Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bagian penting dalam sebuah proses penelitian adalah studi
literatur (membaca dari berbagai sumber) sesuai dengan topik yang diteliti untuk
menghasilkan ide/analisis baru yang dipresentasikan dalam sebuah hasil
penelitian. Setiap sumber ide penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah
harus ditulis dalam sebuah kutipan untuk menghindari tindakan plagiat. Model
kutipan daftar pustaka (reference-list style citation) secara umum digunakan pada
penulisan kutipan di dalam sebuah karya ilmiah. Dalam model kutipan ini, sumber
sebuah penulisan kutipan dituliskan dalam tanda kurung (parenthetical citation)
dipadukan dengan kalimat penulis dan rincian sumber kutipan tersebut akan
diletakkan pada daftar pustaka.

Referensi dalam sebuah karya ilmiah dapat berasal dari artikel, buku, berita,
dan lainnya. Salah satu fungsi referensi yakni sebagai acuan dari penjelasan
ilmiah. Seringkali seseorang menghadapi fakta sosial yang perlu dijelaskan.
Referensi membutuhkan penjelasan dari sumber-sumber lain yang pernah ada
baik berupa teori, pendapat, pernyataan bahkan hipotesa yang pernah diuji.
Gunanya adalah supaya suatu penjelasan menjadi lebih jelas berdasarkan temuan
ilmiah. Banyaknya sumber yang dapat dijadikan sebagai referensi membuat gaya
pengutipan pun berbeda-beda. Sehingga sebelum membuat karya ilmiah,
seseorang harus memperlajari cara-cara dalam mengutip sebuah kutipan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini
ialah:
1. Apa saja yang termasuk kedalam klasifikasi referensi?
2. Bagaimanakah kemutakhiran suatu referensi?
3. Bagaimanakah contoh penulisan kutipan pada pendahuluan?
4. Bagaimanakah contoh penulisan kutipan pada metode?

1
5. Bagaimanakah contoh penulisan kutipan pada pembahasan?

1.3 Tujuan Penuliusan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam klasifikasi referensi.
2. Untuk mengetahui kemutakhiran suatu referensi.
3. Untuk mengetahui contoh penulisan kutipan pada pendahuluan.
4. Untuk mengetahui contoh penulisan kutipan pada metode.
5. Untuk mengetahui contoh penulisan kutipan pada pembahasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Referensi

Istilah referensi berasal dari bahasa Inggris to refer yang artinya menunjuk.
Sedangkan referensi menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah sumber,
acuan, rujukan atau petunjuk. Di dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti
menunjuk kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh pemakai perpustakaan (Kalsum, 2016:132)
Referensi adalah hal yang paling penting bagi calon penulis dalam
mengembangkan tulisannya. Tulisan yang baik dapat dinilai dari referensi yang
digunakan. Pencarian dan pengumpulan referensi membutuhkan waktu yang
cukup lama dan tenaga yang cukup besar dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk menulis sumber tulisan agar tidak disebut plagiat, dalam menulis suatu
karya ilmiah tentunya membutuhkan sebuah referensi untuk memperkuat karya
penulisan. Sementara pengertian referensi dalam KBBI online adalah i) sumber
acuan (rujukan, petunjuk): kamus dapat dipakai sebagai bahan; ii) buku-buku
yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca: buku wajib dan
buku, tersedia lengkap di perpustakaan; iii) buku perpustakaan yang tidak boleh
dibawa ke luar, harus dibaca di tempat yang telah disediakan.
Lebih lanjut, referensi yaitu semua bahan acuan yang dipergunakan oleh
penulis karya tulis ilmiah untuk memperkokoh dukungan tentang argumentasi
yang dipaparkan di dalam tulisannya baik berupa karya tulis mahasiswa, dosen
maupun karya tulis profesi lainnya seperti pejabat fungsional pustakawan
(Djunaidi, 2017:4).
Referensi merupakan sebuah rujukan yang dipakai sebagai bahan informasi
sewaktu menyusun laporan, baik yang sudah diterbitkan maupun tidak. Hal-hal
yang perlu dicantumkan dalam referensi adalah pengarang, tahun terbit, judul
karangan, tempat terbit, dan penerbit, yang penting penulis harus mengikuti
selingkung (gaya yang berlaku) dalam lingkungan yang bersangkutan. Nama
penulis dieja sesuai dengan nama yang tertulis dalam buku rujukan atau artikel
aslinya. Jika ada perubahan cara penulisan nama, cara yang terbaru yang dipakai.

3
Gelar kesarjanaan tidak perlu dicantumkan dalam penulisan nama di daftar
pustaka. Akan tetapi, dalam ucapan terima kasih perlu dicantumkan (Azwardi,
2015)

2.2 Klasifikasi Referensi

Barnawi dan Arifin (2017) memaparkan bahwa klasifikasi referensi


berdasarkan dasar penulisannya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan
kasus, laporan penelitian, dan studi kepustakaan. Nasution (2017) menambahkan
referensi dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu referensi kependidikan dan
referensi penelitian. Referensi kependidikan seperti laporan laboratorium dan
laporan studi. Sedangkan referensi penelitian seperti tugas akhir, skripsi, tesis, dan
disertasi.

Menurut Haryanto dkk. (2000) sumber referensi dapat diklasifikasikan


menjadi:
1. Referensi Primer
Referensi primer yaitu referensi yang pertama sekali diterbitkan. Jenis
referensi ini ditulis oleh orang yang pertama sekali mengalami, melakukan, atau
menelitinya, oleh karena itu datanya dianggap lebih akurat dan penting bagi
ilmuwan lainnya sebagai sumber rujukan. Informasi yang terkandung di dalam
sumber primer biasanya tidak dilakukan proses penyuntingan, sehingga informasi
yang disajikan murni apa adanya. Sumber referensi primer yaitu sumber referensi
yang tidak dilengkapi oleh penafsiran, evaluasi, analisis, peringkasan, atau
berbagai jenis komentar. Contoh dari referensi primer seperti jurnal dan laporan
penelitian.
a. Jurnal
Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan secara berkala oleh
suatu organisasi profesi atau institusi akademik yang memuat artikel-artikel
yang merupakan produk pemikiran ilmiah secara empiris (artikel hasil
penelitian) maupun secara logis (artikel hasil pemikiran) dalam bidang ilmu
tertentu (Suryoputro dkk., 2012).

4
Isi dari jurnal ilmiah adalah artikel ilmiah (research articles) yakni tulisan
yang berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang
disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus
dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada
mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan diperdebatkan, baik secara lisan
maupun secara tertulis (Adnan dkk., 2005).
b. Laporan Penelitian
Laporan penelitian berisi penjelasan tentang proses dan hasil-hasil yang
diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Proses dan hasil pemecahan masalah
yang terdapat dalam laporan penelitian mengandung hal-hal yang menyeluruh
dan lengkap (Rofi’udin dkk., 2017). Laporan penelitian terdiri dari:
1) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara
sistematis berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa S1 di
bawah pengawasan pembimbingnya (Barnawi & Arifin, 2017).
2) Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara sistematis
dan mandiri berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa S2
(Barnawi & Arifin, 2017).
3) Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang lebih mendalam
yang dibuat secara sistematis dan mandiri berdasarkan metode ilmiah dalam
memberikan rangka sumbangan baru atau penemuan baru bagi
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, yang dilakukan oleh
calon doktor di bawah pengawasan promotornya (Barnawi & Arifin, 2017).

2. Referensi Sekunder
Referensi sekunder biasanya berupa petunjuk untuk sumber informasi
primer, dan merupakan rangkuman atau tafsiran dari literatur primer dan ditulis
bukan oleh penelitinya. Referensi ini dianggap kurang akurat karena adanya
kemungkinan salah atau beda penafsiran antara peneliti dengan perangkumnya.
Contoh referensi sekunder seperti katalog perpustakaan, daftar buku, katalog

5
penerbitan, majalah sari dan indeks, tinjauan artikel, buku referensi, buku ajar,
dan monograf (Haryanto dkk., 2000).
a. Buku referensi
Referensi buku biasanya ditentukan jumlah minimalnya agar sebuah teori
atau argumen dalam karya ilmiah memenuhi standar ilmiah. Selain itu, buku
yang digunakan sebagai sumber rujukan juga disarankan menggunakan buku
terbitan terbaru agar teori yang dikutip merupakan teori yang terupdate atau
penyesuaian dan perbaikan dari teori sebelumnya (Barnawi & Arifin, 2017).
b. Buku ajar
Buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar
mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi
informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara
sistematis akan mempermudah peserta didik dalam memahami materi sehingga
mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, buku ajar harus
disusun secara sistematis, menarik, aspek keterbacaan tinggi, mudah dicerna,
dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku (Mintowati, 2003).
c. Monograf
Monograf merupakan buku yang membahas satu bagian dari suatu ilmu
atau mengenai topik tertentu yang relatif spesifik. Monografi dapat merupakan
rangkuman hasil penelitian (banyak orang) dalam bidang tertentu (Wibowo
dkk., 2016).

3. Referensi Tersier
Referensi tersier merupakan kumpulan informasi yang tidak lagi dianggap
sebagai pengetahuan yang baru, dan biasanya merupakan petunjuk untuk sumber
primer dan sekunder. Contohnya seperti kamus, ensiklopedia, majalah, dan koran.
a. Kamus
Kamus merupakan sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-
kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru.
Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman
sebutan, asal usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan
bagi sesuatu perkataan.
b. Ensiklopedia

6
Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang
menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta
dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam
satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-
artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun
berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak
dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang
disertakan (Nuurmansyah, 2015).
c. Majalah
Majalah ilmiah biasanya memuat informasi tentang perkembangan baru
khususnya bidang sains teknologi, statistik, politik, ekonomi, dan sebagainya,
sehingga dapat dikatakan majalah ilmiah sebagai sumber ilmu pengetahuan
terbaru yang belum pernah dimuat dalam bentuk majalah apapun (Golung,
2015).

4. Referensi Lainnya
Dapat digolongkan ke dalam jenis referensi ini yaitu:
1) Paten, merupakan sumber referensi dengan nilai khusus, karena
memberikan jalan keluar baru yang dapat dipakai untuk keperluan dan
tujuan praktis.
2) Standar Nasional atau Internasional, yang mengandung informasi
mengenai sifat-sifat dan kualitas hasil teknologi, metode perlakuan,
metode penelitian dan pengukuran.

Seluruh karya tulis dalam referensi disusun berdasarkan urutan abjad. Jika
terdapat pengarang yang sama dikutip maka karya-karya tersebut disusun
berdasarkan urutan kronologis. Kutipan-kutipan tidak diklasifikasikan
berdasarkan tipe-tipe karya tersebut (misalkan jurnal/artikel, buku, sumber
internet, sumber audio-video, dan lainnya).

7
2.3 Kemutakhiran Referensi

Kemutakhiran sumber rujukan dalam karya tulis ilmiah (KTI) merupakan


hal penting yang dipersyaratkan dalam penilaian angka kredit jabatan fungsional.
Oleh karena itu, agar KTI mendapat nilai baik, maka sumber rujukan harus
mutakhir (Maulidyah, 2018:39).

Kemutakhiran informasi menjadi salah satu pertimbangan seseorang untuk


memanfaatkannya setelah aspek relevansi. Pada dasarnya kemutakhiran literatur
yang dirujuk dalam sebuah karya tulis ilmiah mencerminkan aktualitas informasi
dari karya tulis tersebut. Tingkat kemutakhiran sebuah referensi artikel ilmiah
dapat diketahui dari usia dan jenis literatur yang dirujuk. Misalnya literatur berupa
jurnal, relatif lebih baru daripada prosiding dan buku (textbook) karena jurnal
terbit secara periodik sepanjang tahun. Prosiding umumnya terbit secara temporal,
bergantung pada kegiatan yang mendukung diterbitkannya prosiding tersebut,
seperti seminar, lokakarya, workshop, konferensi, dan pertemuan ilmiah lainnya.
Buku juga terbit secara temporal dengan proses penerbitan yang relatif lama,
bergantung pada jumlah atau ketebalan halamannya (Hermanto, 2004).
Kualitas sebuah karya ilmiah atau penelitian tidak terkait langsung dengan
artikel yang dirujuk, namun literatur terbaru yang digunakan sebagai rujukan
diharapkan akan membuka cakrawala baru dalam pembahasan hasil penelitian.
dengan demikian penggunaan literatur yang sudah tidak mutakhir (out of date)
sebagai rujukan dapat diterima, sepanjang data atau informasi yang dimiliki
relevan dengan topik artikel, atau belum ada literatur baru yang lebih baik atau
lebih lengkap dari literatur tersebut.
Beberapa anggota redaksi dari berbagai jurnal penelitian menyarankan
perlunya merujuk literatur yang baru dalam artikel ilmiah. Batasan yang mereka
berikan untuk literatur baru umumnya adalah yang berusia 0-5 tahun. Selain itu
sebaiknya terbitan yang akan dijadikan acuan sebaiknya berusia tidak lebih dari
10 tahun (Rifai, 1997).
Dalam akreditasi berkala ilmiah di perguruan tinggi, kemutakhiran
menjadi salah satu aspek substansi dalam pelaksanaan penilaian tersebut. Tolak
ukur untuk menentukan kemutakhiran sebuah berkala ilmiah perguruan tinggi,

8
proporsi penerbitan literatur yang dirujuk oleh artikel-artikel yang dimuat ialah
sepuluh tahun (Kementerian Pendidikan Nasional, 2014).
Bobot suatu karya tulis ilmiah (KTI) atau artikel yang diterbitkan dalam
suatu jurnal pengkajian/penelitian ialah kemutakhiran sumber acuan yang
digunakan sebagai rujukan. Kemutakhiran sumber acuan dalam hal ini adalah
sumber primer dan kebaruan usia (tahun terbit) publikasi yang dirujuk. LIPI
(2011) maupun Dikti (2014) mensyaratkan bahwa >80% acuan berasal dari artikel
primer, dan tingkat kebaruan 10 tahun terakhir. Literatur primer meliputi majalah
ilmiah/jurnal penelitian, laporan penelitian, paten, skripsi, tesis dan disertasi.
Sisanya <20% untuk literatur sekunder buku, prosiding, undang-undang,
peraturan dan lain-lain). Soehardjan (2000) mengatakan bahwa kemutakhiran
suatu artikel primer yang dirujuk umumnya dapat pula mencerminkan upaya
penulis meperdalam analisisnya. Oleh karena itu, daftar pustaka merupakan
bagian dari artikel ilmiah.
Menurut Arifin dan Kusrianto (2008) kemutakhiran suatu karya dapat
dilihat dari 3 hal yakni:
1) Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
2) Adannya keterbaruan.
3) Berisi rujukan yang relevan dan valid.

Suaedi (2015) menjelaskan untuk mendapatkan referensi yang terbaru dan


terpercaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
data, informasi, dan bahan tulisan. Perpustakaan pada umumnya menyediakan
berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media,
seperti media cetak dan media audiovisual. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Mencari buku-buku terbaru terbitan 5 tahun terakhir
Pencarian buku dapat dilakukan dengan cara online catalog, biasanya
menggunakan terminal komputer. Pencarian dilakukan dengan judul buku dan
nama penulis yang jelas atau mencari file yang berkaitan dengan topik yang
sedang ditulis.
b) Memeriksa bahan-bahan pustaka yang telah diperoleh

9
Setelah bahan referensi terkumpul, bahan-bahan tersebut diperiksa apakah
sudah sesuai atau tidak dengan topik yang ditulis.
c) Membuat catatan dari bahan-bahan pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan
adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah dibuat.
d) Membuat ringkasan
Selain membuat catatan, dapat juga dilakukan dengan membuat ringkasan
dari sumber bacaan yang didapatkan dalam menunjang keberhasilan penulisan.
1) Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi untuk tulisan
2) Menggunakan referensi dari internet
Menggunakan acuan dari internet yang terpercaya dapat dilakukan dengan
mengakses tulisan yang berupa artikel atau jurnal yang telah diterbitkan 5 tahun
terakhir dan tidak boleh mengambil acuan yang berupa blogspot atau wikipedia.
Arthana (2014) menjelaskan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan referensi ilmiah yang terbaru adalah dengan mengakses situs-
situs yang memuat tulisan ilmiah dan bersertifikasi. Informasi perkembangan ilmu
pengetahuan terbaru terjadi sangat pesat pada media online. Selain itu, situs online
juga digunakan oleh peneliti untuk menyebarkan informasi hasil penelitian
mereka.

2.4 Contoh Penulisan Kutipan pada Pendahuluan

Bagian pendahuluan sebuah artikel jurnal harus bersifat argumentasi dan


persuasif khususnya untuk mendukung pentingnya tulisan ilmiah tersebut. Dalam
bagian ini, penulis berusaha meyakinkan dan menarik minat para pembaca agar
menerima bahwa kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan dilaporkan dalam
artikel jurnal tersebut penting, menarik, dan bermanfaat (Arsyad dkk., 2016).
Lebih lanjut Arsyad dkk. Menjelaskan bahwa bagian pendahuluan artikel jurnal
sebagaimana dalam teks akademik lainnya harus benar-benar informatif,
argumentatif, dan persuasif dan ini mengharuskan penulis menggunakan literatur
yang terkait dengan topik tulisan. Untuk mendukung argumentasi dan persuasi
tersebut, penulis harus menggunakan pengutipan referensi terkait.

10
Fungsi utama pengutipan dalam bagian pendahuluan artikel ilmiah adalah
untuk mendukung pentingnya topik penelitian, untuk menjastifikasi masalah
penelitian, dan untuk mendukung atau setuju dengan informasi yang terdapat
dalam referensi yang dikutip (Arsyad dkk., 2016). Berikut contoh penulisan
kutipan pada bagian pendahuluan:

1. Pengutipan pada pendahuluan (Isa dkk, 2017)


Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseoran. Perubahan paradigma pembelajaran sekarang ini
berorientasi pada pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher
centered) beralih pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih
didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula
lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi konstektual. Semua perubahan
tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi
proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2011: 8).

2. Pengutipan pada pendahuluan (Baharuddin dkk, 2017)


Proses inkuiri merupakan kegiatan menjawab permasalahan dengan cara
membuat prediksi dan mengujinya dengan data sehingga siswa mendapatkan
pengalaman memecahkan masalah dan melakukan penyelidikan. Proses
pengumpulan data dan analisis hipotesis yang rumit memerlukan bimbingan
guru untuk membantu siswa melalui proses inkuiri terbimbing (Banchi, 2008).

2.5 Contoh Penulisan Kutipan pada Metode

Pada metode, penulisan kutipan dimaksudkan untuk memperkuat metode


yang digunakan adalah pengembangan dari metode siapa, dan teknik pengolahan
data yang dilakukan merujuk pada teori pakar yang mana.

Contoh pengutipan pada metode:


1. Pengutipan pada metode (Isa dkk, 2017)
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan
control grup pretest posttest design. Dengan menggunakan desain ini subjek
penelitian dibagi kepada dua kelompok, satu kelompok sebagai kelas

11
eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelas kontrol. Kelompok
eksperimen adalah kelompok yang mendapatkkan pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe TAI, sedangkan kelompok kontrol yamg mendaptkan
pembelajaran menggunakan model konvensional. Desain ini memungkinkan
untuk dilakukan, karena tidak di,ungkinkannya melakukan seleksi subjek
secara acak, dimana subjek secara alami telah berbentuk dalam suatu kelompok
utuh, yaitu dalam satu kelas dan akan adanya pertimbangan keterbatasan
jumlah sampel (Fraenkel dan Wallen, 2007).

2. Pengutipan pada metode (Baharuddin dkk, 2017)


Hasil penilaian tiga orang validator selanjutnya dianalisis menggunakan
analisis statistik precentage of agreement sebagai berikut:
A
precentage of agreement = A+D 𝑥 100%

Keterangan:
A = Frekuensi kecocokan antar penilai (Agreement)
D = Frekuensi ketidakcocokan antar penilai (Disagreement)
Instrumen dikatakan cocok apabila memiliki precentage of agreement >
75% (Borich, 1994)

2.6 Contoh Penulisan Kutipan pada Pembahasan

Pada pembahasan, pengutipan digunakan untuk memperkuat hasil penelitian


dengan teori sebenarnya. Contoh pengutipan pada pembahasan:

1. Pengutipan pada pembahasan (Isa dkk, 2017)


Keterampilan berfikir kritis sangat penting bagi siswa untuk
perkembangan mental dan perubahan pola pikir siswa sehingga diharapkan
proses pembelajaran dapat berhasil. Secara teoritis temuan ini didukung oleh
puspita (2008) yang menghasilkan penelitian dengan peningkatan berfikir
kritis untuk kelas eksperimen 19,2 dan kelas kontrol 4,3. Hasil uji Z satu
pihak terhadap N-gain membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI
efisien meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa.

12
2. Pengutipan pada metode (Baharuddin dkk, 2017)
Menurut Educational Technology Division (2006), pembelajaran dengan
tugas proyek akan membantu peserta didik untuk dapat berfikir abstrak, tugas
berfikir (intelektual) untuk mengeksplorasi permasalahan kompleks. Hal
tersebut akan mendorong pemahaman, yaitu pengetahuan sejati. Siswa akan
mengeksplorasi, membuat keputusan, menafsirkan, dan mensintesis informasi
secara bermakna. Melalui penerapan tugas proyek, siswa akan dibawa
langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penanaman konsep
pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya bisa menghayalkan materi dan pada
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar (Uno & Mohamad, 2012).

Mengutip karya ilmiah orang berarti mengakui dan menghargai hasil karya
ilmiahnya. Pengutipan hasil karya ilmiah orang lain bertujuan meyakinkan
pembaca bahwa apa yang ditulis sudah teliti dan dapat dipertanggungjawabkan
serta menunjukkan sumber yang digunakan dalam karya tulis ilmiah (Chang,
2014). Lebih lanjut Leo (2010) menjelaskan bahwa dengan mencantumkan
sumber, penulis akan terhindar dari plagiarisme. Penghargaan atau pengakuan dan
pencantuman dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara mana pun dapat
digunakan yang terpenting digunakan secara konsisten dalam karya ilmiah
tersebut.
Pengutipan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Disebut pengutipan langsung, jika penulis menyalin secara utuh
pendirian, pendapat atau data dari sumber rujukan dalam teks tulisannya.
Sebaliknya, disebut pengutipan tidak langsung, jika pendirian, pendapat, atau data
dari sumber rujukan disarikan oleh si penulis dan dinyatakan dengan bahasanya
sendiri (Azwardi, 2015:178).
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang digunakan apabila penulis meminjam
gagasan penulis lain seutuhnya tanpa membuat perubahan, baik pada tanda baca
maupun pada kata-katanya (Leo, 2010; Barnawi & Arifin, 2017).
Kutipan langsung yang kurang dari lima baris diketik menyatu dengan bagian
kalimat penulis dan ditempatkan di antara tanda petik dua (“...”). sebaliknya,

13
kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih diketik satu spasi terpisah dari
bagian tulisan penulis dan tanpa menggunakan tanda petik dua. Berikut contoh
kedua bentuk kutipan langsung:

Contoh 1: Kutipan langsung kurang dari lima baris

Definisi penelitian bahasa diberikan secara berbeda oleh para ahli. Mahsun
(2005:2) “mendefinisikan penelitian bahasa sebagai suatu penelitian yang
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran berupa bunyi
tutur (bhasa)”.

Contoh 1: Kutipan langsung yang mencapai atau melebihi lima baris,

Dewasa ini harus diakui bahwa kualitas penggunaan bahasa daerah semakin
menurun. Berkaitan dengan hal itu, Gossweiler (2001), yang mengambil
contoh khusus berupa bahasa jawa, hal tersebut disebabkan oleh hal-hal
berikut: (a) orag tua mempunyai anggapan bahwa pendidikan dwibahasa
dapat menghalangi proses pendidikan anak, (b) tidak ada lembaga bahasa
daerah yang aktif menanggulangi masalah menurunnya bahasa daerah, (c)
program penelitian buku dan kursus-kursus bahasa daerah.

Leo (2010) menyatakan bahwa kutipan langsung terdiri dari kutipan


langsung pendek dan panjang.
a) Kutipan langsung pendek, yaitu kutipan yang panjangnya tidak lebih dari
empat baris. Tata cara penulisan kutipan langsung pendek adalah (Nasucha
dkk., 2009):
i) Diintegrasikan (disatukan) dengan teks penulis;
ii) Jarak antarbaris spasi ganda (dua spasi);
iii) Pada akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, kemudian
diakhiri dengan tanda kurung tutup.

Contoh kutipan langsung pendek:

1. Komaruddin Hidayat menyatakan: “Sekarang ini wacana teologi di Barat


bukan lagi berfokus pada hubungan Yahudi dan Kristen”, dan ia

14
menambahkan bahwa fokusnya telah meluas ke apa yang disebut Agama
Ibrahim, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam yang berarti Islam tidak lagi
dianggap sebagai agama palsu dan sempalan dari tradisi Semitik
(Hidayat: 1999, 39).

2. Menurut Eni Setiani (2007: 52), “kunci sukses untuk menjadi seorang
penulis fiksi atau nonfiksi adalah adanya niat, ketekunan, dan semangat
yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkan.”

Tanjung dan Ardial (2010) menambahkan bahwa kutipan yang berisi


kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“. . .”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama pengarang, tahun dan nomor halaman.
Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan
tahun dan nomor halaman di dalam kurung.

1. Contoh nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu:


Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar.”

2. Contoh nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan


nomor halaman:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990: 123).

3. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘. . .’).
Contohnya seperti berikut:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan
semakin ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).

15
b) Kutipan langsung panjang, yaitu kutipan yang panjangnya lebih dari empat
baris. Tata cara penulisan kutipan langsung panjang ini adalah (Nasucha dkk.,
2009):
i) Kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi;
ii) Jarak antarbaris satu spasi;
iii) Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip;
iv) Akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri
dengan tanda kurung tutup;
v) Seluruh kutipan menjorok ke dalam sekitar 5-7 huruf/karakter. Bila yang
dikutip merupakan alinea baru, baris pertama ditulis sekitar 5-7
huruf/karakter.
Contoh kutipan langsung panjang:

Dalam mengutip dokumen yang bersumber dari media elektronik, Greenshields &
Young 2004 menyatakan:
“The primary principle in citing electronic documents is the same as for
citing print resources: you need to give sufficient information to be able
to locate the document. Much of the information required will be the
same as for printed sources. However, electronic sources require the
introduction of additional citation elements, such as medium, name of
data base, supplier, electronic address and access date. The information
required will depend on the resources being cited.”

Lebih lanjut ditegaskan pengertian mengenai portofolio:


“Portofolio adalah kumpulan hasil kerja seorang siswa. Hasil kerja itu
sering disebut artefak. Artefak-artefak itu dihasilkan dari pengalaman
belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode waktu tertentu.
................ Dengan demikian, portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil
pekerjaan seorang siswa yang menggambarkan (merefleksikan) taraf
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa
tersebut.”
(Belen, 2004)

Menurut Tanjung dan Ardial (2010) kutipan yang berisi 40 kata atau lebih
ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm
dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor

16
halaman juga harus ditulis. Contohnya sebagai berikut: Suyanto (1998: 202)
menarik kesimpulan sebagai berikut.

Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan


dalam PBM untuk memecahkan persoalan riil dalam kehidupan.
Kemampuan transfer telah dimiliki oleh mahasiswa jika mahasiswa itu
mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, informasi, dan sebagainya
sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi,
dan sejenisnya) ke latar yang riil, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat.
Jika kemampuan ini dapat dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan
memiliki wawasan pencipta kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.

Kutipan langsung sebaiknya jangan terlalu sering digunakan lebih-lebih


lagi jika kutipan itu panjang-panjang. Keseringan menggunakan kutipan langsung
membuat pembaca jemu, bahkan pembaca beranggapan bahwa penulis yang
demikian kurang memiliki kemahiran berbahasa.

2. Kutipan tidak langsung


Kutipan tidak langsung merupakan upaya merujuk pendapat orang lain dengan
menggunakan bahasa penulis sendiri. Contoh kutipan tidak langsung adalah
sebagai berikut:

Arifin (1987a:1) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah


bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengannorma kemasyarakatan yang
berlaku.

Di Australia, guru-guru sekolah dasar dan menengah (primary) dan secondary


school) yang menggunakan komputer meningkat berlipat ganda (Hannafian
dan Savange, 1993:26).

Tata cara penulisan kutipan tidak langsung adalah (Nasucha dkk., 2009):
a) Gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan jelas.
b) Jarak antar baris dua spasi.
c) Tanpa penggunaan tanda kutip.

17
d) Diakhiri dengan tanda kurung buka, nama singkat, tahun terbit, dan nomor
halaman, diakhiri dengan tanda kurung tutup.

18
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uraian materi diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Referensi merupakan sebuah rujukan yang dipakai sebagai bahan
informasi sewaktu menyusun laporan, baik yang sudah diterbitkan maupun
tidak. Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam referensi adalah pengarang,
tahun terbit, judul karangan, tempat terbit, dan penerbit, yang penting
penulis harus mengikuti selingkung (gaya yang berlaku) dalam lingkungan
yang bersangkutan. Nama penulis dieja sesuai dengan nama yang tertulis
dalam buku rujukan atau artikel aslinya. Jika ada perubahan cara penulisan
nama, cara yang terbaru yang dipakai. Gelar kesarjanaan tidak perlu
dicantumkan dalam penulisan nama di daftar pustaka. Akan tetapi, dalam
ucapan terima kasih perlu dicantumkan (Azwardi, 2015)

2. Menurut Haryanto dkk. (2000) sumber referensi dapat diklasifikasikan


menjadi: referensi primer, referensi sekunder, dan referensi tersier. yang
tergolong ke dalam referensi primer yaitu jurnal, laporan penelitian
(skripsi, tesis, disertasi), yang tergolong kedalam referensi sekunder
berupa buku referensi, buku ajar dan monograf, dan yang termasuk
kedalam referensi tersier adalah kamus, ensiklopedia, dan majalah.

3. Dalam akreditasi berkala ilmiah di perguruan tinggi, kemutakhiran


menjadi salah satu aspek substansi dalam pelaksanaan penilaian tersebut.
Tolak ukur untuk menentukan kemutakhiran sebuah berkala ilmiah
perguruan tinggi, proporsi penerbitan literatur yang dirujuk oleh artikel-
artikel yang dimuat ialah sepuluh tahun (Kementerian Pendidikan
Nasional, 2014).

4. Menurut Arifin dan Kusrianto (2008) kemutakhiran suatu karya dapat


dilihat dari 3 hal yakni:
a. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

19
b. Adannya keterbaruan.
c. Berisi rujukan yang relevan dan valid.

5. Bagian pendahuluan artikel jurnal sebagaimana dalam teks akademik


lainnya harus benar-benar informatif, argumentatif, dan persuasif dan ini
mengharuskan penulis menggunakan literatur yang terkait dengan topik
tulisan. Untuk mendukung argumentasi dan persuasi tersebut, penulis
harus menggunakan pengutipan referensi terkait.

6. Suaedi (2015) menjelaskan untuk mendapatkan referensi yang terbaru dan


terpercaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber data, informasi, dan bahan tulisan. Perpustakaan pada umumnya
menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam
berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mencari buku-buku terbaru terbitan 5 tahun terakhir
b. Memeriksa bahan-bahan pustaka yang telah diperoleh
c. Membuat catatan dari bahan-bahan pustaka
d. Membuat ringkasan
7. Pengutipan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
secara tidak langsun. Disebut pengutipan langsung, jika penulis menyalin
secara utuh pendirian, pendapat atau data dari sumber rujukan dalam teks
tulisannya. Sebaliknya, disebut pengutipan tidak langsung, jika pendirian,
pendapat, atau data dari sumber rujukan disarikan oleh si penulis dan
dinyatakan dengan bahasanya sendiri (Azwardi, 2015:178). Leo (2010)
menyatakan bahwa kutipan langsung terdiri dari kutipan langsung pendek
dan panjang.

20
Daftar Pustaka

Adnan, Zifirdaus, dan Zifirdaus, I. 2005. Merebut Hati Audiens Internasional:


Strategi Ampuh Meraih Publikasi di Jurnal Ilmiah. Jakarta: Gramedia.
Arifin, S. dan Kusrianto, A. 2008. Sukses menulis buku ajar dan referensi.
Surabaya: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arsyad, S., Arono, Syahputra, J., Susilawati, Susanti, R., & Musarofah. (2016).
Tipe dan Fungsi Pengutipan Di Bagian Pendahuluan Artikel Jurnal
Berbahasa Indonesia. Linguistik Indonesia, 34(2): 163-178.
Arthana, I. K. R. 2014. Tata Cara Penelusuran Informasi Ilmiah di Internet.
Disampaikan dalam Pelatihan Literasi Informasi Untuk Meningkatkan
Keterampilan Mahasiswa Baru UNDIKSHA dalam Pencarian Informasi
Ilmiah di Era Digital, UPT Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha.
Azwardi. 2015. Menulis Ilmiah. Banda Aceh: Bina Karya Akademiks.
Baharuddin., Indana, S., dan Koestiari, T. 2017. Perangkat Pembelajaran IPA
Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Tugas Proyek Materi Sistem Ekskresi
untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa SMP. Jurnal IPA dan
Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 81-97.
Barnawi dan Arifin, M. 2017. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Chang, W. 2014. Metodologi Penulisan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2014. Pedoman Akreditasi Terbitan
Berkala. Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan.
Djunaidi. 2017. Sumber Rujukan Sebagai Referensi yang Mendukung Karya Tulis
Ilmiah Bagi Pustakawan. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat
Membaca, 33 (2): 001-011.
Golung, A. M. 2015. Studi Tentang Pemanfaatan Majalah Ilmiah di UPT
Perpustakaan Unsrat Oleh Mahasiswa Unsrat Manado. Journal Acta
Diurna, IV(1): 1-7.
Haryanto, A. G., Ruslijanto, H., dan Mulyono, D. 2000. Metode Penulisan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Herlina, E. 1995. Analisis sitiran publikasi hasil penelitian pertanian. Jurnal
Perpustakaan Pertanian, Volume IV: 33-38.

21
Hermanto. 2004. Kajian Kemutakhiran Referensi Artikel Ilmiah pada Beberapa
Jurnal Ilmiah Penelitian Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian,13(1):
1-6.
Irianti, P. 2016. Studi Bibliometri Media Komunikasi Ilmiah Berkala Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi. Iptek, 18 (1): 69 – 80.
Isa, M., Khaldun, I., dan Halim, A. 2017. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Tai untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir
Kritis Siswa pada Materi Hidrokarbon. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
(JIPI), 1(2): 213-223.

Kalsum, U. 2016. Referensi Sebagai Layanan, Referensi Sebagai Tempat: Sebuah


Tinjauan Terhadap Layanan Referensi Di Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Jurnal Iqra’, 10(1): 132-146.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2014. Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala
Ilmiah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Kistan. 2018. Teknik Manajemen Referensi dan layout Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Deepublish.
Leo, S. 2010. Kiat Jitu Menulis & Menerbitkan Buku. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu
Pengetahuan IndonesiaNomor 3 Tahun 2014 tetang Pedoman Akreditasi
Terbitan Berkala.
Maulidyah, S.I dan Sutardji. 2018. Studi Kemutakhiran Sumber Rujukan Dua
Jurnal Perpustakaan dari Institusi yang Berbeda. Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.
Mintowati. 2003. Panduan Penulisan Buku Ajar. Jakarta: Depdikbud.
Nuurmansyah, H. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Ensiklopedia Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Materi Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam Untuk
Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V di Madrasah
Ibtidaiyah Anbaul Ulum Pakis Kabupaten Malang. Skripsi. Malang,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nasucha, Y., Rohmadi, M., dan Wahyudi, A. B. 2009. Bahasa Indonesia Untuk
Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Media Perkasa.
Rifai, M.A. 1997. Pegangan Gaya Penelitian, Penyuntingan, dan Penerbitan
Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

22
Rofi’udin, A., Saukah, A., Bashtomi, Y., Basuki, I. A., dan Effendy. 2017.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi,
Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Malang.
Suaedi. (2015). Penulisan Ilmiah. Bogor: Penerbit IPB Press.
Suryoputro, G., Riadi, S., dan Sya’ban, A. 2012. Menulis Artikel Untuk Jurnal
Ilmiah. Jakarta: Uhamka Press.
Tanjung, B. N., dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan:
Prenada Media Group.
Wibowo, R., Zulfikar, Paramu, H., Rato, D., dan Addy, H. S. 2016. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Kalimantan: Universitas Jember.

23

Anda mungkin juga menyukai