Anda di halaman 1dari 28

ETIKA PENULISAN

ILMIAH
Pertemuan ke - 7
SITASI
Sitasi didefinisikan sebagai daftar pustaka dari
sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip
oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka
dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi
PENGERTIAN dokumen yang mengutip, yang secara
SITASI khusus  mengkaji  pengarang dan karya-karya lain.

Sitasi juga dapat diartikan sebagai referensi


intelektual ke sumber yang diterbitkan atau tidak
diterbitkan dengan mengutip sebuah buku, penulis
atau publikasi yang ada untuk mendukung fakta.
JENIS SITASI

Gaya sitasi menentukan informasi yang diperlukan dalam kutipan dan


bagaimana informasi tersebut dituliskan, serta tanda baca dan pemformatan
lainnya. Lalu, bagaimana cara memilih gaya sitasi yang tepat?
Ada banyak cara mengutip sumber untuk pendekatan penelitian. Gaya sitasi
terkadang tergantung pada disiplin akademis yang terlibat. Sebagai contoh:
1. Gaya APA (American Psychological Association) digunakan dalam
bidang Pendidikan, Psikologi, dan Ilmu Pengetahuan
2. Gaya MLA (Modern Language Association) digunakan dalam bidang
Humaniora
3. Gaya Chicago / Turabia umumnya digunakan dalam Bisnis, Sejarah, dan
Seni Rupa.
4. Gaya Oxford, Harvard; ASA (American Sociological Association);
AAA (American Sociological Association); CSE (American
Sociological Association); CBE (American Sociological Association).
SUMBER SITASI

1. Buku, Judul buku, penerbit, tanggal penerbitan, nomor halaman, Nomor


Buku Standar Internasional (ISBN).
2. Jurnal, Penulis, judul dalam pengertian artikel, judul jurnal, tanggal
publikasi, nomor halaman.
3. Koran, Penulis, judul artikel, nama surat kabar, judul bagian, dan nomor
halaman jika diinginkan, tanggal publikasi.
4. Situs web, Penulis, judul artikel dan publikasi, URL, tanggal ketika situs
diakses, Digital Object Identifier (DOI).
5. Sajak, Garis miring spasi biasanya digunakan untuk menunjukkan baris
yang terpisah dari sebuah puisi, dan kutipan tanda kurung biasanya
menyertakan nomor baris
CARA MEMBUAT SITASI

Anda dapat menggunakan karya orang lain ke dalam tulisan Anda melalui tiga
cara, yaitu:
1. Kutipan/Quote (Quotations)
Kutipan harus sama dengan sumber yang digunakan. Hanya mengutip frasa,
baris, atau bagian yang relevan dengan subjek Anda dan tidak mengubah
ejaan atau tanda baca dari kutipan aslinya.
2. Parafrase (Paraphrasing)
Parafrase melibatkan Anda dalam penulisan, frasa demi frasa dari sumber
Anda tulis kembali menjadi kata-kata Anda sendiri. Bagian Anda harus
memiliki panjang yang sama atau lebih pendek dari bagian aslinya. Parafrase
berarti penulisan ulang lengkap dari bagian sumber yang digunakan dan
bukan hanya penataan ulang kata-kata.
3. Meringkas (Summarizing)
Meringkas termasuk menempatkan ide utama suatu bagian ke dalam kata-
kata Anda sendiri. Ringkasan jauh lebih pendek daripada bagian sumber
aslinya. Pastikan untuk tidak mengubah arti sebenarnya dari bagian ini sambil
meringkas ide utama.
CATATAN KAKI
(FOOTNOTE)
Catatan kaki (Footnote) adalah keterangan-
keterangan atas teks/naskah/tulisan yang
ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang
bersangkutan.

Menurut Keraf (1971:190), catatan kaki adalah


PENGERTIAN berbagai keterangan tambahan dari bagian-bagian
CATATAN KAKI naskah tulisan ilmiah yang diletakkan di kaki
halaman (di bawah), dan jika keterangan tersebut
ditulis di akhir tulisan atau bab.

Pengertian catatan kaki Menurut Prof. Dr. Gorys


Keraf dalam bukunya KOMPOSISI Terbitan Nusa
Indah, catatan kaki adalah keterangan-keterangan
atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki
halaman karangan yang bersangkutan.
TUJUAN MEMBUAT CATATAN KAKI

1. Pembuktian untuk menunjukkan tempat/sumber bahwa yang disebutkan


pada tulisan telah dibuktikan orang lain.
2. Memberi apresiasi yaitu penghargaan dan rasa terima kasih pada orang
yang telah dikutipnya
3. Menyampaikan keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar
persoalan dalam teks, biasanya berupa: inti cerita, informasi tambahan,
pandangan lain, komentar, penjelasan tidak penting, dan sebagainya
4. Merujuk bagian lain dalam tulisan sebagai referensi melihat bagian lain
dalam tulisannya, biasanya dengan singkatan-singkatan tertentu
TEKNIK PEMBUATAN CATATAN KAKI

1. Harus disediakan ruang secukupnya di bagian bawah halaman tulisan


2. Beri garis di bagian bawah baris terakhir dari teks dil tiap halaman
3. Beri nomor penunjukan di bawah garis dengan jarak cukup dan menjorok
ke dalam 5-7 ketukan
4. Catatan kaki baris pertama dituliskan setelah nomor penunjukan
5. Jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari tepi margin, tanpa ikuti penjorokan
baris pertama
6. Jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antar catatan kaki 2 spasi kalau
ada dalam halaman yang sama
SINGKATAN DALAM CATATAN KAKI

1. Ibid.  
 Merupakan singkatan dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya ‘pada
tempat yang sama’
 Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang
telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain.
 Jika yang dikutip halamannya masih sama seperti kutipan sebelumnya,
cukup kata ibid.
 Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka kata ibid. diikuti
halaman …
 Kata ibid. biasanya dituliskan dengan huruf miring atau digarisbawahi

Contoh:
1
 Ibid.
2
 ibid. hlm. 63
SINGKATAN DALAM CATATAN KAKI

2. Op. Cit.
1. Singkatan dari Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya ‘pada karya
yang telah dikutip’
2. Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya,
tetapi telah diselingi sumber lain  Halaman yang dikutip BERBEDA
3. Penulisannya: nama pengarang, op.cit., nomor halaman
4. jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah
nama harus diikuti judul bukunya

Contoh:
Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, Yogyakarta: Viro Bolio, 2004, hlm.
34
Batubara, op. cit. hlm 90
SINGKATAN DALAM CATATAN KAKI

3. Loc. cit.
 Singkatan dari Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya ‘pada tempat
yang telah dikutip’
 Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya,
tetapi telah diselingi sumber lain  Halaman yang dikutip SAMA
  Penulisannya: nama pengarang, loc.cit.
  jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah
nama harus diikuti judul bukunya

Contoh
Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, Yogyakarta: Viro Bolio, 2004, hlm. 34
Batubara, loc. cit.
SINGKATAN DALAM CATATAN KAKI

Singkatan-singkatan catatan kaki lainnya


 Supra = di atas, sudah terdapat lebih dulu pada teks yang sama
 Infra = di bawah, lihat artikel/tulisan yang sama di bawah
 C atau ca. = singkatan circa yang artinya kira-kira/sekitar untuk tahun yang
meragukan
 Cap atau chap = singkatan caput (Latin) atau chapter (Ing.) yang berarti bab
 Et.seq = singkatan et sequens artinya halaman-halaman berikutnya
 Passim = tersebar sana-sini, kompilasi
 C.f. atau conf. = bandingkan dengan.
KUTIPAN
kutipan adalah suatu kegiatan menuliskan satu
kalimat   atau lebih dari karya tulis lain yang dapat
PENGERTIAN dipertanggungjawabkan untuk tujuan memberikan
KUTIPAN ilustrasi atau memperkuat argumen penulis dalam
penyusunan karya ilmiahnya.
FUNGSI KUTIPAN

1. Kegiatan pengutipan dapat menghindari pengutip dari kegiatan


plagiarisme;
2. Membantu pembaca yang ingin memahami lebih lanjut tentang ide
pengutip;
3. Sumber pengutipan yang digunakan dapat memberikan nilai terhadap
karya ilmiah yang sedang atau telah dibuat;
4. Pengutipan yang tepat akan mengamankan penulis pada ide orang lain
yang salah; dan
5. Menguatkan tulisan pengutip melalui kutipan yang dimuat dalam karya
ilmiah.
TUJUAN KUTIPAN

1. Menyediakan konteks yang memadai dari suatu karya ilmiah sehingga


pihak lain dapat melakukan analisis kritis,  pembacapun bisa menilai
apakah kesimpulan penulis dapat diterima atau tidak.
2. Memberikan sumber serta bahan-bahan terkait sehingga karya ilmiah
dapat dipahami oleh audiens.
3. Membangun kredibilitas sang penulis di mata audiens, serta
menyampaikan kepada para pembaca posisi penulis makalah dalam
mazhab pemikiran yang dikajinya.
4. Menyampaikan contoh-contoh alternatif gagasan, data atau kesimpulan
untuk diperbandingkan atau dikontraskan satu sama lain.
5. Mengakui dan menghargai sumber karya ilmiah baik itu berupa ide
maupun data, sehingga menjaga martabat penulis karena kejujuran
intelektualnya.
PRINSIP KUTIPAN

1. Sebagai pengutip tidak diperkenankan untuk mengubah apapun, kata atau


kalimat, meski bertujuan untuk membenarkan ejaan atau sebagainya.
2. Dalam mengutip gagasan seseorang, pengutip diperbolehkan
menghilangkan beberapa kata atau kalimat yang dikiranya tidak
mengubah arti atau makna dari gagasan yang dikutip.
3. Sebelum mengutip, pengutip harus mempertimbangkan terlebih dahulu
apakah kutipan tersebut perlu dilakukan atau tidak.
4. Pengutip harus memperhatikan ketelitian dan ketepatan kutipan,
termasuk penting atau tidak kutipan dilakukan.
5. Perhatikan teknik dan jenis kutipan. Sebaiknya jangan terlalu sering
menggunakan jenis kutipan langsung.
JENIS KUTIPAN

1. Kutipan Langsung
Dalam penulisan kutipan langsung, penulis mengutip tulisan orang lain
apa adanya tanpa mengubah isi tulisan yang dikutipnya.
Pengutipan ini dapat digunakan apabila penulis menganggap perlu
adanya penegasan terhadap pernyataan yang penulis ungkap dalam karya
ilmiahnya.

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah suatu kutipan yang menyajikan gagasan
orang lain dengan cara menyatakan kembali gagasan tersebut dengan
kalimat atau gaya bahasa sendiri.
Kalimat yang digunakan penulis berbeda dengan gagasan orang lain yang
terdapat dalam sumber aslinya dan memiliki esensi yang sama.
Pengutipan tidak langsung merupakan hasil interpretasi pengutip yang
diperoleh setelah membaca bahan bacaan atau sumber rujukan.
ETIKA PUBLIKASI
KARYA ILMIAH
Etika publikasi ilmiah merupakan pernyataan kode
etik semua pihak yang terlibat dalam proses
publikasi jurnal ilmiah yaitu pengelola, editor, mitra
bestari, dan penulis (author). 

PENGERTIAN Kode Etika Publikasi Ilmiah pada intinya


menjunjung tiga nilai etika dalam publikasi, yaitu (i)
Kenetralan, yakni bebas dari pertentangan
kepentingan dalam pengelolaan publikasi; (ii)
Keadilan, yakni memberikan hak kepengarangan
kepada yang berhak sebagai pengarang; dan (iii)
Kejujuran, yakni bebas dari duplikasi, fabrikasi,
falsifikasi, dan plagiarisme dalam publikasi.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola
Jurnal

1. Menentukan nama jurnal, lingkup keilmuan, keberkalaan, dan pengajuan


akreditasi apabila diperlukan.Menentukan keanggotaan dewan editor.
2. Mendefinisikan hubungan antara penerbit, editor, mitra bestari, dan pihak lain
dalam suatu kontrak.
3. Menghargai hal-hal yang bersifat rahasia, baik untuk peneliti yang berkontribusi,
pengarang/penulis, editor, maupun mitra bestari.
4. Menerapkan norma dan ketentuan mengenai hak atas kekayaan intelektual,
khususnya hak cipta.
5. Melakukan telaah kebijakan jurnal dan menyampaikannya kepada
pengarang/penulis, dewan editor, mitra bestari, dan pembaca.
6. Membuat panduan aturan dan etika perilaku bagi editor dan mitra bestari.
7. Mempublikasikan jurnal secara teratur.
8. Menjamin ketersediaan sumber dana untuk keberlanjutan penerbitan jurnal.
9. Membangun jaringan kerja sama lembaga penelitian dan instansi terkait
10. Mempersiapkan perizinan dan aspek legalitas lainnya.
Tugas dan Tanggung Jawab
Editor

1. Mempertemukan kebutuhan pembaca dan penulis,Mengupayakan peningkatan mutu


publikasi secara berkelanjutan,
2. Menerapkan proses untuk menjamin mutu karya tulis yang dipublikasikan,
3. Mengedepankan kebebasan berpendapat secara objektif,
4. Memelihara integritas rekam jejak akademik penulis,
5. Menyampaikan koreksi, klarifikasi, dan permintaan maaf apabila diperlukan,
6. Bertanggung jawab terhadap gaya dan format penulisan karya tulis ilmiah, sedangkan isi
dan segala pernyataan dalam karya tulis merupakan tanggung jawab penulis,
7. Secara aktif meminta pendapat penulis, pembaca, mitra bestari, dan anggota dewan editor
untuk meningkatkan mutu publikasi,
8. Melakukan evaluasi internal secara berkala terhadap kualitas jurnal ilmiah
9. Mendukung inisiatif penulis tentang etika publikasi dengan menyertakan formulir klirens
dalam setiap pengajuan naskah
10. Berpikiran terbuka terhadap pendapat baru atau pandangan orang lain yang mungkin
bertentangan dengan pendapat pribadi untuk kemajuan ilmu pengetahuan,
11. Menghindari keputusan yang bersifat objektif dengan tidak mempertahankan pendapat
sendiri, penulis atau pihak ketiga dengan mencari jalan keluar yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan,
12. Mendorong penulis untuk melakukan perbaikan karya tulis hingga layak terbit.
Tugas dan Tanggung Jawab
Mitra Bestari

1. Menelaah karya tulis dan menyampaikan hasil telaahan kepada editor, sebagai
bahan penentuan kelayakan suatu karya tulis untuk diterbitkan,
2. Penelaah tidak melakukan telaah ilmiah atas karya tulis yang melibatkan dirinya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
3. Memberikan saran, masukan dan rekomendasi positif terhadap manuskrip karya
tulis ilmiah, 
4. Menjaga privasi penulis dengan tidak menyebarluaskan hasil koreksi, saran, dan
rekomendasi terhadap suatu manuskrip,
5. Mendorong penulis melakukan perbaikan karya tulis,
6. Menelaah kembali karya tulis yang telah diperbaiki sesuai dengan standar yang
telah ditentukan,
7. Karya tulis ditelaah tepat waktu sesuai gaya selingkung terbitan berdasarkan
kaidah ilmiah (metode pengumpulan data, legalitas pengarang, kesimpulan, dan
lain-lain) yang telah ditetapkan.
Tugas dan Tanggung Jawab
Penulis

1. Memastikan bahwa yang termasuk dalam daftar penulis telah memenuhi kriteria
sebagai penulis,
2. Bertanggung jawab secara kolektif untuk pekerjaan dan isi artikel meliputi
metode, analisis, perhitungan, dan rinciannya.
3. Menyatakan asal sumber daya (termasuk pendanaan), baik secara langsung
maupun tidak langsung.
4. Menjelaskan keterbatasan dalam penelitian.
5. Menanggapi komentar yang dibuat oleh mitra bestari dan dewan redaksi secara
profesional ilmiah dan tepat waktu.
6. Menginformasikan secara tertulis kepada editor jika akan menarik kembali karya
tulisnya.
7. Membuat pernyataan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah
asli, dan belum pernah dipublikasikan di manapun dan dalam bahasa apapun, dan
tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain.
Kepatuhan Etis

1. Artikel penelitian yang melaporkan penelitian hewan atau klinis harus, jika perlu,
mengandung pernyataan bahwa mereka telah diperlakukan dengan persetujuan
komite etika hewan atau manusia. 
2. Semua studi ilmiah harus dilakukan sesuai dengan pedoman nasional dan lokal
yang relevan. 
3. Setiap penulis menjamin bahwa lembaga penelitiannya telah sepenuhnya
menyetujui protokol untuk semua studi ilmiah yang melibatkan hewan atau
manusia dan semua eksperimen dari segala jenis dilakukan sesuai dengan prinsip
etika penelitian setelah persetujuan komite etika.
TERIMA
KASIH

28

Anda mungkin juga menyukai