Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur


menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari
sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang
lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan
pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan
yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang
berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui
sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil
tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi
dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi,
tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip


merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat
dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu
pengembangan ilmu.

Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen,


bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik
bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik
bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya
dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil
sebagian, domodifikasi atau dikembangkan.

1
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah


pada makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana cara merujuk?


2. Bagaimana cara menulis daftar rujukan?

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan


dari makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara merujuk.


2. Untuk mengetahui cara menulis daftar rujukan.

C. Manfaat Penulisan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan


manfaat yang berarti. Manfaat-manfaat yang dimaksud adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara merujuk.


2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menulis daftar rujukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Merujuk
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi
informasi (pembicara) untuk menyokong atau memperkuat
pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan faktual
atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik
contoh, dan objek faktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk
bukti, nilai-nilai, dan/atau krebilitas. Sumber rujukan adalah tempat
materi tersebut ditemukan. Kutipan adalah penggunaan ide, konsep,
teori dan yang sejenisnya dari sumber lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Semua pengutipan yang ditulis harus
mencantumkan rujukannya. Kesengajaan atau kealpaan pencatuman
rujukan pada sebuah kutipan merupakan pelanggaran etika dalam
tulis-menulis.
Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan pada penulisan
karya tulis ilmiah. Biasanya pada bagian penutup karya tulis ilmiah
akan dibuat kesimpulan dan saran. Di dalamnya akan di buat
semacam saran-saran atas masalah yang dibuat secara singkat. Agar
penyusunan sebuah karya ilmiah lebih rapih, biasanya sebuah karya
ilmiah akan dilengkapi dengan daftar pustaka atau rujukan yang
berisi buku-buku atau referensi yang dijadikan sebagai bahan
rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:
1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis
dalam teks kutipan,.
2. Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada
bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.

3
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan
menuliskan pada bagian akhir karangan (setelah kesimpulan dan
sebelum daftar pustaka).
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan juga
tahun, lalu diapit di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis,
perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis.
Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan dengan cara menulis
nama pertama dari penulis tersebut, kemudian diikuti dkk (dan
kawan-kawan) atau et al. (et alili). Pilih salah satu, namun harus
konsisten dalam menulis satu karya ilmiah. Jika nama penulis tidak
disebutkan, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran.

B. Cara Merujuk Kutipan Langsung

1. Kutipan kurang dari 40 kata


Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda
kutip (“...”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti
dengan nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat
ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan
nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh :
Suhartno (1995:124) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor
halaman.1

2. Kutipan 40 kata atau lebih


Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis secara terpisah dari
teks yang mendahuluinya (tanpa tanda kutip), ditulis 1,2 cm dari garis

1 Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

4
tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan jarak spasi tunggal.
Nomor halaman juga ditulis.
Contoh :
Pradopo (1979:12) berpendapat tentang kepuitisan sebagai berikut.

Sesungguhnya kepuitisan ini sifatnya subjektif, dalam arti


sesuatu yang puitis bagi seseorang, mungkin tidak puitis bagi orang
lain. Memang kepuitisan itu bertingkat-tingkat hingga mungkin
kepuitisan itu terasa oleh seseorang, sedang yang lain tak dapat atau
kurang merasakannya. Meskipun kepuitisan itu subjektif, namun ada
cara-cara yang sifatnya umum untuk mendapatkan kepuitisan yang
tertentu dalam sajak.

Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai
1,2 cm dari tepi kiri garis teks kutipan.

Contoh:

Keraf (1996:54) menyimpulkan tentang pentingnya


mengatahui asal-usul kata dan maknanya sebagai berikut.

Kamus yang baik menyertakan pula keterangan tentang asal-usul


katanya atau etimologinya, bila hal itu memang ada. Agaknya
kebanyakan dari kita menganggap bahwa asal0usul kata itu tidak
perlu diketahui; yang perlu ialah mengetahui arti kata yang perlu ialah
mengetahui arti kata yang berlaku dewasa ini. Walaupun anggapan ini
tidak dapat ditolak, namun tidak dapat disangkal bahwa mengetahui
asal-usul sebuah kata dengan maknanya yang dahulu, sering lebih
memantapkan makna kata itu daripada sekadar mengahafal arti yang
sekarang.

Bahasa Indonesia banyak sekali menerima kata asing.


Pemahaman arti kata-kata asing itu akan lebih manyap, bila kita

5
memahami pula arti aslinya, serta mengetahui sejarah bentuk
katanya. Di samping itu, etimologi beberapa kata asli Indonesia
dapat pula membantu kita memahami arti kata secara lebih baik.

3. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan


Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat
yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh :
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan
1995:278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang
diganti dengan empat titik.
Contoh :
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata, tangan atau bagian tubuh lain .... Yang
termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola,
menendang bola, dan menggambar” (Asim 1995:315).2

C. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


Kutipan yang ditulis secara tidak langsung atau dikemukakan
dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu
dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam
teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitanya. Jika
memungkinkan nomor halaman disebutkan.3
Contoh :

2
Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
3
Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2010.)

6
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga
lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya.
Contoh :
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa
tahun keempat (Salimin 1990:13).

D. Cara Menulis Daftar Rujukan


Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah,
artikel atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak
dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua
bahan yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Semua rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan itu
disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang
menerbitkannya. Baik ke bawah maupun ke kanan. Jika nama
pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak ada,
menyusun Daftar Rujukan didasarkan pada judul pustaka acuan
tersebut.
Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut
adalah (1) nama penulis, ditulis dengan nama akhir, nama awal, dan
nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul
termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan dan (5) nama penerbit.4

4
Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2010.)

7
A. Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan
titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf
kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung atau kata tugas.
Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (.
Contoh :
Robert, H.R. 1981. Food Safety. Canada : A Wiley-Intersience
Publication.
Hasibuan, M.S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi. Cet. Pertama.
Jakarta: Bumi Aksara.5

B. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan
tulisan (Ed.) baik untuk satu maupun lebih editor, di antara nama
penulis dan tahun penerbitan.
Contoh :
Aminudin (Ed.). 1990. Pengembangan Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.

C. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun
penerbitan. Judul artikel diapit tanda kutip (“...”) tanpa cetak miring
(italic). Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi
keterangan (Ed.) baik untuk satu editor maupun lebih. Judul buku
kumpulannya ditulis dengan huruf miring (italic), dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh :

5 Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

8
Hasan, M.Z. 1990. “Karateristik Penelitian Kualitatif” dalam
Aminuddin (Ed.),Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan Sastra(hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang.

D. Rujukan dari Kumpulan Karya Ilmiah atau Makalah


Cara menulisnya adalah dengan menulis nama pengarang karya
ilmiah dan dituis di depan, diikuti dengan tahun penerbitan kumpulan
karya ilmiah. Judul karya ilmiah ditulis tanpa cetak miring. Nama
editor ditulis seperti menulis nama pengarang buku, diberi
keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu
editor. Judul buku kumpulannya dicetak miring diikuti nomor
halamannya.
Contoh :
Dardjowodjojo, Soejono. (Ed.) 1988. PELLBA I: Pertemuan
Linguistik Lembaga Bahasa Atama Jaya Pertama. Jakarta: Lembaga
Bahasa Unika Atma Jaya.6

E. Rujukan Karya Ilmiah Jurnal


Cara menulis rujukan dari karya ilmiah dalam koran pada
dasarnya sama dengan cara menulis rujukan karya ilmiah dalam
jurnal. Bedanya dibelakang dilanjutkan dengan nomor yang didahului
singkatan hlm.
Contoh :
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan
Pengadopsian Inovasi”.Forum Penelitian, 1(1):33-47.7

6
Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
7
Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2010.)

9
F. Rujukan dari Koran tanpa nama pengarang
Cara menulis rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpa lembaga
adalah sebgai berikut: Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal
dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan, kota penerbit dan nama
penerbit.
Contoh :
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV.2.22
juni. Hlm.3.

G. Rujukan dari Dokumen Pemerintah


Cara merujuk dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga
sebagai berikut. Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis
paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat
penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas
penerbitan karangan tersebut.
Contoh :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT
Armas Duta Jaya.

H. Rujukan Buku Terjemahan


Cara merujuk rujukan yang berupa skripsi, tesis, disertasi atau
laporan penelitian pada prinsipnya sama, hanya perlu ditambah
pernyataan skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian, diikuti
nama universitas itu tidak menggunakan nama kota, misalnya
Universitas Indonesia, Jakarta.
Contoh :

10
Robins, R.H. 1995. Sejarah Singkat Linguistik. Edisi ke-
3.Terjemahan Asril Marjohan. Bandung: Penerbit ITB.

I. Rujukan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian


Cara menulis rujukan berupa makalah yang disajikan dalam
seminar, penataran, atau lokakarya ilmiah sama dengan lainnya,
hanya perlu ditambah dengan pernyataan Makalah disajikan dalam
..., diikuti nama pertemuan, lembaga penyelenggara dan tempat
penyelenggaraan.
Contoh :
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan
Pembelajaran Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi IKIP Malang.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan juga
tahun, lalu diapit di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis,
perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua
penulis. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan dengan cara
menulis nama pertama dari penulis tersebut, kemudian
diikuti dkk (dan kawan-kawan) atau et al. (et alili). Pilih salah satu,
namun harus konsisten dalam menulis satu karya ilmiah. Jika nama
penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan adalah nama lembaga
yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama
koran.
2. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel
atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak
dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang
dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus
dicantumkan dalam daftar rujukan. Unsur yang ditulis dalam daftar
rujukan secara berturut-turut adalah (1) nama penulis, ditulis dengan
nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2)
tahun penerbitan, (3) judul termasuk subjudul, (4) kota tempat
penerbitan dan (5) nama penerbit.

B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan
kesalahan baik dalam tulisan dan bacaan mohon kritik dan masukan
saudara dan saudari sekalian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT


Asdi Mahasatya.
Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press, 2010.)
Http://tentangkaryailmiah.blogspot.com/2015/12/cara-merujuk-dan-
menulis-daftar-rujukan.html

13

Anda mungkin juga menyukai