Anda di halaman 1dari 8

c

MKCU
Universitas Mercu Buana
Modul 7
Penulisan Bibliografi/Daftar Pustaka
TIK :
Mahasiswa mampu memahami pengertian bibliografi, fungsi bibliografi, dan unsur-unsur
bibliografi, serta mampu menuliskan bibliografi dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku.

SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM

ð   
   

Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan
adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan
lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebahagian dari karangan
yang tengah digarap.

Bagi orang awam bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana, seorang
calon sarjana. atau seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang
sangat penting. Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana
atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan
apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan
apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca
dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.


 
   
1. Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil
pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
2. Untuk memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat
ditelusuri bila perlu
3. Apabila pembaca berkehendak mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan
Di pihak lain bibliografi dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan
sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula dilihat sebagai pelengkap? Karena bila
seorang pembaca iugin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan
kaki. maka ia dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliografi dapat mengetahui
keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

      

Secara umum daftar pustaka disusun secara à à berdasarkan nama akhir penulis setiap
buku. Data pustaka diketik dari margin kiri; jika lebih dari satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya diketik satu spasi dengan jarak 1 - ,2 cm dari margin kiri. Gelar dan titel akademik
tidak harus dicantumkan, baik dalam kepustakaan maupun dalam catatan kaki.





          
Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama akhirnya diikuti dengan tanda koma,
kemudian nama depan yang diikuti nama tengah dan seterusnya,




      ð    ‰£
Nama penulis yang menggunakan ð  à  à  à  à ‰£  maka ³al´ pada nama akhirnya tidak
dihitung, yang dihitung adalah huruf sesudahnya, contoh: nama Muhammad ibn Idris alSyafi¶iy
diletakkan dalam kelompok huruf S dan ditulis: AlSyafi¶iy, Muhammad ibn Idris.
        
Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama akhir yang diikuti tanda koma,
kemudian diikuti dengan nama depan lalu nama berikutnya,



  
   

Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap
penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang
harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:

(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap, mencakup penulis utama, pendamping
(bila ada) dan editor (bila ada). Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian: nama
sendiri (given name), nama tengah (middle name), nama keluarga (family name). Cara
penulisannya dalam daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih
dahulu
(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya dan nomor edisi (bila ada)
(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa nomor jilid, dan
tebal (jumlah halaman) buku tersebut. Jika data penerbitan tidak ada atau salah satu
datanya tidak ada, maka digunakan singkatan berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
jilid. nomor dan tahun.

Ada penulis yang memberikan suatu daftar bibliografi yang panjang bagi karya yang ditulisnya.
Namun untuk penulisan karya-karya pada taraf permulaan cukup kalau diusahakan suatu daftar
kepustakaan dari buku-buku yang dianggap penting, dan sungguh-sungguh diambil sebagai
pertimbangan atau dijadikan dasar orientasi dalam penyusunan bahan-bahan karya tulis itu.
Bila daftar bibliografinya cukup panjang, biasanya dibuat daftar berdasarkan klasifikasinya. Ada
yang membedakan daftar yang hanya memuat buku artikel majalah, artikel ensiklopedi, harian,
dsb. Ada pula yang membuat daftar berdasarkan kaitannya dengan tema yang digarap: buku-
buku atau referensi dasar, bibliografi khusus dan bibliografi pelengkap.

Persoalan lain yang perlu ditetapkan juga dalam hubungan dengan bibliografi adalah di mana
harus ditempatkan daftar kepustakaan itu? Bila karangan tidak terlalu panjang, misalnya skripsi,
maka cukup dibuat sebuah daftar bibliografi pada akhir karangan itu. Tetapi kalau bukunya
sangat tebal , serta tiap bab cukup banyak bahan-bahan referensinya, maka dapat diusahakan
sebuah bibliografi untuk tiap bab. Dalam hal terakhir ini ada kemungkinan bahwa sebuah karya
dapat disebut berulang kali dalam bab-bab berikutnya.

 !ð! ðð


ððð"ð#ð$ð%
Unsurunsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah:
1. Nama Pengarang (jika ada);
2. Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (à ) maka dicantumkan Judul
Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([]) tentang
jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
3. Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf à ); dan
4. Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halamanhalaman di mana artikel
itu dimuat.
 à





ð!$ð !$&!ð
Unsur referensi esiklopedia yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun Artikel
2. Judul Artikel dalam tanda kutip
3. Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada)
4. Judul Ensiklopedia (dengan huruf à )
5. Jilid
6. Data Penerbitan, dan
7. Halaman yang memuat artikel itu
 à



 !ð'‰ð'ð
Penerbitan yang dapat dijadikan sebagai referensi kepustakaan adalah naskah resmi yang
diterbitkan oleh lembaga pemerintahan himpunan peraturan perundangundangan yang
diterbitkan secara khusus. Dalam hal ini dicantumkan:
1. Nama Lembaga Pemerintahan yang berwenang mengeluarkan peraturan bersangkutan
2. Judul undangundang atau peraturan dan materinya
3. Data Penerbitan.
 à


Referensi seperti tersebut dalam contoh kedua di atas tidak dapat dipakai terutama untuk
penulisan tesis/disertasi karena merupakan sumber sekunder.


"
‰ "
(ð'!ð!
!ð
Untuk sumbersumber yang tidak diterbitkan, misalnya tesis magister, atau disertasi doktor,
maka unsurunsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun
2. Judul (dalam tanda petik), kemudian
3. Keterangan menganai disertasi, tempat dipertahankannya, dan tahunnya
 à



 ðð!  &$%ððð!'ð&ð'
Jika pustaka disusun oleh dua atau tiga orang, maka semua nama pengarang disebutkan
secara lengkap, kecuali nama penyusun yang pertama disebut sesuai ketentuan di atas. Nama
penyusun kedua dan ketiga ditulis seperti biasa. Jika penyusun lebih dari tiga orang, maka
hanya nama penyusun pertama saja yang disebutkan sesuai ketentuan di atas, diikuti oleh
istilah à (kata bukan singkatan, jadi tidak pakai titik, sedang à adalah singkatan dari à ).
Arti istil ah à adalah ³dan kawankawan.´
 à


Sumber kedua di atas (Benjamin, Roger W.,  à ) disusun oleh empat orang. Tiga penulis
lainnya adalah Allan Adrian, Richard N. Blue, Stephen Coleman, yang telah diwakili oleh kata 
à 


#"ð%ð
Untuk buku terjemahan, unsurunsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Pengarang Buku Asli
2. Judul Buku Asli (!à ), diikuti katakata: diterjemahkan oleh, yang langsung diikuti oleh Nama
Penerjemah, kemudian diikuti dengan kalimat: dengan judul, yang langsung diikuti oleh judul
terjemahan ( à ), dan
3. Data Penerbitan.
 )Kalau buku terjemahan itu tidak diketahui judul aslinya, maka setelah nama pengarang,
disebutkan judul terjemahannya, diikuti katakata: diterjemahkan oleh, lalu nama penerjemah,
tanpa menyebutkan lagi judul terjemahannya, karena telah disebut sebelumnya.
 à


Jika tidak diketahui judul aslinya:


&ð''ðð'(ð'""(ð!ð
ðð$
!%
Nama seorang pengarang yang mempunyai dua buku atau lebih yang digunakan dalam
penulisan, disebutkan lengkap hanya sekali. Untuk bukunya yang kedua dan seterusnya,
namanya diganti dengan garis sepanjang tujuh ketukan diikuti oleh titik, diikuti nama bukunya
( à ), jilidnya (kalau ada), kumudian data penerbitannya.
 à



 ðð(ð'""ð'ðð
$ð!
Jika pustaka yang dipakai menumpang pada buku lain (sebagai à ), maka unsur yang
perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Pengarang Buku yang Menumpang
2. Lalu Nama Bukunya ( à ), diikuti dengan kata ³Dalam´ lalu nama pengarang buku yang
ditumpangi, kemudian nama bukunya ( à )
3. Jilid (kalau ada), kemudian
4. Data Penerbitannya.
 à


 )Tahun terbit dapat juga diletakkan setelah nama pengarang.

Anda mungkin juga menyukai