GAMBAR TEKNIK
Disusun Oleh :
Adi Pamungkas, M.Eng. NIP. 196008301986031004
Harianto, Dipl. Ing. HTL NIP : 131 411 803
Buku ini dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai acuan bagi Mahasiswa Program Diploma
Jurusan Teknik Mesin dalam membuat gambar kerja.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa gambar teknik atau pun gambar mesin merupakan sarana
komunikasi antara penggambar atau perancang dengan pembuat ataupun pemesan barang. Oleh
karena itu pengetahuan dan keterampilan gambar teknik ataupun gambar mesin sangat perlu
dipahami dan dikuasai oleh seorang lulusan program diploma.
Gambar merupakan sarana komunikasi, maka diperlukan suatu standar atau bahasa yang sama
agar komunikasi tersebut bisa dimengerti oleh kedua belah pihak.Beberapa negara mempunyai
standar masing-masing yang dipakai untuk gambar teknik dan gambar mesin; antara lain JIS di
Jepang, DIN di Jerman, ANSI di Amerika Serikat.
Selain itu ada pula standar yang bersifat internasional yaitu ISO yang menjadi rujukan utama
bagi banyak negara. Karena pemakaiannya yang luas maka buku ini memakai ISO sebagai
standar untuk gambar teknik dan gambar mesin.
Dalam penulisan buku ini, penulis mendapat bantuan yang sangat besar dari rekan Sdr.
Sudarmono mulai dari pengetikan naskah, membuat tabel dan gambar serta ilustrasi. Untuk itu
penulis sampaikan terimakasih yang besar atas segala usaha dan kerjasamanya selama ini.
Bandung, 2014
Penulis
Gambar Teknik ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Gambar Teknik vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teknik ix
Gambar 104 Peletakan angka ukuran menurut kuadran............................................................................ 88
Gambar 105 Peletakan angka ukuran untuk sudut .................................................................................... 88
Gambar 106 Ukuran fungsional dan bukan fungsional ............................................................................. 89
Gambar 107 Ukuran berantai ..................................................................................................................... 90
Gambar 108 Ukuran sejajar ....................................................................................................................... 90
Gambar 109 Ukuran bertingkat.................................................................................................................. 90
Gambar 110 Ukuran gabungan .................................................................................................................. 91
Gambar 111 Ukuran koordinat .................................................................................................................. 91
Gambar 112 Penunjukan ukuran dalam dan ukuran luar .......................................................................... 92
Gambar 113 Penunjukan ukuran untuk jarak pembagian yang sama ....................................................... 92
Gambar 114 Penunjukan ukuran dengan pencantuman huruf .................................................................. 93
Gambar 115 Penunjukan ukuran diameter ................................................................................................ 93
Gambar 116 Penunjukan ukuran radius ..................................................................................................... 93
Gambar 117 Penunjukan ukuran bentuk bujur sangkar ............................................................................ 94
Gambar 118 Penunjukan ukuran ulir metrik ............................................................................................. 94
Gambar 119 Penunjukan ukuran dengan penambahan kata ..................................................................... 95
Gambar 120 Penunjukan informasi pada ukuran tentang perintah yang diinginkan................................ 95
Gambar 121 Penunjukan informasi pada ukuran tentang ukuran tebal .................................................... 95
Gambar 122 Penunjukan ukuran pada bagian tertentu suatu bentuk konus ............................................. 96
Gambar 123 Penunjukan ukuran pada ujung bersudut (a) atau ber-radius (b) ......................................... 96
Gambar 124 Penunjukan ukuran untuk pandangan/potongan separuh gambar simetri ........................... 96
Gambar 125 Penunjukan ukuran untuk tali busur, busur/garis lengkung dan sudut ................................ 96
Gambar 126 Penunjukan ukuran untuk bagian permukaan dikerjakan lebih lanjut ................................. 97
Gambar 127 Penunjukan ukuran yang disederhanakan untuk pingul dalam (internal chamfer) ............. 97
Gambar 128 Penunjukan ukuran untuk persing (countersinks) ................................................................ 97
Gambar 129 Penunjukan ukuran untuk pingul luar (external chamfers) .................................................. 98
Gambar 130 Penunjukan ukuran yang disederhanakan untuk pingul luar (simplified chamfers) ........... 98
Gambar 131 Penunjukan ukuran untuk untuk bagian simetris (a,b,c) ...................................................... 98
Gambar 132 Penunjukan ukuran untuk bagian yang berjarak sama (d,e,f,g) ........................................... 99
Gambar 133 Penunjukan ukuran pada bentuk profil ................................................................................. 99
Gambar 134 Penunjukan ukuran untuk lubang dengan alur pasak ......................................................... 100
Gambar 135 Penunjukan ukuran untuk radius ........................................................................................ 100
Gambar 136 Penunjukan ukuran untuk ulir ............................................................................................. 101
Gambar 137 Penunjukan ukuran untuk kepala ulir (a,b,c,d,e,f).............................................................. 102
Gambar 138 Skema penunjukan ukuran bentuk Tirus ............................................................................ 103
Gambar 139 Penunjukan ukuran bentuk Tirus (a,b,c,d,e) ....................................................................... 104
Gambar Teknik x
Gambar 140 Skema penunjukan ukuran bentuk Pendakian.................................................................... 105
Gambar 141 Penunjukan ukuran bentuk Pendakian (a,b) ....................................................................... 105
Gambar Teknik xi
1. Standa risasi
Sedangkan standar internasional yang dipakai oleh banyak negara adalah ISO (International
Organization for Standardization).
Beberapa contoh penerapan standar:
a. Elemen-elemen mesin
Contoh: mur, baut, pasak dan lain-lain.
Dengan adanya penerapan standar untuk elemen mesin, maka elemen tersebut bisa saling
dipertukarkan dan masing-masing pihak tidak perlu mengembangkan sendiri-sendiri.
Kondisi ini merupakan suatu penghematan yang besar untuk suatu industri.
b. Proses produksi
Contoh: toleransi bahan, proses pengujian.
Penerapan standar pada proses produksi karena adanya kesamaan dalam hal pengertian
tentang ketelitian, kualitas produk atau batas keamanan yang ingin dicapai.
c. Penyelesaian administrasi dan dokumentasi
Contoh: ukuran dan jenis kertas, besar dan jenis huruf.
Penerapan standar di bidang administrasi dilakukan agar tercapai efisiensi yang optimal.
Kertas gambar mempunyai ukuran standar, biasanya yang sering dipakai untuk gambar teknik
adalah seri A. Ukuran standar ini dinyatakan dalam bentuk huruf yang diikuti indeks angka di
belakangnya, misal A0, A1, A2 dan seterusnya. Sebagai ukuran dasar adalah kertas gambar A0
yang mempunyai luas 1m2. Perbandingan antara panjang dan lebar adalah 2 :1.
X x Y = 1m2
X:Y= 2 :1
Dengan membagi panjang kertas A0 menjadi 2 bagian sama besar, maka akan menjadi dua
kertas A1, demikian juga untuk A2, A3 dan seterusnya.
Gambar Teknik 1
Tabel 1 Standar untuk kertas gambar
Dimensi dalam milimeter
Lembar Belum
Lembar Terpotong Bidang Gambar
Terpotong
(Trimmed sheet (T)) (Drawing space)
Jenis Kertas Gambar (Untrimmed sheet (U))
(Designation) (Figure) a1 b1 a2 b2 a3 b3
1) 1) ±0,5 ±0,5 ±2 ±2
A0 1 841 1189 821 1159 880 1230
(a) (b)
Gambar 1 a) Ukuran A3 – A0 b) Ukuran A4
Dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 2
Dimensi dalam milimeter
Gambar Teknik 3
Gambar 5 Contoh bentuk kepala gambar A3
Gambar Teknik 4
1.2 Standar huruf dan angka
Huruf dan angka dalam Gambar Teknik dibuat mengikuti standar tertentu. Salah satu standar
yang banyak diikuti dan diadopsi oleh banyak negara adalah ISO.
Tujuan penulisan dengan standar huruf dan angka pada gambar adalah:
• supaya jelas.
• seragam.
• dapat didokumentasikan dengan baik dalam bentuk microfilm atau media penyimpan lain.
Posisi huruf:
• tegak, 90°.
• miring, 15° ke kanan.
Gambar Teknik 5
Bentuk huruf tipe A-tegak
Gambar Teknik 6
Bentuk huruf tipe B-tegak
2,5 mm Toleransi
Penunjukan ukuran, tulisan-tulisan
Skala dari detail
Tanda pengerjaan
3,5 mm Daftar bagian-bagian (etiket)/kepala gambar
Skala (etiket) /kepala gambar
Digambar/diperiksa (etiket) /kepala gambar
Perubahan, pemesan (etiket) /kepala gambar
Potongan, pandangan, detail
5 mm Skala
Nama instansi/sekolah
Judul gambar (etiket) /kepala gambar
7 mm
Nomor bagian
Nomor gambar
Dikutip dari “Menggambar Mesin menurut Standar ISO” (3)
Gambar Teknik 7
Perbandingan ketebalan garis dan tinggi huruf untuk gambar-gambar pada kertas A0 dan A1
yang akan di proses pada microfilm digunakan standar huruf satu tahap lebih besar agar hasil
pembesarannya bisa terbaca dengan jelas.
Catatan: Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bilamana hal ini memberikan
efek visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV d.s.b., d. h. i. a. sama dengan
tebal huruf d.
Tabel 3 s/d 4 dikutip dari “Menggambar Mesin menurut Standar ISO” (3)
Gambar Teknik 8
Bentuk huruf Yunani tipe A-miring
Gambar Teknik 9
Bentuk huruf Yunani tipe B-miring
Gambar Teknik 10
1.3 Standar garis dan penggunaannya
Ketebalan dan jenis (bentuk) garis berbeda-beda. Penggunaannya disesuaikan dengan maksud
dan tujuan tertentu.
Menurut tebalnya ada 3 macam garis, yaitu:
Gambar Teknik 11
Gambar 6 Standar garis
Dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Jenis dan ketebalan garis menurut ISO telah distandarkan dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 5 Jenis dan ketebalan garis
0,25 mm 0,35 mm
Gambar Teknik 12
Garis lurus tipis Dl Garis penanda batas
D dengan zig- zag 1) sobekan
0,25 mm 0,35 mm
Garis putus tipis Fl Garis benda terhalang
F
0,25 mm 0,35 mm F2 Garis tepi terhalang
Garis putus tipis Gl Garis sumbu
G dengan titik Garis tengah benda
G2
simetris
0,25 mm 0,35 mm Garis yang menunjukkan
G3
lintasan gerak benda
Garis putus tipis dengan titik H1 Garis pemotongan benda
H serta tebal pada ujung dan
belokan
0,5/0,25 mm 0,7/0,35 mm
Garis putus tebal dengan titik J1 Garis penanda
J permukaan yang akan
mendapat pengerjaan
0,5 mm 0,7 mm tambahan
Garis putus tipis dengan titik K1 Garis untuk benda yang
K ganda berdekatan
0,25 mm 0,35 mm K2 Garis penanda posisi
awal/akhir komponen
yang dapat bergerak
K3 Garis titik berat
K4 Garis penanda bentuk
awal benda sebelum
proses pengerjaan
K5 Garis benda yang ada di
depan penampang potong
1)
jenis garis ini dipakai pada penggambaran dengan CAD
Gambar Teknik 13
1.4 Standar skala
Karena keterbatasan ukuran kertas gambar atau untuk keperluan tertentu, maka suatu gambar
sering diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu dipakai standar skala
sebagai berikut:
Contoh :
Gambar Teknik 14
1.5 Kepala gambar dan melipat kertas gambar
Kepala gambar umumnya diletakkan di sudut kanan bawah yang terdiri dari kolom-kolom yang
memuat informasi sebagai berikut:
1. Judul (nama gambar) ......................................... .. : A
2. Nama instansi (perusahaan) ............................. .. : B
3. Nomor gambar .................................................. .. : C
4. Skala gambar .................................................... .. : D
5. Penggambar, pemeriksa berikut tanggalnya ..... .. : E
6. Keterangan lain seperti nama dan nomor bagian, bahan, ukuran, jumlah dan lain-lain.
Gambar Teknik 15
1.5.2 Lipatan kertas gambar
Kertas gambar A0
Kertas gambar A1
KG : Kepala Gambar
Gambar Teknik 16
Kertas gambar A2
KG : Kepala Gambar
Kertas gambar A3
KG : Kepala Gambar
Gambar Teknik 17
b. Untuk gambar yang akan disimpan di ”ordner”, tepi kiri diberi lubang.
Kertas gambar A0
Urutan Proses melipat:
1a
2a
3a
4a
5a
6a
7a
8a
9a
KG : Kepala Gambar
Kertas gambar A1
KG : Kepala Gambar
Gambar Teknik 18
Kertas gambar A2
KG : Kepala Gambar
Kertas gambar A3
KG : Kepala Gambar
Gambar Teknik 19
1.6 Latihan
Gambar Teknik 20
1.6.1 Lampiran
Garis
Referensi
Penggunaan
ISO
Deskripsi dan
No
Representasi garis
Gambar Teknik 21
.1 garis sisi yang tampak dari suatu benda 128-30
01.2
.2 garis bentuk yang tampak dari suatu benda 128-30
.3 garis penggambaran puncak ulir 6410-1
Garis putus tebal .1 garis indikasi pada bagian yang mendapatkan perlakuan
02.2
tambahan
.1 garis sumbu
04.1 Garis putus tipis dengan
titik .2 garis penanda simetri
.3 garis kisar pada roda gigi 2203
.4 garis lingkaran kisar dari pusat beberapa lubang
04.2 Garis putus tebal dengan garis indikasi untuk batasan suatu area yang mempunyai
.1
titik perlakuan khusus
Gambar Teknik 22
1.6.1.2 Tebal garis dan kelompok garis
Pada gambar mekanikal umumnya dipakai 2 jenis ketebalan garis, dimana proporsi perbedaan
ketebalan antar garisnya adalah 1:2.
Tebal garis dan kelompok garis harus dipilih berdasarkan jenis/tipe, ukuran dan skala gambar
dan tergantung pada keperluan untuk microcopy dan/atau metoda reproduksi yang lain.
Gambar Teknik 23
Tabel 8 Contoh pemakaian garis
01.1 Garis lurus tipis
Gambar Teknik 24
Tabel 8 (sambungan)
01.1.9 Garis penanda titik awal dan batas suatu garis ukuran
Gambar Teknik 25
Tabel 8 (sambungan)
01.1.15 Garis penanda lokasi suatu laminasi, contoh : pelat-pelat Trafo listrik
Gambar Teknik 26
Tabel 8 (sambungan)
Gambar Teknik 27
Tabel 8 (sambungan)
Gambar Teknik 28
Tabel 8 (sambungan)
Gambar Teknik 29
Tabel 8 (sambungan)
02.2 Garis putus tebal
Gambar Teknik 30
Tabel 8 (sambungan)
04.2 Garis putus tebal dengan titik
04.2.1 Garis indikasi untuk batasan suatu area yang mempunyai perlakuan khusus
Gambar Teknik 31
Tabel 8 (sambungan)
05.1.5 Garis penanda suatu bagian benda yang terletak di depan bidang potong
Gambar Teknik 32
Tabel 8 (sambungan)
Gambar Teknik 33
1.7 Referensi
Gambar Teknik 34
2. Ko nstruksi Geo metris
2.1 Konstruksi garis bagi, garis tegak lurus dan garis sejajar
Gambar Teknik 35
d. Membagi sudut menjadi 2 bagian yang sama tanpa melukis sudut puncaknya.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 36
g. Melukis garis tegak lurus terhadap garis g dari titik A.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
(1)
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
(2)
Gambar Teknik 37
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 38
2.2 Konstruksi garis singgung
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 39
b. Melukis busur lingkaran yang menghubungkan 2 garis sejajar.
b.1. Jarak antara garis a = 2r
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 40
c. Melukis busur lingkaran yang menyinggung 2 lingkaran.
c.1. Bentuk cekung : r adalah radius dari busur lingkaran yang dilukis
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
c.2. Bentuk cembung : r adalah radius dari busur lingkaran yang dilukis
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 41
e. Melukis garis singgung dari titik Q diluar lingkaran.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 42
2.3 Konstruksi segi banyak sama sisi
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 43
d. Melukis segi enam.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Langkah kerja :
Gambar Teknik 44
2.4 Konstruksi garis Lengkung
a. Melukis elips.
a.1. Melukis elips A
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 45
b. Melukis spiral Archimedes.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
c. Melukis evolven.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 46
d. Melukis sikloida.
Langkah kerja :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. …………………………………..
Gambar Teknik 47
2.5 Penggunaan sepasang penggaris
Gambar Teknik 48
Bintang sudut enam Bintang sudut delapan
Gambar Teknik 49
2.6 Latihan
Gambar Teknik 50
2.7 Referensi.
Gambar Teknik 51
3. Proy eksi
Proyeksi adalah cara penyajian suatu benda 3 dimensi pada bidang 2 dimensi. Disebut sebagai
proyeksi pandangan tunggal bilamana benda disajikan dalam bentuk satu gambar pandangan (1
bidang proyeksi). Disebut sebagai proyeksi pandangan majemuk bilamana benda disajikan
dalam bentuk beberapa gambar pandangan (beberapa bidang proyeksi).
Benda dilihat dari suatu titik penglihatan O yang letaknya tak terhingga sehingga garis-garis
proyeksi menjadi sejajar.
• Proyeksi miring.
• Proyeksi aksonometri.
Gambar Teknik 52
3.2.1 Proyeksi Miring
Posisi utama benda diarahkan sejajar terhadap bidang proyeksi, tapi garis proyeksinya dibuat
miring. Bersudut 30 derajat, 45 derajat atau 60 derajat terhadap bidang proyeksinya.
Gambar Teknik 53
3.2.2 Proyeksi Aksonometri
Posisi bidang benda diarahkan miring (bersudut) sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi,
sehingga dari satu arah pandangan, beberapa bidang bisa tergambar pada bidang proyeksi.
• Proyeksi Isometri
Ketiga sisinya (panjang, lebar, dan tinggi) mengalami perpendekan yang sama.
Skala perpendekan
sesuai dengan tabel 6
• Proyeksi Dimetri
Kedua sisinya (panjang dan lebar) mengalami perpendekan yang sama, tetapi berbeda
untuk tingginya.
Skala perpendekan
sesuai dengan tabel 6
Gambar Teknik 54
• Proyeksi Trimetri
Ketiga sisinya mengalami perpendekan yang berbeda.
Skala perpendekan
sesuai dengan tabel 6
15 15 73 73 96
Proyeksi Dimetri 35 35 86 86 71
40 10 54 92 92
20 10 64 83 97
30 15 65 86 92
Proyeksi Trimetri 30 20 72 83 89
35 25 65 85 83
45 15 65 92 86
Gambar Teknik 55
Proyeksi Ortogonal ada dua macam, yaitu:
1. Proyeksi Sudut Pertama (First angle) atau Proyeksi Sistim Eropa.
Bidang proyeksi terletak di belakang benda, dengan posisi sebagai berikut :
mata – benda – bidang proyeksi. Dengan kata lain, bidang proyeksi diposisikan di belakang
benda.
Gambar Teknik 56
2. Proyeksi Sudut Ketiga (Third angle) atau Proyeksi Sistim Amerika.
Bidang proyeksi terletak di depan benda, dengan posisi sebagai berikut :
mata – bidang proyeksi – benda. Dengan kata lain, bidang proyeksi diposisikan di depan
benda.
Gambar Teknik 57
Penggambaran benda ke bidang proyeksi.
Gambar Teknik 58
3.3 Menentukan pandangan
Untuk menggambarkan suatu benda dengan lengkap, diperlukan beberapa pandangan atau
gambar proyeksi. Jumlah pandangan ini diusahakan se-sedikit mungkin, tapi bisa memberikan
gambaran bentuk dan ukuran dengan jelas dan lengkap. Biasanya cukup dengan 3 pandangan,
yaitu pandangan depan, pandangan samping kanan atau kiri dan pandangan atas.
Pandangan depan adalah pandangan utama yang bisa memberikan keterangan sebanyak
mungkin mengenai bentuk dan fungsi suatu benda. Pada benda-benda silindris yang sederhana,
biasanya cukup digambarkan dengan 1 pandangan saja. Kalau keterangan yang diberikan oleh
satu pandangan belum cukup, baru ditambahkan pandangan-pandangan lain.
(a)
(b)
Gambar Teknik 59
Tiga pandangan utama adalah :
• Pandangan depan
• Pandangan samping
• Pandangan atas
Pandangan lainnya merupakan pandangan bantu dari tiga pandangan utama tersebut.
Dibawah ini adalah contoh untuk tiga pandangan utama.
Pandangan atas
Gambar Teknik 60
2. Pandangan Sebagian dari benda-benda simetri.
Untuk menghemat waktu dan bidang gambar, benda-benda simetris boleh digambarkan
setengah atau seperempat dari keseluruhan benda.
Garis simetri ditandai dengan dua buah garis pendek paralel yang tegak lurus terhadap garis
sumbu di kedua ujungnya.
Bila dibutuhkan, diperbolehkan untuk menampilkan gambar pandangan dengan posisi diputar
supaya tegak.
Pada penerapannya, pandangan tersebut harus diperjelas dengan menunjukkan keterangan
tentang besar sudut putar dan arah putarannya. Sistimatika penulisan keterangannya sebagai
berikut : Identitas pandangan – Panah arah putaran – Besar sudut putar.
(A) (B)
Gambar 33 Pandangan sebagian dengan posisi tegak
Dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 61
3.6 Latihan
1. Latihan Proyeksi 1
a. Lengkapi gambar benda-benda di bawah ini ! (Gunakan tinta merah).
b. Gambarkan Pandangan atas dari Proyeksi Sistim Eropa untuk benda-benda di bawah
ini (Skala 1 :1).
Gambar Teknik 62
2. Latihan Proyeksi 2
a. Lengkapi gambar benda-benda di bawah ini ! (Gunakan tinta merah).
b. Gambarkan Pandangan atas dari Proyeksi Sistim Amerika untuk benda-benda di
bawah ini (Skala 1 :1).
Gambar Teknik 63
3. Latihan Proyeksi 3
• Skala gambar soal adalah 1:2.
• Pandangan depan ditunjukkan oleh gambar anak panah.
• Selesaikanlah soal-soal berikut ini:
1.
2.
3.
4.
Gambar Teknik 64
4. Latihan Proyeksi 4
• Skala gambar soal adalah 1:2.
• Pandangan depan ditunjukkan oleh gambar anak panah.
• Selesaikanlah soal-soal berikut ini:
1.
2.
3.
4.
Gambar Teknik 65
5. Latihan Proyeksi 5
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Arah pandangan depan ditunjukkan oleh gambar anak panah.
• Buat 3 pandangan utama (depan, atas dan samping) dengan menggunakan sistim proyeksi
Eropa.
(1)
(2)
(3) (4)
Gambar Teknik 66
6. Latihan Proyeksi 6
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Arah pandangan depan ditunjukkan oleh gambar anak panah.
• Buat 3 pandangan utama (depan, atas dan samping) dengan menggunakan sistim proyeksi
Amerika.
(1)
(2)
(3) (4)
Gambar Teknik 67
7. Latihan Proyeksi 7
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Apa sistim proyeksi dari gambar ortogonal dibawah ini ?.
• Buat gambar pandangan samping.
1.
2.
Gambar Teknik 68
8. Latihan Proyeksi 8
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Apa sistim proyeksi dari gambar ortogonal dibawah ini ?.
• Buat gambar pandangan atas.
1.
2.
Gambar Teknik 69
9. Latihan Proyeksi 9
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Apa sistim proyeksi dari gambar ortogonal dibawah ini ?.
• Buat gambar pandangan atas.
1.
2.
Gambar Teknik 70
10. Latihan Proyeksi 10
• Skala gambar soal dan jawaban adalah 1:1.
• Apa sistim proyeksi dari gambar ortogonal dibawah ini ?.
• Buat gambar pandangan atas.
1.
2.
Gambar Teknik 71
3.7 Referensi
Gambar Teknik 72
4 . Po to nga n
Gambar pandangan hanya menampakkan proyeksi bagian luar dari suatu benda, sedangkan
bagian dalam suatu benda yang berongga karena tidak tampak secara langsung oleh mata, maka
proyeksinya akan digambarkan dalam bentuk garis putus-putus.
Penggambaran seperti ini sulit untuk dipahami karena ruwet. Untuk memperjelas
penggambaran bentuk bagian dalam suatu benda, maka dilakukan pemotongan, sehingga
proyeksinya disebut sebagai potongan atau gambar potong.
Gambar Teknik 73
4.1 Prinsip pemotongan
Untuk menandai gambar suatu penampang potong, bagian tersebut diberi garis arsir (garis tipis
bersudut terhadap garis permukaan benda).
Seringkali pada suatu benda terdapat tidak hanya satu, tapi beberapa potongan, karena itu
diperlukan penandaan untuk setiap potongan agar tidak keliru. Penandaan ini diberikan dalam
bentuk huruf ganda pada anak panahnya dan keterangan pada gambar proyeksi potongannya
(peletakannya diatur sesuai ISO 128-44:2001(E)).
Pada gambar potongan sebaiknya tidak lagi digambarkan bagian-bagian lain yang tidak tampak
dalam bentuk garis putus-putus.
Gambar Teknik 74
4.2 Pembuatan garis arsir
a. Garis arsir dibuat bersudut 45° terhadap garis benda atau garis sumbu.
b. Garis arsir untuk penampang benda-benda yang saling berdekatan dibedakan oleh
jarak garis arsirnya atau arah kemiringan garis arsirnya berlawanan.
c. Bila penampang benda terlalu luas, maka pengarsiran bisa dibuat hanya di daerah
garis bendanya.
d. Pada proyeksi penampang potong yang sejajar (tidak sebidang) garis arsirnya harus
dibedakan dan dibatasi oleh garis putus bertitik.
Gambar Teknik 75
a. Untuk material yang berbeda, bentuk arsirannya pun harus berbeda
b. Untuk penampang potong benda yang tipis, maka potongan bisa dihitamkan
seluruhnya, dan antar bagian penampang potongan tersebut diberi jarak ruang
kosong tipis yang jelas.
Gambar Teknik 76
4.3 Jenis potongan
a. Potongan seluruhnya
Pada bagian ini, potongan dilakukan seluruhnya pada bagian benda.
b. Potongan separuh
Pada gambar simetri, potongan bisa dilakukan pada separuh bagian benda. Jadi, yang separuh
merupakan gambar proyeksi pandangan dan separuhnya lagi merupakan gambar potongan.
c. Potongan sebagian
Potongan setempat dilakukan, sehingga tidak perlu seluruh benda dipotong kalau kita
memerlukan gambar sebagian kecil potongan suatu benda. Potongan sebagian sering dilakukan
pada beberapa bentuk geometris benda yang tidak boleh dipotong seluruhnya.
Gambar Teknik 77
Untuk penggambaran potongan separuh dan potongan sebagian, tidak dicantumkan simbol
pemotongan.
Beberapa elemen mesin dan bentuk geometris tertentu tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang, misalnya : poros pejal, sirip penguat pada benda tuangan, pasak, pena tirus, baut
pengatur/pengunci, bola-bola atau pena gelinding pada bantalan, dan paku keling.
Contoh-contoh elemen mesin dan bentuk geometris tertentu tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang.
a. Poros pejal
c. Pena silindris
d. Pena tirus
Gambar Teknik 78
e. Baut pengatur/pengunci
g. Paku keling
(a) (b)
Gambar 53 Gambar potongan paku keling
(a) Gambar sebelum diproses (b) Gambar setelah diproses
Gambar Teknik 79
4.4 Cara membuat potongan
• Jika bidang potongnya tidak melewati garis simetri benda kerja, maka penandaan pada
potongan harus dicantumkan.
(a)
(b)
Gambar 56 Potongan lebih dari 1 bidang
Gambar 54 s/d 56 dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 80
4.5 Menyusun letak gambar potongan
a. Potongan umum
Gambar potongan diletakkan berurutan sesuai arah potongannya.
b. Potongan setempat
Gambar potongan yang diletakkan pada tempat potongannya.
c. Potongan digeser
Gambar potongan yang diletakkan
pada perpanjangan garis potongnya.
Gambar 59 Letak gambar potongan yang diletakkan pada perpanjangan garis potongnya
Gambar 58 s/d 69 dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 81
d. Potongan dipindahkan
Gambar potongan yang posisinya dipindahkan.
e. Potongan diputar
Gambar potongan yang diputar pada bidang proyeksinya.
Gambar Teknik 82
4.6 Pandangan dan Potongan Khusus
Pandangan lokal atau pandangan setempat merupakan penggambaran proyeksi dari bagian
tertentu suatu benda. Jadi tidak seluruh bentuk benda secara lengkap digambarkan.
Penggambaran pandangan lokal harus menggunakan proyeksi sudut ketiga.
Gambar Teknik 83
Gambar 65 Pandangan lokal suatu lubang
4.6.2 Pandangan bentuk benda lain yang akan terpasang pada benda yang
digambar
Untuk memperjelas bentuk pasangan dari benda yang digambarkan, maka dapat ditambahkan
gambar bentuk pasangan tersebut dengan memakai garis putus tipis dengan titik ganda.
(b)
(a)
Gambar 67 (a) dan (b) Bentuk pasangan dari benda yang digambar
Gambar 65 s/d 67 dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 84
Bilamana bagian tertentu pada gambar benda masih belum bisa ditetapkan secara definitif,
maka bagian tersebut akan diasumsikan dengan menggunakan garis putus tipis ganda pada area
yang digambar.
a
Tanda untuk informasi
(b)
(a)
Gambar 68 (a) dan (b), Indikasi suatu area
4.6.3 Interseksi
Bila pertemuan antara 2 bentuk geometri tampak, maka akan digambarkan dengan garis tebal.
Bilamana pertemuan tersebut tidak tampak, maka akan digambarkan dengan garis putus-putus.
Seringkali garis kurva yang terbentuk pada pertemuan 2 bidang tersebut disederhanakan
menjadi garis lurus.
(a) (b)
Gambar 69 (a) Interseksi yang sesungguhnya, (b) Interseksi yang disederhanakan
Gambar 68 s/d 69 dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Gambar Teknik 85
Akan tetapi bila pertemuan tersebut tidak dapat membentuk sisi yang tajam melainkan radius,
maka disebut sebagai interseksi imajiner yang digambarkan dengan garis tipis yang tidak
menyentuh garis bentuk benda.
Untuk mengurangi penggambaran pandangan tambahan atau potongan, maka bidang datar yang
terdapat pada poros ditandai dengan garis tipis diagonal.
Gambar Teknik 86
4.6.5 Pandangan terinterupsi
Untuk menghemat tempat pada bidang gambar, maka benda yang panjang bisa diinterupsi
sebagian agar bisa digambarkan lebih pendek. Bagian yang diinterupsi ini digambarkan dengan
garis tipis bebas atau garis tipis zig-zag.
(a)
(b)
Gambar 73 (a) dan (b), Pandangan terinterupsi
Bilamana bentuk geometri yang sama (identik) terletak secara teratur, maka hanya satu saja
yang perlu digambarkan, dan semua posisinya yang lain ditandai dengan garis tipis putus
bertitik untuk yang mempunyai bentuk simetri. Untuk bentuk yang asimetri, areanya ditandai
dengan garis tipis lurus.
Gambar Teknik 87
(a)
(b)
Gambar 75 (a) dan (b), Pengulangan bentuk simetri
Bilamana ada bagian yang tidak jelas karena skala gambar yang terlalu kecil, maka bagian
tersebut dilingkari garis tipis disertai dengan huruf identifikasi sebagai tanda bahwa bagian
tersebut akan diperbesar. Pada gambar hasil perbesarannya harus dicantumkan huruf identifikasi
diikuti skala perbesarannya dalam tanda kurung.
Bilamana memang diperlukan untuk menjelaskan bentuk awal benda sebelum ditekuk, maka
bentuk tersebut bisa juga ditambahkan pada gambar benda dengan menggunakan garis tipis
putus bertitik ganda.
Gambar Teknik 88
4.6.9 Garis tekukan
Batas tekukan pada gambar bentangan suatu tekukan, digambarkan dengan garis tipis lurus.
a
Gambar bentangan
Apabila terdapat kemiringan atau kurva yang samar untuk digambarkan secara jelas, maka
indikasi untuk kemiringan atau kurva tersebut tidak direpresentasikan pada gambar proyeksi.
Gambar Teknik 89
4.6.11 Benda transparan
Benda yang terbuat dari material yang transparan akan digambarkan bentuknya sebagaimana
benda yang tidak transparan. Dalam gambar rakitan, benda lain dibalik (dibelakang) bagian
yang transparan digambarkan sebagaimana benda yang tampak langsung.
Gambar Teknik 90
4.6.12 Bagian yang bergerak
Pada gambar rakitan, posisi tertentu atau posisi paling ekstrim (awal atau akhir) suatu bagian
benda yang bisa bergerak digambarkan dengan garis tipis putus bertitik ganda.
Pada gambar benda awal (misalnya, gambar benda tuangan), bisa ditambahkan bentuk akhir
benda tersebut setelah mengalami proses pengerjaan yang lain. Atau pada gambar benda jadi,
bisa ditambahkan bentuk awal benda tersebut pada saat proses sebelumnya (misalnya, gambar
benda tuangan).
Penggambaran bentuk akhir (jadi) atau awal (sebelumnya) dilakukan dengan garis tipis putus
bertitik ganda.
Gambar Teknik 91
Gambar 85 Bentuk awal benda ditambahkan pada gambar benda
4.6.14 Benda yang terbuat dari penggabungan elemen-elemen bagian yang sama
Benda yang terbuat dari penggabungan beberapa elemen yang sama bisa direpresentasikan
sebagai suatu benda yang homogen. Untuk menandai bahwa benda tersebut merupakan
gabungan dari elemen bagian, maka lokasi elemennya ditandai dengan garis tipis pendek.
Pola / tekstur permukaan seperti struktur kartel, jaring dan lain-lain bisa di gambarkan secara
lengkap atau hanya sebagian saja.
Gambar Teknik 92
4.6.16 Arah serat fiber dan pengerolan (Rolled Direction)
Arah serat fiber dan pengerolan tidak perlu digambarkan, akan tetapi bilamana diperlukan bisa
ditunjukkan dengan simbol garis tipis dengan anak panah dikedua ujungnya.
Benda yang mempunyai 2 pandangan yang identik bisa dikatakan sebagai benda simetri. Arah
pandangan yang sama ditandai dengan dengan garis penunjuk disertai identifikasi huruf kapital,
dan pada gambar pandangan identiknya ditandai dengan huruf kapital identifikasinya.
Gambar Teknik 93
Gambar 91 Pandangan lokal yang identik
Dua benda yang sama dan sebangun, tetapi dengan arah yang berlawanan, dapat digambarkan
salah satunya saja. Pada kepala gambar bisa dicantumkan keterangan sebagai berikut :
Benda 1 sesuai gambar
Benda 2 cerminannya
Gambar Teknik 94
4.7 Latihan
Gambar Teknik 95
4.8 Referensi
Gambar Teknik 96
5. Ukura n
Agar gambar suatu benda bisa dimengerti dan dibayangkan (diperkirakan) besarnya, diperlukan
keterangan mengenai ukuran.
Pemberian penunjukan ukuran dan angka ukuran ini mempunyai aturan-aturan dasar yang harus
diikuti agar tidak membingungkan dan menimbulkan salah pengertian.
• Garis ukuran
adalah garis tipis dengan anak panah pada ujungnya (kecuali pada kasus tertentu) yang tegak
lurus terhadap garis bantu atau garis benda.
• Garis bantu
adalah garis tipis sebagai perpanjangan garis benda, berfungsi sebagai batas suatu ukuran.
(a)
(b)
Gambar Teknik 83
(c)
Gambar 93 (a), (b), (c) – Gambar garis bantu, garis ukuran, penanda akhir dan angka ukuran
Umumnya gambar suatu benda merupakan bangunan dari beberapa bentuk geometri sederhana
seperti : silinder, prisma, kubus, konus, balok atau bentuk dasar lainnya.
Agar penunjukan ukuran bisa dilakukan secara sistimatis, maka penunjukan ukuran ditujukan
terhadap bentuk-bentuk geometris dasar tersebut dengan basis (referensi) suatu sumbu atau
permukaan benda.
Gambar Teknik 84
• Penunjukan ukuran untuk bentuk
Menunjukkan ukuran panjang, lebar, tinggi atau kedalaman suatu bentuk geometris, misalnya:
diameter lubang, lebar celah alur, panjang silinder, tinggi kerucut dan lain-lain.
Menunjukkan ukuran posisi atau kedudukan suatu bentuk geometris terhadap suatu permukaan
atau sumbu yang menjadi basis pengukuran, misalnya : jarak titik pusat lubang atau jarak celah
alur terhadap tepi benda.
Permukaan atau sumbu yang ditentukan sebagai basis sangat menentukan ketelitian ukuran-
ukuran benda secara keseluruhan dengan mempertimbangkan fungsi benda.
Gambar Teknik 85
• Penempatan dan jarak antar garis ukuran
Umumnya diletakkan diluar garis benda, kecuali bila dengan cara meletakkan di dalam
akan memperjelas.
Tidak boleh saling berpotongan dan diusahakan tidak memotong garis bantu.
Jarak antar garis ukuran tergantung dari besarnya gambar, umumnya lebih dari 5 mm
supaya jelas terbaca dan berjarak seragam serta dibuat bersusun dimulai dari ukuran yang
terkecil.
Gambar 97 Contoh bentuk dan besar anak panah dari garis ukuran
Dikutip dari “Menggambar Mesin Menurut ISO” (3)
Salah Betul
Gambar 98 Contoh penyusunan garis ukuran
Gambar Teknik 86
5.2 Angka ukuran
• Angka ukuran diletakkan diatas, dibagian tengah garis ukuran, kecuali pada cara penunjukan
tertentu bisa berbeda.
• Satuan ukuran adalah mm untuk Gambar Teknik Mesin, tetapi satuan tersebut tidak
dicantumkan dibelakang angka ukuran, kecuali untuk satuan lain selain milimeter (mm).
• Setiap ukuran hanya diberikan sekali pada salah satu gambar pandangan atau potongan.
• Sebaiknya angka ukuran tidak terpisah atau terpotong oleh garis yang lain.
Betul Salah
• Angka ukuran tidak terletak ditengah, dan garis ukurannya hanya sebagian karena tempat
yang terbatas.
Gambar Teknik 87
• Angka ukuran bisa diletakkan pada perpanjangan garis ukuran karena ruang yang sempit.
Untuk ukuran sudut, angka ukurannya mengacu pada gambar dibawah ini.
Gambar Teknik 88
5.3 Jenis ukuran berdasarkan fungsinya
Sesuai dengan kegunaannya, ukuran-ukuran yang diberikan pada suatu benda kerja digolongkan
menjadi 3 jenis ukuran. Penentuan ini disesuaikan dengan fungsi benda kerja dan hubungannya
dengan benda lain dalam perakitan.
• Ukuran fungsional
Ukuran yang diperlukan agar bagian benda tersebut bisa berfungsi.
(a) Pengikatan suatu tuas (b) Contoh ukuran fungsi dan bukan fungsi
dengan baut
Gambar 106 Ukuran fungsional dan bukan fungsional
Dikutip dari “Technical Drawing, ISO Handbook” (1)
Catatan :
F = Ukuran fungsi.
NF = Ukuran bukan fungsi.
AUX = Ukuran tambahan.
Gambar Teknik 89
5.4 Jenis penunjukan ukuran
Gambar Teknik 90
• Penunjukan ukuran gabungan
Merupakan gabungan antara penunjukan ukuran berantai dan sejajar.
(a) (b)
Gambar 111 Ukuran koordinat
Gambar 110 s/d 111 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Gambar Teknik 91
5.5 Penunjukan ukuran pada kasus tertentu
(a)
(b)
Gambar Teknik 92
• Penunjukan ukuran dengan pencantuman huruf atau nomor
Bilamana benda kerja mempunyai beberapa bentuk geometris dengan ukuran yang sama,
maka ukuran tersebut pada gambar cukup ditandai dengan huruf atau angka.
Penjelasan huruf atau angka tersebut dituliskan tersendiri dalam bentuk tabel atau
keterangan.
(b)
(a)
Gambar 116 Penunjukan ukuran radius
Gambar 114 dan 116 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Gambar Teknik 93
Simbol dipergunakan untuk penunjukan bentuk bujur sangkar.
Gambar Teknik 94
• Penunjukan ukuran dengan penambahan kata
Kata tersebut dimaksudkan sebagai keterangan tambahan yang penempatannya didepan angka
ukuran. Atau bisa juga sebagai perintah/petunjuk tertentu.
Untuk permukaan bentuk bola, harus disertakan kata “bola (sphere)” didepan penunjukan radius
atau diameternya.
(a) (b)
Gambar 119 Penunjukan ukuran dengan penambahan kata
SR : Bola radius
S∅ : Bola diameter
Gambar 120 Penunjukan informasi pada ukuran tentang perintah yang diinginkan
Gambar Teknik 95
• Penunjukan ukuran pada bagian tertentu dari suatu bentuk konus atau profil
Garis bantu ukuran dibuat miring agar tidak berhimpit dengan bagian konus benda.
Gambar 122 Penunjukan ukuran pada bagian tertentu suatu bentuk konus
(a) (b)
Gambar 123 Penunjukan ukuran pada ujung bersudut (a) atau ber-radius (b)
Gambar 125 Penunjukan ukuran untuk tali busur, busur/garis lengkung dan sudut
Gambar 122 s/d 125 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Gambar Teknik 96
• Penunjukan ukuran untuk bagian permukaan yang akan dikerjakan lebih lanjut
(a)
(b)
Gambar 126 Penunjukan ukuran untuk bagian permukaan dikerjakan lebih lanjut
(a) (b)
Gambar 127 Penunjukan ukuran yang disederhanakan untuk pingul dalam (internal chamfer)
(a) (b)
Gambar 128 Penunjukan ukuran untuk persing (countersinks)
Gambar 126 s/d 128 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Gambar Teknik 97
Gambar 129 Penunjukan ukuran untuk pingul luar (external chamfers)
Penyederhanaan penunjukan pingul ini hanya dilakukan untuk pingul yang bersudut 45°.
Gambar 130 Penunjukan ukuran yang disederhanakan untuk pingul luar (simplified chamfers)
• Penunjukan ukuran untuk menandai bagian yang berjarak sama (bentuk simetri)
(a) (b)
(c)
Gambar 131 Penunjukan ukuran untuk untuk bagian simetris (a,b,c)
Gambar 129 s/d 131 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Gambar Teknik 98
(e)
(d)
(d)
(f) (g)
Gambar 132 Penunjukan ukuran untuk bagian yang berjarak sama (d,e,f,g)
Gambar Teknik 99
• Penunjukan ukuran untuk lubang dengan alur pasak
(a) (b)
Gambar 134 Penunjukan ukuran untuk lubang dengan alur pasak
(a)
(b) (c)
(d) (e)
Gambar 135 Penunjukan ukuran untuk radius
Gambar 134 s/d 135 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
(a)
(b)
(c)
Gambar 136 Penunjukan ukuran untuk ulir
Dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Simbol s dipergunakan pada bentuk segi enam beraturan untuk penunjukan ukuran lebar dari
bidang ke bidang yang berhadapan.
Simbol e dipergunakan pada bentuk segi enam beraturan (kepala baut) untuk penunjukan
ukuran lebar dari sudut ke sudut yang berhadapan.
Pemberian ukuran dilakukan dengan kombinasi dari beberapa ukuran dibawah ini:
Sudut tirus = α.
Panjang bagian tirus (L).
Diameter terkecil atau terbesar (d ; D).
Diameter penampang melintang pada jarak tertentu.
Tidak semua ukuran pada ketirusan ini ditentukan sebagai ukuran fungsi. Ukuran-ukuran
tambahan yang diberikan hanya sebagai ukuran “bantu” saja dan dituliskan dalam tanda
kurung.
D−d α
Ketirusan : K = = 2 tan
L 2
(perbandingan antara pengecilan diameter terhadap jaraknya).
(c) (d)
(e)
Gambar 139 Penunjukan ukuran bentuk Tirus (a,b,c,d,e)
Dikutip dari “Normen Auszug” (2)
Pendakian ke kanan :
Pendakian ke kiri :
Pemberian ukuran dilakukan dengan kombinasi dari beberapa ukuran dibawah ini :
Sudut pendakian = β.
Panjang pendakian (L).
Ukuran pada ujung terkecil dan terbesar (h ; H).
Ukuran pada suatu bagian dengan jarak tertentu.
Tidak semua ukuran pada pendakian ini ditentukan sebagai ukuran fungsi. Ukuran-
ukuran tambahan yang diberikan hanya sebagai ukuran “bantu” saja dan dituliskan dalam
tanda kurung.
H −h
Peningkatan pendakian : S % = x100
L
H −h
Pendakian : S= = tan β = 1 : Cotgβ
L
(a) (b)
Gambar 141 Penunjukan ukuran bentuk Pendakian (a,b)
Gambar 140 s/d 141 dikutip dari “Normen Auszug” (2)
3. Melengkapi gambar dengan 3 pandangan utama dan penunjukan ukuran yang perlu.