Anda di halaman 1dari 14

KUTIPAN DAN DAFTAR RUJUKAN

MIVTA HURAINI
NPM 208110195/3F/ FAKULTAS PSIKOLOGI
mahasiswabaiksekali@gmail.com

A. PENDAHULUAN
Kutipan dan daftar rujukan adalah bukti pengakuan penulis dalam
suatu tulisan bahwa gagasan yang terdapat dalam suatu tulisan atau publikasi
adalah milik penulis lain yang dikutip dan dijadikan referensi. Kutipan
merupakan deskripsi formal dari buku, artikel, atau sumber informasi lain yang
berisi detail informasi untuk memudahkan pencarian sumber utama, atau
disebut juga dengan reference (FISIP-UB, 2013).

Dalam penulisan karya ilmiah terdapat pengutipan dari berbagai


sumber acuan atau referernsi. Untuk menulis suatu tulisan atau karya ilmiah
harus memperhatikan model perujukan dalam pengutipannya. Pengutipan yaitu
penggunaan teori, ide, konsep dan sejenisnya yang berasal dari sumber atau
referensi lain baik itu secara lansung atau tidak langsung, dalam mengutip
harus disertai perujukan. Kealpaan untuk merujuk kutipan dapat dianggap
melanggar etika penulisan karya ilmiah.

Menurut (Arifin, 2017) mengutip yaitu mentransformasi informasi


orang lain dengan menyebutkan sumbernya menjadi formulasi informasi
susunan kita. Daftar rujukan berisi daftar semua sumber yang disitasi dalam
teks dituliskan di akhir naskah, dapat juga muncul dalam footnote (dan diberi
keterangan di bawah setiap halaman). Sementar daftar pustaka berisi sumber –
sumber bacaan tetapi tidak disitasi dalam teks (termasuk background bacaan
dari penulis), jadi terdapat sedikit perbedaan antara daftar rujukan dengan
daftar pustaka.

Kemampuan untuk menulis daftar rujukan yang baik harus dimiliki


oleh seorang penulis. Karena daftar rujukan yang baik sangat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Daftar rujukan oleh pembaca
dapat menjadi trigger untuk menelusuri lebih jauh terkait topik bahasan. Bagi
penulis, dapat terhindar dari masalah plagiarisme yang tidak sengaja dilakukan
dan dapat lebih menunjukkan kredibilitas penulis itu sendiri.

Sumber rujukan dapat ditulis secara manual, namun memerlukan


tentunya waktu yang lama dan tenaga yang ekstra untuk
menyelesaikannya.seiring perkembangan zaman maka dafatar rujukan daapt
dibuat secara otomatis menggunakan aplikasi Mendeley.

B. PEMBAHASAN
1) Kutipan
Ada dua jenis kutipan yaitu kutipan langsung dan tidak langsung,
perujukan kutipan ditulis sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini (Lestyarini,
2011).

1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan kutipan yang ditulis sama persis dengan
sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Rujukan ditulis di antara tanda
kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar
pustaka, tanda koma, tahun terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan
nomor halaman.

a. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan ke


dalam teks, diketik seperti ketikan teks, diawali dan diakhiri dengan
tanda petik (“). Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah
teks kutipan.
b. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih, diketik satu spasi,
dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri. Sumber rujukan ditulis
langsung sebelum teks kutipan.
c. Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa
bagian kalimat, maka pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang
satu baris.
d. Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi
bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan.
Keterangan tersebut berada di antara tanda kurung, misalnya: (garis
bawah oleh pengutip).
e. Apabila penulis menganggap bahwa ada suatu kesalahan dalam
kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan simbol (sic!) langsung
setelah kesalahan tersebut.
f. Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau
informasi sebagai data.
g. Kutipan langsung dari referensi asing diberi terjemahannya di bawah
kutipan langsung.

Contoh kutipan langsung kurang dari 4 baris yaitu berikut ini.

Seperti penyataan Gough (2002:16) bahwa “the influence of globalist thinking


in education can readily be seen in the proliferation of globalized education
studie”s (pengaruh pemikir global dapat dilihat dari proliferasi studi pendidikan
global)

Contoh kutipan langsung lebih dari 4 baris dapat diberikan berikut ini.

Dalam uraiannya Dewantara (2009: 3-4) menguraikan makna pendidikan sebagai


berikut.
“Pendidikan merupakan tuntunan
hidup
………………………………………………………………………………
………….. Kekuatan kodrati yang ada pada seorang anak tiada lain
adalah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir karena
kekuasaan kodrat. Kita sebagai pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya
kekuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya.”

Keterangan:
(1) titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat
(2) titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata
(3) (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat

Contoh kutipan langsung lebih dari empat baris dari referensi asing

Studi yang dilakukan oleh Ontario Ministry of Education (OME, 2007;


2008) yang dikutip oleh Colaruso (2010: 30) mengemukakan konsep
pendidikan global sebagai berikut.

Global-education focused schools, courses, and school resources; global


school partnerships; and new and heightened emphasis on global
perspectives in curriculum guidelines, such as Ontario’s revised
secondary English curriculum’s reference to “citizenship in a global
society” (OME, 2007b, p. 27), and guidelines for incorporating
environmental issues in all areas of the curriculum (OME, 2008).
………………………………………………………………………………………..
r and allowing students to connect consciously and materially with fellow
ʺglobal citizens.ʺ
(pendidikan global berfokus pada sekolah, pembelajaran, dan sumber daya
sekolah; kerja sama global sekolah; dan penekanan pada pandangan global
dalam panduan kurikulum,seperti pada kurikulum Bahasa Inggris tingkat
dua yang mengacu pada “citizenship in global society” (OME, 2007, hal 7)
………………………………………………………………………………
………….. dan panduan untuk memasukkan isu lingkungan di semua area
kurikulum (OME, 2008). dan memudahkan siswa untuk berkomunikasi di
tengah kehidupan “masyarakat global”)

Keterangan
(1) Kutipan langsung ditulis dengan cetak miring karena masih dalam bahasa
asing.
(2) Kutipan ditulis dengan jarak 1 spasi dan menjorok 7 ketukan dari batas tepi
kiri.
(3) Terjemahan dituliskan di bawah kutipan langsung dengan diberi jarak 1 spasi.
(4) Terjemahan diawali dengan tanda buka kurung dan diakhiri dengan tanda
tutup kurung.

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan
aslinya. Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk
dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip.

1)Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis


dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa.

2)Semua kutipan harus dirujuk. Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau
sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.

3)Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum


dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan di
antara tanda kurung.

4)Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka,
titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.

Contoh kutipan tidak langsung dapat diberikan berikut ini.


Bahkan, karena adanya keberagaman budaya, bahasa Inggris pun terpecah
menjadi berbagai jenis dan berkembang menjadi bahasa Inggris yang berbeda-
beda, baik karena dipengaruhi oleh aksen maupun perubahan bentuk kata
(Barron, 2007:25). Sementara itu, Bazemer dan Kress (2008:30) menyatakan
pentingnya mode sebagai bentuk sumber sosial dan kultural untuk melakukan
pemaknaan.

Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolutions (dalam Yood, 2005: 5)


mengatakan bahwa perubahan intelektual dibangun dalam komunitas.

Alasan kenapa harus membuat kutipan/mengutip yaitu (FISIP-UB, 2013):

1. Penulis harus memberi tahu bahwa ada beberapa bagian dari tulisannya yang
merupakan ide atau karya orang lain. Jika secara disengaja penulis tidak
memberikan pengakuan bahwa ide atau informasi yang disampaikan
merupakan karya orang iain, maka disebut dengan plagiarisme yang bisa
dihukum.

2. Ide dan informasi yang diambil dari karya tulisan lain akan mendukung
pernyataan atau argumen yang dibuat oleh penulis.

3. Pembaca bisa jadi ingin mengetahui atau memeriksa (cross-check) karya asli
dan membacanya langsung, sehingga memudahkan untuk mencari jejak dan
detail dari buku atau karya yang dikutip.

4. Ide atau kata-kata diproduksi oleh orang lain melalui berbagai media yang
ada.

5. Informasi yang didapatkan melalui wawancara dengan orang lain, baik


langsung ataupun tidak langsung.

6. Ketika mengopi kata yang unik atau sama persis.

7. Ketika memproduksi ulang materi visual.

8. Untuk pemikiran atau pendapat diperlukan dukungan ilmiah untuk


memperkuat argumen kita, di sini dibutuhkan sumber

Penulisan sumber kutipan dapat tidak diperlukan, jika:


1. Menulis pengalaman langsung kita, observasi kita, pemikiran kita/pendapat
kita ataupun simpulan kita terhadap suatu objek (tapi tetap berdasarkan
data/fakta).

2. Mengunakan materi visual atau data yang kita buat sendiri, foto hasil jepretan
sendiri, tabel hasil pengolahan/observasi sendiri.

3. Ketika menggunakan pengetahuan umum atau fakta yang diakui secara


umum. Contoh: “Semua manusia pasti mati”

2) Aturan Penulisan Kutipan


Sumber kutipan dapat ditulis pada awal atau akhir kutipan.
a. Penempatan sumber kutipan (pada awal atau akhir kutipan) tidak boleh
mengaburkan bagian yang dikutip.
b. Nama penulis suatu sumber kutipan hanya ditulis nama belakang,
diikuti tahun dan halaman sumber kutipan, dilanjutkan dengan isi teks
yang dikutip. (Pencantuman halaman setelah tahun dipisahkan oleh
tanda titik dua)
c. Jika penulis terdiri atas dua orang, kata penghubung penulis pertama
dan kedua menggunakan ”dan” (tidak menggunakan simbol ”&”; serta
tidak menggunakan kata penghubung ”and” walaupun literaturnya
berbahasa Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan bahasa
Inggris).
d. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama belakang penulis
pertama yang ditulis sebagai sumber kutipan, diikuti et al., kemudian
tahun dan halaman sumber kutipan. (Catatan: et al. dalam bahasa Latin
adalah singkatan dari et alia atau et alii, dalam bahasa Inggris berarti
and others, dan dalam bahasa Indonesia berarti dan kawan- kawan).
e. Jika sumber kutipan merupakan literatur terjemahan (buku, artikel,
dll), maka yang disebut sebagai sumber adalah nama penulis asli
(bukan penerjemah), diikuti tahun penerbitan literatur asli (bukan
tahun penerbitan hasil terjemahan). [Catatan: nama penerjemah hanya
dinyatakan dalam daftar pustaka]
f. Pencantuman halaman sumber kutipan setelah tahun bersifat wajib jika
isi teks yang dikutip jelas letak halamannya (Riduwan, 2014).

3) Cara Penulisan Sumber Kutipan


APA Manual (2010) menggunakan metode pengarang-tahun
(authordate method) untuk menuliskan sumber kutipan di dalam skripsi, yaitu
nama belakang (surname atau family name) pengarang dan tahun publikasi
yang ditulis di dalam tanda kurung (APA Manual, 2010). Berikut merupakan
cara penulisan sumber kutipan (Pratiwi et al., 2018):
Sumber kutipan ditulis di awal kalimat atau awal teks:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis:
Asyik (2006) menyatakan bahwa......;

jika disertai dengan halaman:


Asyik (2006: 289) menyatakan bahwa........;
Menurut Asyik (2006: 289) ...........

b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis:


Cooper dan Schlinder (2003: 24) …………

c. Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis:


Guan et al. (2009: 32) ……….

Sumber kutipan ditulis di akhir kalimat atau awal teks:


a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis: .............
(Asyik, 2006);

jika disertai dengan halaman: ..........


(Asyik, 2006: 289).

b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis: ........


(Cooper dan Schlinder, 2003: 24).

c. Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis: ……..


(Guan et al., 2009: 32).

d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama:


John (2006, 2007);
jika tahun publikasi sama:
Sumiyana (2007a, 2007b)

e. Sumber kutipan berupa banyak pustaka dengan penulis yang


berbeda-beda:
(Yermack, 1997; Aboody dan Kasznik, 2000; Guan et al.,
2000).

f. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi


menyebut suatu lembaga atau badan tertentu:
Badan Pusat Statistik (2006); Ikatan Akuntan Indonesia
(2011);

g. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi


menyebut suatu peraturan atau undang- undang:

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012.......;


Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010......;

h. Kutipan berasal dari sumber kedua:


Scott (2000) dalam Asyik (2009: 23).......;
Arthur Levitt (lihat Riharjo, 2008: 21).....;
[Catatan: daftar pustaka hanya mencantumkan referensi
yang merupakan sumber kedua].
4) Penulisan Daftar Rujukan

Menurut Dwiloka, Bambang dan Rati Riana (2005:128) dalam


(Djunaidi, 2017) bahwa unsur yang ditulis dalam daftrar rujukan itu secara
berturut-turut meliputi : 1) nama penulis, ditulis dengan urutan nama akhir,
nama awal dan nama tengah tanpa gelar akademik, 2) tahun penerbitan, 3)
judul, termasuk subjudul, 4) kota tempat penerbitan, dan 5) nama penerbit.

Unsur tersebut dapat bervariasi bergantung jenis sumber pustakanya.


Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulis namanya sama dengan perulis
pertama. Dan jika penulis yang terdiri atas dua bagian ditulis dengan urutan:
nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi
harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Jika sumber
yang dirujuk oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.

Berikut Dwiloka, Bambang dan Rati Riana (2005) memberikan


contoh penulisan rujukan yang berasal dari berbagai sumber yaitu:

a. Rujukan dari buku misalnya :


Klammer, Enno. 1984. Writing: Readings and Advance. New York: HBJ.

b. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


misalnya:
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam
bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan
YA3.

c. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Misalnya:
Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualititatif”. Dalam
Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Bahasa dan Sastra (hlm.12- 25). Malang: HISKI
Komisariat Malang dan YA3.

d. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal misalnya :


Yusup, Pawit M. 2016. “Model Pengembangan Usaha Serabutan Berbasis
Sumber Informasi Kepustakaan di Desa”. VISI PUSTAKA,
18(3):197-206.

e. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM misalnya:


Krashen, S., M.Long, dan R.Scarcella. 1997. “Age, Rate and Eventual
Attaintmen Second Language Acquisisition”. TESOL Quarterly,
13:573-82(CDROM:TESOL Quarterly Digital, 1997).

f. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran misalnya:


Risparyanto, Anton. 2017. “Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap
Kualitas Layanan Perpustakaan”. Berkala Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, 13(1):1- 11.

g. Rujukan dari Koran Tanpa Penulis misalnya:


Kompas. 27 Oktober 2017. “Anggaran Fokus pada Sumber Daya
Manusia”, hlm.1.

h. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh


Suatu Penerbit tanpa Penulis dan tanpa Lembaga misalnya:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. 2015. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

i. Rujukan dari Lembaga yang ditulis Atas Nama Lembaga tersebut


misalnya:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnahkan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.

j. Rujukan Berupa Karya Terjemahan misalnya:


Connel, D.W. dan G.J.Miller. 1990. Kimia dan Entioksikologi
Pencemaran. Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

k. Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi misalnya:


Pitayaningrum, C.W. 2004. “Efek Perebusan 30 Menit dengan Daun
Kumis Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat
dalam Hati dan Usus Sapi yang Digembalakan di TPA Jatibarang,
Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas Peternakan, Universitas
Diponegoro.

l. Rujukan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau


Lokakarya misalnya:
Dwiloka, B. 2003. “Menulis Karya Ilmiah”. Makalah disajikan dalam
Penataran dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa
Universitas Stikubank Semarang. Semarang: 2 Agustus.

m. Rujukan dari Internet Berupa Karya Individu mislanya:


Abadi, C.J. 2002. “Kumis Kucing”. (Online),
(http://www.chang.jaya.abadi.com.jamu-jawa04html, diakses 12
Desember 2003)

n. Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal mislanya:


Griffith, A.I. 1995. “Coo0rdinating Family and School: Mothering for
Schooling”. Education Policy Analysis Archive, (Online), Vol. 3,
No. 1,http://olam.ed.asu. Edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).
o. Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi mislanya:
Wilson, D. 20 November 1995, “Sumary of Citing Internet
Siyes”.NETTRAIN Discussion List, (Online),
(NTTRAIN@ubvm.cc.buffalo,edu, diakses 22 November 1995).

p. Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi mislanya:


Naga, Dali S. (ikip-jk@indo.net.id). 1 Oktober 1997.”Artikel untuk JIP”.
E-mail kepada Ali Saukah (jipsi@mlg.ywcn.or.id)

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Salah satu bagian terpenting dalam membuat tulisan adalah merujuk ide atau
pendapat para ahli sesuai topik bahasan. Dengan merujuk sebenarnya kita
memberikan apresiasi kepada penulis atas karyanya yang telah menjadi sumber
inspirasi tulisan kita, dan dapat lebih menunjukkan kredibilitas penulis itu sendiri
serta dapat menghindarkan kita dari permasalahan terhadap pelanggaran hak cipta,
plagiarisme dan sejenisnya.

2. Saran

Saran dinyatakan sebagai rekomendasi penelaahan sejenis yang perlu dilakukan


sejenis dengan penelaahan yang telah penulis lakukan.Oleh sebab itu, saran yang
akan di kemukakan oleh penulis kepada pembaca lain yaitu hendaknya setiap
membuat tulisan harus memperhatikan kutipan dan daftar rujukan agar sesuai dengan
kaidah penulisan yang benar.
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, S. (2017). Standar penulisan rujukan, kutipan, penyajian tabel dan gambar
2017. https://docplayer.info/69723936-Standar-penulisan-rujukan-kutipan-
penyajian-tabel-dan-gambar-2017.html

Djunaidi, D. (2017). Sumber Rujukan Sebagai Referensi yang Mendukung Karya Tulis
Ilmiah Bagi Pustakawan. 33(2), 1–11.

Lestyarini, B. (2011). Mengutip dan Menulis Daftar Pustaka dalam Penulisan Karya
Ilmiah. In Mengutip Dan Menulis Daftar Pustaka Dalam Penulisan Karya Ilmiah
(Issue September).

FISIP-UB, T. D. J. I. K. (2013). APA Referencing System Berdasarkan “Publication


Manual of the American Psychological Association” 5 edition. Diadaptasi dari
Perpustakaan University of Queensland Australia. Jurusan Ilmu Komunikasi,
FISIP UB.

Pratiwi, A. D., Sabilu, Y., Yuniar, N., & Suhadi. (2018). Panduan Penulisan Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Revisi 2018. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo, 1–60.

Anda mungkin juga menyukai