Anda di halaman 1dari 71

KARYA TULIS ILMIAH*)

oleh Abdul Hasim

A. Pengertian
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah laporan
tertulis tentang hasil suatu kegiatan ilmiah.
Kegiatan ilmiah meliputi: penelitian, kajian
atau tinjauan literatur, tulisan ilmiah populer,
pembuatan buku, pembuatan diktat, dsb.
____
*) Perkuliahan Bahasa Indonesia di FISIP
UNIGA

1
1. Hasil penelitian: pengkajian, survei,
dsb.
2. Tinjauan pustka dalam bidang tertentu
3. Tulisan ilmiah populer yang
dipublikasikan
4. Makalah yang dipresentasikan
5. Buku pelajaran
6. Diktat pelajaran
7. Karya terjemahan

2
1. Metode Berpikir Ilmiah
a. Objektif
b. Analitis
c. Sistematis
d. Logis (deduktif dan induktif)
2. Sarana Berpikir Ilmiah
a. Logika (berpikir teratur)
b. Bahasa
c. Matematika
d. Statistika

3
Menurut Brotowidjoyo (1993: 15-16)
1. Menyajikan fakta objektif secara
sistematis.
2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar.
3. Tidak mengejar keuntungan pribadi,
tidak berambisi pembaca berpihak
kepadanya.
4. Sistematis, setiap langkah direncanakan
secara terkendali, secara konseptual,
dan prosedural.
5. Tidak emotif, tidak menonjolkan
perasaan.

4
6. Tidak memuat pandangan-pandangan
tanpa dukungan data.
7. Ditulis secara tulus dan memuat hanya
kebenaran.
8. Tidak persuatif, melainkan menyajikan
fakta apa adanya.
9. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

5
1. Deduktif --- Rasionalisme
Rasionalisme: memberikan
kerangka pemikiran (teori yang
logis)
2. Induktif --- Empirisme
Empirisme: memberikan
kerangka pengujian teori dan
fakta-fakta yang dikumpulkan.

6
 Perumusan masalah;
 Perumusan hipotesis (apabila ada);
 Indentifikasi dan definisi
operasional (variabel);
 Rencana penelitian;
 Pengumpulan data;
 Analisis data dan penafsirannya;
 Kesimpulan dan rekomendasi.

7
Pola A Pola B
I. I.
A. 1.1
1. 1.1.1
a. 1.1.2
1) 1.1.2.1
a) 1.2.2.2
(1) 1.2.2.2.1
(a) 1.2.2.2.2 dst.

8
A. Pengertian
Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik
tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan. Tulisan
resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di
muka umum dalam suatu persidangan dan sering disusun untuk
diterbitkan; karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil
pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi (KBBI, 1994: 616)

B. Ciri-ciri makalah
1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan
kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan.
2. Mendemonstrasikan pemahaman teoretis dan kemampuan
menerapkan prosedur, prinsip, dan teori yang berhubungan dengan
permasalahan
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman isi dan berbagai sumber
yang digunakan.
4. Mendemonstrasikan kemampuan menyusun berbagai sumber
informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.

9
Makalah yang sering digunakan dalam karya
tulis ilmiah yaitu:
A.Common paper, makalah yang dibuat secara
deskriptif dan dengan mengemukakan berbagai
aliran dan pendapat serta diperlukan argumentasi
untuk mempertahankan suatu aliran atau pendapat
tersebut. (Tugas untuk mahasiswa S-1)
B.Position paper, makalah yang dibuat untuk
menunjukkan penguasaan pengetahuan serta di
pihak mana penulis berdiri dan diperlukan sintesis
juga evaluasi dalam penyusunannya. (Tugas untuk
mahasiswa S-2, S-3)

10
Penulisan makalah disusun bab per bab. Bab dimaksud
terdiri atas:
A. Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri atas:
1. Latar belakang masalah, yang berisi alasan mendasar
pemilihan topik. Dapat berupa paparan teoretis maupun
paparan praktis, tetapi jangan melibatkan alasan yang
bersifat pribadi atau alasan subjektif. Gambaran kesenjangan
antara harapan dan kenyataan.
2. Masalah atau topik bahasan, berisi intisari topik yang ingin
dibahas, gunakan bahasa yang singkat dan jelas. Masalah
biasanya dirumuskan dalam kalimat tanya.
3. Sistematik penulisan, berisi garis besar yaitu apa yang
ditulis mulai dari pendahuluan, isi, sampai penutup.
4. Tujuan penulisan, berisi maksud tulisan, apa yang ingin
dicapai dan sasaran penulisan.
11
B. Bab II Pembahasan
Bab ini berisi penjelasan tentang topik dan
subbagian dari topik dengan menyertakan data-
data pendukung atau referensi.

C. Bab III Penutup


Bab ini terdiri atas:
1. Simpulan, berisi intisari dari hasil pembahasan
dalam kalimat yang jelas. Anda juga dapat
menuliskannya dalam bentuk poin-poin.
2.Implikasi, berisi dampak yang mungkin timbul
dari pembahasan Anda. Poin implikasi ini boleh
disertakan, boleh juga tidak.
3. Saran, berisi tentang rekomendasi atau tindak
lanjut kepada pihak-pihak terkait
12
A. Daftar Pustaka
Berisi catatan semua sumber yang
dipergunakan dalam menulis makalah.

B. Lampiran
Berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang
dipakai dalam proses penulisan makalah. Seperti
data yang berupa angka, grafik, atau deskripsi
verbal yang dianggap sangat penting. Bagian ini
tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah.
Jangan lupa untuk memberi nomor halaman pada
bagian lampiran ini.

13
A. Pengertian Kutipan
Pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari
karya tulis lain untuk tujuan ilustrasi atau
memperkokoh argumen dalam tulisan
sendiri (KBBI, 1994: 548). Sementara itu,
mengutip yaitu mengambil kalimat dari
buku, sumber-sumber rujukan yang lain,
atau memetik karangan, dan sebagainya.
B. Cara Mengutip
Cara mengutip dibedakan atas kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.

14
1. Kutipan langsung (kurang dari empat baris):
a. kutipan diintegrasikan ke dalam teks;
b. jarak antara baris dan baris lainnya dua
spasi;
c. kutipan diapit dengan tanda kutip; dan
d. sesudah kutipan selesai, diikuti tanda
dalam kurung yang diisi nama belakang
pengarang buku, majalah, atau sumber-
sumber rujukan lain yang dikutip, tahun
terbit, serta nomor halaman dari buku,
majalah, atau sumber rujukan lain yang
dikutip.
15
2. Kutipan langsung (lebih dari empat baris):
a. kutipan tersebut dipisahkan dari teks
dengan jarak dua spasi;
b. jarak antara baris dan baris lainnya satu spasi;
c. kutipan tersebut boleh atau tidak diapit dengan
tanda kutip;
d. susudah kutipan selesai, diikuti tanda
dalam kurung yang diisi nama belakang
pengarang buku, majalah, atau sumber-sumber
rujukan lain yang dikutip, tahun terbit, serta
nomor halaman dari buku, majalah, atau
sumber rujukan lain yang dikutip.

16
e. seluruh kutipan ditulis menjorok ke dalam
sebanyak 5-7 ketukan; jika kutipan itu dimulai dengan
paragraf baru, maka baris pertama dari kutipan itu
kembali ditulis menjorok sejauh 5-7 ketukan.
3. Kutipan tidak langsung:
a. kutipan diintegrasikan ke dalam teks;
b. jarak antarbaris dua spasi;
c. kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
dan
d. susudah kutipan selesai, diikuti tanda dalam kurung yang
diisi nama belakang pengarang buku, majalah, atau
sumber-sumber rujukan lain yang dikutip, tahun terbit,
serta nomor halaman dari buku, majalah, atau sumber
rujukan lain yang dikutip.

17
4. Ketentuan tambahan:
a. kutipan ditulis dengan menggunakan dua
tanda kutip (”…”) jika merupakan kutipan
pertama atau kutipan dari penulisnya; jika
kutipan itu diambil dari kutipan, maka
kutipan tersebut ditulis dengan
menggunakan satu tanda petik (’…’);
b. jika bagian dari yang dikutip terdapat
bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik.

18
A. Berdasarkan komponen yang harus
dicantumkan
1. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih
dahulu nama belakang, kemudian nama depan
disingkat. Hal ini berlaku untuk semua nama,
baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara
penulisan ini berlaku secara internasional tanpa
mengenal kebangsaan dan tradisi. Tata tulis
ilmiah tidak mengenal prinsip nama yang lebih
dikenal di masyarakat, melainkan apa nama
belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah
nama itu merupakan nama keluarga atau bukan.

19
2. Tahun penerbitan, judul sumber ditulis
dengan digarisbawahi atau dicetak miring,
kota tempat penerbit berada, dan nama
penerbit.
3. Baris pertama diketik mulai ketukan
pertama, baris kedua dan seterusnya diketik
mulai ketukan kelima atau satu tab dalam
komputer. Jarak antara baris satu dan baris
berikutnya satu spasi.
Contoh:
Arikunto, S. (1998). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
20
B. Berdasarkan Jenis Sumber
1. Jurnal
Penulisan jurnal sebagai Daftar Pustaka mengikuti
urutan: nama belakang penulis (disingkat), tahun
penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel
(ditulis di antara tanda petik), judul jurnal dengan
digarisbawahi dan dicetak miring, nomor volume
dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa
didahului dengan singkatan ”vol”, nomor
penerbitan, -apabila ada-, dengan angka Arab
dan ditulis di antara tanda kurung, nomor
halaman dari nomor halaman terkahir tanpa
didahului singkatan ”pp atau h”).
Contoh: Hudson, P.J. (1986) ”The Effect of
Parasitic Nematode on the Breeding Production of
Red Grouse”. Journal of Animal Ecology. 55 (2),
85-90 21
2. Buku
Jika sumber tertulis berupa buku maka urutan
penulisannya yaitu: nama belakang penulis, nama
depan (disingkat), tahun penerbitan, judul buku
digarisbawahi atau dicetak miring (italic), edisi,
kota asal, penerbit. Daftar pustaka berupa buku
ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut
ini.
a. Apabila buku ditulis oleh hanya seorang
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
b. Jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua
nama ditulis.
Hasim, A. dan Nurjamal, D. (2012). Cara Mudah Menulis
Artikel Koran: Panduan Praktis bagi Penulis Pemula
Pelengkap Materi Perkuliahan Menulis di Perguruan
Tinggi. Bandung: Alfabeta.
22
c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang maka digunakan
et al.
Campbell, et al. (1999). Bioligy. (fifth edition). California:
Addison-Wesley.
d. Apabila penulisnya sebagai penyunting
Jabrohim (Ed.) (2002). Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Hanindita.
e. Apabila sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam
suatu kumpulan tulisan banyak orang
Indriani, R. (2002). ”Populasi dan Sampel dalam Penelitian
Sastra”, dalam Jabrohim
(Ed.). (2002). Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Hanindita.
f. Apabila buku itu berupa edisi
Rastogi, S.C. (1984). Essential of Animal Physiology. (2nd).
New Delhi: Wiley Western.
23
3. Karya Ilmiah, Surat Kabar, Publikasi
Lembaga, dan Dokumen
a. Berupa skripsi/tesis/disertasi
Sucilawati. (2002). Analisis Pertanyaan Siswa
SMUN1 Garut pada Konsep Virus. Skripsi
pada Jurusan Pendidikan Biologi STKIP Garut:
Tidak diterbitkan.
b. Berupa surat kabar
Hasim, A. (2000). ”Pendidikan dalam
Dimensi Moral.” Media Indonesia (1 Mei
2000)

24
c. Berupa publikasi departemen
Departemen Pendidikan Nasional. (2002).
Petunjuk Penyususnan Proposal Hibah
Kompetensi Program B. Jakarta: Depdiknas.
d. Berupa dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
Tertulis. (2003). Laporan Pelaksanaan
Tutorial Jarak Jauh di Kabupaten Garut.
Jakarta: Depdikbud.
e. Berupa makalah
Adisendjaja, Y. H. (2000). ”Peranan
Praktikum dalam Pembelajaran Biologi.”
Makalah dalam seminar Pembentukan LEC:
Garut 25
4. Internet
a. Apabila karya perorangan
Pengarang/penyunting. (Tahun). (Edisi).
[jenis media]. Tersedia: alamat di internet.
[tanggal diakses]
Contoh:
Pink, R.D. (2002). Cloning, Stem Cells, and
the Current National Debate: Incorporating
Ethics into a Large Introductory Biology
Course. [online] Tersedia: http://www.
CellBiology. Edu. Html [30 Maret 2003]

26
b. Apabila bagian dari karya kolektif
Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam
sumber (edisi), [jenis media]. Tersedia:
alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh: Lihap pada foto kopi!

27
1. a. Orang yang belajar banyak pasti
melupakan banyak hal.
b. Orang yang melupakan banyak hal
semakin menjadi bodoh.
c. Jadi, orang yang banyak belajar menjadi
makin bodoh.
2. a. Setiap orang wajib berbuat baik.
b. Belajar di FISIP UNIGA baik.
c. Jadi, setiap orang wajib belajar di FISIP
UNIGA.

28
3. Seekor burung mempunyai sayap, karena itu
ia dapat terbang. Jelaskan, dan beri contoh:
4. a. Perempuan berperasaan halus.
b. Tini bersifat kasar sekali.
c. Jadi, Tini bukan perempuan.
5. a. Anak yang sakit jangan dibawa ke rumah
sakit.
b. Dia pasti meninggal di sana.
c. Sudah banyak orang yang meninggal di
rumah sakit.

29
A. Teknik Penulisan
Seluruh bagian dari isi makalah ditulis pada kertas
HVS 70 atau 80 gram ukuran A-4 (21,5 x 29,7 cm).
Pengetikan makalah harus mengikuti aturan berikut ini.
1. Ditik dengan menggunakan huruf jenis Time New
Roman ukuran 12 pt.
2. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya
dalam isi bab kecuali pada kutipan langsung yang
lebih dari empat baris, daftar pustaka, dan lampiran.
Jarak pengetikan dua sapasi ini berlaku pula bagi
jarak penulisan pada daftar isi dan kata pengantar.
3. Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah
masing-masing 4 cm, 4 cm, 3 cm, dan 3 cm.

30
4. Pengetikan paragraf baru dimulai dengan kalimat
yang menjorok ke dalam sebanyak lima pukulan
tik dari tepi kiri atau lima huruf (1 tab) dengan
komputer.
5. Penulisan judul makalah dan judul bab
menggunakan huruf kapital semua, tanpa garis
bawah dan tanpa titik. Nomor bab menggunakan
angka Romawi. Sementara itu, setiap awal kata
dari judul subbab harus ditulis dengan huruf
kapital, kecuali kata sambung. Nomor urut bagi
judul subbab menggunakan angka Hindu-Arab
atau abjad.
6. Cara penomoran menggunakan cara berikut ini.
I., A., 1., a., 1), a), (1), (a)

31
7. Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya
tidak harus menjorok, melainkan dapat diketik
lurus atau simetris agar tidak mengambil terlalu
banyak tempat dan demi keindahan format.
8. Penggunaan nomor urut sebagaimana disebutkan
pada butir (6), sebaiknya dibatasi dan jangan
berlebihan karena pada prinsipnya karya tulis
ilmiah lebih banyak menggunakan model esai,
bukan pointer.
9. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel sedangkan
judul untuk bagan, diagram, atau gambar, ditulis
di sebelah bawah.

32
Halaman sampul muka karya ilmiah (makalah)
seperti berikut ini.
1. Judul ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak boleh
menggunakan singkatan, dengan ukuran huruf 16 pt; jika
terdapat subjudul, maka yang ditulis dengan huruf kapital
hanya huruf awal dari setiap kata, dengan ukuran huruf
14 pt.
2. Maksud penulisan makalah: ”diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia”.
3. Nama dan nomor induk dengan ukuran huruf 14 pt.
4. Logo (STKIP Garut)
5. Nama Jurusan dan lembaga ditulis dengan huruf kapital
semua dengan ukuran huruf 14 pt.
6. Tahun penulisan dengan ukuran huruf 14 pt.

33
c. Cara Menulis Angka
Cara menulis angka dalam suatu kalimat
yaitu sebagai berikut ini.
1. Ditulis dengan kata-kata apabila angka
tersebut dapat ditulis maksimal dua kata.
Contoh:
a. Dalam dua minggu ini ia bekerja keras
untuk menyelesaikan tugas akhir.
b. Penelitian tersebut berlangsung selama
lima belas hari.
2. Ditulis dengan angka Arab apabila angka
tersebut ditulis dengan tiga kata atau
lebih.
34
Contoh:
1. Dari 25 orang mahasiswa peserta ujian
skripsi, lima orang dinyatakan tidak lulus.
2. Dari 350 mahasiswa FISIP yang sedang
mengikuti masa orientasi, tiga orang
dinyatakan lulus terbaik.
3. Untuk simbol kimia, matematika, statistika,
dsb. Penulisan dilakukan apa adanya sesuai
dengan kelaziman dalam bidang yang
bersangkutan
Contoh:
H2O, O2, dsb.
35
d. Cara Menulis Singkatan
Penulisan singkatan harus mengikuti
aturan sebagai berikut ini.
1. Untuk penulisan pertama kali suatu nama
harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti
dengan singkatan resminya dalam kurung.
Contoh:
a. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
b. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP)

36
e. Proses Menulis
”Proses menulis pada dasarnya meliputi empat
tahap: 1) prapenulisan, 2) penulisan, 3)
penyuntingan, dan 4) pengakhiran atau
penyelesaian” (Parera, 1993: 3).
f. Tahap-tahap Komposisi
Tahap komposisi dapat dibedakan: 1) tahap
pemilikan topik atau pokok bahasan, 2) tahap
pengumpulan informasi dan bahan, 3) tahap
evaluasi informasi dan bahan, 4) tahap
pengelolaan pokok-pokok pikiran, dan 5) tahap
penulisan. Tahap-tahap ini lebih banyak
mengarahkan penulis kepada persiapan bahan
dan materi yang mendukung tulisan ilmiah.

37
g. Keterampilan Komposisi
Bentuk keterampilan komposisi adalah:
1) keterampilan bahasa, dan
membahasakan, 2) keterampilan penyajian,
3) keterampilan pewajahan. Yang termasuk
dalam keterampilan bahasa dan
membahasakan ialah keterampilan
penggunaan ejaan, tanda baca,
pembentukan kata, pemilihan kata atau
diksi, penggunaan kalimat, pengefektivan,
dan pembahasaan pikiran dengan cermat,
tepat, logis, konsisten.

38
Bentuk keterampilan penyajian ialah
keterampilan penyajian keterampilan dalam
pembentukan paragraf, pembedaan antara
pokok bahasan dan subpokok bahasan,
pembagian pokok bahasan dalam urutan
yang masuk akal dengan bentuk desimal,
sistem angka Romawi angka Arab, dan
sistem huruf. Yang termasuk dalam
perwajahan ialah penggunaan format,
ukuran kertas, tipe huruf mesin
tik/komputer, penjilidan, bibliografi/daftar
pustaka, apendiks, dan lampiran

39
1. Ejaan dan Tanda Baca
Ejaan yang digunakan dalam tulisan ilmiah
yaitu Ejaan yang Disempurnakan. Contoh:
Jogjakarta (bukan Yogyakarta), Aceh (bukan
Atjeh), seyogianya (seyogyanya), dsb.
2. Tanda Baca
Penggunaan tanda baca secara
tepat sangat penting dalam
penulisan ilmiah. Contoh: tanda
titik (.)
Ketentuan penggunaan tanda titik

40
a. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan
gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Contoh: Dr. (Doktor)
dr. (dokter)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
M.Sc. (Master of Science)
Kep. (Kepala)
Kol. (Kolonel)
Ny. (Nyonya)
Sdr. (Saudara)
Yth. (Yang terhormat)

41
b. Tanda titik digunakan pada singkatan kata
atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Contoh: a.n. (atas nama)
d.a. (dengan alamat)
u.b. (untuk beliau)
dkk. (dan kawan-kawan)
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
dst. (dan seterusnya)
tgl. (tanggal)
tsb. (tersebut)

42
c. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang
terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata,
atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam
nama badan pemerintah, lembaga-lembaga
nasional atau internasional, atau yang terdapat di
dalam akronim ya ng sudah diterima oleh
masyarakat.
Contoh: TNI (Tentara Nasional Indonesia)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
MPR (Majelis Permusyawaratan
Rakyat)
WHO (World Health Organization)
Sekjen (Sekertaris Jenderal)
ormas (organisasi massa)
radar (radio detecting and ranging)
43
d. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
Contoh: Salah Asuhan
Daftar Mahasiswa FISIP (tabel)
e. Tanda titik juga tidak dipakai pada
pembagian atas subjudul dan sub-subjudul.
Contoh: A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
f. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat
pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
Contoh: Jl. Diponegoro 55
Jakarta, 1 Desember 2013
44
3. Bentukan Kata
Selain kosakata dasar yang baku harus
diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah,
juga pembentukan kata. Hal ini juga dapat
mengakibatkan ketidakbakuan kata.
a. Pembentukan kata dasar berimbuhan
1) Setiap kata dasar yang berfonem awal
/k/,/p/, /t/, /s/ jika mendapat awalan
me- maka akan mengalami peluluhan.
Contoh: me- + kutuk = mengutuk
me- + pahat = memahat
me- + tusuk = menusuk
me- + sikat = menyikat
45
2) Setiap kata bersuku kata tunggal jika
mendapat awala me- maka akan berubah
menjadi menge-
Contoh: me- + bom = mengebom
me - + bor = mengebor
me- + cat = mengecat
me- + lap = mengelap
me- + las = mengelas
me- + pel = mengepel
me- + rem = mengerem
me- + tes = mengetes
me- + tik = mengetik
46
b. Pembentukan kata majemuk berimbuhan
1) Jika kata majemuk mendapat awalan atau akhiran
saja maka penulisannya tidak diserangkaian.
Contoh:
ber- + tanggung jawab = bertanggung jawab
ber- + tanda tangan = bertanda tangan
serah terima + kan = serah terimakan
2) Jika kata majemuk mendapat awalan dan akhiran
maka penulisannya diserangkaikan
Contoh:
me- + per- + tanggung jawab + -kan =
mempertanggungjawabkan
me- + tanda tangan + -i = menandatangani
me- + serah terima + -kan = menyerahterimakan
47
4. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum ialah kata-kata yang memiliki
makna lebih abstrak, sedangkan kata khusus ialah
kata-kata yang memilki makna lebih konkret.
Kata-kata umum yang digunakan memerlukan
penjelasan atau rincian, sedangkan kata-kata
khusus lebih jelas dan ditafsirkan sama oleh
penulis maupun pembaca.
Contoh:
a. Orang miskin itu berjalan perlahan-lahan
sepanjang trotoar jalan Jendral Sudirman.
b. Gelandangan itu tertatih-tatih sepanjang
trotoar jalan Jendral Sudirman.

48
a. Contoh Kata Umum
1) Binatang
2) Manusia
3) Tumbuhan
4) Kendaraan
5) Penjahat
6) Melihat
7) Olahragawan
8) Makanan
9) Minuman
10) Buah-buahan
11) Sayuran
49
b. Contoh Kata Khusus
1) Ayam (ayam kampung, ayam negeri lebih
khusus)
Burung (merpati, camar, pipit, dsb)
2) Orang (Ahmad, Koko, Robet, dsb)
3) Pohon (rambutan, duren, apel, dsb)
4) Mobil (sedan, bus, truk, dsb.)
5) Pencuri (pencopet, penodong, penjambret, dsb)
Melihat
Olahragawan
Makanan
Minuman
Buah-buahan
Sayuran

50
PARAGRAF
A. Pengertiam Paragraf
Paragraf merupakan suatu karangan
yang hanya mengandung satu ide pokok.
Ditambah dengan beberapa ide
pendukung. Oleh karena itu, suatu
paragraf harus dibangun melalui minimal
oleh dua kalimat. Kalimat yang satu
berfungsi sebagai kalimat utama yang
mengandung ide pokok,sedangkan
kalimat yang lainnya berfungsi sebagai
kalimat pendukung yang mengandung ide
pendukung.
51
1. Jenis-jenis Paragraf
Paragraf berdasarkan letak ide pokok
atau kalimat utama, dapat dibedakan
atas paragraf deduktif, dan paragraf
induktif. Paragraf deduktif yaitu
paragraf yang dibangun melalui ide
pokok atau kalimat utama terdapat pada
awal paragraf, sedangkan paragraf
induktif yaitu paragraf yang dibangun
melalui ide pokok atau kalimat utama
terdapat di akhir paragraf.

52
Contoh jenis paragraf deduktif:
Keterampilan menulis memang sering
dipandang sebagai keterampilan berbahasa
yang paling akhir dari keseluruhan
pemerolehan keterampilan berbahasa. Dan
juga sering dianggap sebagai keterampilan
yang paling sukar (Alwasilah, 1994).
Keterampilan menulis (writing skill) harus
melibatkan penguasaan ortografi, struktur,
dan kosakata selain memiliki keterkaitan erat
dengan tiga keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak (listening skill), berbicara
(speaking skill), dan lebih-lebih dengan
keterampilan membaca (reading skill)
53
Contoh jenis paragraf induktif:
Harga minyak goreng merangkak
naik. Harga terigu juga mengalami
kenaikan. Gula pasir yang biasa
seharga Rp.10.000,00 per kg menjadi
Rp. 12.000,00 per kg. Sementara itu,
harga telur juga sama halnya dengan
harga bahan pokok yang lain.
Pokoknya, hampir semua harga
sembilan bahan pokok sekarang
mengalami kenaikan.
54
2. Sarana-sarana Paragraf
Sarana paragraf meliputi kohesi, dan
koherensi. Kohesi yaitu keterpaduan gagasan
dalam paragraf, sedangkan koherensi yaitu
keterpaduan dari segi bentuk bahasa.
Oleh karena itu, dalam membuat paragraf
berdasarkan kepaduan dari segi bentuk harus
memperhatikan sarana koherensi, yakni
kojungsi atau kata sambung. Kata sambung
meliputi kata sambung di dalam kalimat, dan
kata sambung antarkalimat.

55
B. Paragraf Pembuka
Pada umumnya mahasiswa
mengalami kesulitan dalam memulai
makalah. Kesulitan yang dialami
yaitu bagaimana mereka memulai
membuka tulisan. Untuk itu, berikut
ini disampaikan beberapa patokan
membuat paragraf pembuka.

56
1. Contoh Paragraf Pembuka
Apa dan Bagaimana Komunikasi Politik itu?
Komunikasi politik adalah bidang studi yang baru
dikembangkan dalam beberapa tahun berselang
di perguruan tinggi di Indonesia. Bagi negara
yang sudah maju di bidang pengembangan ilmu,
studi ini sudah agak lama dikenal bahkan telah
menjadi salah satu matakuliah penuh dan
kalngan sarjana ilmu-ilmu sosial mayoring di
bidang politik, komunikasi atau ilmu lainnya,
telah banyak menghasilkan karya tulis di bidang
komunikasi politik. Perkembangan komunikasi
politik ditinjau secara umum sudah barang tentu
serat sekali hubungannya dengan perkembangan
ilmu politik dewasa ini....
57
H. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
 Diagnosis
 Identifikasi Masalah
 Tindakan
 Refleksi
 Solusi

58
• Sebaiknya, masalah yang diteliti harus
muncul dari guru itu sendiri, sebab
guru/dosen yang mengetahui situasi dan
kondisi siswa/mahasiswanya sehari-hari. Di
samping itu, masalah ini harus merupa-kan
masalah yang biasa dihadapi guru.
Macam sumber masalah
• Pertama, masalah yang berkaitan dengan
input dapat bersumber dari:
siswa/mahasiswa, guru/dosen, sumber
belajar, materi pelajaran, prosedur evaluasi,
dan lingkungan belajar.

59
 Kedua, masalah yang berkaitan dengan
proses kegiatan belajar-mengajar dapat
bersumber dari: Interaksi belajar-mengajar,
keterampilan bertanya guru/siswa, gaya
mengajar, cara belajar, dan implementasi
metode pembelajaran. Ketiga, masalah yang
berkaitan dengan output dapat bersumber
dari: hasil belajar siswa, daya ingat siswa,
sikap negatif siswa, dan motivasi rendah.

60
PTK memiliki ciri sebagai berikut:
 Pengkajian masalah situasional dan
kontektual pada perilaku seseorang atau
kelompok orang,
 Ada tindakan,
 Penelaahan terhadap tindakan,
 Pengkajian dampak tindakan,
 Dilakukan secara kolaboratif,
 Refleksi.

61
 CiriPTK tersebut di atas sering
dinyatakan dalam bentuk sebuah
spiral yang sering disebut spiral
PTK. Spiral PTK itu sesungguhnya
melukiskan siklus demi siklus
dalam PTK. Satu siklus terdiri atas
3 komponen PTK, yaitu rencana,
tindakan/observasi, dan refleksi.

62
63
PTK memiliki karakteristik
sebagai berikut:
 Permasalahan sehari-hari di kelas
 Kontekstual.
 Kolaboratif (partisipatori).
 Luwes.
 Situasional dan spesifik.

64
Arti sederhana dari kata refleksi adalah merenungkan
apa yang sudah kita kerjakan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Kegiatan refleksi itu terdiri atas 4 komponen
kegiatan, yaitu: a) analisis data hasil
observasi, b) pemaknaan data hasil analisis,
c) penjelasan hasil analisis, dan d)
penyimpulan apakah masalah itu
selesai/teratasi atau tidak.

65
PRINSIP-PRINSIP PTK
 Tidak mengganggu komitmen
mengajar.
 Tidak menuntut waktu khusus.
 Masalah yang diteliti harus
merupakan masalah yang
dihadapi oleh guru.

66
PENELITIAN NONPTK PTK
 Dilakukan oleh orang dari luar.  Dilakukan oleh guru.

 Selalu memperhatikan populasi  Tak dikenal istilah populasi dan


dan sampel. sampel.
 Kurang memperhatikan
ukuran/kerepresentatifan sampel.
 validitas & reliabilitas Instrumen  Instrumen cukup memiliki validitas
harus dikembangkan dan diuji. isi.

 Menuntut penggunaan analisis  Tak digunakan analisis statistik yang


statistik yang kompleks rumit.

 Sering memerlukan pembanding  Tidak memerlukan kelas kontrol


atau kelas kontrol sebagai pembanding keberhasilan.

 Mempersyaratkan hipotesis  Tidak selalu menggunakan hipotesis


penelitian. penelitian (kecuali yang berkaitan
dengan uji teori)
Tujuannya untuk: Tujuannya untuk:
 Mengembangkan pengetahuan  Memperbaiki praktik pembelajaran
umum (teori) secara langsung.
 Tidak langsung memperbaiki  Memperbaiki mutu proses
praktik pembelajaran, secara pembelajaran.
67
langsung.
Riwayat Singkat
Dr. Abdul Hasim, M.Pd. Lahir di Cirebon, 17
Desember 1963. Pendidikan S-1 pada Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP/UPI
Bandung (lulus, 1989). S-2 UPI Bandung (lulus, 1997).
S-3 UPI Bandung (lulus, 2007).
Pada 1990 hingga 2000 sebagai dosen dpk
pada Universitas Muhammadiyah Jember. Sejak 2000
hingga sekarang sebagai dosen Kopertis Wilayah IV
Jawa Barat Banten dpk pada STKIP Garut. Jabatan
struktural sebagai Wakil Ketua Bidang Akademik
STKIP Garut sejak 2007-2011.
Selain itu, ia sebagai penulis lepas (freelance) di
beberapa media massa cetak: Tribun Jabar, Pikiran
Rakyat, Media Indonesia, dan Kompas. Ia kini
berdomisili di Jl. Sukawarni No.5-A Cibatu Garut.
Alamat email: abdul_misah@yahoo.co.id.

68
Terima kasih
Untuk
sementara kita
istirahat dulu,
insya Allah nanti
dilanjutkan lagi.
Setuju? Oke…
dech !

69
70
71

Anda mungkin juga menyukai