KARYA TULIS
1
2. Dalam dunia pendidikan, dapat dijumpai macam-macam karangan ilmiah misalnya:
(a) paper, (b) skripsi, (c) tesis, (d) disertasi, (e) artikel, (f) lembar ilmiah (kertas kerja),
dan (g) makalah
3. Ciri-ciri karangan ilmiah: (a) menyajikan fakta, (b) cermat dan jujur,(c) tidak memihak,
,(d) sistematis, (e) tidak bersifat haru,dan (f) mengesampingkan pendapat yang tidak
mempunyai dasar
4. Langkah penulisan
a. Mencari ide pokok yang akan diungkapkan
b. Mengembangkan ide dengan membaca, bertukar pikiran, mencatat dan
merenungkannya sampai tuntas sebagai bahan pemikiran
c. Memilih karangan satu diantara segenap bahan untuk dijadikan topik karangan
d. Merumuskan topik dan tema karangan menjadi sebuah kalimat topik
e. Menguraikan kalimat topik menjadi suatu rangka yang mewujudkan garis besar
karangan
f. Mengembangkan garis besar karangan menjadi alinea-alinea
g. Menyempurnakan segenap alinea sehingga membentuk karangan yang selesai
5. Susunan karya tulis ilmiah
a. Perlengkapan pendahuluan
- Halaman judul
- Halaman pengesahan
- Halaman motto
- Kata pengantar
- Abstrak
- Daftar isi (setelah karya tulis selesai)
b. Pendahuluan
- Latar belakang masalah
- Ruang lingkup masalah
- Tujuan penelitian
- Metode penelitian
- Sistematika penelitian
c. Isi/Pembahasan
- Pengolahan teori pendukung
- Hasil pengamatan
- Perpaduan hasil penelitian dengan teori pendukung
2
d. Penutup
- Simpulan
- Saran
e. Perlengkapan penutup
- Daftar pustaka
- Daftar lampiran
3
5. Cara Mengutip
kepustakaan meliputi nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit,
- Sumber kepustakaan:
- Kutipan pernyataan:
Penghijauan adalah suatu usaha yang meliputi penanaman tanaman keras,
Rerumputan,serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi lainnya.
Kegiatan ini dilakuakn di areal yang tidak termasuk areal hutan Negara
Atau di areal lain, berdasarkan tata guna yang tidak diperuntukkan sebagai
hutan
Untuk menampilkan atau memasukkan kutipan dalam teks, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
(1) Jika nama pengarang dituliskan sebelum isi kutipan, buatlah dahulu pengantar
kalimat. Kalimat yang sesuai dengan keperluan. Kemudian, tulislah nama akhir
pengarang, tahun terbit, titik dua dan nomor halaman dalam kurung
(2) Jika nama pengarang dicantumkan setelah bunyi kutipan, buatlah dahulu
pengantar kalimat sesuai dengan keperluan. Setelah itu, tampilkan kutipannya.
Kemudian, tulisalah nama akhir pengarang tanda koma, tahun terbit,titik dua,
nomor halaman di dalam kurung, lalu akhiri dengan tanda titik.
Contoh :
Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor yang sering terjadi memang merupakan
4
Peristiwa mengerikan.Peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba disaat orang tidur lelap.
Salah satu cara efektif yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan,
(3) Jika pengarangnya lebih dari dua orang, yang disebut hanya nama pengarang
pertama dengan menambah et al.atau dkk. (dan kawan-kawan)
Contoh:
Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Sularso, dkk.,
(2003:10-11). Peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba disaat orang tidur lelap.
Salah satu cara efektif yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
penghijauan, yakni suatu usaha yang meliputi kegiatan-kegiatan penanaman
tanaman keras, rerumputan.
(4) Jika kutipan terdiri atas lima baris atau kurang dari lima baris, penulisannya
ke dalam teks dengan jarak dua spasi. Adapun kutipan yang lebih dari lima baris
dicantumkan di bawah teks dengan jarak satu spasi,menjorok ke dalam sekitar lima
huruf, baik di sebelah kiri maupun kanan, tanpa diberi tanda petik.
Contoh:
Tidak semua jenis tanaman cocok digunakan untuk penghijauan. Pemilihan tanam
disesuaikan dengan jenis tanah yang ada. Seperti dikatakan oleh Setiawan (2002:24)
Sebagai berikut:
Bagi tanah-tanah yang sudah kritis, tentunya aspek penghijauan lebih dominan
daripada aspek produksinya untuk jenis tanah seperti ini, Pananaman bibit dari
biji merupakan pilihan yang paling baik. Hal ini desebabkan bibit dari biji
mempunyai akar yang lebih dalam dan batang yang lebih kokoh.
1. Nomor cacatan kaki agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak
sampai setinggi satu spasi. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau
5
tepi teks,atau sama dengan permulaan alinea baru. Jika catatan kaki terdiri
lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai digaris margin atau
tepi teks biasa.
2. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar
seperti Prof. Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan .
3. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring
jika diketik dengan computer.
4. Jika buku, majalah atau surat kabar ditulis hanya nama pengarang
dicantumkan semua.
5. Penarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama,
lalu di belakangkan ditulis et al, atau dkk.
Perhatikan contoh penulisan catatan kaki yang bersal dari buku dibawah ini!
2
Bagas Pratama dan T. Manurung, surat menyurat Bisnis Modren, Pustaka
4
Mochtar Nain, ”Mengapa Orang Minang Merantau?” Tempo, 31 Januari
12
Suara Merdeka, 29 agustus 2005, hlm. 4
yaitu:
6
1. Ibid kependekan dari ibiden yang berarti ‘ditempat yang sama dan belum
2. Op. cit. singkatan dari Opere Citato, Artinya ‘dalam karangan yang telah disebut
3. Loc. Cit . Kependekan dari Logo Citato, artinya ‘ditempat yang telah disebut’.
Loc. Cit digunakan untuk jika menunjuk kehalaman yang sama dari sumber yang
telah disebut.
Perhatikan pemakaian ibid, Op. Cit, dan Loc. Cit, dibawah ini!
1
Gorys Kerat, Diksi dan Gaya bahasa, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 1999 hlm. 8
2
Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
3
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pusaka Jaya, Jakarta, 2001. hlm. 46
4
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Program, Remaja Rosda Karya,
5
Gorys Keraf, Op. Cit. hlm. 8 (Buku yang telah disebutkan diatas)
6
Ismael Marahimin, Loc. Cit. (Buku yang telah disebutkan di atas dihalaman yang
7
Soedjito dan Mansur hasan, Loc. Cit. (Menuju kehalaman yang sama dengan yang
Catatan: Dewasa ini jurnal tdk menggunakan foot note melainkan body note
Parera, Jos Daniel. 1987. Belajar mengemukakan pendapat. Cetakan II. Jakarta:
Erlangga.
7
Pedoman Pengindonesiakan Nama dan Kata Asing. 1995. Jakarta: Departemen
Pendidikan Kebudayaan.
Pedoman Penulisan Usulan dan Penelitian, Skripsi dan Tesis. 2004. Denpasar:
Universitas Udayana.