Anda di halaman 1dari 6

BAB VIII

PENGUTIPAN DAN PLAGIARISME

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari topik “pengutipan” dan antiplagiarisme. Anda
diharapkan memahami dan terampil melengkapi laporan ilmiah dan teknis
dengan kutipan berdasarkan teknik pengutipan yang benar sehingga
mencegah terjadinya plagiarisme.

Tujuan Instruksional khusus


Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat
1. menjelaskan perbedaan pengutipan langsung dan tidak langsung
2. menyebutkan prinsip-prinsip pengutipan;
3. membuat kutipan dengan menerapkan prinsip-prinsip pengutipan;
4. menjelaskan pengertian dan jenis plagiarisme;
5. menerapkan aturan penulisan yang benar agar tidak melakukan
plagiarisme.

--------------------------------------------------
8.1 Pengutipan

Perhatikan dan pahami diagram pengutipan berikut ini.

DEFINISI DAN SUMBER


elektronik, cetak, dan
tuturan

PENGUTIPAN JENIS
Langsung
Tidak Langsung

TEKNIK
PENUNJUKAN SUMBER

Diagram Pengutipan
Pada diagram tersebut tampak bahwa dalam proses pengutipan
terdapat tiga hal yang harus diperhatikan. Hal-hal tersebut diuraikan
berikut ini.

8.1.1 Definisi dan Sumber Kutipan


Kutipan adalah pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya
tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam
tulisan sendiri (KBBI-daring, 2020). Pengutipan merupakan salah satu
aktivitas yang umum dan sering dilakukan dalam penulisan ilmiah.
Berlandas pengertian tetng kutipan, pengutipan merupakan pinjaman
gagasan atau kalimat orang lain yang dijadikan landasan atau dukungan
pendapat penulis.
Kutipan dicantumkan sebagai wujud pertanggungjawaban moral
penulis dalam hubungan keilmuan dan kelaziman karang-mengarang.
Sumber kutipan dapat berasal dari semua jenis referensi, baik referensi
media elektronik, referensi media cetak, bahkan dari tuturan seseorang.
Dalam cara lama, penunjukkan sumber kutipan masih dipakai istilah-
istilah ibid/ibidem, op cit (operecitato) dan loc cit (loco citato) untuk
merujuk kepada kutipan. Saat ini penunjukan sumber cukup hanya ditulis
nama akhir pengarang, tahun terbit buku, dan halaman tempat hal yang
dikutip.

8.1.2 Jenis Kutipan


Terdapat dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung dan tidak
langsung. Pada umumnya pada saat ini digunakan cara kutipan langsung
dan tidak langsung dengan ketentuan-ketentuan berikut.
1. Kutipan Langsung
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengutipan
langsung, yaitu
1) tidak diperbolehkan mengubah apa pun dari hal yang dikutip;
2) jika terdapat kesalahan bahasa pada hal yang dikutip, harus
dibubuhkan tanda [sic!] yang berarti pihak pengutip tidak
bertanggung jawab terhadap kesalahan berbahasa kutipan;
3) diperbolehkan mengutip sebagian dengan membubuhkan tanda elipsi
(…) bila yang dihilangkan bagian awal dan tengah kutipan dan (….)
bila yang dihilangkan bagian akhir kutipan.

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung umumnya merupakan inti pendapat dari
buku sumber menurut bahasa penulis dengan tidak mengubah inti
pendapat aslinya. Kutipan ini diintegrasikan ke dalam teks, tetapi tidak
diberi tanda kutip.
8.1.3 Teknik Penunjukan Sumber
Ketentuan penunjukkan sumber itu mengikuti aturan sebagai
berikut.
a. Bila sumber kutipan dituliskan terlebih dahulu sebelum kutipan,
tuliskan nama akhir pengarang kemudian diikuti dengan penulisan
tahun yang diapit kurung.
Contoh: Widodo (2018) menuliskan “ Teknik pendingin …”

b. Bila nama sumber kutipan dituliskan di akhir kutipan, tuliskan


nama akhir pengarang kemudian tahun yang diapait kurung.
Contoh: “… “(Widodo, 2018)

Untuk jenis kutipan secara lebih rinci, teknik penulisannya adalah sebagai
berikut

1. Pengutipan Langsung
Cara pengetikan kutipan yang panjangnya tidak lebih dari empat baris
ketikan diintegrasikan dalam teks dan ditandai oleh tanda petik. Kutipan
yang panjangnya lebih dari empat baris ketikan harus dipisahkan dari teks
dengan jarak dua spasi. Jarak antarbaris kutipan adalah satu spasi.
Kutipan boleh diberi tanda petik boleh juga tidak. Kutipan ini ditulis
menjorok lima sampai dengan tujuh ketukan.
Contoh pengetikan kutipan langsung dengan kutipan lebih dari empat
baris ketik.

Dalam kajian tentang tanda-tanda emotikon pada pola komunikasi


dalam era kebudayaan digital, Saidi (2019) menjelaskan
“Bagaimana, pesan di balik tanda-tanda tersebut berfungsi
dalam peristiwa kebudayaan di Indonesia. Acuan terhadap
rumusan mengenai pesan dan makna semiosis di balik tanda
emotikon yang dikemukakan. Danesi justru berguna untuk
mendeteksi sejauh mana hal-hal spesifik dapat
teridentifikasi di sini.”

Contoh pengetikan kutipan langsung dengan kutipan tidak lebih dari


empat baris ketik.

Salah satu di antara beberapa kajian tentang kinetik tipografi ini


mengemukakan pendapat Hostetler (2006) yang meanyyatakan , “Kinetic
Typography adalah kombinasi dari tipografi dan gerak (motion) atau biasa
juga disebut sebagai typographic animation.”
am
ulisan
rensi-
mpil
stilaha
ikut ini!
oran
nuliskan
ulisan
rensi
ah dan
oran
kut
asan
nik
ah
gan dan
knik
ngguna
. dan
ar! satu
uran 2. Pengutipan Tidak Langsung
ara Penunjukan sumber pada kutipan tidak langsung ini dapat
sisten! dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan ketentuan berikut.
- Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan, yang perlu dicantumkan
adalah nama akhir pengarang dan tahun terbit, titik dua, nomor
halaman di dalam kurung.
Contoh : Sekait dengan hal ini, Widodo (2018:106) menjelaskan ....
- Jika nama pengarang ditulis setelah bunyi kutipan, yang perlu
dicantumkan adalah pengantar kalimat sesuai keperluan, tampilan
kutipan, dan nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik
dua, dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh:
Lebih tegas lagi dikatakan bahwa cara kerja dalam sistem roda gigi ....
(Irawan, 2016:44)

- Jika sumber lebih dari satu buku, penampilan kutipannya mengikuti


contoh berikut ini.
Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis diperlukan
unsur-unsur yang menjadi penunjang bentuk-bentuk arsitektur
(Wawan, 2018:16; Gani, 2017:17; Ali, 2016:54).

Perlu diperhatikan bahwa setiap buku yang dikutip sebagai sumber


acuan/rujukan harus tercantum dalam Daftar Pustaka. Apabila yang
dipakai sebagai acuan adalah buku terjemahan maka yang tertera dalam
Daftar Pustaka pun haruslah buku terjemahan (buku yang sama).

8.2 Plagiarisme

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menerakan “Plagiat adalah


pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri”.
“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu
karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau
karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Peraturan Menteri
Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010)
Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh (2001)
plagiarisme adalah “to take and use another person’s ideas or writing or
inventions as one’s own”.
Dari definisi tersebut, jelaslah bahwa karya atau tulisan orang lain
yang dikutip dan disebut sebagai karya sendiri merupakan tindakan
plagiat (penjiplakan) dan merupakan “pencurian” yang menampakkan
ketidakjujuran intelektual. (lihat Frick, 2008).

Ruang Lingkup Plagiarisme


Berikut ini diuraikan ruang lingkup plagiarisme (http://lib.ugm.ac.id/,
dinduh November 2020)
1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda
kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan
kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

Tipe Plagiarisme
Beberapa tipe plagiarisme (Soelistyo, 2011). Tipe-tipe tersebut adalah
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism).
Penulis menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa
menyebutkan sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source).
Penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan
pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship).
Penulis mengakui sebagai pengarang karya tulis karya orang lain.
4. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis
memublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi,
mendaur ulang karya tulis/karya ilmiah.
Yang penting ketika akan mengambil karya sendiri, karya baru
tersebut hendaknya memiliki perubahan yang berarti; karya lama
merupakan bagian kecil dari karya baru sehingga pembaca akan
memperoleh hal baru berdasarkan karya lama yang dirujuk.
Menghindari Tindakan Plagiarisme

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan melakukan upaya untuk


menghindarikan masyarakat akademisnya dari tindakan plagiarisme baik
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak.

Permen Diknas No. 17 Tahun 2010 Pasal 7 memuat hal berikut ini
sebagai pengawasan dan pencegahan plagiat.
1. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat
pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya
ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.
2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya
ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti
portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi.
3. Sosialisasi terkait dengan UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dan
Permendiknas No. 17 Tahun 2010 kepada seluruh masyarakat
akademis.

Selain bentuk pencegahan yang telah disebutkan, dalam


http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism diterakan langkah yang
harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita dari
plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan dan/atau melakukan parafrasa.

1. Pengutipan
- Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu
kalimat, dengan menyebutkan sumbernya.
- Menuliskan daftar pustaka dengan baik dan benar sesuai panduan
yang ditetapkan institusi masing-masing.
2. Parafrasa
- Melakukan parafrasa dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Parafrasa adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan
menggunakan kata-kata sendiri, tanpa mengubah maksud atau
makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.

Untuk menghindari plagiarisme, dapat juga digunakan beberapa aplikasi


pendukung antiplagiarisme, seperti berikut ini.
1. Turnitin, Wcopyfind, dan sebagainya digunakan sebagai alat/aplikasi
pendeteksi plagiarisme.
2. Aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan
sitiran dan daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai