Anda di halaman 1dari 5

KB 4: Penulisan Karya Ilmiah

A. Pendahuluan
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu ciri pokok kegiatan perguruan tinggi.
Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara
ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Melalui pembuatan karya ilmiah, anggota masyarakat akademik pada suatu
perguruan tinggi dapat mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan atau
hasil penelitian.
Setiap institusi atau organisasi yang memiliki aturan penulisan karya ilmiah memiliki
standar dan kriteria yang berbeda-beda. Meski demikian, ada beberapa komponen yang
tidak mungkin diabaikan oleh setiap karya tulis ilmiah. Komponen-komponen inilah yang
membuat karya ilmiah memiliki kekuatan yang hampir sama, meskipun ditulis dalam
format yang berbeda. Di antara komponen-komponen itu ialah: permasalahan,
pendekatan teoretis, fakta atau data, kerangka analisis, dan kesimpulan.

B. Struktur Tulisan
Menulis karya ilmiah tidak sama dengan menulis artikel biasa. Di dalam
penulisan karya ilmiah, tentunya terdapat kaidah-kaidah yang berlaku, yang
mana kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan
karya ilmiah yang baik dan benar.
Secara umum, struktur penulisan karya ilmiah, disajikan sebagai berikut: a. Halaman
judul, b. Abstrak, c. pendahuluan, d. Kerangka teoritis, e. Metode penelitian, f.
Pembahasan, g. Kesimpulan dan saran, h. Daftar pustaka.
Untuk mempermudah penjelasan ini, akan dijelaskan satu-persatu melalui contoh
struktur penulisan karya ilmiah hasil penelitian di bawah ini: Contoh outline laporan
penelitian

● Halaman Judul
● Lembar Pengesahan/Persetujuan
● Abstrak (jika ada)
● Kata Pengantar
● Daftar Isi
● Daftar Tabel (jika ada)
● Daftar Gambar (jika ada)
● Daftar Lampiran (jika ada)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
A.Landasan Teori
B.Penelitian Terdahulu
C.Hipotesis Penelitian (jika ada)
BAB III METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
B.Variabel Penelitian
C.Populasi dan Sampel
D.Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
E.Teknik analisa atau pengujian hipotesis (jika ada)
Bab IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
B. Deskripsi Hasil Penelitian
C. Analisa atau Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi dan Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

C. Penggunaan Rujukan

Rujukan dalam karya ilmiah menjadi indikator kekuatan pengarang dalam menguasi
pokok permasalahan yang dihubungkan dengan teori dan konsep yang dijadikan
rujukan. Namun, dalam prakteknya, mengutip dan pencantuman rujukan dalam karya
ilmiah memilki aturan tersendiri. Di bawah ini akan dijelaskan bentuk kutipan dan cara
mencantumkan rujukan dalam karya tulis ilmiah.

1. Cara mengutip dalam menulis karya ilmiah


Terdapat dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung, dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung ialah mengutip sebagian atau seluruhnya dari teks rujukan secara langsung (apa
adanya) sesuai yang ditulis dalam teks tersebut. Sedangkan kutipan tak langsung adalah
jenis kutipan yang dikutip dari teks tertentu dan dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri. (Tim MKU Bahasa Indonesia, 2012:166). Penulisan kutipan langsung atau tidak
langsung mempunyai bentuk yang berbeda.

1. Teknik Penulisan Kutipan Langsung


a. Kutipan Kurang dari 40 Kata (4 Baris)
Kutipan langsung yang kurang dari empat baris atau kurang dari 40 kata (4
baris) ditulis di antara tanda kutip (“...”) sebagai bagian terpadu dalam teks, dan diikuti
nama penulis, tahun, dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu
dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda
kurung. (Tim MKU Bahasa Indonesia, 2012:166)
Contoh:
Suharno (1995:124) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”
Simpulan penelitihan tersebut adalah “adanya hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar (Suharno 1995:124)
b. Kutipan 40 Kata (4 Baris) atau Lebih
Kutipan 40 kata (4 baris) atau lebih ditulis secara terpisah dari teks yang
mendahuluinya (tanpa tanda kutip), ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan
kanan , dan diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis. (Tim
MKU Bahasa Indonesia, 2012:167)
Contoh:
Bodhi tercenung. Sebuah surat rupanya. Surat jangkal yang tak ia mengerti. Orang
aneh mana yang menuliskannya, lalu kenapa bisa tersimpan dalam harddisk komputer
di warnet kecil ini? dan rangkaian kecil itu terus berlanjut. Kucing menyebrang, jalur
pulang pergi yang dipilih si kembar, dan seterusnya. Tanpa pula bisa ia jelaskan, Bodhi
merasa surat itu mengarah padanya (Dee, 2002:209)
c. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung terdapat kata-kata dalam kalimat yang
dibuang, kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
“semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan
sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278)
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan
empat titik.
“.... ketika manusia sudah mengatasi semua kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup,
maka ia pun dimungkinkan untuk mengejar pencarian yang lebih tinggi, aktualisasi
diri, pengetahuan tentang dirinya sendiri di level yang paling dalam. Dia adalah orang
di level itu(Dee, 2001:42-43.)
2. Teknik Penulisan Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahaasa
penulisan sendiri ditulis dengan bahasa penulisan sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan
terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan apat disebut terpadu dalam teks atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman
disebutkan. (Tim MKU Bahasa Indonesia, 2012:168-169)
Contoh:
Sastra memang berbeda dengan laporan jurnalisme yang berbicara fakta. Fakta da[at
ditutupi atau dilenyapkan,tetapi kebenaran yang ada dalam sastra menyatu dalam udara
(Ajidarma,1997:1).
Ajidarma (1997:1) mengemukakan bahwa sastra memang berbeda dengan laporan
jurnalisme yang berbicara fakta. Fakta dapat ditutupi atau dilenyapkan, tetapi kebenaran
yang ada dalam sastra menyatu dalam udara.

2. Cara merujuk dalam menulis karya ilmiah


Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda
kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama
akhir kedua penulis tersebut. Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan rujukan
dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti dengan
dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam
rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan,
atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara
menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang ditulis oleh
penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan titik, sebagai
tanda pemisahnya.
ada dua sistem perujukan sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar
kutipan, yaitu Sistem Catatan dan Sistem Langsung. a. Sistem catatan
(note-bibliography) menyajikan informasi mengenai sumber dalam bentuk catatan
kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes) atau langsung dalam daftar
pustaka (bibliography). Beberapa bidang ilmu sudah tidak lagi menggunakan sistem
catatan, tetapi menggunakan sistem langsung. b. Sistem langsung
(parenthetical-references) yang menempatkan informasi mengenai sumber dalam
tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar
kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka. Cara kedua ini adalah cara
yang direkomendasikan oleh MLA (The Modern Language Association) dan APA
(The American Psychological Associaton).
3. Penulisan rujukan dengan catatan kaki atau foodnote

4. Penulisan daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai