PENDAHULUAN
berbagai model sitasi, cara membuat sitasi (kutipan) dan menuliskan daftar pustaka.
Pengetahuan ini penting, ketika kita akan membuat suatu karya ilmiah. Menuliskan sitasi
(kutipan) merupakan bentuk pengakuan terhadap pengarang, karena ide, gagasan, pendapat
atau bahkan teorinya telah kita gunakan, untuk mendukung atau melengkapi pendapat dan
ide kita dalam sebuah karya tertentu. Ketika iklim dan budaya saling mensitir dengan
berkomitmen pada kejujuran intelektual dapat terus dikembangkan dan dijaga, maka tidak
Oleh karena itu, penulis akan memaparkan beberapa ketentuan dalam mensitasi dan
cara menulis kutipan dan referensinya agar penulisan karya ilmiah dapat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, referensi memiliki arti sumber acuan
(rujukan, petunjuk). Sebagai contoh, kamus dapat dipakai sebagai bahan referensi.
Referensi merupakan cara untuk memberi pengakuan ide-ide maupun sumber informasi
yang digunakan dalam penulisan sebuah dokumen dengan tujuan menghindari plagiarisme
dan sebagai jalan bagi pembaca untuk menemukan karya penulis yang dijadikan referensi
Akar kata referensi barasal dari bahasa Inggris, yaitu refer to yang memiliki arti
berpaling atau merujuk. Dengan demikian referensi dapat diartikan sebagai sebuah rujukan
yang memberikan informasi dari sumber yang berhubungan dengannya. Secara umum
referensi adalah beberapa informasi yang tertulis dalam sebuah buku yang ditinjau dan
telah divalidasi tentang sumber penulisannya. Beberapa hal yang termuat dalam referensi
yaitu nama penulis atau pengarang, nama buku, tahun buku, dan tahun terbit buku tersebut.
Referensi banyak digunakan untuk kebutuhan penelitian atau kajian ilmiah. Itu
berarti referensi merupakan bahan informasi atau bahan rujukan terbaru yang digunakan
sebagai acuan. Referensi juga dapat menjadi tolok ukur kemutakhiran sebuah penelitian
maupun kajian ilmiah. Referensi juga dapat menjadi suatu dalih bagi seorang penulis
apabila terjadi kesalahan pada teori yang diajukannya karena pembaca akan merujuk pad
referensi yang ditunjukkan penulis. Dengan adanya referensi, penulis karya ilmiah
2
Berdasarkan bobot kepercayaannya, referensi dapat dikelompokkan menjadi tiga
A. Referensi Primer
paling tinggi. Referensi ini biasa ditemui dan dipakai dalam mencari informasi guna
mendukung penulisan hasil penelitian dan observasi, baik dalam bentuk tesis, disertasi,
skripsi, maupun laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan dalam bentuk-
bentuk lainnya.
kepercayaan yang tinggi karena sebelum terbit, artikel telah terlebih dahulu menjalani
proses review oleh para reviewer yang ahli di bidangnya. Artinya artikel ini tidak
sembarangan terbit, tetapi seperti telah mendapat keabsahan dari para ahli.
Contoh referensi primer antara lain jurnal ilmiah bereputasi, monograf, buku
referensi induk, orasi ilmiah yang disampaikan oleh guru besar berdasarkan hasil
B. Referensi Sekunder
Referensi sekunder memiliki bobot kepercayaan yang bagus, tetapi masih di bawah
referensi primer. Biasanya referensi sekunder juga sering dijadikan sumber informasi
dalam penulisan karya ilmiah baik itu artikel hasil penelitian, tugas akhir sarjana, dan
Beberapa contoh referensi sekunder adalah buku terbitan yang memiliki ISBN, buku
teks yang ditulis dengan tanggung jawab penulis. Artinya, penulis menerima secara
terbuka kritik dan saran mengenai bukunya sehingga dapat direvisi dan diterbitkan kembali
dalam edisi berikutnya. Karena siapa saja dapat membuat saran dan kritik (tidak harus
3
ahli), maka tingkat kepercayaan referensi ini menjadi turun dibandingkan dengan referensi
primer.
C. Referensi Tersier
paling rendah di antara sumber-sumber informasi yang ada. Hal ini disebabkan karena
artikel yang termasuk referensi tersier tidak menjalani proses ulasan yang ketat, sehingga
bisa jadi informasi yang terdapat di dalamnya tidak valid. Selain itu, referensi jenis ini juga
Bentuk-bentuk karya ilmiah yang termasuk refrensi tersier adalah artikel yang
dipublikasi pada majalah atau surat kabar. Kuliah umum juga dapat dijadikan referensi
Ada beberapa model referensi yang sering dipakai dalam penulisan karya ilmiah, di
Model MLA biasanya digunakan dalam bidang sastra dan bahasa dan bersifat
menggunakan sitasi kurung dalam teks. Namun kekurangannya adalah banyaknya variasi
untuk penggunaan penulis lebih dari satu orang beda penulisannya. Secara umum cara
Sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks tulisan ilmiah, secara umum
formatnya adalah author(s) dan page (page to page). Author(s) merupakan penulis atau
pengarang sedangkan page adalah halaman. Nama penulis yang dicantumkan di dalam teks
4
Buku dengan satu penulis ditulis dengan nama penulis/pengarang dan nomor
halaman ditempatkan dalam tanda kurung setelah teks yang relevan. Misalnya (Barnet 97)
Buku dengan tanpa nama penulisnya jika tidak disebutkan nama penulisnya maka
digunakan judul utama dari karya tulis tersebut. Jika judul dirasa terlalu panjang, maka
digunakan beberapa kata pertama dari judul. Contohnya, (Encyclopedia of Virginia 200).
Buku dengan dua atau tiga penulis ditulis dengan nama penulis pertama dibalik
(family name terlebih dahulu), penulis berikutnya ditulis biasa (tidak dibalik). Contohnya,
Buku dengan empat penulis atau lebih, sumber kutiapan hanya dituliskan nama
yang sesuai, ed. untuk satu editor; eds. jika lebih dari satu editor; trans. jika terjemahan;
Dokumen pemerintah, sumber kutipan ditulis jika ada nama penulis. Jika tidak ada,
maka dapat ditulis seperti pola organisasi sebagai penulis. Contohnya, (Fitzgerald 33).
pemerintah, asosiasi, perusahaan, dan sebagainya. Misalnya, Canada was the first nation
to ratify the treaty (Canada. Dept. of Foreign Affairs and International Trade 17).
Untuk ensiklopedia atau kamus, jika nama pengarang/penulis tidak ada, maka
digunakan beberapa kata dari judul artikel yang digunakan. Contohnya, (Bercuson 101)
Jika mengutip dari sebuah kutipan, Sebutkan kedua sumber kutipan dalam karya
tulis. Akan tetapi dalam daftar pustaka, tuliskan hanya sumber yang dilihat saja.
5
Jika ada satu pengarang dengan beberapa karya tulis, Judul karya ditulis di teks
kutipan (beberapa kata judul atau judul penuh). Dalam daftar pustaka, nama pengarang
untuk judul karya kedua bisa dihilangkan dan digantikan oleh 3 hyphens dan tanda titik
(---.). contohnya,
Jika artikel dari suatu penerbit yang sifatnya periodical, maka cara penulisan
referensinya tidak jauh berbeda dengan cara menulis referensi untuk buku.
Model penulisan referensi APA digunakan dalam bidang psikologi dan sosial,
dengan sitasi kurung di teks, dan penulisan paling sederhana atau tidak banyak variasi.
Kekurangannya yaitu nama depan pengarang tidak diketahui, selain huruf pertama, judul
Sumber kutiapan ditulis dengan nama belakang atau keluarga penulis dan tahun dari
Jika kutipan langsung maka wajib ditambahkan nomor halaman (page dituliskan
dengan p. atau pages dituliskan dengan pp.). Jika nomor halaman tidak ada maka bisa
Jika kutiapn diambil dari halaman Web maka sumber referensi ditulis dengan nama
belakang penulis, bulan tanggal, tahun artikel. Contohnya (Kedgley, June 7, 2004). Jika
6
tanpa pengarang, maka ditulis judul artikel, bulan tanggal, tahun artikel contohnya, (Kiwi,
April 13, 2010). Jika tanpa tanggal, sumber kutipan ditulis (“New Zealand”, n.d).
C. Turabian
Tipe gaya turaniam digunakan dalam bidang sosial dan humaniora. Turabian bisa
digunakan dengan dua kombinasi yaitu sitasi kurung dengan daftar pustaka dan catatan
kakki dengan bibliografi. Kesulitannya adalah penulisan yang lebih rumit, kombinasi
catatan kaki dan bibliografi membutuhkan beberapa aturan seperti ibid, loc, cit, dan op. cit.
D. Chicago
Model chicago biasanya digunakan dalam bidang sosial, humaniora, dan jurnalistik.
Model ini adalah lanjutan dari model Turabian sehingga mamiliki kesamaan dengan
E. IEEE
Biasanya model ini digunakan dalam bidang ilmu komputer, teknik, dan elektro.
Kelebihannya yaitu tidak ada penggunaan koma pada nama pengarang, sehingga lebih
mudah. Kekurangannya yaitu nama depan pengarang tidak diketahui, dan penulisan tahun
di belakang juga tidak ada sehingga sulit untuk melihat update list.
Sebuah artikel ilmiah dapat meningkat nilai kualitasnya jika referensi yang dijadikan
sumber informasinya adalah artikel-artikel yang termasuk dalam jenis referensi primer.
Namun selain itu, tingkat kebaruan artikel-artikel yang disitasi juga harus mendapat
perhatian khusus dari penulis. Semakin baru sumber informasi yang dipakai sebagai
7
Semakin banyak pustaka acauan mutakhir yang digunakan, semakin tinggi pula
tingkat kesusaian objek penelitian terhadap kondisi saat karya ilmiah ditulis (Aida, 2014).
Selain itu menurut Hermanto (2004), menyebutkan pentingnya mengacu pada terbitan
dengan usia tidak lebih dari 10 tahun. Namun demikian, literatur yang sudah tua usianya
tetap masih dapat digunakan bila belum ada pengganti yang lebih mutakhir.
Aida (2014) menemukan terdapat hubungan yang nyata anra jenjang jabatan
fungsional peneliti dengan usia literatur yang digunakan peneliti sebagai bahan rujukan.
Dengan kata lain, usia literatur yang digunkan peneliti sebagai bahan rujukan ditentukan
atau dipengaruhi oleh jenjang jabatan fungsional yang disandangnya. Semakin tinggi
jabatan, semakin muda pula literatur yang digunakan. Hal ini menunjukkan tingkat
2.3 Kutipan
Secara umum cara mengutip ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
Mengutip langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tanda petik dua, pada
bagian kalimat atau frase yang dikutip. Perlu diperhatikan jika melakukan kutipan
langsung, sehingga kutipan langsung tersebut tidak menjadi bagian yang dominan dalam
suatu karya. Artinya karya tersebut tidak sekedar hanya kumpulan kutipan dari berbagai
b. Untuk mengungkapkan teori, dalil, rumus matematika serta rumus ilmiah lain.
8
d. Ingin mengomentasi gagasan, ide dari penulis lain. Sehingga kita perlu
parafrasa yaitu menyatakan suatu kalimat atau paragraf menggunakan kalimat yang
berbeda dari kalimat asli, dengan tidak mengubah maksud. Dalam parafrasa digunakan
kosa kata yang berbeda dari kalimat aslinya. Ini merupakan bentuk pengutipan tidak
langsung. Penulisan parafrasa tidak memerlukan tanda petik, namun tetap harus
menyebutkan sumbernya. Mengapa? Karena ide/gagasan dalam kalimat atau paragraf yang
kita susun kembali tersebut, merupakan ide, gagasan penulis pertama. Walaupun kita
membuat satu kalimat yang sangat berbeda dari kalimat yang kita gunakan untuk
memparafrasa, tidak menjadikan kalimat tersebut merupakan buah karya kita. Dapat
dikatakan bahwa parafrasa merupakan suatu cara menggunakan ide penulis lain dengan
Ketrampilan membuat parafrasa ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, agar
terhindar dari plagiarisme dan menghindari terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.
Pembuatan parafrasa akan melatih penulis untuk berkreasi secara redaksional, karena
dituntut ketrampilan dalam merumuskan kembali dan menuangkan dalam suatu kalimat
parafrasa,
9
b. Menggunakan kosa kata sendiri, menyusun kalimat yang sesuai dengan ide gagasan
sumber kutipan.
c. Memeriksa apakah kalimat yang kita buat sudah benar-benar berbeda dengan kalimat
aslinya dan apakah sudah mencakup seluruh ide yang tertuang dalam kalimat aslinya
d. Jika ada kata unik yang harus kita kutip apa adanya, maka gunakan tanda kutip dua,
Di dalam karya ilmiah, cara menulis kutipan harus sesuai dengan bab yang
sedang ditulis. Berikut ini beberapa contoh cara menulis kutipan dalam tiap-tiap bab
Pada bab pendahuluan, kutipan harus diitulis dengan cara kutipan tak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pendahuluan haruslah diiisi dengan ide-ide yang ditawarkan penulis
Contoh:
Hal ini disebabkan dari pengaruh globalisasi. Globalisasi merupakan koneksi global
ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di
seluruh penjuru dunia dan masuk ke dalam kesadaran kita (Barker, 2004)
Contoh:
Di lain bagian, Nunan (1992: 80) menyatakan bahwa “while internal validity is
10
• Tidak diperkenankan menulis definisi istilah-istilah yang telah umum diketahui,
Contoh:
The values for the discrimination and difficulty parameters per indicator and per level
(Almond, 2010)
assessment is expected to be fairly low because of the many confounds involved, like
Contoh:
multiplechoice tests and short-answer questions, often measure superficial skills and are
deprived of the context in which knowledge and skills are applied (Shute et al., 2016).
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari penulisan makalah ini adalah terdapat
beberapa peraturan atau model cara untuk menulis referensi dan mengutip teori
dalam penulisan karya ilmiah supaya lebih sistematis dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aida, N. 2014. Hubungan Antara Tingkat Jabatan Fungsional Peneliti dengan Penggunaan
Bahan Perpustakaan Sebagai Rujukan, Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi,
Vol 5, nomor 1, hal 31-40.
Baskoro, D.G. (2013, April ). Plagiarisme Dan Pembuatan Sitasi. Materi Pelatihan Kursus
Pelatihan Instruktur Literasi Informasi. Universitas Padjajaran Bandung.
Hermanto. 2004. Kajian Kemutakhiran Referensi Artikel Ilmiah pada beberapa Jurnal
Ilmiah Penelitian Pertanian, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 13, Nomor 1, hal 1-
6
Istiana, P. 2013. Membuat Sitasi dan Daftar Pustaka. Makalah disampaikan pada
Workshop Literasi Informasi bagi Pustakawan. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
14