Anda di halaman 1dari 5

Makalah Bahasa Indonesia

“Kutipan dan Notasi Ilmiah”

Kelompok 4:

Afrilia Dian Paresta

Bernando Thimoty Siahaan

Imam Fitriansyah

Lenawati

Maysha Adila

Nola Vidya Dewi

Safalarina Balqis

Kelas: 1B Sanitasi

Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang


Kutipan
Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan
seseorang yang terkenal baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Pada
umumnya, kutipan harus sama dengan aslinya, baik mengenai susunan kata-katanya,
ejaannya, maupun mengenai tanda bacanya. Kutipan secara umum ada dua macam, yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

 Fungsi Kutipan:
1. Kegiatan pengutipan dapat menghindari pengutip dari kegiatan plagiarisme
2. Membantu pembaca yang ingin memahami lebih lanjut tentang ide pengutipSumber
pengutipan yang digunakan dapat memberikan nilai terhadap karya ilmiah yang
sedang atau telah dibuat
3. Pengutipan yang tepat akan mengamankan penulis pada ide orang lain yang salah
4. Menguatkan tulisan pengutip melalui kutipan yang dimuat dalam karya ilmiah.

 Jenis – Jenis Kutipan:


1. Dalam penulisan kutipan langsung, penulis mengutip tulisan orang lain apa adanya
tanpa mengubah isi tulisan yang dikutipnya

Contoh:
Siswoyo menegaskan, "Segala keputusan ilmiah hanya merupakan kemungkinan besar
(probability) dan tidak mengakui adanya kebenaran mutlak (absolute truth)".

2. Kutipan tidak langsung adalah suatu kutipan yang menyajikan gagasan orang lain
dengan cara menyatakan kembali gagasan tersebut dengan kalimat atau gaya bahasa
sendiri. Kalimat yang digunakan penulis berbeda dengan gagasan orang lain yang
terdapat dalam sumber aslinya dan memiliki esensi yang sama. Pengutipan tidak
langsung merupakan hasil interpretasi pengutip yang diperoleh setelah membaca
bahan bacaan atau sumber rujukan.

Contoh:
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:8) bahwa argumentasi pada dasarnya
tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan mendapat
penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
Notasi Ilmiah

 Pengertian Notasi Ilmiah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambang
(tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses pelambangan, nada atau
ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan
ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang
sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf.

Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan:


1. Foot note
Foot note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Catatan kaki dapat digunakan untuk:
(1) menyusun pembuktian
(2) menyatakan utang budi
(3) menyampaikan keterangan tambahan

Nomor Footnote
Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dengan menggunakan
angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi
nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi
pada bab-bab berikutnya.

Bentuk Footnote
Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di sini hanya
disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di mayoritas perguruan
tinggi. Cara pertama urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama penerbit koma
5) Nama kota tempat terbit buku koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.

Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.


1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama kota tempat terbit buku titik dua
5) Nama penerbit koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Contoh:
1
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa Indah, Flores,
NTT, 2001, h. 34.

Kita juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu sebagai berikut.
1
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores, NTT: Penerbit Nusa
Indah, 2001), h. 34.

2.In note
In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang dirujuk
menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar pembaca langsung mengetahui
sumber asal pernyataan tersebut dikutip.

Cara menulis in note kutipan langsun


Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian
yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama
penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung.

Contoh:
Azra (1990: 123) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan prestasi belajar”.

Cara menulis in note kutipan tidak langsung


Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat
disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Jika
memungkinkan nomor halaman disebutkan.

Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Saliman, 1990:13).

3. End note
End note merupakan notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan sumber
pernyataan yang dirujuk dan keterangan-keterangan lainnya yang ditempatkan di akhir
sebuah karangan ilmiah sebelum daftar pustaka. Sebagaimana dalam foot note, dalam end
note, penulis dapat memberikan keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end
note sama dengan teknik penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot note di
kaki halaman di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end note diletakkan di akhir
suatu karangan ilmiah.
Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau
dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.
2) Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
3) Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di
dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh:
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu
mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak
masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah sudah
dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130)

Anda mungkin juga menyukai