PENDAHULUAN
Salah satu bagian penting dalam sebuah proses penelitian adalah studi
literatur (membaca dari berbagai sumber) sesuai dengan topik yang diteliti untuk
menghasilkan ide/analisis baru yang dipresentasikan dalam sebuah hasil
penelitian. Setiap sumber ide penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah
harus ditulis dalam sebuah kutipan untuk menghindari tindakan plagiat. Model
kutipan daftar pustaka (reference-list style citation) secara umum digunakan pada
penulisan kutipan di dalam sebuah karya ilmiah. Dalam model kutipan ini, sumber
sebuah penulisan kutipan dituliskan dalam tanda kurung (parenthetical citation)
dipadukan dengan kalimat penulis dan rincian sumber kutipan tersebut akan
diletakkan pada daftar pustaka.
Referensi dalam sebuah karya ilmiah dapat berasal dari artikel, buku, berita,
dan lainnya. Salah satu fungsi referensi yakni sebagai acuan dari penjelasan
ilmiah. Seringkali seseorang menghadapi fakta sosial yang perlu dijelaskan.
Referensi membutuhkan penjelasan dari sumber-sumber lain yang pernah ada
baik berupa teori, pendapat, pernyataan bahkan hipotesa yang pernah diuji.
Gunanya adalah supaya suatu penjelasan menjadi lebih jelas berdasarkan temuan
ilmiah. Banyaknya sumber yang dapat dijadikan sebagai referensi membuat gaya
pengutipan pun berbeda-beda. Sehingga sebelum membuat karya ilmiah,
seseorang harus memperlajari cara-cara dalam mengutip sebuah kutipan.
1
5. Bagaimanakah contoh penulisan kutipan pada pembahasan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah referensi berasal dari bahasa Inggris to refer yang artinya menunjuk.
Sedangkan referensi menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah sumber,
acuan, rujukan atau petunjuk. Di dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti
menunjuk kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh pemakai perpustakaan (Kalsum, 2016:132)
Referensi adalah hal yang paling penting bagi calon penulis dalam
mengembangkan tulisannya. Tulisan yang baik dapat dinilai dari referensi yang
digunakan. Pencarian dan pengumpulan referensi membutuhkan waktu yang
cukup lama dan tenaga yang cukup besar dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk menulis sumber tulisan agar tidak disebut plagiat, dalam menulis suatu
karya ilmiah tentunya membutuhkan sebuah referensi untuk memperkuat karya
penulisan. Sementara pengertian referensi dalam KBBI online adalah i) sumber
acuan (rujukan, petunjuk): kamus dapat dipakai sebagai bahan; ii) buku-buku
yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca: buku wajib dan
buku, tersedia lengkap di perpustakaan; iii) buku perpustakaan yang tidak boleh
dibawa ke luar, harus dibaca di tempat yang telah disediakan.
Lebih lanjut, referensi yaitu semua bahan acuan yang dipergunakan oleh
penulis karya tulis ilmiah untuk memperkokoh dukungan tentang argumentasi
yang dipaparkan di dalam tulisannya baik berupa karya tulis mahasiswa, dosen
maupun karya tulis profesi lainnya seperti pejabat fungsional pustakawan
(Djunaidi, 2017:4).
Referensi merupakan sebuah rujukan yang dipakai sebagai bahan informasi
sewaktu menyusun laporan, baik yang sudah diterbitkan maupun tidak. Hal-hal
yang perlu dicantumkan dalam referensi adalah pengarang, tahun terbit, judul
karangan, tempat terbit, dan penerbit, yang penting penulis harus mengikuti
selingkung (gaya yang berlaku) dalam lingkungan yang bersangkutan. Nama
penulis dieja sesuai dengan nama yang tertulis dalam buku rujukan atau artikel
aslinya. Jika ada perubahan cara penulisan nama, cara yang terbaru yang dipakai.
3
Gelar kesarjanaan tidak perlu dicantumkan dalam penulisan nama di daftar
pustaka. Akan tetapi, dalam ucapan terima kasih perlu dicantumkan (Azwardi,
2015)
4
Isi dari jurnal ilmiah adalah artikel ilmiah (research articles) yakni tulisan
yang berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang
disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus
dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada
mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan diperdebatkan, baik secara lisan
maupun secara tertulis (Adnan dkk., 2005).
b. Laporan Penelitian
Laporan penelitian berisi penjelasan tentang proses dan hasil-hasil yang
diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Proses dan hasil pemecahan masalah
yang terdapat dalam laporan penelitian mengandung hal-hal yang menyeluruh
dan lengkap (Rofi’udin dkk., 2017). Laporan penelitian terdiri dari:
1) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara
sistematis berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa S1 di
bawah pengawasan pembimbingnya (Barnawi & Arifin, 2017).
2) Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara sistematis
dan mandiri berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa S2
(Barnawi & Arifin, 2017).
3) Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang lebih mendalam
yang dibuat secara sistematis dan mandiri berdasarkan metode ilmiah dalam
memberikan rangka sumbangan baru atau penemuan baru bagi
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, yang dilakukan oleh
calon doktor di bawah pengawasan promotornya (Barnawi & Arifin, 2017).
2. Referensi Sekunder
Referensi sekunder biasanya berupa petunjuk untuk sumber informasi
primer, dan merupakan rangkuman atau tafsiran dari literatur primer dan ditulis
bukan oleh penelitinya. Referensi ini dianggap kurang akurat karena adanya
kemungkinan salah atau beda penafsiran antara peneliti dengan perangkumnya.
Contoh referensi sekunder seperti katalog perpustakaan, daftar buku, katalog
5
penerbitan, majalah sari dan indeks, tinjauan artikel, buku referensi, buku ajar,
dan monograf (Haryanto dkk., 2000).
a. Buku referensi
Referensi buku biasanya ditentukan jumlah minimalnya agar sebuah teori
atau argumen dalam karya ilmiah memenuhi standar ilmiah. Selain itu, buku
yang digunakan sebagai sumber rujukan juga disarankan menggunakan buku
terbitan terbaru agar teori yang dikutip merupakan teori yang terupdate atau
penyesuaian dan perbaikan dari teori sebelumnya (Barnawi & Arifin, 2017).
b. Buku ajar
Buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar
mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi
informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara
sistematis akan mempermudah peserta didik dalam memahami materi sehingga
mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, buku ajar harus
disusun secara sistematis, menarik, aspek keterbacaan tinggi, mudah dicerna,
dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku (Mintowati, 2003).
c. Monograf
Monograf merupakan buku yang membahas satu bagian dari suatu ilmu
atau mengenai topik tertentu yang relatif spesifik. Monografi dapat merupakan
rangkuman hasil penelitian (banyak orang) dalam bidang tertentu (Wibowo
dkk., 2016).
3. Referensi Tersier
Referensi tersier merupakan kumpulan informasi yang tidak lagi dianggap
sebagai pengetahuan yang baru, dan biasanya merupakan petunjuk untuk sumber
primer dan sekunder. Contohnya seperti kamus, ensiklopedia, majalah, dan koran.
a. Kamus
Kamus merupakan sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-
kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru.
Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman
sebutan, asal usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan
bagi sesuatu perkataan.
b. Ensiklopedia
6
Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang
menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta
dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam
satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-
artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun
berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak
dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang
disertakan (Nuurmansyah, 2015).
c. Majalah
Majalah ilmiah biasanya memuat informasi tentang perkembangan baru
khususnya bidang sains teknologi, statistik, politik, ekonomi, dan sebagainya,
sehingga dapat dikatakan majalah ilmiah sebagai sumber ilmu pengetahuan
terbaru yang belum pernah dimuat dalam bentuk majalah apapun (Golung,
2015).
4. Referensi Lainnya
Dapat digolongkan ke dalam jenis referensi ini yaitu:
1) Paten, merupakan sumber referensi dengan nilai khusus, karena
memberikan jalan keluar baru yang dapat dipakai untuk keperluan dan
tujuan praktis.
2) Standar Nasional atau Internasional, yang mengandung informasi
mengenai sifat-sifat dan kualitas hasil teknologi, metode perlakuan,
metode penelitian dan pengukuran.
Seluruh karya tulis dalam referensi disusun berdasarkan urutan abjad. Jika
terdapat pengarang yang sama dikutip maka karya-karya tersebut disusun
berdasarkan urutan kronologis. Kutipan-kutipan tidak diklasifikasikan
berdasarkan tipe-tipe karya tersebut (misalkan jurnal/artikel, buku, sumber
internet, sumber audio-video, dan lainnya).
7
2.3 Kemutakhiran Referensi
8
proporsi penerbitan literatur yang dirujuk oleh artikel-artikel yang dimuat ialah
sepuluh tahun (Kementerian Pendidikan Nasional, 2014).
Bobot suatu karya tulis ilmiah (KTI) atau artikel yang diterbitkan dalam
suatu jurnal pengkajian/penelitian ialah kemutakhiran sumber acuan yang
digunakan sebagai rujukan. Kemutakhiran sumber acuan dalam hal ini adalah
sumber primer dan kebaruan usia (tahun terbit) publikasi yang dirujuk. LIPI
(2011) maupun Dikti (2014) mensyaratkan bahwa >80% acuan berasal dari artikel
primer, dan tingkat kebaruan 10 tahun terakhir. Literatur primer meliputi majalah
ilmiah/jurnal penelitian, laporan penelitian, paten, skripsi, tesis dan disertasi.
Sisanya <20% untuk literatur sekunder buku, prosiding, undang-undang,
peraturan dan lain-lain). Soehardjan (2000) mengatakan bahwa kemutakhiran
suatu artikel primer yang dirujuk umumnya dapat pula mencerminkan upaya
penulis meperdalam analisisnya. Oleh karena itu, daftar pustaka merupakan
bagian dari artikel ilmiah.
Menurut Arifin dan Kusrianto (2008) kemutakhiran suatu karya dapat
dilihat dari 3 hal yakni:
1) Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
2) Adannya keterbaruan.
3) Berisi rujukan yang relevan dan valid.
9
Setelah bahan referensi terkumpul, bahan-bahan tersebut diperiksa apakah
sudah sesuai atau tidak dengan topik yang ditulis.
c) Membuat catatan dari bahan-bahan pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan
adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah dibuat.
d) Membuat ringkasan
Selain membuat catatan, dapat juga dilakukan dengan membuat ringkasan
dari sumber bacaan yang didapatkan dalam menunjang keberhasilan penulisan.
1) Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi untuk tulisan
2) Menggunakan referensi dari internet
Menggunakan acuan dari internet yang terpercaya dapat dilakukan dengan
mengakses tulisan yang berupa artikel atau jurnal yang telah diterbitkan 5 tahun
terakhir dan tidak boleh mengambil acuan yang berupa blogspot atau wikipedia.
Arthana (2014) menjelaskan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan referensi ilmiah yang terbaru adalah dengan mengakses situs-
situs yang memuat tulisan ilmiah dan bersertifikasi. Informasi perkembangan ilmu
pengetahuan terbaru terjadi sangat pesat pada media online. Selain itu, situs online
juga digunakan oleh peneliti untuk menyebarkan informasi hasil penelitian
mereka.
10
Fungsi utama pengutipan dalam bagian pendahuluan artikel ilmiah adalah
untuk mendukung pentingnya topik penelitian, untuk menjastifikasi masalah
penelitian, dan untuk mendukung atau setuju dengan informasi yang terdapat
dalam referensi yang dikutip (Arsyad dkk., 2016). Berikut contoh penulisan
kutipan pada bagian pendahuluan:
11
eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelas kontrol. Kelompok
eksperimen adalah kelompok yang mendapatkkan pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe TAI, sedangkan kelompok kontrol yamg mendaptkan
pembelajaran menggunakan model konvensional. Desain ini memungkinkan
untuk dilakukan, karena tidak di,ungkinkannya melakukan seleksi subjek
secara acak, dimana subjek secara alami telah berbentuk dalam suatu kelompok
utuh, yaitu dalam satu kelas dan akan adanya pertimbangan keterbatasan
jumlah sampel (Fraenkel dan Wallen, 2007).
Keterangan:
A = Frekuensi kecocokan antar penilai (Agreement)
D = Frekuensi ketidakcocokan antar penilai (Disagreement)
Instrumen dikatakan cocok apabila memiliki precentage of agreement >
75% (Borich, 1994)
12
2. Pengutipan pada metode (Baharuddin dkk, 2017)
Menurut Educational Technology Division (2006), pembelajaran dengan
tugas proyek akan membantu peserta didik untuk dapat berfikir abstrak, tugas
berfikir (intelektual) untuk mengeksplorasi permasalahan kompleks. Hal
tersebut akan mendorong pemahaman, yaitu pengetahuan sejati. Siswa akan
mengeksplorasi, membuat keputusan, menafsirkan, dan mensintesis informasi
secara bermakna. Melalui penerapan tugas proyek, siswa akan dibawa
langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penanaman konsep
pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya bisa menghayalkan materi dan pada
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar (Uno & Mohamad, 2012).
Mengutip karya ilmiah orang berarti mengakui dan menghargai hasil karya
ilmiahnya. Pengutipan hasil karya ilmiah orang lain bertujuan meyakinkan
pembaca bahwa apa yang ditulis sudah teliti dan dapat dipertanggungjawabkan
serta menunjukkan sumber yang digunakan dalam karya tulis ilmiah (Chang,
2014). Lebih lanjut Leo (2010) menjelaskan bahwa dengan mencantumkan
sumber, penulis akan terhindar dari plagiarisme. Penghargaan atau pengakuan dan
pencantuman dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara mana pun dapat
digunakan yang terpenting digunakan secara konsisten dalam karya ilmiah
tersebut.
Pengutipan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Disebut pengutipan langsung, jika penulis menyalin secara utuh
pendirian, pendapat atau data dari sumber rujukan dalam teks tulisannya.
Sebaliknya, disebut pengutipan tidak langsung, jika pendirian, pendapat, atau data
dari sumber rujukan disarikan oleh si penulis dan dinyatakan dengan bahasanya
sendiri (Azwardi, 2015:178).
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang digunakan apabila penulis meminjam
gagasan penulis lain seutuhnya tanpa membuat perubahan, baik pada tanda baca
maupun pada kata-katanya (Leo, 2010; Barnawi & Arifin, 2017).
Kutipan langsung yang kurang dari lima baris diketik menyatu dengan bagian
kalimat penulis dan ditempatkan di antara tanda petik dua (“...”). sebaliknya,
13
kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih diketik satu spasi terpisah dari
bagian tulisan penulis dan tanpa menggunakan tanda petik dua. Berikut contoh
kedua bentuk kutipan langsung:
Definisi penelitian bahasa diberikan secara berbeda oleh para ahli. Mahsun
(2005:2) “mendefinisikan penelitian bahasa sebagai suatu penelitian yang
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran berupa bunyi
tutur (bhasa)”.
Dewasa ini harus diakui bahwa kualitas penggunaan bahasa daerah semakin
menurun. Berkaitan dengan hal itu, Gossweiler (2001), yang mengambil
contoh khusus berupa bahasa jawa, hal tersebut disebabkan oleh hal-hal
berikut: (a) orag tua mempunyai anggapan bahwa pendidikan dwibahasa
dapat menghalangi proses pendidikan anak, (b) tidak ada lembaga bahasa
daerah yang aktif menanggulangi masalah menurunnya bahasa daerah, (c)
program penelitian buku dan kursus-kursus bahasa daerah.
14
menambahkan bahwa fokusnya telah meluas ke apa yang disebut Agama
Ibrahim, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam yang berarti Islam tidak lagi
dianggap sebagai agama palsu dan sempalan dari tradisi Semitik
(Hidayat: 1999, 39).
2. Menurut Eni Setiani (2007: 52), “kunci sukses untuk menjadi seorang
penulis fiksi atau nonfiksi adalah adanya niat, ketekunan, dan semangat
yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkan.”
3. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘. . .’).
Contohnya seperti berikut:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan
semakin ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
15
b) Kutipan langsung panjang, yaitu kutipan yang panjangnya lebih dari empat
baris. Tata cara penulisan kutipan langsung panjang ini adalah (Nasucha dkk.,
2009):
i) Kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi;
ii) Jarak antarbaris satu spasi;
iii) Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip;
iv) Akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri
dengan tanda kurung tutup;
v) Seluruh kutipan menjorok ke dalam sekitar 5-7 huruf/karakter. Bila yang
dikutip merupakan alinea baru, baris pertama ditulis sekitar 5-7
huruf/karakter.
Contoh kutipan langsung panjang:
Dalam mengutip dokumen yang bersumber dari media elektronik, Greenshields &
Young 2004 menyatakan:
“The primary principle in citing electronic documents is the same as for
citing print resources: you need to give sufficient information to be able
to locate the document. Much of the information required will be the
same as for printed sources. However, electronic sources require the
introduction of additional citation elements, such as medium, name of
data base, supplier, electronic address and access date. The information
required will depend on the resources being cited.”
Menurut Tanjung dan Ardial (2010) kutipan yang berisi 40 kata atau lebih
ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm
dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor
16
halaman juga harus ditulis. Contohnya sebagai berikut: Suyanto (1998: 202)
menarik kesimpulan sebagai berikut.
Tata cara penulisan kutipan tidak langsung adalah (Nasucha dkk., 2009):
a) Gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan jelas.
b) Jarak antar baris dua spasi.
c) Tanpa penggunaan tanda kutip.
17
d) Diakhiri dengan tanda kurung buka, nama singkat, tahun terbit, dan nomor
halaman, diakhiri dengan tanda kurung tutup.
18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian materi diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Referensi merupakan sebuah rujukan yang dipakai sebagai bahan
informasi sewaktu menyusun laporan, baik yang sudah diterbitkan maupun
tidak. Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam referensi adalah pengarang,
tahun terbit, judul karangan, tempat terbit, dan penerbit, yang penting
penulis harus mengikuti selingkung (gaya yang berlaku) dalam lingkungan
yang bersangkutan. Nama penulis dieja sesuai dengan nama yang tertulis
dalam buku rujukan atau artikel aslinya. Jika ada perubahan cara penulisan
nama, cara yang terbaru yang dipakai. Gelar kesarjanaan tidak perlu
dicantumkan dalam penulisan nama di daftar pustaka. Akan tetapi, dalam
ucapan terima kasih perlu dicantumkan (Azwardi, 2015)
19
b. Adannya keterbaruan.
c. Berisi rujukan yang relevan dan valid.
20
Daftar Pustaka
21
Hermanto. 2004. Kajian Kemutakhiran Referensi Artikel Ilmiah pada Beberapa
Jurnal Ilmiah Penelitian Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian,13(1):
1-6.
Irianti, P. 2016. Studi Bibliometri Media Komunikasi Ilmiah Berkala Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi. Iptek, 18 (1): 69 – 80.
Isa, M., Khaldun, I., dan Halim, A. 2017. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Tai untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir
Kritis Siswa pada Materi Hidrokarbon. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
(JIPI), 1(2): 213-223.
22
Rofi’udin, A., Saukah, A., Bashtomi, Y., Basuki, I. A., dan Effendy. 2017.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi,
Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Malang.
Suaedi. (2015). Penulisan Ilmiah. Bogor: Penerbit IPB Press.
Suryoputro, G., Riadi, S., dan Sya’ban, A. 2012. Menulis Artikel Untuk Jurnal
Ilmiah. Jakarta: Uhamka Press.
Tanjung, B. N., dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan:
Prenada Media Group.
Wibowo, R., Zulfikar, Paramu, H., Rato, D., dan Addy, H. S. 2016. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Kalimantan: Universitas Jember.
23