
(Rp) Pekerjaan (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9= 5x8 10
A BIAYA LANGSUNG
I PEK. TANAH
1 Pek. Galian A m 552.16 16 34.51 3,749.81 2070494.987 0.33
2 Pek. Urugan B m 10.875 2 5.4375 90,150.00 980381.25 0.16
II PEK. TALANG
1 Pek. Merakit dan Pasang C m 21.6 2 10.8 232,086.00 5013057.6 0.79
2 Pek. Bongkar dan Angkut D m 21.6 1 21.6 4,620.00 99792 0.02
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil perencanaan pelaksanaan pembangunan Struktur Bawah
Pile Cap dan Pilar Jembatan Labuan Sait Suluban seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
3. Besar nilai Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk PPN 10 % adalah Rp.
695.186.070.52 (enam ratus sembilan puluh lima juta seratus delapan puluh
enam tujuh puluh lima dua rupiah)
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang bisa diberikan untuk selanjutnya digunakan
sebagai bahan perhitungan antara lain :
1. Apabila akan membangun atau ataupun menawar sebuah proyek ,baik proyek
jalan, gedung, jembatan ataupun lainnya, sebaiknya didahului dengan
perencanaan pelaksanaan agar proyek yang dikerjakan nantinya dapat tercapai
sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama yang tercantum dalam
dokumen kontrak atau dengan kata lain, proyek yang dibangun nantinya akan
Data RKS dan Gambar Perencanaan Jembatan Labuan Sait Suluban, Desa Pecatu,
Kec. Kuta Selatan. Kab. Badung. 2015. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab.
Badung