PEMBAHASAN
Menurut Shores dan Krzys ( dalam Encyclopedi og Library and Information Science )
Bahan Rujukan adalah buku yang diterbitkan terutama untuk dibaca untuk mendapatkan
keterangan ketimbang untuk dibaca secara menyeluruh.
Jenis Bahan Rujukan yang memberikan informasi langsung, misalnya kamus, ensiklopedi,
direktori, almanak, sumber biografi atau peta, buku statistic.
Jenis Bahan Rujukan yang memberikan petunjuk kepada sumber informasi, meliputi catalog,
bibliografi, indeks dan abstrak.
Koleksi Rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh – contoh bahan, baik yang dimiliki
oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan, yang terdiri atas berbagai bentuk
dan digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tertentu.
1. Cara Merujuk
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda kurung. Jika
ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut.
Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama
pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak
disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbutkan, nama
dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan
dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang ditulis oleh
penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan titik, sebagai tanda
pemisahnya.
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis
dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di
dalam kurung. Lihat contoh berikut:
Contoh:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”(Soebronto, 1990: 123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur
tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan”
(Soewignyo, 1991: 101).
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang
mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik
dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut: The ‘plecebo effect’. Which had been
verified in previous studies, dissappeared whwn behavior were studied in this manner.
Furthermore, the behavior were never exhibited again, even when real drugs were administered
Earlier student were clearly premature in attributing the results to aplecebo effect.
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah… diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).
Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau
bagian tubuh lain….yang termasuk gerak manipulatif adalah menangkap bola, menendang bola,
dan menggambar” (Asim, 1995:319).
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Salimin,1990:13).
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah, atau bahan lainnya yang dikutip
baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan dikutip secara
langsung ataupun tak langsung dalan teks harus dicatumkan dalam daftar rujukan.
Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1)
nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanda gelar akademik,
(2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan dan
(5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya.
Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama
penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal
(disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik.
Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan nama
belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (sebaiknya diketik singkatan nama
depannya), diakhiri dengan tanda (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik
dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan tnda (.).
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tanpa penerbit (yang dapat didahului dengan
kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (:) dan
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b,
Contoh:
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Prentice-Hall: Englewood Clifis. New Jercy.
Bar-Tal, D. 1979. Prosocial Behavior. Theory and Research. New York: John-Weley.
Lewin. K 1935. A Dynamic Theory of Personality : Selected Papers. New York: Mc Graw-Hill.
______. 1935. Principle og Topological Psycology. New York: Mc Graw-Hill.
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan
(Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan tahun tahun penerbitan.
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan penulis Indonesia, dimulai dengan
nama belakang (diketik oleh lengkap), diikuti nama depan (diketik singkatannya),
diakhiri dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau dibagi garis bawah, semua
diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul dan subjudul , diakhiri dengan
tanda titik (.).
d. Ditambah dengan tulisan Ed. jika ada satu editor dan Eds. jika editornya lebih dari satu
diantara nama penulis dan tahun penerbitan diketik di belakan kata ‘Dalam’ dan dimulai
dengan nama belakangnya (diketik singkatannya), diikuti nama belakang (diketik
lengkap), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
e. Judul buku diketik huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik dengan
huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat didahului dengan
kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingualm Education: Teaching as a
Second Languege. New York: Praeger
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Contoh:
Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan New Directions in
Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s:
Psychological Issue (hlm. 239-252). Washington, DC.: American Psychologicaql Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat
Malang dan YA3.
Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby, T.M. Newcomb &
E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 edition. New York: Holt, Rinehard &
Wilson.
¬¬_____. 1968. Quasi-stationary social equilibrium and the problem og permanent change.
Dalam W.G. Bennis, K.D. Benne, & R. Chin (Eds). The Planning of Change. New York: Holt,
Rinehard & Wiston.
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan
cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis dengan huruf kecil kecuali kata hubung.
Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan
nomor halaman dan artikel tersebut.
a. Nama penulis, baik pnulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan nama
belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (diketik singkatan), diakhiri dengan tanda
titik (.).
b. Tahun terbit diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua
diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan
tanda titik (.).
d. Nama judul, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, diakhiri dengan
tanda koma (.).
e. Nomor halaman, tidak diketik dengan huruf miring (italic), nomor halaman ini diketik
mulai dari halaman awal sampai dengan akhir artikel.
Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.
Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah
dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.
Contoh:
Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment in second
Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Diginal,
1997).
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul
artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata
hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring.
Nomor halaman disebut pada bagian bagian akhir.
Contoh:
Garner, H. 1981. Do babies Sing a Universal Song? Psuchology Today, hlm. 70-76.
Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosor dan Interface: komunikasi data. info komputer, IV (4) 46-48.
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran,
kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor
halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
12. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit
tanpa penulis dan tanpa lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring, diikuti tahun
penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.
13. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun. Judul
karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung
jawab atau penerbitan larangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, judul, nama penerjemah,
tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun
penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional.
Mulder, N. 1984. Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa dan Perubahan Kultural.
Diterjemahkan oleh A.A Nugroho. Jakarta: Gramedia.
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi,
tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis atau
disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama
perguruan tinggi.
Contoh:
Ardian, 1995. Pengaruh Informasi dan Pendidikan terhadap pemahaman ibu dalam Penggunaan
ASI. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tesis tidak dipublikasikan.
Nama penulis ditulis paling depan, tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring
kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…”… nama pertemuan, lembaga
penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Manan, Bagir. 2004. Mewujudkan Peradilan yang Bersih dan Berwibawa Melalui Good
Governance. Makalah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, tanggal 10 Januari.
Karin, Z. 1987. Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar
Tata kota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun,
judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di
antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm
Before the Storm, (Online), http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, (diakses 12 Juni 1996).
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun,
judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam alamat sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A. L. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Scooling. Education Policy
Analysis, Archives, (Online), Vol. 3, No. 1, (http:/olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari
1997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4. (http:/www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summaru of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List.
(Online), (NETTRAIN2ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November 1995).
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim),
diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isi bahan (dicetak miring), nama
yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).
Contoh:
Davis, A. (a.dav s@uwts edu.au). 10 juni 1996. Learningto Use web Authoring Tools. E-mail
Kepada Alison hunter (huntera@usq.edu.au).
Akhir-akhir ini banyak contoh laporan penelitian yang beredar, baik dalam bentuk
hardcopy maupun softcopy. Namun, banyak pula yang dalam penulisannya, terdapat kesalahan-
kesalahan yang mungkin karena kekurangpahaman si penulis atau mungkin karena kesalahan
yang tidak disengaja. Dan bukan tidak mungkin salah penulisan sistematikanya. Jadi, bisa saja
kesalahan terdapat pada sistematika penulisan laporan penelitian.
Pada umumnya, laporan penelitian adalah laporan yang berisi hasil dan serangkaian
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh seseorang ataupun berkelompok. Penulisan laporan
Artikel ini akan mencoba memberikan uraian perihal sistematika penulisan laporan
penelitian secara umum, yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai acuan umum dalam
pembuatan laporan penelitian yang tengah Anda lakukan.
4. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitan memuat banyak hal penting yang dipergunakan dalam penelitian baik
berupa waktu dan tempat penelitian, metode dan rancangan penelitian, populasi dan sampel yang
dipergunakan dalam pencarian data penelitian, instrumen penelitian serta pengumpulan data dan
analisis data.
5. Hasil Penelitian
Pada bagian hasil penelitian, dapat memuat beberapa konten berikut yang pada umumnya
terdapat pada laporan hasil penelitian, yakni jabaran hasil penelitian, pengajuan hipotesis yang
telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, serta diskusi penelitian (yang nantinya akan berupa
pengungkapan pandangan teoritis tentang hasil-hasil yang didapat).
A. Deskripsi Data
B. Interpretasi Data
C. Uji Hipotesis
D. Pembahasan
Pada bagian kesimpulan dan saran memuat kesimpulan yang didapatkan dari penelitian
tersebut. Paparkan hasil penelitian selugas mungkin dan pastikan segala sesuatunya telah
Pada bagian terakhir ini dicantumkan daftar pustaka berupa sumber-sumber yang digunakan
sepanjang penelitian berlangsung, baik dari buku bacaan maupun dari sumber digital.
B. Pembahasan
Pemikiran original si peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil
penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan penelitiannya. Kecendekiaan seorang
peneliti nampak pada bagaimana membahas atau menginterpretasikan hasil penelitiannya.
Hal ini tergantung kepada isi si peneliti dan isi si peneliti sangat tergantung banyak
sedikitnya buku terkait yang dibacanya. Semakin banyak buku terkait dibacanya semakin banyak
isi si peneliti tersebut dan semakin kurang membaca maka akan semakin dangkal pembahasan
yang dilakukan oleh peneliti.
Setelah hasil penelitian kita sajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah melakukan
pembahasan. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah laporan penelitian sebenarnya merupakan
upaya peneliti untuk meyakinkan hasil penelitian kepada pembaca. Upaya pembahasan dapat
dilakukan dengan pembahasan teori maupun pembahasan metodologi.
Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-teori yang
mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti
lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan dengan menyajikan proses penelitian itu
dilakukan hingga memperoleh hasil penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan
bagaimana upaya seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya.
Dari uraian diatas, maka langkah praktis yang dapat dilakukan adalah:
Menyajikan ringkasan/pokok hasil penelitian. Jika sudah diketahui hasil uji statistik atau
uji hipotesis, maka angka atau koefisien tersebut dapat disajikan.
Melakukan pembahasan teori atas hasil penelitian
Melakukan pembahasan metodologi atas hasil penelitian
Banyak peneliti pada awalnya mengalami kesulitan pada tahap pembahasan ini. Seringkali
pembahasan dilakukan dengan menambahkan uraian penjelas dari hasil penelitian, sehingga
tahap pembahasan akan terkesan sama dengan uraian hasil penelitian.
Hal lain yang sering menjadi masalah, adalah ketika hasil penelitian tidak sesuai atau bahkan
bertolak belakang dengan teori. Jika keadaan ini terjadi, maka langkah yang perlu diambil adalah
melakukan pembahasan metodologi. Bisa jadi, ada kesalahan dalam penerapan metodologi
Sebagaimana dipahami dijelaskan di atas, bahwa pembahasan ini difokuskan pada hasil
penelitian yang telah dianalisis pada bab atau bagian sebelumnya. Pada umumnya hasil analisis
data penelitian dapat dikelompokkan menjadi empat kondisi pokok yang berupa.
Keempat kondisi hasil penelitian tersebut perlu adanya penafsiran atau interpretasi dari
peneliti sehingga penelitian menjadi lebih bermanfaat. Bagian ini merupakan bagian laporan
yang paling sulit, tapi juga paling berharga. Penafsiran peneliti terhadap hasil penelitian itu akan
menghubungkan hasil-hasil tersebut dengan teori dan penelitian lain di bidang itu serta dengan
prosedur penelitiannya.
Dapat dimengerti kalau peneliti yang merasa gembira jika hasil penelitinanya sesuai dengan
yang telah disusun sebelumnya, sehingga penafsirannya dapat dilakukan seperti yang
diharapkan. Penyelidikan itu telah “ berhasil “ dan antara dasar pemikiran dengan hasil penelitian
ada kesesuaian. Hanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal ini.
c) Kode etik mengharuskan peneliti melaporkan masalah validitas internal yang dapat
menjadi penyebab hasil yang diperoleh itu.
d) Ingat bahwa hasil signifikan-statistik itu hanyalah, bahwa untuk derajat-bebas tertentu,
hasil penelitian tersebut tidak mungkin terjadi secara kebetulan belaka. Signifikan secara
statistik tidak ber-arti bahwa hasli-hasil tersebut signifikan dalam arti yang ada umumnya
diterima orang, yaitu penting taua ber-arti signifikansi statistik jangan dianggap sebagai
jaminan adanya arti penting pada hasil penyelidikan.
Penelitian yang mendapat hasil yang bertentangan dengan hipotesis sering tiba-tiba menyadari
kelemahan penyelidikannya itu. Penafsirannya terhadap hasil penyelidikan itu terasa seperti
suatu pengakuan dosa. Alat-pengukur yang tidak memenuhi syarat untuk mengukur variabel
yang bersangkutan, sampelnya terlalu kecil dan tidak terlalu representive sehingga hasilnya tidak
dapat digeneralisasikan secara sah kepada populasi sasaran, dan sebagainya. Tinjauan ke
belakang akan mengungkap adanya problema validitas internal yang dapat menjelaskan mengapa
penyelidikan tersebut tidak berakhir “sebagaimana mestinya“. Sudah barang tentu, sebagian atau
semua hal itu mungkin saja benar, dan kekurangan-kekurangan suatu penyelidikan memang
seharusnya dilaporkan, apapun hasilnya.
Akan tetapi, penelitian selalu merupakan penjelajahan ke bidang-bidang yang masih belum
diketahui, sehingga tidak ada istilah “sebagaimana mestinya“ itu. Seorang peneliti meramalkan
hasil yang diharapkan dari suatu penyelidikan berdasarkan teori, deduksi, serta hasil-hasil
penelitian sebelumnya. Kalau dasar ramalan itu begitu meyakinkan sehingga benar-benar tidak
ada keraguan lagi mengenai hasil penyelidikan ini, maka penyelidikan itu jelas tidak ada
gunanya dilakukan.
Mungkin antara dua variabel itu memang tidak ada hubungannya. Perlakuan eksperimental
mungkin memang tidak lebih efektif daripada perlakukan pengendali.
Tetapi persoalan validitas internal telah mengacaukan penelitian itu sehingga hubungan yang
sebenarnya diantara variabel-variabel itu tidak dapat diamati.
3. Hipotesis nol itu sebenarnya salah, tetapi desain penelitian itu kurang kuat untuk
menolaknya.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian
dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengitergrasian temuan
penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan
temuan- temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan
dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang telah diperoleh dengan teori dan temuan
empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang ada di dalam Bab II.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang
relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori
atau menyusun teori baru. Hal ini menjadi penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud
menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana
modifikasinya, danpenolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru.
Pada Bab. VI atau bab terakhir dari disertasi memuat dua hal pokok yaitu kesimpulan dan saran.
Dari judul penelitian, akan diperoleh suatu petunjuk bahwa kesimpulan dalam penelitian
bukanlah suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-penbicaraan lain, akan tetapi merupakan
hasil dari suatu proses tertentu, yaitu ” menarik ”, dalam arti ” memindahkan ” sesuatu dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara
substantif dengan temuan- temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara
lengkap dalam bab IV hasil penelitian. Tata urutannya hendaknya sama dengan yang ada
didalam bab IV. Dengan demikian konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan
penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Sangat keliru, apabila peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan untuk menyenangkan
hati pemesannya dengan cara memanipulasi data. Dalam rumusan masalah, peneliti mengajukan
pertanyaan dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Sehubungan dengan pertanyaan ilmiah, peneliti membuat kesimpulan yang ditarik berdasarkan
data yang telah dikumpulkan yang merupakan benar-benar jawaban yang dicari walaupun tidak
selalu menyangkan hati.
Kesimpulan adalah puncak dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian kesimpulan ini,
peneliti menyatakan apa temuan-temuan penelitian yang benar-benar berarti dalam arti
konseptual. Pernyataan kesimpulan yang ditunjukkan oleh hasil penelitian hendaknya dibatasi
hanya pada kesimpulan yang didukung langsung oleh hasil penelitian. Perlu sekali dibedakan
antara hasil penelitian dengan kesimpulan. Hasil penelitian adalah pengamatan langsung,
sedangkan kesimpulan adalah suatu pengertian yang didasarkan pada hasil-hasil tersebut.
Pembahasan singkat tentang pendapat peneliti mengenai implikasi hasil penelitian itu serta
saran-saran kemungkinan penereahan hasil tersebut boleh dimasukkan dalam bagian ini. Boleh
juga mengemukakan persoalan-persoalan baru yang muncul dari penyelidikan tersebut untuk
dijadikan penelitian selanjutnya.
Isi Kesimpulan
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan,
dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan
D. Menyajikan Laporan
Laporan penelitian sebagai karya tulis ilmiah perlu dipertanggung jawabkan sebagai
suatu kebenaran berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam penelitian.
Menyajikan laporan melalui diskusi memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. mempertinggi peran perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan maupun yang
membahas hasil laporan, sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing;
2. mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; dan
3. memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Penerapan diskusi laporan penelitian di dalam kelas yaitu untuk menggali daya
kepemimpinan mahasiswa sehingga muncul potensi-potensi secara perorangan ataupun
kelompok yang dimiliki mahasiswa. Dosen sebagai pembimbing dan pengarah diskusi senantiasa
meluruskan arah jalannya diskusi, baik pertanyaan yang diajukan maupun jawaban dari
pertanyaan tersebut.
a. Seminar
b. Panel
Panel merupakan bentuk diskusi yang terdiri atas beberapa orang. Perbedaan panel
dengan diskusi terletak pada cara mereka berdikusi. Panel biasanya diselenggarakan dalam acara
diskusi di televisi sehingga pemirsa tidak turut ambil bagian dalam diskusi. Pokok persoalan
yang didiskusikan dalam panel dipilih sesuai dengan tema yang diajukan oleh moderator atau
terlebih dahulu diberitahukan sebelum panel dilaksanakan. Panel ditujukan pada khalayak yang
mendengar atau mengikuti diskusi agar muncul rangsangan berpikir sesuai dengan sudut
pandang masing-masing.
c. Simposium
Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari berbagai pihak yang
mengikuti simposium, seperti ahli atau peserta. Mereka dapat bertanya tentang isi masalah yang
dijadikan tema simposium atau menyanggah materi (pokok persoalan) yang dijadikan materi
simposium. Pendengar atau peserta simposium diberi kesempatan berbicara tentang
pandangannya mengenai materi simposium dan menggantikan beberapa pertanyaan atau
sanggahan setelah penyajian dan penyanggah utama selesai berbicara.
https://saripedia.wordpress.com/2010/10/22/metode-penulisan-karya-ilmiah-3/
http://iicharahman23.blogspot.com/2012/09/pengertian-jenis-dan-fungsi-bahan.html
https://plediepedhed.wordpress.com/2013/01/06/pengertian-jenis-dan-fungsi-bahan-rujukan/
http://brero82.blogspot.com/2012/09/sistematika-penulisan-laporan-penelitian.html
http://handikap60.blogspot.com/2013/03/sistematika-penulisan-laporan-penelitian.html
http://pendidikan-keilmuan.blogspot.com/2010/
http://www.menulisproposalpenelitian.com/
Waluya, B. 2009. Sosiologi 3 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. p. 146.