Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENULISAN RUJUKAN

A. Pengertian Bahan Rujukan

Menurut Encyclopedia of Librarianship


Semua sumber dengan cakupannya masing – masing, bukan hanya buku, majalah, surat
kabar dan pamphlet, tetapi juga peta – peta, bagan – bagan, rekaman suara, gambar diam dan
gambar bergerak, salinda (slide), bahan bentuk mikro, bahan pustaka elektronik (digital), dan
banyak bahan lain seperti contoh – contoh bahan atau prototype barang, dapat dimasukan dalam
kelompok bahan rujukan.

Menurut Sri Marnodi


Bahan Rujukan merupakan sumber – sumber dasar yang bisa dipakai untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan rujukan.

Menurut American Library Association Glossary of Library Terms


Bahan Rujukan adalah :
a. Sebuah buku yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai
sumber menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca keseluruhan.
b. Sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung perpustakaan.
Menurut Harrod’s Librarian Glossary
Bahan Rujukan adalah :
a. Buku – buku seperti kamus, ensiklopedi, kamus ilmu bumi, buku tahunan, buku petunjuk,
bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna memberikan informasi tertentu dan
lebih dimaksudkan sebagai sekadar sumber acuan.
b. Buku rujukan adalah buku yang disimpan untuk dijadikan sumber informasi yang tidak
diperkenankan digunakan diluar gedung perpustakaan.

Menurut Shores dan Krzys ( dalam Encyclopedi og Library and Information Science )
Bahan Rujukan adalah buku yang diterbitkan terutama untuk dibaca untuk mendapatkan
keterangan ketimbang untuk dibaca secara menyeluruh.

B. Tujuan dan Manfaat


Rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk mencari sumber informasi
dalam daftar rujukan.
Manfaat

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


1
a) Memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu hal;
b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah;
c) Dapat mengetahui seluk-beluk serta keadaan suatu Negara atau suatu tempat;
d) Dapat mengetahui riwayat hidup tokoh-tokoh;
e) Meningkatkan keterampilan dalam kemampuan menggunakan bahan rujukan;
f) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian;
g) Lokasi/daerah terpencil yang kurang terkenal dapat dengan mudah diketahui;
h) Bahan rujukan merupakan sarana penting dalam membantu pengguna dalam hal
kebutuhan informasi.

Manfaat Koleksi Rujukan Umum


Manfaat menggunakan koleksi rujukan antara lain :
a) Memberikan keterangan atau penjelasan dan mendasar tentang suatu hal yang ingin
diketahui
b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah
c) Dapat mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu Negara atau tempat – tempat lain.
d) Dapat mengetahui riwayat hidup tokoh – tokoh terkemuka dan terkenal didunia.
e) Keterampilan meningkat dalam hal kemampuan menggunakan bahan rujukan sebagai
sumber informasi dasar.
f) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian yang sedang dilaksanakan
g) Lokasi daerah terpencil atau pulau yang kurang terkenal dapat dengan mudah diketahui.
h) Memberi petunjuk kepada pengguna perpustakaan

C. Jenis – jenis Bahan Rujukan


Cara pengelompokan bahan rujukan sebagai berikut :
a) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai kata dan istilah
b) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai sumber kepustakaan (literature)
c) Jenis bahan rujukan lainnya. Termasuk dalam kelompok ini adalah buku petunjuk/buku
pegangan, sumber bigorafi, sumber geografi dan direktori.

 Jenis Bahan Rujukan yang memberikan informasi langsung, misalnya kamus, ensiklopedi,
direktori, almanak, sumber biografi atau peta, buku statistic.
 Jenis Bahan Rujukan yang memberikan petunjuk kepada sumber informasi, meliputi catalog,
bibliografi, indeks dan abstrak.

Koleksi Rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh – contoh bahan, baik yang dimiliki
oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan, yang terdiri atas berbagai bentuk
dan digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tertentu.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


2
Ditinjau dari sifat informasi yang dikandung, bahan pustaka bisa pula dibagi menjadi bahan
pustaka primer dan bahan pustaka sekunder, bahkan ada lagi yang menambahkan jenis ketiga
yaitu bahan pustaka tersier.
a. Bahan Pustaka Primer adalah bahan pustaka yang memuat informasi langsung dari tangan
pertama penulisnya. Contoh : tulisan di majalah, laporan penelitian atau makalah pertemuan /
seminar.
b. Bahan Pustaka Sekunder adalah bahan pustaka yang memuat informasi secara tidak
langsung dari pengarangnya, melainkan hanya merupakan kumpulan informasi dari berbagai
sumber.
c. Bahan Pustaka Tersier adalah bahan pustaka yang mendaftar bahan pustaka sekunder,
misalnya bibliografi atau bibliografi perkamusan / guide to reference books.

D. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan

1. Cara Merujuk

Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda kurung. Jika
ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut.
Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama
pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak
disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbutkan, nama
dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan
dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang ditulis oleh
penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan titik, sebagai tanda
pemisahnya.

2. Cara Merujuk Kutipan-Kutipan Langsung

a. Kutipan Kurang dari 40 Kata

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis
dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di
dalam kurung. Lihat contoh berikut:

Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.

Contoh:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


3
Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.

Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”(Soebronto, 1990: 123).

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).

Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur
tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan”
(Soewignyo, 1991: 101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang
mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik
dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.

Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut: The ‘plecebo effect’. Which had been
verified in previous studies, dissappeared whwn behavior were studied in this manner.
Furthermore, the behavior were never exhibited again, even when real drugs were administered
Earlier student were clearly premature in attributing the results to aplecebo effect.

c. Kutipan Yang Sebagian Dihilangkan

Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik.

Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah… diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).

Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.

Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau
bagian tubuh lain….yang termasuk gerak manipulatif adalah menangkap bola, menendang bola,
dan menggambar” (Asim, 1995:319).

3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


4
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri
ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu
dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbinya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut:

Nama penulis disebut terpadu dalam teks.

Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Salimin,1990:13).

4. Cara menulis Daftar Rujukan

Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah, atau bahan lainnya yang dikutip
baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan dikutip secara
langsung ataupun tak langsung dalan teks harus dicatumkan dalam daftar rujukan.

Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1)
nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanda gelar akademik,
(2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan dan
(5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya.
Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama
penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal
(disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik.
Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.

5. Rujukan dari Buku

Cara menulis rujukan dari buku adalah sebagai berikut:

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan nama
belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (sebaiknya diketik singkatan nama
depannya), diakhiri dengan tanda (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik
dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan tnda (.).
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tanpa penerbit (yang dapat didahului dengan
kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (:) dan
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b,

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


5
c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad
buku-bukunya.

Contoh:
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Prentice-Hall: Englewood Clifis. New Jercy.
Bar-Tal, D. 1979. Prosocial Behavior. Theory and Research. New York: John-Weley.
Lewin. K 1935. A Dynamic Theory of Personality : Selected Papers. New York: Mc Graw-Hill.
______. 1935. Principle og Topological Psycology. New York: Mc Graw-Hill.

6. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)

Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan
(Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan tahun tahun penerbitan.

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan penulis Indonesia, dimulai dengan
nama belakang (diketik oleh lengkap), diikuti nama depan (diketik singkatannya),
diakhiri dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau dibagi garis bawah, semua
diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul dan subjudul , diakhiri dengan
tanda titik (.).
d. Ditambah dengan tulisan Ed. jika ada satu editor dan Eds. jika editornya lebih dari satu
diantara nama penulis dan tahun penerbitan diketik di belakan kata ‘Dalam’ dan dimulai
dengan nama belakangnya (diketik singkatannya), diikuti nama belakang (diketik
lengkap), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
e. Judul buku diketik huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik dengan
huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat didahului dengan
kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).

Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingualm Education: Teaching as a
Second Languege. New York: Praeger

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

7. Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


6
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis
tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti: menulis nama biasa, diberi katerangan (Ed.) bila
hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor judul buku kumpulannya ditulis dengan
huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.

Contoh:
Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan New Directions in
Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s:
Psychological Issue (hlm. 239-252). Washington, DC.: American Psychologicaql Association.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat
Malang dan YA3.

Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby, T.M. Newcomb &
E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 edition. New York: Holt, Rinehard &
Wilson.

¬¬_____. 1968. Quasi-stationary social equilibrium and the problem og permanent change.
Dalam W.G. Bennis, K.D. Benne, & R. Chin (Eds). The Planning of Change. New York: Holt,
Rinehard & Wiston.

8. Rujukan dari artikel dalam jurnal

Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan
cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis dengan huruf kecil kecuali kata hubung.
Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan
nomor halaman dan artikel tersebut.

a. Nama penulis, baik pnulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan nama
belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (diketik singkatan), diakhiri dengan tanda
titik (.).
b. Tahun terbit diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua
diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan
tanda titik (.).
d. Nama judul, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, diakhiri dengan
tanda koma (.).
e. Nomor halaman, tidak diketik dengan huruf miring (italic), nomor halaman ini diketik
mulai dari halaman awal sampai dengan akhir artikel.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


7
Contoh:
Bell, S.M. 1970. The Develompent of the Concept of object as Related to Infant-Mother
Attachment. Child Development, 41, 291-311.

Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.

9. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah
dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.

Contoh:
Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment in second
Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Diginal,
1997).

10. Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul
artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata
hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring.
Nomor halaman disebut pada bagian bagian akhir.

Contoh:
Garner, H. 1981. Do babies Sing a Universal Song? Psuchology Today, hlm. 70-76.

Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosor dan Interface: komunikasi data. info komputer, IV (4) 46-48.

11. Rujukan dari koran tanpa penulis

Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran,
kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor
halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

12. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit
tanpa penulis dan tanpa lembaga

Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring, diikuti tahun
penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


8
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta PT Armas Duta Jaya.

13. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut

Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun. Judul
karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung
jawab atau penerbitan larangan tersebut.

Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

14. Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, judul, nama penerjemah,
tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun
penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata tanpa tahun.

Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional.

Mulder, N. 1984. Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa dan Perubahan Kultural.
Diterjemahkan oleh A.A Nugroho. Jakarta: Gramedia.

15. Rujukan berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi,
tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis atau
disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama
perguruan tinggi.

Contoh:
Ardian, 1995. Pengaruh Informasi dan Pendidikan terhadap pemahaman ibu dalam Penggunaan
ASI. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tesis tidak dipublikasikan.

Pangarubuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasan Inggris di


LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP MALANG.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


9
16. Rujukan berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau
Lokakarya

Nama penulis ditulis paling depan, tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring
kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…”… nama pertemuan, lembaga
penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.

Contoh:
Manan, Bagir. 2004. Mewujudkan Peradilan yang Bersih dan Berwibawa Melalui Good
Governance. Makalah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, tanggal 10 Januari.

Karin, Z. 1987. Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar
Tata kota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

17. Rujukan dari Internat berupa karya individual

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun,
judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di
antara tanda kurung.

Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm
Before the Storm, (Online), http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, (diakses 12 Juni 1996).

18. Rujukan dari Internet berupa artikel dari jurnal

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun,
judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam alamat sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:
Griffith, A. L. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Scooling. Education Policy
Analysis, Archives, (Online), Vol. 3, No. 1, (http:/olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari
1997).

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4. (http:/www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).

19. Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


10
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tanggal, bulan dan tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), dan diakhiri dengan e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summaru of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List.
(Online), (NETTRAIN2ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November 1995).

20. Rujukan dari Internet E-mail pribadi

Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim),
diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isi bahan (dicetak miring), nama
yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).

Contoh:
Davis, A. (a.dav s@uwts edu.au). 10 juni 1996. Learningto Use web Authoring Tools. E-mail
Kepada Alison hunter (huntera@usq.edu.au).

2.2 PENULISAN LAPORAN

A. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Akhir-akhir ini banyak contoh laporan penelitian yang beredar, baik dalam bentuk
hardcopy maupun softcopy. Namun, banyak pula yang dalam penulisannya, terdapat kesalahan-
kesalahan yang mungkin karena kekurangpahaman si penulis atau mungkin karena kesalahan
yang tidak disengaja. Dan bukan tidak mungkin salah penulisan sistematikanya. Jadi, bisa saja
kesalahan terdapat pada sistematika penulisan laporan penelitian.

Pada umumnya, laporan penelitian adalah laporan yang berisi hasil dan serangkaian
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh seseorang ataupun berkelompok. Penulisan laporan

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


11
penelitian sendiri tidak jauh berbeda dengan penulisan karya tulis yang sifatnya ilmiah. Ya,
walaupun pasti terdapat perbedaan juga tentunya.

Artikel ini akan mencoba memberikan uraian perihal sistematika penulisan laporan
penelitian secara umum, yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai acuan umum dalam
pembuatan laporan penelitian yang tengah Anda lakukan.

Berikut ini adalah pemaparannya.

1. Pembuka Laporan Penelitian


 Pada bagian pembuka ini, sebuah laporan penelitian sekurang-kurangnya harus memuat,
yaitu:
 Halaman judul, halaman ini mencantumkan judul atau nama kegiatan penelitian yang sedang
Anda kerjakan, logo atau simbol seperlunya apabila Anda rasa perlu dan biasanya, tanggal
penulisan laporan penelitian.
 Lembar pengesahan, pada lembar ini dicantumkan pengesahan-pengesahan oleh beberapa
orang atau institusi yang dianggap penting dan perlu untuk dimasukkan.
 Kata pengantar, pada laman ini Anda dapat menuliskan kata pengantar Anda selaku penulis
dari laporan penelitian. Kata pengantar dapat berupa ucapan-ucapan terima kasih kepada
semua orang atau pihak yang telah membantu terselesaikan laporan penelitian Anda tersebut.
Dan dapat juga ucapan maaf apabila terdapat kesalahan di dalamnya.
 Daftar isi, daftar ini memuat segala konten yang terdapat dalam laporan penelitian Anda, yang
memudahkan pembaca Anda untuk memahami isi dari laporan Anda nantinya.
Dafar lampiran, berisi daftar-daftar lampiran yang dirasa perlu untuk menunjang kesahihan
laporan penelitian Anda.

2. Bagian Isi Laporan Penelitian


 Latar belakang masalah, pada bagian tuliskan latar belakang Anda sehingga mencoba untuk
melakukan penelitian tersebut. Gunakan kalimat seefisien dan sejelas mungkin agar pembaca
mengerti.
 Rumusan masalah, merupakan perumusan atas permasalahan yang tengah Anda tawarkan
sebagai dasar dari penelitian.
 Tujuan penelitian, merupakan tujuan yang diharapkan dari penelitian tersebut. Jabarkan
seluruh tujuan yang memang telah Anda harapkan akan terwujud dengan adanya penelitian
tersebut.
 Manfaat penelitian, merupakan manfaat-manfaat apa saja yang mungkin dihasilkan dengan
adanya penelitian ini.

3. Kajian Teori atau Tinjauan Kepustakaan Laporan Penelitian


 Bagian kajian teori atau kepustakaan ini berisi setidaknya beberapa hal berikut, yakni:
Pembahasan teori, merupakan pembahasan teori yang dipergunakan selama melakukan

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


12
penelitian. Gunakan pembahasan menarik dan efektif agar pembaca tertarik untuk terus
melanjutkan membaca laporan penelitian tersebut.
 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan, merupakan kerangka-kerangkan pemikiran
yang dipergunakan dalam penelitian secara runtut dan jelas.
 Pengajuan hipotesis, merupakan pengajuan hipotesis perihal permasalahan yang telah
ditentukan. Pergunakan sumber-sumber sevalid mungkin supaya hipotesis dapat
dipertanggungjawabkan apabila ada pertanyaan dari pembaca laporan penelitian Anda
nantinya

4. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitan memuat banyak hal penting yang dipergunakan dalam penelitian baik
berupa waktu dan tempat penelitian, metode dan rancangan penelitian, populasi dan sampel yang
dipergunakan dalam pencarian data penelitian, instrumen penelitian serta pengumpulan data dan
analisis data.

A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


B. Rancangan Penelitian
C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)
D. Instrumen Alat dan Bahan
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
F. Rencana Analisis Data
G. Jadwal Penelitian

5. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, dapat memuat beberapa konten berikut yang pada umumnya
terdapat pada laporan hasil penelitian, yakni jabaran hasil penelitian, pengajuan hipotesis yang
telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, serta diskusi penelitian (yang nantinya akan berupa
pengungkapan pandangan teoritis tentang hasil-hasil yang didapat).

A. Deskripsi Data
B. Interpretasi Data
C. Uji Hipotesis
D. Pembahasan

6. Kesimpulan dan Saran

Pada bagian kesimpulan dan saran memuat kesimpulan yang didapatkan dari penelitian
tersebut. Paparkan hasil penelitian selugas mungkin dan pastikan segala sesuatunya telah

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


13
dijabarkan. Bagian ini juga memuat saran-saran dari pembaca apabila mendapati beberapa
bagian yang masih kurang tepat untuk kesempurnaan laporan penelitian Anda.

7. Bagian Penunjang Penelitian

Pada bagian terakhir ini dicantumkan daftar pustaka berupa sumber-sumber yang digunakan
sepanjang penelitian berlangsung, baik dari buku bacaan maupun dari sumber digital.

B. Pembahasan
Pemikiran original si peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil
penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan penelitiannya. Kecendekiaan seorang
peneliti nampak pada bagaimana membahas atau menginterpretasikan hasil penelitiannya.
Hal ini tergantung kepada isi si peneliti dan isi si peneliti sangat tergantung banyak
sedikitnya buku terkait yang dibacanya. Semakin banyak buku terkait dibacanya semakin banyak
isi si peneliti tersebut dan semakin kurang membaca maka akan semakin dangkal pembahasan
yang dilakukan oleh peneliti.

Setelah hasil penelitian kita sajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah melakukan
pembahasan. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah laporan penelitian sebenarnya merupakan
upaya peneliti untuk meyakinkan hasil penelitian kepada pembaca. Upaya pembahasan dapat
dilakukan dengan pembahasan teori maupun pembahasan metodologi.

Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-teori yang
mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti
lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan dengan menyajikan proses penelitian itu
dilakukan hingga memperoleh hasil penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan
bagaimana upaya seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya.

Dari uraian diatas, maka langkah praktis yang dapat dilakukan adalah:

 Menyajikan ringkasan/pokok hasil penelitian. Jika sudah diketahui hasil uji statistik atau
uji hipotesis, maka angka atau koefisien tersebut dapat disajikan.
 Melakukan pembahasan teori atas hasil penelitian
 Melakukan pembahasan metodologi atas hasil penelitian

Banyak peneliti pada awalnya mengalami kesulitan pada tahap pembahasan ini. Seringkali
pembahasan dilakukan dengan menambahkan uraian penjelas dari hasil penelitian, sehingga
tahap pembahasan akan terkesan sama dengan uraian hasil penelitian.
Hal lain yang sering menjadi masalah, adalah ketika hasil penelitian tidak sesuai atau bahkan
bertolak belakang dengan teori. Jika keadaan ini terjadi, maka langkah yang perlu diambil adalah
melakukan pembahasan metodologi. Bisa jadi, ada kesalahan dalam penerapan metodologi

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


14
penelitian. Kesalahan ini bisa terjadi dalam pemilihan sampel atau penetapan kriteria responden
di lokasi penelitian, proses pengumpulan data atau mekanisme analisa data. Seorang peneliti
harus menyajikannya sebenar-benarnya. Jika diyakini metodologinya sudah benar, maka dapat
dikaji kemungkinan faktor-faktor apa saja yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Jika sudah dapat diidentifikasi, maka dapat dimasukkan sebagai saran penelitian
berikutnya. Tetapi jika ternyata ada kesalahan, kekurangan atau keterbatasan dalam metodologi,
maka seorang peneliti harus mengakuinya. Dalam naskah penelitian dapat dituliskan sebagai
keterbatasan penelitian.

Mengapa Perlu Adanya Pembahasan?


Pembahasan sangat diperlukan dalam suatu laporan penelitian (termasuk desertasi dan
tesis). Hal ini dimaksudkan untuk:
• Menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai
• Menafsirkan temuan-temuan penelitian
• Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan
• Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
• Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian

Apa Yang Dibahas?

Sebagaimana dipahami dijelaskan di atas, bahwa pembahasan ini difokuskan pada hasil
penelitian yang telah dianalisis pada bab atau bagian sebelumnya. Pada umumnya hasil analisis
data penelitian dapat dikelompokkan menjadi empat kondisi pokok yang berupa.

1. Hasil penelitian yang sesuai dengan harapan.


2. Hasil penelitian yang negatif.
3. Hasil penelitian yang menerima hipotesis nol.
4. Hasil penelitian yang tidak termasuk dihipotesiskan.

Keempat kondisi hasil penelitian tersebut perlu adanya penafsiran atau interpretasi dari
peneliti sehingga penelitian menjadi lebih bermanfaat. Bagian ini merupakan bagian laporan
yang paling sulit, tapi juga paling berharga. Penafsiran peneliti terhadap hasil penelitian itu akan
menghubungkan hasil-hasil tersebut dengan teori dan penelitian lain di bidang itu serta dengan
prosedur penelitiannya.

a. Penafsiran Hasil yang Sesuai dengan Harapan

Dapat dimengerti kalau peneliti yang merasa gembira jika hasil penelitinanya sesuai dengan
yang telah disusun sebelumnya, sehingga penafsirannya dapat dilakukan seperti yang
diharapkan. Penyelidikan itu telah “ berhasil “ dan antara dasar pemikiran dengan hasil penelitian
ada kesesuaian. Hanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal ini.

a) Jangan membuat interpretasi yang melebihi informasi.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


15
Kelihatannya hal ini merupakan suatu larangan yang sudah jelas dengan sendirinya, namun
para peneliti sering merasa begitu gembira karena hasil yang diperolehnya sesuai dengan
harapannya, sehingga mereka menarik kesimpulan yang tidak mempunyai dasar yang sah dalam
data. Bahkan dalam penelitian yang dipublikasikanpun kita sering menemukan
tafsiran-tafsiran yang melebihi apa yang dapat ditunjang oleh data.

b) Jangan melupakan keterbatasan penyelidikan.

Sudah barang tentu keterbatasan ini hendaknya sudah diketahui sebelumnya


dalam penyelidikan itu, keterbatasan yang terdapat dalam realibilitas dan validitas alat pengukur
yang kurang sempurna, keterbatasan yang disebabkan oleh hambatan dalam menarik sampel,
masalah validitas internal, dan sebagainya.

c) Kode etik mengharuskan peneliti melaporkan masalah validitas internal yang dapat
menjadi penyebab hasil yang diperoleh itu.
d) Ingat bahwa hasil signifikan-statistik itu hanyalah, bahwa untuk derajat-bebas tertentu,
hasil penelitian tersebut tidak mungkin terjadi secara kebetulan belaka. Signifikan secara
statistik tidak ber-arti bahwa hasli-hasil tersebut signifikan dalam arti yang ada umumnya
diterima orang, yaitu penting taua ber-arti signifikansi statistik jangan dianggap sebagai
jaminan adanya arti penting pada hasil penyelidikan.

b. Penafsiran Hasil yang Negatif

Penelitian yang mendapat hasil yang bertentangan dengan hipotesis sering tiba-tiba menyadari
kelemahan penyelidikannya itu. Penafsirannya terhadap hasil penyelidikan itu terasa seperti
suatu pengakuan dosa. Alat-pengukur yang tidak memenuhi syarat untuk mengukur variabel
yang bersangkutan, sampelnya terlalu kecil dan tidak terlalu representive sehingga hasilnya tidak
dapat digeneralisasikan secara sah kepada populasi sasaran, dan sebagainya. Tinjauan ke
belakang akan mengungkap adanya problema validitas internal yang dapat menjelaskan mengapa
penyelidikan tersebut tidak berakhir “sebagaimana mestinya“. Sudah barang tentu, sebagian atau
semua hal itu mungkin saja benar, dan kekurangan-kekurangan suatu penyelidikan memang
seharusnya dilaporkan, apapun hasilnya.

Akan tetapi, penelitian selalu merupakan penjelajahan ke bidang-bidang yang masih belum
diketahui, sehingga tidak ada istilah “sebagaimana mestinya“ itu. Seorang peneliti meramalkan
hasil yang diharapkan dari suatu penyelidikan berdasarkan teori, deduksi, serta hasil-hasil
penelitian sebelumnya. Kalau dasar ramalan itu begitu meyakinkan sehingga benar-benar tidak
ada keraguan lagi mengenai hasil penyelidikan ini, maka penyelidikan itu jelas tidak ada
gunanya dilakukan.

c. Penafsiran Hasil Penelitian Bila Hipotesis Nol Diterima

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


16
Oleh karena hipotesis nol dapat diterima dengan berbagai alasan, penafsiran hasil semacam itu
bisa jadi sulit sekali. Hipotesis nol yang diterima mungkin terjadi karena:

1. Hipotesis nol itu memang benar

Mungkin antara dua variabel itu memang tidak ada hubungannya. Perlakuan eksperimental
mungkin memang tidak lebih efektif daripada perlakukan pengendali.

2. Hipotesis nol itu sebenarnya salah

Tetapi persoalan validitas internal telah mengacaukan penelitian itu sehingga hubungan yang
sebenarnya diantara variabel-variabel itu tidak dapat diamati.

3. Hipotesis nol itu sebenarnya salah, tetapi desain penelitian itu kurang kuat untuk
menolaknya.

d. Penafsiran Hubungan Yang Tidak Tercantum Dalam Hipotesis

Telah ditekankan sebelumnya bahwa, selama pelaksanaan penyelidikan, penelitian


hendaknya tidak membuang suatu hipotesis karena ingin mengejar kemungkinan-kemungkinan
yang lebih memberikan harapan, yang muncul dalam pelaksanaan peyelidikan itu. Hal ini tidak
berarti bahwa setiap hubungan yang tidak tercantum dalam hipotesis (unhypothesized
relationship), yang mungkin diamati dalam penyelidikan itu, harus diabaikan. Bahkan
sebaliknya, hubungan itu hendaknya direkam dan dianalisis sama seperti hubungan yang telah
tercantum dalam hipotesis, sepanjang sejarah ilmu pengetahuan, penemuan- penemuan yang
tidak disengaja bahkan sering terbukti penting. Akan tetapi, penemuan ini hendaknya selalu lebih
dicurigai daripada penemuan yang langsung ada kaitannya dengan hipotesis, karena relative
selalu ada kemungkinan bahwa di dalam penyelidikan akan muncul hubungan-semu yang tidak
diperkirakan sebelumnya (tidak tercantum dalam hipotesis). Hubungan semacam ini sebaiknya
dilaporkan, namun hendaknya dianggap sebagai hal yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan
utama penyelidikan itu. Hubungan itu hendaknya dijadikan bahan studi yang khusus dirancang
untuk menelitinya, sebelum hubungan tersebut dapat dipakai sebagai dasar kesimpulan.

Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian
dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengitergrasian temuan
penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan
temuan- temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan
dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang telah diperoleh dengan teori dan temuan
empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang ada di dalam Bab II.

Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang
relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


17
Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil penelitian orang
lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil penelitian yang mendukung penelitian saja yang
dibahas di bagian ini. Pembahasan justru akan lebih menarik jika didalamnya dicamtumkan juga
temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan
penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat. Pembahasan
hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak
Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak Pertama, faktor non metodologis,
seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan
hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang
digunakan tidak sah atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak
ketidaksempurnaan intrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-
kelasalahan yang ada yangakan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi
penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori
atau menyusun teori baru. Hal ini menjadi penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud
menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana
modifikasinya, danpenolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru.

C. Kesimpulan dan Saran

Pada Bab. VI atau bab terakhir dari disertasi memuat dua hal pokok yaitu kesimpulan dan saran.

Tujuan umum pembelajaran:

Mampu membuat kesimpulan penelitian kuantitatif dengan baik.

Tujuan khusus pembelajaran :

1. Mampu mendiskripsikan makna inti dari kesimpulan penelitian


2. Mampu mendiskripsikan hubungan antara rumusan masalah penelitian dengan
kesimpulan penelitian
3. Mampu mendiskripsikan hubungan antara hasil penelitian dengan kesimpulan penelitian
4. Mampu mendiskripsikan hal-hal yang seharusnya ada dalam kesimpulan penelitian

Dari judul penelitian, akan diperoleh suatu petunjuk bahwa kesimpulan dalam penelitian
bukanlah suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-penbicaraan lain, akan tetapi merupakan
hasil dari suatu proses tertentu, yaitu ” menarik ”, dalam arti ” memindahkan ” sesuatu dari satu
tempat ke tempat yang lain.

Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara
substantif dengan temuan- temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


18
sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar
relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.

Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara
lengkap dalam bab IV hasil penelitian. Tata urutannya hendaknya sama dengan yang ada
didalam bab IV. Dengan demikian konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan
penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.

Hubungan rumusan masalah dengan kesimpulan

Sangat keliru, apabila peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan untuk menyenangkan
hati pemesannya dengan cara memanipulasi data. Dalam rumusan masalah, peneliti mengajukan
pertanyaan dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Sehubungan dengan pertanyaan ilmiah, peneliti membuat kesimpulan yang ditarik berdasarkan
data yang telah dikumpulkan yang merupakan benar-benar jawaban yang dicari walaupun tidak
selalu menyangkan hati.

Hubungan hasil penelitian dengan kesimpulan

Kesimpulan adalah puncak dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian kesimpulan ini,
peneliti menyatakan apa temuan-temuan penelitian yang benar-benar berarti dalam arti
konseptual. Pernyataan kesimpulan yang ditunjukkan oleh hasil penelitian hendaknya dibatasi
hanya pada kesimpulan yang didukung langsung oleh hasil penelitian. Perlu sekali dibedakan
antara hasil penelitian dengan kesimpulan. Hasil penelitian adalah pengamatan langsung,
sedangkan kesimpulan adalah suatu pengertian yang didasarkan pada hasil-hasil tersebut.
Pembahasan singkat tentang pendapat peneliti mengenai implikasi hasil penelitian itu serta
saran-saran kemungkinan penereahan hasil tersebut boleh dimasukkan dalam bagian ini. Boleh
juga mengemukakan persoalan-persoalan baru yang muncul dari penyelidikan tersebut untuk
dijadikan penelitian selanjutnya.

Isi Kesimpulan

Bagian kesimpulan seringkali digunakan peneliti untuk mengajak pembacanya


memusatkan perhatian kembali terhadap tujuan penelitian. Bagian ini juga digunakan untuk
mengemukakan secara ringkas temuan-temuan penelitian atau sinopsis terhadap apa yang
dikemukakan dalam garis-garis besar laporan sebelumnya. Di samping itu peneliti dapat juga
mengemukakan keterbatasan kajian, pengembangan atau elaborasi, dan implikasi temuan-temuan
( Mantja, 2003 ). Di dalamnya dapat juga dikemukakan bahwa, wawasan mengenai bagaimana
temuan-temuannya dapat dipakai dan kemungkinan diperlukan penelitian lanjut.

Saran

Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan,
dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


19
implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan
operasional. Artinya jika orang lain yang hendak melaksanakan saran tersebut, ia tidak
mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu saran yang
diajukan hendaknnya telah spesifik. Saran dapat diajukan kepada perguruan tingi, lembaga
pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

D. Menyajikan Laporan

Laporan penelitian sebagai karya tulis ilmiah perlu dipertanggung jawabkan sebagai
suatu kebenaran berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam penelitian.
Menyajikan laporan melalui diskusi memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1. mempertinggi peran perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan maupun yang
membahas hasil laporan, sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing;
2. mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; dan
3. memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Penerapan diskusi laporan penelitian di dalam kelas yaitu untuk menggali daya
kepemimpinan mahasiswa sehingga muncul potensi-potensi secara perorangan ataupun
kelompok yang dimiliki mahasiswa. Dosen sebagai pembimbing dan pengarah diskusi senantiasa
meluruskan arah jalannya diskusi, baik pertanyaan yang diajukan maupun jawaban dari
pertanyaan tersebut.

Langkah-langkah dalam mempresentasikan hasil laporan penelitian:


1. Menuliskan pokok-pokok hasil penelitian. Diantaranya:
a. Hal/masalah yang diteliti
b. Orang yang meneliti
c. Waktu dan tempat penelitian
d. Alasan melakukan penelitian
e. Proses penelitian
f. Hasil dari penelitian
2. Membuat ringkasan atau rangkuman dari hasil penelitian dengan menggunakan kalimat
yang efektif. Hal ini penting agar presentasi berjalan dengan baik, karena hasilnya akan
mudah dipahami.

Berikut ini beberapa bentuk diskusi, yaitu sebagai berikut.

a. Seminar

Diskusi kelas yang diselenggarakan dalam rangka membahas laporan penelitian


sebenarnya dan mendekati seminar, yaitu pembahasan yang bersifat ilmiah. Pembahasannya

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


20
berkisar pada masalah kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan siswa sendiri. Arti
sebenarnya dari seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang mencari pedoman atau
pemecahan-pemecahan masalah tertentu. Oleh karena itu, seminar selalu diakhiri dengan
kesimpulan dan keputusan yang merupakan hasil kebulatan pendapat semua peserta. Seminar
bertolak dari lembaran kerja yang merupakan pembahasan teoretis mengenai persoalan pokok,
dalam hal ini membahas lembar hasil penelitian siswa.

b. Panel

Panel merupakan bentuk diskusi yang terdiri atas beberapa orang. Perbedaan panel
dengan diskusi terletak pada cara mereka berdikusi. Panel biasanya diselenggarakan dalam acara
diskusi di televisi sehingga pemirsa tidak turut ambil bagian dalam diskusi. Pokok persoalan
yang didiskusikan dalam panel dipilih sesuai dengan tema yang diajukan oleh moderator atau
terlebih dahulu diberitahukan sebelum panel dilaksanakan. Panel ditujukan pada khalayak yang
mendengar atau mengikuti diskusi agar muncul rangsangan berpikir sesuai dengan sudut
pandang masing-masing.

c. Simposium

Simposium menyerupai panel karena terdiri atas beberapa pembicara. Perbedaannya


terletak pada pembahasan masalah yang diajukan. Simposium sifatnya lebih formal, yaitu
beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan pembicaraannya tentang suatu masalah
tertentu. Pembahasan terhadap sebuah masalah ditinjau dari berbagai sudut pandang dan disoroti
dari titik tolak yang berbeda. Simposium dapat pula diatur dengan cara lain, misalnya sebuah
aspek dari suatu persoalan ditentukan untuk disoroti secara khusus, kemudian dibicarakan secara
khusus.

Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari berbagai pihak yang
mengikuti simposium, seperti ahli atau peserta. Mereka dapat bertanya tentang isi masalah yang
dijadikan tema simposium atau menyanggah materi (pokok persoalan) yang dijadikan materi
simposium. Pendengar atau peserta simposium diberi kesempatan berbicara tentang
pandangannya mengenai materi simposium dan menggantikan beberapa pertanyaan atau
sanggahan setelah penyajian dan penyanggah utama selesai berbicara.

Moderator dalam simposium tidak seaktif pada panel. Moderator hanya


mengkoordinasikan sanggahan dan pertanyaan yang ditujuan kepada penyaji.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


21
DAFTAR PUSTAKA

https://saripedia.wordpress.com/2010/10/22/metode-penulisan-karya-ilmiah-3/

http://iicharahman23.blogspot.com/2012/09/pengertian-jenis-dan-fungsi-bahan.html

https://plediepedhed.wordpress.com/2013/01/06/pengertian-jenis-dan-fungsi-bahan-rujukan/

http://brero82.blogspot.com/2012/09/sistematika-penulisan-laporan-penelitian.html

http://handikap60.blogspot.com/2013/03/sistematika-penulisan-laporan-penelitian.html

http://pendidikan-keilmuan.blogspot.com/2010/

http://www.menulisproposalpenelitian.com/

Waluya, B. 2009. Sosiologi 3 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. p. 146.

Penulisan Rujukan dan Laporan Penelitian


22

Anda mungkin juga menyukai