ILMIAH
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran yang dapat dicapai pada pertemuan ini yaitu
mahasiswa mampu membuat karya tulis ilmiah yang rapi.
B. Uraian Materi
Setelah mempelajari bahasa Indonesia secara umum, pada pertemuan ini
mahasiswa akan belajar cara menyusun karya tulis. Pada pertemuan sebelumnya
sudah dijelaskan definisi karya tulis ilmiah. Pertemuan ini akan dijelaskan secara
rinci ruang lingkupnya. Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang dihasilkan dari
hasil riset atau pengamatan. Penulisan karya ilmiah mengikuti kaidah penulisan
karya ilmiah. Kaisah tersebut akan dipelajari pada pertemuan ini.
1. Kutipan
Kutipan merupakan salinan pendapat dari seorang ahli dalam bentuk
kalimat ataupun paragraf. Salinan pendapat tersebut bisa diambil dari buku,
jurnal ilmiah, maupun artikel di media massa. Kutipan berfungsi untuk
menguatkan atau menegaskan pendapat penulis sebagai bukti keilmiahan tulisan
sekaligus kejujuran penulis dalam menggunakan sumber penulisan.
Penulisan karya ilmiah dianjurkan melakukan kutipan sebagai bukti
keilmiahan karya tulis. Teknik pengutipan karya ilmiah dibagi menjadi 2 jenis,
yakni teknik kutipan secara langsung dan pengutipan tidak secara langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung yaitu kutipan yang sama seperti dengan sumber yang
dikutipnya. Proses pengutipan tidak melakukan pengubahan seperti
menambah ataupun mengurangi pernyataan narasumber. Pengutipan secara
langsung ini dapat dilakukan dengan dua teknik yakni :
1) Pengutipan langsung yang kurang dari 5 baris
Pengutipan yang kurang dari 5 baris ditulis menyatu dengan paragraf.
Penulisan ukuran huruf, jenis huruf, dan jarak penulisan mengikuti paragraf
yang diikutinya. Akhir kutipan diberikan tanda data pustaka ataupun
catatan kaki. Contoh :
14
Semiotik berasal dari bahasa Yunani, Seme yang berarti penafsir
tanda (Paul Cobley dan Litza Janz dalam Ratna, 2015:97). Namun dalam
bahasa Yunani, kata Seme tersebut mempunyai sinonim yakni sema dan
semeion (Noor, 2004:83). Sema berarti tanda yang bermakna (bahasa)
yang kemudian menjadi akar kata semantik. Sedangkan semeion yang
berarti tanda secara umum yang kemudian menjadi akan kata semiotik.
3. Catatan kaki
Catatan kaki yaitu keterangan tambahan pada kutipan/ informasi penting
dalam karya tulis yang ditempatkan pada bagian bawah halaman karya tulis yang
bersangkutan. Catatan kaki yang juga sering disebut dengan footnote ini juga
dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber kutipan dan dapat
pula berupa keterangan tambahan. Cara membuat catatan kaki pada Ms. Word
dapat dilakukan dengan cara klik references kemudian insert footnote. Penulisan
catatan kaki yang berupa rujukan dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Nama narasumber ditulis secara urut, contohnya Benny Hoedoro Hoed;
b. Nama narasumber boleh ditulis lengkap dengan gelar akademiknya.
Contohnya Prof. Dr. Benny Hoedoro Hoed;
c. Judul sumber kutipan dicetak miring tanpa diikuti koma (,);
d. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung dan diikuti koma (,), dan
e. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h saja.angka nomor halaman diakhiri
titi(.).
Contoh penulisan catatan kaki :
1 Prof. Dr. Manunggaling Cipta, Peran Ilmu Ghaib dalam Peningkatan Ekonomi
Kreatif, (Jakarta : Wakanda Press, 2010), hlm 15-27.
2 Abdul Manaf, Gejolak Jiwa Kawula Muda ,(Jakarta: Warta Nusa), h. 45.
a. Ibid
Ibid singkatan akronim dari ibidium yang berarti tempat yang sama di
atasnya. Contohnya :
Dr. Nyatanu Nayatu, Sejarah Kondangan dalam Sejarah Silaturahmi
Nusantara, (Jakarta : Abadi Pustaka, 2010), hlm 15-27.
Ibid.
Ibid, 137.
b. Op.cit
Op.Cit yaitu akronim dari opera citato yang berarti dalam karya yang telah
disebutkan merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber
lain. contohnya :
Prof. Dr. Hasan Basari, M.A., Peninggalan Portugis dalam Budaya Betawi,
(Jakarta : Komunitas Baca, 2010), hlm 15-27.
Efendi Badrodin, Sejarahnya Sejarah, (Jakarta: Talang Jaya), h. 45.
Basari, Op.Cit. 51
Badrodin, Op.Cit.105
c. Loc.Cit
Loc.Cit. merupakan akronim dari loco citato yang berarti di tempat yang
disebutkan merujuk sumber data pustaka yang sama yang telah diselingi
sumber lain. contohnya :
Prof. Dr. Hasan Basari, M.A., Peninggalan Portugis dalam Budaya Betawi,
(Jakarta : Komunitas Baca, 2010), hlm 15-27.
Efendi Badrodin, Sejarahnya Sejarah, (Jakarta: Talang Jaya), h. 45.
Basari, Loc.Cit.
Badrodin, Loc.Cit.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka yaitu daftar sumber rujukan dalam penulisan. Daftar pustaka
diletakkan pada akhir karangan. Daftar pustaka biasa disebut dengan dengan
bibliografi. Berikut aturan penulisan daftar pustaka :
a. Sumber Buku
Syarat penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku dapat
dilakukan dengan :
1) Penulisan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad depan nama belakang
pengarang tanpa menggunakan nomor urut;
2) Jika satu nama pengarang terdiri dari nama depan dan nama belakang, maka
nama belakang diletakkan mendahului nama depan dengan diikuti koma (,);
3) penulisan nama pengarang tanpa diikuti gelar akademik, dan
4) Judul buku dicetak miring;
Contoh penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku :
Nursalim, M.P, Zaky Z, dan Eris R. 2020. Penulisan Kreatif. Jakarta:
Unpam Press.
Washadi, dkk. 2020. Bunga Rampai Corona. Jakarta: Unpam Press.
Nurhuda, Z. 2015. Sintaksis Bahasa Arab. Jakarta : Rajawali.
Minah, A. 2000. Kamus Sunda-Bogor. Jakarta: Pustaka Nusantara.
Nursalim, M.P. 2019. Urun Rembug Membangun Indonesia. Jakarta :
Jalasutra