Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kitapun


dituntut untuk selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh
masyarakat. Salah satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat
karya tulis ilmiah, buku since, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya
ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan lepas dari yang namanya sumber
rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori-teori dari berbagai sumber
baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan
lain sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis
tersebut. Dalam pengambilan informasi tersebut tentu keterangan dari sumber
tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa
disebut kutipan. Selain itu, tempat pengambilan informasi tersebut dilampirkan
dalam tinjauan pustaka.
Tinjauan Pustaka adalah peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait
(review of related literature). Sedangan kutipan adalah gagasan, ide, pendapat
yang diambil dari berbagai sumber. Tinjauan Pustaka merupakan bagian yang
sangat penting dari sebuah tesis atau disertasi. Sedangkan proses pengambilan
gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Mengutip bukanlah
sesuatu hal yang bisa seenaknya saja kita buat, namun ada beberapa aturan
mengutip yang perlu kita ketahui. Aturan-aturan mengutip ini sangat penting
untuk diketahui agar dalam pembuatan karya tulis, catatan kaki dan daftar pustaka
tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal bagi kebenaran penguatan argumen
dalam karya tulis kita.
Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang
kadang masih salah dalam melakukan informasi dalam tinjauan pustaka dan
kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan cara yang benar, maka atas
keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk membuat makalah
mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam
pembuatan karya tulis baik siswa maupun mahasiswa, dan para terpelajar lainnya
dalam mengutip untuk dilampirkan dalam tinjauan pustaka bisa mengutip dengan
cara yang benar berdasarkan sumber rujukan yang diambil.
Latar belakang istilah Tinjauan Pustaka diterjemahkan secara langsung
dari Literature Review. Namun demikian, bagian ini tidak sekedar meninjau
pustaka pada bagian permukaan saja, melainkan jauh 'masuk ke dalam'. Hal itu
diperlukan agar kita bisa melihat lebih banyak, bisa melakukan evaluasi dan
sintesis dari isi pustaka yang kita gunakan. Membuat Tinjauan Pustaka yang baik
tidak lah mudah dan memerlukan keterampilan dan usaha dari kita. Perlu
diketahui bahwa Tinjauan Pustaka bukan hanya sekedar daftar hasil penelitian
sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih dari pada itu, kita harus melakukan
evaluasi dan sintesis sehingga sebuah Tinjauan Pustaka yang kita hasilkan
memiliki nilai akademik yang tinggi.
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya. Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan
pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki
(footnote). Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai
dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku
yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu
dicantumkan pada daftar pustaka. Fungsi kutipan antara lain sebagai landasan
teori, penguat pendapat orang lain, penjelasan suatu uraian, bahan bukti untuk
menunjang pendapat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tinjauan pustaka?
2. Apa fungsi, manfaat, dan kegunaan tinjauan pustaka?
3. Bagaimana kaitan tinjauan pustaka dengan daftar pustaka?
4. Apa yang dimaksud dengan pengutipan?
5. Apa-apa saja jenis-jenis pengutipan?
6. Bagaimana prinsip-prinsip pengutipan?
7. Bagaimana cara-cara pengutipan?
8. Bagaimana tata cara mengutip karya orang lain?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tinjauan pustaka
2. Mengetahui fungsi, manfaat, dan kegunaan tinjauan pustaka
3. Mengetahui kaitan tinjauan pustaka dengan daftar pustaka
4. Mengetahui pengertian pengutipan
5. Mengetahui jenis-jenis pengutipan
6. Mengetahui prinsip-prinsip pengutipan
7. Mengetahui cara-cara pengutipan
8. Mengetahui tata cara mengutip karya orang lain
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Tinjauan Pustaka
Cooper (1988) mendefinisikan Tinjauan Pustaka sebagai berikut:"... a
literature review uses as its database reports of primary or original scholarship,
and does not report new primary scholarship itself. The primary reports used in
the literature may be verbal, but in the vast majority of cases reports are written
documents. The types of scholarship may be empirical, theoretical,
critical/analytic, or methodological in nature. Second a literature review seeks to
describe, summarise, evaluate, clarify and/or integrate the content of primary
reports.
Tinjauan pustaka merupakan bagian penting dari proposal tesis/disertasi.
Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari rujukan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.
Referensi yang digunakan diusahakan pustaka terbaru, relevan, asli, dan
sebaiknya ada dari jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan. Uraian
dalam tinjauan pustaka menjadi landasan dalam menyusun kerangka pikir atau
kerangka konsep untuk penelitian kualitatif. Kerangka pikir menjadi dasar untuk
merumuskan hipotesis (Salam, 2010 : 47).
Tinjauan Pustaka adalah peninjauan kembali
pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti
tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review)
pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang
berkaitantidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan
yang dihadapitetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral)
(Admin, 2013).
Tinjauan pustaka skripsi diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan
antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian penelitian lain dengan
topik yang sama peneliti tidak hanya diharapkan mengemukakan keterkaitannya
saja, tetapi juga harus menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara
penelitiannya dengan penelitian lain dengan topik yang sama. Pustaka yang
dijadikan sumber acuan dalam tinjauan pustaka pada skripsi, seyogyanya
menggunakan sumber pertama, dan dapat juga menggunakan sumber kedua
(... dalam ...) jika terpaksa karena tidak mungkin memperoleh sumber pertama
(Said,dkk, 2012 : 12).
Dari beberapa pengertian di atas, maka kami menyimpulkan bahwa
Tinjauan Pustaka (Literature Review) merupakan salah satu bab yang hampir
selalu ditemukan dalam proposal penelitian dan laporan penelitian, termasuk
skripsi, tesis, dan disertasi. Tinjauan Pustaka tidak ditemukan dalam sebuah
artikel jurnal ilmiah atau prosiding seminar ilmiah, dan fungsi Tinjauan Pustaka di
sini diambil alih oleh bagian Pendahuluan. Di luar negeri, orang sering juga
menerbitkan Literature Review sebagai artikel dalam jurnal ilmiah.
B. Fungsi, Manfaat, dan Kegunaan Tinjauan Pustaka
a. Fungsi Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah tesis
atau disertasi. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi adanya Tinjauan
Pustaka dalam tulisan ilmiah sebagaimana yang ditayangkan oleh Deakin
University Library :
1. Untuk menunjukkan adanya celah-celah kosong (gap) dalam literatur yang
perlu diisi melalui penelitian
2. Untuk mencegah agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dalam
penelitian. Kita bisa melihat apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum.
Jika sudah dilakukan, seberapa dalam pengetahuan yang telah diperoleh dan
kemungkinan untuk pengembangannya lebih lanjut.
3. Untuk mengetahui dari mana kita bisa mulai. Penelitian adalah sebuah
upaya untuk memperbaiki apa yang sudah diperoleh sebelumnya.
4. Untuk mengetahui siapa saja yang telah melakukan penelitian dan publikasi
dalam bidang ilmu kita masing-masing. Tujuannya adalah agar kita bisa
lebih mudah membangun jejaring akademik.
5. Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang topik yang sedang kita geluti.
6. Untuk menunjukkan bahwa kita memiliki akses terhadap database informasi
ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian kita
7. Untuk memberikan landasan teori terhadap penelitian kita sehingga bisa
menunjukkan posisi penelitian kita dibandingkan dengan penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya.
8. Untuk mengidentifikasi informasi dan ide yang mungkin berhubungan
dengan topik penelitian kita.
9. Untuk mengidentifikasi teknik dan metode yang relevan dengan topik
penelitian kita.
b. Manfaat Tinjauan Pustaka
Castetter dan Heisler (1984,hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan
pustaka mempunyai enam manfaat, yaitu:
1. Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan
perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut
timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (tinjauan dari waktu
ke waktu: berkurang atau bertambah parah; apa penyebabnya). Mungkin
saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian Latar belakang
permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan
penelitian. Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada
pustaka yang ada. Pengkajian kronologis atas penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran
tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam
permasalahan tersebut. Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan
yang dipakai dan hasil yang didapat.
2. Membantu pemilihan prosedur penelitian
Dalam merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya
untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai
oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir
serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur
yang dipakai dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan
dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih,
diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk
penelitian yang dihadapi.
3. Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah
berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian
pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan
seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup
dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan
landasan teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris
yang diharapkan.
4. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang
diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian
penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian
yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan
bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu,
atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih
mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hal dan perlu
diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering
diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah
ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut.
Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan
kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan
tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan
(level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam penelitian yang
dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian
atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini
menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok : 1. Kelompok
Pustaka Utama (Significant literature); 2. Kelompok Pustaka Penunjang
(Collateral Literature).
5. Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat
jelas maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan
secara luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan
informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini,
peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan
mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut. Tinjauan
pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan seluruh
pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi).
6. Menunjang perumusan masalah
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan
permasalahan. Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehe nsif
dan bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang
memuat permasalahan apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian; yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan tersebut, rumusan
permasalahan ditunjang kemantapannya (justified). Pada beberapa formulir
usulan penelitian (seperti misalnya pada formulir Usulan Penelitian DPP FT
UGM), bagian kesimpulan ini sengaja dipisahkan tersendiri (agar lebih jelas
menonjol) dan ditempatkan sesudah tinjauan pustaka serta diberi judul
Keaslian Penelitian.
c. Kegunaan Tinjauan Pustaka
Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka
mempunyai kegunaan untuk:
1. Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang
(akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-
penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode
penelitiannya.
2. Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai
dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip
penelitian yang kita hadapi.
3. Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang
berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.
4. Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang
kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri
karya -karya tulisnya yang lainyang mungkin terkait).
5. Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam
sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat
penelitian ini berada.
6. Menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum
kita kenal sebelumya.
7. Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya).
8. Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah
ada pihak-pihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan
mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik
tersebut.
C. Kaitan Tinjauan Pustaka dengan Daftar Pustaka
Di bagian awal tulisan in telah disebutkan bahwa sering terdapat penulisan
tinjauan pustaka yang mirip daftar pustaka. Misal: Tentang hal A dibahas oleh si
H dalam buku . . . . . . , si B dalam buku . . . . . . ; sedangkan tentang hal si J
diterangkan oleh si P dalam buku . . . . . . . Peninjauan seperti ini biasanya tidak
menyebutkan apa yang dijelaskan oleh masing masing pustaka secara rinci (hanya
menyebutkan siapa dan dimana ditulis).
Penyebutan judul buku, yang seringkali tidak hanya sekali, tidak efisien
dan menyaingi tugas daftar pustaka. Dalam tulisan ini, cara peninjauan seperti itu
tidak disarankan. Pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan
dengan cara yang bermacam-macam, antara lain: penulisan catatan kaki, dan
penulisan nama pengarang dan tahun saja. Setiap cara mempunyai kelebihan dan
kekurangan; tapi peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di luar
lingkup tulisan ini.
Dalam tulisan ini hanya akan dibahas pemakaian cara penulisan nama
akhir pengarang dan tahun penerbitan (dan sering ditambah dengan nomor
halaman). Misal: Dalam hal organisasi tinjauan pustaka, Castetter dah Heisler
(1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian tinjauan pustaka, yang
meliputi: (1) pendahuluan, (2) pembahasan, dan (3) kesimpulan. Pengacuan cara
di atas mempunyai kaitan erat dengan cara penulisan daftar pustaka.
Penulisan daftar pustaka umumnya tersusun menurut abjad nama akhir
penulis; dengan format: nama penulis, tahun penerbitan dan seterusnya. Susunan
dan format daftar pustaka tersebut memudahkan untuk membaca informasi yang
lengkap tentang yang diacu dalam tinjauan pustaka. Misal, dalam tinjauan
pustaka: . . . . . . Mittra (1986) . . . . . .
Dalam daftar pustaka, tertulis: Mittra, S. S., 1996, Decision Support
System: Tools and Techniques, John Wiley & Sons, New York, N. Y. Sering
terjadi, seorang penulis (usulan penelitian atau karya tulis) ingin menunjukan
bahwa bahan bacaannya banyak; meskipun tidak dibahas dan tidak diacu dalam
tulisannya, semuanya ditulis dalam daftar pustaka. Maksud yang baik ini
sebaiknya ditunjukan dengan membahas dan mengemukakan secara jelas
(menurut aturan pengacuan) apa yang diacu dari pustaka-pustaka tersebut dalam
tulisannya. Tentunya hal yang sebaliknya, yaitu menyebut nama pengarang yang
diacu dalam tinjauan pustaka tanpa menuliskannya dalam daftar pustaka (karena
lupa) tidak perlu terjadi.
Berikut ini salah satu petunjuk tentang penulisan nama untuk
pengacuan dalam tinjauan pustaka (dan daftar pustaka)dikutip dari petunjuk
yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM (1997: hal. 16-17) : Penulisan
nama mencakup narna penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama
yang lebih dan satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti
dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.
1. Nama penulis yang diacu dalam uraian
Penulis yang tulisannya diacu daiam uraian hanya disebutkan narna akhimya saja,
dan kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan
dlikuti dengan dkk atau et al : a. Menurut Calvin (1978) . b. Pirolisis ampas
tebu (Othmer dan Fernstrom, 1943) menghasilkan.. c. Bensin dapat dibuat dari
metanol (Meisel dkk, 1976) Yang membuat tulisan pada contoh (c) berjumiah
4 orang, yaitu Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B.
2. Nama penulis dalam daftar pustaka
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak
boleh hanya penulis pertama diambah dkk atau et al. saja. Contoh : Meisei, S.L.,
McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B., 1 976, . Tidak boleh
hanya : Meisel, S.L. dkk atau Meisel, S.L. et al.
3. Nama ponulis lebih dari satu suku kata
Jika nama penulis ierdiri dari 2 suku kata atau lebih, cara penulisannya ialah narna
akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang
semuanya diberi titik, atau nama akhir dilkuti dengan suku kata nama depan,
tengah, dan eterusnya. Contoh: a. Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana
S.T., atau Alisyahbana, Sutan Takdir. b. Donald Fitzgerald Othmer ditulis:
Othmer, D.F.
4. Nama dengan garis penghubung
Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di
antara dua suku katanya, rraka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan. Contoh :
Sulastin-Sutrisno ditulis Sulastin-Sutrisno.
5. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu
dengan suku kata yang ada di depannya. Contoh : a. Mawardi A.l. ditulis:
Mawardi A.l. b. Williams D. Ross Jr. ditulis: Ross Jr., W.D.
6 . Derajat kosarjanaan
Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan. Di bawah ini adalah salah satu
contoh format daftar pustakadikutip dari petunjuk yang dikeluarkan oleh
Program Pascasarjana UGM (1997: hal. 26) :
Anderson, T.F. 1951. Techniques for the Preservation of Three
Dimensional Structure in Preparing Specimens for the Electron
Microscope. Trans. N.Y. Acad. Sci. 13: 130- 134.
Andrew, Jr., H.N. 1961. Studies in-Paleabotany. John Wiley &
Sons, Inc., New York. Berlyn, G.P. and J.P. Miksche. 1976. Botanical
Microtechnique and Cytochemistry. The lowa State University Press, Ames.
Iowa.
Bhojwani, S.S. and S.P. Bhatnagar, 1981. The Embryology of Angiosperms.
Vikas Publishing House PVT Ltd., New Delhi.
Cronquist, A. 1973. Basic Botany. Warper & Row Publisher,New York.
Cutler, D.F., 1978. Applied P/ant Anatomy. Longman, London.
Dawes. C.J. 1971. Bio/ogica/ Techniques in E/ectron Microscopy. Barnes &
Nob/e, /nc., New York.
Dv Praw, E.J. 1972. The Bioscience: Cel/ and Mo/ecu/ar Bio/ogy. Cell and
Molecular Biology Council, Standford, Califomia.
Bohlin, P. 1968. Use of the Scanning Reflection Electron Microscope
in the Study of Plant and Microbial Material. J. Roy. Microscop. Soc.
88: 407 418.
Erdtman, G. 1952. Po/len Morpho/ogy and P/ant Taxonomy. Almquist
& Wiksell, Stockholm The Chronica Botanica Co., Waltham, Mass.
Esau, K. 1965. P/ant Anatomy. JohnWiley & Sons. Inc., New York.
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed P/ants. John Wiley 8 Sons. New York.
Faegri, K. and J. Iversen.- 1975. Texbook of Po/len Ana/ysis. Hainer Press,
New York
2. Pengutipan
A. Pengertian Pengutipan
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses
mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan.
Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) kutipan merupakan bagian dari
pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis
lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan)
terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi
penulisan.
Pengutipan adalah suatu proses, cara mengutip sebuah/beberapa pendapat
dari sumber lain untuk digunakan sebagai data pendukung sebuah tulisan.
Dengan adanya kutipan, sebuah tulisan akan terkait dengan tulisan lain sehingga
keberadaan sebuah tulisan lebih bersifat objektif dan terhindar dari pendapat-
pendapat pribadi yang bersifat subjektif.
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku
maupun majalah-majalah, dan surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari
sumber lisan yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau dsikusi. Penulis cukup
mengutip pendapat yang dianggap benar dengan menyebutkan di mana pendapat
itu dibaca atau didengarkan, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu
dengan sumber aslinya.
Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya
syarat dengan kutipan (perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian
haruslah merupakan hasil gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan
pendapat pihak lain. Jika akan mengutip pertimbangkanlah jangan sering
mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara tidak langsung. Kutipan
seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian. Penulis harus bisa
menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya
karangannya jangan dianggap suatu himpunan dari berbagai macam pendapat,
garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat
merupakan pendapat penulis sendiri. Sebaliknya, kutipan-kutipan hanya berfungsi
sebagai bahan menunjang pendapatnya itu.
B. Jenis Jenis Pengutipan
Menurut jenis kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan
tak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman demi kalimat dari
sebuah teks aslinya. Sedangkan kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat
seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.
Perbedaan antara kedua kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan
membawa konsekuensiyang berlainan bila dimasukkan dalam teks. Dalam
hubungan ini cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu
mengumpulkan data atau akan membantu. Kutipan langsung harus dimasukkan
dalam tanda kutip, sedangkan kutipan tak langsung tidak dapat diapit oleh tanda
kutip.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sebagai acuan ditulis oleh orang
yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun diikuti oleh
lambang a, b, c, dan seterusnya urutannya ditentukan secara kronologis atau
berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Apabila karya tulis oleh suatu atau dua
orang maka penulisan nama pengarang harus selalu dituliskan setiap kali
diacu/dikutip dalam teks. Bila mengacu pada karya tulis oleh tiga orang,
penulisan semua dalam teks hanya dilakukan pada pengutipan pertama saja. Pada
pengutipan seterusnya nama pengarang pertama saja yang ditulis mengikuti
singkatan dkk (dan kawan-kawan) atau dapat juga digunakan et-al (berasal ari
bahasa latin et ahlii atau et aliae yang berarti orang lain.
Untuk karya yang ditulis lebih dari satu orang, sebaliknya digunakan tanda
empersand (&) untuk menghubungkan nama pengarang yang terkahir dengan
nama pengarang yang mendahuluinya. Hal ini digunakan untuk menghindari
terjadinya kejanggalan kalau rujukan yang diacu dalam teks adalah tulisan dari
berbagai bahasa misalnya; dan (Indonesia), and (Inggris), en (Belanda), und
(Jerman), dan seterusnya. Dalam mengambil kutipan, hendaknya kutipan itu
jangan terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila demikian halnya,
pembaca sering lupa apa yang dibacanya ini seluruhnya merupakan kutipan.
Sebaliknya kutipan diambil seperlunya saja, sehingga tidak termasuk atau
mengganggu uraian yang sebenarnya. Bila penulis menganggap perlu
memasukkan uraian yang sebenarnya. Bila penulis menganggap perlu
memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam
bagian apendiks atau lampiran.
Selain kutipan yang diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada
pula kutipan yang diambil dari penutur lisan. Penuturan lisan bisa terjadi melalui
wawancara atau ceramah-ceramah. Namun, kutipan semacam ini dalam karya-
karya ilmiah akan kurang nilainya kalau disajikan begitu saja, agar nilanya lebih
dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari
orang yang bersangkutan.
Contoh cara kutipan langsung:
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap
atau persis kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara
penulisannya sebagai berikut :
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :
a. Diketik seperti ketikan teks.
b. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik ( ).
c. Jarak antar baris kutipan dua spasi.
d. Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam
tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis
nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
2. Kutipan yang terdiri dari 4 baris atau lebih :
a. Jarak antar baris kutipan satu spasi.
b. Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang
atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
c. Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
d. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
e. Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian
kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
f. Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
g. Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
h. Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu
baris.
i. Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian
yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan
tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh
pengutip.
j. Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan,
dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah
kesalahan tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi
sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah
kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai
adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh kutipan langsung :
Anderson and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut:
Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit. Dalam pendapat
tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau
suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.
Contoh cara kutipan tidak langsung :
Penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya
sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk
dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar
atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam
pembuatannya adalah sebagai berikut :
a. Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sebagaimana teks biasa.
b. Semua kutipan harus dirujuk.
c. Kutipan di integrasikan dengan teks.
d. Kutipan tidak diapit tanda kutip.
e. Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan.
f. Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan
diantara tanda kurung.
g. Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik
dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan
Contoh kutipan tidak langsung :
Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy
menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk
mendapatkan sesuatu keuntungan atau Cost is an exchange price, or a sacrifice
made obtain a benefit.
C. Prinsip Prinsip Pengutipan
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh penulis pada waktu
membuat kutipan, antara lain:
1. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu mengadakan kutipan langsung pengarang tidak boleh mengubah
kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menggarap perlu untuk
mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau member
keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya
dalam naskah aslinya tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan
dalam huruf miring (kursif) atau digaris bawahi, tetapi oleh pertimbangan
penulis, kata-kata atau bagian kalimat itu diberikan huruf tebal , huruf
miring, atau direnggangkan. Pertimbangan untuk mengubah teknik itu bisa
bermacam-macam untuk member tekanan, contoh, pertentangan, dan
sebagainya. Dalam hal yang demikian, penulis harus memberikan keterangan
dalam tanda kurung segi empat [ ... ] bahwa perubahan itu dibuat sendiri oleh
penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat
itu misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari segi penulis].
2. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau keganjilan. Entah dalam
persoalan atau dalam sola-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya pengutip sebagaimana adanya
demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari
kutipan itu. Dalam hal terakhir ini, kutipan tetap dilakukan, hanya penulis
diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan
tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki.,
atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [ ... ] seperti
halnya dengan perubahan teknik seperti telah dikemukakan di atas. Catatan
dalam tanda kurung empat itu langsung ditempatkan di belakang kata dasar
unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan atau yang disetujui itu.misalnya
kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat.
3. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian
tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya.
Penghilangan bagian itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik
sapasi [...] jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat,
maka ketiga titik berspasi itu ditambah sesudah titik yang mengakhiri kalimat
itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka
biasanya dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila
ada tanda kutip, maka titik-tiitik itu baik pada awal maupun akhir kutipan harus
dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap
sebagai bagian dari kutipan.
D. Cara Cara Mengutip
Perbedaan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung akan
membawa akibat yang berlainan pada saat memasukkannya dalam teks. Begitu
pula cara membuat kutipan itu. Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami
dengan lebih jelas, perhatikan cara-cara berikut.
1. Kutipan langsung yang tidak lebih dariempat baris.
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih empat baris ketika akan
dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
a. Kutipan diintgrasikan langsung dengan teks
b. Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
c. Jarak antara baris dengan baris dua spasi
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor petunjuk urut penunjukan setengah
spasi keatas, atau dalam tanda kurung ditempatkan nama singkat pengarang,
tahun terbit, dan nomor halaman terdampar kutipan itu.
2. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris ketika ditulis dengan
cara-cara berikut:
a. Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah spasi
b. Jarak antara basir dengan baris atau spasi
c. Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penukunan setengah spasi ke atas
atau ditempatkan dalam tanda kurung nama singkat pengarang. Tahun terbit
dari nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
e. Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai
dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan ke
dalam lagi 5-7 ketikan.
3. Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang
dikemukakan. Sebab itu, kutipan tak langsung tidak boleh memeprgunakan tanda
kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung:
a. Kutipan itu diintegrasikan dengan teks
b. Jarak antara baris dengan baris dua spasi
c. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunukan spasi ke atas, atau
dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu.
4. Kutipan pada catatan kaki
Menurut Ardi (Lamabawa, 2006:2) bahwa selain dari kutipan yang
dimaksudkkan dalam teks seperti telah diuraikan di atas, (baik kutipan langsung
maupun kutipan tak langsung), adapula kutipan yang ditempatkan pada catatan
kaki. Bilacara demikian yang dieprgunakan, maka kutipan demikian selalu
dimasukkan dalam spasi rapat, biarpun singkat saja. Demikian juga kutipan itu
selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tapat seperti teksaslinya cara ini
juga memudahkan pembaca untuk memeriksa kembali.
E. Tata Cara Mengutip Karya Orang Lain
Cara mengutip tulisan atau artikel dari buku, majalah, surat kabar, atau
media cetak lain adalah sebagai berikut:
1. Kutipan dari buku.
Nama pengarang dengan nama belakang terlebih dahulu jika terdapat gelar
letakan paling belakang dan jika gelar lebih dari satu maka setiap gelar
dipisahkan dengan tanda koma }, { judul lengkap dengan huruf italic atau
underline } , { nama kota diterbitkan buku tersebut}: { nama penerbit, tahun
terbit buku tersebut jika tidak ada bisa memakai tahun
buku tersebut dicetak jika keduanya tidak ada boleh tidak dicantumka}. Apabila
kutipan lebih dari satu maka perlu diurutkan sesuai dengan huruf alphabet.
Contoh:
Aksin, M, Merancang Audio Mobil Hi-Fi Stereo System, Semarang: Effhar,
2002.
Harsono, Drs, Manajemen Pabrik, Jakarta: Balai Aksara, 1984.
Mukhtar., Widodo, Erna, Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif,
Yogyakarta: Avyrouz, 2000.
2. Kutipan dari majalah, tabloid atau koran.
{ Nama majalah, tabloid atau koran }, { kata atau serangkaian huruf yang khas
}, { nomor edisi lengkap dengan tahun terbit }, { nama kota diterbitkan majalah
tersebut }, { nama penerbit (jika ada) }. Contoh :
Bobo, Majalah Mingguan Anak-Anak, No. 51/1998, Jakarta.
PC Mild, Indonesia's Greatest Computer Newspaper, Edisi 02/2008, Jakarta: PT.
Dian Digital Media.
PCplus, Paling Plus Bicara PC, No. 290 Tahun VII 21 Agustus-03 September
2007, Jakarta: PT. Prima Infosarana Media.
3. Etika Pengutipan di Internet
Internet merupakan salah satu agen yang makin mempermudah penggandaan
suatu karya cipta terutama yang dipasang di internet. Kemudahan itu pada
gilirannya melenakan, membuai kita sehingga pada saat mengutip lupa untuk
memberi penghargaan (acknowledgement) kepada pengarangnya. Berikut ini
format pengutipan sumber-sumber online menurut Modern Language Association
di Amerika.
1. FTP (File Transfer Protocol)
Cara penulisan kutipan lewat File Transfer Protocol adalah
sebagai berikut:
Sertakan nama pengarang (jika ada) dengan nama belakang terlebih dahulu;
judul lengkap; tanggal dokumen; protokol yang digunakan (dalam hal ini
ftp) berikut alamatnya; tanggal akses. Contoh :
Johnson-Eilola, Johndan., "Little Machines: Rearticulating Hypertext
User." 3 Dec. 1994, ftp://ftp.daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola, (14
Aug 1996).
2. HTTP (HyperText Transfer Protocol)
WWW Sites (World Wide Web). Cara penulisan kutipan lewat File
HyperText Transfer Protocol adalah sebagai berikut :
Sertakan nama pengarang (jika ada) dengan nama belakang terlebih dahulu;
judul lengkap dalam tanda petik; tanggal dokumen; protokol yang
digunakan (dalam hal ini http) berikut alamat URL-nya; dan tanggal
akses. Contoh :
Burka, Lauren P, "A Hypertext History of Multi-User Dimensions.", MUD
History. 1993, http://www.utopia.com/talent/ipb/muddex/essay, (2 Aug.
1996).
Priadi, Prasetyo, Membuat Printed Circuit Board (PCB) Menggunakan
DipTrace, Prasetyo Laboratories. 2008, http://www.PrasetyoLabs.Co.Cc,
(15 Desember 2008).
BAB III
KESIMPULAN

1. Tinjauan Pustaka (Literature Review) merupakan salah satu bab yang hampir
selalu ditemukan dalam proposal penelitian dan laporan penelitian, termasuk
skripsi, tesis, dan disertasi.
2. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi adanya Tinjauan Pustaka dalam
tulisan ilmiah sebagaimana yang ditayangkan oleh Deakin University Library :
a. Untuk menunjukkan adanya celah-celah kosong (gap) dalam literatur yang
perlu diisi melalui penelitian.
b. Untuk mencegah agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dalam
penelitian.
c. Untuk mengetahui dari mana kita bisa mulai. Penelitian adalah sebuah
upaya untuk memperbaiki apa yang sudah diperoleh sebelumnya.
d. Untuk mengetahui siapa saja yang telah melakukan penelitian dan publikasi
dalam bidang ilmu kita masing-masing.
e. Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang topik yang sedang kita geluti.
f. Untuk menunjukkan bahwa kita memiliki akses terhadap database informasi
ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian kita.
g. Untuk memberikan landasan teori terhadap penelitian kita sehingga bisa
menunjukkan posisi penelitian kita dibandingkan dengan penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya.
h. Untuk mengidentifikasi informasi dan ide yang mungkin berhubungan
dengan topik penelitian kita.
i. Untuk mengidentifikasi teknik dan metode yang relevan dengan topik
penelitian kita.
3. Castetter dan Heisler (1984,hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka
mempunyai enam manfaat, yaitu:
a. Mengkaji sejarah permasalahan
b. Membantu pemilihan prosedur penelitian
c. Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
d. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
e. Menghindari duplikasi penelitian
f. Menunjang perumusan masalah
4. Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai
kegunaan untuk:
a. Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang
(akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-
penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode
penelitiannya.
b. Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai
dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip
penelitian yang kita hadapi.
c. Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang
berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.
d. Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang
kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri
karya -karya tulisnya yang lainyang mungkin terkait).
e. Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam
sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat
penelitian ini berada.
f. Menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum
kita kenal sebelumya.
g. Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya).
h. Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah
ada pihak-pihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan
mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik
tersebut.
5. Pengutipan adalah suatu proses, cara mengutip sebuah/beberapa pendapat dari
sumber lain untuk digunakan sebagai data pendukung sebuah tulisan.
6. Menurut jenis kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak
langsung (kutipan isi).
7. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh penulis pada waktu
membuat kutipan, antara lain:
a. Jangan mengadakan perubahan
b. Bila ada kesalahan
c. Menghilangkan bagian kutipan
8. Perbedaan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung akan membawa
akibat yang berlainan pada saat memasukkannya dalam teks. Agar tiap-tiap
jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikan cara-cara berikut.
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dariempat baris dengan cara :
1) Kutipan diintgrasikan langsung dengan teks
2) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
3) Jarak antara baris dengan baris dua spasi
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor petunjuk urut penunjukan setengah
spasi keatas, atau dalam tanda kurung ditempatkan nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman terdampar kutipan itu.
b. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris dengan cara :
1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah spasi
2) Jarak antara basir dengan baris atau spasi
3) Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penukunan setengah spasi ke
atas atau ditempatkan dalam tanda kurung nama singkat pengarang.
Tahun terbit dari nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
5) Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu
dimasukkan ke dalam lagi 5-7 ketikan.
c. Kutipan tak langsung dengan cara :
1) Kutipan itu diintegrasikan dengan teks
2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi
3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunukan spasi ke atas, atau
dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
d. Kutipan pada catatan kaki
Menurut Ardi (Lamabawa, 2006:2) bahwa selain dari kutipan yang
dimaksudkkan dalam teks seperti telah diuraikan di atas, (baik kutipan
langsung maupun kutipan tak langsung), adapula kutipan yang ditempatkan
pada catatan kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2013. Pengertian dan Contoh Tinjauan Pustaka.


http://www.teqnoparadise.com/2017/03/pengertian-dan-tujuan-tinjauan-
pustaka.html.

Malahayati, Farnida. 2012. Bahasa Indonesia TEKNIK PENGUTIPAN DAN


DAFTAR RUJUKAN.
https://farnidaassignment.wordpress.com/2012/11/23/bahasa-
indonesiateknik-pengutipan-dan-daftar-rujukan/.

Nurdin, Fitriani. 2015. Makalah Tentang Pengutipan Bahasa Indonesia.


http://alauddinmakassar.blogspot.co.id/.

Said, Darwis, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.

Salam, Sofyan & Deri Bangkona. 2010. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.
Badan Penerbit UNM : Makassar.

Wahya. 2014. Kaidah Pengutipan dalam Karya Tulis Ilmiah.


http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/2014/11/27/kaidah-
pengutipan-dalam-karya-tulis-ilmiah/.
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUTIPAN

KELOMPOK 3 :

DIRSYAH DEDI NUGRAHA


WUSMAL TENRISENNA
HASNAWATI
MUTHMAINNA SALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2016/2017

Anda mungkin juga menyukai