Anda di halaman 1dari 11

Kutipan Dan Acuan

A.Pengertian Kutipan dan Acuan


Kutipan biasanya disebut menguntip dapat juga diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengambil,
memungut dan meminjam suatu defenisi atau istilah dari para ahli.
Artinya, menguntip adalah meminjam suatu pendapat dari seorang
pengarang atau pembicara dengan kaidah atau aturan pengutipan.
Kutipan ini dapat besumber dari majalah, tabloid, buku-buku,
laporan penelitian, makalah yang diseminarkan dan artikel yang
dimuat dalam buku atau jurnal serta pendapat dari pembicara.
Acuan adalah penyebuatan sumber gagasan yang ditulis di dalam teks
sebagai pengakuan kepada pemilik gagasan bahwa penulis tidak
melakukan penjiplakan. Acuan memuat nama pengarang, tahun dan
nomor halaman yang dikutip. Nama pengarang yang digunakan dalam
acuan hanya nama akhirnya saja. Acuan dapat ditulis di tengah atau di
akhir kalimat.
Dalam sebuah karangan ilmiah, sering kali ditemukan peneliti yang
tidak mencatumkan sumber acuan dalam daftar pustaka, padahal
didalam isi karangan ilmiahnya banyak ditemukan kutipan. Apabila
sumber acuan tidak dicantumkan dalam karangan, maka penulis yang
menguntip disebut plagiat atau mencuri pikiran orang lain. Dalam
menulis karangan ilmiah, hal itu tidak dibenarkan dan merupakan hal
yang tidak baik.
B. Fungsi Acuan
fungsi dari acuan antara lain:
1.Acuan dapat memperkuat gagasan atau pikiran seseorang, karena apa yang
dipikirnya sesuai dengan pakar lain.
2.Acuan dapat dijadikan sebagai ilustrasi dari suatu penjelasan.
3.Acuan dapat dijadikan sebagai bandingan antar pikiran seseorang.
4.Acuan dapat dijadikan landasan dalam mengemukakan gagasan atau pikiran
dalam karangan ilmiah yang akan ditulis.
5.Acuan dapat dijadikan sebagai pernyataan kebertanggungjawaban dari seorang
penulis.
C.Syarat-syarat Acuan
1.Sumber acuan berasal dari buku, jurnal, laporan penelitian dan makalah seminar.
2.Sumber acuan hendaklah relevan dengan karangan yang akan ditulis atau membahas hal yang
sama dengan yang sedang kita tulis.
3.Sumber acuan (relatif) masih baru. Karya-karya yang baru juga mengandung informasi yang
baru pula dan karya-karya yang dikatakan baru berkisar 3-5 tahun terakhir.
4.Sumber acuan hendaklah bersumber dari artikel-artikel dalam jurnal ilmiah, karena jurnal
ilmiah dapat dianggap sebagai sumber utama (primer).
5.Sumber acuan, seperti buku-buku teks, artikel nonpenelitian, makalah seminar, artikel dalam
surat kabar atau majalah, dan kutipan secara lisan dianggap sebagai sumber kedua (sekunder)
6.Sumber acuan hendaklah berasal dari sumber asli. Artinya, penulis sering kali menguntip apa
yang telah dikutip oleh penulis lain, bukan penulis pertama.
7.Informasi yang dikutip jangan terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Kutipan yang
panjang dapat merusak informasi atau gagasan yang hendak disampaikan.
D. Bentuk dan Cara Pengutipan dan Acuan
Berdasarkan jenisnya kutipan dibedakan atas dua, yaitu kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang persis sama dengan
yang tertulis atau dikutip. Kutipan langsung ditandai dengan tanda petik dua (“…”).
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengutip bagian inti atau pokok-
pokok suatu pikiran tersebut dikembangkan dengan bahsa sendiri.
Kutipan langsung dibedakan atas kutipan langsung pendek dan kutipan langsung
panjang. Kutipan langsung pendek biasanya kurang dari empat baris, sedangkan
kutipan langsung panjang lebih dari empat baris. Kutipan langsung pendek ditulis
dengan cara memasukkan atau mengintegrasikan pada paragraf yang memuat
kutipan itu dan ditulis di antara tanda kutip. Sebaliknya, kutipan langsung panjang
dituliskan terpisah dari kalimat atau teks yang mendahului dan kalimat yang
mengikutinya serta tidak di tulis di antara tanda kutip.
Berikut ini contoh kutipan langsung pendek yang ditulis dengan tanda petik.
Satu peristiwa pokok yang menjadi pusat penceritaan ini yang disebut tema.
Nurgiyantoro (2013: 115) menyatakan bahwa “tema adalah gagasan atau makna
dasar umum yang menopang sebuah sebuah karya sastra”.
Berikut ini contoh kutipan langsung panjang yang ditulis tanpa tanda petik.
….Seiring dengan itu, Djojosuroto dan Pangkarego (2000: 78) menganggap
pendekatan semiotik sebagai berikut:
pendekatan semiotik berasumsi bahwa karya sastra memiliki sistem sendiri,
yang memiliki dunianya sendiri, sebagai suatu realitas yang hadir atau dihadirkan
dihadapan pembaca yang didalamnya terkandung potensi komunikatif yang ditandai
dengan adanya lambang-lambang kebahasaan yang khas yang memiliki nilai artistik
dan dramatik.
Berikut ini contoh kutipan tidak langsung yang ditulis tanpa tanda petik.
….Tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu”. Artinya, “sesuatu” itu
berupa hal-hal yang bersifat nyata dan bisa ditangkap oleh pancaindra manusia,
yang kemudian melalui sebuah proses mewakili “sesuatu” yang ada pada kognisi
atau pikiran manusia. Peirce menjelaskan bahwa “sesuatu” yang bersifat nyata
tersebut adalah “perwakilan” yang disebut representamen (atau ground), sedangkan
“sesuatu” yang ada pada kognisi object. Proses dari representamen ke object.
Disebut semiosis. Kemudian, ada satu proses yang merupakan lanjutan yang
disebut interpretant (proses penafsiran) (Pierce dalam Hoed (2011: 3-4).
Di samping bentuk dan cara pengutipan di atas, penulis juga dapat menentukan cara
pengacuan dengan menggunakan tanda kurung dan catatan kaki (footnote).
Pengacuan yang menggunakan tanda kurung, yaitu dengan menempatkan nama
pengarang (hanya nama akhir), tahun terbit, dan nomor halaman di dalam teks.
Apabila acuan ditempatkan sebelum teks kutipan, maka nama pengarang dituliskan
di dalam kurung. Sebaliknya, acuan yang sesudah teks kutipan, maka nama
pengarang, tahun dan nomor halaman dituliskan di dalam kurung, perhatikan
perbandingan kedua
contoh penulisan acuan kutipan di bawah ini.
Moeliono (1989: 6) menyatakan bahwa tata bahasa Indonesia harus disusun
berdasarkan kaidah pemakaian bahasa Indonesia itu sendiri.
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis
krediabilitas (perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, dan triangulasi),
transferbilitas, dan konfirmabilitas (Moleong, 2005: 324).
Adapun sumber kutipan yang menggunakan catatan kaki adalah (a) nama
penulis (tanpa dibalik) yang diikuti dengan tanda koma, (b) judul, (c) tempat terbit
dan penerbit serta tahun terbit (ditulis di dalam kurung) yang diikuti oleh tanda
koma setelah kurung, (d) hal (dituliskan halaman yang dikutip).
E.Penulisan Catatan Kaki
Dilihat dari segi isinya catatan kaki (footnote) dibedakan atas dua macam yaitu:
a)Catatan kaki berisi referensi,
b)Catatan kaki berisi keterangan tambahan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai