Anda di halaman 1dari 8

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

A. Konvensi Naskah Karya Ilmiah


1. Definisi
Konvensi naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah
disepakati bersama oleh suatu lembaga tertentu atau beberapa lembaga yang
menyangkut seperangkat cara dan bahan yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah, misalnya laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
Catatan: Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki
konvensi karya ilmiah yang sama.

2. Aspek-aspek
Aspek-aspek konvensi karya ilmiah ialah hal-hal yang menjadi
kesepakatan bersama dalam penulisan karya ilmiah. Aspek-aspek tersebut
meliputi:
a. bentuk karangan,
b. bagian-bagian karangan,
c. bahan dan jumlah halaman,
d. perwajahan, dan
e. penyajian.

3. Bentuk-bentuk Karya Ilmiah


Bentuk-bentuk karya ilmiah di sini identik dengan jenis karya ilmiah, yaitu
makalah, kertas kerja, laporan praktik kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk
lebih jelasnya, bentuk-bentuk karangan ilmiah dapat dilihat pada pembahasan
pertemuan sebelumnya.

a. Bagian-bagian Karya Ilmiah


Bagian-bagian karya ilmiah meliputi: kelengkapan awal, kelengkapan isi,
dan kelengkapan akhir, kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman juudl,
halaman pengesahan, halaman penerimaan (jika ada), halaman persembahan,
abstrak (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), kata pengantar, daftar tabel,
daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta daftar singkatan dan lambang.
Kelengkapan isi meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek
penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir
meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, lampiran data, penulisan indeks,
dan daftar lampiran.

b. Bahan dan Jumlah Halaman


Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A4
(berat 80gr) dan tinta hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal 10
halaman, laporan kerja praktik 40 halman, skripsi 60 halaman, tesis 80 halaman,
dan disertasi 250 halaman.

c. Perwajahan
Perwajahan ialah tata letak unsur-unsur karya ilmiah dan aturan penullisan.
Perwajahan ini akan memunculkan tampilan atau format penulisan karya ilmiah.
Perwajahan itu meliputi ukuran kertas, huruf yang dipakai, spasi, dan tepi batas.

4 3

Huruf yang dipakai adalah times new roman ukuran 12 atau arial ukuran 11 (untuk
teks). Spasi yang dipakai dalam karya ilmiah ialah dua spasi, sedangkan abstrak
adalah satu spasi.

d. Penomoran
Dalam memeberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
1) Romawi kecil
Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman, judul,
abstrak, kata pengantar atau perkata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar
singkatan dan lambing.
Contoh:

ABSTRAK DAFTAR ISI

2) Romawi Besar
Angka romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan,
iv v penelitian, bab analisis data, dan bab
bab teoretis, bab metode dan objek
penutup).
BAB II BAB III
LANDASAN TEORI ANALISIS DATA

3) Penomoran dengan angka Arab


Penomoran dengan angka arab 0-9 dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka,
termasuk riwayat hidup dan lampiran data.

4) Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan huruf capital, nomor halaman diletakkan atau
berada ditengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas
(pias) kanan.

DAFTAR ISI BAB I


PENDAHULUAN

vii 1
2 3

5) Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka arab mempergunakan sistem digital. Angka
terakhir dalam sistem digital tidak diberikan titik, misalnya, 1.1 Latar belakang
Masalah, 3.2.2 Sejarah dan Perkembangan PT Telkom. Akan tetapi, bila satu
angka diberi tanda titik seperti I. Pendahuluan, 2. Landasan Teori (dalam
makalah). Apabila ada penomoran sistem digital antara angka Arab dan huruf,
harus dicantumkan titik seperti 3.2.2.a. sistem penomoran pada dasarnya
mengikuti kaidah ejaan.
Contoh:
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan lamanya penelitian
ATAU
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan lamanya penelitian

e. Penyajian
Dalam penulisan karya ilmiah penyajian adalah cara-cara menerapkan aturan
penulisan, pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan konvensi. Dengan kata lain,
penyajian meliputi seperangkat bentuk penyajian karya ilmiah secara utuh (mulai
dari jilid sampai lampiran).
A. Teknik Merujuk dan Penulisan Daftar Rujukan
1. Penulisan Kutipan
a. Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan dari sumber pustaka tertentu diambil
secara langsung sesuai dengan aslinya (Suyitno, 2017:99). Kutipan langsung
ditulis tanpa mengubah bahasa dan tulisan. Kutipan langsung terbagi menjadi
dua: kutipan pendek dan kutipan panjang. Adapaun aturan yang menyangkut
kutipan adalah sebagai berikut (Suyitno, 2017:99).
Kutipan Pendek
1) Panjang kutipan kurang dari empat puluh kata atau kurang dari lima baris;
2) Ditulis di antara tanda kutip (“...”);
3) Sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama;
4) Sumber kutipan dapat dituliskan di awal kutipan atau di akhir kutipan;
5) Sumber kutipan yang dituliskan adalah: 1) nama pengarang (nama belakang)
6) tahun terbit dari sumber kutipan, 3) nomor halaman dari sumber kutipan.
Contoh:
(a) Nama pengarang disebut di awal kutipan
Sihotang dan Rima (2012:7) mengungkapkan “berpikir kritis adalah
sikap (attitude), kebiasaan (habit), keterampilan (skill), dan komitmen
untuk terus mempertanyakan sesuatu.”
(b) Nama pengarang disebut di akhir kutipan
“Membaca kritis adalah aktivitas yang dilakukan guna mengkritisi isi
bacaan” (Abidin, 2013: 147).
(c) Di dalam kutipan terdapat tanda kutip
Dalam penjelasannya, Dardjowidjoyo (1992:4) menjelaskan “Kota
Leiden di Negeri Belanda merupakan 'kota suci’ berkembangnya
bahasa Indonesia untuk penutur asing.”
Kutipan Panjang
1) Kutipan yang berisi empat puluh kata atau lebih atau lima baris atau lebih;
2) Terpisah dari teks yang mendahului;
3) Dimulai setelah ketukan ke-5 dari garis tepi sebelah kiri;
4) Diketik dengan spasi tunggal;
5) Dituliskan juga sumber kutipannya seperti pada kutipan pendek.
Contoh:
Metodologi dalam linguistik forensik melibatkan empat aspek (Gibbons,
2007: 285), diantaranya: 1) Analisa terhadap rangkaian kata yang
digunakan dalam berkomunikasi. Analisa ini melibatkan suara, kata, tata
bahasa, dan wacana serta interaksinya dalam konteks sosial tertentu. 2)
Analisis terhadap makna yang mungkin ada dalam bentuk-bentuk linguistik
tersebut. 3) pengukuran kemampuan berbahasa dari para partisipan. 4)
Aspek konteks dimana peristiwa komunikasi itu terjadi.

Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai dengan lima
ketukan lagi dari tepi garis teks kutipan.

b. Penulisan Kutipan Tidak Langsung


Penulisan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dituliskan secara
tidak langsung atau dikemukakan dengan menggunakan bahasa penulis sendiri.
Yang termasuk kutipan tidak langsung adalah kutipan terjemahan, saduran,
ringkasan, dan parafrase. Cara penuloisannya adalah sebagai berikut.
a) Tanda kutip tidak dituliskan;
b) Penulisannya terpadu dengan teks;
c) Nama pengarang dari sumber kutipan dapat ditulis di awal atau di akhir
kutipan;
d) Nomor halaman tidak harus disebutkan.
Contoh:
(1) Nama pengarang disebut di awal kutipan
Piliang (2013) mengemukakan bahwa istilah forensik merujuk pada
sebuah istilah yang biasa digunakan untuk profesi yang menjawab
pertanyaan ilmiah tentang bukti-bukti bagi pertanyaan pengadilan.
(2) Nama pengarang disebutkan di akhir kutipan
Sehubungan dengan hal itu, kebanyakan ahli bahasa mengungkapkan
bahwa bahasa adalah pola ucapan manusia, sistem (yang implisit), yang
mengatur bagaimana orang berbicara dan mendengarkan (Liliweri, 2011).

c. Penulisan Kutipan yang Telah Dikutip di Suatu Sumber


Kutipan yang diambil dari naskah yang merupakan kutipan dari suatu
kutipan sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dirujuk dengan
cara menyebutkan nama penulis asli dan nama pengutip pertama serta tahun
kutipnya. Contoh:
McCroskey (Liliweri, 2011:35) menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses
yang menggambarkan bagaimana seseorang memberikan stimulasi pada makna
pesan verbal dan nonverbal ke dalam pikiran orang lain.
d. Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki berbagai fungsi (Suyitno, 2017:101-102), diantaranya:
1) Kutipan sebagai penguat atau pendukung gagasan
........................................................................................................................
............................ Sehubungan dengan itu, Mahmud (2013)
menjelaskan........................................
Atau
........................................................................................................................
................................................................................... Hal itu sejalan dengan
pendapat Mahmud (2013) yang menyatakan
bahwa....................................................................................
2) Kutipan sebagai titik pangkal atau sumber utama penulis
Arman, Almasdy, dan Martini (2016) menyebutkan bahwa dengan
mengonsumsi serbuk kering jahe merah dengan dosis tiga gram sehari
signifikan mempengaruhi penurunan glukosa darah puasa dan tidak
signifikan mempengaruhi penurunan glukosa darah dua jampostprandial
pasien diabetes miletus tipe 2. Pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa..........................................................................................
Atau
Mengonsumsi serbuk kering jahe merah dengan dosis tiga gram sehari
signifikan mempengaruhi penurunan glukosa darah puasa dan tidak
signifikan mempengaruhi penurunan glukosa darah dua jampostprandial
pasien diabetes miletus tipe 2 (Arman, Almasdy, dan Martini, 2016). Hal
tersebut mengindikasikan bahwa............................
3) Kutipan sebagai penguat dalam penyusunan simpulan
........................................................................................................................
............................................................................. Sehubungan dengan itu,
Mahmud (2015)
menjelaskan....................................................................................................
............ Berdasarkan pernyataan Mahmud di atas dapat
disimpulkan......................................
4) Beberapa kutipan sebagai unsur utama dalam pembuatan simpulan
Mahmud (2015) menjelaskan bahwa ..................................... lebih lanjut,
Salim (2016) menyatakan
bahwa................................................................................... sejalan dengan
Mahmud dan Salim di atas, Ahmad (2016) mengungkapkan
bahwa...................... Dengan berdasar pada pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan
bahwa............................................................................................
5) Kutipan berupa ide yang disadur langsung oleh penulis
.................................bahasan dari
penulis............................................................
..............................bahasan
penulis.........................................................................
................................bahasan penulis............................... (Ahmad, 2017).

Anda mungkin juga menyukai